Anda di halaman 1dari 71

ASKEP GANGGUAN

PERNAFASAN ANAK

Disampaikan oleh: Wuri Utami, M.Kep


Penilaian Fungsi Pernafasan
• FREKUENSI NAPAS
- Takipneu
- Bradipneu
• MEKANIKA PERNAPASAN
 work of breathing
- takipnu
- napas cuping hidung
- otot bantu pernapasan
- retraksi dinding dada
• WARNA KULIT/MEMBRAN MUKOSA
Masalah Pernafasan Anak

• Non Infeksi
• Neonatus
• Bayi
• Infeksi
• Kompliksasi dari selain masalah pernafasan
INFEKSI RESPIRATORI
AKUT (IRA)
Istilah dan klasifikasi
• WHO : ARI, Acute Respiratory Infection
AURI : Acute Upper Respiratory Infection
ALRI : Acute Lower Respiratory Infection
• Depkes : ISPA, Infeksi Saluran Pernapasan
Akut
 IKA : ISNA (Infeksi Saluran Napas Akut)
IRA (Infeksi Respiratorik Akut)
IRA-A : Infeksi Respiratorik Akut Atas
IRA-B : Infeksi Respiratorik Akut Bawah
MORBIDITAS DAN MORTALITAS

Di negara maju dan negara berkembang


Morbiditas tinggi
• 5 – 8 episode/tahun/anak
• 30 – 50 % kunjungan poliklinik
• 10 – 30 % perawatan di rumah sakit
 umumnya disebabkan oleh virus
Di negara berkembang Mortalitas tinggi
• 30 – 70 kali lebih tinggi dp di negara maju
• 1/4 - 1/3 kematian terjadi pd balita
 umumnya disebabkan oleh bakteri
INFEKSI RESPIRATORIK AKUT (IRA):
Sindrom klinik

Infeksi Respiratorik Atas


Akut (IRAA)

Traktus Batuk-pilek
rongga hidung respiratorik Otitis media
tuba eustakius
atas Faringitis
faring lidah 
epiglotis  Traktus Infeksi Respiratorik Bawah
laring respiratorik Akut (IRBA)
esofagus
bawah
trakea
iga--- Epiglotitis Croup
paru kiri Laringitis (menimbul-
bronkus kanan bronkus kiri Laringotrakeitis kan stridor)

bronkus kecil
paru kanan- Bronkitis
bronkiolus Bronkiolitis
aleveolus Pneumonia
diafragma
Infeksi Respiratorik Akut yang umumnya
disebabkan oleh virus

• Rinitis (Commond Cold, Coryza)


• Faringitis - Nasofaringitis - Tonsilofaringitis
• Laringitis (Croup)
• Bronkitis
• Bronkiolitis (di negara maju)
IRA Karena Bakteri

• Sinusitis
• Otitis media akut / kronik
• Epiglotitis
• Bronkiolitis (di negara berkembang)
• Pneumonia Others
( Fungi , virus )
30%

S. pneumonia
H. influenza (Pneumococcus
tipe b )
20%
50%
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PNEUMONIA ATAU KEMATIAN KARENA IRA
Malnutrisi
ASI tidak adekuat

Imunisasi tidak Defisiensi vitamin A


adekuat

Umur muda Berat badan lahir


rendah
RISIKO IRA
MENINGKAT
Tinggal Udara dingin
berdesakan

Tingginya prevalensi Terpapar polusi udara


bakteri patogen di nasofaring • Asap rokok
• Asap dapur (biomass)
• Polusi lingkungan
•Klasifikasi ARI menurut WHO :
usia 2 bulan - 5 tahun:
1. PNEUMONIA BERAT
2. PNEUMONIA
3. BUKAN PNEUMONIA
DITANDAI BATUK PILEK
sampai usia 2 bulan:
1.PNEUMONIA BERAT
2.BUKAN PNEUMONIA
Klasifikasi penentuan
Pneumonia
• Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya
tarikan dinding dada kedalam (chest indrawing).
• Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas
cepat.
• Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek,
bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam,
tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis
tergolong bukan pneumonia
Penatalaksanaan Pneumonia

• Lihat dan dengarkan adanya stridor, wheezing,


demam dan tanda-tanda gizi buruk
Pengobatan:
• Pneumonia berat: Rawat RS, antibiotik parenteral, O2
• Pneumonia: Kotrimoksazol oral
• Bukan Pneumonia: Rawat di rumah, obat tradisional
Tanda klinik sederhana pneumonia (WHO)

Napas cepat (takipnu)

Laju napas

Umur (x/mnt)
< 2 bulan 60
2 - 12 bulan 50
1 - 5 tahun 40

Napas sesak
Tarikan dinding dada
(retraksi subkostal)
Pemeriksaan penunjang

Non invasif
Foto torak AP-lateral
Darah perifer lengkap
Kultur sputum dan pewarnaan Gram
Kultur darah (spesifik, 10-15 %)
Invasif
Pungsi pleura
Bronchoalveolar lavage
Biopsi transbronkial
Open lung biopsy
Foto torak
Petunjuk etiologi
Virus : hiperinflasi, atelektasis segmental, infiltrat
intersisial
Manfaat
Menunjang diagnosis, tidak menentukan etiologi
Menentukan luas/beratnya penyakit
Menentukan komplikasi
Tindak lanjut normal dalam 3-4 minggu
Pneumonia – gambaran radiologis
Pr, 6,5 thn Ro.infiltrat intersisial luas, ec S pneumoniae: IgG pneumolisin
meningkat, leukosit 29800, LED 35 mm/jam I, CRP 9 mg/l.
TATA LAKSANA
• UMUM
• Pemberian Oksigen secara kanula nasal, masker,
untuk mempertahankan saturasi O2 diatas 92%
• Bila memerlukan infus, jumlah cairan yang diberikan
80% dari kebutuhan, dan monitor elektrolit
– Anti piretik dan analgesik diberikan bila
perlu
– Monitor HR,Suhu RR dan saturasi
oksigen paling tidak tiap 4 jam
Bronkopneumonia

Pengertian:
Pneumonia lobularis merupakan radang dari saluran
pernafasan yang terjadi pada bronkus sampai dengan
alveolus paru (Bronkiolus terminalis)
Etiologi

1.Bakteri : Pneumokokus,
Streptokokus, Basil gram negatif,
Staphilokokus.
2. Virus. Contoh :Virus influenza
3. Aspirasi.
4. Pneumonia Hipostatik.
5. Jamur
Manifestasi Klinis
• Suhu mendadak sampai 37-40C, mungkin disertai
kejang akibat demam yg tinggi
• Anak gelisah, sesak napas, sianosis
sekunder hidung & mulut
• Pernapasan cuping hidung
• Kadang-kadang muntah & diare,
• Sakit tenggorok, nyeri otot & sendi
• Batuk mula-mula kering menjadi produktif.
Pemeriksaan Fisik

• Inspeksi : frekuensi napas yang cepat dan dangkal,


pernapasan cuping hidung serta sianosis hidung
dan mulut.
• Perkusi toraks : terdengar keredupan dan suara
napas mengeras.
• Auskultasi : suara napas vesikuler dan melemah.
Terdapat ronkhi basah halus dan nyaring.
Pemeriksaan Penunjang

• Lab: Pemeriksaan darah


• Bronkoscopy
• AGD
• Foto rontgen
Penatalaksanaan

1. Pada neonatus diberikan:


• Oksigen 2 liter/menit.
• IVFD
• Pengobatan : Antibiotik, Kortikosteroid.
• Pemeriksaan Rutin : Foto toraks, AGD
atas indikasi dan dilakukan evaluasi,
darah lengkap, urin dan feses
Penatalaksanaan

2. Pada bayi umur 1 bulan-2 tahun,


diberikan :
• Oksigen 2 liter/menit
• IVFD
• Pengobatan : Antibiotika, Kortikosteroid,
Pemeriksaan Rutin
Penatalaksanaan

3. Pada anak usia di atas 2 tahun, diberikan:


• Bila dispnoe berat, berikan Oksigen
• IVFD
• Pengobatan : Penisillin prokain 50.000
unit/kgBB/hari dan Kloramfenikol 75
mg/kgBB/hari dibagi dalam 4dosis IV.
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif e.c peningkatan produksi
sputum
Intervensi:
• Kaji frekuensi/kedalaman pernafasan dan gerakan dada
• Auskultasi area paru , catat adanya penurunan/tidak adanya
aliran udara, bunyi nafas
• Ajarkan batuk efektif (untuk usia anak lebih besar)
• Lakukan fisioterapi dada
• Kolaborasi: Pemberian Nebulizer
TB Anak
ASMA
• Suatu penyakit yang ditandai oleh gejala-gejala
akibat gangguan dan penyempitan pada saluran
napas
• Penyakit jalan nafas obstruktif intermitten,
reversible, dimana trakeobronkial berespon
secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
Asma : apa yang terjadi ?
• Awal terjadi  radang kronis yang spesifik saluran napas
• Saluran napas pasien hiper-reaktif (reaksinya berlebihan
jika terpapar dengan faktor pencetus)
• 3 peristiwa yang terjadi di saluran napas :
• Otot dinding saluran napas mengkerut
• Dinding saluran napas membengkak
• Saluran napas terisi banyak lendir

Hasil akhir : saluran napas menyempit


Saluran napas anak normal (bukan asma)
Pencetus
(debu, bulu binatang, kapuk, dll)

Tetap lebar
(tidak rentan, tidak sensitif,
tidak mudah goncang, stabil)
SALURAN NAPAS ANAK ASMA
Pencetus
(debu, bulu binatang, kapuk, dll) Hiperreaktif :
• sangat rentan
• Sangat sensitif
• Mudah goncang/mengkerut

Tidak timbul serangan Timbul serangan

• Otot saluran napas mengkerut


• Saluran napas menebal/membengka
• Lendir lebih banyak dan kental/lengk
Klasifikasi

1. Ekstrinsik (Alergik).
Faktor pencetus seperti bunga dan bulu
binatang.
2. Intrinsik (Non Alergik).
Bereaksi terhadap pencetus yang tidak
spesifik atau tidak diketahui, seperti udara
dingin, infeksi saluran pernapasan dan
emosi.
3. Asma Gabungan.
Mengapa gejala asma timbul ?
Saluran napas yang hiper-
reaktif terpapar dengan faktor
pencetus :
– Golongan hisapan
– Golongan makanan
– Infeksi saluran napas (flu)
– Perubahan cuaca
– Dan lain-lain
DERAJAT ASMA :
• Asma episodik jarang / ringan (75%)
Gejalanya hanya sesekali timbul
• Asma episodik sering / sedang (20%)
Gejalanya lebih sering timbul
• Asma persisten / berat (5%) :
Timbul terus menerus, hampir tiap hari
FAKTOR PENCETUS ASMA
PENANGGULANGAN
1. UPAYA PENCEGAHAN
• Menghindari faktor pencetus
• Pemakaian obat-obat
2. UPAYA PENGOBATAN
• Penggunaan obat-obat untuk
melebarkan saluran napas yang
mengkerut
Penatalaksanaan

1. Serangan berat, anak perlu segera


dirawat di RS untuk mendapat nebulizer.
2. Serangan ringan, bentuk obat sirup atau
tablet.
3. Obat lain yang juga bermanfaat, yaitu
obat yang dihirup (inhaler) dua atau tiga
kali sehari.
Penatalaksanaan

4. Mengajarkan sang anak mengembangkan


Sepenuhnya paru-paru setiap kali
bernapas jika mendapat serangan.
5. Berenang untuk pengontrolan napas.
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan Jalan Nafas tidak efektif b.d inflamasi bronkospasme
Di tandai dengan:
Bunyi napas yang abnormal
Batuk produktif atau non produktif
Cianosis, Dispnea
KH: Bunyi nafas normal, tidak ada suara ronkhi, tidak ada dispnea
Intervensi:
•Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas: mengi
•Kaji/pantau frekuensi pernafasan
•Catat adanya dispnea, ansietas, distres pernafasan, penggunaaan otot bantu nafas
•Lakukan fisioterapi dada
•Kolaborasi: pemberian nebulizer (ekspektoran)
Diagnosa Keperawatan
2. Pola napas tidak efektif b.d bronkospasme
Di tandai dengan:
• Dispnea
• Peningkatan kecepatan pernapasan
• Napas dangkal atau lambat
• Retraksi dada
KH: Tidak ada dispnea, tidak ada retraksi dinding, pernafasan normal
Intervensi:
•Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas: mengi
•Kaji/pantau frekuensi pernafasan
•Catat adanya dispnea, ansietas, distres pernafasan, penggunaaan otot bantu
nafas
•Kolaborasi: pemberian oksigen dan nebulizer (bronchodilator)
Diagnosa Keperawatan

3. Gangguan pertukaran gas b.d bronkhospasme


Ditandai dengan: Adanya Dispnea, AGD abnormal
KH: Tidak ada dispnea, Nilai AGD normal
Intervensi:
•Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas: mengi
•Kaji/pantau frekuensi pernafasan
•Catat adanya dispnea, ansietas, distres pernafasan,
penggunaaan otot bantu nafas
•Kolaborasi: pemberian oksigen
Diagnosa Keperawatan
4. Intoleransi aktifitas bd ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen
Di tandai dengan: Dispnea, sianosis
Intervensi:
• Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas: mengi
• Kaji/pantau frekuensi pernafasan
• Catat adanya dispnea, ansietas, distres pernafasan, penggunaaan otot
bantu nafas
• Dorong aktifitas yang sesuai kondisi dan kemampuan anak
• Beri kesempatan untuk tidur/istirahat, membatasi pengunjung dan
lingkungan tenang.
• Kolaborasi: pemberian oksigen dan nebulizer (bronchodilator)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai