KEBIJAKAN
A. KEBIJAKAN UMUM
2. KEWASPADAAN STANDART
1. KEBERSIHAN TANGAN
Kebersihan tangan dilakukan oleh seluruh petugas klinis maupun non klinis di seluruh
lingkungan Rumah Sakit Umum “Darmayu” Ponorogo
Indikasi kebersihan tangan secara umum :
a. Segera : setelah tiba di tempat kerja dan setelah meninggalkan tempat kerja
b. Sebelum :
- Kontak langsung dengan pasien
- Memakai sarung tangan sebelum pemeriksaan klinis dan tindakan invasif
- Menyediakan / mempersiapkan obat – obatan
- Mempersiapkan makan
- Memberikan makan pasien
- Meninggalkan rumah sakit
Diantara : prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana tangan
terkontaminasi untuk menghindari kontaminasi ulang
c. Setelah :
- Kontak langsung dengan pasien
- Melepas sarung tangan
- Melepas alat pelindung diri
- Kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, ludah dahak, muntahan, urine, dan
peralatan yang diketahui atau kemungkinan terkontaminasi dengan darah,
pispot, urinal baik menggunakan atau tidak menggunakan sarung tangan
- Menggunakan toilet, menyentuh / melap hidung dengan tangan ( batuk /
bersin )
- Menyentuh lingkungan di sekitar pasien
Jenis kebersihan tangan untuk seluruh ruangan / bagian ( klinis & non – klinis ) di
Rumah Sakit Umum “Darmayu” Ponorogo, adalah :
Bagi semua petugas yang berkontak langsung dengan pasien ( klinisi ), semua
perhiasan yang ada ( misalnya : jam tangan, cincin, gelang ) harus dilepaskan
selama bertugas dan pada saat melakukan kebersihan tangan
Kuku dijaga tetap pendek tidak melebihi 1 mm, tidak menggunakan kuku palsu
dan cat kuku
Jika tangan ada luka ditutup dengan plester kedap air
Tutuplah kran dengan siku tangan atau putar kran menggunakan tissu
Membersihkan tangan dengan sabun cair dan air mengalir apabila tangan terlihat
kotor
Membersihkan tangan dengan larutan dasar alkohol ( handrub ) bila tangan tidak
terlihat kotor diantara tindakan
Keringkan tangan menggunakan tissue. Buang tissue ke tempat sampah non
infeksius ( kresek hitam )
Pastikan tangan kering sebelum memulai kegiatan / mengenakan sarung tangan
Jangan menambahkan sabun cair ke dalam tempatnya bila masih ada isinya
Tempat sabun harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pengisian ulang
5. PENGELOLAAN LINEN
a. Jenis linen di Rumah Sakit Umum “Darmayu” Ponorogo di kualifikasikan menjadi
linen bersih, linen kotor infeksius, linen kotor non infeksius
b. Untuk mencegah kontaminasi, pengangkutan linen menggunakan kantong linen
yang berbeda, linen kotor non infeksius dengan kantong linen berwarna hitam (
diberi label linen non infeksius ) dan linen kotor infeksius dengan kantong linen
kuning
c. Pencegahan kontaminasi lingkungan maupun pada petugas dilakukan dengan
desinfeksi kereta linen, pengepelan / desinfeksi lantai, implementasi praktik
kebersihan tangan, penggunaan Alat Pelindung Diri ( APD ) sesuai potensi resiko
selama bekerja
d. Alur distribusi linen bersih dan kotor di bedakan dalam jam, setelah 2 jam linen
kotor masuk , linen bersih bisa si distribusikan
B. Transmisi Droplet
1. Penempatan Pasien
Pasien dengan droplet bisa di tempatkan di semua ruang perawatan kecuali
ruang isolasi dengan kamar tersendiri. Bila tidak tersedia kamar tersendiri,
tempatkan pasien dalam kamar bersama dengan pasien yang terinfeksi dengan
mikroorganisme yang sama, tetapi tidak memungkinkan di tempatkan dengan
pasien khusus yang sama maka tempatkan pasien bersama dengan pasiendengan
kasus yang lain ( kecuali pasien dengan airbone disease ) tetapi dengan jarak
sedikitnya 3 kaki ( kira – kira 1m )dengan pasien lainnya dan pengunjung.
Tidak di butuhkan penanganan uadar dan ventilasi yang khusus dan pintu boleh
tetap terbuka
2. Alat Pelindung Diri ( masker )
Gunakan masker bedah bila bekerja dalam jarak kurang dari 1m dari pasien
3. Pemindahan Pasien
Batasi pemindahan pasien dan transportasi pasien dari kamar yang
khusustersedia untuk hal yang sangat penting saja. Bila memang di butuhkan
pemindahan dan transportasi, perkecil penyebaran droplet dengan memakaikan
masker bedah pada pasien, bila memungkinkan
C. Tranmisi Kontak
1. Penempatan Pasien
Pasien bisa di tempatkan di semua ruang perawatan. Tempatkan pasien ( 1
meter ) dengan pasien lainnya dan pengunjung. Tidak dibutuhkan penanganan
udara dan ventilasi khusus dan pintu boleh tetap terbuka
2. Alat Pelindung Diri
Pakailah gaun ( bersih dan tidak perlu steril ) saat memasuki kamar pasien.
Pakailah sarung tangan ( bersih dan tidak perlu steril ) saat memasuki kamar
dan merawat pasien. Ganti sarung tangan setelah menyentuh bahan – bahab
terinfeksi yang kira – kira mengandung mikroorganisme dengan konsentrasi
tinggi ( feces dan drainase luka ). Lepas sarung tangan sebelum meninggalkan
lingkungan pasien dan segera lakukan kebersihan tangan dengan cuci tangan
atau handrub
3. Pemindahan Pasien
Batasi pemindahan pasien dan transportasi pasien hanya untuk hal yang sangat
penting saja. Bila memang di butuhkan pemindahan dan transportasi, pastikan
kewaspadaan tetap terjaga untuk meminimalkan kemungkinan penyebaran
mikroorganisme ke pasien lain dan kontaminasi permukaan lingkungan dan
peralatan
1. Pencegahan Standart
a. Baju / gaun panjang dan sarung tangan harus di gunakan pada semua prosedur
yang bersentuhan dengan darah atau cairan tubuh pasien, termasuk juga
kebersihan peralatan dan lingkungan, pemeriksaan plasenta
b. Pelindung mata ( goggles ) dipakai pada setiap prosedur persalinan
c. Semua benda tajam yang terkontaminasi oleh darah harus langsung di buang ke
dalam tempat benda tajam yang telah tersedia
d. Semua linen yang terkena noda darah di masukkan ke dalam kantong berwarna
kuning
e. Staff yang mempunyai lesi / luka terbuka atau goresan pada tangan mereka
harus menutup luka tersebut dengan plester kedap air dan selalu menggunakan
sarung tangan saat menangani persalinan
f. Staff yang bekerja di kamar bersalin harus ikut dalam program vaksinasi
Hepatitis B
g. Semua tisu dan sampah yang terkontaminasi dengan darah harus di buang ke
dalam kantong plastik kuning
3. Lingkungan
a. Ruang Bersalin
- Pembersihan ruang bersalin dilakukan 2x sehari dan setiap selesai tindakan
- Pembersihan umum di lakukan 1 bulan sekali pada hari tidak ada tindakan /
persalinan
- Semua tumpahan arah dan cairan tubuh harus di bersihkan dengan
menggunakan desinektan chlorine 0,5%
- Tempat tidur, meja pasien, lemari harus di bersihkan dengan menggunakan
detergen netral setiap selesai digunakan
b. Alat dan Linen
- Instrumen yang telah dipakai di kamar bersalin dicuci dengan air mengalir
untk menghilangkan darah dan cairan tubuh. Setelah di cuci di keringkan
dan di kirim ke CSSD untuk disterilkan. Di CSSD direndam dengan cairan
enzymatik selama 10 – 15 menit lalau dicuci dengan air mengalir, petugas
harus menggunakan APD lengkap, kemasan steril tidak boleh robek, tidak
boleh terbuka dan tidak kotor, dan lihat tanggal kadaluarsanya
- Semua peralatan medik steril yang akan di pakai di batasi secukupnya sesuai
dengan keperluan saat itu
- Kain gorden harus diganti setiap 1 bulan sekali atau kalau perlu bila terkena
darah
- Linen pasien harus diganti segera setelah pasien selesai tindakan
- Linen yang telah terkontaminasi dengan darah harus di masukkan ke dalam
kantong plastik warna kuning
4. Penanganan terhadap ibu yang positif terpapar virus yang ditularkan melalui
darah ( Hepatitis B, C, dan HIV )
Untuk meminimalkan resiko kelahiran bayi dengan kelainan darah karena ibunya
positif terkena virus yang ditularkan melalui darah, beberapa langkah yang harus
dilakukan :
a. Pertahankan selaput ketuban tetap utuh selama mungkin sampai kala II
berlangsung, bila sudah terbuka meminimalkan manipulasi
b. Tali pusat diklem/ditutup sesegera mungkin untuk menghindari transfusi janin
maupun ibu yang tidak perlu
c. Suntikan dan contoh darah bayi ditunda sampai darah yang berasal dari ibu
dibersihkan
d. Dalam keadaan ibu positif menderita Hepatitis B, maka dorongan untuk
imunisasi terhadap bayi sebaiknya aktif dilakukan
e. Pada saat bayi dibersihkan dan dirapikan, harus dilakukan secara hati –hati
sehingga semua darah menempel bisa di bersihkan, semua peralatan yang
digunakan dibuang di plastik warna kuning atau dibersihkan sehingga semua
yang mengandung protein terangkat. Segera setelah prosedur ini selesai
dilakukan, bayi bisa ditangani dengan normal, tidak perlu diambil tindakan
pengisolasian
f. Lakukan imunisasi bayi baru lahir dengan ibu yang positif Hepatitis B