Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN MANAGEMENT KEBIDANAN

PMB EDEH WIDANINGSIH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Profesi Kebidanan

Disusun Oleh :

8121001 Esly Fagerita Parapat


8121003 Nuryanih
8121025 Teten Herawati
8121071 Riya Novita Sari
8121077 Nia Kurniawati
8121080 Ida Widaningsih
8121081 Nani Suryani
8121082 Ajeng Alwin
8121084 Rantria Marlianti
8121088 Sumini
8121089 Esmelia Malau
8121093 Mariya Pusfita

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUS KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan
limpahan rahmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan manajemen kebidanan “PMB EDEH
WIDANINGSIH, Amd.Keb”. Dengan terselesainya manajemen kebidanan ini kami
berharap, agar setelah membaca dan mempelajari manajemen kebidanan ini bisa
mendapatkan pengetahuan yang lebih baik dan sebagaimana tertera dalam tujuan pembuatan
manajemen kebidanan ini. kami mengharapkan segala masukan baik kritik maupun saran
demi tersempurnannya proposal ini.
Besar harapan kami manakemen kebidanan ini dapat diterima dan terlaksanakan
dengan baik sesuai rencana. Terimakasih saya ucapkan kepada pihak-pihak terkait, investor,
dan teman-teman sekalian. Akhir kata semoga pendirian PMB ini dapat ikut berkontribusi
dalam mensejahterakan klien serta menurunkan angka kematian ibu dan anak.

Cikalong Wetan, Juli 2022

Edeh Widaningsih, Amd.Keb

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1. 2 Tujuan .......................................................................................................... 3
1. 3 Manfaat ........................................................................................................ 3

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA


2. 1 Konsep Dasar Manajemrn ........................................................................... 4
2. 2 Fungsi Manajemen Kebidanan .................................................................... 4
2. 3 Fungsi Manajemen Kebidanan ................................................................... 5
2. 4 Unsur-Unsur Manajemen Kebidanan .......................................................... 7
2. 5 Tujuan Manajem Pelayanan Kebidanan ...................................................... 8
2. 6 Langkah Manajemen Pelayanan Kesehatan ............................................... 9
2. 7 Perencanaan Dalam Manajemen Pelayanan Kebidanan .............................. 10
2.8 Mutu Pelayanan ........................................................................................... 11
2.9 Kepuaan ....................................................................................................... 17
2.10 Konseling Kebidanan .................................................................................. 19
2.11 Bidan Delima ............................................................................................... 20
2.12 Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.23 Tahun 2017
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan ....................................... 22
2.13 Undang-Undang No.4 Tahun 2014 Tentang Kebidanan ............................. 24
2.14 Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2014 .......................................... 24

BAB III PELAKSANAAN MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN


3.1 Profil Praktik Manajemen Bidan .................................................................. 26
3.2 Visi dan Misi ................................................................................................ 26
3.3 Riwayat Pendidikan ...................................................................................... 27
3.4 Pelayayanan Praktik Mandiri Bidan ............................................................ 27
3.5 Kerja Sama Yang Dilakukan ........................................................................ 27
3.6 Pengelolaan Limbah Medis .......................................................................... 27
3.7 Cara Mendapatkan Vaksin............................................................................ 27
3.8 Manajemen Pengelolaan Obat ...................................................................... 28
3.9 Media Promosi.............................................................................................. 28
3.10 Pengorganisasian .......................................................................................... 28
3.11 Pelayanan Unggulan ..................................................................................... 28

BAB IV PEMBAHASAN

iii
BAB V PENUTUP
4. 1 Kesimpulan .................................................................................................... 40
4. 2 Saran .............................................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan hal tersebut merupakan
salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk mewujudkan hal tersebut,
diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk
upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat, dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan
secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

Untuk mendukung upaya kesehatan maka diperlukan tenaga kesehatan


yang bertugas melakukan kegiatan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai
dengan bidang keahlian dan kewenangannya. Bidan adalah salah satu kategori
tenaga kesehatan yang dapat berperan serta dalam upaya mewujudkan
pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal khususnya kesejahteraan
ibu dan anak, hal ini sejalan dengan pencapaian Millenium Development Goals
(MDGs).

Bidan merupakan salah satu dari jenis tenaga kesehatan yang memiliki
kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan asuhan kebidanan sesuai
dengan bidang keahlian yang dimiliki. Tempat pelaksanaan rangkaian kegiatan
pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan secara perorangan disebut
Praktik Mandiri Bidan.

Praktik Mandiri Bidan (PMB) memiliki persyaratan yang diatur dalam


peraturan menteri kesehatan RI Nomor 28 Tahun 2017 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik bidan. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi PMB
adalah sebagai berikut: jenjang pendidikan minimal DIII Kebidanan, memiliki
STRB (surat tanda registrasi bidan), memiliki SIPB, lokasi yang mudah untuk

1
2

akses rujukan dan memperhatikan aspek kesehatan lingkungan, memiliki ruang


tunggu, ruang periksa, ruang bersalin, ruang nifas, wc/ kamar mandi, memiliki
sistem air bersih, sistem kelistrikan dan pencahayaan yang cukup, ventilasi atau
sirkulasi udara yang baik, peralatan dan obat-obatan, pengolahan limbah yang
baik dan lain-lain.
Salah satu PMB yang ada di Cikalong Wetan adalah PMB Edeh
Widaningsih Amd.Keb. PMB ini berdiri sejak tahun, dimulai dari pelayanan
KIA hingga menerima persalinan 24 jam. Beberapa pelayanan yang ada di
PMB Edeh Widaningsih, Amd.Keb antara lain: pemeriksaan kehamilan,
pertolongan persalinan, perawatan nifas dan bayi baru lahir, KB, tumbuh
kembang balita, imunisasi, dan sebagainya.
PMB Edeh Widaningsih, Amd.Keb sebagai salah satu PMB di Cikalong
Wetan dalam mengimplementasikan visi dan misi dengan tugas tugas yang
sudah ditentukan . Dalam melaksanakan perannya sebagai bidan harus
bersumber pada gambaran, rumusan, visi dan misi PMB dalam operasionalnya.
PMB Edeh Widaningsih, Amd.Keb mempunyai Visi : “Mewujudkan
masyarakat yang sehat dan mandiri dengan meningkatkan mutu pelayanan
esehatan dan sumber daya yang berkualitas .” . Sedangkan Misinya :
“Membantu pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan
anak yang berkualitas dan terjangkau. Meningkatkan profesionalisme
sumber daya manusia dan menjadi bidan pilihan masyarakat di wilayah
Cikalong Wetan dan sekitarnya”.
Kegiatan- kegiatan pokok yang dilaksanakan secara rutin dan
berkesinambungan setiap bulan , dari hasil kegiatan tersebut kami melakukan
pencatatan dan pelaporan yang selanjutnya dilaporkan ke Puskesmas Cikalong
Wetan.
Untuk mengetahui dan mempelajari manajemen pelayanan kebidanan
yang ada di PMB Nuryanih maka penulis membuat laporan ini.
3

2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Mampu menerapkan teori dan konsep manajemen pelayanan kebidanan.

2.2 Tujuan Khusus

2.2.1 Mahasiswa mampu mengetahui, pengertian, fungsi dan tujuan


pelayanan kebidanan
2.2.2 Mahasiswa mampu mengobservasi manajemen kebidanan

3. Manfaat
3.1 Manfaat Teoritis
Dapat menerapkan teori dan konsep manajemen pelayanan kebidanan di
PMB.
3.2 Manfaat Praktik
3.2.1 Bagi Mahasiswa
Dapat membandingkan antara teori dan pelaksanaan manajemen
pelayanan kebidanan di PMB Edeh Widaningsih.
3.2.2 Bagi Bidan Pelaksana di PMB Edeh Widaningsih.
Laporan ini dapat memberikan informasi tambahan bagi bidan
mengenai manajemen kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Manajemen


Manajemen mempunyai arti yang sangat luas, dapat berarti proses, seni,
ataupun ilmu. Dikatakan proses karena manajemen terdapat beberapa
tahapan untuk mencapai tujuan, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan. Dikatakan seni karena manajemen merupakan
suatu cara atau alat untuk seorang manajer dalam mencapai tujuan. Dimana
penerapan dan penggunaannya tergantung pada masing-masing manajer
yang sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi dan pembawaan manajer.
Dikatakan ilmu karena manajemen dapat dipelajari dan dikaji kebenarannya.
Definisi manajemen menurut beberapa ahli diantaranya adalah sebagai
berikut:
Menurut G.R. Terry (2016) menjelaskan bahwa manajemen merupakan
suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta
mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya. Menurut Firmansyah (2018) menjelaskan bahwa manajemen
adalah seni dan ilmu perencanaan, perorganisasian, penyusunan, pengarahan
dan pengawasan daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan terlebih dahulu. Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen
adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan melalui pemanfaatan sumber daya dan sumber
- sumber lainnya secara efektif dan efisian untuk mencapai tujuan tertentu.

2.2 Konsep Manajemen Kebidanan


Manajemen Kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan – penemuan , keterampilan dalam

4
5

rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada


klien.
Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan
menyeluruh kepada klien yang merupakan suatu proses manajemen
kebidanan yang dilaksanakan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas
melalui tahapan – tahapan dan langkah – langkah yang disusun secara
sistematis untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar
sesuai dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat,
efektif dan efisien.
Menurut Kemenkes RI tahun 2015, manajemen kebidanan adalah
metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus
dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu,
keluarga dan masyarakat.

2.3 Fungsi Fungsi Manajemen Kebidanan


2.3.1 Fungsi Perencanaan / Planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan
perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.
2.3.2 Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada
sumber daya manusia dan sumber daya fisik lain yang dimiliki
perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta
menggapai tujuan perusahaan.
2.3.3 Fungsi Pengarahan / Directing/ Leading / actuating
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja
berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat
perubahan atau perbaikan jika diperlukan.
2.3.4 Fungsi Pengendalian / Controlling
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja
berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat
6

perubahan atau perbaikan jika diperlukan.


Fungsi - fungsi tersebut harus ada agar mendapatkan hasil
manajemen yang maksimal untuk perusahaan atau organisasi.
Menurut Ibnu Syamsi fungsi manajemen terdiri dari :
2.3.4.1 Fungsi Perencanaan
Fungsi mengatur pelaksanaan :
1) Pengorganiasian (organizing)
2) Penyiapan tenaga (staffing)
3) Pengarahan (directing)
4) Pengkordinasian (coordinating)
5) Permintaan laporan (reporting)
2.3.4.2 Fungsi Pengendalian (controlling)
2.3.4.3 Fungsi Pengembahangan (development)
Manajemen adalah suatu bentuk kerja. Manajer dalm pekerjaannya
harus melaksanakan kegiatan – kegiatan tertentu yang dinamakan
fungsi – fungsi manajemen, yaitu sebagai berikut :
1. Planning(Perencanaan)
Yaitu menentukan tujuan – tujuan yang hendak dicapai selama
suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar
dapat mencapai tujuan – tujuan itu.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Yaitu mengelompokan dan menentukan berbagai kegiatan
penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan
kegiatan – kegiatan itu.
3. Staffing (Penyiapan Tenaga)
Yaitu memnentukan keperluan – keperluan sumber daya
manusia, pengarahan, penyaringan, latihan pengembangan
tenaga kerja.
4. Controlling (Pengawasan)
Yaitu mengukur pelaksanaan dengan tujuan – tujuan ,
menentukan sebab- sebab penyimpangan dan mengambil
7

tindakan korektif yang diperlukan.

2.4 Unsur – unsur Manajemen Kebidanan


Unsur - unsur dari manajemen yaitu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan diperlukan alat – alat sarana (tools). Tools merupakan syarat
suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut
dikenal dengan 6M, yaitu Man, Money, Materials, Machines, Method
dan Markets.
2.4.1 Man (SDM)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling
menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula
yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada
manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia
adalah makhluk kerja.
2.4.2 Money (Uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan.
Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-
kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang
beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat
(tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala
sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan
berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat- alat yang dibutuhkan dan
harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi.
2.4.3 Materials (Bahan)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan
jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik,
selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat
menggunakan bahan/ materi – materi sebagai salah satu sarana.
Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi
8

tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.


2.4.4 Machines (Mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Peggunaan
mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja.
2.4.5 Methods (Metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode – metode kerja.
Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya
pekerjaan. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan
cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai
pertimbangan- ertibangan kepada sasarn, fasilitas- fasilitas yang
tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha.
Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai
pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan
demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya
sendiri.
2.4.6 Market (Pasar)
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab
bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi
barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan
berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti
menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan
dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan
harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli
9kemampuan) konsumen.

2.5 Tujuan Manajemen Pelayanan Kebidanan


Tujuan manajemen harus mengandung unsur- unsur :
1. What: Kegiatan apa yang akan dikerjakan harus jelas.
2. Who: Sasarannya harus jelas, siapa yang akan mengerjakan,
9

beberapa yang ingin dicapai


3. When: Kejelasan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.
4. How : Prosedur kerjanya (SOP) jelas, sesuai dengan SPK (Standar
Pelayanan Kebidanan).
5. Why : Mengapa kegiatan itu harus dikerjakan, dengan penjelasan
yang jelas.
6. Where : Kapan dan dimana kegiatan akan dilakukan tertera jelas
7. Which : Siapa yang terkait dengan kegiatan tersebut ( lintas sektor
walaupun lintas program yang terkait).

2.6 Langkah- langkah Manajemen Pelayanan Kebidanan


1. P1 (Perencanaan)
Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah kegiatan,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan
tujuan kegiatan yang paling pokok dan menyusun langkah- langkah
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ( landasan dasar).
Contoh : Jadwal pelayanan ANC di posyandu, puskesmas, rencana
pelatihan untuk kader, nakes.
2. P2 (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan
menggolong- golongkan, dan mengatur berbagai kegiatan, penetapan
tugas- tugas dan wewenang seseorang dan pendelegasian wewenang
dalam rangka pencapaian tujuan layanan kebidanan.
Inti dari pengorganisasian adalah merupakan alat untuk
memadukan atau sinkronisasi semua kegiatan yang beraspek
personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai
tujuan pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan. Contoh :
P2(Pelaksanaan), puskesmas, puskesmas pembantu, polindes dan
pembantu, balai desa, PMB.
3. P3 (Penggerakan dan Pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian)
Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk
10

menciptakan iklim kerja sama diantara pelaksanaan program


pelayanan kebidanan sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif
dan efisien.
Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana seseorang
manajer pelayanan kebidanan mengarahkan dan menggerakkan
semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pelayanan
kebidanan yang telah disepakati. Contoh : pencatatan dan
pelaporan(SP2TP), supervisi, statifikasi puskesmas, survey.

2.7 Perencanaan Dalam Manajemen Pelayanan Kebidanan


Seorang bidan haruslah berfikir logikatik, analitis, sistematik, teruji
secara empiris, memenuhi sifat pengetahuan umum yaitu ; objektif,
umum dan memiliki metode ilmiah. Penerapan didalam Manajemem
Pelayanan Kebidanan. Unsur- unsur dalam perencanaan Pelayanan
Kebidanan meliputi :
1. In-Put
Merujuk pada sumber- sumber yang diperlukan untuk melaksanakan
aktifitas yang meliputi :
1) Man : Tenaga yang dimanfaatkan . Contoh : Staff atau bidan
yang kompeten
2) Money : Anggaran yang dibutuhkan atau dana untuk program.
3) Material: Buku atau materi ( sarana dan prasarana) yang
dibutuhkan.
4) Metode : Cara yang dipergunakan dalam bekerja atau prosedur
kerja.
5) Minute / Time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program
6) Market : Pasar dan pemasaran atau sarana program.
2. Proses
Memonitor tugas atau kegiatan yang dilaksanakan. Meliputi
Manajemen Operasional dan Manajemen Asuhan.
1) Perencanaan (P1)
11

2) Pengorganisasian (P2)
3) Penggerakan dan pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian
(P3)
3. Out-Put
Cakupan Kegiatan Program
1. Jumlah kelompok masyarakat yang sudah menerima layanan
kebidanan (memerator), dibandingkan dengan jumlah kelompok
masyarakat yang menjadi sasaran program kebidanan. (
denominator)
2. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan (Mulai dari KIA, Asuhan Kebidanan dan sebagainya)
Contoh : Untuk BPS: Out-Put nya adalah :
1) Kesejahteraan ibu dan janin
2) Kepuasan Pelanggan
3) Kepuasan bidan sebagai provider
4. Effect
Perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat yang diukur
dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan
kebidanan yang ada disekitarnya( Posyandu, BPS, Puskesmas, dan
sebagainya) yang tersedia.
5. Out-Come(Impact)
Dipergunakan untuk menilai perubahan atau dampak (Impact) suatu
program, perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status
kesehatan masyarakat.

2.8 Mutu Layanan


2.8.1 Pengertian
Berikut ini beberapa pengertian tentang mutu yang
dikemukakakn oleh para ahli :
1) Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa
pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk
12

memberikan kebutuhan kepuasan( American Society Quality


Control).
2) Mutu adalah “fitness for use”, atau kemampuan kecocokan
penggunan (J.M.Juran)
3) Mutu adalah kesusaian terhadap permintaan persyaratan (The
conformance of requirements-Philip B.Crosby).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa mutu adalah kemampuan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan pelanggannya sehingga pelanggannya merasa
puas.
2.8.2 Faktor- faktor yang mempengaruhi Mutu
Mutu produk dan jasa pelayanan secara langsung dipengaruhi
oleh 9 area fundamental (9M)yaitu :
1) Men : Kemajuan tekhnologi komputer, dan hal- hal lain yang
memerlukan pekerja- pekerja spesial yang makin banyak.
2) Money : Meningkatnya kopetisi di segla bidan memerlukan
penyesuaian pembiayaan yang luar biasa termasuk untuk
mutu.
3) Materials : Bahan- bahan yang semakin terbatas dan
berbagai jenis material yang diperlukan
4) Machines and mechanization : Selalu perlu penyesuaian –
penyesuaian seiring dengan kebutuhan kepuasan pelanggan.
5) Modern information methods : Kecepatan kemajuan
tekhnologi komputer yang harus selalu diikuti.
6) Markets :Tuntutan pasar yang semakin tinggi dan luas.
7) Management : Tanggung jawab management mutu oleh
perusahaan.
8) Motivation : Meningkatnya mutu yang kompleks perlu
kesadaran mutu bagi pekerja- pekerja.
9) Mounting product requirement : Persyaratan produk yang
meningkat yang diminta pelanggan perlu penyesuaian mutu
13

terus – menerus.
2.8.3 Model Sistem dari Mutu
Gambaran mengenai mutu kaitannya denga sistem pelayanan
yang berkaitan dengan input, proses, output,dan Outcome, dan
Impact serta lingkungan yang mempengaruhi dapat digambarkan
dalam model sistem sebagai berikut :

Bagan 1. Model Sistem Mutu (Suber : Wijono, 2016)

Asumsi umumnya bahwa mutu hasil akhir yang baik sebagian besar
tergantung pada mutu struktur dan mutu proses di suatu organisasi
pelayanan kesehatan. Sebaliknya, hasil yang buruk dikarenakan karena
adanya struktur dan proses yang buruk pula.
Donabedian dan WHO menganjurkan standar dan kriteria
diklarifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu standar struktu
(input/masukan),standar proses, dan standar keluaran (otcome). Standar
masukan menentukan tingkat sumber daya yang diperlukan agar standar
layanan kesehatan dapat dicapai. Contohnya : Personil, pasien,
peralatan, bahan, gedung pencatatan, dan keuangan. Standar proses
menetukan kegiatan apa yang harus dilakukan agar standar pelayanan
kesehatan dapat dicapai. Contohnya apa yang dikerjakan, untuk siapa,
siapa yang mengerjakan, kapan, dan bagaimana mengerjakannya.
14

Standar keluaran (outcome) atau hasil pelayanan kesehatan ialah hasil


pelayanan kesehatan yang telah dilaksanakan sesuai standar pelayanan
kesehatan. Kriteria outcome yang umum digunakan antara lain :
Kepuasan pasien, pengetahuan pasien, kematian, kesembuhan dan lain
lain.
1. Mutu Pelayanan
Pengertian kualitas/ mutu pelayanan mencakup dua dimensi, yaitu
klien dan petugas pelayanan.
1) Dari dimensi klien, pelayanan dianggap bermutu apabila
pelayanan mampu memberikan kepuasan kepada klien (client
statisfaction). Dengan kata lain, pelayanan yang bermutu dalah
pelayanan yang mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan serta
hak- hak klien. Aspek pelayanan yang dianggap dapat
memberikan kepuasan kepada klien termasuk antara lain :
ketanggapan, perhatian, dan keramah tamahan yang tulus dari
petugas atau penyedia pelayanan, dan waktu tunggu yang tidak
terlalu lama (BKKBN,2015)
2) Dari dimensi penyedia layanan, pelayanan yng berutu adalah
pelayanan yang sesuai dengan kode etik dan memenuhi standar
profesi pelayanan yang telah ditetapkan (BKKBN,2015). Bagi
petugas kesehatan, mutu peayanan berarti bebas melakukan
segala sesuatu secara profesional untuk meningkatkan derajat
kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan ilmu
pengetahuan dan ketermpilan yang maju, mutu peralatan yang
baik, dan memenuhi standar yang baik.
2. Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan
Menurut Lori Di Pete Brown,et Al., dalam bukunya Quality
Assurance of Health Care in Developing Countries , mutu
merupakan fenomena yang komprehensif. Egiatan menjaga mutu
dapat menangkut satu atau beberapa dimensi yang tepat untuk
pelayanan klinis maupun manajemen pelayanan kesehatan. Delapan
15

dimensi mutu ini juga dapat membantu pola pikir dalam menetapkan
dan menganalisa masalah untuk mengukur sejauh mana telah
mencapai standar pelayanan kesehatan.
1) Kompetensi teknis : Keterampilan, kemampuan dan penampilan
petugas yang berhubungan dengan hal dapat dipertanggung
jawabkan (dependability), ketepatan (accuracy), ketahanan uji
(reliability) dan konsistensi (consistency)
2) Akses terhadap pelayanan :
2.1) Geografis : Jenis transportasi, jarak, waktu perjalanan, dan
hambatan fisik
2.2) Ekonomi : Biaya yang terjangku (affordability)
2.3) Sosial : Sesuai nilai budaya, kepercayaan, dan perilaku
2.4) Organisasi : Sejauh mana kenyamanan pasien, jam kerja
klinik dan waktu tunggu
2.5) Bahasa : Bahasa/ dialek dapat dipahami pasien.
3) Efektifitas : Menyangkut norma pelayanan kesehatan dan
petunjuk klinis sesuai standar yang ada.
4) Hubungan antar manusia : interaksi antara petugas kesehatan dan
pasien yang mempunyai andil besar dalam konseling yang
efektif, yaitu menghargai, menjaga rahasia, menghormati,
respontif, dan memberikan perhatian.
5) Efisiensi : Pelayanan terbaik dengan sumber daya yang dimiliki
6) Kelangsungan pelayanan : Klien menerima pelyanan yang
lengkap yang dibutuhkan (termasuk rujukan) tanpa interupsi,
berhenti, atau mengulangi prosedur diagnosa dan terapi yang
tidak perlu.
7) Keamanan : Mengurangi risiko cedera, infeksi, eek samping atau
bahaya lain yang berkaitan dengan pelayanan
8) Kenyamanan : eramahan / Amenitis
3. Pengukuran Mutu Pelayanan Kesehatan
Mutu pelayanan kesehatan diukur dengan cara membandingkannya
16

terhadap standar peayanan kesehatan yang telah ditetapkan (Pohan,


2016). Untuk dapat mengukur mutu, terlebih dulu memahami
indikator, kriteria, dan standar. Indikator adalah petunjuk atau tolak
ukur. Kriteria adalah spesifikasi dari indikator.Standar adalah bentuk
eksak dan dapat dihitung secara kuantitatif yang biasanya mencakup
hal- hal yang standar baik. Standar bersigat dinamis dapat
menyesuaikan sesuai kondisi, situasi, waktu, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan, serta etika, hukum dan norma
atau nilai masyarakat.
Indikator dapat diklasifikasikan dengan berbagai perpektif dan
berbagai cara. Beberapa diantaranya adalah indikator struktur,
proses, dan keluaran. Indikator struktur merupakan ukuran
ketersediaan sumber daya. Indikator proses adalah indikator yang
akan mengukur kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan untuk
mengatasi masalah kesehatan pasien. Indikator keluaran akan
mengukur apa yang terjadi atau tidak terjadi sebagai hasil proses
atau kelompok proses. Donabedian menyatakan bahwa pengukuran
keluaran yang absah/ sahih dan dapat dipercaya merupakan suatu
cara untuk mengukur status kesehatan pasien yang dapat dikaitkan
dengan proses pelayanan kesehatan (Pohan, 2016)
Mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan tiga cara yaitu :
1) Pengukuran mutu prospektif
Pengukuran mutu prospektif adalah pengukuran mutu pelayanan
kesehatan yang dilakukan sebelum pelayanan kesehatan
diselenggarakan. Pegukurannya akan ditujukan terhadap struktur
atau masukan pelayanan kesehatan.
2) Pengukuran mutu retrospektif
Pengukuran mutu retrospektif adalah satu pengukuran mutu
pelayanan kesehatan yang dilakukan setelah penyelenggaraan
pelayanan kesehatan selesai dilaksanakan. Pengukuran terdiri
atas penilaian rekam medik (audit), wawancara, kuesioner, dan
17

penyelenggaraan pertemuan.
3) Pengukuran mutu konkuren
Mutu konkuren adalah pengukuran terhadap mutu pelayanan
kesehatan yang dilakukan selama pelayanan kesehatan
dilangsungkan atau diselenggarakan. Pengukuran ini dilakukan
melalui pengamatan, langsung dan kadang- kadang perlu
dilengkapi peninjauan pada rekam medik, wawancara serta
penyelenggaraan pertemuan (Pohan,2016)

2.9 Kepuasan
2.9.1 Pengertian Kepuasan
Beberapa pengertian yang berkaitan dengan kepuasan sebagai
berikut :
1) Kepuasan pelanggan adalah hasil yang dicapai pada saat
keiistimewaan produk merespon kebutuhan pelanggan.
2) Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang
tubul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang
diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa
yang diharapkannya (Pohan, 2016)
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpukan
bahwa kepuasan akseptor adalah perasaan akseptor terhadap
layanan KB yang diterimanya berdasarkan layanan KB yang
diharapkannya.
2.9.2 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kepuasan
Kepuasan dipengaruhi banyak faktor, ntara lain yang
bersangkutan dengan :
1) Pendekatan dan perilaku petugas, perasaan akseptor terutama
saat pertama kali datang.
2) Mutu informasi yang diterima, seperti apa yang dikerjakan,
apa yang dapat diharap.
3) Prosedur perjanjian
18

4) Waktu tunggu
5) Fasilitas umum yang tersedia
6) Mutu makanan, privasi dan pengaturan kunjungan
7) Outcome terapi dan perawatan yang diterima
2.9.3 Pengukuran Kepuasan
Ada dua komponen yang akan mempengaruhi ukuran kepuasan
yaitu komponen harapan pasien dan komponen kinerja layanan
kesehatan. Kesenjangan antara kedua komponen tersebut
merupakan ukuran kepuasan pasien. Apabila harapan pasien
sama dengan kinerja layanan kesehatan, atau tingkat kepuasan
pasien 100%, maka pasien pasti merasa puas. Tingkat
kepentingan harapan pasien dan kinerja layanan kesehatan
tersebut diukur dengan skala Likert (Pohan, 2016). Skala Likert
dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi
seseorang tentang gejala atau masalah yang ada di masyarakat
atau dialaminya, termasuk kepuasan. Beberapa bentuk jawaban
pernyataan yang masuk dalam kategori skala Likert sebagai
berikut:
Nilai
Nilai Favourable Skor Unfavorable Skor
Sangat Puas 4 Sangat Puas 1
Puas 3 Puas 2
Tidak Puas 2 Tidak Puas 3
Sangat Tidak Puas 1 Sangat Tidak Puas 4
Cara interprestsi dapat berdasarkan prosentase sebagaimana
berikut :
0% 25 % 50% 75% 100%

Angka 0 – 25% : sangat puas/ sangat tidak setuju/sangat


tidak baik
Angka 25 – 50 % : tidak puas/ tidak setuju/ tidak baik
Angka 50 – 75% : puas/setuju/baik
19

Angka 75 – 100% : sangat puas/sangat setuju/sangat baik


(Hidayat,2014)

2.10 Konseling Kebidanan


2.10.1 Pengertian
Konseling kebidanan adalah pertolongan dalam bentuk
wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang
mendalam, dan usaha bersama antara konselor (bidan) dengan
konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat
berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun
perubahan tingkah laku atau sikap dalam ruang lingkup
pelayanan kebidanan.
2.10.2 Tujuan dan Fungsi Konseling Kebidanan
Tujuan konseling kebidanan:
1) Membantu klien memecahkan masalah, meningkatkan
keefektifan individu dalam pengambilan keputusan secara
tepat.
2) Membantu pemenuhan kebutuhan klien
3) Mengubah sikap dan tingkah laku yang negatif menjadi
positif.
2.10.3 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Konseling
Faktor tersebut dibedakan menjadi faktor utama dan faktor
penunjang.
1. Faktor Utama
1) Menyampaikan informasi dengan jelas, tepat, dan benar
2) Menunjukkan bahwa bidan memperhatikan dan memberi
respek.
2. Faktor Penunjang
1) Ruang Konseling
2) Alat Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
3) Suasana Konseling
20

4) Hubungan rapport (saling percaya)


5) Sikap Konselor
6) Penampilan Konselor

2.11 Bidan Delima


1. Pengertian
Program bidan delima merupakan program yang dikembangkan oleh
IBI untuk membina Praktik Mandiri Bidan (PMB) dan anggota IBI
agar dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan
kesehatan reproduksi terstandar.
2. Prinsip
Prinsip program bidan delima adalah standarisasi pelayanan
PMB. Standarisasi yang dilakukan pada keahlian, kopetensi,
peralatan, sarana, prasarana, dan manajemen klinik sesuai dengan
standar yang ada di Kementerian Kesehatan RI Standar tersebut telah
dituangkan dalam instrumen- instrrumen bidan delima.
3. Analisis situasi dan masalah
Program bidan delima lahir sebagai rasa tanggung jawab yang sangat
besar akan kualitas pelayanan yang dilakukan oleh PMB. Sesuai
dengan visi, dan misi, IBI sangat menekankan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan bagi anggotanya, guna mendukung
kinerja optimal dari seluruh anggota dilapangan. Untuk itu IBI merasa
perlu untuk terus memonitor dan mengevaluasi kinerja anggotanya
disemua instansi kesehatan dimana bidan itu bekerja, termasuk bidan
praktik swasta, guna menjamin keamanan dan kepuasan masyarakat
pengguna jasa bidan.
4. Sasaran
Sasaran program bidan delima adalah seluruh PMB yang memiliki
SIPB melalui proses pra-kualifikasi, kajian mandiri, dan validasi
5. Visi dan Misi
Visi:
21

Meningkatkan kualitas pelayanan untuk memberikan yang terbaik,


agar dapat memenuhi keinginan masyarakat.
Misi:
Bidan delima adalah bidan praktik swasta yang mampu memberikan
pelayanan berkualitas terbaik dalam bidang kesehatan reproduksi dan
keluarga berencana, bersahabat, dan peduli terhadap kepentingan
pelanggan, serta memenuhi bahkan melebihi harapan pelanggan.
6. Mekanisme
Pengurus Daerah (PD) IBI dan Pengurus Cabang (PC) IBI yang
berminat melaksanakan program ini perlu melakukan kajian kesiapan
manajemen dan membentuk unit pelaksana bidan delima. BPS yang
mempunyai SIPB yang berminat menjadi bidan delima diminta
mendaftar kepada unit pelaksanan bidan delima di cabang dan
mengisi form pra kualifikasi, kajian mandiri, dan ivalidasi oleh
fsilitator. Calon bidan delima yang lulus validasi akan diberi sertifikat
dan paket bidan delima oleh IBI.
7. Sertifikat
Sertifikat diberikan oleh IBI setelah BPS telah melalui proses
kualifikasi, kajian mandiri, dan validasi. Sertifikat bidan delima
berlaku 5 tahun. Bila BPS ingin memperbaharui sertifikat tersebut,
maka perlu divalidasi ulang oleh fasilitator.
8. Monitoring dan Evaluasi (Monev)
Tim monitoring dibentuk di tingkat IBI pusat, provinsi, dan
kabupaten/ kota yang terdiri dari unit pelaksana bidan delima
(Manajemen dan Keuangan), tim teknis yang terdiri dai pelatih
fasilitator(provinsi) dan fasilitator (Kabupaten/kota).
Monitoring dilakukan secara rutin. Tingkat IBI pusat melaksanakan
monitoring secara random 1 propinsi per tahun. Tingkat propinsi
melaksanakan monitoring secara random minimal 3 kali kabupaten/
kota per tahun. Tingkat kabupaten/kota melaksanakan monitoring
semua bidan delima 1x per tahun (100%). Evaluasi dilakukan paling
22

tidak 3 tahun sekali agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan


program bidan delima.
9. 10 M pelayanan berkualitas Bidan Delima
1) Mencuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
2) Melakukan penyuntikan dengan alat suntik dan jarum suntik
sekali pakai.
3) Membuang peralatan tajam bekas pakai pada tempatnya.
4) Memberitahu tanggal kadaluarsa obat-obatan KB yang klien
gunakan.
5) Mempunyai dan menggunakan catatan medis klien yang selalu
diperbaiki sesuai dengan perkembangan kondisi kesehatan klien
6) Memberikan kesempatan pada klien untuk menceritakan segala
keluhan dan kebutuhan, siap memberikan informasi lengkap
akurat yang diperlukan, bersikap ramah dan menunjukkan
kepedulian pada klien.
7) Memberitahu klien jadwal pemeriksaan berikutnya dan rujukan
jika diperlukan
8) Memilih metode KB dan asuhan yang sesuai dengan kondisi
klien.
9) Meningkatkan keterampilan klinis dan non klinis secara teratur
dengan melengkapi peralatan dan mengikuti standar pelayanan
mutakhir
10) Mengingatkan klien untuk menyebarluaskan artinya pelayanan
berkualitas.

2.12 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.28 Tahun


2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
Dalam PMK RI No.28 tahun 2017tentang izin dan
penyelenggaraan Praktik Bidan menyebutkan :
1. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan
yang telah teregistrasi seusia dengan ketentuan peraturan perundang-
23

undangan.
2. Praktik Kebidanan adalah kegiatan pemberian pelayanan yang
dilakukan oleh Bidan dalam bentuk asuhan kebidanan.
3. Surat Tanda Registrasi Bidan yang selanjutnya diingkat STRB adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada Bidan yang
telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan.
4. Surat Izin Praktik Bidan yang selanjutnya disingkat SIPB adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
kepada Bidan sebagai pemberian kewenangan untuk menjaankan
praktik kebidanan.
5. Praktik Mandiri Bidan adalah tempat pelaksanaan rangkaian kegiatan
pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh Bidan secara perorangan.
6. Instansi Pemberi Izin adalah instansi atau satuan kerja yang ditunjuk
oleh pemerintah daerah kabupaten / kota untuk menerbitkan izin
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
7. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/ atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif,kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan atau Masyarakat.
8. Organisasi Profesi adalah wadah berhimpunnya tenaga kesehatan
bidan di Indonesia.
Pasal 3:
Setiap Bidan harus memiliki STRB untuk dapat melakukan praktik
keprofesiannya.
Pasal 5:
Bidan yang menjalankan praktik keprofesiannya wajib memiliki
SIPB.
Pasal 15 :
1. Bidan dapat menjalankan Praktik Kbidanan secara mandiri
dan/atau bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
24

2. Praktik Kebidanan secara mandiri sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) berupa Praktik Mandiri Bidan.
3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagimana dimaksud pada ayat
(1) dapat berupa :
1) Klinik
2) Puskesmas
3) Rumah sakit dan/atau;
4) Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya.

2.13 Undang- Undang No.4 Tahun 2019 tentang Kebidanan


Yang berkaitan dengan Praktek Mandiri Bidan diantaranya :
Pasal 1:
1) Surat Izin Praktik Bidan yang selanjutnya disingkat SIPB adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten / kota
kepada Bidan sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan
Praktik Kebidanan.
2) Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan suatu temat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik
promotif, preventif, kuantitatif, rehabilitatif yang pelayanannya
dilakukan oleh pemerintan atau masyarakat.
3) Tempat Praktik Mandiri Bidan adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan
yang diselenggarakan oleh Bidan lulusan pendidikan profesi untuk
memberikan pelayanan langsung kepada klien.

2.14 Undang- Undang Tenaga Kesehatan No.36 Tahun 2014


Yang berkaitan dengan Praktek Mandiri Bidan diantaranya dalam Pasal
1:
1) Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan
melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
25

2) Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang


digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/ atau masyarakat.
BAB III
PELAKSANAAN MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

3.1 Profil Praktek Mandiri Bidan Edeh Widaningsih, Amd.Keb


PMB Edeh Widaningsih Amd.Keb mulai aktif tahun 2007 yang terletak di
Kp. Rajamandala RT 004 / RW 012 . Desa Mandala Mukti. Kecamatan
Cikalong Wetan. PMB berada di wilayah kerja Puskesmas Cikalong Wetan.
PMB ini berada di pinggir jalan raya sehingga dapat dengan mudah diakses
oleh masyarakat. Ditinjau dari batas daerah, maka PMB Nuryanih S.ST
memiliki batas :
1) Sebelah Utara : Jalan raya desa
2) Sebelah Barat : Kebun dan Rumah Penduduk
3) Sebelah Timur : Rumah Penduduk
Jadwal pelayanan di PMB Edeh Widaningsi, Amd.Keb setiap hari pagi
pada pukul 06.00- 12.00WIB dan sore hari mulai pukul 16.00-20.00 WIB
kecuali persalinan 24 jam. Pelayanan yang diberikan di PMB Nuryanih S.ST
seperti ANC, INC, PNC, bayi balita, imunisasi, KB, kesehatan reproduksi
remaja, pelayanan IVA, homecare, pemeriksaan umum,
kegawatdaruratan/pertolongan pertama.

3.2 Visi dan Misi


3.2.1 Visi
Mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri dengan meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan dan sumber daya yang berkualitas.
3.2.2 Misi
1) Membantu pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu
dan anak yang berkualitas dan terjangkau.
2) Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dan menjadi
bidan pilihan masyarakat di wilayah Desa Mandala Mukti dan
wilayah sekitarnya

26
27

3.3 Riwayat Pendidikan


1) D1 Kebidanan Pemda Sukabumi 1991-1976
2) D3 Universitas Jenderal Achmad Yani 2006-2008
3) S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Achmad Yani 2008-2010

3.4 Pelayanan Praktek Mandiri Bidan


1) Promotif : Konsultasi kesehatan reproduksi , penyuluhan kesehatan ,
konsultasi laktasi
2) Preventif : Imunisasi dasar dan ulangan KB , ANC, dan IVA Test
3) Kuratif : Pemeriksaan umum, persalinan, Nifas, MTBS dan MTBM
4) Pelayanan Inovatif : Tindik telinga, Pijat Bayi, Homecare, cukur rambut
bayi

3.5 Kerja sama yang dilakukan


1) Puskesmas Cikalong Wetan (jejaring)
2) Dokter Praktek Mandiri ( Jejaring)
3) BPJS ( Jejaring)

3.6 Pengolahan Limbah Medis


Dalam pengolahan limbah medis, PMB bekerja sama dengan puskesmas bagi
kesehatan lingkungan. Dalam pelayanan, semua limbah medis memiliki
wadah khusus, seperti spuitt bekas dimasukan dalam safety box, limbah cair
memiliki aliran tersendiri tanpa mengganggu lingkungan sekitar, sampah
infeksius lainnya dimasukkan dalam kantong plastik ( tempat sampah)

3.7 Cara mendapatkan Vaksin


Salah satu pelayanan di PMB ini adalah pemberian imunisasi. Untuk
mendapatkan vaksin, PMB bekerja sama dengan Jurim Puskesmas Cikalong
Wetan. Pelayanan Imunisasi dilakukan dua kali dalam satu bulan, yaitu setiap
hari Minggu kedua dan minggu keempat.
28

3.8 Manajemen Pengelolaan Obat


Dalam pengelolaan obat, PMB bekerja sama dengan Apotek

3.9 Media Promosi


Media promosi PMB dilakukan masyarakat dari mulut ke mulut, dan terkenal
dengan pelayanan berkualitas dengan tarif terjangkau.

3.10 Pengorganisasian
PMB sudah terstandarisasi Bidan Delima, dibantu 2 orang Asisten Bidan
dengan latar belakang pendidikan diploma tiga.

3.11 Pelayanan Unggulan


Pelayanan unggulan PMB adalah homecare untuk kunjungan nifas dan
neonatus. Home care dilakukan pada pasien yang melahirkan di PMB.
Homecare dilakukan minimal sebanyak 3x atau sesuai kebutuhan. Setiap kali
homecare bidan melakukan pemeriksaan neonatus dan ibu nifas. Home care
ini memiliki keunggulan diantaranya : pasien tidak perlu pergi kontrol ke
fasilitas kesehatan , pasien merasa sangat diperhatikan oleh bidan karena mau
mengunjunginya ke rumah, pasien memiliki waktu yang banyak untuk
konsultasi karena waktu homecare minimal 30 menit untuk 1 pasien.
BAB IV
PEMBAHASAN

Manajemen mempunyai arti yang sangat luas, dapat berarti prosesn,


seni, ataupun ilmu. Dikatakan proses karena manajemen terdapat beberapa
tahapan untuk mencapai tujuan, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan. Dikatakan seni karena manajemen merupakan
suatu cara atau alat untuk seorang manajer daam mencapai tujuan. Dimana
penerapan dan penggunaannya tergantung pada masing- masing manajer yang
sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi dan pembawaan manajer. Dikatakan
ilu karena manajemen dapat dipelajari dan dikaji kebenarannya.
Manajemen Kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan- penemuan, keterampilan dalam
rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada
klien.
Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang utuh
dan menyeluruh kepada klien yang merupakan suatu proses manajmen
kebidanan yang dilaksanakan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas
melalui tahapan- tahapan dan langkah – langkah yang disusun secara
sistematis untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar sesuai
dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat, efektif, dan
efisien.
Penerapan Manajemen di PMB diatas yaitu :
4.1 In-Put
1) Man : Staff atau Bidan yang Kompeten, Kader
2) Money : Sumber pendanaan berasal dari jasa pelayanan pasien
3) Material : Alat timbangan, buku pencatatan disiapkan oleh
bidan, dimana alat timbang merupakan aset pribadi dari PMB ,
vaksin, jarum suntik disediakan oleh pihak puskesmas, obat-
obatan disediakan oleh bidan, kartu KMS diperoleh dari Buku

30
30

KIA yang sudah didapatkan saat melakukan pemeriksaan saat


hamil.
4) Metode : Cara yang dipergunakan dalam bekerja atau prosedur
kerja berupa kerjasama lintas sektor dari sesama bidan
5) Minute/ Time : Dilakukan setiap hari, dan setiap minggu kedua
dan keempat setiap bulan.
6) Market : Masyarakat, dengan pemberian informasi langsung
setelah pelayanan.
4.2 Proses
Memonitor tugas atau kegiatan yang dilaksanakan. Meliputi
Manajemen Operasional dan Manajemen Asuhan.
1. Perencanaan (P1) , merupakan awal dan arah dari proses
manajemen PMB secara keseluruhan. Perencanaan program
PMB terdiri dari lima langkah penting yaitu :
1) Menjelaskan berbagai masalah
2) Menentukan perioritas masalah
3) Menetatpkan tujuan dan indikator keberhasilannya
4) Mengkaji hambatan dan kendala
5) Menyusun rencana kerja operasional
2. Pengorganisasian (P2) , berdasarkan jumlah tenaga bidan yang
bekerja di PMB sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing- masing.
3. Penggerakan- pelaksanaan. Keberhasilan pengembangan fungsi
manajemen ini sangat dipengaruhi oleh keberhasilan pimpinan
PMB menumbuhkan motivasi kerja staff dan semangat kerja
sama antara staff dengan staff lainnya di PMB.
4. Pengawasan dan pengendalian salah satu aspek yang diawasi
selama pelaksanaan program PMB di lapangan adalah
keterampilan bidan dalam melakukan penimbangan dan
membuat pencatatan dan pelaporan setiap kegiatan yang
dilakukan.
31

4.3 Out-Put
Cakupan Kegiatan Program:
1) Jumlah kelompok masyarakat yang sudah menerima layanan
kebidanan (Memerator) , dibandingkan dengan jumlah
kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program
kebidanan (Denominator) apakah terjadi peningkatan atau
penurunan.
2) Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan, berupa kesejahteraan ibu dan janin, bayi, balita,
kepuasan pelanggan, kepuasan bidan sebagai provider.

4.4 Effect
Perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat yang
diukur dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan
pelayanan kebidanan berupa posyandu.

4.5 Out-Come (Impact)


Dipergunakan untuk menilai perubahan atau dampak (impact)
suatu program, perkembangan jangka panjang termasuk perubahan
status kesehatan masyarakat, dimana dapat dilihat dari peningkatan
jumlah kunjungan setiap bulan yaitu :
1) Kunjungan ANC ± 100 ibu hamil / bulan
2) Persalinan ± 15 ibu bersalin / bulan
3) Pelayanan Nifas ± 15/ bulan
4) Pelayanan KB ± 100 Akseptor / bulan
5) Pelayanan Imunisasi ibu hami ± 10 ibu hamil/ bulan
6) Pelayanan Imunisasi bayi balita ± 100/ bulan
7) Kunjungan Pasien Umum ± 200 pasien/ bulan
32

4.6 Pembahasan Monitoring Pelayanan Kebidanan


1. Persyaratan Peralatan atau Instrumen

Instrumen di PMB Widaningsih

Berdasarkan diagram instrumen , maka dapat diketahui bahwa


peresentase instrumen yang ada di PMB Edeh Widaningsih
berjumlah 98% namun masih ada yang belum terpenuhi yaitu
sebanyak 2% dibuktikan dengan tidak adanya jangka panggul
dan Baby Suction Pum Portable. Sehingga dapat diketahui
bahwa PMB tersebut belum sesuai dengan Permenkes No 28
Tahun 2017 pasal 35 yang berbunyi “ Persyaratan perlatan
praktik mandiri bidan harus dalam keadaan terpelihara dan
berfungsi dengan baik untuk menyelenggarakan pelayanan.
2. Jenis SOP di PMB Edeh Widaningsih, Amd.Keb

Jenis SOP di PMB Widaningsih

Berdasarkan diagram tentang Jenis SOP di PMB Edeh


Widaningsih dapat disimpulkan bahwa 100% sesuai dengan
33

Standar Pelayanan Kebidanan dan permenkes RI Nomor 28


Tahun 2017 tentang Izin Penyelenggaraan Praktik Bidan
3. Persyaratan Bangunan, Ruang dan Prasarana di PMB Edeh
Widaningsih, Amd.Keb

Persyaratan Bangunan, Ruang dan


Prasarana di PMB Widaningsih

Berdasarkan diagram Persyaratan Bangunan, Ruang dan


Prasarana maka dapat diketahui bahwa jumlah persentase yang
telah memenuhi standar sebanyak 98% namun masih terdapat
beberapa yang belu memenuhi sebanyak 2% yaitu tidak
tersedia alat pemadam api (APAR) dalam kondisi siap pakai.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa PMB tersebut belum sesuai
dengan dan Permenkes RI Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin
Penyelenggaraan Praktik Bidan.
4. Indikator Pegawai Bidan di PMB Edeh Widaningsih, Amd.Keb

Indikator Pegawai Bidan di PMB Widaningsih

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jumlah


34

persentase indikator pegawai yang telah memenuhi sebanyak


100% hal tersebut sudah sesuai dengan UU Kebidanan terbaru
yaitu UU No.4 Tahun 2019 tentang Kebidanan dan Permenkes
RI Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin Penyelenggaraan
Praktik Bidan.
5. Persyaratan Obat dan Bahan Habis Pakai di PMB Edeh
Widaningsih Amd.Keb

Persyaratan Obat dan Bahan Habis


Pakai di PMB Widaningsih

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa persentase


persyaratan obat dan bahan habis pakai yaitu 86% , dan 14%
persyaratan obat dan bahan habis pakai yang tidak ada. Hal
tersebut menandakan bahwa obat serta bahan habis pakai
belum memenuhi persyaratan yang sesuai dengan Permenkes
RI Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin Penyelenggaraan
Praktik Bidan dan UU No.4 Tahun 2019 tentang Kebidanan.
6. Total persyaratan Praktik Bidan di PMB Edeh Widaningsih
Amd.Keb

Indikator Persyaratan Praktik Bidan


di PMB Widaningsih
35

Berdasarkan diagram diatas, maka dapat disimpulkan bahwa


PMB ini telah dinyatakan mampu memenuhi persyaratan
praktik bidan yang dibuktikan dengan total persentase
persyaratan praktik bidan sebesar 100% telah terpenuhi dan
sebagian besar sesuai dengan Permenkes RI Nomor 28 Tahun
2017 tentang IZIN Penyelenggaraan Praktik Bidan dan UU
No.4 Tahun 2019 tentang Kebidanan.

4.7 Analisis SWOT PMB Edeh Widaningsih, Amd.Keb


ANALISIS FAKTOR INTERNAL
STRENGTH SKOR BOBOT TOTAL
Bidan Nuryanih merupakan seseorang
yang sopan dan ramah.
Bidan Nuryanih memiliki
keterampilan, dan konseling pasien
yang baik
Pelayanan baik tekhnis maupun non
tekhnis.
Total Kekuatan
WEEKNESS
Sebagai Pegawai Negeri Sipil disalah
satu Puskesmas di Cikalong Wetan
sehingga waktunya kurang maksimal
dalam memberikan pelayanan
kebidanan kepada pasien sehingga
digantikan dengan bidan lainnya.
TOTAL
Selisih total kekuatan- kelemahan
36

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL

OPPORTUNITIES SKOR BOBOT TOTAL


Masyarakat akan dibantu dengan
adanya jaminan kesehatan untuk ibu
melahirkan
Lokasi PMB Nuryanih lebih strategis
dan mudah dijangkau
Bekerjasama dengan bidan lainnya
TOTAL
THREAT
UU Kebidanan No.4 tahun 2019
tentang persyaratan ijin praktek bidan
harus memiliki sertifikat kompetensi
atau sertifikat profesi
Meningkatnya persaingan lulusan
bidan
Total Kekuatan
Total peluang - ancaman
37

MATRIKS KUADRAN ANALISIS SWOT

Kuadran II Kuadran I
(Stability) (Growth)

W S

Kuadran III Kuadran IV


(Survival) (Disversification)

INTERNAL STRENGTH WEEKNES


EKSTERNAL
UBAH
OPPOTURNITIES PROGRESIF STRATEGI
THREAT DIVERSIFIKASI STRATEGI
STRATEGI BERTAHAN

Setelah dilakukan analisis SWOT didapatkan hasil bahwasanya


posisi organisasi berada pada kuadran I membuktikan organisasi
kuat dan berpeluang. Rekomendasi taktik yang diberikan ialah
progesif artinya dalam kondisi mantap. Sehingga benar- benar
menjalankan memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan
secara maksimal.
38

4.8 Alur Pemeriksaan Pasien

PASIEN

DATANG

PENDAFTARAN

PASIEN

RUANG TUNGGU

PASIEN Masuk Ruang Periksa


Anamnesa
Timbang dan Tensi
Pemeriksaan Fisik
KIE hasil pemeriksaan

NORMAL TIDAK NORMAL BERSALIN


Berikan resep obat Pasien dengan resiko Pasien bersalin yang
tinggi, pasien dengan diobservasi dahulu
Berikan Obat
kegawat daruratan
Pembayaran

PASIEN RUJUK RS
PULANG
PASIEN RAWAT
PULANG INAP
39

4.9 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana dipelihara dengan baik. Apabila ada barang
yang rusak dan hilang bidan pengelola serta karyawan segera
mengganti dengan yang baru menggunakan dana dari anggaran
lain- lain.

4.10 Perekrutan Karyawan Magang Bidan di PMB Edeh


Widaningsih, Amd.Keb
Metode perekrutan yang digunakan merupakan metode terbuka
yang mana diinformasikan secara luas melalui berbagai saluran
sehingga yang masuk cukup banyak dan berkualitas. Syarat yang
dibutuhkan adalah membawa berkas seperti surat lamaran. Setelah
diberikan berkas, maka dilakukan wawancara. Apabila penilainnya
sesuai dengan yang diharapkan oleh bidan pengelola, karyawan
diperbolehkan untuk bekerja. Karyawan bidan yang sudah direkrut
dianjurkan untuk menginap 24 jam dan diberikan waktu libur satu
hari dalam satu minggu.

4.11 Pengelolaan Keuangan di PMB Edeh Widaningsih, Amd.Keb


Pengelolaan keuangan yang dilakukan di PMB Edeh Widaningsih,
Amd.Keb adalah dengan metode manajemen cash flow yang
berarti sejumlah kas yang keluar dan masuk sebagai akibat dari
aktivitas pelayanan pada periode waktu tertentu. Pemasukan dan
pengeluaran dicatat setiap hari kemudian direkap setiap bulannya
untuk mengetahui total pemasukan dan pengeluaran.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan melalui pemanfaatan
sumber daya dan sumber- sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan tertentu. Manajemen kebidanan menyangkut pemberin
pelayanan yang utuh dan menyeluruh kepada klien yang merupakan suatu
proses manajemen kebidann yang dilaksanakan untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas melalui tahapan- tahapan dan langkah-
langkah yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data,
memberikan pelayanan ang benar sesuai dengan keputusan tindakan klinik
yang dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien.
Unsur- unsur dalam manajemen pelayanan kebidanan meliputi in put
merujuk pada sumber- sumber yang diperlukan untuk melaksanakan
aktifitas, proses berupa perencanaan (P1), pengorganisasian (P2),
penggerakan dan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian(P3). Out put
berupa jumlah kelompok masyarakat yang sudah menerima layanan
kebidanan (memerator), dibandingkan dengan jumlah kelompok
masyarakat yang menjadi sasaran program kebidanan, serta pelayanan
yang sesuai standar, efect berupa peran serta masyarakat dan pemanfaatan
pelayanan kebidanan serta out come atau impact berupa penilaian
perubahan suatu program.

5.2 Saran
Diharapkan bidan mampu mempertahankan serta meningkatkan
pelayanan yang diberikan, sehingga setiap pasien yang datang untuk
melakukan pemeriksaan selalu mendapatkan kepuasan, dan dapat lebih
memperluas informasi tentang PMB itu sendiri dan diharapkan mahasiswa
yang melakukan praktik dapat memahami dan menerapkan manajemen

40
41

pelayanan kebidanan sesuai dengan standar yang sudah dipelajari.


DAFTAR PUSTAKA

Indonesia KK. Undang- Undang RI No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 2009.
Nuraini I. Mutu Pelayanan Bidan Prkatik Mandiri Kota Surabaya.Embrio.2015;6:22-
43
Indonesia MKR.PMK No.28 Tahun 2017.2017
Anton A.Dasar-Dasar Manajemen.Bandung:CV Purstaka Setia;2010
Appley A,Lawrence,Lee,Oey L. Pengantar Manajemen.Jakarta : Salemba Empat;
2015
Terry GR,W.Rue L.Dasar- Dasar Manajemen.Jakarta: PT Bui Aksara; 2016
Wijono D.Manajemen Kepemimpinan Dan Organisasi Kesehatan.Surabaya:
Airlangga University Press ; 2016
Uripni,Christina L, DKK. Komunitas Kebidanan.Jakarta: EGC; 2016
Indonesia IB.Bidan Delima.Jakarta: Pusat IBI;2017
Indonesia KK.UU No 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan 2019.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai