Disusun Oleh :
2021
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya menyerang di
bronkiolus terminal. Bronkiolus tersumbat oleh eksudat mokopurulen yang membentuk
bercak- bercak konsolidasi di lobuli yang berdekatan, yang disebabkan oleh bakteri, virus
dan jamur dan benda asing. Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai infeksi
saluran pernafasan atas,deman infeksi yang spesifik dan penyakit yang melemahkan daya
tahan tubuh.(Sudigdiodi,2015). Menurut (Samuel, 2014) bronkopneumoni merupakan
radang dari saluran pernapasan yang terjadi pada bronkus dan alveolus paru.
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang melibatkan bronkus yang
ditandai dengan bercak-bercak yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme (Rukmi et
al., 2018)
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan pada
parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai
alveolus disekitarnya, yang sering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. Kebanyakan
kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab
non infeksi yang perlu dipertimbangkan. Bronkopneumonia lebih sering merupakan
infeksi sekunder terhadap berbagai keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh tetapi
bisa juga sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada anak-anak dan orang
dewasa (Bradley et.al., 2011). Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran napas
bawah akut pada parenkim paru.
Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan
parasit (PDPI, 2014; Djojodibroto, 2009). Peradangan pada paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam pneumonia (Dahlana, 2014).
Bronkopneumonia adalah radang pada paru-paru yang menggambarkan pneumonia yang
mempunyai penyebaran berbercak, teratur, dalam satu area atau lebih yang berlokasi di
dalam bronki dan meluas ke parenkim paru (Wijayaningsih, 2013). Bronkopneumonia
adalah suatu peradangan pada parenkim paru dimana peradangan tidak saja pada jaringan
paru tetapi juga pada bronkioli (Ringel, 2012).
B. Etiologi
Sebagian besar penyebab bronkopneumonia adalah mikroorganisme (virus,
bekteri, jamur), dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon (minyak tanah,
bensin, atau sejenisnya) dan masuknya makanan, minuman, susu, isi lambung kedalam
saluran pernafasan (aspirasi). Berbagai penyebab bronkopneumonia tersebut
dikelompokan berdasarkan golongan umur, berat ringannya penyakit dan penyulit yang
menyertainya (komplikasi). Mkroorganisme tersering sebagai penyebab
bronkopneumonia adalah virus dan bakteri yaitu Diplococcus pneumonia, Streptococcus
pneumonia, Virus Influenza.
Awalnya, mikroorganisme masuk melalui percikan ludah (droplet), kemudian
terjadi penyebaran mikroorganisme dari saluran nafas bagian atas ke jaringan (parenkim)
paru dan sebagian kecil karena penyebaran melalui aliran darah (Misnadiarly,2008).
Menurut perantaranya, bronkopneumonia dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Bakteri
Bakteri yang menyebabkan terjadinya bronchopneumonia adalah: streptococcus
pneumonia, streptococcus aerous, streptococcus pyogenesis, haemophilus influenza,
klebsiella pneumonia, pseudomonas aeruginosa.
2. Virus
Virus yang menyebabkan terjadinya bronchopneumonia adalah virus influenza yang
menyebar melalui transmisi droplet. Penyebab utama pneumonia virus adalah
Cytomegalo virus.
3. Jamur
Jamur yang menyebakan terjadinya infeksi adalah histoplasmosis yang menyebar
melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada
kotoran burung, tanah, dan kompos.
C. Klasifikasi
Hariadi (2010) membuat klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan epidemilogi serta
letak anatomi.
a. Klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan epidemiologi
1. Pneumonia Komunitas (PK) adalah pneumonia infeksius pada seseorang yang
tidak menjalani rawat inap di rumah sakit.
2. Pneumonia Nosokomial (PN) adalah pneumonia yang diperoleh selama perawatan
di rumah sakit atau sesudahnya karena penyakit lain atau prosedur.
3. Pneumonia aspirasi disebabkan oleh aspirasi oral atau bahan dari lambung, baik
ketika makan atau setelah muntah. Hasil inflamasi pada paru bukan merupakan
infeksi tetapi dapat menjadi infeksi karena bahan teraspirasi mungkin
mengandung bakteri aerobic atau penyebab lain dari pneumonia.
4. Pneumonia pada penderita immunocompromised adalah pneumonia yang terjadi
pada penderita yang mempunyai daya tahan tubuh lemah
1. Pneumonia lobaris Pneumonia lobaris melibatkan seluruh atau satu bagian besar
dari satu atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai
pneumonia bilateral atau “ganda”.
2. Pneumonia lobularis (bronkopneumonia) Bronkopneumonia terjadi pada ujung
akhir bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk
bercak konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya.
3. Pneumonia interstisial Proses implamasi yang terjadi di dalam dinding alveolar
(interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobular (Wong, 2004)
Pathway
Bakteri Stafilokokus aureus, Bakteri Haemofilus influezae
SKENARIO KASUS
An.Tika 1 tahun dengan BB: 8 Kg, dirawat di Ruang anak. Ibu klien mengatakan klien batuk
berdahak sejak + 1 minggu terakhir, sesak nafas, anak panas sejak 3 hari yang lalu. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan data pasien tampak pucat, BB: 9 Kg, TB: 70 cm, auskultasi
paru: ronkhi basah halus, terdapat tarikan dinding kedalam, Nadi: 90 kali per menit, Suhu:
38,5 0C, pernafasan 52 kali per menit. Hasil rontgen thorak ada gambaran bronkopneumonia.
Riwayat lahir dulu tidak langsung menangis, BBL 3,5 kg, spontan dan induksi dengan KPD.
No RM : 1345600
Nama pasien : An. T
Jenis kelamin : Perempuan
Tgl lahir/usia : 1 tahun
Tgl masuk RS : 07 Desember 2020
Waktu pemeriksaan : 09:00 WIB
Ruangan : Bangsal Anak
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. IDENTITTAS KLIEN
Nama : An. T
Umur : 1 Tahun
Tanggal lahir : 07 Desember 2020
Jenis Kelamis : Perempuan
Masuk RS : 01 Desember 2021
Alamat : Ds. Sidodadi Rt02/ 07, Puring, Kebumen
Nama ibu : Ny. M
Umur : 26 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
C. RIWAYAT KELAHIRAN
Usia kehamilan : 39 minggu
Berat badan lahir : 3,5 kg
Panjang badan lahir : 47 cm
Persalinan : Spontan
Menangis : Ya (Tidak Langsng Menangis)
Riwayat kuning : Tidak
E. RIWAYAT KELUARGA
Ibu
Nama : Ny. M
Umur : 26 tahun
Bangsa : Indonesia
Kesehatan : Sehat tidak ada keluhan dan tidak mempunyai riwayat penyakit
Ayah
Nama : Tn. J
Umur : 28 tahun
Bangsa : Indonesia
Kesehatan : Sehat tidak ada keluhan dan tidak mempunyai riwayat penyakit
F. RIWAYAT KESEHATAN
Pernah dirawat : Tidak
Apakah terpasang alat implant : Tidak
Apakah ada riwayat dalam keluarga (ayah/ibu dan kakek.nenek) memiliki penyakit mayor
: Tidak
G. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG (KPSP)
KPSP pada anak umur 12 bulan
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
4 Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak Bicara dan Ya
perlu kata-kata yang lengkap). Apakah ia bahasa
mencoba meniru menyebutkan kata-kata tadi ?
I. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : lemah
Berat badan : 9 kg
Tinggi badan:70 cm
Nadi : 100 x/menit
RR : 52x/menit
Suhu : 38,50C
a. Pernafasan
Irama : Reguler
Retraksi dada : Ada terdapat tarikan dada kedalam
Bentuk dada : Normal
Pola nafas : Nafas pendek cepat
Suara nafas : Ronchi Basah
Nafas cuping hidung : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
Alat bantu nafas : Spontan
b. Sirkulasi
Sianosis : Tidak ada
Pucat : Ada
Intensitas nadi : Normal
Irama nadi : Reguler
Edema : Tidak ada
Akral : Dingin
c. Gastrointestinal
Muntah : Tidak
Mual : Tidak
Peristaltik usus : 4 x/menit
Nyeri ulu hati : Tidak ada
Ascites : Tidak ada
d. Eliminasi
Defekasi
Pengeluaran : Anus
Frekuensi : 1 x/hari
Konsentrasi : Sedikit keras
Karakteristik feses : Normal
Urine
Pengeluaran : Spontan
Kelainan : Tidak ada
Diuresis :-
e. Integumen
Warna kulit : Pucat
Kelainan : Tidak ada
Risiko dikubitus : Tidak ada
Luka : Tidak ada
f. Muskuloskeletal
Kelainan tulang : Tidak ada
Gerak anak : Terbatas
g. Genetalia
Normal
J. SKRINING NYERI
1. Adakah rasa nyeri : tidak ada
2. Skor nyeri :-
3. Tipe nyeri :-
4. Karakteristik nyeri :-
5. Nyeri mempengaruhi :-
K. SKRINNING GIZI
Tinggi badan : 72 cm
Berat badan : 8 kg
Lingkar kepala : 41 cm
SKRINNING GIZI ANAK USIA 1 BULAN – 18 TAHUN
(MODIFIKASI STRONG – KIDS)
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pasien memiliki status nutrisi kurang atau buruk Tidak (0)
secara klinis ? (Anak Kurus)
2
Total skor (risiko malnutrisi
sedang)
L. STATUS FUNGSIONAL
PENGKAJIAN RISIKO JATUH ANAK
(SKALA HUMPTY DUMPTY)
Parameter Kriteria Skor Nilai
skor
3 -7 tahun 3
7 – 13 tahun 2
>13 tahun 1
Perempuan 1
Kelainan psikis/perilaku 2
Diagnosis lain 1
Lupa keterbatasan 2
16
(risiko
Total
jatuh
tinggi)
M. KEBUTUHAN EDUKASI
Hambatan pembelajaran : Tidak ada
Edukasi yang diperlukan : Pemantauan suhu tubuh,melakukan terapi oksigen.
N. CATATAN
Rujukan :-
O. ANALISA DATA
P. Diagnosa Keperawatan :
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d Sekresi yang tertahan
2. Hipertermia b.d Proses Penyakit
P. Rencana Keperawatan
No Hari/
SLKI SIKI RASIONAL
DX Tanggal
1. 07 Setelah dilakukan # Manajemen Jalan 1. Menentukan
Desember tindakan keperawatan Nafas intervensi
2021 2x24 jam diharapakan 1. Monitor pola nafas selanjutnya
10.00 masalah keperawatan (frekuensi, 2. Menentukan
ketidakefektifan kedalaman, usaha intervensi
bersihan jalan nafas nafas) selanjutnya
memperoleh hasil: 2. Monitor bunyi nafas 3. Membantu
tambahan (Ronkhi) mengencerkan
Bersihan Jalan Nafas 3. Berikan minum dahak
1. Produksi Sputum hangat 4. Membantu untuk
menurun (1) 4. Lakukan fisioterapi mengeluarkan
2. Frekuensi Nafas dahak
Membaik (5) dada, jika perlu 5. Membantu
5. Lakukan pengeluaran
penghisapan lendir sputum
kurang dari 15 detik 6. Membantu
6. Kolaborasi manajemen nafas
pemberian untuk mengatasi
bronkodilator ,ekspe batuk klien
ktoran,mukolitik,
jika perlu.
7. Lakukan 5. Mnegantisipasi
dada, penyembuhan
abdomen,aksilla).
8. Kolaborasikan
pemberian cairan dan
elektrolit intravena,
jika perlu.
Q. IMPLEMENTASI KEPEAWATAN
Hari, Diagnosa Implentasi Respon TTD
Tanggal /Jam
Selasa, Bersihan # Manajemen Jalan Nafas Ds: Aviva
07 Desember Jalan Nafas - Memonitor pola nafas - Ibu klien
2021 Tidak Efektif (frekuensi, kedalaman, mengatakan
10:00 WIB b.d Sekresi usaha nafas) anaknya batuk-
yang tertahan batuk hingga
membuat sesak
Do :
- Pasien tampak
sesak nafas
- Memonitor bunyi nafas
Ds :
tambahan (Ronkhi)
- Ibu klien
mengatakan pasien
sesak saat bernafas
Do :
- Terdengar suara
paru ronkhi
Selasa, Hipertermia
07 Desember b.d Proses #Manajemen Hipertermia Ds :
2021 Penyakit - Memonitor suhu suhu - Ibu klien mengatakan
10:00 WIB tubuh suhu tubuh anaknya
sudah turun tidak seperti
awal masuk RS
Do :
- Suhu 370C
- Memonitor komplikasi
Ds :
akibat hipertermia
- Ibu klien tidak
mengetahui akibat dari
suhu badan yang terlalu
tinggi
Do :
Ds :
Do :
Ds :
Ds :
Ds :
Ds:
- Ibu klien mengatakan
mulai melakukan tirah
baring kepada klien
sesuai yang telah
Ds :
-
Do :
- Klien tampak
kooperatif
R. EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl/Jam Evaluasi Paraf
P : Lanjutkan intervensi
Lanjutkan intervensi
Selasa, S:-
07
O : Akral hangat, Kulit merah,
Desembe
- Suhu : 37,8oC
r 2021
- RR : 60x/menit,
10:00
-N : 132x/menit
WIB
A : Masalah keperawatan hipertermi belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi