Anda di halaman 1dari 2

Kasus II

Seorang perawat di salah satu RS diketahui positif difteri pasca menangani pasien difteri.
Berdasarkan informasi, perawat tersebut diduga tertular pasca menangani dan melakukan
tindakan awal pada pasien positif difteri tersebut

1. Berdasarkan kasus diatas lakukan analisis pada kasus terkait Hazard yang dialami
perawat
Jawab :
Analisis kasus terkait hazard pada kasus tersebut yaitu
a. Identifikasi bahaya
Pada kasus tersebut jelas bahwa perawat tertular difteri setelah menangani pasien
yang menderita difteri. Difteri tersebut disebabkan oleh infeksi bakteri
Corynebacterium diptheriae, yang menyerang selaput lendir hidung dan tenggorokan.
Dari keterangan ini dapat diambil kesimpulan bahwa jenis hazard yang terjadi ialah
hazard biologi dimana bahaya yang terjadi disebabkan oleh infeksi dari bakteri.
Penularan dari bakteri tersebut dapat melalui partikel udara, air liur (saliva), benda
yang terkontaminasi, serta menyentuh luka yang telah terinfeksi bakteri tersebut.
perawat dapat tertular penyakit tersebut dapat disebabkan oleh belum memakai APD
sesuai standar (dapat tertular melalui udara, saliva, atau tersetuh luka) yang nantinya
dapat masuk ke saluran pernapasan perawat, tidak mencuci tangan atau belum
menerapkan cuci tangan dengan tepat sesuai SOP, belum mengikuti SOP tindakan
keperawatan yang dibuat oleh rumah sakit, dan yang terakhir belum mendapatkan
vaksinasi terkair difteri.
b. Analisa bahaya
Kejadian tertularnya difteri ini atau ifeksi dari hazard biologi dapat tergolong
dalam kategori likely, dimana kejadian ini kemungkinan besar dapat terjadi dalam
berbagai situasi dengan tingkat konsekuensi moderat hingga catastrophi. Artinya
perawat yang tertular penyakit ini dapat mengalami cedera yang cukup parah hingga
mengalami kematian sehingga dibutuhkan penanganan medis lebih lanjut yang
tentunya juga dapat mengganggu proses kerja dari perawat itu sendiri. Dari kategori
dan konsekuensi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkatan resiko yang
terjadi mulai dari significant risk hingga high risk.
c. Evaluasi resiko dan pengendalian resiko
Dengan tingkatan resiko significant risk hingga high risk diperlukan, sebaiknya
komite K3 melakukan investigasi terkait kejadian tersebut dan membuat kebijakan
terkait keamanan bagi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan, disampig itu
perawat juga harus melakukan pencegahan bagi dirinya sendiri dan mengikuti
prosedur ataupun SOP yang nantinya ditetapka oleh manajemen rumah sakit.

2. Upaya pencegahan dari rumah sakit /tempat kerja dan upaya pencegahan sesuai kasus
a. Upaya pencegahan rumah sakit atau tempat kerja
- Rumah sakit menyediakan APD yang lengkap dan memadai untuk perawat,
seperti masker dan handscoon
- Menyediakan sarana dan prasarana untuk cuci tangan (wastafel, air bersih, dan
sabun cair) yang memadai atau minimal menyediakan alcohol
- Menyediakan fasilitas pembuangan dan pemilahan sampah medis dan non medis
- Membuat SOP terkait tindakan keperawatan bagi perawat
- Melakukan vaksinasi kepada seluruh perawat untuk menekan resiko tertularnya
pennyakit
b. Upaya perawat
- Mempertahankan teknik aseptic, misalnya dengan mencuci tangan dan
menggunakan APD yang sesuai untuk menjaga diri dari infeksi
- Perawat mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang telah dibuat oleh
rumah sakit
- Perawat melakukan vaksinasi untuk menekan resiko tertularnya penyakit
(misalnya vaksinasi DT untuk mencegah difteri tersebut)

Anda mungkin juga menyukai