Anda di halaman 1dari 2

Contoh Kasus

Seorang perawat HS laki-laki 35 tahun bertugas di IGD RSUD Batin Mangunang, kota
Tanggamus, mengeluh demam, batuk, lemas, tidak nafsu makan dan hilang indra penciumannya.
Hasil pemeriksaan PCR diketahui terkonfirmasi positif covid-19. Pemeriksaan fisik TD : 120/70
mmhg, N : 84 x/menit, RR : 24 x/menit, S : 380C. Sebelumnya perawat HS pasca menangani
pasien Covid-19 di IGD RSUD Batin Mangunang tanpa menggunakan APD yang sesuai
standard Covid-19. Berdasarkan informasi, perawat tersebut diduga tertular pada saat melakukan
tindakan awal pada pasien positif covid-19 yang datang ke IGD RSUD Batin Mangunang. HS
diketahui merupakan perawat pertama yang terkonfirmasi covid-19 yang dirawat di rumah sakit
tersebut.

Asuhan Keperawatan pada kasus di atas :


Pengkajian Keperawatan :
Nama : Perawat HS
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : RSUD Batin Mangunang, Tanggamus
Keluhan Utama : Demam
Alasan masuk RS : Demam, batuk, lemas, tidak nafsu makan dan hilang indra penciuman
Riwayat Penyakit Sebelumnya :
Kontak dengan pasien terkonfirmasi Covid-19 tanpa APD lengkap

Analisa Kasus
Hazard yang ada di kasus : Hazard biologis yaitu perawat tertular penyakit covid-19 dari pasien
pasca menangani dan melakukan tindakan awal pada pasien dengan positif covid-19.

Diagnosa Keperawatan :
Risiko peningkatan penyakit menular Covid-19 akibat kerja berhubungan dengan kurangnya
kewaspadaan terhadap Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Upaya pencegahan kasus


Upaya pencegahan dari rumah sakit /tempat kerja
1. RS menyediakan APD yang lengkap sepeti masker, handskoon, dan scout dll.
Tujuan :
 Meminimalisir terjadinya atau tertularnya penyakit / infeksi yang dapat terjadi terutama
saat bekerja, APD harus selalu di gunakan sebagai perlindungan diri dengan kasus di atas
dapat di hindari jika perawat menggunakan APD lengkap mengingat cara penularan
covid-19 melalui terpaparnya virus dari pasien ke pasien.
2. Menyediakan sarana untuk mencuci tangan atau alkohol gliserin untuk perawat.
Tujuan :
 Cuci tangan merupakan cara penanganan awal jika kita sudah terlanjur terpapar virus
atau cairan pasien baik pasien beresiko menularkan atau tidak menularkan. Cuci tangan
merupakan tindakan aseptic awal sebelum ke pasien maupun setelah ke pasien.
3. RS menyediakan pemilahan tempat sampah medis dan non medis.
Tujuan :
 Bila sampah medis dan non medis tercampur dan di kelola dengan baik akan
menimbulkan penyebaran penyakit.
4. RS menyediakan SOP untuk tindakan keperawatan.
Tujuan :
 Agar petugas/perawat menjaga konsisten dan tingkat kinerja petugas/perawat atau tim
dalam organisasi atau unit kerja, sebagai acuan ( chek list ) dalam pelaksanaan kegiaan
tertentu bagi sesama pekerja. Supervisor dan lain-lain dan SOP merupakan salah satu
cara atau parameter dalam meningkatkan mutu pelayanan.

Upaya pecegahan pada perawat :


1. Menjaga diri dari infeksi dengan mempertahankan teknik aseptic seperti mencuci tangan,
memakai APD, dan menggunakan alat kesehatan ketika bekerja .
Tujuan :
 Agar perawat tidak tertular penyakit dari pasien yang di tangani meskipun pasien dari
UGD dan memakai APD adalah salah satu SOP RS.
2. Perawat mematuhi standar Operatinal Prosedure yang sudah ada RS dan berhati-hati atau
jangan berburu-buru dalam melakukan tindakan.
Tujuan :
 Meskipun pasien di ruang UGD dan pertama masuk RS, perawat sebaiknya lebih berhati-
hati atau jangan terburu-buru dalam melakukan tindakan ke pasien dan perawat
menciptakan dan menjaga keselamatan tempat kerja supaya dalam tindakan perawat
terhindar dari tertularnya penyakit dari pasien dan pasien juga merasa aman.

Anda mungkin juga menyukai