Anda di halaman 1dari 27

Jugular Venous Pressure (JVP)

dan
Central Venous Pressure (CVP)

Oleh
Ns. Ni Made Dewi Wahyunadi, S.Kep.,M.Kep
Pendahuluan

 Pemantauan hemodinamik adalah


suatu pengukuran terhadap sistem
kardiovaskuler yang dapat dilakukan
baik invasif atau non invasive.

 Non invasive: Pemeriksaan JVP,


mengukur tekanan darah dengan
manset, echocardiografi.
 Invasive: Pemeriksaan CVP
Jugular Venous Pressure
(JVP)
 Jugular Venous Pulse:
The oscillating top of
vertical column of blood
in right IJV that reflects
pressure changes in Right
Atrium in cardiac cycle.
 Bagian yang berosilasi dari
kolom vertikal darah di IJV
kanan yang mencerminkan
perubahan tekanan pada
Atrium Kanan dalam siklus
jantung.
Difference from Carotid Pulse

Venous Pulse Carotid Pulse


More lateral Medial
Wavy, Undulant Forceful, Brisk
Decrease with Inspiration No change
Increase in supine position No change
^with abdominal pressure No change
Double Peaked Single Peak
Obliterated with Pressure Cannot be Obliterated
Better Visible Better palpated
Why Internal Jugular Vein?

 IJV has a direct course to RA. (IJV memiliki


program langsung ke RA)
 IJV is anatomically closer to RA. (IJV secara
anatomis lebih dekat dengan RA)
 IJV has no valves( Valves in EJV prevent
transmission of RA pressure). (IJV tidak
memiliki katup (Katup dalam EJV mencegah
transmisi tekanan RA))
Why Right Internal Jugular
Vein?
 Right jugular veins extend in an almost straight line to
superior vena cava, thus favoring transmission of the
hemodynamic changes from the right atrium. (Vena
jugularis kanan memanjang pada garis yang hampir lurus
ke vena cava superior, sehingga mendukung transmisi
perubahan hemodinamik dari atrium kanan.)

 The left innominate vein is not in a straight line and may be


kinked or compressed between Aortic Arch and sternum,
by a dilated aorta, or by an aneurysm. (Vena innininate kiri
tidak dalam garis lurus dan mungkin tertekuk atau tertekan
antara Aortic Arch dan sternum, oleh aorta yang melebar,
atau oleh aneurisma)
Method Of Examination
1. Persiapkan alat untuk pengukuran JVP
2. Lakukan cuci tangan.
3. Jaga privacy pasien.
4. Pemeriksa hendaknya berdiri di samping kanan bed pasien.
5. Jelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan, kemudian minta persetujuan pasien untuk dilaksanakan tindakan
pemeriksaan.
6. Posisikan pasien senyaman mungkin.
7. Atur posisi tempat tidur/bed pasien pada posisi semifowler (antara 30-45 derajat).
8. Anjurkan pasien untuk menengok ke kiri.
9. Identifikasi vena jugularis.
10. Tentukan undulasi pada vena jugularis (titik teratas pada pulsasi vena jugularis). Caranya adalah bendung
vena dengan cara mengurut vena kebawah lalu dilepas.
11. Tentukan titik angel of Louis pada sternum. Titik tersebut letaknya dekat dengan angulus Ludovici.
12. Dengan mistar pertama proyeksikan titik tertinggi pulsasi vena secara horizontal ke dada sampai titik
manubrium sterni.
13. Kemudian mistar kedua letakkan vertikal dari angel of Louis pada sternum.
14. Lihatlah hasil pengukuran dengan melihat hasil angka pada mistar vertikal (pertemuan antara mistar horizontal
dan vertical). Hasil pembacaan ditambahkan dengan angka 5 cm, karena diasumsikan jarak antara angel of
Louis dengan atrium kanan adalah sekitar 5 cm.
15. Nilai normal dari pengukuran JVP adalah kurang dari 8 cmH2O.
16. Setelah selesai, dokumentasikan hasil, kemudian bereskan alat dan setelah itu lakukan cuci tangan.
17. Lakukan terminasi ke pasien.
Abnormalities of JVP

Low JVP

1. Hypovolaemia.
Elevated (peningkatan) JVP

1. Intravascular volume overload conditions


(Kondisi overload volume intravaskuler ):
a. Right/Left heart failure (Gagal jantung
kanan / kiri)
b. Pulmonary hypertention
c. Valvular Heart Disease (Trikuspid Stenosis
d. Cardiomyopathy
e. Heart tamponade
2. Constrictive pericarditis.
3. Pericardial effusion with tamponade
Central Venous Pressure
(CVP)
 Tekanan vena sentral secara langsung
merefleksikan tekanan pada atrium kanan.
Secara tidak langsung menggambarkan
beban awal jantung kanan atau tekanan
ventrikel kanan pada akhir diastole.
 Menurut Gardner dan Woods nilai normal CVP
adalah 3-8 cmH2O atau 2-6 mmHg.
 Menurut Sutanto (2004) nilai normal CVP
adalah 4 – 10 mmHg.
Lokasi penusukan

1. Vena Jugularis interna kanan (lebih umum


pada kanan)
2. Vena subklavia kanan atau kiri, tetapi duktus
toraks rendah pada kanan
3. Vena brakialis, mungkin tertekuk dan
berkembang menjadi phlebitis

Lumen proksimal kateter arteri pulmonalis, di


atrium kanan atau tepat di atas vena kava
superior
Lokasi penusukan
Peranan Perawat
(Sebelum Pemasangan)

1. Mempersiapkan alat untuk penusukan dan alat-alat


untuk pemantauan

2. Mempersiapkan pasien;
a. memberikan penjelasan tentang tujuan pemantauan
b. mengatur posisi sesuai dengan daerah pemasangan
 Persiapan alat

– Kateter CVP

– Set CVP

– Spuit 2,5 cc

– Antiseptik

– Obat anaestesi lokal

– Sarung tangan steril

– Bengkok

– Cairan NaCl 0,9% (25 ml)

– Plester
Persiapan untuk Pengukuran

 Persiapan Alat
– Skala pengukur/waterpass
– Selang penghubung (manometer line)
– Standar infus
– Three way stopcock
– Plaster/spidol
– Set infus
Cara pengukuran
1. Memberikan penjelasan kepada pasien
2. Megatur posisi pasien terlentang/semifowler
3. Menentukan titik 0 (Zero Point) dg cara menarik garis
pertemuan dari ICS IV dan mid axila line
4. Menentukan titik Zero Balance dengan menggunakan
skala pengukur/water pass
5. Tutup treeway kearah pasien
6. Alirkan cairan ke manometer sampai ke angka 10 – 20
cmH2O
7. Hindari jangan sampai cairan melebihi kapasitas, karena
akan menimbulkan kontaminasi
8. Tutup treeway dari infus dan buka yang kearah pasien,
secara perlahan-lahan cairan akan mengalir sampai
undulasi cairan pada manometer berhenti diangka
tertentu (catat angka)
9. Setelah selesai tutup kembali treeway dan jalankan cairan
infus yang sudah terpasang
10. Kemudian hitung nilai CVP
11. Beri rasa nyaman dan aman pada pasien.
12. Membereskan alat-alat
13. Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai
14. Dokumentasikan
Menghitung Nilai CVP

Yaitu :

Nilai undulasi akhir yang ditunjukan manometer


dikurangi
nilai zero balance
Low CVP
Hipovolemia

Elevated CVP
Hipervolemia/overload
gagal jantung,
embolisme paru.
KOMPLIKASI

Nyeri dan inflamasi pada lokasi


penusukan
Bekuan darah karena tertekuknya
kateter
Perdarahan: ekimosis atau perdarahan
besar bila jarum terlepas
Tromboplebitis (emboli thrombus,
emboli udara, sepsis)
Disritmia jantung
Peran perawat
setelah pengukuran CVP

1. Mencatat nilai tekanan dan perubahan hemodinamik


2. Mengkorelasikan nilai CVP dengan keadaan klinis.
3. Memantau perubahan hemodinamik setelah pemberian
obat-obatan.
4. Mencegah komplikasi & mengetahui gejala & tanda
komplikasi (spt. Emboli udara, balon pecah, aritmia,
kelebihan cairan,hematom, infeksi,penumotorak, rupture
arteri pulmonalis, & infark pulmonal).
5. Memberikan rasa nyaman dan aman pada klien.
6. Memastikan letak alat2 yang terpasang pada posisi yang
tepat, melakukan pemeriksaan foto toraks (CVP, Swan gans).

Anda mungkin juga menyukai