Anda di halaman 1dari 53

Monitoring Hemodinamik dan

Central Venouse Pressure (CVP)

Ns. Hj. Yuldanita, SKep


Pendahuluan
 Pemantauan hemodinamik adalah suatu pengukuran
terhadap sistem kardiovaskuler yang dapat dilakukan
baik invasif atau non invasive. Pemantauan memberikan
informasi mengenai keadaan pembuluh darah, jumlah
darah dalam tubuh dan kemampuan jantung untuk
memompakan darah.

 Pengkajian secara noninvasif dapat dilakukan melalui


pemeriksaan, salah satunya adalah pemeriksaan vena
jugularis (jugular venous pressure).

 Pemantauan hemodinamik secara invasif, yaitu dengan


memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah atau
rongga tubuh
Indikasi Pemantauan Hemodinamik
a. Shock.
b. Infark Miokard Akut (AMI), yg disertai: Gagal
jantung kanan/kiri, Nyeri dada yang berulang,
Hipotensi/Hipertensi.
c. Edema Paru.
d. Pasca operasi jantung.
e. Penyakit Katup Jantung.
f. Tamponade Jantung.
g. Gagal napas akut.
h. Hipertensi Pulmonal.
i. Sarana untuk memberikan cairan/resusitasi cairan,
mengetahui reaksi pemberian obat.
Parameter Hemodinamik
a. Tekanan vena sentral (CVP)
b. Tekanan arteri pulmonalis
c. Tekanan kapiler arteri pulmonalis
d. Tekanan atrium kiri
e. Tekanan ventrikel kanan
f. Curah jantung
g. Tekanan arteri sistemik
Tekanan Vena Sentral
(CVP)
Adalah tekanan dalam vena besar dekat atrium
kanan, mengukur tekanan vena cava
superior(SVC) Karena SVC langsung
berhubungan dengan atrium kanan  = tekanan
atrium kanan.
CVP ≈ end-diastolic right ventricle pressure
CVP refleksi dari volume intravaskular + tonus
vena+ fungsi ventrikel kanan + tekanan
intratorak.
Tekanan Vena Sentral
(CVP)

• Mengukur fungsi jantung kanan langsung dan


jantung kiri tidak langsung
• Pengukuran CVP sebaiknya posisi telentang
tanpa bantal.
• Akses: vena subclavia, jugularis interna, femoral
• Komplikasi berbahaya: tension pneumothorax,
emboli udara.
Central Venouse Pressure
Tekanan vena sentral secara langsung
merefleksikan tekanan pada atrium kanan.
Secara tidak langsung menggambarkan beban
awal jantung kanan atau tekanan ventrikel
kanan pada akhir diastole. Menurut Gardner
dan Woods nilai normal tekanan vena sentral
adalah 3-8 cmH2O atau 2-6 mmHg. Sementara
menurut Sutanto (2004) nilai normal CVP
adalah 4 – 10 mmHg.
Oscilation CVP
10

a
v
mmHg x
c y

0
Gelombang
a: kontraksi atrium, bila melebar indikasi gagal ventrikel kanan, bila tidak ada
ada fibrillasi atau flutter atrium
C : timbul karena penutupan katub tricuspid
V : bulging katub tricuspid kedalam atriun kanan saat ventrikel kanan kontraksi
bila v besar indikasi ada regurgitasi tricuspid
X dan Y : diatolik dan pengosongan atrium
Gelombang CVP

Gelombang CVP terdiri dari, gelombang:

a= kontraksi atrium kanan

c= dari kontraksi ventrikel kanan

x= menggambarkan relaksasi atrium triskuspid

v= penutupan katup trikuspid

y= pembukaan katup trikuspid


Cara Pengukuran CVP

Pengukuran CVP secara nonivasif dapat dilakukan


dengan cara mengukur tekanan vena jugularis.
Secara invasif dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
1) memasang kateter CVP yang ditempatkan pada
vena kava superior atau atrium kanan, teknik
pengukuran dpt menggunakan manometer air atau
transduser,
2) Melalui bagian proksimal kateter arteri pulmonalis
Pengukuran ini hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan sistem transduser.
Pemantauan CVP dengan Manometer

Persiapan untuk pemasangan

a. Persiapan pasien

Memberikan penjelasan pd klien dan kelg ttg:

– tujuan pemasangan

– daerah pemasangan

– prosedur yang akan dikerjakan


b. Persiapan alat
– Kateter CVP
– Set CVP
– Spuit 2,5 cc
– Antiseptik
– Obat anaestesi lokal
– Sarung tangan steril
– Bengkok
– Cairan NaCl 0,9% (25 ml)
– Plester
Persiapan untuk Pengukuran
a. Persiapan Alat
– Skala pengukur
– Selang penghubung (manometer line)
– Standar infus
– Three way stopcock
– Pipa U
– Set infus
b. Cara Merangkai
– Menghubungkan set infus dg cairan NaCl 0,9%
– Mengeluarkan udara dari selang infuse
– Menghubungkan skala pengukuran dengan threeway
stopcock
– Menghubungkan three way stopcock dengan selang infuse
– Menghubungkan manometer line dengan three way
stopcock
– Mengeluarkan udara dari manometer line
– Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 25 cmH2O
– Menghubungkan manometer line dengan kateter yang
sudah terpasang
c. Cara Pengukuran

– Memberikan penjelasan kepada pasien

– Megatur posisi pasien

– Lavelling, adalah mensejajarkan letak jantung (atrium kanan)


dengan skala pengukur atau tansduser

– Letak jantung dapat ditentukan dg cara membuat garis


pertemuan antara sela iga ke empat (ICS IV) dengan garis
pertengahan aksila

– Menentukan nilai CVP, dengan memperhatikan undulasi


pada manometer dan nilai dibaca pada akhir ekspirasi

– Membereskan alat-alat

– Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai


Pemantauan dengan Transduser

Dilakukan pada CVP, arteri pulmonal, kapiler arteri pulmonal, dan


tekanan darah arteri sistemik.
a. Persiapan pasien
– Memberikan penjelasan ttg: tujuan pemasangan, daerah
pemasangan, dan prosedur yang akan dikerjakan
– Mengatur posisi pasien sesuai dengan daerah pemasangan

b. Persiapan untuk penusukan


–instrumen steril untuk tindakan invasif
– Set Kateter sesuai kebutuhan
– Sarung tangan steril
– Antiseptik
– Obat anestesi lokal
– Spuit 2,5 cc
– Spuit 5 cc/10 cc
– Bengkok
– Plester
c. Persiapan untuk pemantauan
– Monitor
– Tranduser
– Alat flush
– Kantong tekanan
– Cairan NaCl 0,9% (1 kolf)
– Heparin
– Manometer line
– Spuit 1 cc
– Three way stopcock
– Penyanggah tranduser/standar infus
– Infus set
– Pipa U
d. Cara Merangkai

– Mengambil heparin sebanyak 500 unit kemudian


memasukkannya ke dalam cairan infuse

– Menghubungkan cairan tsb dg infuse

– Mengeluarkan udara dari selang infuse

– Memasang cairan infus pada kantong tekanan

– Menghubungkan tranduser dg alat infuse

– Memasang threeway stopcock dg alat flush

– Menghubungkan bagian distal selang infus dengan alat flush


– Menghubungkan manometer dg threeway stopcock

– Mengeluarkan udara dari seluruh sistem alat


pemantauan (untuk memudahkan beri sedikit
tekanan pada kantong tekanan)

– Memompa kantong tekanan sampai 300 mmHg

– Menghubungkan kabel transduser dengan monitor

– Menghubungkan manometer dengan kateter yang


sudah terpasang

– Melakukan kalibrasi alat sebelumpengukuran


e. Cara Kalibrasi

– Lavelling

– Menutup threeaway ke arah pasien dan membuka


threeway ke arah udara

– Mengeluarkan cairan ke udara

– Menekan tombol kalibrasi sampai pada monitor terlihat


angka nol

– Membuka threeway kearah klien dan menutup ke arah


udara

– Memastikan gelombang dan nilai tekanan terbaca


dengan baik
Zeroing Transducer

Nurse lakukan:
• Stopcock arah keudara buka, arah kepasien
tutup.
• Tekan automatic zero button pada monitor.
Digital terbaca pada monitor menunjukkan “0”
nol.
• Begitu rujukan angka nol diperoleh stopcock
arah keudara tutup, dan arah kepasien buka.
• Flush sistem dengan cepat.
Peranan Perawat
1. Sebelum Pemasangan
– Mempersiapkan alat untuk penusukan dan alat-
alat untuk pemantauan
– Mempersiapkan pasien; memberikan penjelasan,
tujuan pemantauan, dan mengatur posisi sesuai dg
daerah pemasangan

2. Saat Pemasangan
– Memelihara alat-alat selalu steril
– Memantau tanda dan gejala komplikasi yg dpt
terjadi pada saat pemasangan spt gg irama jtg,
perdarahan
– Membuat klien merasa nyaman dan aman selama
prosedurdilakukan
3. Setelah Pemasangan

– Mendapatkan nilai yang akurat dengan cara:


1) melakukan Zero Balance: menentukan titik
nol/letak atrium, yaitu pertemuan antara garis ICS
IV dengan midaksila,
2) Zero balance: dilakukan pd setiap pergantian dinas
, atau gelombang tidak sesuai dg kondisi klien,
3) melakukan kalibrasi untuk mengetahui fungsi
monitor/transduser, setiap shift, ragu terhadap
gelombang.

– Mengkorelasikan nilai yg terlihat pada monitor


dengan keadaan klinis klien.
– Mencatat nilai tekanan dan kecenderungan
perubahan hemodinamik.
– Memantau perubahan hemodinamik setelah
pemberian obat-obatan.
– Mencegah terjadi komplikasi & mengetahui gejala &
tanda komplikasi (spt. Emboli udara, balon pecah,
aritmia, kelebihan cairan,hematom,
infeksi,penumotorak, rupture arteri pulmonalis, &
infark pulmonal).
– Memberikan rasa nyaman dan aman pada klien.
– Memastikan letak alat2 yang terpasang pada posisi
yang tepat dan cara memantau gelombang tekanan
pada monitor dan melakukan pemeriksaan foto
toraks (CVP, Swan gans).
CVP meningkat

• Overload intravaskular
• Tamponade jantung atau effusi pericardial
• Penyakit katub jantung kanan
• Gagal jantung kanan sekunder terhadap gagal
jantung kiri (mci, MS, AS, cardiomyopathy)
• Gagal jantung kanan
• Gagal jantung kanan karena infark jantung
kanan atau cardiomyopathy
CVP menurun

• Hipovolemia (dehidrasi, pperdarahan)


• Gangguan pada tonus vena (syok sepsis)
CVP normal kadang tak menjamin volume
sirkulasi normal (kompensasi, obat2)
Ventilasi mekanik apalagi dengan PEEP, CVP
meningkat semu.

Anda mungkin juga menyukai