Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit infeksi merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama bagi


negara maju dan berkembang. Penyakit infeksi ialah penyakit yang disebabkan
masuk dan berkembang biaknya mikroorganisme, suatu kelompok luas dari
organisme mikroskopik yang terdiri dari satu atau banyak sel seperti bakteri, fungi,
parasit serta virus. Penyakit infeksi terjadi ketika interaksi dengan mikroorganisme
menyebabkan kerusakan pada tubuh host dan kerusakan tersebut menimbulkan
berbagai gejala dan tanda klinis. Mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada
manusia disebut sebagai mikroorganisme patogen (Novard et al., 2019).

Pneumonia merupakan penyakit peradangan parenkim paru yang disebabkan


oleh mikroorganisme bakteri, virus, jamur dan parasit, namun pneumonia juga
disebabkan oleh bahan kimia ataupun karena paparan fisik seperti suhu dan radiasi.
Berdasarkan lokasi anatominya, pneumonia dapat terbatas segmen, lobus, atau
menyebar. Jika hanya melibatkan lobus, pneumonia sering mengenai bronkus dan
bronkiolus 1 2 sehingga sering disebut dengan bronkopneumonia (Djojodibroto,
2012). Angka kejadian pneumonia didunia merupakan masalah kesehatan karena
angka kematiannya tinggi dinegara maju seperti Amerika, Canada dan Eropa.
Terdapat dua juta sampai tiga juta kasus per tahun dengan jumlah kematian rata-rata
45.000 jiwa di Amerika (Misnadiarly, 2008). Angka ini paling besar terjadi pada
anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun, dan dewasa yang berusia lebih dari 75
tahun (Lantu et al., 2016).

Jumlah kasus penyakit pneumonia di wilayah Asia khususnya Philipina


berada pada peringkat ke-4 dengan jumlah kasus sebanyak 53,101 kasus (10,0%)
pada tahun 2013. Sedangkan pada Negara Asia Lainnya yaitu Malaysia memiliki
angka kematian akibat pneumonia yang berada pada peringkat ke-2 dengan jumlah
kasus 9,250 kasus (12,0%) pada tahun 2014 (Malaysia, 2016).
Berdasarkan riset kesehatan dasar tahun 2018 prevalensi penyakit
pneumonia di Indonesia mencapai 1.017.290 kasus. Penyakit pneumonia untuk di
provinsi Kalimantan sendiri Kalimantan Barat menempati peringkat ke-1 dengan
jumlah kasus sebanyak 19.190 kasus, di susul peringkat ke-2 yaitu Kalimantan
Seiatan dengan jumlah sebanyak 16.043 kasus. Untuk Kalimantan Timur sendiri
menempati peringkat ke-3 dengan jumlah kasus sebanyak 13.977 kasus. Peringkat
ke-4 adalah Kalimantan Tengah dengan kasus sebanyak 10.189 kasus dan peringkat
ke-5 di tempati oleh Kalimantan Utara dengan jumlah kasus sebanyak 2.733 kasus
(Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2019).

Faktor resiko yang meningkatkan kematian (mortalitas) akibat pneumonia


merupakan gabungan faktor resiko insiden ditambah dengan faktor tatalaksana di pelayanan
kesehatan meliputi ketersediaan pedoman tatalaksana, ketersediaan tenaga kesehatan
terlatih yang memadai, kepatuhan tenaga kesehatan terhadap pedoman, ketersediaan
fasilitas yang diperlukan untuk pneumonia (obat, oksigen, perawatan intensif), prasarana
dan sistem rujukan . Masalah umum yang muncul pada pasien bronkopneumonia adalah
menggigil mendadak dan dengan cepat menjadi demam, nyeri dada semakin berat saat
batuk, sputum bercampur darah, nafsu makan buruk pada pasien terlihat lelah. Penumpukan
sputum yang berlebihan dapat menyumbat jalan pernafasan, sputum pada dewasa harus
dikeluarkan dengan cepat karena jika terlambat dapat berakibat fatal, maka dari itu kita
sebagai tenaga kesehatan berperan penting dalam pemberian asuhan keperawatan dan
memberi pendidikan kesehatan untuk membantu pasien dalam mengeluarkan sekret atau
sputum, yaitu dengan teknik postural drainage dan batuk efektif, yang bertujuan untuk
mengontrol pernafasan, lalu sekret dapat dikeluarkan dengan batuk efektif, sebelum batuk
efektif dilakukan disarankan pasien untuk minum air hangat agar sputum tidak berat saat
dikeluarkan, jika belum keluar bisa bantu pasien dengan postural drainage adalah suatu
tindakan untuk lepas sekresi dari berbagai segmen paru paru dengan menggunakan
pengaruh gaya grafitasi (Depkes RI, 2012 dalam Ela, 2020).

B. Rumusan Masalah

Bagaiman penatalaksanan pasien bronkopneumonia dengan


ketidakefektifan bersihan jalan napas?
C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk dapat menggambarkan pengelolaan asuhan keperawatan
pada Ny. S dengan bronkopneumonia di Ruang Sadewa 4 RSD K.R.M.T. Wongsonegoro

D. Manfaat Penulisan

1. Pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan

a. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan menjadi panduan dalam


pengelolaan pasien dengan bronkopneumonia.

b. Menjadi sumber informasi dan bahan perbandingan dalam melakukan


asuhan keperawatan bronkopneumonia.

c. Memperluas pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan asuhan


keperawatan pasien dengan bronkopneumonia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Bronkopneumonia adalah penyakit infeksi saluran nafas bagian bawah. Bila
penyakit ini tidak segera ditangani, dapat menyebabkan beberapa komplikasi
bahkan kematian. Bronkopneumonia merupakan salah satu bagian dari penyakit
pneumonia. Bronkopneumonia adalah peradangan yang terjadi pada ujung akhir
bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukosa purulen. (M. Raffi Ardian, 2019).
Bronkopneumonia adalah radang pada paru – paru yang mempunyai penyebaran
bercak, teratur dalam area atau lebih yang berlokasi di dalam bronki dan meluas ke
parenkim paru, yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atapun benda asing.
Ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispneu, nafas cepat dan dangkal,
muntah, diare serta batuk kering dan produktif (Nuryati, 2019).

B. Etiologi

Timbulnya bronkopneumonia disebabkan oleh bakteri virus dan jamur,


antara lain; Bakteri seperti (Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae,
Klebsiella), Virus (Legionella Pneumoniae), Jamur (Aspergillus Spesies, Candida
Albicans), Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung kedalam paru
dan ada pula yang terjadi karena kongesti paru yang lama. Bronkopneumonia
merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus penyebab
Bronkopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan
bronkus dan alveolus. Inflamasi bronkus ini ditandai dengan adanya penumpukan
sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual. Bila
penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah
kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis. Kolaps alveoli akan
mengakibatkan penyempitan jalan napas, sesak napas, dan napas ronchi. Fibrosis
bisa menyebabkan penurunan fungsi paru dan penurunan produksi surfaktan sebagai
pelumas yang berpungsi untuk melembabkan rongga fleura. Emfisema
(tertimbunnya cairan atau pus dalam rongga paru) adalah tindak lanjut dari
pembedahan. Atelektasis mengakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia,
acidosis 14 respiratori, pada klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan
mengakibatkan terjadinya gagal napas (PDPI Lampung & Bengkulu, 2017).

C. Manifestasi Klinis

Bronkopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran


pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita
bronkopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggil, demam,
nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernafas
menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis. Terdengar adanya krekels di
atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi konsolidasi (pengisian rongga
udara oleh eksudat) ( Nurarif & Kusuma, 2015).

D. Patofisiologi

Benda yang paling umum masuknya patogen ke paru adalah aspirasi sekresi
orofaring yang mengandung mikroba. Mikroorganisme juga dapat diinhalasi setelah
dilepaskan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau bicara. Akhirnya bakteri
dapat menyebar ke paru melalui aliran darah dari infeksi di semua tempat di tubuh
(Priscillia Le Mone (2019). Sebagian besar penyebab bronkopneumonia adalah
mikroorganisme (jamur, bakteri, virus) dan sebagian kecil oleh penyebab lain
seperti hidrokarbon (minyak tanah, bensin dan sejenisnya). Serta aspirasi
(masuknya isi lambung ke dalam saluran napas). Awalnya mikroorganisme akan
masuk melalui percikan ludah (droplet) invasi ini akan masuk ke saluran pernapasan
atas dan menimbulkan reaksi imunologi dari tubuh. Reaksi ini menyebabkan
peradangan, dimana saat terjadi peradangan ini tubuh akan menyesuaikan diri
sehingga mengakibatkan gejala demam pada penderita. Reaksi peradangan ini akan
menimbulkan sekret. Semakin lama sekret semakin menumpuk di bronkus sehingga
aliran bronkus menjadi semakin sempit dan pasien akan merasa sesak. Selain
terkumpul di bronkus, lama kelamaan sekret akan sampai ke alveolus paru dan
mengganggu sistem pertukaran gas di paru (Cindyka, 2018).
E. Pathway
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi

1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

a. Kriteria hasil:

Bersihan jalan nafas meningkat (L.01001)

1) Batuk efektif meningkat

2) Produksi sputum menurun

3) Bunyi nafas tambahan menurun

4) Dispnea, orthopnea menurun

b. Intervensi

Fisioterapi Dada (I.01004)

Observasi :
1) Identifikasi indikasi dilakukan fisioterapi dada (mis. hipersekresi sputum,
sputum kental dan tertahan, tirah baring lemas)
2) Identifikasi kontraindikasi fisioterapi dada (mis. eksaserbasi PPOK akut,
pneumonia tanpa produksi sputum berlebih, kanker paru)
3) Monitor status pernapasan (mis. kecepatan, irama, suara napas, dan
kedalaman napas)
4) Monitor jumlah dan karakter sputum
5) Monitor toleransi selama dan setelah prosedur
Tindakan :

1) Posisikan pasien sesuai area paru yang mengalami penumpukan sputum


2) Lakukan perkusi dengan posisi telapak tangan ditangkupkan selama 3-5
menit
3) Lakukan vibrasi dengan posisi telapak tangan rata bersamaan
4) Lakukan fisioterapi dada setidaknya dua jam setelah makan
5) Lakukan penghisapan lendir untuk mengeluarkan sekret, jika perlu.

2. Pola Nafas Tidak Efektif

a. Kriteria Hasil

Pola nafas membaik (L.01004)

1) Penggunaan otot antu nafas menurun

2) Pernafasan cuping hidung dan purse lip menurun

3) Frekuensi dan kedalaman nafas membaik

b. Intervensi

Terapi Oksigen (I.01026)

Observasi :
1) Monitor kecepatan aliran oksigen dan posisi alat terapi oksigen
2) Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. oksimetri, analisa gas darah), jika
perlu
3) Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
Tindakan :

1) Pertahankan kepatenan jalan napas


2) Siapkan alat dan atur peralatan pemberian oksigen
3) Bersihkan sekret dari mulut, hidung dan trakea, jika perlu
4) Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas pasien

3. Hipertermi

a. Kriteria Hasil

Termoregulasi membaik (L.14134)


1) Menggigil menurun

2) Kulit kemerahan menurun

3) Kejang menurun / normal

4) Suhu tubuh membaik / normal

b. Intervensi

Manajemen Demam (I.15506)

Observasi
1) Monitor tanda-tanda vital (mis. suhu tubuh, frekuensi nadi, frekuensi
napas dan tekanan darah)
2) Monitor intake dan output cairan
3) Monitor komplikasi akibat demam (mis. kejang, penurunan kesadaran,
kadar elektrolit abnormal, ketidakseimbangan asam basa, aritmia)
Tindakan :

1) Tutupi badan dengan selimut/pakaian dengan tepat (mis.selimut/pakaian


tipis saat merasa panas)
2) Lakukan tapid sponge, jika perlu
3) Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi

1) Anjurkan Tirah Baring


2) Anjurkan Perbanyak Minum

4. Resiko Aspirasi

a. Kriteria Hasil

Tingkat aspirasi menurun (L.01006)

1) Dispnea menurun

2) Akumulasi secret menurun


3) Batuk menurun

4) Penggunaan otot aksesoris pernafasan menurun

5) Frekuensi nafas membaik

b. Intervensi

Penghisapan Jalan Nafas (I.01020)

Observasi :
1) Monitor tingkatkesadaran, batuk, muntahdankemampuanmenelan
2) Monitor status pernafasan
3) Monitor bunyinafas, terutamasetelahmakan/minum
Terapeutik :

1) Posisikan semi fowler (30-45°) 30 menit sebelum memberi asupan oral


2) Pertahankan kepatenan jalan nafas
3) Lakukan penghisapan jalan nafas, jika produksi secret meningkat
4) Berikan makanan dengan ukuran kecil atau lunak
Edukasi

1) Anjurkan melakukan tehnik nafas dalam sebelum melakukan penghisapan

5. Risiko Jatuh

a. Kriteria Hasil

Tingkat jatuh (L.14138)

1) Jatuh dari tempat tidur menurun

2) Jatuh saat berdiri menurun

3) Jatuh saat duduk menurun

4) Jatuh saat berjalan menurun

5) Jatuh saat dipindahkan menurun


6) Jatuh saat membungkuk menurun

b. Intervensi

Pencegahan Jatuh (I.14540)

Observasi
1) Identifikasi faktor risiko jatuh (mis. Usia >65 tahun, penurunan tingkat
kesadaran, defisit kognitif, hipotensi ortostatik, gangguan keseimbangan,
gangguan penglihatan, neuropati)
2) Identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali setiap shift atau sesuai dengan
kebijakan Institusi
3) Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh (mis.
Lantai licin, penerangan kurang)
4) Hitung risiko jatuh dengan menggunakan skala (mis. Fall Morse Scale,
Humpty Dumpty Scale) jika perlu
5) Monitor kemampuan berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dan
sebaliknya

Terapeutik
1) Pastikan roda tempat tidur selalu dalam keadaan terkunci
2) Pasang handrall tempat tidur
3) Atur tempat tidur dengan posisi rendah
4) Dekatkan bel pemanggil dalam jangkauan pasien

6. Gangguan Pertukaran Gas

a. Kriteria Hasil

Pertukaran Gas L.01003

1) Dispnea menurun

2) Bunyi napas tambahan menurun

3) Diaforesis menurun
4) Napas cuping hidung menurun

5) Takikardi membaik

6) Sianosis membaik

7) Pola napas membaik

b. Intervensi

Pemantauan Respirasi (I.01014)

Observasi

1) Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas

2) Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul,


cheyne-stokes, biot,ataksik)

3) Monitor kemampuan batuk efektif

4) Monitor adanya sputum

5) Monitor adanya sumbatan jalan napas

6) Auskultasi bunyi napas

7) Monitor saturasi oksigen


Teraupetik

1) Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien

2) Dokumentasikan hasil pemantauan


Edukasi

1) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

2) Informasikan hasil pemantauan, jika perlu


BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN BRONKOPNEUMOIA

Nama Pasien : Ny. S

Umur : 68 tahun

Dx medis : Obsdyspneu,Bronkopneumonia,Edemapulmonum

DPJP : dr. Nursanti, SpP

Tgl Masuk : 01 Juli 2022


TANGGAL RUANGAN CATATANPERKEMBANGANPASIENTER PEMERIKSA
INTEGR

1/7/2217:19 GawatDaru P Terapiambulanhebat: dr.JEREMIFERDIAN(DOK


rat O2NRM15lpm TER)
InfRL20tpm+mersibion1
ampInjketorolac1ampma
suk16.20
Injomeprazol1ampmasuk16.18

TerapiIGDRSWN:
SPvasconstart0.05meq,
Injfurosemidextra2amp2x1ampma
sukbilaTDS>120
Injranitidin2x1
ampInjresfar3x
300mg
Injdexametason2x1amp

konsul dr Nur Santi Sp.P,


advis:Loading30cc/kgbbhab
isdalam3jamInjfurosemidtu
nda
Injlevofloxacin750mg/
24jamInjdexametason
2x1amp
Injresfar3x300mg
Injdexametason2x1amp
Nebulcombiventflixotide1:
1/8jamBilasesakbertambah
AGD
Rawatruangbiasa

KONSUL LAB KLINIS Diagnosa


Kerja: Obsdyspneu,
Bronkopneumonia, Edema
pulmonumKonsulkeLaboratKlinisD
enganDiagnosaObsdyspneu,Bronko
pneumonia,Edemapulmonum,Permi
ntaanDarah Lengkap / CBC (Hb.
Leco.Dilf, Ht, Trombo, Eri, MCV,
MCH, MCHC,RDW)
Glukosa
SewaktuUre
a
Creatinine
NatriumKa
liumCalciu
m

KONSUL RADIOLOGI Konsul


kepada dokterSpRad di ruangan
Radiologi Sentral
DiagnosapasienObsdyspneu,Bronk
opneumonia,Edemapulmonumperm
intaanXfotothorax

1/7/2217:36 GawatDaru S Pasienmengtakanmasihsesaknafas Ns. ANDANI


rat LUBIS,
S.Kep(PERAW
AT)
TANGGAL RUANGAN CATATANPERKEMBANGANPASIENTER PEMERIKSA
INTEGR

1/7/2217:36 GawatDaru O Jalannafaspaten,masihsesaknafasretraksida Ns. ANDANI


rat da LUBIS,
+/+SDV+/+Rhonkhi+/+RR28bpmapo2100 S.Kep(PERAW
%denganNRM12lpm,akraldinginnad AT)
ilemahreguler takikardi HR 139 bpm
, kesadaran
CMGCS15,terpasangDC;urintidakke
luar

MasuktherapyRLloading500/
jam,inj.ranitidine50 mg , resfar 300
mg , dexa 5 mg , SP vascon 0.1mecq
BB 50 kg ,levo 750 mg , nebul
combiven +flexotode(jam18.00)

1/7/2217:36 GawatDaru A 1. Polanafastidakefektif Ns. ANDANI


rat 2. Gangguanpertukarangas LUBIS,
3. Resikosyok S.Kep(PERAW
AT)

1/7/2217:36 GawatDaru P 1. Monitorkudanvitalsign Ns. ANDANI


rat 2. Monitorsttausrespirasidansirkulasi LUBIS,
3. Monitorsatutussyok S.Kep(PERAW

4. Pertahankanoksigenasi12lpmNR AT)

Mdenganposisisemifowler
5. nebul/8jam

6.kolaborasimedisrawatruangsadewa4

1/7/2217:42 GawatDaru TTV vitalsign:GawatDaruratTekananDarah:77/5 Ns. ANDANI


rat 5 LUBIS,
;Pernapasan:28;Nadi:130;Suhu:37;BeratBa S.Kep(PERAW
dan AT)
-/-;GCSE:4;spO2:100;GCSV:5;GCSM:6
;GCSTOTAL:15EWSSkor:0Skala
Nyeri:0KondisiLain:-

1/7/2218:06 GawatDaru S laporkondisipasienviaWAdantelpon dr.JEREMIFERDIAN(DOK


rat TER)

1/7/2218:06 GawatDaru B SUBYEKTIF dr.JEREMIFERDIAN(DOK


rat PasienrujukanAmbulanHebatkeluhans TER)
esaknafas(+)sejak1hariSMRS.Keluha
ndisertaidemam(+) sejak 2 hari
SMRS, mual muntah (+) sejak
2hariSMRS.RPDasamlambung.

OBYEKTIVE
KU
sesakK
esCM

TD
75/54
HR153
RR37
SPO269%roomair100%dgnNRM15lpm
T38.2

Paru SDV+/+,
Rbh+/+, Wh-/-
JantungBJIIIreg,murm
ur(-)Abd datar, BU (+)
N, NT
(-)Akraldingin,nadile
mah(+/+)

RapidantigenhasilnegatifdariAHtang
gal1Juli2022

1/7/2218:06 GawatDaru A Obsdyspneu,Bronkopneumoni dr.JEREMIFERDIAN(DOK


rat a,Edemapulmonum TER)
TANGGAL RUANGAN CATATANPERKEMBANGANPASIENTER PEMERIKSA
INTEGR

1/7/2218:20 GawatDaru TTV vitalsign:GawatDaruratTekananDarah:85/6


Ns. ANDANI
rat 4
LUBIS,
;Pernapasan:28;Nadi:128;Suhu:36.3;Berat
S.Kep(PERAW
Badan-/-;GCSE:4;spO2:100;GCSV:5;GCS
AT)
M:
6;GCSTOTAL:15EWSSkor:0Skala
Nyeri:0KondisiLain:-

1/7/2218:33 GawatDaru S konsulviatelpdanWA dr.JEREMIFERDIAN(DOK


rat TER)
1/7/2218:33 GawatDaru B SUBYEKTIF dr.JEREMIFERDIAN(DOK
rat PasienrujukanAmbulanHebatkeluhans TER)
esaknafas(+)sejak1hariSMRS.Keluha
ndisertaidemam(+) sejak 2 hari
SMRS, mual muntah (+) sejak
2hariSMRS.RPDasamlambung.

OBYEKTIVE
KU
sesakK
esCM

TD
75/54
HR153
RR37
SPO269%roomair100%dgnNRM15lpm
T38.2

Paru SDV+/+,
Rbh+/+, Wh-/-
JantungBJIIIreg,murm
ur(-)Abd datar, BU (+)
N, NT
(-)Akraldingin,nadile
mah(+/+)

RapidantigenhasilnegatifdariAHtang
gal1Juli2022

1/7/2218:33 GawatDaru A Obsdyspneu,Bronkopneumoni dr.JEREMIFERDIAN(DOK


rat a,Edemapulmonum TER)

1/7/2218:33 GawatDaru R DiKonsulkanKepada:drNURSA dr.JEREMIFERDIAN(DOK


rat NTISp.P;Loading30cc/ TER)
kgbbhabisdalam3jam
Injfurosemidtunda
Injlevofloxacin750mg/
24jamInjdexametason
2x1amp
Injresfar3x300mg
Injdexametason2x1amp
Nebulcombiventflixotide1:
1/8jamBilasesakbertambah
AGD
Rawatruangbiasa
;

1/7/2218:53 GawatDaru TTV vitalsign:GawatDaruratTekananDarah:94/5 Ns. ANDANI


rat 6 LUBIS,
;Pernapasan:26;Nadi:120;Suhu:36;BeratBa S.Kep(PERAW
dan AT)
/;GCSE:4;spO2:100;GCSV:5;GCSM:6;GC
S
TOTAL:15EWSSkor:-SkalaNyeri:-
KondisiLain:-

TANGGAL RUANGAN CATATANPERKEMBANGANPASIENTER PEMERIKSA


INTEGR

1/7/2219:08 GawatDarurat OR OperDariRuanganGawatDaruratKe Ns.ANDANILUBIS,S.Kep


Sadewa4Perawat Penerima ELISA
ANDREANA SUCI,S.Kep Ns
Keterangan: Evaluasi hasil lab
danthorax,konfirmasiDPJB

1/7/2220:40 Sadewa4 S pasienmengeluhsesaknafas,badanlemas NURFAIZAH,A.MK(PERA


WAT)
1/7/2220:40 Sadewa4 O kesadaran:composmentis,keadaa NURFAIZAH,A.MK(PERA
numum:sedang,GCS:15 WAT)
abdomen supel, perkusi : tympani,
auskultasi :suara ronkhi di basal
paru, bising usus normal,turgor kulit
kembali cepat, suara nafas
vesikuler,batuk dahak susah keluar,
sesak nafas berkurang,posisi
semifowler (+) mobilisasi dibantu
keluarga(+)BABdanBAKtidakadakel
uhan,nebulsiang(+)

terpasanginfusRL10tpm--
>(tgl28/06/2022)H1ditangankanan
terpasangDC-->(tgl28/06/2022)H1

Pemeriksaanvitalsign:tekanandarahc
enderungrendah , akral teraba
hangat, suhu tubuh dalambatas
normal, nadi teraba kuat dan teratur,
polanafas teratur, saturasi oksigen
baik,
dengansupportoksigendenganNRM1
5lpm

skorEWSS:7(merah)

1/7/2220:45 Sadewa4 S pasienmengeluhsesaknafas,badanlemas NURFAIZAH,A.MK(PERA


WAT)

1/7/2220:45 Sadewa4 O kesadaran:composmentis,keadaa NURFAIZAH,A.MK(PERA


numum:sedang,GCS:15 WAT)
abdomen supel, perkusi : tympani,
auskultasi :suara ronkhi di basal
paru, bising usus normal,turgor kulit
kembali cepat, suara nafas
vesikuler,batuk dahak susah keluar,
sesak nafas berkurang,posisi
semifowler (+) mobilisasi dibantu
keluarga(+)BABdanBAKtidakadakel
uhan,nebulsiang(+)

terpasanginfusRL10tpm--
>(tgl28/06/2022)H1ditangankanan
terpasangDC--
>(tgl28/06/2022)H1Terpasa
ngSPVascon0,1meq

Pemeriksaanvitalsign:tekanandarahc
enderungrendah , akral teraba
hangat, suhu tubuh dalambatas
normal, nadi teraba kuat dan teratur,
polanafas teratur, saturasi oksigen
baik,
dengansupportoksigendenganNRM1
5lpm

skorEWSS:7(merah)

1/7/2220:45 Sadewa4 A PolaNafasTidakEfektif NURFAIZAH,A.MK(PERA


WAT)
TANGGAL RUANGAN CATATANPERKEMBANGANPASIENTER PEMERIKSA
INTEGR

1/7/2220:45 Sadewa4 P - LanjutkanmonitoringKUdanTTVtiap8jam NURFAIZAH,A.MK(PERA


- Lanjutkanmonitoringpolanafas WAT)
- Menganjurkanuntukmembatasicairan

- Memberikanposisisemifowler

- Pertahankanoksigenasibilamasihsesaknafa

s
- PertahankandalammembantuADL

pasiendanpersonalhygiene
- Pertahankandalammemakaimaske

r,mencucitangandanmenjagakebers
ihan
- Lanjutkanprogramdanterapimedis

Programkolaborasi:
- Lanjutkanintervensi

- Programnebulizertiap8jam(co

mbivent:pulmicort)
- JikatambahsesakcekBGA

- laporhasillab(+)

1/7/2221:11 Sadewa4 HO TelahdilakukanHandoverdariNUR NURFAIZAH,A.MK(PERA


FAIZAHA.MKKeRETNOPUSPI WAT)
TASARINote:
Program:-Lanjutkanintervensi
- Programnebulizertiap8jam(co

mbivent:pulmicort)
- JikatambahsesakcekBGA

- laporhasillab(+)
1/7/2221:32 Sadewa4 S pasienmengeluhsesaknafas,badanle dr.NURSANTI,Sp.P(DOKT
mas,susahBAB ER)

1/7/2221:32 Sadewa4 O kesadaran:composmentis,keadaa dr.NURSANTI,Sp.P(DOKT


numum:sedang,GCS:15 ER)
Pulmo:ronkoi+;/+,wh-/-

1/7/2221:32 Sadewa4 A 1. Bronkopneumonia+syoksepsis dr.NURSANTI,Sp.P(DOKT


2. CKD ER)
TANGGAL RUANGAN CATATANPERKEMBANGANPASIENTER PEMERIKSA
INTEGR

1/7/2221:32 Sadewa4 P PlanDx: dr.NURSANTI,Sp.P(DOKT


- Nebucombi/pulmotiap8jam ER)
- TCM

- AGD

- Konsuldr.ItaSPPD-KGH

PlanTx:
-0215lpmNRM97%
Inf Nacl 0.9% /valamin
20
tpmInjlevofdloxacin75
0mg/24jamInjnac3x300
mg
Injmp62,5mg/
12jamInjranitidi
n2x1amp
INjmecobalamin1x1amp
INjfurosemid1x1amp--
>tundaSPvasconnaik0,2
meq
po:
dulkolaxsupp-->extra
Nebucombi/pulmitiapm8jam

1/7/2221:35 Sadewa4 APP SOAP TANGGAL 01/07/2022 NURSANTI


16:53
s/d01/07/202221:35SUDAHDIB
ACAOLEHDOKTERdrNURSA
NTISp.P
1/7/2222:18 Sadewa4 S pasienmengeluhmasihsesaknafas,bad RETNO
anlemas,susahBAB PUSPITASARI,
amk(PERAWAT
)

TANGGAL RUANGAN CATATANPERKEMBANGANPASIENTER PEMERIKSA


INTEGR

1/7/2222:18 Sadewa4 O kesadaran:composmentis,keadaa RETNO


numum:sedang,GCS:15 PUSPITASARI,
abdomen supel, perkusi : tympani, amk(PERAWAT
auskultasi :suara ronkhi di basal )
paru, bising usus normal,turgor kulit
kembali cepat, suara nafas
vesikuler,batuk dahak susah keluar,
sesak nafas berkurang,posisi
semifowler (+) mobilisasi dibantu
keluarga(+)BABdanBAKtidakadakel
uhan,nebulsiang(+)

terpasanginfusRL10tpm--
>(tgl28/06/2022)H1ditangankanan
terpasangDC--
>(tgl28/06/2022)H1Terpasa
ngSPVascon0,1meq

Pemeriksaanvitalsign:tekanandarahc
enderungrendah , akral teraba
hangat, suhu tubuh dalambatas
normal, nadi teraba kuat dan teratur,
polanafas teratur, saturasi oksigen
baik,
dengansupportoksigendenganNRM1
5lpm

skorEWSS:7(merah)

1/7/2222:56 Sadewa4 S pasiennyeriperut,tidakbisaBAB dr. ZAKY


DAVIDIA
RIFALDI(DOKT
ER)

1/7/2222:56 Sadewa4 O TekananDarah:98/67;Pernapasan:22 dr. ZAKY


;Nadi:67 DAVIDIA
spo2:99 RIFALDI(DOKT
ER)

1/7/2222:56 Sadewa4 A 1. Bronkopneumonia+syoksepsis dr. ZAKY


2. CKD DAVIDIA
RIFALDI(DOKT
ER)

1/7/2222:56 Sadewa4 P monitoringkudanttvterapilanjutD dr. ZAKY


PJP,usuldulculolaxsupp1x1 DAVIDIA
RIFALDI(DOKT
ER)

1/7/2223:33 Sadewa4 TTV vitalsign:Sadewa4TekananDarah:98/67 RETNO


;Pernapasan:20;Nadi:100;Suhu:36.1;Berat PUSPITASARI,
Badan-/-;GCSE:4;spO2:98;GCSV:5;GCS amk(PERAWAT
M: )
6;GCSTOTAL:15EWSSkor:7Skala
Nyeri:0KondisiLain:-

1/7/2223:49 Sadewa4 S pasienmengeluhsesaknafas,badanlemas RETNO


PUSPITASARI,
amk(PERAWAT
)

TANGGAL RUANGAN CATATANPERKEMBANGANPASIENTER PEMERIKSA


INTEGR
1/7/2223:49 Sadewa4 O kesadaran:composmentis,keadaa RETNO
numum:sedang,GCS:15 PUSPITASARI,
abdomen supel, perkusi : tympani, amk(PERAWAT
auskultasi :suara ronkhi di basal )
paru, bising usus normal,turgor kulit
kembali cepat, suara nafas
vesikuler,batuk dahak susah keluar,
sesak nafas berkurang,posisi
semifowler (+) mobilisasi dibantu
keluarga(+)BABdanBAKtidakadakel
uhan,nebulsiang(+)

terpasanginfusNACL0,9%10tpm
--
>(tgl28/06/2022)H1ditangankan
an
terpasang DC --> (tgl
28/06/2022)
H1TerpasangSPVascon0,1meqn
aik0,2meq

Pemeriksaanvitalsign:tekanandarahc
enderungrendah , akral teraba
hangat, suhu tubuh dalambatas
normal, nadi teraba kuat dan teratur,
polanafas teratur, saturasi oksigen
baik,
dengansupportoksigendenganNRM1
5lpm

skorEWSS:7(merah)

1/7/2223:49 Sadewa4 A -PolaNafasTidakEfektif RETNO


PUSPITASARI,
amk(PERAWAT
)
TANGGAL RUANGAN CATATANPERKEMBANGANPASIENTER PEMERIKSA
INTEGR
1/7/2223:49 Sadewa4 P - LanjutkanmonitoringKUdanTTVtiap8jam RETNO
- Lanjutkanmonitoringpolanafas PUSPITASARI,
- Menganjurkanuntukmembatasicairan amk(PERAWAT

- Memberikanposisisemifowler )

- Pertahankanoksigenasibilamasihsesaknafa

s
- PertahankandalammembantuADL

pasiendanpersonalhygiene
- Pertahankandalammemakaimaske

r,mencucitangandanmenjagakebers
ihan
- Lanjutkanprogramdanterapimedis

SP vascon naik 0,2


meqadvicedr.Nursa
nti,Sp,P=nebulC-
P/8jam
TCM
cekBGA
infNAcl-
Valamin20tpminj.le
vo1x750mg
inj.NAC3x300m
ginj. MP 62,5 /
12 jaminj.
furosmeid
tundakonsuldr.Ita
,sppdkgh

Programkolaborasi:
- Lanjutkanintervensi

- Programnebulizertiap8jam(co

mbivent:pulmicort)
- cekBGA(+).hasil(-)

- CekTCM,kirim(-)

- inj.furosemidtunda

- konusldr,Ita(-)

- SPVascon0,2meq

2/7/225:25 Sadewa4 S pasienhentijantung dr. ZAKY


DAVIDIA
RIFALDI(DOKT
ER)

2/7/225:25 Sadewa4 O TekananDarah:;Pernapasan: dr. ZAKY


;Nadi: DAVIDIA
spo2: RIFALDI(DOKT

ekgasistol+ ER)

pupilmidrisaismaksimal+/+

2/7/225:25 Sadewa4 A cardiacarest dr. ZAKY


DAVIDIA
RIFALDI(DOKT
ER)

2/7/225:25 Sadewa4 P pasienhentijantung4.10-- dr. ZAKY


>RJP+INJadrenalin6amp + DAVIDIA
pemasangan ett ukuran 7 kedalaman RIFALDI(DOKT
21 -->respon (-) pasien dinyatakan ER)
meninggal jam
05.20dihadapankeluargadanperawat

2/7/225:56 Sadewa4 S pasienhentijantung RETNO


PUSPITASARI,
amk(PERAWAT
)
TANGGAL RUANGAN CATATANPERKEMBANGANPASIENTER PEMERIKSA
INTEGR

2/7/225:56 Sadewa4 O jam02.30=pasienmintaminum, RETNO


TekananDarah:92/58;Perna PUSPITASARI,
pasan:24;Nadi:102,spo2:97;Suhu:3 amk(PERAWAT
6.3 )
;GCSE:4;GCSM:6;GCSV:5;GCS:15
jam03.50=TekananDarah:89/54;Per
napasan:32;Nadi:114spo2:94;Suhu:3
6.2
;GCSE:3;GCSM:4;GCSV:2;GCS:9
oksigenNRM15lpm+5lpm
jam04.00=TekananDarah:-;Pernapa
san:42;Nadi:110,spo2:81;GCSE:1;
GCSM:
1;GCSV:1;GCS:3
jam 04.10= pasien henti jantung->
aktifasi kodebiru,-
>RJP+INJadrenalin6amp+pemasang
anettukuran7kedalaman21--
>respon(-)
jam05.20=TekananDarah:;Pernapasan:;Na
di
:spo2:ekgasistol+pupilmidrisais
maksimal+/
+,pasiendinyatakanmeninggalolehdr.Z
akidihadapankeluargadanperawat

2/7/225:56 Sadewa4 A ventilasispontantidakefektif RETNO


PUSPITASARI,
amk(PERAWAT
)

2/7/225:56 Sadewa4 P melakukan perawatan RETNO


jenazahkonsulruangje PUSPITASARI,
nazahdanpool amk(PERAWAT
suratkematiandanringkasanpasiend )
ibawakankeluarga

Anda mungkin juga menyukai