PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Tujuan penulisan ini adalah untuk dapat menggambarkan pengelolaan asuhan keperawatan
pada Ny. S dengan bronkopneumonia di Ruang Sadewa 4 RSD K.R.M.T. Wongsonegoro
D. Manfaat Penulisan
A. Definisi
Bronkopneumonia adalah penyakit infeksi saluran nafas bagian bawah. Bila
penyakit ini tidak segera ditangani, dapat menyebabkan beberapa komplikasi
bahkan kematian. Bronkopneumonia merupakan salah satu bagian dari penyakit
pneumonia. Bronkopneumonia adalah peradangan yang terjadi pada ujung akhir
bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukosa purulen. (M. Raffi Ardian, 2019).
Bronkopneumonia adalah radang pada paru – paru yang mempunyai penyebaran
bercak, teratur dalam area atau lebih yang berlokasi di dalam bronki dan meluas ke
parenkim paru, yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atapun benda asing.
Ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispneu, nafas cepat dan dangkal,
muntah, diare serta batuk kering dan produktif (Nuryati, 2019).
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinis
D. Patofisiologi
Benda yang paling umum masuknya patogen ke paru adalah aspirasi sekresi
orofaring yang mengandung mikroba. Mikroorganisme juga dapat diinhalasi setelah
dilepaskan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau bicara. Akhirnya bakteri
dapat menyebar ke paru melalui aliran darah dari infeksi di semua tempat di tubuh
(Priscillia Le Mone (2019). Sebagian besar penyebab bronkopneumonia adalah
mikroorganisme (jamur, bakteri, virus) dan sebagian kecil oleh penyebab lain
seperti hidrokarbon (minyak tanah, bensin dan sejenisnya). Serta aspirasi
(masuknya isi lambung ke dalam saluran napas). Awalnya mikroorganisme akan
masuk melalui percikan ludah (droplet) invasi ini akan masuk ke saluran pernapasan
atas dan menimbulkan reaksi imunologi dari tubuh. Reaksi ini menyebabkan
peradangan, dimana saat terjadi peradangan ini tubuh akan menyesuaikan diri
sehingga mengakibatkan gejala demam pada penderita. Reaksi peradangan ini akan
menimbulkan sekret. Semakin lama sekret semakin menumpuk di bronkus sehingga
aliran bronkus menjadi semakin sempit dan pasien akan merasa sesak. Selain
terkumpul di bronkus, lama kelamaan sekret akan sampai ke alveolus paru dan
mengganggu sistem pertukaran gas di paru (Cindyka, 2018).
E. Pathway
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
a. Kriteria hasil:
b. Intervensi
Observasi :
1) Identifikasi indikasi dilakukan fisioterapi dada (mis. hipersekresi sputum,
sputum kental dan tertahan, tirah baring lemas)
2) Identifikasi kontraindikasi fisioterapi dada (mis. eksaserbasi PPOK akut,
pneumonia tanpa produksi sputum berlebih, kanker paru)
3) Monitor status pernapasan (mis. kecepatan, irama, suara napas, dan
kedalaman napas)
4) Monitor jumlah dan karakter sputum
5) Monitor toleransi selama dan setelah prosedur
Tindakan :
a. Kriteria Hasil
b. Intervensi
Observasi :
1) Monitor kecepatan aliran oksigen dan posisi alat terapi oksigen
2) Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. oksimetri, analisa gas darah), jika
perlu
3) Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
Tindakan :
3. Hipertermi
a. Kriteria Hasil
b. Intervensi
Observasi
1) Monitor tanda-tanda vital (mis. suhu tubuh, frekuensi nadi, frekuensi
napas dan tekanan darah)
2) Monitor intake dan output cairan
3) Monitor komplikasi akibat demam (mis. kejang, penurunan kesadaran,
kadar elektrolit abnormal, ketidakseimbangan asam basa, aritmia)
Tindakan :
4. Resiko Aspirasi
a. Kriteria Hasil
1) Dispnea menurun
b. Intervensi
Observasi :
1) Monitor tingkatkesadaran, batuk, muntahdankemampuanmenelan
2) Monitor status pernafasan
3) Monitor bunyinafas, terutamasetelahmakan/minum
Terapeutik :
5. Risiko Jatuh
a. Kriteria Hasil
b. Intervensi
Observasi
1) Identifikasi faktor risiko jatuh (mis. Usia >65 tahun, penurunan tingkat
kesadaran, defisit kognitif, hipotensi ortostatik, gangguan keseimbangan,
gangguan penglihatan, neuropati)
2) Identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali setiap shift atau sesuai dengan
kebijakan Institusi
3) Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh (mis.
Lantai licin, penerangan kurang)
4) Hitung risiko jatuh dengan menggunakan skala (mis. Fall Morse Scale,
Humpty Dumpty Scale) jika perlu
5) Monitor kemampuan berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dan
sebaliknya
Terapeutik
1) Pastikan roda tempat tidur selalu dalam keadaan terkunci
2) Pasang handrall tempat tidur
3) Atur tempat tidur dengan posisi rendah
4) Dekatkan bel pemanggil dalam jangkauan pasien
a. Kriteria Hasil
1) Dispnea menurun
3) Diaforesis menurun
4) Napas cuping hidung menurun
5) Takikardi membaik
6) Sianosis membaik
b. Intervensi
Observasi
Umur : 68 tahun
Dx medis : Obsdyspneu,Bronkopneumonia,Edemapulmonum
TerapiIGDRSWN:
SPvasconstart0.05meq,
Injfurosemidextra2amp2x1ampma
sukbilaTDS>120
Injranitidin2x1
ampInjresfar3x
300mg
Injdexametason2x1amp
MasuktherapyRLloading500/
jam,inj.ranitidine50 mg , resfar 300
mg , dexa 5 mg , SP vascon 0.1mecq
BB 50 kg ,levo 750 mg , nebul
combiven +flexotode(jam18.00)
4. Pertahankanoksigenasi12lpmNR AT)
Mdenganposisisemifowler
5. nebul/8jam
6.kolaborasimedisrawatruangsadewa4
OBYEKTIVE
KU
sesakK
esCM
TD
75/54
HR153
RR37
SPO269%roomair100%dgnNRM15lpm
T38.2
Paru SDV+/+,
Rbh+/+, Wh-/-
JantungBJIIIreg,murm
ur(-)Abd datar, BU (+)
N, NT
(-)Akraldingin,nadile
mah(+/+)
RapidantigenhasilnegatifdariAHtang
gal1Juli2022
OBYEKTIVE
KU
sesakK
esCM
TD
75/54
HR153
RR37
SPO269%roomair100%dgnNRM15lpm
T38.2
Paru SDV+/+,
Rbh+/+, Wh-/-
JantungBJIIIreg,murm
ur(-)Abd datar, BU (+)
N, NT
(-)Akraldingin,nadile
mah(+/+)
RapidantigenhasilnegatifdariAHtang
gal1Juli2022
terpasanginfusRL10tpm--
>(tgl28/06/2022)H1ditangankanan
terpasangDC-->(tgl28/06/2022)H1
Pemeriksaanvitalsign:tekanandarahc
enderungrendah , akral teraba
hangat, suhu tubuh dalambatas
normal, nadi teraba kuat dan teratur,
polanafas teratur, saturasi oksigen
baik,
dengansupportoksigendenganNRM1
5lpm
skorEWSS:7(merah)
terpasanginfusRL10tpm--
>(tgl28/06/2022)H1ditangankanan
terpasangDC--
>(tgl28/06/2022)H1Terpasa
ngSPVascon0,1meq
Pemeriksaanvitalsign:tekanandarahc
enderungrendah , akral teraba
hangat, suhu tubuh dalambatas
normal, nadi teraba kuat dan teratur,
polanafas teratur, saturasi oksigen
baik,
dengansupportoksigendenganNRM1
5lpm
skorEWSS:7(merah)
- Memberikanposisisemifowler
- Pertahankanoksigenasibilamasihsesaknafa
s
- PertahankandalammembantuADL
pasiendanpersonalhygiene
- Pertahankandalammemakaimaske
r,mencucitangandanmenjagakebers
ihan
- Lanjutkanprogramdanterapimedis
Programkolaborasi:
- Lanjutkanintervensi
- Programnebulizertiap8jam(co
mbivent:pulmicort)
- JikatambahsesakcekBGA
- laporhasillab(+)
mbivent:pulmicort)
- JikatambahsesakcekBGA
- laporhasillab(+)
1/7/2221:32 Sadewa4 S pasienmengeluhsesaknafas,badanle dr.NURSANTI,Sp.P(DOKT
mas,susahBAB ER)
- AGD
- Konsuldr.ItaSPPD-KGH
PlanTx:
-0215lpmNRM97%
Inf Nacl 0.9% /valamin
20
tpmInjlevofdloxacin75
0mg/24jamInjnac3x300
mg
Injmp62,5mg/
12jamInjranitidi
n2x1amp
INjmecobalamin1x1amp
INjfurosemid1x1amp--
>tundaSPvasconnaik0,2
meq
po:
dulkolaxsupp-->extra
Nebucombi/pulmitiapm8jam
terpasanginfusRL10tpm--
>(tgl28/06/2022)H1ditangankanan
terpasangDC--
>(tgl28/06/2022)H1Terpasa
ngSPVascon0,1meq
Pemeriksaanvitalsign:tekanandarahc
enderungrendah , akral teraba
hangat, suhu tubuh dalambatas
normal, nadi teraba kuat dan teratur,
polanafas teratur, saturasi oksigen
baik,
dengansupportoksigendenganNRM1
5lpm
skorEWSS:7(merah)
terpasanginfusNACL0,9%10tpm
--
>(tgl28/06/2022)H1ditangankan
an
terpasang DC --> (tgl
28/06/2022)
H1TerpasangSPVascon0,1meqn
aik0,2meq
Pemeriksaanvitalsign:tekanandarahc
enderungrendah , akral teraba
hangat, suhu tubuh dalambatas
normal, nadi teraba kuat dan teratur,
polanafas teratur, saturasi oksigen
baik,
dengansupportoksigendenganNRM1
5lpm
skorEWSS:7(merah)
- Memberikanposisisemifowler )
- Pertahankanoksigenasibilamasihsesaknafa
s
- PertahankandalammembantuADL
pasiendanpersonalhygiene
- Pertahankandalammemakaimaske
r,mencucitangandanmenjagakebers
ihan
- Lanjutkanprogramdanterapimedis
Programkolaborasi:
- Lanjutkanintervensi
- Programnebulizertiap8jam(co
mbivent:pulmicort)
- cekBGA(+).hasil(-)
- CekTCM,kirim(-)
- inj.furosemidtunda
- konusldr,Ita(-)
- SPVascon0,2meq
ekgasistol+ ER)
pupilmidrisaismaksimal+/+