Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan
limpahan rahmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan manajemen kebidanan “PMB EDEH
WIDANINGSIH, Amd.Keb”. Dengan terselesainya manajemen kebidanan ini kami
berharap, agar setelah membaca dan mempelajari manajemen kebidanan ini bisa
mendapatkan pengetahuan yang lebih baik dan sebagaimana tertera dalam tujuan pembuatan
manajemen kebidanan ini. kami mengharapkan segala masukan baik kritik maupun saran
demi tersempurnannya proposal ini.
Besar harapan kami manakemen kebidanan ini dapat diterima dan terlaksanakan
dengan baik sesuai rencana. Terimakasih saya ucapkan kepada pihak-pihak terkait, investor,
dan teman-teman sekalian. Akhir kata semoga pendirian PMB ini dapat ikut berkontribusi
dalam mensejahterakan klien serta menurunkan angka kematian ibu dan anak.
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1. 2 Tujuan .......................................................................................................... 3
1. 3 Manfaat ........................................................................................................ 3
BAB IV PEMBAHASAN
iii
BAB V PENUTUP
4. 1 Kesimpulan .................................................................................................... 40
4. 2 Saran .............................................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan hal tersebut merupakan
salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk mewujudkan hal tersebut,
diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk
upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat, dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan
secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
Bidan merupakan salah satu dari jenis tenaga kesehatan yang memiliki
kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan asuhan kebidanan sesuai
dengan bidang keahlian yang dimiliki. Tempat pelaksanaan rangkaian kegiatan
pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan secara perorangan disebut
Praktik Mandiri Bidan.
1
2
2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Mampu menerapkan teori dan konsep manajemen pelayanan kebidanan.
3. Manfaat
3.1 Manfaat Teoritis
Dapat menerapkan teori dan konsep manajemen pelayanan kebidanan di
PMB.
3.2 Manfaat Praktik
3.2.1 Bagi Mahasiswa
Dapat membandingkan antara teori dan pelaksanaan manajemen
pelayanan kebidanan di PMB Edeh Widaningsih.
3.2.2 Bagi Bidan Pelaksana di PMB Edeh Widaningsih.
Laporan ini dapat memberikan informasi tambahan bagi bidan
mengenai manajemen kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
2) Pengorganisasian (P2)
3) Penggerakan dan pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian
(P3)
3. Out-Put
Cakupan Kegiatan Program
1. Jumlah kelompok masyarakat yang sudah menerima layanan
kebidanan (memerator), dibandingkan dengan jumlah kelompok
masyarakat yang menjadi sasaran program kebidanan. (
denominator)
2. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan (Mulai dari KIA, Asuhan Kebidanan dan sebagainya)
Contoh : Untuk BPS: Out-Put nya adalah :
1) Kesejahteraan ibu dan janin
2) Kepuasan Pelanggan
3) Kepuasan bidan sebagai provider
4. Effect
Perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat yang diukur
dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan
kebidanan yang ada disekitarnya( Posyandu, BPS, Puskesmas, dan
sebagainya) yang tersedia.
5. Out-Come(Impact)
Dipergunakan untuk menilai perubahan atau dampak (Impact) suatu
program, perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status
kesehatan masyarakat.
terus – menerus.
2.8.3 Model Sistem dari Mutu
Gambaran mengenai mutu kaitannya denga sistem pelayanan
yang berkaitan dengan input, proses, output,dan Outcome, dan
Impact serta lingkungan yang mempengaruhi dapat digambarkan
dalam model sistem sebagai berikut :
Asumsi umumnya bahwa mutu hasil akhir yang baik sebagian besar
tergantung pada mutu struktur dan mutu proses di suatu organisasi
pelayanan kesehatan. Sebaliknya, hasil yang buruk dikarenakan karena
adanya struktur dan proses yang buruk pula.
Donabedian dan WHO menganjurkan standar dan kriteria
diklarifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu standar struktu
(input/masukan),standar proses, dan standar keluaran (otcome). Standar
masukan menentukan tingkat sumber daya yang diperlukan agar standar
layanan kesehatan dapat dicapai. Contohnya : Personil, pasien,
peralatan, bahan, gedung pencatatan, dan keuangan. Standar proses
menetukan kegiatan apa yang harus dilakukan agar standar pelayanan
kesehatan dapat dicapai. Contohnya apa yang dikerjakan, untuk siapa,
siapa yang mengerjakan, kapan, dan bagaimana mengerjakannya.
14
dimensi mutu ini juga dapat membantu pola pikir dalam menetapkan
dan menganalisa masalah untuk mengukur sejauh mana telah
mencapai standar pelayanan kesehatan.
1) Kompetensi teknis : Keterampilan, kemampuan dan penampilan
petugas yang berhubungan dengan hal dapat dipertanggung
jawabkan (dependability), ketepatan (accuracy), ketahanan uji
(reliability) dan konsistensi (consistency)
2) Akses terhadap pelayanan :
2.1) Geografis : Jenis transportasi, jarak, waktu perjalanan, dan
hambatan fisik
2.2) Ekonomi : Biaya yang terjangku (affordability)
2.3) Sosial : Sesuai nilai budaya, kepercayaan, dan perilaku
2.4) Organisasi : Sejauh mana kenyamanan pasien, jam kerja
klinik dan waktu tunggu
2.5) Bahasa : Bahasa/ dialek dapat dipahami pasien.
3) Efektifitas : Menyangkut norma pelayanan kesehatan dan
petunjuk klinis sesuai standar yang ada.
4) Hubungan antar manusia : interaksi antara petugas kesehatan dan
pasien yang mempunyai andil besar dalam konseling yang
efektif, yaitu menghargai, menjaga rahasia, menghormati,
respontif, dan memberikan perhatian.
5) Efisiensi : Pelayanan terbaik dengan sumber daya yang dimiliki
6) Kelangsungan pelayanan : Klien menerima pelyanan yang
lengkap yang dibutuhkan (termasuk rujukan) tanpa interupsi,
berhenti, atau mengulangi prosedur diagnosa dan terapi yang
tidak perlu.
7) Keamanan : Mengurangi risiko cedera, infeksi, eek samping atau
bahaya lain yang berkaitan dengan pelayanan
8) Kenyamanan : eramahan / Amenitis
3. Pengukuran Mutu Pelayanan Kesehatan
Mutu pelayanan kesehatan diukur dengan cara membandingkannya
16
penyelenggaraan pertemuan.
3) Pengukuran mutu konkuren
Mutu konkuren adalah pengukuran terhadap mutu pelayanan
kesehatan yang dilakukan selama pelayanan kesehatan
dilangsungkan atau diselenggarakan. Pengukuran ini dilakukan
melalui pengamatan, langsung dan kadang- kadang perlu
dilengkapi peninjauan pada rekam medik, wawancara serta
penyelenggaraan pertemuan (Pohan,2016)
2.9 Kepuasan
2.9.1 Pengertian Kepuasan
Beberapa pengertian yang berkaitan dengan kepuasan sebagai
berikut :
1) Kepuasan pelanggan adalah hasil yang dicapai pada saat
keiistimewaan produk merespon kebutuhan pelanggan.
2) Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang
tubul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang
diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa
yang diharapkannya (Pohan, 2016)
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpukan
bahwa kepuasan akseptor adalah perasaan akseptor terhadap
layanan KB yang diterimanya berdasarkan layanan KB yang
diharapkannya.
2.9.2 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kepuasan
Kepuasan dipengaruhi banyak faktor, ntara lain yang
bersangkutan dengan :
1) Pendekatan dan perilaku petugas, perasaan akseptor terutama
saat pertama kali datang.
2) Mutu informasi yang diterima, seperti apa yang dikerjakan,
apa yang dapat diharap.
3) Prosedur perjanjian
18
4) Waktu tunggu
5) Fasilitas umum yang tersedia
6) Mutu makanan, privasi dan pengaturan kunjungan
7) Outcome terapi dan perawatan yang diterima
2.9.3 Pengukuran Kepuasan
Ada dua komponen yang akan mempengaruhi ukuran kepuasan
yaitu komponen harapan pasien dan komponen kinerja layanan
kesehatan. Kesenjangan antara kedua komponen tersebut
merupakan ukuran kepuasan pasien. Apabila harapan pasien
sama dengan kinerja layanan kesehatan, atau tingkat kepuasan
pasien 100%, maka pasien pasti merasa puas. Tingkat
kepentingan harapan pasien dan kinerja layanan kesehatan
tersebut diukur dengan skala Likert (Pohan, 2016). Skala Likert
dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi
seseorang tentang gejala atau masalah yang ada di masyarakat
atau dialaminya, termasuk kepuasan. Beberapa bentuk jawaban
pernyataan yang masuk dalam kategori skala Likert sebagai
berikut:
Nilai
Nilai Favourable Skor Unfavorable Skor
Sangat Puas 4 Sangat Puas 1
Puas 3 Puas 2
Tidak Puas 2 Tidak Puas 3
Sangat Tidak Puas 1 Sangat Tidak Puas 4
Cara interprestsi dapat berdasarkan prosentase sebagaimana
berikut :
0% 25 % 50% 75% 100%
undangan.
2. Praktik Kebidanan adalah kegiatan pemberian pelayanan yang
dilakukan oleh Bidan dalam bentuk asuhan kebidanan.
3. Surat Tanda Registrasi Bidan yang selanjutnya diingkat STRB adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada Bidan yang
telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan.
4. Surat Izin Praktik Bidan yang selanjutnya disingkat SIPB adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
kepada Bidan sebagai pemberian kewenangan untuk menjaankan
praktik kebidanan.
5. Praktik Mandiri Bidan adalah tempat pelaksanaan rangkaian kegiatan
pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh Bidan secara perorangan.
6. Instansi Pemberi Izin adalah instansi atau satuan kerja yang ditunjuk
oleh pemerintah daerah kabupaten / kota untuk menerbitkan izin
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
7. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/ atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif,kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan atau Masyarakat.
8. Organisasi Profesi adalah wadah berhimpunnya tenaga kesehatan
bidan di Indonesia.
Pasal 3:
Setiap Bidan harus memiliki STRB untuk dapat melakukan praktik
keprofesiannya.
Pasal 5:
Bidan yang menjalankan praktik keprofesiannya wajib memiliki
SIPB.
Pasal 15 :
1. Bidan dapat menjalankan Praktik Kbidanan secara mandiri
dan/atau bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
24
26
27
3.10 Pengorganisasian
PMB sudah terstandarisasi Bidan Delima, dibantu 2 orang Asisten Bidan
dengan latar belakang pendidikan diploma tiga.
30
30
4.3 Out-Put
Cakupan Kegiatan Program:
1) Jumlah kelompok masyarakat yang sudah menerima layanan
kebidanan (Memerator) , dibandingkan dengan jumlah
kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program
kebidanan (Denominator) apakah terjadi peningkatan atau
penurunan.
2) Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan, berupa kesejahteraan ibu dan janin, bayi, balita,
kepuasan pelanggan, kepuasan bidan sebagai provider.
4.4 Effect
Perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat yang
diukur dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan
pelayanan kebidanan berupa posyandu.
Kuadran II Kuadran I
(Stability) (Growth)
W S
PASIEN
DATANG
PENDAFTARAN
PASIEN
RUANG TUNGGU
PASIEN RUJUK RS
PULANG
PASIEN RAWAT
PULANG INAP
39
5.1 Kesimpulan
Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan melalui pemanfaatan
sumber daya dan sumber- sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan tertentu. Manajemen kebidanan menyangkut pemberin
pelayanan yang utuh dan menyeluruh kepada klien yang merupakan suatu
proses manajemen kebidann yang dilaksanakan untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas melalui tahapan- tahapan dan langkah-
langkah yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data,
memberikan pelayanan ang benar sesuai dengan keputusan tindakan klinik
yang dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien.
Unsur- unsur dalam manajemen pelayanan kebidanan meliputi in put
merujuk pada sumber- sumber yang diperlukan untuk melaksanakan
aktifitas, proses berupa perencanaan (P1), pengorganisasian (P2),
penggerakan dan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian(P3). Out put
berupa jumlah kelompok masyarakat yang sudah menerima layanan
kebidanan (memerator), dibandingkan dengan jumlah kelompok
masyarakat yang menjadi sasaran program kebidanan, serta pelayanan
yang sesuai standar, efect berupa peran serta masyarakat dan pemanfaatan
pelayanan kebidanan serta out come atau impact berupa penilaian
perubahan suatu program.
5.2 Saran
Diharapkan bidan mampu mempertahankan serta meningkatkan
pelayanan yang diberikan, sehingga setiap pasien yang datang untuk
melakukan pemeriksaan selalu mendapatkan kepuasan, dan dapat lebih
memperluas informasi tentang PMB itu sendiri dan diharapkan mahasiswa
yang melakukan praktik dapat memahami dan menerapkan manajemen
40
41
Indonesia KK. Undang- Undang RI No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 2009.
Nuraini I. Mutu Pelayanan Bidan Prkatik Mandiri Kota Surabaya.Embrio.2015;6:22-
43
Indonesia MKR.PMK No.28 Tahun 2017.2017
Anton A.Dasar-Dasar Manajemen.Bandung:CV Purstaka Setia;2010
Appley A,Lawrence,Lee,Oey L. Pengantar Manajemen.Jakarta : Salemba Empat;
2015
Terry GR,W.Rue L.Dasar- Dasar Manajemen.Jakarta: PT Bui Aksara; 2016
Wijono D.Manajemen Kepemimpinan Dan Organisasi Kesehatan.Surabaya:
Airlangga University Press ; 2016
Uripni,Christina L, DKK. Komunitas Kebidanan.Jakarta: EGC; 2016
Indonesia IB.Bidan Delima.Jakarta: Pusat IBI;2017
Indonesia KK.UU No 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan 2019.
LAMPIRAN