Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

T DENGAN MASALAH KEPERAWATAN


UTAMA BERSIHAN JALAN NAFAS PADA BRONKOPNEUMONIA
Ujian Laboratorium Mata Kuliah Keperawatan Anak 1

Disusun Oleh :

Aviva Zahra Salsadiva


A12019018

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

2021
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya menyerang di
bronkiolus terminal. Bronkiolus tersumbat oleh eksudat mokopurulen yang membentuk
bercak- bercak konsolidasi di lobuli yang berdekatan, yang disebabkan oleh bakteri, virus
dan jamur dan benda asing. Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai infeksi
saluran pernafasan atas,deman infeksi yang spesifik dan penyakit yang melemahkan daya
tahan tubuh.(Sudigdiodi,2015). Menurut (Samuel, 2014) bronkopneumoni merupakan
radang dari saluran pernapasan yang terjadi pada bronkus dan alveolus paru.
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang melibatkan bronkus yang
ditandai dengan bercak-bercak yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme (Rukmi et
al., 2018)
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan pada
parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai
alveolus disekitarnya, yang sering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. Kebanyakan
kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab
non infeksi yang perlu dipertimbangkan. Bronkopneumonia lebih sering merupakan
infeksi sekunder terhadap berbagai keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh tetapi
bisa juga sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada anak-anak dan orang
dewasa (Bradley et.al., 2011). Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran napas
bawah akut pada parenkim paru.
Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan
parasit (PDPI, 2014; Djojodibroto, 2009). Peradangan pada paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam pneumonia (Dahlana, 2014).
Bronkopneumonia adalah radang pada paru-paru yang menggambarkan pneumonia yang
mempunyai penyebaran berbercak, teratur, dalam satu area atau lebih yang berlokasi di
dalam bronki dan meluas ke parenkim paru (Wijayaningsih, 2013). Bronkopneumonia
adalah suatu peradangan pada parenkim paru dimana peradangan tidak saja pada jaringan
paru tetapi juga pada bronkioli (Ringel, 2012).
B. Etiologi
Sebagian besar penyebab bronkopneumonia adalah mikroorganisme (virus,
bekteri, jamur), dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon (minyak tanah,
bensin, atau sejenisnya) dan masuknya makanan, minuman, susu, isi lambung kedalam
saluran pernafasan (aspirasi). Berbagai penyebab bronkopneumonia tersebut
dikelompokan berdasarkan golongan umur, berat ringannya penyakit dan penyulit yang
menyertainya (komplikasi). Mkroorganisme tersering sebagai penyebab
bronkopneumonia adalah virus dan bakteri yaitu Diplococcus pneumonia, Streptococcus
pneumonia, Virus Influenza.
Awalnya, mikroorganisme masuk melalui percikan ludah (droplet), kemudian
terjadi penyebaran mikroorganisme dari saluran nafas bagian atas ke jaringan (parenkim)
paru dan sebagian kecil karena penyebaran melalui aliran darah (Misnadiarly,2008).
Menurut perantaranya, bronkopneumonia dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Bakteri
Bakteri yang menyebabkan terjadinya bronchopneumonia adalah: streptococcus
pneumonia, streptococcus aerous, streptococcus pyogenesis, haemophilus influenza,
klebsiella pneumonia, pseudomonas aeruginosa.
2. Virus
Virus yang menyebabkan terjadinya bronchopneumonia adalah virus influenza yang
menyebar melalui transmisi droplet. Penyebab utama pneumonia virus adalah
Cytomegalo virus.
3. Jamur
Jamur yang menyebakan terjadinya infeksi adalah histoplasmosis yang menyebar
melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada
kotoran burung, tanah, dan kompos.

C. Klasifikasi
Hariadi (2010) membuat klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan epidemilogi serta
letak anatomi.
a. Klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan epidemiologi
1. Pneumonia Komunitas (PK) adalah pneumonia infeksius pada seseorang yang
tidak menjalani rawat inap di rumah sakit.
2. Pneumonia Nosokomial (PN) adalah pneumonia yang diperoleh selama perawatan
di rumah sakit atau sesudahnya karena penyakit lain atau prosedur.
3. Pneumonia aspirasi disebabkan oleh aspirasi oral atau bahan dari lambung, baik
ketika makan atau setelah muntah. Hasil inflamasi pada paru bukan merupakan
infeksi tetapi dapat menjadi infeksi karena bahan teraspirasi mungkin
mengandung bakteri aerobic atau penyebab lain dari pneumonia.
4. Pneumonia pada penderita immunocompromised adalah pneumonia yang terjadi
pada penderita yang mempunyai daya tahan tubuh lemah

b. Klasifikasi pneumonia berdasarkan letak anatomi

1. Pneumonia lobaris Pneumonia lobaris melibatkan seluruh atau satu bagian besar
dari satu atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai
pneumonia bilateral atau “ganda”.
2. Pneumonia lobularis (bronkopneumonia) Bronkopneumonia terjadi pada ujung
akhir bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk
bercak konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya.
3. Pneumonia interstisial Proses implamasi yang terjadi di dalam dinding alveolar
(interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobular (Wong, 2004)

D. Patofisiologi dan Pathway


Patofisiologi Kuman penyebab bronchopneumonia masuk ke dalam jaringan paru-
paru melaui saluran pernafasan atas ke bronchiolus, kemudian kuman masuk ke dalam
alveolus ke alveolus lainnya melalui poros kohn, sehingga terjadi peradangan pada
dinding bronchus atau bronchiolus dan alveolus sekitarnya. Kemudian proses radang ini
selalu dimulai pada hilus paru yang menyebar secara progresif ke perifer sampai seluruh
lobus.
Dimana proses peradangan ini dapat dibagi dalam empat (4) tahap, antara lain :
1. Stadium Kongesti (4 – 12 jam)
Dimana lobus yang meradang tampak warna kemerahan, membengkak, pada perabaan
banyak mengandung cairan, pada irisan keluar cairan kemerahan (eksudat masuk ke
dalam alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi)

2. Stadium Hepatisasi (48 jam berikutnya)


Dimana lobus paru tampak lebih padat dan bergranuler karena sel darah merah fibrinosa,
lecocit polimorfomuklear mengisi alveoli (pleura yang berdekatan mengandung eksudat
fibrinosa kekuningan).
3. Stadium Hepatisasi Kelabu (3 – 8 hari)
Dimana paru-paru menjadi kelabu karena lecocit dan fibrinosa terjadi konsolidasi di
dalam alveolus yang terserang dan eksudat yang ada pada pleura masih ada bahkan dapat
berubah menjadi pus.
4. Stadium Resolusi (7 – 11 hari)
Dimana eksudat lisis dan reabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali pada
struktur semua (Sylvia Anderson Pearce, 1995 dalam putri 2011).
Menurut Muscari (2005) Bronkopneumonia berasal dari pneumonia yang meluas
peradangannya sampai ke bronkus. Bronkopneumonia biasanya diawali dengan infeksi
ringan pada saluran pernapasan atas, seiring dengan perjalanan penyakit maka hal itu
akan menyebabkan peradangan parenkim.

Pathway
Bakteri Stafilokokus aureus, Bakteri Haemofilus influezae

Saluran Pernafasan Akut

Kuman berlebih Infeksi saluran


di bronkus nafas bawah

Proses peradangan Peradangan

Akumulasi secret di Peningkatan suhu


bronkus tubuh
Hipertermia
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
E. Manifestasi Klinis
Menurut Arief Mansjoer (2008), manisfestasi klinis secara umum dapat dibagi menjadi :
a. Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala,
iritabel, gelisah, malaise, nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal.
b. Gejala umum pernafasan bahwa berupa batuk buruk, ekspektorasi sputum, cuping
hidung, sesak, sianosis.
c. Tanda pneumonia berupa peningkatan frekuensi nafas, suara nafas melemah,
ronchi, wheezing.
d. Tanda empiema berupa perkusi pekak, nyeri dada, kaku kuduk, nyeri abdomen.
e. Infeksi ekstrapulmonal.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto polos : digunakan untuk melihat adanya infeksi di paru dan status
pulmoner
2. Nilai analisa gas darah: untuk mengetahui status kardiopulmoner yang
berhubungan dengan oksigenasi
3. Hitung darah lengkap dan hitung jenis: digunakan untuk menetapkan adanya
anemia, infeksi dan proses inflamasi
4. Pewarnaan gram: untuk seleksi awal anti mikroba
5. Tes kulit untuk tuberkulin: untuk mengesampingkan kemungkinan terjadi
tuberkulosis jika anak tidak berespon terhadap pengobatan
6. jumlah lekosit: terjadi lekositosis pada pneumonia bakterial
7. Tes fungsi paru: digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru, menetapkan luas dan
beratnya penyakit dan membantu memperbaiki keadaan.
8. Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang diinspirasi
9. Kultur darah spesimen darah untuk menetapkan agen penyebab seperti virus
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA

SKENARIO KASUS
An.Tika 1 tahun dengan BB: 8 Kg, dirawat di Ruang anak. Ibu klien mengatakan klien batuk
berdahak sejak + 1 minggu terakhir, sesak nafas, anak panas sejak 3 hari yang lalu. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan data pasien tampak pucat, BB: 9 Kg, TB: 70 cm, auskultasi
paru: ronkhi basah halus, terdapat tarikan dinding kedalam, Nadi: 90 kali per menit, Suhu:
38,5 0C, pernafasan 52 kali per menit. Hasil rontgen thorak ada gambaran bronkopneumonia.
Riwayat lahir dulu tidak langsung menangis, BBL 3,5 kg, spontan dan induksi dengan KPD.

No RM : 1345600
Nama pasien : An. T
Jenis kelamin : Perempuan
Tgl lahir/usia : 1 tahun
Tgl masuk RS : 07 Desember 2020
Waktu pemeriksaan : 09:00 WIB
Ruangan : Bangsal Anak

I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. IDENTITTAS KLIEN
Nama : An. T
Umur : 1 Tahun
Tanggal lahir : 07 Desember 2020
Jenis Kelamis : Perempuan
Masuk RS : 01 Desember 2021
Alamat : Ds. Sidodadi Rt02/ 07, Puring, Kebumen
Nama ibu : Ny. M
Umur : 26 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga

B. KELUHAN UTAMA (saat pengkajian)


Klien datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
An.Tika 1 tahun dengan BB: 8 Kg, dirawat di Ruang anak. Ibu klien mengatakan klien
batuk berdahak sejak + 1 minggu terakhir, sesak nafas, anak panas sejak 3 hari yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan data pasien tampak pucat, BB: 9 Kg, TB: 70 cm,
auskultasi paru: ronkhi basah halus, terdapat tarikan dinding kedalam, Nadi: 90 kali per
menit, Suhu: 38,5 0C, pernafasan 52 kali per menit. Hasil rontgen thorak ada gambaran
bronkopneumonia. Riwayat lahir dulu tidak langsung menangis, BBL 3,5 kg, spontan dan
induksi dengan KPD.
ALERGI / REAKSI
Tidak ada alergi obat, makanan, maupun alergi lainnya

C. RIWAYAT KELAHIRAN
Usia kehamilan : 39 minggu
Berat badan lahir : 3,5 kg
Panjang badan lahir : 47 cm
Persalinan : Spontan
Menangis : Ya (Tidak Langsng Menangis)
Riwayat kuning : Tidak

D. RIWAYAT IMUNISASI DASAR


Tidak lengkap : DPT V, DPT VI, POLIO VI, CAMPAK II.

E. RIWAYAT KELUARGA
 Ibu
Nama : Ny. M
Umur : 26 tahun
Bangsa : Indonesia
Kesehatan : Sehat tidak ada keluhan dan tidak mempunyai riwayat penyakit
 Ayah
Nama : Tn. J
Umur : 28 tahun
Bangsa : Indonesia
Kesehatan : Sehat tidak ada keluhan dan tidak mempunyai riwayat penyakit

F. RIWAYAT KESEHATAN
Pernah dirawat : Tidak
Apakah terpasang alat implant : Tidak
Apakah ada riwayat dalam keluarga (ayah/ibu dan kakek.nenek) memiliki penyakit mayor
: Tidak
G. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG (KPSP)
KPSP pada anak umur 12 bulan
No PEMERIKSAAN YA TIDAK

1 Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Coba Gerak Halus Ya


ambil pensil tersebut dengan perlahan-lahan.
Sulitkah anda mendapatkan pensil itu kembali?

2 Taruh kismis di atas meja. Dapatkah bayi Gerak Halus Ya


memungut dengan tangannya benda benda kecil
seperti kismis ,kacang-kacangan,potongan
biskuit,dengan gerakan miring atau menggapai
seperti gambar ?
3 Tanpa bantuan,apakah anak dapat Gerak Halus Ya
mempertemukan dua kubus kecil yang ia
pegang?

4 Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak Bicara dan Ya
perlu kata-kata yang lengkap). Apakah ia bahasa
mencoba meniru menyebutkan kata-kata tadi ?

5 Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu/di Sosialisasi Ya


pojok, kemudian muncul dan menghilang secara dan
berulang-ulang di hadapan anak, apakah ia kemandirian
mencari anda atau mengharapkan anda muncul
kembali?

6 Apakah anak dapat mengangkat badannya ke Gerak kasar Ya


posisi berdiri tanpa bantuan anda?

7 Apakah anak dapat membedakan anda dengan Sosialisasi Ya


orang yang belum ia kenal? Ia akan dan
menunjukkan sikap malu-malu atau ragu-ragu Kemandirian
pada saat permulaan bertemu dengan orang yang
belum dikenalnya.

8 Apakah anak dapat duduk sendiri tanpa bantuan? Gerak Kasar Ya

9 Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata yang Bicara dan Ya


sama, misalnya: “ma-ma”, “da-da” atau “pa-pa”. Bahasa
Jawab YA bila ia mengeluarkan salah satu suara
tadi.

10 Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau Gerak kasar Ya


lebih dengan bepegangan pada kursi/meja ?
H. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Status psikologi : Takut dengan orang asing
Status sosial :
a. Hubungan pasien dengan anggota keluarga : Baik
b. Tempat tinggal : Rumah

I. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : lemah
Berat badan : 9 kg
Tinggi badan:70 cm
Nadi : 100 x/menit
RR : 52x/menit
Suhu : 38,50C
a. Pernafasan
Irama : Reguler
Retraksi dada : Ada terdapat tarikan dada kedalam
Bentuk dada : Normal
Pola nafas : Nafas pendek cepat
Suara nafas : Ronchi Basah
Nafas cuping hidung : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
Alat bantu nafas : Spontan

b. Sirkulasi
Sianosis : Tidak ada
Pucat : Ada
Intensitas nadi : Normal
Irama nadi : Reguler
Edema : Tidak ada
Akral : Dingin
c. Gastrointestinal
Muntah : Tidak
Mual : Tidak
Peristaltik usus : 4 x/menit
Nyeri ulu hati : Tidak ada
Ascites : Tidak ada

d. Eliminasi
 Defekasi
Pengeluaran : Anus
Frekuensi : 1 x/hari
Konsentrasi : Sedikit keras
Karakteristik feses : Normal
 Urine
Pengeluaran : Spontan
Kelainan : Tidak ada
Diuresis :-

e. Integumen
Warna kulit : Pucat
Kelainan : Tidak ada
Risiko dikubitus : Tidak ada
Luka : Tidak ada

f. Muskuloskeletal
Kelainan tulang : Tidak ada
Gerak anak : Terbatas

g. Genetalia
Normal

J. SKRINING NYERI
1. Adakah rasa nyeri : tidak ada
2. Skor nyeri :-
3. Tipe nyeri :-
4. Karakteristik nyeri :-
5. Nyeri mempengaruhi :-
K. SKRINNING GIZI
Tinggi badan : 72 cm
Berat badan : 8 kg
Lingkar kepala : 41 cm
SKRINNING GIZI ANAK USIA 1 BULAN – 18 TAHUN
(MODIFIKASI STRONG – KIDS)
No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah pasien memiliki status nutrisi kurang atau buruk Tidak (0)
secara klinis ? (Anak Kurus)

2. Apakah terdapat penurunan berat badan selama 1 bulan Ada (1)


terakhir ?

3. Apakah terdapat SALAH SATU dari kondisi berikut ? Ada (1)


- Diare profuse (≥ 5 x/hari) dan atau muntah (> 3 x/hari)
- Asupan makan berkurang selama 1 minggu terakhir

4. Apakah terdapat penyakit dasar atau keadaan yang Tidak (0)


mengakibatkan pasien beresiko mengalami malnutrisi ?

2
Total skor (risiko malnutrisi
sedang)

L. STATUS FUNGSIONAL
PENGKAJIAN RISIKO JATUH ANAK
(SKALA HUMPTY DUMPTY)
Parameter Kriteria Skor Nilai
skor

Umur Dibawah 3 tahun 4 4

3 -7 tahun 3

7 – 13 tahun 2

>13 tahun 1

Jenis kelamin Laki – laki 2 1

Perempuan 1

Diagnosis Gangguan neurologis 4 3

Perubahan dalam oksigenasi (masalah 3


saluran nafas, dehidrasi, anemia, anorexia,
sinkop, sakit kepala,dll)

Kelainan psikis/perilaku 2

Diagnosis lain 1

Gangguan kognitif Tidak sadar terhadap keterbatasan 3 3

Lupa keterbatasan 2

Mengetahui kemampuan diri 1

Faktor lingkungan Riwayat jatuh dari tempat tidur saat bayi / 4 2


anak

Pasien menggunakan alat bantu atau 3


box/mebel

Pasien berada di tempat tidur 2

Pasien di luar ruang rawat 1


Respon terhadap Dalam 24 jam 3 3
operasi / obat
Dalam 48 jam 2
penenang / efek
anasthesi >48 jam 1

16
(risiko
Total
jatuh
tinggi)

M. KEBUTUHAN EDUKASI
Hambatan pembelajaran : Tidak ada
Edukasi yang diperlukan : Pemantauan suhu tubuh,melakukan terapi oksigen.
N. CATATAN
Rujukan :-
O. ANALISA DATA

No Data Masalah Etiologi


keperawatan
1. DS : Bersihan Jalan Sekresi yang
- Ibu pasien mengatakan klien Nafas Tidak Efektif tertahan
batuk berdahak sejak + 1
minggu terakhir
DO :
- Pasien tampak sesak nafas
- RR : 52x/menit
- Didapatkan batuk berdahak
- Suara paru ronkhi basah
- Terdapat tarikan dinding
kedalam
2. DS : Hipertermia Proses Penyakit
- Ibu pasien mengatakan
anaknya panas sejak 3 hari
yang lalu
DO :
- Suhu badan 38,5 0C
- Klien tampak pucat

P. Diagnosa Keperawatan :
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d Sekresi yang tertahan
2. Hipertermia b.d Proses Penyakit
P. Rencana Keperawatan

No Hari/
SLKI SIKI RASIONAL
DX Tanggal
1. 07 Setelah dilakukan # Manajemen Jalan 1. Menentukan
Desember tindakan keperawatan Nafas intervensi
2021 2x24 jam diharapakan 1. Monitor pola nafas selanjutnya
10.00 masalah keperawatan (frekuensi, 2. Menentukan
ketidakefektifan kedalaman, usaha intervensi
bersihan jalan nafas nafas) selanjutnya
memperoleh hasil: 2. Monitor bunyi nafas 3. Membantu
tambahan (Ronkhi) mengencerkan
Bersihan Jalan Nafas 3. Berikan minum dahak
1. Produksi Sputum hangat 4. Membantu untuk
menurun (1) 4. Lakukan fisioterapi mengeluarkan
2. Frekuensi Nafas dahak
Membaik (5) dada, jika perlu 5. Membantu
5. Lakukan pengeluaran
penghisapan lendir sputum
kurang dari 15 detik 6. Membantu
6. Kolaborasi manajemen nafas
pemberian untuk mengatasi
bronkodilator ,ekspe batuk klien
ktoran,mukolitik,
jika perlu.

2. 07 Setelah dilakukan #Manajemen


Desember tindakan keperawatan Hipertermia
2021 2x24 jam diharapakan 1. Monitor suhu suhu 1. Pemantauan suhu yang
10:00 masalah keperawatan tubuh teratur dapat

WIB Hipertermi b.d proses 2. Monitor komplikasi menentukan

penyakit memperoleh akibat hipertermia perkembangan

hasil: 3. Sediakan keperawatan yang

Termoregulasi lingkungan yang selanjutnya

1.Suhu tubuh dingin 2. Mengetahui intervensi

membaik (5) 4. Longgarkan atau selanjutnya

2. Suhu kulit membaik lepaskan pakaian 3. membantu mengurangi

(5) 5. Berikan cairan oral. demam pada klien

6. Basahi dan kipasi 4. membantu mengurangi


permukaan tubuh. demam pada klien

7. Lakukan 5. Mnegantisipasi

pendinginan terjadinya dehidrasi

eksternal(mis. pada klien

Selimut hipotermia 6. membantu mengurangi


atau kompres dingin demam pada klien

pada dahi, leher, 7. Mempercepat proses

dada, penyembuhan

abdomen,aksilla).
8. Kolaborasikan
pemberian cairan dan
elektrolit intravena,
jika perlu.

Q. IMPLEMENTASI KEPEAWATAN
Hari, Diagnosa Implentasi Respon TTD
Tanggal /Jam
Selasa, Bersihan # Manajemen Jalan Nafas Ds: Aviva
07 Desember Jalan Nafas - Memonitor pola nafas - Ibu klien
2021 Tidak Efektif (frekuensi, kedalaman, mengatakan
10:00 WIB b.d Sekresi usaha nafas) anaknya batuk-
yang tertahan batuk hingga
membuat sesak
Do :
- Pasien tampak
sesak nafas
- Memonitor bunyi nafas
Ds :
tambahan (Ronkhi)
- Ibu klien
mengatakan pasien
sesak saat bernafas
Do :
- Terdengar suara
paru ronkhi

- Berikan minum hangat


Ds:
- Ibu klien mengatakan
klien mau meminum
air putih hangat
Do :
- Ibu klien tampak
kooperatif
- Lakukan fisioterapi dada,
jika perlu Ds :
- Ibu klien mengatakan
sudah melakukan
fisioterapi dada
Do :
- Klien nampak batuk
– batuk
- Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15
Ds :-
detik
Do :
- Ibu klien tampak
- Kolaborasi pemberian
kooperatif
bronkodilator ,ekspektor
Ds :
an,mukolitik, jika perlu.
- Ibu klien mengatakan
belum mengerti
bronkodilator
Do :
- Ibu klien tampak
memahami
bronkodilator

Selasa, Hipertermia
07 Desember b.d Proses #Manajemen Hipertermia Ds :
2021 Penyakit - Memonitor suhu suhu - Ibu klien mengatakan
10:00 WIB tubuh suhu tubuh anaknya
sudah turun tidak seperti
awal masuk RS
Do :
- Suhu 370C

- Memonitor komplikasi
Ds :
akibat hipertermia
- Ibu klien tidak
mengetahui akibat dari
suhu badan yang terlalu
tinggi

Do :

- Ibu klien tampak


memahami akibat dari
suhu tubuh yang terlalu
- Sediakan lingkungan tinggi
yang dingin

Ds :

- Ibu klien mengatakan


dirumah menggunakan
kipas angina apabila
panas

Do :

- Longgarkan atau - Ibu klien tampak

lepaskan pakaian kooperatif

Ds :

- Ibu klien mengatakan


melonggarkan pakaian
klien saat sesak nafas

- Berikan cairan oral. Do :


D -Klien tampak nyaman

Ds :

- Ibu klien mengatakan


klien mau meminum
cairan oral yang
diberikan
- Basahi dan kipasi Do :
permukaan tubuh.
- Klien tampak
kooperatif

Ds :

- Ibu klien mengatakan


menyeka tubuh pasien
- Lakukan pendinginan menggunakan air hangat
eksternal(mis. Selimut
Do :
hipotermia atau
-Klien tampak kooperatif
kompres dingin pada
dahi, leher, dada, Ds :
abdomen,aksilla). - Ibu klien mengatakan
sudah mulai melakukan
kompres pada klien

- Menganjurkan tirah Do:


baring - Klien tampak
kooperatif

Ds:
- Ibu klien mengatakan
mulai melakukan tirah
baring kepada klien
sesuai yang telah

- Melakukan kolaborasi diajarkan perawat


pemberian cairan dan Do:
elektrolit intravena, jika - Klien tampak
perlu. kooperatif

Ds :
-
Do :
- Klien tampak
kooperatif

R. EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl/Jam Evaluasi Paraf

Selasa, S : Ibu pasien mengatakan batuk pada klien berkurang Aviva


07
O:
Desembe
r 2021 - Pasien tampak masih sesak
10:00 - RR : 45x/menit
WIB - Dahak berkurang

A : Masalah teratasi sebagian

Bersihan Jalan Nafas


1. Produksi Sputum menurun
2. Frekuensi Nafas Membaik

P : Lanjutkan intervensi
Lanjutkan intervensi

Selasa, S:-
07
O : Akral hangat, Kulit merah,
Desembe
- Suhu : 37,8oC
r 2021
- RR : 60x/menit,
10:00
-N : 132x/menit
WIB
A : Masalah keperawatan hipertermi belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

- Monitor suhu tubuh


- Berikan O2
- Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena

Anda mungkin juga menyukai