Anda di halaman 1dari 5

SET MONITORING HEMODINAMIK VIAL CVPS

No. Dokumen Revisi Halaman


IKR/LAB/V/SOP-70 5
Rektor
Institut Kesehatan Rajawali

Disahkanoleh :
STANDAR PROSEDUR Tonika Tohri, S.Kp., M.Kes.
OPERASIONAL NIK. 307.101.001
Pemantauan hemodinamik adalah suatu pengukuran terhadap sistem
kardiovaskuler yang dapat dilakukan baik invasif atau noninvasive.
Pemantauan memberikan informasi mengenai keadaan pembuluh darah,
jumlah darah dalam tubuh dan kemampuan jantung untuk memompakan
darah. Pengkajian secara noninvasif dapat dilakukan melalui
PENGERTIAN
pemeriksaan, salah satunya adalah pemeriksaan vena jugularis
(jugular venous pressure). Pemantauan hemodinamik secara invasif,
yaitu dengan memasukkan kateter ke dalam ke dalam pembuluh darah
atau rongga tubuh

Membantumengidentifikasi kondisi pasien, mengevaluasi respon pasien


terhadap terapi, menentukan diagnosa medis, memberikan informasi
TUJUAN
mengenai keadaan pembuluh darah, jumlah darah dalam tubuh dan
kemampuan jantung untuk memompa darah
Peralatan medik dan perawatan di instalasai diupayakan memiiki kondisi
KEBIJAKAN yang optimal untuk melaksanakan pelayanan medik bagi pasien, oleh
tenaga medik atau perawat yang terlatih.
Tekanan vena sentral secara langsung merefleksikan tekanan pada
atrium kanan. Secara tidak langsung menggambarkan beban awal
jantung kanan atau tekanan ventrikel kanan pada akhir diastole.
Menurut Gardner dan Woods nilai normal tekanan vena sentral adalah
3-8 cmH2O atau 2-6 mmHg. Sementara menurut Sutanto (2004) nilai
normal CVP adalah 4 -10 mmHg.

A. Tempat Penusukan Kateter


Pemasangan kateter CVP dapat dilakukan secara perkutan atau dengan
PROSEDUR
cutdown melalui vena sentral atau vena perifer, seperti vena basilika,
vena sephalika, vena jugularis interna/eksterna dan vena subklavia.

B. Gelombang CVP terdiri dari, gelombang berikut


1. a = kontraksi atrium kanan
Gelombang a : diakibatkan oleh peningkatan tekanan atrium pada
saat kontraksi atrium kanan. Dikorelasikan dengan gelombang P
pada EKG
2. c= dari kontraksi ventrikel kanan
Gelombang c : timbul akibat penonjolan katup atrioventrikuler ke
dalam atrium pada awal kontraksi ventrikel iso
volumetrik. Dikorelasikan dengan akhir gelombang QRS segmen
pada EKG
3. x= Menggambarkan relaksasi atrium triskuspid
Gelombang x descent : gelombang ini mungkin disebabkan gerakan
ke bawah ventrikel selama kontraksi sistolik. Terjadi sebelum
timbulnya gelombang T pada EKG
4. v= penutupan katup trikuspid
Gelombang v : gelombang v timbul akibat pengisisan atrium
selama injeksi ventrikel (ingat bahwa selama fase ini katup AV
normal tetap tertutup digambarkan pada akhir gelombang T pada
EKG
5. y= pembukaan katup trikuspid
Gelombang y descendent : diakibatkan oleh terbukanya tricuspid
valve saat diastol disertai aliran darah masuk ke ventrikel kanan.
Terjadi sebelum gelombang P pada EKG

C. Cara Pengukuran CVP


1. Secara nonivasif : Pengukuran tekanan vena jugularis
2. Secara invasif :
a. memasang kateter CVP yang ditempatkan pada vena kava
superior atau atrium kanan, teknik pengukuran dengan
menggunakan manometer air atau transduser
b. melalui bagian proksimal kateter arteri pulmonalis. Pengukuran
ini hanya dapat dilakukan dengan menggunakan sistem
transduser.

D. Tekanan Vena Jugularis


Atur posisi pasien dalam posisi berbaring setengah duduk,kemudian
perhatikan hal berikut
1. Denyut vena jugularis interna, denyut ini tidak bisa diraba tetapi
bisa dilihat. Akan tampak gel a (kontraksi atrium), c (awal
kontraksi ventrikelkatup trikuspid menutup), gel v (pengisian
atriumkatup trikuspid masih menutup)
2. Normal, pengembungan vena setinggi manubrium sterni
3. Bila lebih tinggi berarti tekanan hidrostatik atrium kanan
meningkat, misal pada gagal jantung kanan.Menurut Kadir A
(2007), dalam keadaan normal vena jugularis tidak pernah
membesar, bila tekanan atrium kanan (CVP) naik sampai 10 mmHg
vena jugulais akan mulai membesar. Tinggi CVP= reference
point tinggi atrium kanan ke angulus ludovici ditambah garis tegak
lurus, jadi CPV= 5 + n cmH2O.

E. Pemantauan CVP dengan Manometer


Persiapan untuk pemasangan
1. Persiapan pasien
Memberikan penjelasan pada klien dan tentang tujuan
pemasangan, daerah pemasangan, dan prosedur yang akan
dikerjakan
2. Persiapan alat
a. Kateter CVP
b. Set CVP
c. Spuit 2,5 cc
d. Antiseptik
e. Obat anaestesi local
f. Sarung tangan steril
g. Bengkok
h. Cairan NaCl 0,9% (25 ml)
i. Plester
3. Persiapan untuk Pengukuran
a. Skala pengukur
b. Selang penghubung (manometer line)
c. Three way stopcock
d. Pipa U
e. Standar infus dan Set infus

F. Cara Merangkai
1. Menghubungkan set infus dengancairan NaCl 0,9%
2. Mengeluarkan udara dari selanginfuse
3. Menghubungkan skala pengukuran dengan threeway stopcock
4. Menghubungkan three way stopcock dengan selang infuse
5. Menghubungkan manometer line dengan three way stopcock
6. Mengeluarkan udara dari manometer line
7. Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 25 cmH2o
8. Menghubungkan manometer line dengan kateter yang sudah
terpasang

G. Cara Pengukuran
1. Memberikan penjelasan kepada pasien
2. Megatur posisi pasien
3. Lavelling, adalah mensejajarkan letak jantung (atrium kanan)
dengan skala pengukur atau tansduser
4. Letak jantung
5. dapat ditentukan dg cara membuat garis pertemuan antara sela
iga ke empat (ICS IV) dengan garis pertengahan aksila
6. Menentukan nilai CVP, dengan memperhatikan undulasi
pada manometer dan nilai dibaca pada akhir ekspirasi
7. Membereskan alat-alat
8. Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai

H. Pemantauandengan Transduser
Dilakukan pada CVP, arteri pulmonal, kapiler arteri pulmonal, dan
tekanan darah arteri sistemik.
1. Persiapan pasien
a. Memberikan penjelasan tentang: tujuan pemasangan,
daerah pemasangan, dan prosedur yang akan dikerjakan
b. Mengatur posisi pasien sesuai dengan daerah pemasangan
2. Persiapan untuk penusukan
a. Kateter sesuai kebutuhan
b. Set instrumen steril untuk tindakan invasive
c. Sarung tangan steril
d. Antiseptik
e. Obat anestesi lokal
f. Spuit 2,5 cc
g. Spuit 5 cc/10 cc
h. Bengkok
i. Plester
3. Persiapan untuk pemantauan
a. Monitor
b. Tranduser
c. Alat flush
d. Kantong tekanan
e. Cairan NaCl 0,9% (1 kolf)
f. Heparin
g. Manometer line
h. Spuit 1 cc
i. Three way stopcock
j. Penyanggah tranduser/standar infuse
k. Pipa U
l. Infus set
4. Cara Merangkai
a. Mengambil heparin sebanyak 500 unit kemudian
memasukkannya ke dalam cairan infuse
b. Menghubungkan cairan tersebutdenganinfuse
c. Mengeluarkan udara dari selang infuse
d. Memasang cairan infus pada kantong tekanan
e. Menghubungkan tranduser denganalat infuse
f. Memasang threeway stopcock denganalat flus
g. Menghubungkan bagian distal selang infus dengan alat flush
h. Menghubungkan manometer denganthreeway stopcock
i. Mengeluarkan udara dari seluruh sistem alat pemantauan
(untuk memudahkan beri sedikit tekanan pada kantong tekanan)
j. Memompa kantong tekanan sampai 300 mmHg
k. Menghubungkan kabel transduser dengan monitor
l. Menghubungkan manometer dengan kateter yang sudah
terpasang
m. Melakukan kalibrasi alat sebelumpengukuran
5. Cara Kalibrasi
a. Lavelling
b. Menutup threeaway ke arah pasien dan membuka threeway ke
arah udara
c. Mengeluarkan cairan ke udara
d. Menekan tombol kalibrasi sampai pada monitor terlihat angka
nol
e. Membuka threeway kearah klien dan menutup ke arah udara
f. Memastikan gelombang dan nilai tekanan terbaca dengan baik

UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai