Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KELOMPOK 5

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN


DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen dan kepemimpinan


dalam pelayanan kebidanan yang diampu oleh Nur Israyati, SST,M.Keb

Oleh:
RIA LEDY (19101003)
SAPIRA (19101009)
DWI NANDA PUTRI (19101027)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI FAKULTAS

KESEHATAN UNIVERSITAS HANGTUAH PEKANBARU

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada
kita semua. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabatnya, dan orang- orang yang
senantiasa mengikuti jejak dan langkahnya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata manajemen kepemimpinan


dalam praktik kebidanan, dengan adanya makalah ini penulis berharap agar dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Penulis berharap semoga paper ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Pekanbaru, 10 Oktober 2022

(penulis)

2
DAFTAR ISI

COVER ...............................................................................................................................1

KATA PENGANTAR ........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................4

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................4

1.2 Rumusan masalah .......................................................................................................4

1.3 Tujuan.........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................5

2.1 Pengembangan Kompetensi Bidan ............................................................................5

2.2 Standar Global Untuk Kompetensi Bidan ..............................................................11

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................20

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................20

3.2 Saran .........................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................21

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bidan merupakan suatu profesi kesehatan yang bekerja untuk pelayanan


masyarakatdan fokus pada Kesehatan Reproduksi Perempuan. Keluarga Berencana,
kesehatan bayidan anak balita, serta Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Profesi bidan
memiliki standar tersendiri seperti profesi-profesi lainnya. Standar Profesi ini terdiri
dari Standar kompetensi bidan Indonesia, Standar Pendidikan, Standar Pelayanan
Kebidanan, dan Kode Etik Profesi Saat ini masyarakat acap kali merasakan
ketidakpusaan terhadap pelayanan bahkan tidak menutup kemungkinan mengajukan
pertanyaan di muka pengadilan. Kapan seorang bidan merugikan pasien dan deskripsi
oleh pasien tersebut akan merupakan berita yang tersebar luas di masyarakat melalui
media elektronik dan media massa lainnya. Hal tersebut menjadi permasalahan yang
perlu diperhatikan. Untuk itu dibutuhkan suatu pedoman yang secara menyeluruh dan
integratiftentang sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh bidan.

Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan


yang diakui oleh negara dan memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk
menjalankan praktek kebidanan di negara itu. Dia harus mampu meberikan supervisi,
asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil,
persalinan dan masa pasca persalinan (post partum period). memimpin persalinan atas
tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini
termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan
mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat
pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam
konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga
termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan ini termasuk pendidikan antenatal,
dan persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluas ke daerah tertentu dari ginekologi,
keluarga berencana dan asuhan anak. Dia juga berpraktek di rumah sakit, klinik, unit
kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat pelayanan lainnya

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan kompetensi dan profesonalisme


2. Bagaimana Standar global untuk kompetensi bidan

1.3 Tujuan Pembelajaran

1. Untuk mengetahui perkembangan kompetensi dan profesonalisme


2. Untuk mengetahui Standar global untuk kompetensi bidan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengembangan Kompetensi Dan Profesonalisme

2.1.1 Definisi Kompetensi Bidan

Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM)yang


dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh
WHO dan Federation of International Gynecologist Obstetrition (FIGO). Definisi
tersebut secara berkala direview dalam pertemuan Internasional/Kongres ICM.
Definisi terakhir disusun melalui konggres ICM ke 27, pada bulan Juli tahun 2005 di
Brisbane Australia ditetapkan sebagai berikut yaitu bidan adalah seseorang yang telah
mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari
pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau
memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.

Kompetensi adalah karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan


efektivitas kinerja dan tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki
indivindu sebagai syarat untuk dianggap mampu dan memiliki hubungan kausal atau
sebab akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan atau suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas
keterampilan dan pegetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang yang harus
dimiliki oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktek kebidanan pada berbagai
pelayanan kesehatan secara aman dan bertanggung jawab sesuai dengan standar
sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat

Menurut (Sujianti, 2009 dan Mufdlilah, 2009) kompetensi bidan adalah


kemampuan dan karakteristik yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan prilaku
yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktek kebidanan secara
aman dan bertanggung jawab pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Standar
kompetensi adalah rumusan suatu kemampuan yang dilandasi oleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Standar kompetensi bidan adalah rumusan suatu
kemampuan bidan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Menurut Wibowo (2008), faktor yang mempengaruhi kompetensi seseorang


yaitu pendidikan, keyakinan, keterampilan, pengalaman, karakteristik pibadi, motivasi
dan isue emosional. Pendapat Siagian, hal yang berperan mempengaruhi kompetensi
adalah pendidikan, minat, motivasi dan sosial ekonomi, masa kerja.

Kompetensi tersebut dibagi atas 2 kategori, yaitu:

1. Kompetensi inti atau dasar: kompetensi minimal yang mutlak dimiliki oleh
bidan.
2. Kompetensi tambahan atau lanjutan: pengembangan dari pengetahuan dan
keterampilan dasar untuk mendukungtugas bidan dalam memenuhi

5
tuntutan/kebutuhan masyarakat yang sangat dinamis serta perkembangan
IPTEK.
2.1.2 Lima Dimensi Kompetensi Asuhan Kebidanan
1. Task Skill: Mampu melakukan/melaksanakan asuhan kebidanan pemeriksaan
fisik ibu hamil.
2. Task Management Skill: Mengidentifikasi secara dini pola persalinan
abnormal & kegawatdaruratan dengan intervensi sesuai SOP atau rujukan
yang tepat.
3. Contingency Management Skill :mampu memimpin persalinan dalam kondisi
bersih,aman & menangani situasi kegawatdaruratan bersama tim kebidanan.
4. Job/Role Environment Skill: menangani K3.keadaan diruang bersalin pasca
persalinan ibu,agar tetap bersih dan tidak membahayakan dirinya& rekan
sekerja.
5. Transfer Skills :memindahkan ibu nifas & bayi pasca persalinan keruang
perawatan Ibu & anak.

2.1.3 Konsep Kompetensi Bidan


Konsep standar kompetensi bidan yang disusun berdasarkan pada kesepakatan
bersama dari berbagai pihak terkait yaitu IBI, Kolegium Bidan Indonesia, Praktisi
bidan, Kementerian Kesehatan, Kementrian Pendidikan Nasional, pihak
penyelenggara pendidikan dan perempuan sebagai penerima Layanan. Kesepakatan
ini selanjutnya akan disahkan oleh PP – IBI bersama Kolegium Bidan Indonesia.
Standar Kompetensi disusun melalui pengorganisasian kompetensi berdasarkan
pendekatan yang bersifat umum ke yang bersifat khusus/ spesifik yaitu profil,
kompetensi utama, kompetensi penunjang dan kriteria kinerja (Performance Criteria).
Pernyataan kompetensi (competency statement) menggambarkan tingkat
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap (attitude) yang harus
dimiliki oleh lulusan bidan. Profil dan Kompetensi Utama perlu dilengkapi dengan
deskripsi untuk memberikan informasi tentang lingkup dan kedalaman kompetensi
yang akan dicapai. Kompetensi Penunjang dan Kriteria Kinerja (Performance
Criteria) berisikan pernyataan kompetensi – kompetensi yang diperlukan dengan
tingkat kompetensi (Level of competency) untuk mencapai kompetensi utama yang
telah ditetapkan. Selanjutnya Kompetensi Penunjang dijabarkan dalam Kriteria
Kinerja (Performance Criteria) dengan menggunakan analisa instruksional.
Tingkat kompetensi disusun mengacu pada ditentukan dengan memanfaatkan
ranah taxonomy yang telah dikenal dan dipakai di dunia pendidikan secara
terintegrasi, yaitu Cognitive (C), Psychomotoric (P) dan Afectif (A). Batas minimal
tingkat kompetensi ditentukan berkisar pada tingkat kognitif 1 s/d 6, psikomotor 1 s/d
5, dan afektif 1 s/d 5.

6
2.1.4 Pengertian Bidan Profesional
Seorang pekerja profesionl adalah seorang pekerja yang terampil atau cakap
dalam kerjanya, dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilannya. Pengertian
jabatan profesional perlu dibedakan antara jenis pekerjaan yang menuntut dan dapat
dipenuhi lewat pembiasaan melakukan keterampilan tertentu (magang, keterlibatan
langsung dalam situasi kerja di lingkungannya dan seseorang pekerja profesional
sebagai warisan orang tuanya atau pendahulunya). Seseorang pekerja profesional
perlu dibedakan dari seorang teknisi keduanya (pekerja profesional dan teknis) dapat
saja terampil dalam unjuk kerja yang sama (misalnya: menguasai tehnik kerja yang
dapat memecahkan masalah-masalah teknis dalam bidang kerjanya), tetapi seseorang
pekerja profesional dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilan yang
menyangkut wawasan filosofi, pertimbangan rasional dan memiliki sikap yang
positif dalam melaksanakan serta memperkembangkan mutu karyanya

2.1.5 Ciri-Ciri Jabatan Profesional


Ciri-ciri jabatan profesional tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagi pelakunya secara nyata (defakto) dituntut berkecakapan kerja (keahlian)
sesuai dengan tugas-tugas khusus serta tuntutan dari jenis jabatannya
(cenderung ke spesialisasi).
2. Kecakapan dan keahlian bukan sekedar hasil pembiasaan atau latihan rutin
yang terkondisi, tetapi perlu didasari oleh wawasan keilmuan yang mantap
serta menuntut pendidikan juga. Jabatan yang terprogram secara relevan serta
berbobot, terselenggara secara efektif-efisien dan tolak ukur evaluatifnya
terstandar.
3. Pekerja profesional dituntut berwawasan sosial yang luas, sehingga pilihan
jabatan serta kerjanya didasari oleh kerangka nilai tertentu, bersikap positif
terhadap jabatan dan perannya, dan bermotivasi serta berusaha untuk berkarya
sebaik-baiknya: Hal ini mendorong pekeria profesional yang bersangkutan
untuk selalu meningkatkan (menyempurnakan) diri serta karyanya Orang
tersebut secara nyata mencintai profesinya dan memiliki etos kerja yang
tinggi.
4. Jabatan professional perlu mendapat pengesahan dari masyrakat dan atau
negaranya. Jabatan professional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang
harus dipenuhi oleh pelakunya, hal ini menjamin kepantasan berkarya dan
sekaligus merupakan tanggung jawab sosial pekerja professional tersebut.

2.1.6 Persyaratan Umum Jabatan Profesional


Persyaratan umum jabatan profesional sebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis.
2. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan tenaga profesional.
3. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat.
4. Mempunyai kewenangan yang disyahkan atau diberikan oleh pemerintah.

7
5. Mempunyai peran dan fungsi yang jelas.
6. Mempunyai kompetensi yang jelas dan terukur.
7. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah.
8. Memiliki etika profesi.
9. Memiliki standar pelayanan
10. Memiliki praktek.
11. Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan
profesisesuai dengan kebutuhan pelayanan.
12. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan
kompetensi.
Bidan merupakan jabatan profesional. Berdasarkan syarat-syarat profesional, maka
bidan telah memiliki persyaratan dari Bidan sebagai jabatan profesional:
a. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis
b. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan bidan sebagai tenaga
professional
c. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat
d. Memiliki kewenangan yang disyahkan atau diberikan oleh pemerintah
e. Memiliki peran dan fungsi yang jelas
f. Memiliki peran dan fungsi yang jelas
g. Memiliki kompetensi yang jelas dan terukur
h. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah
i. Memiliki kode etik kebidanan
j. Memiliki standar pelayanan
k. Memiliki standar praktek
l. Memiliki standar pendidikan yang mendasar dan mengembangkan profesi
sesuai kebutuhan pelayanan
m. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan
kompetensi
Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, maka bidan merupakan jabatan
profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu :
1. Jabatan structural
Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur berjenjang
dalam suatu organisasi

8
2. Jabatan fungsional
Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek
fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan negara. Selain
fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga
berorientasi kualitatif. Dalam konteks ini, jabatan bidan adalah jabatan
fungsional profesional dengan demikian, adalah wajar jika bidan mendapatkan
tunjangan fungsional.
Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mengembangkan pelayanan yang unik bagi masyarakat.
2. Anggota-anggotanya dipersiapkan melalui suatu program pendidikan yang
ditujukan untuk maksud profesi yang bersangkutan.
3. Memiliki serangkaian pengetahuan ilmiah.
4. Anggota-anggotanya menjalankan tugas profesinya sesuai dengan kode etik
yang belaku.
5. Anggota-anggotanya bebas mengambil keputusan dalam menjalankan
profesinya.
6. Anggota-anggotanya wajar menerima imbalan jasa atas pelayanan yang
diberikan.
7. Memiliki suatu organisasi profesi yang senantiasa meningkatkan kualitas
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat oleh anggotanya
2.1.7 Upaya yang dilakukan untuk mencapai bidan yang profesional bidan yang
professional
Merupakan idaman bagi seluruh perempuan cara Berbagai upaya dapat dilakukan,
antara lain dengan organisasi profesi Mengupayakan agar organisasi profesi
bidan/Ikatan Bidan (IBI) dapat terus melaksanakan kegiatan organisasi sesuai
dengan :
1. Pedoman Organisasi.
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
3. Standar Profesi (Standar Organisasi, Standar pendidikan berkelanjutan.
Standar kompetensi, Standar pelayanan, Kode etik dan Etika kebidanan).

9
A. Peningkatan kualitas pendidikan bidan.Melalui berbagai jalur pendidikan, baik
secara formal maupun non formal. Secara formal, rencana pendidikan bidan.
Hari Kusno dalam makalah Profesionalisme Bidan menyongsong Era Global,
sebagai berikut:
1. Pendidikan saat ini (D III Kebidanan.D IV Bidan Pendidik)
2. Rencana pendidikan bidan kedepan (S1 Kebidanan, S2 Kebidanan dan
S3 Kebidanan). Secara non formal, dapat dengan cara:
3. Pelatihan - pelatihan untuk mencapai kompetensi bidan (LSS, APN,
APK, dll)
4. Seminar-seminar
B. Peningkatan kualitas pelayanan bidan Bidan berada pada setiap tatanan
pelayanan termasuk adanya bidan praktek mandiri bidan praktek swasta
(BPS). peningkatan kualitas pelayanan bidan adalah dengan cara :Fokus
pelayanan kepada ibu perempuan dan bayi baru lahir.
C. Peningkatan kualitas pelayanan yang dilaksanakan melalui pelatihan klinik
dan non klinik, serta penerapan model sebagai contoh: Bidan Delima. Bidan
Keluarga, Sistem Pengembangan Manajemid Kinerja Klinik/
SPMKK.Kebijakan dalam pelayanan kebidanan antara lain: Kep Menkes no.
900 tahun 2002 tentang Kewenangan Bidan, Kep Menkes no 369/2007 tentang
Standar Profesi Bidan, Jabatan Fungsional Bidan, Tunjangan Jabatan Bidan
Fungsional.
D. Peningkatan Kualitas Personal Bidan
E. Peningkatan kualitas personal dan universal kebidanan sudah dimulai sejak
dalam proses pendidikan bidan, setiap calon bidan sudah diwajibkan untuk
mengetahui, mengetahui, memahami tentang peran, fungsi dan tugas bidan.
Setiap bidan harus mencapai kompetensi profesional, kompetensi pribadi dan
universal, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Sadar tentang pentingnya ilmu pengetahuan / iptek, merasa bahwa
proses belajar tidak pernah selesai, belajar sepanjang hayat/life long
learning dalam dunia yang serba berubah dengan cepat.
2. Kreatif, disertai dengan sikap bertanggungjawab dan mandiri bidan
kreatif yang bertanggungjawab dan mandiri akan memiliki harga diri
dan kepercayaan diri sehingga memungkinkan untuk berprakarsa dan
bersaing secara sehat.
10
3. Beretika dan solidaristik.
4. Bidan yang beretika dansolidaristik, dalam setiap tindakannya akan
selalu berpedoman pada moral etis, berpegang pada prinsip keadilan
yang hakekatnya berarti memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya bersifat tenggangrasa.

2.2 Standar Global Untuk Kompetensi Bidan


Ada 9 kompetensi yang harus dikuasai seorang bidan (setiap kompetensi terdiri atas
kompetensi inti dan kompetensi tambahan,), yaitu :

Kompetensi ke-1 : Bidan memiliki persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari


ilmu-ilmu social, kesehatan masyarakat, dan etik yang ,membentuk dasar dari asuhan
yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru lahir, serta
keluarganya.
a. Pengetahuan dan keterampilan dasar.
1. Kebudayaan dasar masyarakat di Indonesia.
2. Keuntungan dan kerugian praktek kesehatan tradisional dan modern.
3. Sarana tanda bahaya serta transportasi kegawatdaruratan bagi anggota
masyarakat yang sakit yang membutuhkan asuhan tambahan.
4. Penyebab langsung maupun tidak langsung kematian dan kesakitan ibu
dan bayi di masyarakat.
5. Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam mempromosikan
hak-haknya yang diperlakukan untuk mencapai kesejahteraan yang
optimal (kesetaraan dalam memperoleh pelayanan kebidanan).
6. Keuntungan dan resiko dari tatanan tempat bersalin yang tersedia.
7. Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman.
8. Masyarakat keadaan kesehatan lingkungan, makanan dasn ancaman
umum bagi kesehatan.
9. Standar profesi dan praktek kebidanan.

b. Pengetahuan dan keterampilan kebidan.


1. Epidemiologi, sanitasi diagnisa masyarakat dan vital statistik.
2. Infrastruktur kesehatan setempat dan nasional, serta bagaimana
mengakses sumber daya yang dibutuhkan untuk asuhan kebidanan
3. Primary Healt Care (PHC) berbasis di masyarakat dengan
menggunakan promosi kesehatan serta strategi pencegahan penyakit.
4. Program imunisasi nasional dan akses untuk pelayanan imunisasi

11
Kompetensi ke-2: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan
kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat
dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan
kehamilan dan kesiapan menjadi orangtua.

a. Pengetahuan dasar.
1. Pertumbuhan dan perkembangan seksualitas dan aktivitas seksual.
2. Anatomi dan fisiologi pria dan wanita yang berhubungan dengan
konsepsi dan reproduksi.
3. Norma dan praktek budaya dalam kehidupan seksualitas dan
kemampuan bereproduksi.
4. Komponen riwayat kesehatan, riwayat keluarga dan riwayat genetic
yang relevan.
5. Pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk mengevaluasi potensi
kehamilan yang sehat.
6. Berbagai metode alamiah untuk menjarangkan kehamilan dan metode
lain yang bersifat tradisional yang lazim digunakan.
7. Jenis, indikasi, cara pemberian, cara pencabutan dan efek samping
berbagai kontrasepsi yang digunakan antara lain pil, suntikan, AKDR,
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK), kondom, tablet vagina.
8. Metode konseling bagi wanita dalam memilih suatu metode
kontrasepsi.
9. Penyuluhan kesehatan mengenai PMS (HIV/AIDS) dan kelangsungan
hidup anak
10. Tanda dan gejala infeksi saluran kemih dan penyakit menular seksual
yang lazim terjadi.
b. Pengetahuan tambahan.
1. Faktor-faktor yang menentukan dalam pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan kehamilan yang tidak diinginkan dan tidak
direncanakan.
2. Indikator penyakit akut dan kronis yang dipengaruhi oleh kondisi
geografis dan proses rujukan untuk pemeriksaan/pengobatan lebih
lanjut.

12
3. Indikator dan metode konseling/rujukan terhadap gangguan hubungan
interpersonal, termasuk kekerasan dan pelecehan dalam keluarga (seks,
fisik, emosi).

Kompetensi ke-3: Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk


mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan
atau rujukan.
a. Keterampilan dasar.
1. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta
menganalisa pada setiap kunjungan/pemeriksaan ibu hami
2. Melaksanakan pemeriksaan fisik umum secara sistematis dan lengkap.
3. Melaksanakan pemeriksaan abdomen secara lengkap termasuk
pengukuran tinggi fundus uteri/posisi/presentasi dan penurunan janin.
4. Melakukan penilaian pelvic, termasuk ukuran dan struktur tulang
panggul.
5. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk detak jantung janin
dengan menggunakan fetoscope (pinard) dan gerakan janin dengan
palpasi uterus.
6. Menghitung usia kehamilan dan menentukan perkiraan persalinan
7. Mengkaji status nutrisi ibu hamil dan hubungannya dengan
pertumbuhan janin.
8. Mengkaji kenaikan berat badan ibu hamil dan hubungan dengan
komplikasi kehamilan.
9. Memberikan penyuluhan pada klien/keluarga mengenai tanda-tanda
berbahaya dan serta bagaimana menghubungi bidan.
10. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan,
hyperemesis gravidarum tingkat 1, abortus iminen dasn preeklamsi
ringan.
11. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan melakukan
penanganan yang tepat termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan yang
tepat dari:
a) Kekurangan gizi.
b) Pertumbuhan janin yang tidak ade kuat.
c) Pre eklamsi berat dan hipertensi.
13
d) Perdarahan pervainaan.
e) Kehamilan ganda pada janin kehamilan aterm.
f) Kelainan letak pada janin kehamilan aterm.
g) Kematian janin.
h) Adanya edema yang signifikan, sakit kepala yang
berat,gangguan pandangan, nyeri epigastrium yang disebabkan
tekanan darah tinggi.
b. Keterampilan tambahan.
1. Menggunakan Doppler untuk memantau DJJ.
2. Memberikan pengobatan dan atau kolaborasi terhadap penyimpangan
dari keadaan normal dengan menggunakan standar local dan sumber
daya yang tersedia.
3. Melaksanakan kemampuan LSS dalam menejemen pasca abortus.

Kompetensi ke-4: bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap
kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan
aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan
wanita dan bayinya yang baru lahir.
a. Keterampilan dasar.
1. Pengumpulan data yang terfokus pada riwayat kebidanan dan tanda-
tanda vital ibu pada persalinan sekarang.
2. Melaksanakan pemeriksaan fisik yang terfokus.
3. Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap untuk posisi dan
penurunan janin.
4. Mencatat waktu dan mengkaji kontraksi uterus (lama, kekuatan dan
frekuensi)
5. Melakukan pemeriksaan panggul (pemeriksaan dalam) secara lengkap
dan akurat meliputi pembukaan, penurunan, bagian terendah,
presentasi, posisi keadaan ketuban dan proporsi panggul dengan bayi
6. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan
partagraf.
7. Memberikan dukungan psikologis bagi wanita dan keluarga.
8. Memberikan cairan, nutrisi dan kenyamanan yang adekuat selama
persalinan.
14
9. Mengidentifikasi secara dini kemungkinan pola persalinan abnormal
dan kegawatdaruratan dengan intervensi yang sesuai dan atau
melakukan rujukan dengan tepat waktu.
10. Melakukan amniotomi pada pembukaan servik lebih dari 4 cm sesuai
dengan indikasi.
11. Menolong kelahiran bayi dengan lilitan tali pusat.
12. Melakukan episiotomi dan penjahitan, jika diperlukan.
13. Melaksanakan manajemen fisiologi kala III.
14. Melaksanakan manajemen aktif kala III.
15. Memberikan suntikan intramuskuler meliputi uterotonika, antibiotika
dan sedativa.
16. Memasang infus, mengambil darah untuk pemeriksaan hemoglobin
(HB) dan hematokrit.
17. Menahan uterus untuk mencegah terjadinya inversi uteri dalam kala
III.
18. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya.

b. Keterampilan tambahan.
1. Menolong kelahiran presentasi dengan penempatan dan gerakan tangan
yang tepat.
2. Memberikan suntikan anastesi lokal jika diperlukan.
3. Melakukan ekstraksi forsep rendah dan vakum jika diperlukan sesuai
kewenangan.
4. Mengidentifikasi dan mengelola malpresentasi, ditorcia bahu, gawat
janin dan kematian janin dalam kandungan (IUFD) dengan tepat.
5. Mengidentifikasi dan mengelola tali pusat menumbung.
6. Mengidentifikasi dan menjahit robekan serviks.
7. Membuat resep dan atau memberikan obat-obatan untuk mengurangi
nyeri jika diperlukan sesuai kewenangan
8. Memberikan oksitosin dengan tepat untuk induksi dan akselerasi dan
persalinan dan penanganan perdarahan post partum.

15
Kompetensi ke-5: bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang
bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.
a. Keterampilan dasar.
1. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang terfokus,
termasuk keterangan rinci tentang kehamilan, persalinan, dan
kelahiran.
2. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada ibu.
3. Pengkajian involusi uterus serta penyembuhan perlukaan/luka jahitan.
4. Merumuskan diagnisa masa nifas.
5. Menyusun perencanaan.
6. Memulai dan mendukung pemberian ASI eksklusif.
7. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu meliputi perawatan diri
sendiri, istirahat, nutrisi dan asuhan bayi baru lahir.
8. Mengidentifikasi hematoma vulva dan melaksanakan rujukan bilamana
perlu.
9. Mengidentifikasi infeksi pada ibu, mengobati sesuai kewenangan atau
merujuk untuk tindakan yang sesuai.
10. Penatalaksanaan ibu post partum abnormal sisa plasenata, renjatan dan
infeksi ringan.
11. Melakukan konseling pada ibu tentang seksualitas dan KB pasca
persalinan.
b. Keterampilan tambahan.
1. Melakukan insisi pada hematoma vulva.

Kompetensi ke-6: bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif


pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.
a. Pengetahuan dasar.
1. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus.
2. Kebutuhan dasar bayi baru lahir: kebersihan jalan nafas, perawatan tali
pusat, kehangatan, nutrisi, bonding dan attechement.
3. Indikator pengkajian bayi baru lahir, misalnya nilai APGAR
4. Penampilan dan perilaku bayi baru lahir.
5. Tumbuh kembang yang normal pada bayi baru lahir sampai 1 bulan.
6. Memberikan imunisasi pada bayi.
16
7. Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal, seperti: caput,
molding, mongolian spot, hematoma.
8. Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi lahir normal seperti:
hypoglikemi, hypotrmi, dehidrasi, diare dan infeksi, ikterus.
9. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi baru lahir
sampai 1 bulan.
10. Keuntungan dan resiko imunisasi pada bayi.
11. Pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur.
12. Komplikasi tertentu pada bayi baru lahir, seperti: trauma intracranial,
fraktur clavikula, kematian mendadak, hematoma.

b. Pengetahuan tambahan.
1. Sunat dan tindik pada bayi perempuan.

Kompetensi ke-7: bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif


pada bayi dan balita sehat (1 bulan – 5 tahun).
a. Keterampilan dasar.
1. Melaksanakan pemantauan dan menstimulasi tumbuh kembang bayi
dan anak balita.
2. Melaksanakan penyuluhan pada orangtua tentang pencegahan bahaya-
bahaya pada bayi dan anak sesuai dengan usia.
3. Melaksanakan pemberian imunisasi pada bayi dan anak
4. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan pada bayi dan anak
yang terfokus pada gejala.
5. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus.
6. Mengidentifikasi penyakit berdasarkan data dan pemeriksaan fisik.
7. Melakukan pengobatan sesuai kewenangan, kolaborasi atau merujuk.
8. Menjelaskan pada orangtua tentang tindakan dilakukan.
9. Melakukan pemeriksaan secara berkala pada bayi sesuai dengan
standar yang berlaku.
10. Melaksanakan penyuluhan pada orangtua tentang pemeliharaan bayi
dan anak
11. Melaksanakan penilaian status nutrisi pada bayi dan anak.

17
Kompetensi ke-8: bidan merupakan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif
pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat
a. Pengetahuan dasar.
1. Konsep dan sasaran kebidanan komunitas.
2. Masalah kebidanan komunitas.
3. Pendekatan asuhan kebidanan pada keluarga, kelompok dan
masyarakat.
4. Strategi pelayanan kebidanan komunitas.
5. Ruang lingkup pelayanan kebidanan komunitas.
6. Upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak dalam
keluarga dan masyarakat.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak.
8. Sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak.
b. Pengetahuan tambahan.
1. Kepemimpinan untuk semua (KESUMA)
2. Pemasaran sosial.
3. Peran serta masyarakat (PSM).
4. Audit Maternal Perinatal.
5. Perilaku kesehatan masyarakat.
6. Program-program pemerintah yang terkait dengan kesehatan ibu dan
anak (safe motherhood dan gerakan sayang ibu).
7. Paradigma sehat tahun 2010.

Kompetensi ke-9: melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan


gangguan sistem reproduksi.
a. Keterampilan dasar.
1. Mengidentifikasi gangguan masalah dan kelainan-kelainan sistem
reproduksi.
2. Melaksanakan pertolongan pertama pada wanita/ibu dengan gangguan
sistem reproduksi.
3. Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara cepat dan tepat dan
wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.

18
4. Memberikan pelayanan dan pengobatan sesuai dengan kewenangan
pada kelainan ginekologi meliputi: keputihan, perdarahan tidak teratur,
dan penundaan haid.
5. Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan.
b. Keterampilan tambahan.
1. Mempersiapkan wanita menjelang klimakterium dan menopause.
2. Memberikan pengobatan pada perdarahan abnormal dan abortus
spontan (bila belum sempurna).
3. Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara tepat pada
wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.
4. Memberikan pelayanan dan pengobatan sesuai dengan kewenangan
pada gangguan sistem reproduksi meliputi: keputihan, perdarahan tidak
teratur dan penundaan haid.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bidan merupakan profesi yang sebagai tenaga kesehatan dan berfokus pada
Reproduksi Perempuan, Keluarga Berencana, kesehatan bayi dan anak balita, serta
Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Profesi bidan memiliki standar tersendiri seperti
profesi-profesi lainnya. Standar Profesi ini terdiri dari Standar Kompetensi bidan
Indonesia, Standar Pendidikan, Standar Pelayanan Kebidanan, dan Kode Etik Profesi
Yang memiliki keahlian dan aman dalam hal tersebut. Hal ini juga tidak terlepas dari
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dasar yang


direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang bersifat dinamis,
berkembang, dan dapat diraih setiap waktu. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara
konsisten dan terus-menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten. dalam arti
memiliki pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap-sikap dasar dalam melakukan
sesuatu.

3.2 Saran

1. Profesi bidan diharapkan mampu bertindak seprofesional mungkin.


2. Seorang bidan harus memiliki landasan kemanusian dan profesi nasionalisme
dalam melaksanakan tugas.
3. Seorang bidan juga harus cakap dan menguasai ilmu sebelum bertindak dalam
perhatian kepada masyarakat.

20
DAFTAR PUSTAKA

Everall, R. D., Altrows, K. J., & Paulson, B. L. (2006). Creating a future: A study of
resilience in suicidal female adolescents. Journal of Counseling &
Development, 84(4), 461-470.

James K. Van Fleet, 1973, 22 Manajemen Kepemimpinan, Jakarta:Mitra Usaha


Purwanto, Yadi, 2001, Makalah: Manajemen PT. Cendekia Informatika,
Jakartahttp://artikelrande.blogspot.com/2010/07/manajemen\kepemimpinan_6
811.html
Hutapea R., Dr., SKM PhD, Buletin PPSDM Kesehatan edisi 3/VII, Jakarta, 2004
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/III/1996 Tentang
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 900/menkes/sk/vii
tentang registrasi dan praktik bidan, DepKes RI, 2002

Mowbray, D. (2011). Resilience and strengthening resilience in individuals.


Management Advisory Service. Retrieved June 20, 2013

Wahyuningsih,Heni Puji. 2009. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta.Fitramaya,


2009

21

Anda mungkin juga menyukai