Anda di halaman 1dari 52

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Martikulasi


Kewirausahaan

Dibuat Oleh :
Kelompok I

1. RISFANITI NIM. P1337420622143


2. HENDRA NIM. P1337420622141
3. IKA SUCIATMI NIM. P1337420622140

KELAS : ALIH JENJANG


PROGRAM STUDI : SARJANA TERAPAN DAN PENDIDIKAN PROFESI
JURUSAN : KEPERAWATAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak/ibu. sebagai dosen
pengampu mata kuliah Kewirausahaan yang telah membantu memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Semarang, 20 Agustus 2022

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................4

C. Tujuan .............................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN ..........................................................................................5

A. Kewirausahaan ...............................................................................................5

B. Prinsip Kewirausahaan ...................................................................................9

C. Jenis-jenis Wirausaha di Bidang Kesehatan (Keperawatan) ........................12

D. Strategi Kewirausahaan Dalam Bidang Kesehatan ......................................32

E. Konsep Dasar Kewirausahaan ......................................................................39

BAB 3 PENUTUP .................................................................................................48

A. Kesimpulan ...................................................................................................48

B. Saran .............................................................................................................48

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................49

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Saat ini, Indonesia sedang menuju target 3,9 persen pertumbuhan
wirausaha pada 2024. Untuk itu peran Wirausaha dalam membangun
ekonomi Indonesia sudah pasti sangat dibutuhkan. Jika sebelumnya sudah
dibahas strategi dan faktor dalam berbisnis, kali ini akan dibahas bagaimana
prinsip yang harus dimiliki dalam berwirausaha.
Krisis global telah menciptakan multi krisis efek membuat banyak
perusahaan yang ada di Indonesia mengalami perampingan dalam bentuk
PHK (pemutusan hubungan kerja) yang berdampak pada semakin tingginya
angka pengangguran. Hal ini membuat pemerintah Indonesia membutuhkan
Langkah dan upaya kreatif dalam menciptakan lapangan – lapangan kerja
baru.
Indonesia membutuhkan enterpreurial skill untuk bisa menekan
sekecil mungkin tingginya tingkat kemiskinan. Mengandalkan investor
asing dalam upaya membuka lapangan pekerjaan baru tidaklah mudah.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melalui sector
Pendidikan dalam mengubah pola piker lulusan nya dari orientasi mencari
lapangan pekerjaan menjadi mencetak lapangan kerja sendiri (
wirausahawan).
Seiring dengan perkembangan dan tuntutan akan kebutuhan
masyarakat yang semakin bertambah terhadap layanan Kesehatan, profesi
perawat saat ini menjadi profesi yang banyak diminati. Profesi perawat
dianggap memiliki peluang kesempatan kerja yang besar dan luas di
berbagai fasilitas pelayanan kesehatan baik di rumah sakit, dinas
Kesehatan, puskesmas, klinik Kesehatan dan berbagai instansi yang
memiliki pelayanan Kesehatan.

1
Namun, biarpun demikian anggapan bahwa perawat hanya mampu
bekerja di bidang Kesehatan saja tidaklah semuanya benar, karna pada
kenyataan nya lulusan sekolah Kesehatan dapat juga bekerja tidak hanya di
lingkungan rumah sakit, salah satu peluang nya adalah dengan menjadi
pengembangan kewirausahaan di bidang keperawatan ( nursepreneurship).
Hal ini dipengaruhi oleh beragam faktor, diantaranya terdapat peraturan
yang mengatur perawat dalam praktek mandiri dan semakin meningkatnya
kebutuhan masyarakat dalam mengakses jasa keperawatan, seperti
pelayanan home care visit, edukasi, dan lain-lain.
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu bentuk pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan Kesehatan
yang berdasarkan pada ilmu dan kiat-kiat keperawatan. Pelayanan yang
diberikan bersifat bio-psiko-sosial dan spiritual secara komprehensif yang
ditujukan kepada individu, keluarga dan kelompok masyarakat baik sakit
ataupun sehat. Salah satu kewenangan perawat adalah dapat membuka
layanan praktek mandiri keperawatan dengan memiliki syarat STR (Surat
Tanda Registrasi) dan SIP-P ( Surat Izin Praktek), dimana perawat dianggap
mampu dan kompeten dalam melakukan Tindakan keperawatan.
Peraturan Menteri Kesehatan RI no 17 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Mentri Kesehatan Nomor
HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat disebutkan bahwa perawat dapat menjalankan praktik pada fasilitas
pelayanan Kesehatan yang meliputi fasilitas pelayanan Kesehatan diluar
praktik mandiri dan atau praktik mandiri. Berdasarkan permenkes tersebut ,
perawat dapat mendirikan praktek mandiri keperawatan secara legal,
sehingga permenkes tersebut dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan
dan sebagai perlindungan hukum dalam pelaksanaan praktek mandiri
keperawatan.
Izin praktek mandiri perawat terdapat pada Undang-Undang 38 tahun
2014 tentang keperawatan yang didalamnya disebutkan bahwa perawat
diperkenankan untuk dapat melakukan praktik mandiri

2
keperawatan.Tuntutan masyarakat akan kebutuhan terhadap pelayanan
kesehatan yang semakin meningkat bersamaan dengan perkembangan
tekhnologi medis di Era globalisasi yang berdampak pada system pelayanan
Kesehatan dan praktik keperawatan yang ada di Indonesia. Beriringan
dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap Asuhan Keperawatan
yang komprehensif dapat ditunjukkan dengan meningkatnya permintaan
home care, home visit yang saat ini sudah menjadi kebutuhan di rumah
tanpa harus dilakukan perawatan di rumah sakit. Konsep perawatan home
care ini dapat menjadi salah satu alternatif pada lansia atau pasien dengan
peyakit kronis yang membutuhkan perawatan dalam jangka waktu yang
lama.
Adanya layanan home care juga memberikan keuntungan pada klien
dan keluarga, karna pembiayaan juga relative lebih murah dibandingkan jika
klien menjalani perawatan di rumah sakit. Berbagai situasi di atas dapat
menunjukkan bahwa perawat juga memiliki kesempatan yang besar untuk
terjun sebagai wirausahawan. Karna seorang perawat dalam bekerja tidak
hanya sebatas bekerja di rumah sakit atau fasilitas pelayanan Kesehatan
saja, tapi mampu membuka usaha di bidang jasa yaitu melakukan praktek
mandiri keperawatan dengan memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan SOP yang berlaku. Usaha ini pun harus dikemas semenarik mungkin
dengan menggunakan inovasi dan kreatifitas tetapi tetap memperhatikan
norma yang ada di masyarakat agar dapat diterima dengan baik di
masyarakat tanpa melanggar regulasi dan kode etik keperawatan.
Seorang nurseenterpreneur adalah seorang perawat yang menjalankan
usahanya baik sendiri ataupun dengan rekan sejawat dalam menjalankan
bisnis keperawatan. Sedangkan perawat intrapreuner adalah seorang
perawat yang menjalankan bisnis di dalam divisi atau bagian dari
perusahaan yang sudah ada. Secara umum , menjadi seorang interpreneur
lebih terjamin dalam perkembangan karir dan dapat melangkah menjadi
nursepreneur.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kewirausahaan
2. Apa itu Prinsip – Prinsip Kewirausahaan
3. Jenis- Jenis Wirausaha di bidang Kesehatan Keperawatan
4. Strategi Kewirausahaan dalam bidang Kesehatan Keperawatan
5. Memahami Konsep Dasar Kewirausahaan

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mampu Memahami pengertian dari Kewirausahaan
b. Mampu Memahami Prinsip-Prinsip dari Kewirausahaan
c. Mampu Memahami Jenis-Jenis Wirausaha yang ada di bidang
Kesehatan

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami jenis-jenis kewirausahaan yang ada
di bidang kesehatam khususnya di keperawatan.
b. Mahasiswa mampu memahami strategi dalam kewirausahaan yang
ada di bidang Kesehatan khususnya di keperawatan.
c. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar kewirausahaan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. KEWIRAUSAHAAN
Wirausaha dari segi etimologi berasal dari kata wira dan usaha. Wira,
berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur,
gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal,
berbuat sesuatu. Pengertian kewirausahaan adalah sebuah proses
mengkreasikan dengan menambahkan nilai
Wirausaha dari segi etimologi berasal dari kata wira dan usaha. Wira,
berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur,
gagah berani danberwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal,
berbuat sesuatu. Pengertian kewirausahaan adalah sebuah proses
mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai
melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan
dana pendukung, fisik, resiko sosial, dan akan menerima reward
berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal. ciri yang
dimiliki oleh seorang wirausahawan, yaitu :
1. Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan
menambahkannilainya diakui oleh wirausahawa dan juga oleh
konsumen.
2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu.
3. Memperkirakan resiko yang mungkin timbul.
4. Memperoleh reward.
Kewirausahaan (entrepreneurship) bukan merupakan ilmu Ajaib yang
dapat mendatangkan uang dalam waktu singkat, melainkan sebuah ilmu seni
dan keterampilan dalam mengelola semua keterbatasan sumber daya,
informasi dan dana yang ada dalam mempertahankan hidu, mencari nafkah
atau meraih posisi puncak dalam karir. Namun lebih dari itu
,entrepreneurship juga bisa berarti Gerakan masa inovasi, kesenangan, hobi
dan sekarang menjadi gaya hidup seseorang (lifestyle). (Roger Cartwright)

5
Perkembangan prosentase jumlah wirausahawan di Indonesia tidak
terlalu pesat, padahal jumlah wirausahawan mandiri dan sukses dapat
menjadi lokomotif perekonomian di Indonesia dalam mengatasi tingkat
pengangguran pasif maupun aktif yang pada akhirnya mampu mengurangi
tingkat kemiskinan dengan membuka lapangan pekerjaan baru.
2.1 Perkembangan Kewirausahaan
Istilah entrepreneur lahir di dunia Barat, yang menurut
sejarah awalnya dipergunakan oleh Richard Cantillon. Entrepreneur
diartikan sebagai membeli jasa-jasa faktor produksi dengan harga tertentu,
dengan suatu pengertian untuk menjual hasilnya tersebut dengan harga-
harga yang tidak pasti di masa yang akan datang. Beberapa tahun
kemudian, Jean Babtiste Say menggambarkan fungsi entrepreneur dalam
arti yang lebih luas, menekankan pada fungsi penggabungan dari factor-
faktor produksi dan perlengkapan manajemen yang kontinu, dan
selain itu juga sebagai penanggung risiko.
Di Indonesia istilah wiraswasta untuk pertama kalinya
diperkenalkan oleh Suparman Sumahamijaya kepada masyarakat.
Setelah adanya Lokakarya Sistem Pendidikan dan Pengembangan
Kewiraswastaan, maka istilah wiraswasta (entrepreneur) atau
kewirswastaan (entrepreneurship) semakin luas beredar. Pada
dasarnya di alam pembangunan sekarang ini, semua orang warga Indonesia
dituntut untuk memiliki jiwa kewirausahaan. Kewirausahaan pada
hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan
dalam mewujudkan gagasan inovatif dalam dunia nyata secara kreatif.
Seorang wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa
wirausaha dan mengaplikasikan hakekat kewirausahaan dalam hidupnya.
Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam
hidupnya. Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya
adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku
inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak,
tujuan,siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang

6
wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkatakata tetapi juga
berbuat, merealisasikan rencana-renacana dalam pikirannya ke dalam
suatu tindakan yang berorientasi pada sukses.
2.2 Tujuan dan Manfaat Kewirausahaan bagi mahasiswa
Kewirausahaan atau entrepreneurship bukan Cuma di artikan sebagai
keterampilan bisnis, lebih pentig dari itu. Kewirausahaan adalah sikap
kreatif, Inovatif dan berani mengambil keputusan sehingga dijadikan sikap
hidup bahkan karakter bangsa Indonesia (Ciputra-enterpreneur, tokoh
Pendidikan kewirausahaan)
Beberapa Tujuan Kewirausahaan untuk mahasiswa/I dan dunia
Pendidikan yaitu :

1. Pendidikan saja sudah tidak cukup menjadi bekal untuk masa depan.
Ternyata tidak cukup hanya menguasai ilmu yang umum saja
melainkan mampu mengubah "kesulitan menjadi peluang‖ dan
memberikan kontribusi bagi perusahaan.
2. Kewirausahaan bisa di terapkan disemua bidang pekerjaan dan
kehidupan. Dengan demikian kewirausahaan sangat berguna sebagai
‗bekal‘ masa depan mahasiswa/i dalam berkarir dibidang apapun.
3. Ketika lulusan perguruan tinggi kesulitan dalam mendapatkan
pekerjaan atau terkena PHK, kewirausahaan bisa menjadi langkah
alternatif untuk mencari nafkah dan bertahan hidup.
4. Agar sukses di dunia kerja dibutuhkan bukti nyata atau realitas, oleh
karna itu kewirausahaan adalah ilmu nyata yang dapat mewujudkan.
5. Memajukan perekonomian Indonesia dengan menjadi lokomotif
peningkatan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
6. Meningkatkan pendapatan keluarga dan daerah yang akan berujung
pada kemajuan ekonomi bangsa.
7. Membudayakan sikap unggul, prilaku positif dan kratif
8. Menjadi bekal ilmu untuk mencari nafkah, bertahan hidup, dan
berkembang.

7
Para wirausahawan itu selalu bangga pada prestasi yang telah diraih
selama ini. Mereka mempunyai sikap dan karakteristik yang berbeda dengan
pribadi yang lain. Kesuksesan itu tidak pandai memilih dan tidak suka
dipilih oleh orang yang tidak siap menerimanya. Kesuksesan akan hinggap
pada orang yang telah berusaha keras untuk menerimanya.

2.3 Tren Perguruan Tiggi saat ini berbasis kewirausahaan


Pendidikan kewirausahaan bukan lagi sekedar tren, melainkan sudah
menjadi kebutuhan. Sudah saatnya kewirausahaan dikembangkan secara
lebih terstruktur di dalam system akademik di perguruan tinggi agar lulusan
tidak hanya terfokus mencari pekerjaan tetapi dapat membuka lapangan
pekerjaan. Di dalam UU badan hukum Pendidikan universitas harus
mendorong kewirausahaan
Pertumbuhan semangat kewirausahaan di negara-negara maju sangat
tinggi, sementara di Indonesia masih cukup kecil. Oleh sebab itu ,bila
perguruan tinggi di Indonesia ingin maju, perguruan tinggi tersebut harus
mengubah visi yang konvensional menjadi lebih antisipatif. Artinya
perguruan tinggi tidak sekedar mengantar mahasiswa/i nya untuk
mendapatkan nilai yang tinggi tetapi harus lebih dari pada itu. Namun
ternyata keadaan di Indonesia sedang mengalami krisis moneter yang
berkepanjangan yang mengakibatkan sekolah dan perguruan tinggi berubah
arah. Mereka mulai mencetak lulusan yang tidak sekedar menjadi job
seeker, tetapi mencetak para enterpreuner muda yang berbekal skill,
knowledge, concept dan strategi yang baik dalam membuat mereka sukses
di kemudian hari.

B. PRINSIP – PRINSIP KEWIRAUSAHAAN


Prinsip-Prinsip kewirausahaan yang paling penting adalah Berani atau
keluar dari Rasa takut akan gagal.makna berani disini adalah tindakan
dimana kita harus bisa mengambil sikap atas peluang-peluang yang muncul
dalam hidup ini terutama peluang untuk mendirikan usaha.Seorang
wirausahawan tidak mengenal tingkat pendidikan tapi mengenal pada

8
tingkat seseorang berani mengambil Resiko.Walaupun pendidikan itu
penting tapi perannya disini justru adalah pada tingkatan keberanian akan
usaha yang akan kita buat.
Pendidikan disini berguna pada tingkat keahlian dari bidang usaha
yang akan kita dirikan tapi hal tersebut bukan lah jadi prinsip dasar dalam
membangung usaha tapi keberanian kita lah yang dapat menjadi prinsip
dasar dalam membangun usaha. Agar bisa menghindari kegagalan yang
sangat rentan menyerang para wirausahawan pemula haruslah bisa
menanamkan prinsip-prinsip dalam berwirausaha.
Prinsip-prinsip dalam entrepreneurship yang dapat dikembangkan
dalam berwirausaha adalah sebagai berikut :
1. Inovasi
Seorang wirausahawan sudah pasti melekat dengan kata inovasi.
Dalam KBBI, Inovasi adalah pembaharuan, menampilkan hal-hal
yang baru. Dibutuhkan pemikiran kreatif dan solutif untuk
menciptakan sebuah inovasi.
2. Kuat Mental
Menjadi seorang wirausahawan harus memiliki mental yang
kuat. Kondisi bisnis dapat berubah setiap harinya mengikuti
perkembangan ekonomi dunia. Ada kalanya melepaskan yang sudah
dicapai untuk mempertahankan yang sudah ada adalah pilihan terbaik.
3. Manfaatkan Peluang
Warren Buffet seorang pebisnis asal Amerika mengatakan, ―Be
fearful when others are greedy and be greedy when others are fearful.‖
Dari ungkapan tersebut kita dapat belajar untuk berani mengambil
keputusan yang berbeda dari kebanyakan pelaku bisnis atau
wirausahawan. Salah satu solusi kreatif adalah, bisa saja kamu
menciptakan produk yang tidak linear dengan produk yang biasa
kamu buat, tapi ternyata dapat menjawab kebutuhan konsumen.
4. Motivasi , Fokus pada Masa depan

9
Seorang wirausahawan harus memiliki motivasi dan tujuan yang
kuat untuk terus konsisten dalam menjalankan bisnis agar mencapai
tujuan yang telah dibuat. Seorang wirausahawan dengan motivasi akan
mampu mengayomi orang-orang yang bekerja dengannya karena
menyadari tujuan bisnis bukan saja untuk dirinya sendiri.
5. Pelanggan adalah Raja
Bisnis dapat berjalan apabila ada konsumen atau pelanggan
yang menggunakan produk atau jasa bisnis kamu. Penting ketika
dalam mengembangkan sebuah produk untuk memikirkan
penggunanya. Dalam dunia desain produk, hal ini dikenal dengan
―User-Centric Design‖, dimana bisnis atau produk yang kamu buat
dibuat atas pertimbangan kebutuhan konsumen.
6. Fleksibel
Fleksibel bisa berkaitan dengan sikap inovatif, namun, fleksibel
di sini adalah dapat beradaptasi sesuai situasi dan kondisi baik dalam
melakukan bisnis maupun berinteraksi dengan lingkungan kerja.
Kuncinya adalah menjaga komunikasi, bisa dengan mengadakan town
hall, sharing online, mengatur cara berbicara online agar respek pada
semua kalangan, dan sebagainya.
7. Intergritas
Konsisten pada tujuan dan tidak mudah terombang-ambing,
karena pada dasarnya mempertahankan integritas biasanya dibutuhkan
keberanian moral. sikap integritas adalah jujur dan selalu objektif
dalam memberi penilaian agar terhindar dari bias.
8. Bersikap Adil
Wirausahawan dengan sikap adil akan terbuka terhadap kritik
dan saran, serta mengakui ketika mereka melakukan kesalahan. Dalam
bisnis juga ada kemungkinan terjadi ketidakserasian, baik antara
pekerja maupun divisi. menangani ketika terjadi suatu konflik pada
kondisi ini bukan dengan asal memihak tetapi bisa bersikap adil di

10
antara karyawan dengan tidak memihak dan selalu melihat secara
objektif.
9. Perhitungan
Seorang wirausahawan harus dapat membaca situasi, serta awas
dan teliti dengan perhitungan bisnis. mengetahui dengan cermat
sumber keuangan yang akan digunakan dalam perputaran bisnis
mungkin dari modal investasi awal, modal kerja, dan modal
operasional. Minimal dengan melakukan pembukuan dana sederhana,
tetapi, harus diikuti juga dengan perkembangan jika skala bisnis
semakin membesar.
10. Memiliki Standar Etika
Seorang eirausaha harus mempertimbangkan hukum yang
berlaku di tempat dimana kita tinggal. Penguasaan norma sosial juga
penting dalam mendekatkan kita dengan konsumen. Standar ini
mengarah pada nilai moralitas antara baik dan buruk yang menjadi
acuan dan diterima oleh mayoritas masyarakat.
11. Berani Memulai
Teliti dalam melakukan setiap kegiatan, merencanakan dengan
matang, dan jalankan dengan baik. Salah satu kesalahan
wirausahawan adalah terjebak dalam merencanakan bisnis, padahal
rencana yang baik bukanlah yang diperhitungkan dengan sangat
sempurna, tapi yang dimulai walaupun tahu akan ada kekurangan
dalam pelaksanaannya.
12. Jujur
Salah satu nilai integritas adalah dengan kejujuran. Seorang
wirausaha tidak akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen jika
tidak memiliki sifat ini. Kejujuran juga akan membuat seorang
konsumen dapat mempercayai kita terhadap produk yang dihasilkan
atau tidak.
13. Peduli Lingkungan

11
Menjalankan usaha tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan semata atau memperoleh profit, tetapi ada nilai alam yang
harus di pertimbangkan dan perhatian terhadap lingkungan. Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL) wajib dilakukan oleh
siapapun dan jenis usaha yang dijalankan.

C. JENIS – JENIS WIRAUSAHA DI BIDANG KESEHATAN


(KEPERAWATAN)
Bergerak di bidang bisnis tidak berarti meninggalkan pekerjaan di
bidang Kesehatan. Nursepreneurship merupakan gabungan antara bidang
Kesehatan dengan kewirausahaan. Adanya kreatifitas dan inovasi yang
menyebabkan bidang ini banyak diminati. Hal ini dapat dibuktikan dengan
berbagai pilihan usaha di bidang jasa oleh seorang nursepreneurship.
Tentunya pilihan tetap ditentukan melalui pertimbangan dengan
menggunakan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity dan threat)
Pola kerja dan modal awal yang dimiliki juga ikut berpengaruh,
termasuk relasi dan ruang lingkup konsumen. selain itu Skill dan Ilmu
keperawatan yang dimiliki juga merupakan peranan penting dalam usaha
ini. Ada setidaknya tiga ruang lingkup area yang bisa dijadikan rujukan
dalam menyempitkan area yang luas, dalam mempertimbangkan aspek
mana yang akan di fokuskan. Misalnya dari bidang Kesehatan di fokuskan
pada keperawatan. Dari keperawatan di fokuskan ke nursepreneurship yang
kemudian akan di fokuskan lagi pada tiga area yang akan di bahas, yaitu :
1. Usaha dalam area Asuhan Keperawatan
2. Usaha dalam Area Pelayanan Kesehatan Umum
3. Usaha dalam Area Kombinasi Unsur Layanan Kesehatan

1. Usaha Dalam Area Asuhan Keperawatan


Usaha ini merupakan yang paling banyak menawarkan pilihan,
dimana pola pengasuhan menjadi yang paling utama di bidang
keperawatan membuat ada banyak peluang yang dapat dijadikan

12
pekerjaan termasuk bisnis. Beberapa usaha di area asuhan
keperawatan yang terdapat di Indonesia .
a. Home Care
Pelayanan Home care merupakan pelayanan asuhan
keperawatan yang dilakukan di rumah. Neis dan Mc Ewen
(2001) mengatakan bahwa home health care adalah system
dimana pelayanan Kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di
rumah kepada klien dengan kecacatan, atau orang—orang yang
tinggal di rumah karna kondisi kesehatannya
(holistikhomecare.com)
Definisi home care menurut departemen kesehatan adalah
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif
yang diberikan pada individu atau keluarga di tempat tinggal
mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan
dan memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.
Dalam mengadakan pelayanan home care ada beberapa
jenis profesi kesehatan yang terlibat, seperti : dokter, perawat,
terapis dan lain-lain. Meskipun dilakukan dirumah, perawatan
yang dilakukan tetap harus memperhatikan prosedur yang
dilakukan d rumah sakit, walapun diberbagai aspek terdapat
perbedaan.
Untuk melakukan homecare seorang nursepreneur harus
memperhatikan kebutuhan tempat (homebase), fasilitas yang
diperlukan dan tenaga kerja yang mumpuni. Jenis usaha ini telah
banyak dikembangkan di berbagai kota besar yang ada di
Indonesia.

13
Gambar 1.1

(sumber : shutterstock.com)
b. Wound Care Moderen
Beberapa rumah sakit modern di Indonesia sudah
menerapkan wound care modern ( penyembuhan luka secara
modern). Walaupun demikian jumlah yang ada belum banyak.
Data yang didapat dari Asia Pacific Wound Care Congress
(APWCC) menacatat sampai tahun 2012 baru 25 dari 1000 rumah
sakit, khususnya di pulau jawa yang telah menerapkan perawatan
luka modern (Sutriyanto, 2015).
Angka itu tentunya masih sangat sedikit sekali, sedikitnya
jumlah tersebut merupakan peluang yang baik untuk seorang
nursepreneurship , karna akan lebih leluasa dalam mendapatkan
konsumen. Rumah sakit yang belum menggunakan cara modern
ini masih menggunakan prinsip dry healing, perawatan luka
dengan model konvesional. Prinsip yang digunakan dalam wound
care modern adalah prinsip ―moist‖ dimana jaringan luka
mengalami kesempatan dalam berpoliferasi melakukan siklus
perbaikan sel dengan baik (Fatmadona, 2016). Dengan konsep
yang disebut juga moisture balance, penyembuhan luka dapat dua
kali lebih cepat dari pada menggunakan tehnik konvensional.

14
Shah (20212) menyimpulkan dari sejarahnya, moist wound
care bermula dari penelitian yang telah dilakukan oleh tiga
peneliti dunia pada tahun 1940-1970 dan didapatkan kesimpulan
bahwa tehnik perawatan luka dengan tehnik lembab mempunyai
banyak kelebihan, yang diantaranya :
1) Laju epitalisasi pada luka yang ditutup oleh polyetylen dua
kali lebih cepat sembuh disbanding dengan luka yang
dibiarkan kering.
2) Perawatan luka lembab tidak meningkatkan infeksi (2,5%)
dibandingkan dengan perawatan kering (9%)
3) Cost effectiveness, dipilih berdasarkkan pertimbangan
keamanan, kenyamanan dan finansial dari pasien itu sendiri.

Gambar 2

gambar : perawatan luka modern

Terdapat 7 Tekhnologi dalam Perawatan Luka Modern


1) Mencuci Luka
Pencucian luka saat ini berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman. Mulai dari cairan yang digunakan ataupun
metode pencucian luka. Beberapa cairan yang sering digunakan
yaitu Normal saline, povidine iodine, hydrogen peroxide, chlorine

15
ataupun commercial wound cleanser seperti feraclyrum 1%,
rebusan air daun jambu biji dll.
Penentuan jenis cairan untuk pencucian luka disesuaikan
dengan kondisi luka apakah terinfeksi atau tidak? Kondisi eksudat,
keberadaan benda asing pada luka, perlunya perlindungan primer
pada luka, dan kondisi dasar luka merah segar atau ada masalah
dari sisi vaskularisasi pada luka tersebut
2) Membuang Jaringan Mati
Membuang jaringan mati pada luka dikenal dengan
debridemag. Metode pengankatan jaringan mati ini terdapat
bermacam-macam metode seperti Chemical debridement,
Mechanical debridement, Autolysis, surgical
debridement, dan Conservative Sharp Wound Debridement
(CSWD).
3) Memilih Balutan yang tepat
Pemilihan balutan yang tepat dapan menunjang optimalisasi
penyembuhan luka. Pemilihan balutan luka disesuaikan dengan
kondisi luka. Balutan yang baik tentunya dapat mendukung
autolisis pengangkatan jaringan mati, mempertahankan
kelembapan, melindungi area sekitar luka dan tepi luka, mencegah
infeksi, dan mendukung granulasi serta pertumbuhan jaringan
epitel.
4) Perawatan Luka Terkini Vs Konvensional
Perawatan luka konvensional merupakan perawatan standar
yang dapat sederhana dilakukan di rumah. Bahan perawatan yang
digunakan seperti kassa, larutan NACL 0,9%, plester dll.
Perawatan luka menggunakan metode konvensional ini dapat
digunakan pada luka yang tidak berbahaya sepeti cidera ringan.
Perawatan ini bertujuan untuk menyerap cairan, mengentikan
perdarahan, melindungi area luka, mencegah infeksi, dan
mengeringkan luka.

16
Penggunaan balutan konvensional diterapkan pada luka-
luka cidera kecil secara langsung. Namun jika anda ragu, anda
dapat menghubungi tenaga kesehatan profesional untuk
menjelaskan secara detail dan mendemonstrasikan cara
perawatan luka dengan metode ini.
5) Aplikasi dan Penggunaan
Perawatan dengan metode modern merupakan perawatan
dimana proses perawatan menekankan pada kelembabapan
luka sebagai lingkungan yang efektif untuk proses penyembuhan.
Dalam menjaga kelembapan luka ini, digunakan bahan tambahan
dalam perawatan seperti foam dressing, hidrogel, alginate, ataupun
hidrokoloid dimana disesuaikan dengan penampakan luka.Tujuan
dari metode perawatan luka ini untuk menjaga temperatur luka agar
tetap lembab, meningkatkan aliran oksigen pada luka,
membersihkan infeksi pada area luka, mengangkat jaringan mati,
dan memudahkan penggantian balutan.
6) Penelitian Terkait
Sebuah penelitian review dimana membandingkan antara
perawatan luka konvensional dengan perawatan modern khusunya
pada 5.690 luka (Luka ulkus kaki, luka diabetes dan luka tekan)
pada tahap pertama dan 22.492 luka di tahap kedua didapatkan
bahwa durasi rata-rata kesakitan pada perawatan luka
konvensional selama 12,4 bulan sedangkan pada perawatan luka
modern 10,4 bulan. Durasi perawatan rata-rata dihabiskan pada
perawatan luka konvensional selama 113 hari, sedangkan pada
perawatan luka modern hanya 109 hari (K Hayer et al, 2012).
7) Prinsip Perawatan
a) Debridement
Debridement atau mengangkat jaringan mati pada luka
merupakan aspek penting dalam perawatan luka dimana
mengangkat penghambat proses penyembuhan dapat

17
melalui 4 cara yaitu menggunakan kassa dan NACL 0,9%
untuk menyerap cairan, menggunakan enzim-enzim tubuh
untuk melakukan pelepasan jaringan tubuh secara mendiri,
memberikan enzim tambahan dari luar tubuh ataupun
menggunakan cara biologis (maggot) untuk membersihkan
jaringan mati.
b) Pengendalian Bakteri
Prinsip selanjutnya adalah pengendalian bakteri.
Pengendalian bakteri pada perawatan dapat menggunakan
bahan antiseptik, antibiotik, ataupun balutan dengan anti
mikroba (Hydrofobik dressing atau Silver Dressing).
c) Penyerapan Cairan eksudat
Pemakaian balutan dengan daya serap tinggi pada
perawatan luka modern (mechanical vaccum) dapat
mengendalikan cairan merembes pada luka. Contoh
balutannya seperti absorbent dressing, hidrofibre
alginate ataupun foam.

Mengambil area wound care modern dapat menjadi pilihan


yang tepat dengan pertimbangan yang luas. Perkembangan
perawatan modern juga semakin dibutuhkan saat ini dengan
semakin berkembangnya zaman. Tetapi yang harus diperhatikan
oleh seorang nursepreneurship yang ingin berkecimpung dalam
usaha ini harus memiliki skil dan ilmu keperawatan yang mumpuni
tentang wound care modern ini. Hal ini bisa didapatkan melalui
mengikuti pelatihan-pelatihan perawatan luka modern yang saat ini
sudah mulai banyak. Seorang nursepreneurship yang telah
mendapat pelatihan wound care modern atau kompeten di bidang
perawatan luka akan memiliki gelar CWCCA ( Certified Wound
Care Clinician Assosiated).

18
c. Praktik Mandiri Perawat
Berbagai penyakit yang diderita di masyarakat saat ini lebih
banyak pada kategori penyakit tidak menular, seperti : Hipertensi,
Diabetes, Jantung, dll, ditambah dengan tingkat kegawatan
darurat yang tinggi membuat rumah sakit yang letaknya jauh akan
kalah dengan pelayanan kesehatan dengan akses yang mudah
dijangkau. Membuka praktik mandiri perawat juga
mempertimbangkan kebutuhan masyarakat akan fasilitas
kesehatan yang dekat dan mudah diakses oleh meraka. Lebih dari
keberadaan praktek bidan, keberadaan praktek mandiri perawat
mencakup perawatan dan pelayanan kesehatan masyarakat secara
professional. Pengobatan yang diberikan pun bersifat lebih
komprehensif dan bersifat holistic.
Pendirian praktik mandiri perawat saat ini sudah memiliki
paying hukum, yaitu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Kesehatan Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/148/I/2010 dan
perubahan peraturan nomor 17 Tahun 2013 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat. Dengan adanya peraturan yang
disahkan , tentu pendirian praktek mandiri perawat akan lebih
terkoordinasi dengan Kementrian Kesehatan. Selain itu kualitas
pendirian praktik mandiri perawat akan terjamin sehingga
masyarakat akan percaya untuk melakukan perawatan.
Melengkapi Peraturan Menteri, Undang-Undang Nomor 38
Tahun 2014 tentang Keperawatan juga turut ikut andil dalam
pendirian praktik mandiri perawat. Beberapa isinya membahas
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat. Perawat yang
akan mendirikan praktek mandiri wajib memiliki SIPP dan hanya
berlaku untuk satu tempat praktik perawat ( tertuang dalam UU
keperawatan pasal 19 dan 20) dan wajib memasang Papan Nama
Praktik (tertuang dalam UU keperawatan pasal 21). Tidak hanya
melayani perawatan secara medis, tetapi juga bisa

19
dikombinasikan dengan pelayanan komplemeter, seperti
pengobatan herbal, akupuntur dan lain-lain.

Gambar. 3 Contoh Papan Nama Praktik Mandiri

NS. RISFANITI

d. Travel Nurse
Kebutuhan perawat tidak hanya dalam negri melainkan secara
internasional. Bukan berarti di negara lain tidak memiliki perawat
hanya saja terkadang jumlah yang tersedia di negara tersebut lebih
rendah dari jumlah yang dibutuhkan. Oleh karna itu perlu adanya
perawat dari negara lain yang bekerja di negara tersebut.
Nurse travel tidak bekerja tetap di suatu instansi yang ada di
luar negri. Mereka bekerja secara kontrak sesuai dengan durasi
waktu yang dibutuhkan klien. Biasanya seorang travel nurse hanya
bekerja selama 13-26 pekan yang kemudian berpindah ke tempat
atau negara lain. Bagi yang suka traveling atau jalan-jalan
kesempatan ini merupakan sebuah peluang yang menyenangkan
dan menguntungkan. Sayangnya di Indonesia belum memiliki
fasilitas seperti ini. Tetapi informasi mengenai travel nurse sudah
dapat kita akses melalui internet. Menjadi seorang travel nurse
tidak hanya membutuhkan keterampilan dalam ilmu keperawatan
saja melainkan kemampuan dalam berbahasa asing dan
kemampuan beradaptasi juga sangat dibutuhkan. tanpa memiliki

20
bekal ilmu pengetahuan yang mumpuni da jiwa eksploler seorang
travel nurse akan memiliki kesulitan dalam menjalankan pekerjaan
nya.

2. Usaha Dalam Area Pelayanan Kesehatan Umum


Seorang Nursepreneur dapat memanfaatkan peluang untuk
mencipkatan lebih banyak layanan kesehatan umum dengan
mendirikan klinik kesehatan. Meskipun bersifat swasta keberadaannya
tetap diakui pemerintah. Pendirian Klinik kesehatan oleh perawat
diatur dalam Undang-Undang dan Peraturan Menteri Kesehatan.
Namun demikian untuk memulai bergerak di bisnis ini jelas di
butuhkan dana yang besar dan area yang lebih luas dari sebelumnya,
yaitu Asuhan Keperawatan. Selain Dana banyak Aspek yang harus
dipertimbangkan .
a. Klinik
Klinik hanya menangani permasalahan kesehatan yang tergolong
ringan da darurat sementara. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 mengenai pendirian klinik .
Definisi Klinik
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan dan menyediakan pelayanan medis
dasar atau spesialistis.
1) Jenis Klinik
Berdasarkan jenis pelayanan nya klinik dibagi menadi dua, yaitu
klinik pratama dan klinik utama.
 Klinik Pratama : klinik yang menyelenggarakan pelayanan medis
dasar, baik umum maupun khusus.
 Klinik Utama : klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik
spesialistis atau pelayanan medik dasar dan spesialistis.
2) Kepemilikan Klinik

21
Klinik dapat dimiliki oleh pemeritah pusat, pemerintah daerah dan
masyarakat. Klinik milik masyarakat yang meyelenggarakan rawat
jalan dapat didirikan oleh perorangan atau badan usaha. Sementara
klinik untuk rawat inap harus didirikan oleh badan hukum.
3) Bangunan Klinik
Bangunan harus bersifat permanen dan tidak tergabung dengan tempat
tinggal pribadi. Bangunan harus memperhatikan fungsi keamanan,
kenyamanan,dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta
perlindungan keselamatan dan kesehatan bagi semua orang. Jumlah
tempat tidur pada klinik rawat inap minimal lima dan paling banyak
sepuluh. Klinik dibangun dengan memiliki ruangan seperti :
 Ruang Pendaftaran dan ruang tunggu
 Ruang Konsultasi
 Ruang Administrasi
 Ruang Obat dan pelayanan farmasi
 Ruang Tindakan
 Ruang Pojok Asi
 Kamar Mandi/toilet
Jika Klinik yang di bangun adalah klinik rawat inap, maka ada
tambahan ruang yaitu :
 Ruang Rawat Inap
 Ruang Farmasi
 Ruang Laboratorium
 Ruang Dapur
4) Ketenagaan Klinik
Ketenagaan klinik rawat jalan terdiri dari tenaga medis, tenaga
keperawatan tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan sesuai
dengan kebutuhan.
Ketenagaan klinik rawat inap terdapat tenaga tambahan yaitu tenaga
kefarmasian, tenaga gizi, dan tenaga analis kesehatan , semua tenaga

22
kesehatan harus memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin
Praktek (SIP).
5) Perizinan
Dalam mendirikan klinik wajib ada izin mendirikan yang dikeluarkan
pemerintah daerah kabupaten/ kota dan izin operasional yang
dikeluarkan oleh kepala dinas kesehatan atau pemerintah daerah
kabupaten/kota.
Persyaratan yang harus dilengkapi untuk mendapatkan izin adalah :
 Identitas lengkap pemohon
 Fotocopy pendirian badan hukum atau badan usaha, kecuali
kepemilikan perorangan.
 Fotocopy sertifikat tanah dan bukti kepemilikan lain yang disahkan
oleh notaris atau bukti surat kontrak minimal jangka waktu 5 tahun.
 Dokumen SPPL untuk klinik rawat jalan atau dokumen UKL-UPK
(upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan)
untuk klinik rawat inap.
 Profil klinik meliputi struktur organisasi, lokasi bangunan,
prasarana, ketenagaan, peralatan, keafarmasian, laboratorium dan
pelayanan yang diberikan.
b. Rumah Sakit
Sebagai rujukan akhir dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Rumah sakit tergolong istimewa sehingga
peraturannya dibuat langsung dalam Undang-Undang. Berikut
beberapa hal yang dijelaskan pada Pasal Undang-Undang Nomor 44
tahun 2009.
1) Definisi Rumah sakit
Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna ( promotive, preventif, kuratif,
dan rehabilitative) yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat.
2) Fungsi Rumah Sakit

23
 Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesua dengan standar pelayanan rumah sakit.
 Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis.
 Penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam peningkatan kemampuan dalam pemberian
layanan kesehatan
 Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan dengan memperhatkan etika ilmu
pengetahuan bidang kesehatan.
3) Jenis Rumah Sakit
 Rumah Sakit Umum
 Rumah Sakit Khusus
4) Kepemilikan Rumah Sakit
 Dapat di dirikan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah
atau swasta.
5) Lokasi Rumah Sakit
Lokasi rumah sakit harus memenuhi ketentuan mengenai
kesehatan, keselamatan lingkungan dan tata ruang. Hasil kajian
dengan menggunakan prinsip studi kelayakan dengan
menggunakan prinsip pemerataan pelayanan, efisiensi dan
efektivitas serta demografi.
6) Bangunan Rumah Sakit
Bangunan harus memiliki ruang :
 Rawat Jalan
 Ruang Rawat Inap
 Ruang Gawat Darurat
 Ruang Operasi
 Ruang Tenaga Kesehatan

24
 Ruang Radiologi
 Ruang Laboratorium
 Ruang Sterilisasi
 Ruang Farmasi
 Ruang Pendidikan dan Aula
 Ruang Kantor dan Administrasi
 Ruang Tunggu
 Ruang Menyusui
 Ruang Dapur, Pengelolaan Limbah Sampah
 Parkir yang mencukupi
7) Ketenagaan Rumah Sakit
Rumah sakit harus memiliki ketenagaan yang tetap meliputi tenaga
medis dan penunjang medis, tenaga keperawatan, kefarmasian,
manajemen rumah sakit dan tenaga non kesehatan. Tenaga medis
dan penunjang medis yang melakukan praktik di rumah sakit wajib
memiliki STR dan SIP.
8) Perizinan
Izin mendirikan diberikan dalam jangka waktu dua tahundan dapat
Panjangnjang untuk satu tahun. Sedangkan izin operasional
diberika untuk jangka waktu lima tahun dan dapat diperpanjang
Kembali selama memenuhi syarat.
9) Klasifikasi Rumah Sakit
Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan Rumah Sakit
dikategorikan dalam rumah sakit umum dab rumah sakit khusus.
Rumah sakit umum diklasifikasikan menjadi tipe A, B, C dan D.
Sementara Rumah Sakit Khusus diklasifikasikan menjadi tiga yaitu
Rumah Sakit Khusus tipe A, B dan C.

25
Berikut adalah contoh dari bentuk Surat Registrasi Perawat ( STR ) dan
Surat Izin Praktek ( SIPP )

a. Gambar contoh STR Perawat

b. Gambar contoh SIP Perawat

26
27
3. Usaha Dalam Area Kombinasi Unsur Layanan Kesehatan
Setelah membahas tentang dua lingkup area yang benar-benar
berfokus pada bidang kesehatan, yakni asuhan keperawatan dan
pelayanan kesehatan umum. Selanjutnya akan dibahas lingkup usaha
di bidang lain yang menyertakan unsur kesehatan, seperti :
a. Baby Message and Spa
Di beberapa kota besar Baby Message & Spa sudah bisa ditemui,
tapi dengan jumlah yang masih relative sedikit. Perkembangan bisnis
ini pun mempunyai peluang yang baik karna di dukung dengan pola
asuh ibu yang semakin berkembang sehingga banyak yang
menggunakan jasa message baby & Spa sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan sang buah hati.
Message and Spa yang berarti pijat adalah aktivitas yang sangat
baik untuk bayi. Keuntungan nya adalah dapat merelaksasi
ketegangan otot, melatih sensor motoric, melancarkan peredaran
darah, membiasakan bayi dengan lingkungan sosial agar mudah
bersosialisasi, dan membantu bayi agar dapat tidur dengan nyenyak.
Kesuksesan dari usaha ini tidak lepas dari tiga hal yakni kenyamanan
ruangan tempat usaha, profesionalitas para karyawan yang bekerja
mumpuni di bidang nya, serta paket-paket produk yang ditawarkan
dengan harga yang bersaing. Perlu di perhatikan karyawan yang
bekerja sebelumnya harus sudah pernah mengikuti pelatihan baby
message & Spa pada bayi, sehingga kemampuan nya tidak diragukan
lagi dan mempererat rasa percaya dan kenyamanan bagi orang tua
dalam melakukan treatmen untuk si buah hati.
b. Children day care
Kesibukan orang tua tidak hanya Ketika anak masih berusia 1-2
tahun saja, saat anak memasuki usia 3 tahun ke atas pun, jika kedua
orang tua disibukkan oleh pekerjaan otomatis anak akan dititipkan
pada Children day care. Tipe bisnis ini ada dua , yaitu : center based
bussines yang dapat menampung anak dalam jumlah banyak. Kedua

28
home based children care dengan memanfaatkan rumah sebagai
tempat anak-anak. Ada beberapa Langkah yang perlu direncanakan
jika akan memulai bisnis ini, yaitu :
1) Memahami kebutuhan pasar tempat tinggal
Target pasar yang paling mudah di jangkau adalah orang-orang
yang tempat tinggalnya dekat dengan children day care.
Pemahaman akan kebutuhan dapat dilihat dari sensus data seperti
jumlah anak-anak dengan jumlah ibu yang bekerja di luar rumah.
2) Mengidentifikasi children day care yang sudah berdiri
Jika dalam radius 0-3 km terdapat children day yang sudah
berdiri, kita dapat melakukan sebuah inovasi terhadap pelayanan
yang akan diberikan.
3) Menentukan apakah akan memilih center based atau home based
Penentuan ini perlu untuk dipertimbangkan terkait jumlah dana
yang di miliki dalam memulai usaha
4) Membuat perencanaan budget
Pastikan semua kebutuhan termasuk pengurusan peizinan sudah
tertulis dan terhitung secara detail agar persiapan pendirian
children day semakin matang.
c. Skin care
Di Indonesia skin care identik dengan klinik kecantikan, besarnya
kebutuhan akan perawatan diri dan kesehatan kulit yang semakin
meningkat ini disebabkan dari munculnya berbagai masalah kulit yang
semakin beragam, seperti : jerawat, flek hitam, kulit kusan, kulit
berminyak yang menyebabkan seseorang menjadi tidak percaya diri.
Orang yang membutuhkan perawatan ini pun sangat beragam, tidak
hanya perempuan tetapi banyak di minati juga oleh laki-laki, mulai
dari usia remaja sampai dengan dewasa tua. Untuk bergerak dalam
bisnis ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Sarana dan Prasarana

29
Klinik kecantikan harus memiliki sarana dan prasarana yang
menunjang proses perawatan, selain itu bahan-bahan yang dipilih pun
harus untuk beragam jenis kulit, tidak mengandung zat berbahaya
seperti mercuri dan sudah berstandar BPOM.
2) Sumber daya manusia
Semua karyawan yang terlibat sebagai SDM di klinik kecantikan
harus sudah pernah menjalani pelatihan yang menjamin
profesionalitas mereka.
3) Perizinan
Untuk pengurusan perizinan dilakukan seperti proses pada pengajuan
pengursan peizinan di klinik.
4) Fisiotherapy
Lingkup yang satu ini sepertinya terpisah dari ilmu keperawatan,
tetapi ada pula perawat yang dibekali dengan ilmu fisotherapy.
Fisiothepy adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan untuk
mengembalikan fungsi organ tubuh dengan menggunakan tenaga
alam. Tenaga alam yang di gunakan antara lain : air, sinar, listrik,
panas dan message. Akan tetapi jika seseorang yang berbasis ilmu
keperawatan hendak mengambil bisnis ini sebaiknya bekerja sama
dengan seorang fisiotherapis sehingga pelayanan yang diberikan akan
maksimal.
5) Konseling Keperawatan
Bentuk bisnis konseling sebenarnya sudah ada di banyak bidang,
termasuk bidang keperawatan. Konseling adalah proses memberikan
bantuan dari seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu
keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman
terhadap fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan klien (Saraswati,
2002).
6) Catering Diet
Tren makanan sehat dan bergizi saat ini sudah mulai banyak
dilirik dan diminati oleh masyarakat. Tidak hanya diminati bagi

30
mereka dengan obesitas tetapi sudah banyak diterapkan oleh mereka
yang ingin menjaga tubuh agar tetap ideal dan proposional. Untuk
masuk ke bidang ini seorang nursepreneur harus paham tentang
makanan dan kandunganya. Akan lebih baik bekerja sama dengan ahli
gizi dalam penentuan jumlah kalori yang diberikan sesuai dengan diet
nya.
7) Sewa Alat Kesehatan
Kebutuhan akan alat-alat kesehatan saat ini semakin tinggi,
sementara untuk membelinya dibutuhkan biaya yang tidak sedikit,
apalagi dalam penggunaan nya tidak sesering di klinik atau di rumah
sakit. Komunitas atau kelompok masyarakat yang hendak
mengadakan kegiatan sosial berbasis kesehatan biasanya akan
memilih menyewa alat kesehatan yang dibutuhkan.

D. STRATEGI KEWIRAUSAHAAN DALAM BIDANG KESEHATAN


1. KIAT MENJADI NURSEPRENEUR
Seorang perawat dapat menjadi nurse Entrepreneur atau menjadi
nurse Intrapreneur. Seorang perawat nurse Entrepreneur adalah
seorang perawat yang menjalankan wirausahanya sendiri atau dengan
beberapa teman dalam bisnis keperawatan. Sebaliknya seorang
perawat Intrapreneur adalah seorang perawat yang menjalankan
―bisnis‖ dalam divisi atau bagian dari satu perusahaan yang telah ada.
Menjadi seorang Intrapreneur lebih aman, mendapatkan karir, dan
dapat melangkah menjadi Entrepreneur. Tentu saja ini berbeda dengan
apa yang umumnya perawat lakukan, dan bukan bekerja di RS yang
tentu saja yang secara alamiah bukan tempat ―berbisnis‖. Ketrampilan
dan karakter perawat yang diperlukan berbeda sekali, mesti memiliki
semangat wirausaha, memulai sendiri, bertanggung jawab secara
keuangan, mencoba hal baru, dan berani. Anda sebagai perawat juga
dituntut memiliki jiwa sales, customer services, budgeting, forecasting
dan manajemen. Secara mudahnya lebih baik menjadi perawat

31
Intrapreneur dulu, sambil bekerja dalam satu institusi bisnis atau
sambil bekerja sebagai perawat, namun memiliki usaha sampingan di
bidang wirausaha. Setelah kita yakin siap, maka bisa langsung terjun
dalam Entrepreneurship untuk mengurus bisnis sendiri.

2. MENJADI EMPLOYER KEMUDIAN INVESTOR


Menurut Robert Kiyosaki tingkatan terendah dalam bekerja
menurut penghasilannya adalah Employer (pekerja), tingkatan kedua
adalah owner (pemilk) dan tingkatan ketiga adalah investor (pemilik
modal). Jawaban menarik yang disampaikan oleh para perawat yang
bekerja di Kuwait kalau ditanyakan apakah ingin bekerja sebagai
perawat kembali di Indonesia nanti (saat resign), sebagian besar
mereka menjawab ‖tidak‖. Sehingga banyak dari mereka yang telah
merintis berbagai jenis usaha bisa berhubungan dengan dunia
keperawatan/kesehatan atau bahkan tidak sama sekali. Banyak teman
perawat yang selalu setiap annual leave (cuti tahunan) mulai merintis
bidang usaha baru, yang dikelola keluarga/teman, atau membuat
kontrakan, transportasi, buka toko obat, bisnis fotocopy, makanan,
property, wartel/warnet, usaha komputer, service Hp, bengkel, dsb.
Mereka memiliki keyakinan bahwa dalam bidang pekerjaan apapun,
yang namanya income harian, mingguan, bulanan, tahunan dan
―dadakan‖, serta income antar negara (income di LN dan di Indonesia
) semuanya penting terpenuhi. Bekerja di LN bisa menjadi langkah
awal menjadi pebisnis dan investor. Perawat di luar negeri rata-rata
mencapai gaji 10 x lipat perawat di Indonesia. Sebelum menjadi
pengusaha kita memang perlu modal finansial dan modal karakter.
Untuk mencari modal finansial kita boleh menjadi karyawan dulu
(employer). Setelah gaji kita ditabungkan maka kita mulai punya
modal finansial yang akan kita rubah menjadi mesin pencetak uang
(aset). Kemudian hasilnya dapat diinvestasikan oleh perawat yang
akan menjadi pasif income.

32
3. MAMPU BERPIKIR UNTUNG (THINK BENEFIT) DAN
MERUBAH PARADIGMA BERPIKIR (CHANGE THINKING
PARADIGMA)
Perawat sering berhadapan dengan berbagai masalah saat bekerja
misalnya macet saat mau dinas ke Rumah sakit, mencuci baju putih
yang gampang kotor, sampah medis yang berserakan, sulitnya
meninggalkan anak saat dinas, jauhnya kantin saat makan siang, tidak
keburu masak di rumah, mahalnya biaya berkomunkasi dengan suami.
Seorang perawat yang berjiwa Entrepreneur akan mulai berpikir beda
dan berpikir untung. Tahap selanjutnya mungkin muncul gagasan-
gagasan segar dan ide – ide kreatif misalnya perawat menciptakan CD
rekaman English for nurse saat macet, laundry for nursing staf, Re-use
machine for waste medical, katering siap antar bagi perawat atau
penitipan bayi bagi perawat. Ide – ide tersebut harus dibiasakan
muncul. Seberapa jeleknya ide itu atau seberapa sepelenya ide itu
tetap harus dimunculkan. Di luar negeri justru ide sepele itulah yang
menghasilkan royalti jutaan, misalnya ide tentang alat penjepit kuping
anjing jenis tertentu, yang telinganya menjuntai saat makan dan
tercelup pada makanan.

4. MODEL ENTREPRENEURSHIP
Model Entrepreneurship secara sederhana dimulai dengan
diketahui adanya peluang, mampu menggunakannya, kemudian jika
terdapat hambatan, mampu mengatasi hambatan yang ada. Diperlukan
juga kemampuan cara melakukan Entrepreneurship itu sendiri
sehingga tercipta usaha baru (peluang menjadi usaha baru). Peluang
perawat menjadi Entrepreneur dibagi menjadi: Trend demografi :
Jumlah lansia yang semakin banyak tentunya memerlukan perawatan
dalam menjalani hidupnya.
Dalam menjalani pengobatan mungkin beberapa klien
memerlukan penjagaan atas privacynya sehingga memerlukan

33
pelayanan secara khusus. Kesempatan di falitas kesehatan :Terlibat
dalam produksi atau pendistribusian suplemen yang baik untuk pasien
di rumah sakit. Mungkin kedepannya tidak menutup kemungkinan
rumah sakit akan melakukan outsourcing tenaga perawat untuk
memotong besarnya biaya rumah sakit, hal ini tentunya rumah sakit
tidak akan memaksakan tenaga perawat yang sedikit untuk merawat
pasien yang sangat banyak dan sebaliknya jika pasien sedikit rumah
sakit bisa menyesuaikan kebutuhan tenaga perawat.
Trendsosial : Gaya hidup yang sibuk berdampak buruk terhadap
kesehatan seseorang sehingga untuk tetap sehat membutuhkan
perawatan untuk mempertahankan kesehatanny, dalam hal ini focus
kepada kelompok – kelompok tertentu seperti klub jantung sehat.
Peluang – peluang diatas sangat mungkin dimanfaatkan oleh perawat
karena perawat di rumah sakit sangat dekat dengan pasien, namun
untuk memanfatkan peluang tersebut perawat sering menghadapi
hambatan – hambatan diantaranya: isu malpraktek, tidak punya hak
istimewa dari rumah sakit, padangan skeptis dari beberapa dokter
tentang peran independen perawat, dan ketakutan rumah sakit akan
menurunnya kedisiplinan perawat.
Aspek legal : Perawat dalam menjalankan Entrepreneurship-nya
sering dihantui oleh sangsi hukum, oleh karena itu banyak perawat
berharap untuk disahkannya RUU praktik keperawatan. Tetapi
tentunya aspek hukum yang harus dikuasai bukan hanya tentang
perawat tentunya undang – undang atau peraturan hukum lainnya juga
harus dikuasai oleh perawat. Etik dan konflik personal : Banyak
perawat beranggapan bahwa berbisnis. Bertentangan dengan kode etik
dan nilai perawat dimana berbisnis maka akan menurunkan penilaian
masyarakat terhadap perawat.
Untuk menghindari terjadinya konflik personal perawat lebih
suka bekerja di klinik tempat praktek dokter, hal ini menyebabkan
fungsi mandiri dari perawat dinilai tidak ada oleh masyarakat atau

34
dengan kata lain tidak kompeten dan menjadi perawat tidak survive
untuk menunjukan eksistensi tindakan keperawatan mandiri.
Hambatan dari pengetahuan : Kemampuan perawat dalam
memulai bisnis belum terlihat hal ini disebabkan karena
ketidakmampuan mengembangkan perencanaan bisnis (akutansi,
pemasaran, manajeriar, asuransi, hukum, perencanaan, insurance,
anggaran, pendanaan, negosiasi, penagihan, keterampilan klinik dan
keperawatan).
Manajemen perawat lebih difokuskan kepada manajemen pasien
tidak kepada manajemen perusahaan dan masih banyak perawat
beranggapan bahwa masyarakat hanya membutuhkan rumah sakit dan
dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan, kalau berbisnis
mempunyai risiko yang tinggi. Hal ini berdampak banyak perawat
kesulitan dalam memulai usaha baru. Solusi : Untuk mengatasi
masalah diatas diantaranya dengan cara :
a) Untuk memulai harus mempunyai mentor , dan tentunya kepada
perawat yang sudah menjadi Entrepreneur sejati harus terpanggil
jika menginginkan terbentuk perawat yang berjiwa Entrepreneur.
Sehingga perawat berani memulai bisnis baru.
b) Perawat harus membuat komuniti perawat Entrepreneurship
sehingga dapat menggali potensi bisnis perawat, mengetahui tren
bisnis perawat yang baru dan membuat arahan – arahan yang
positif untuk meningkatkan income bagi bisnis perawat.
c) Organisasi profesi harus mampu membuat dan mengembangkan
area – area Entrepreneurship perawat termasuk perlindungan
hukumnya.
d) Membuat komuniti untuk mengidentifikasi portensi bisnis
perawat, terhubung dengan trend bisnis baru dan meningkatkan
arahan – arahan untuk meningkatkan praktek.
e) Perawat harus memperbaiki mental Entrepreneurnya dan
mempelajari peran – peran seorang Entrepreneur

35
f) Kerjasama dengan pihak – pihak lain seperti rumah sakit,
pemerintah dan swasta yang dapat dijembatani oleh organisasi
profesi.
5. LANGKAH PERAWAT MENJADI NURSE PRENEUR
(PERAWAT PENGUSAHA)
Isu kesejahteraan perawat saat ini masih gencar dihembuskan
selain isu profesionalisme. Kesejahteraan perawat yang berbanding
lurus dengan gaji perawat konon berbanding terbalik dengan beban
kerja perawat. Mengharapkan pemerintah untuk melihat hal itu,
rasanya tidak mungkin (tampak pada ketidakjelasan RUU
Keperawatan) karena saat ini perawat di Indonesia masih belum
memiliki bargaining position di mata pemerintah. Salah satu solusi
yang bisa diambil untuk membackup kesejahteraan perawat tanpa
perlu menggantungkan pada gaji dari pemerintah, adalah dengan
menjadi Nursepreneur (Perawat Pengusaha). Konsep Nursepreneur
sudah lama muncul dalam dunia keperawatan. Namun, di Indonesia
konsep ini belum begitu familiar. Ada satu hal yang sangat menarik
dari konsep ini, yaitu untuk menjadi perawat pengusaha atau perawat
pebisnis kita hanya perlu 5 langkah.
Uniknya 5 langkah ini sangat sering dilakukan oleh perawat. 5
langkah itu adalah bagian dari PROSES – KEPERAWATAN yang
terdiri dari (1) pengkajian, (2) diagnosa, (3) perencanaan, (4)
implementasi, dan (5) evaluasi. Jika dikaitkan dengan
NURSEPRENEUR, proses keperawatan itu akan menjadi 5 langkah
awal untuk menjadi perawat pengusaha atau perawat pebisnis, yaitu :
a. Pengkajian : Langkah pertama untuk memulai berbisnis adalah
kita melakukan pengkajian. Masalah adalah hal pertama yang kita
ingin dapatkan dari proses pengkajian. Maka untuk memulai
bisnis, kita harus mengetahui masalah apa yang terjadi. Saat ini
yang paling berkuasa dalam dunia bisnis adalah pasar (market).

36
Maka pengkajian yang kita lakukan untuk memulai berbisnis
adalah mengkaji kebutuhan pasar.
b. Diagnosa: Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah
menetapkan diagnosa. Dalam dunia bisnis, setelah kita
mengetahui kebutuhan pasar maka yang selanjutnya dilakukan
adalah memetakan potensi yang bisa kita masuki untuk menjawab
kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam langkah ini adalah
tahap diagnosa.
c. Perencanaan: Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita
masuki, maka langkah selanjutya adalah menyusun rencana untuk
bisa masuk kedalam pasar yang sesungguhnya. Tahap perencaan
ini merupakan tahap ketika kita harus memiliki konsep usaha
yang jelas dan detail.
d. Implementasi: Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take
action. Konsep usaha yang jelas harus diwujudkan dalam bentuk
nyata. Tahap ini merupakan tahap yang paling inti dalam proses
berbisnis dan tentu saja merupakan tahap yang paling sulit.
Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua orang berani
take action.
e. Evaluasi: Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian
penting dan tidak boleh terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa
mengetahui apakah implementasi yang kita lakukan berhasil atau
tidak. Sama dalam dunia bisnis, evaluasi akan memberikan
gambaran kepada kita apakah konsep yang sudah kita jalankan
berhasil atau tidak. Jika berhasil, maka kita bisa lakukan
peningkatan, namun jika tidak, perubahan rencana dan strategi
bisa dilakukan. 5 langkah diatas merupakan gambaran umum dan
sederhana untuk memulai menjadi Nursepreneur.

E. KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl

37
dalam buku Entrepreneurship (1999), kewirausahaan adalah suatu
usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada
menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak.

Dari beberapa konsep yang ada di atas, ada enam hakekat penting
kewirausahaan sebagai berikut (Suryana, 2003 : 13) :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkandalam perilaku
yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,
kiat, proses, dan hasil bisnis (Acad Sanusi,1994)
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker,1959)
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang
untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer,1996)

4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai


suatu usaha dan perkembangan usaha (Soeharto Prawiro,1997)
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu
yang baru dan sesuatu yang berbeda yang bermanfaat member nilai
lebih
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan
jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara
baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.
Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru,
menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang
baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang
sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan
baru kepada konsumen.
a. Karakteristik Kewirausahaan
1) Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat

38
berwirausaha karena adanya motif tertentu,yaitu motif
berprestasi. Menurut Gede Anggan Suhada (dalam Suryana,2003
: 32) motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan
pada hasrat utuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan
secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus
dipenuhi. Seperti yang dikemukakan oleh Maslow (1943) tentang
teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan-
kebutuhan sesuai dengan tingkatan pemuasannya.
Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk
tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien
dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif
berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut
(Suryana, 2003 : 33-34):
a) Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang
timbul pada dirinya.
b) Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat
keberhasilan dan kegagalan.
c) Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi
d) Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan
e) Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang.
Jika tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha
merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari
tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pecapaian
keberhasilan sangat rendah.
2) Selalu Perspektif
Seorang wirausaha hendaknya seorang yang mampu
menatap depan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan
berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan
penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan
adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke
masa depan.

39
Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan
maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya
(Suryana,2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang
sudah ada. Walaupun dengan resiko yang mungkin dapat
terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam
mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan.
Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak
cepat puas dengan karya yang sudah ada. Karena itu ia harus
mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
3) Memiliki Kreativitas Tinggi
Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan
untuk berfikir yang baru dan berbeda. Oleh karena itu
menurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak
sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-
cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana
(2003 : 24), mengungkapkan bahwa ide kreativitas sering
muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan
berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu
kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari asalnya tidak ada.
Dari definisi di atas, kreativitas mengandung pengertian
yaitu:
a) Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak
ada.
b) Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaikimasa lalu
dengan cara baru
c) Menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana
dan lebih baik
4) Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi

Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi


tidaklah sesulit yang di bayangkan banyak orang. Fakta

40
sejarah menunjukkan kepada kita bahwa para wirausaha yang
paling berhasil sekalipun pada dasarnya adalah manusia biasa.
Sebeer Bathia, seorang digital entrepreneur yang meluncurkan
hotmail.com pada tanggal 1996, baru menyadari hal ini ketika
ia berguru kepada orang-orang seperti Steve Jobs, penemu
computer pribadi (Apple). Dan kesadaran itu membuatnya
cukup percaya diri ketika menetapkan harga penemuannya
senilai 400 juta dollar AS kepada Bill Gates, pemilik mocrosoft
yang juga manusia biasa.
5) Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan
Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam
usahanya dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua
perhatiannya pada usaha yang akan digelutinya, di dalam
menjalankan usaha tersebut wirausaha yang sukses terus
memiliki tekad yang menggebu-gebu dan menyala-nyala
dalam mengembangkan usahanya, ia tidak setengah-
setengah dalam
berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras dan tidak
takut menghadapi peluang- peluang yang ada di pasar. Tanpa
usaha yang sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang
digeluti maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan
kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu penting sekali
bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan
pekerjaannya, serta memiliki etos keja dan tanggung jawab
yang baik.
6) Mandiri atau Tidak Ketergantungan
Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk
menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup,

41
maka seorang wirausaha harus mempuyai kemampuan kreatif
dalam mengembangkan ide dan pikirannya terutama dalam
menciptakan peluang usaha dalam pikirannya, dia dapat
mandiri dalam usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung
pada orang lain. Seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu
menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber yang ada di sekitarnya, mengembangkan
teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan
cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang sudah ada,
dan menemukan cara baru untuk memberkan kepuasan kepada
knsumen.
7) Berani Mengambil Resiko
Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan
istilah entrepreneur di awal abad ke 18, mengatakan bahwa
wirausaha adalah seseorang yang menanggung resiko.
Wirausahadalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari
oleh spekulasi, melainkan perhitugan yang matang. Ia berani
mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah
diperhitungkan. Oleh sebab itu wirausaha selalu berani
mengambil resiko yang moderat, artinya resiko yang diambil
tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian resiko
yang didukung komitmen yang kuat, mendorong wirausaha
untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh
hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas dan obyektif, dan
merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya
(Suyana,2003:14-15 ).
8) Selalu Mencari Peluang
Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif
terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri
sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan
dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai

42
tujuan serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan
yang positif tersebut.
9) Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Wirausahawan yang berhasil juga merupakan pemimpin
yang berhasil. Dikatakan sebagai pemimpin karena mereka
harus mencari peluang - peluang, mengumpulkan sumber
daya (bahan, manusia, teknologi, dan modal) yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan, menentukan tujuan, baik
untuk mereka sendiri maupun untuk orang lain, dan memimpin
serta membimbing orang lain untuk mencapai tujuan.
10) Memiliki Kemampuan Manajerial
Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang
wirausaha adalah kemampuan untuk managerial usaha yang
sedang digelutinya, seorang wirausaha harus memiliki
kemampuan perencanaan usaha, mengkoordinasikan usaha,
mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol
usaha, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi
perusahaannya yang kesemuanya itu adalah merupakan
kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang
wirausaha, tanpa itu semua maka bukan keberhasilan yang
diperoleh tetapi kegagalan usaha yang diperoleh.
11) Karakteristik Wirausaha
Menurut McGraith & Mac Milan (2000), ada tujuh
karakter dasar yang perlu dimiliki setiap calon wirausaha.
Ketujuh karakter tersebut adalah sebagai berikut.
a) Action oriented
Seorang entrepreneur selalu ingin segera bertindak,
sekalipun situasinya tidak pasti (uncertain). Prinsip yang
mereka anut adalah see and do. Bagi mereka, resiko
bukanlah untuk dihindari, melainkan untuk dihadapi dan
ditaklukkan dengan tindakan dan kelihaian.

43
b) Berpikir simpel.
Sekalipun dunia telah berubah menjadi sangat kompleks,
mereka selalu belajar menyederhanakannya. Dan
sekalipun berilmu tinggi, mereka bukanlah manusia teknis
yang ribet dan menghendaki pekerjaan yang kompleks.
Mereka melihat persoalan dengan jernih dan
menyelesaikan masalah satu demi satu secara bertahap.
c) Mereka selalu mencari peluang-peluang baru.
Apakah itu peluang usaha yang benar-benar baru, atau
peluang dari usaha yang sama. Untuk usaha-usaha yang
baru, mereka selalu mau belajar yang baru, membentuk
jaringan dari bawah dan menambah landscape atau scope
usahanya. Sedangkan dalam usaha yang sama, mereka
selalu tekun mencari alternatif- alternatif baru, seperti
model, desain, platform, bahan baku, energi, kemasan, dan
struktur biaya produksi. Mereka meraih keuntungan bukan
hanya dari bisnis atau produk baru, melainkan juga
dengan cara-cara baru.
d) Mengejar peluang dengan disiplin tinggi.
Seorang wirausaha bukan hanya awas, memiliki
mata yang tajam dalam melihat peluang, atau memiliki
penciuman yang kuat terhadap keberadaan peluang itu,
tetapi mereka bergerak ke arah itu. Peluang bukan hanya
dicari, diciptakan, dibuka, dan diperjelas.
Karena wirausaha melakukan investasi dan
menanggung resiko, maka seorang wirausaha harus
memiliki disiplin yang tinggi. Wirausaha yang sukses
bukanlah pemalas atau penunda pekerjaan. Mereka ingin
pekerjaannya beres, dan apa yang dipikirkan dapat
dikerjakan segera. Mereka bertarung dengan waktu karena
peluang selalu berhubungan dengan waktu. Apa yang

44
menjadi peluang pada suatu waktu, belum tentu masih
menjadi peluang di lain waktu. Sekali kesempatan itu
hilang, belum tentu akan kembali lagi. Setiap gagasan
brilliant dan inovasi biasanya harus dibangun dari bawah
dan disusun seluruh mata rantai nilainya (value chain).
e) Hanya mengambil peluang yang terbaik.
Cara penilaian peluang tersebut ada pada nilai-nilai ekonomis
yang terkandung didalamnya, masa depan yang lebih cerah,
kemampuan menunjukkan prestasi, dan perubahan yang
dihasilkan. Semua itu biasanya dikaitkan dengan "rasa suka"
terhadap objek usaha atau kepercayaan bahwa dia "mampu"
merealisasikannya. Pada akhirnya, sukses yang diraih setiap
orang ditentukan olehkeberhasilan orang itu dalam memilih.
f) Fokus pada eksekusi.
Wirausaha bukanlah orang yang bergulat dengan pikiran,
merenung atau menguji hipotesis, melainkan orang yang
fokus pada eksekusi. Mereka tidak mau berhenti
padaeksploitasi pikiran atau berputar-putar dalam pikiran
penuh keraguan. "Manusia dengan entrepreneur mindset
mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan
merealisasikan yang dipikirkan daripada menganalisa ide-
ide baru sampai mati" (McGraith dan Mac Millan, 2000,
hlm.3). Mereka juga adaptif terhadap situasi, yaitu mudah
menyesuaikan diri dengan fakta- fakta baru atau kesulitan
di lapangan.
g) Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang
digeluti.
Seorang wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia menggunakan
tangan dan pikiran setiap orang, baik dari dalam maupun luar
perusahaannya. Mereka membangun jaringan daripada
melakukan impiannya sendiri. Ibarat seorang dirigen musik,

45
dia mengumpulkan pemusik-pemusik yang ahli dalam
memainkan instrumen-instrumen yang berbeda-beda untuk
menghasilkan nada-nada musik yang disukai penonton. Untuk
itu, dia harus memiliki kemampuan mengumpulkan orang,
membangun jaringan, memimpin, menyatukan gerak,
memotivasi, dan berkomunikasi.

b. Faktor-faktor Penyebab Keberhasilan Dan Kegagalan


Wirausaha
a. Faktor Penyebab Keberhasilan Wirausaha
Menurut Hendro (2011 : 47-50) ada beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha berhasil adalah :
1) Faktor Peluang
2) Faktor SDM
3) Faktor Keuangan
4) Faktor Organisasional
5) Faktor Perencanaan
6) Faktor Pengelolaan usaha
7) Faktor Pemasaran dan Penjualan
8) Faktor Administrasi
9) Faktor Peraturan Pemerintah, Politik,
Sosial, dan Budaya Lokal
10) Catatan Bisnis
b. Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003:44- 45) ada
beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam
menjalankan usahanya :
1) Tidak kompeten dalam manajerial
Tidak kompeten atautidak memiliki kemampuan dan
pengetahuan mengelola usaha merupakan factor penyebab
utama yangmembuat perusahaan kurang berhasil
2) Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan
Mengkoordinasikan, ketrampilan mengelola SDM,maupun

46
kemampuanmeng integrasikan operasi perusahaan.
3) Kurang dapat mengendalikan keuangan
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik faktor yang
paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran
kas. Yaitu mengatur pengeluaran dan penerimaan secara
cermat.
4) Gagal dalam perencanaan
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali
gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan
dalam pelaksanaan.
5) Lokasi yang kurang memadai
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis
dapat mengakiatkan perusahaan sukar beroperasi karena
kurang efisien.
6) Kurangnya pengawasan peralatan
Pengawasan erat hubungannya dengan efisiensi dan
efektifitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan
alat tidak efisien dan efektif.
7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan
mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan
gagal. Dengan sikap setengah hati,kemungkinan gagal
menjadi besar.
8) Ketidakmampuan dalam melakukan transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melaksanakan
perubahan,tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil
Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh
apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat
peralihan setiap waktu.

47
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kewirausahaan adalah sebuah proses mengkreasikan


dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha
keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana
pendukung, fisik, resiko sosial, dan akan menerima reward
berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal.

Prinsip-prinsip dalam entrepreneurship yang dapat dikembangkan


dalam berwirausaha adalah inovasi, kuat mental, disiplin, motivasi,
pelanggan adalah raja, peduli lingkungan, jujur, bersikap adil, memiliki
integritas, mampu memanfaatkan peluang, berani memulai, memiliki
standar etika, perhitungan.

Jenis-jenis wirausaha di bidang Kesehatan seperti home care &


visit, perawatan luka modern, praktik mandiri perawat, travel nurse, dan
lain-lain.

B. SARAN
Menambah ilmu pengetahuan tentang kewirausahaan pada seluru
mahasiswa sehingga dapat memberikan kreaktifitas dengan baik dan benar.

48
DAFTAR PUSTAKA

Giri Adi Susilo S,Kep.Ns.,M.Kep dan Taukhit, S.Kep.Ns.,M.Kep. 2019.


NURSEPRENEURSHI : Teori dan Praktik Kewirausahaan untuk
Keperawatan.Yogyakarta :PT Pustaka Baru.

Ir.Hendro,M.M. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaan : Panduan Mahasiswa Untuk


Mengenal, Memahami dan Memasuki Dunia Bisnis . Jakarta :
Erlangga

Sumber Internet :

Liyoni. ―Resume prinsip dasar kewiraushaan‖. diakses dari


https://www.studocu.com/id/document/universitasnegeripadang/kewir
ausahaan/resume-prinsip-dasar-kewiraushaan-dan-deskripsi-
perkuliahan/17077134. pada Agustus 2022

Podomoro University. ―Prinsip Kewirausahaan―. diakses dari


https://podomorouniversity.ac.id/prinsip-berwirausaha/. pada Agustus
2022

Caredise. ― 7 Tekhnologi Perawatan Luka Modern‖ diakses dari :


https://caredise.com/informasiterkini/perawatanluka/perawatan-luka -
modern/. pada Agustus 2022

PDF Coffe : Isti Maransika. Strategi Kewirausahaan Dalam Bidang


Keperawatan/Kesehatan.diaksesdari:https://pdfcoffee.com/strategi-
kewirausahaan-1docx-pdf-free.html. pada Agustus 2022

Dhani Kurniawan : ―Konsep Dasar Kewirausaan dan Proses Kewirausahaan‖.


diakses dari:https://media.neliti.com/media/ publications/218030-
konsep-dasar-kewirausahaan-danproses-ke.pdf. pada Agustus 2022

49

Anda mungkin juga menyukai