TINJAUAN KASUS
pneumonia, maka penulis menyajikan suatu kasus yang penulis amati mulai
tanggal 25 Mei 2015 sampai dengan 29 Mei 2015 dengan data pengkajian tanggal
25 Mei 2015 pukul 07.00 WIB. Anamnesa dilakukan dengan anak pertama pasien
3.1 Pengkajian
Pasien adalah seorang pria bernama “R” berusia 68 tahun, beragama Islam,
dirawat di rumah sakit sejak tanggal 25 April 2015 dengan diagnosa medis
Tanggal 17 April 2015 pasien dibawa ke Rumah Sakit Adi Husada dengan
keluhan anggota badan sebelah kiri tidak bisa di gerakkan, pasien dirawat di RS
Tanggal 21 April pasien dibawa ke RS PHC Surabaya dengan keluhan tidak bisa
makan dan tidak bisa kencing. Pasien dirawat di RS PHC selama 2 hari. Pasien
54
keluar rumah sakit PHC dengan terpasang sonde dan kateter urin. Dua hari
Tanggal 25 April 2015 pasien dibawa ke IGD RSAL dengan keluhan sesak nafas.
Kondisi pasien saat di IGD lemah, GCS 446, tekanan darah 133/67 mmHg, nadi
104x/m, RR 33x/m, suhu 36,8 OC. Dilakukan pemeriksaan cek darah lengkap, cek
gula darah, cek elektrolit serum, kimia klinik, BGA ,EKG, foto thorax. Dilakukan
tindakan pasang infus RL, injeksi ranitidin 1 ampul, injeksi primperan 1 ampul,
Pasien dirawat di ruang ICU IGD selama 2 hari. Lalu pasien pindah ke ruang
Paviliun IV paru. Kemudian tanggal 30 April 2015 pasien dipindah ke ruang ICU
penggantian kateter urin, dan ganti infus set. Tanggal 04 Mei 2015 dilakukan
Saat pengkajian terpasang ETT no. 7,5 (masuk 22cm) tersambung ventilator
mode SIMV, TV/MV 640, PC 28, PS 8, PEEP 8, FiO 2 60%, RR mesin 20x/m, RR
pasien 28 x/m, saturasi O2 100%. Terpasang CVC dan infus triofusin 500ml.
Pasien memiliki riwayat Diabetes Melitus, Hipertensi, dan Stroke sejak tahun
2007.
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.
Genogram :
Keterangan
Laki-laki Hubungan keluarga
Perempuan Pasien
X Meninggal Tinggal serumah
Gambar 3.1 Genogram keluarga Tn. R
1. Keadaan Umum
Kesadaran pasien coma, GCS 1x1. Terpasang ETT no. 7,5 (masuk 22cm)
60%, RR mesin 20x/m, RR pasien 28 x/m. Terpasang CVC dan infus triofusin
500ml dan Ns 500cc. Terpasang folley cateter. Tekanan darah 117/91 mmHg,
nadi 103 x/m, irama reguler, pulsasi teraba kuat, RR 20 x/m, irama reguler suhu
36,5 OC.
2. Persistem
B1 (Breath + airway)
Bentuk dada normochest, pergerakan dada simetris, tidak ada pemakaian otot
bantu nafas, irama napas reguler, terdapat suara napas tambahan ronkhi di setiap
56
lapang paru, tidak ada batuk, tidak ada sianosis, terdapat alat bantu napas ETT no.
7,5 (masuk 22cm) tersambung ventilator mode SIMV, TV/MV 640, PC 28, PS 8,
B2 (Blood)
Suara jantung S1 S2 tunggal, irama jantung reguler, CRT > 2 detik, terpasang
CVP nilainya 17 mmH2O, edema ada di seluruh tubuh, akral hangat kering pucat,
B3 (Brain)
Tingkat kesadaran coma, GCS 1x1, reaksi pupil kanan ada berdiameter 2 mm,
reaksi pupil kiri ada berdiameter 2 mm. Reflek fisiologis tidak ada, reflek
patologis tidak ada, tidak ada meningeal sign. Paralisis ada pada ekstermitas
sinistra. Bentuk hidung simetris, septum di tengah, tidak ada polip, tidak ada
kelainan. Mata simetris, pupil isokor, reflek cahaya +/+, sklera tidak ikterus, tidak
B4 (Bladder )
Distensi kandung kemih tidak teraba, terpasang folley kateter no. 18 FR. Jumlah
B5 (Bowel)
Mukosa bibir lembab, lidah bersih, keadaan gigi tidak terdapat gigi palsu, bentuk
abdomen acites, peristaltik usus normal 16x/m, tidak terdapat muntah, tidak
terdapat hematemesis, tidak terdapat melena, terpasang NGT, tidak terjadi diare,
tidak terjadi konstipasi. Tidak ada kelainan abdomen, BAB 1x sehari, diit
B6 (BONE)
Turgor kulit buruk (terdapat edema anasarka), perdarahan di kulit tidak ada, tidak
ikterus, akral hangat kering pucat, pergerakan sendi bebas, kekuatan otot
1111 1111
1111 1111
Tidak ada fraktur, terdapat luka dekubitus pada sakrum berdiameter 5 cm warna
22 Mei 2015
Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Leukosit 38.000 /mm3 4.000-10.000 /mm3
Eritrosit 3,03 /mm3 L : 3,9 – 50 /mm3
P : 4,3 – 6,0/mm3
Hemoglobin 9,5 gr% L : 13-17 gr %
P : 11,5-16 gr %
Hematocrit 27,4 % L : 42-52 %
P : 37-47 %
Platelet 45,8 /mm3 150.000-400.000/mm3
Albumin 2,6 mg/dl 3,5 – 5 mg/ dl
24 Mei 2015
1. Amikacin +
58
2. Piperacilin Tasobactam +
3. Ampisilin Sulbactam –
4. Ciprofloxacin +
5. Ceftriaxone +
6. Ceftazidime +
7. Meropenem +
8. Fosfomicin +
1. Amikacin +
2. Piperacilin –
3. Ampisilin sulbactam +
4. Ciprofoxacin +
5. Ceftriaxone +
6. Ceftazidime +
7. Meropenem +
8. Fosfomicin +
Lain lain
Diapraghma baik
Tulang-tulang baik
Synus rhytm
3.1.5 Terapi
Jesika
60
3.2 Diagnosa Keperawatan
Umur : 68 tahun
62
3.3 Prioritas Masalah
Umur : 68 tahun
64
5.Kaji efek dari pemberian nebulizer 5.Memfasilitasi pencairan dan
dan fisioterapi pernapasan. pengeluaran sekret. Postural drainase
mungkin tidak efektif pada pneumonia
intersisial atau yang disebabkan oleh
eksudat atau destruksi dari alveolar.
6.Kaji setting ventilator tiap 6.memastikan ventilator terpasang
pergantian jaga dengan benar.
7. Kolaborasi dalam pemberian 7.Ventolin, pulmicort, dan Na
terapi ventolin, pulmicort, dan Na Asetilsistein merupakan pengencer
Asetilsistein dahak atau mukolitik.
8. Pantau tanda-tanda vital tiap jam 8. mengkaji tanda dan gejala infeksi
atau komplikasi lain.
2. Kelebihan volume Tujuan : 1.Pantau tanda-tanda vital setidaknya 1.Perubahan parameter dapat menjadi
cairan berhubungan Setelah dilakukan setiap jam. indikasi perubahan status cairan atau
dengan tekanan tindakan keperawatan elektrolit
osmotik rendah,dan selama 3x24 jam 2.Pantau asupan dan haluaran 2.Asupan yang melebihi haluaran
imobilisasi diharapkan balance dapat mengindikasi kan retensi.
cairan seimbang 3.Pantau BUN, Creatinin, elektrolit, 3.BUN, Creat mengindikasikan fungsi
Kriteria Hasil : hemoglobin, dan hematocrit. ginjal, kadar hemoglobin, hematokrit
a) Terbebas dari edema dan elektrolit nmengindikasikan status
anasarka cairan.
b) Bunyi napas bersih, 4.Berikan terapi cairan sesuai 4.Kelebihan cairan IV dapat
tidak ada dispneu atau instruksi dan pantau kecepatan aliran memperburuk kondisi pasien.
ortopneu IV secara cermat.
Hematocrit dan 5.Berikan terapi lasix sesuai advis 5.Mengeluarkan cairan dalam tubuh.
hemoglobin dalam dokter 6.Mengetahui kebutuhan cairan
batas normal 6. Ukur CVP setiap pergantian jaga. pasien.
(Hemoglobin L : 13-17 7.Berikan terapi lasix sesuai advis 7.Lasix merupakan obat diuresis.
gr % & P : 11,5-16 gr dokter
%; Hematocrit L : 42-
52 % P : 37-47 %)
Albumin dalam batas
normal 3,5-5 mg/dl
3. Sindrom disuse Tujuan : 1.Lakukan kontak dengan pasien 1.Orientasi realitas dapat
berhubungan Setelah dilakukan sesering mungkin. meningkatkan kesadaran pasien
dengan penurunan tindakan keperawatan terhadap lingkungannya.
kesadaran. selama 3x24 jam, 2.Hindari posisi yang menyebabkan 2.Meningkatkan sirkulasi dan
kebutuhan pasien penekanan pada salah satu bagian menghindari kerusakan jaringan.
teratasi tubuh dalam waktu yang lama dan
Kriteria hasil : kompresi pembuluh darah.
a.GCS meningkat 3.Inspeksi kulit setiap pergantian 3.Mencegah atau mengurangi
Tidak ada bukti jaga dan lindungi area kulit yang kerusakan kulit.
penurunan gerakan terdapat iritasi.
dada, stimulus batuk 4.Gunakan peralatan pengurang 4.Membantu mencegah kerusakan
b.Tidak ada bukti tekanan bila dianjurkan aau diminta kulit dengan mengurangi tekanan.
konstipasi (bantalan pengapung, kasur
c.Pasien bertekanan udara, atau tempat tidur
mempertahankan tonus khusus)
otot, tidak ada 5.Berikan makanan personde sedikit- 5.Meningkatkan asupan nutrisi pasien
kontraktur sedikit tapi sering.
d.Tidak ada bukti 6.Bantu pasien dalam perawatan 6.Menjaga kebersihan tubuh pasien
kerusakan kulit. hygiene setiap hari. dan mencegah infeksi.
7. Berikan terapi sesuai advis dokter 7.Terapi farmakologi
yaitu ceftazidime, amikacine, apidra,
lantus, amlodipine, sucralfat.
8. Lakukan latihan ROM pasif 8.Mencegah kontraktur otot
66