Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PADA KASUS KOMPLEKS

“PROFESIONALISME DALAM KASUS KOMPLEKS”

DOSEN PEMBIMBING :
WIWI SARTIKA, SST, M. Kes

DISUSUN OLEH KELOMPK 9:


AILSA ISLAMI :2015201001
JIHAN BELA ISLAMI :2015201016
KARMILA SAPUTRI :2015201042
NADYA ADE ANGGRAINI :2015201018
NASRI DEVI : 2015201019
SITI NURBAITI :2015201033

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UINIVERSITAS ABDURRAB
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Profesionalisme Dalam
Kasus Kompleks tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Asuhan Kebidanan Pada Kasus Kompleks. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Profesionalisme Dalam Kasus Kompleks bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wiwi Sartika, SST, M. Kes
selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Pada Kasus Kompleks yang telah memberikan
tugas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru, 28 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................
C. Tujuan dan Manfaat................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................
A. Definisi....................................................................................................................
B. Aspek-Aspek Profesionalisme................................................................................
C. Karakteristik dan Ciri Profesionalisme...................................................................
D. Dimensi Profesionalisme.........................................................................................
E. Indikator Profesionalisme ......................................................................................
F. Profesionalisme Bidan di Berbagai Negara............................................................
G. Profesionalisme Dalam Islam..................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
A. Analisi Jurnal...........................................................................................................
B. Kesimpulan .............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan sebagai sumber daya manusia kesehatan mempunyai peran yang besar
terhadap ketercapaian tujuan pembangunan kesehatan, yaitu dengan memberikan
pelayanan asuhan kebidanan kepada masyarakat. Dalam menjalankan praktik
kebidanan, bidan memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan kesehatan Ibu,
pelayanan kesehatan anak, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan bertanggung jawab dan
mempertanggung jawabkan praktiknya dituntut secara profesional. Profesionalisme
ditandai dengan pengambilan keputusan berbasis bukti otonom oleh anggota suatu
pekerjaan yang berbagi nilai-nilai dan pendidikan yang sama. Profesionalisme dalam
kebidanan diwujudkan melalui hubungan tujuan dan didukung oleh lingkungan kerja
yang profesional. Bidan profesional menunjukkan akuntabilitas atas tindakan mereka.
Bidan adalah profesi yang diakui secara nasional maupun internasional oleh
sejumlah praktisi diseluruh dunia. Tugas utama yang menjadi tanggung jawab praktik
profesi bidan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu, anak dan keluarga
berencana dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Bidan
harus dapat memberikan supervise, perawatan dan saran yang diperlukan kepada ibu
selama periode kehamilan, persalinan dan pasca partum, membantu kelahiran sebagai
tanggungjawabnya, dan merawat bayi serta bayi baru lahir. Perawatan ini
mencangkup tindakan preventif, deteksi keadaan abnormal pada ibu dan anak, upaya
mendapatkan bantuan medis dan pelaksanaan tindakan kedaruratan bila bantuan
medis tidak tersedia.
Bidan dalam mengatur profesionalitasnya terdapat pada Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Kebidanan, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Bidan, Kode Etik Profesi Bidan.
Ada beberapa kasus kebidanan yang terjadi antara lain kasus perdarahan yang
diakibatkan bagian plasenta tertinggal di dalam rahim karena bidan tidak melakukan
pemeriksaan plasenta pada saat kala III sehingga pasien harus dilakukan perawatan di
rumah sakit. Kasus persalinan premature dengan bayi lahir asfiksia berat dan bidan
melakukan pertolongan persalinan tidak sesuai dengan kompetensinya sehingga bayi
tidak dapat tertolong. Kasus tentang komplikasi setelah dilakukan imunisasi oleh
bidan sehingga adanya infeksi pada bekas suntikan. Dan pasien harus menjalani
perawatan selama satu minggu di rumah sakit. Kasus tentang pemberian obat
antibiotik yang tidak sesuai dengan keadaan pasien sehingga menimbulkan
komplikasi pada pasien berupa merah, bengkak, gatal, kulit mengelupas dan muntah.
Kasus laserasi perineum pada proses persalinan yang mengakibatkan pasien kesakitan
dan tidak dapat buang air besar. Pasien akhirnya dilakukan pembedahan dan
perawatan lebih lanjut di rumah sakit.
Kasus pada bidan tersebut terjadi berkaitan dengan profesionalisme.
Penyebabnya yaitu bidan bekerja tidak sesuai dengan tanggung jawabnya, bidan tidak
sesuai dengan kompetensinya, bidan tidak melakukan rujukan yang tepat, bidan
belum dapat memberikan advokasi kepada pasien, bidan tidak sesuai dengan kode etik
profesi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan profesionalisme dalam kasus kompleks?
2. Apa saja aspek-aspek profesionalisme?
3. Apa saja karakteristik dan ciri profesionalisme?
4. Apa saja dimensi profesionalisme?
5. Apa saja indicator profesionalisme?
6. Bagaimana profesionalisme bidan di berbagai negara?
7. Bagaimana profesionalisme dalam islam?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui profesionalisme dalam kasus kompleks
2. Untuk mengetahui aspek-aspek profesionalisme
3. Untuk mengetahui karakteristik dan ciri profesionalisme
4. Untuk mengetahui dimensi profesionalisme
5. Untuk mengetahui indicator profesionalisme
6. Untuk mengetahui profesionalisme bidan di berbagai negara
7. Untuk mengetahui profesionalisme dalam islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Profesi adalah suatu bidang kegiatan yang dijalankan oleh seseorang dan
merupakan sumber nafkah bagi dirinya. Profesional adalah orang yang mempunyai
profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan
mengandalkan suatu keahlian yang tinggi.
Profesionalisme merupakan hasil kerja yang sesuai dengan standar tehnis atau
etika sebuah profesi (Sedarmayanti, 2010). Profesionalisme adalah keandalan dalam
melaksanakan tugas sehingga terleksana dengan mutu yang tinggi, waktu yang tepat,
cermat dan dengan prosedur yang mudah di fahami dan diikuti. Profesionalisme
menurut Sedarmayanti (2010:96) adalah pilar yang akan menempatkan birokrasi
sebagai mesin efektif bagi pemerintah dan sebagai parameter kecakapan aparatur
dalam bekerja secara baik. Orang yang profesional merupakan orang-orang yang
diandalkan dan dipercaya karena mereka ahli, trampil punya ilmu pengetahuan
bertanggung jawab,tekun penuh disiplin dan serius dalam menjalankan tugas
pekerjaan nya.
Profesionalisme adalah tanggung jawab atas tindakan dan kompetensi. Bagi
tenaga kesehatan, profesionalisme sangat diperlukan dalam praktek kebidanan untuk
menjalankan parktek sesuai dengan kewenangan dan kompetensinya.
Profesionalisme bidan merupakan dasar untuk kontrak sosial antara
profesi bidan dengan masyarakat sehingga profesionalisme termasuk
perilaku profesional yang sangat penting. Bidan dalam melaksanakan
profesionalitasnya pada praktik mandiri diatur oleh peraturan perundang-undangan.

B. Aspek-Aspek Profesionalisme
1. Aspek Potensial
Yaitu mempunyai potensi hereiter yang bersifat dinamis yang terus berkembang
dan dapat dikembangkan.
2. Aspek Profesional
Yaitu memiliki kemampuan dan ketrampilan kerja atau kejujuran dalam bidang
tertentu dengan kemampuan dan ketrampilan yang dapat mengabdikan dirinya
dalam bekerja dan menciptakan hasil secara optimal.
3. Aspek Fungsional
Yaitu melaksanakan pekerjaannya secara tepat guna dengan bekerja sesuai tugas
dan fungsinya.
4. Aspek Operasional
Yaitu menyalahgunakan kemampuan dan ketrampilannya dalam proses dan
prosedur pelaksanaan kegiatan kerja yang ditekuni.
5. Aspek Produktivitas
Yaitu memiliki motif berprestasi, berusaha agar berhasil dan memberikan hasil
yang baik secara kuantitas dan kualitas.
C. Karakteristik dan Ciri Profesionalisme
o Profesionalime menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil sehingga dituntut
untuk selalu mencari peningkatan mutu.
o Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat
di peroleh melalui pengalaman dan kebiasaan.
o Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan.
o Profesional memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh keadaan
terpaksa atau godaan iman.
o Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan pikiran dan perbuatan sehingga
terjaga efektifitas kerja yang tinggi.

D. Dimensi Profesionalisme
1. PENGABDIAN PADA PROFESI
Profesionalisme adalah suatu pandangan yang dicerminkan oleh dedikasi seseorang
dalam menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki. Sikap ini berkaitan
dengan keteguhan tekad individu untuk tetap melaksanakan pekerjaaan meskipun
imbalan intrinsik berkurang. Sikap pada dimensi ini merupakan ekspresi diri total
terhadap pekerjaannya.
2. KEWAJIBAN SOSIAL
Dimensi ini menjelaskan manfaat yang diperoleh, baik oleh masyarakat dengan
adanya suatu pekerjaan maupun bagi yang professional.
3. KEMANDIRIAN
Dimensi inimenyatakan bahwa profesional harus mampu membuat keputusan sendiri
tanpa tekanan pihak pain. Rasa kemandirian berasal dari kebebasan melakukan apa
yang terbaik menurut pekerja yang bersangkutan dalam kondisi khusus.
4. KEYAKINAN TETRHADAP PROFESI
Keyakinan bahwa yang paling berhak dalam menilai kinerja profesional adalah bukan
pihak yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka.
5. HUBUNGAN DENGAN SESAMA PROFESI
Profesionalitas mensyaratkan adanya ikatan profesi baik dalam organisasi formal
maupun kelompok kolega informal sebagai sumber utama ide utama pekerjaan.
Melalui ikatan profesi ini para profesional membangun kesadaran terhadap profesinya

E. Indikator Profesionalisme
1. Kode etik profesi
2. Tanggung jawab
3. Melakukan kolaborasi dan rujukan yang tepat
4. Pendidikan berkelanjutan
5. Berkompeten
6. Memberikan advokasi
F. Profesionalisme Bidan di Berbagai Negara
a. Profesionalisme Bidan di Malaysia
Indikator profesionalisme bidan di Malaysia antara lain :
a) Bidan harus melakukan tindakan sesuai dengan kewenangannya dan
standar profesi.
b) Bidan harus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan
mengikuti pelatihan.
c) Bidan harus mengenali dan menghormati keunikan dan martabat setiap
individu serta menanggapi kebutuhan mereka dengan tepat, terlepas
dari asal etnis, agama, keyakinan, kedudukan sosial dan masalah
kesehatan mereka.
d) Bidan harus dapat menjaga kerahasiaan informasi pasien dan hanya
dapat diinformasikan bila diminta oleh pengadilan.
e) Bidan memiliki tanggung jawab dan fungsi professional yaitu tidak
melakukan prosedur apa pun di luar kewenangan dan tanggung jawab
dirinya tanpa perintah dari dokter dan kecuali dalam keadaan darurat.
f) Bidan bekerja dengan cara kolaboratif dan kooperatif dengan tenaga
kesehatan profesional lainnya.
g) Bidan tidak mengizinkan namanya digunakan dalam kaitannya dengan
iklan produk komersial atau dengan bentuk-bentuk lain dari iklan diri.
h) Perilaku bidan harus sesuai dan mematuhi standar etika
professional.

b. Profesionalisme Bidan di Inggris


The Nursing and Midwifery Council (NMC) mengatur 680.000 bidan
yang terdaftar di Inggris. Kode etik profesi dan standar profesional yang harus
dijunjung tinggi oleh pelayanan kebidanan.
Kode etik ini telah dilakukan revisi dan telah dikembangkan melalui
konsultasi dengan para stakeholder. Ada banyak sinergi dengan standar yang
dijunjung oleh profesional terdaftar lainnya, dan ini harus mendukung kerja
tim multidisiplin. Perawat dan bidan yang menjunjung akan membantu
memenuhi sasaran kualitas dan keselamatan pasien.
Kode etik yang diperbarui memiliki implikasi penting bagi perawat dan
bidan sebagai garda depan, tim manajemen dan organisasi yang memberikan
pelayanan. Indikator profesionalisme di Inggris yaitu :
a) Memberikan informasi yang lengkap kepada pasien tentang
keadaan medisnya
b) Memberikan bantuan jika terjadi kegawatdaruratan
pada tim kesehatan lainnya
c) Memberikan asuhan kebidanan secara efektif dalam semua
tahap siklus kehidupan
d) Dapat memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan pasien
e) Penggunaan semua bentuk komunikasi, termasuk media sosial
f) Melakukan pendokumentasian secara efektif
g) Memberikan kejelasan dan manajemen tentang pemberian obat-
obatan kepada pasien
Kode etik ini merupakan dasar untuk melakukan pelayanan pada
praktik bidan. Dan akan melakukan rujukan pada tenaga medis lain seperti
dokter jika terjadi kegawatdaruratan. Penting bahwa perawat dan bidan
mengetahui tentang pembaharuan kode etik mereka. Memahami dan
merefleksikan kode etik akan menjadi pusat revalidasi wajib bagi perawat
dan bidan yang direncanakan untuk tahun seterusnya. Kode ini akan
menjadi titik acuan yang berguna untuk menanamkan nilainilai profesional
dan prinsip-prinsip dalam profesional Setiap tiga tahun, bidan harus
memenuhi persyaratan untuk revalidasi untuk tetap berada di register NMC.

c. Profesionalisme Bidan di Qatar


Indikator profesionalisme bidan dalam pelayanan kebidanan di Qatar :
a) Akuntabilitas
Menerima pertanggungjawaban atas tindakan sendiri, pengambilan
keputusan dan untuk hasil terkait.
b) Menjalankan praktik sesuai etika
Memberikan praktik kebidanan dengan mengacu Kode Perilaku
Profesional Institusional dan Etika untuk Bidan dan kerangka kerja etis
dan profesional di samping pertimbangan kebutuhan sosio-budaya
perempuan dan keluarga mereka, komunitas dan masyarakat.
c) Implikasi Hukum Praktik Kebidanan
Praktek setiap saat sesuai dengan peraturan legislatif, per aturan dan
kebijakan yang relevan untuk didaftarkan praktik kebidanan.

G. Profesionalisme Dalam Islam


Islam adalah agama yang memerintahkan umatnya untuk selalu membawa
aspek agama dalam menjalani kegiatan , termasuk dalam bekerja dan menjalankan
profesinya.
Pada surat ad-dzariyat ayat 56 di jelaskan bahwa manusia adalah makhluk
berketuhanan yang harus mentaati syariat Allah dan pada surat Al-Baqarah ayat 30 di
jelaskan bahwa manusia juga makhluk sosial yang saling berinteraksi tentunya dengan
aktualisasi dari aspek ketuhanan . Berinteraksi dengan jujur ,baik, amanah dengan di
landaskan keimanan dan ketakwaan.
Sebagai makhluk sosial yang saling bergantung pada kemampuan orang lain ,
dari sini maka lahirlah lapangan pekerjaan untuk dapat saling memenuhi kebutuhan
individu satu dengan yang lain.
Dalam Al-Quran juga dijelaskan larangan bekerja tanpa ilmu, bekerja harus
mempunyai pengetahuan yang cukup dalam bidang tersebut, karena semua amal yang
kita lakukan akan di pertanggung jawabkan di hadapan Allah. Dan juga dikuatkan
dengan hadits Bukhari bahwa bekerja harus sesuai ahlinya.
Beberapa penjelasan profesionalisme dalam islam yang di sandur dari
beberapa sumber hukum islam yaitu Al-Quran dan hadist.Dari sini jelaslah islam
adalah agama yang sangat mendorong sikap profesionalitas. Sikap sikap
profesionalitas di dalam alquran antara lain : bekerja sesuai syariat Allah, sesuai
keahlian dan bidangnya serta disiplin dalam bekerja.
BAB III
PENUTUP

A. Analisis Jurnal

Judul jurnal :
SIKAP PROFESIONAL BIDAN DALAM PENERAPAN STANDAR
ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RSUD HARAPAN INSANI
SENDAWAR
KABUPATEN KUBAR
Penulis : Arbayah, Mappeaty Nyorong, Syamsiar Russeng
Tahun : 2012
Jenis Metode Penelitian : Metode Kualitatif

Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yag memilki posisi penting dan strategis
terutama dalam rangka penurunan Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kesakitan
dan Kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang
berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan
berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga
kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang
membutuhkankannya, kapan dan dimanapun dia berada.Untuk menjamin kualitas
pelayanan kebidanan diperlukan suatu standar profesi sebagai acuan untuk melakukan
segala tindakan dari asuhan yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian
profesinya kepada individu, keluarga dan masyarakat,baik dari aspek, input, proses
dan output.
Konsep Dasar profesionalisme dapat diartikan oleh Siagian (2000:163) menyatakan
bahwa yang dimaksud dengan profesionalisme adalah keandalan dalam pelaksanaan
tugas, sehingga terlaksana dengan mutu tinggi, waktu yang tepat, cermat, dan dengan
prosedur yang mudah dipahami dan diikuti oleh pelanggan.Terbentuknya aparatur
profesional menurut pendapat tersebut memerlukan pengetahuan dan ketrampilan
khusus yang dibentuk melalui pendidikan dan pelatihan sebagai instrument
pemutakhiran.
Profesionalisme mencerminkan sikap seseorang terhadap profesinya. Secara
sederhana, profesionalisme yang diartikan perilaku, cara, dan kualitas yang menjadi
ciri suatu profesi. Seseorang dikatakan professionalapabila pekerjannya memiliki ciri
standar teknis atau etika suatu profesi (Oerip dan Uetomo,2000 : 264 - 265).Angka
Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu dalam menentukan derajat kesehatan
masyarakat di Indonesia. Angka Kematian Ibu tertinggi dibandingkan negara-negara
ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per 100.000 kelahiran hidup, Malaysia 39
per 100.000 kelahiran hidup, dan singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup (BPS,
2003). Berdasarkan (SDKI, 2007), Indonesia telah berhasil menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dari 390/100.000 kelahiran hidup (1992) menjadi 334/100.000
kelahiran hidup (1997), selanjutnya turun menjadi 228/100.000 kelahiran hidup.
Meskipun telah terjadi penurunan Angka Kematian IBU (AKI) dalam beberapa tahun
terakhir akan tetapi penurunannya masih sangat lambat (Wilopo, 2010).
Penyebab kematian ibu yaitu pendarahan, Pre eklamsia, eklampsia atau gangguan
akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan, partus lama, komplikasi aborsi dan
infeksi. Pendarahan yang biasanya tidak bisa diperkirakan dan terjadi secara
mendadak, sebagian besar kasus pendarahan dalam masa infas terjadi karena retensio
plasenta dan atonia uteri. Hal ini mengindikasikan kurang baiknya manajemen
emergensi obstetric dan perawatan neonatal yang tepat waktu.Eklampsia merupakan
penyebab utama kematian ibu, yaitu 13% kematian ibu di Indonesia, rata-rata dunia
12%. Pemantauan kehamilan secara teratur sebenarnya dapat menjamin akses
terhadap perawatan yang sederhana dan murah yang dapat mencegah kematian ibu di
Indonesia (rata-rata dunia 13%). Kematian ini sebenarnya dapat dicegah jika
perempuan mempunyai akses terhadap informasi dan pelayanan kontrasepsi serta
perawatan komplikasi aborsi (Yunita, 2011).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu
jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai
(diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari
kuantifikasi atau pengukuran (Strauss dkk, 1997), sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan studi kasus.
Dalam penelitian ini peneliti berperan langsung sebagai instrumen penelitian,yaitu
peneliti terjun langsung dalam melakukan penelitian di lapangan dengan
menggunakan cara wawancara secara langsung dan lembar observasi untuk
mengetahui hasil kebenaran dari hasil wawancara.Cara atau metode pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan tehnik Wawancara Mendalam, Pengamatan
( Observasi), dan Dokumentasi.Analisis data yang digunakan adalah analisis konten
atau analisis isi.
Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Harapan Insani Sendawar
Kabupaten Kutai Barat Tahun 2012, dengan jumlah bidan 16 orang, sepuluh orang
diobservasi dan 6 orang diwawancarai, waktu Pelaksanaan pengumpulan Data Bulan
Oktober dan Nopember 2012.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh data sekunder dan data primer.Data
Sekunder, data yang diperoleh dari data yang sudah ada, yaitu Profile Rumah Sakit
Umum Daerah Harapan Insani Sendawar dan buku register Ruang Bersalin Rumah
Sakit Umum Daerah Harapan Insani Sendawar tahun 2012., sedangkan data primer,
yaitu data hasil wawancara dan Studi kasys dan observasi lansung bidan menolong
persalinan yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Untuk mendapatkan data atau
informasi tentang proses penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal (APN) di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kutai Barat 2012.
Karakteristik informan dalam penelitian ini sebanyak 16 orang yang terdiri dari
Informan wawancara mendalam dalam sebanyak 6 (enam ) orang bidan tenaga
pelaksana, Bidan yang diobservasi menggunakan lembar observasi dan ceklist APN
sebanyak 10 orang yang menolong persalinan di ruang bersalin.
Hal ini didapatkan dari 6 ( enam ) orang bidan yang diwawancarai hanya 1 ( satu )
orang saja pengetahuan sesuai dengan Standar Asuhan Persalinan Normal sedangkan
5 orang lainnya tidak Standar. Bidan yang Standar tersebut karena telah mengikuti
Pelatihan Asuhan Persalinan Normal. Sedangkan 10 ( sepuluh ) bidan yang di
observasi di Ruang Bersalin dengan lembar observasi Asuhan Persalinan Normal,10
orang bidan tersebut tidak ada bidan yang bekerja sesuai dengan Standar Asuhan
Persalinan Normal. Sumber pengetahuan bidan bukan hanya didapatkan dari bangku
kuliah ataupun pelatihan, tetapi ada pula bidan yang membatu persalinan normal dari
hasil pengalaman dan pengamatan yang diadopsi dari senior mereka secara praktek,
meskipun mereka tidak memahami secara jelas teori dari standar Asuhan Persalinan
Normal ( APN) karena hanya menerapkan apa yang dilihat dan dipahaminya dari
bidan senior maupun pengalaman tersebut. Afektif, sikap terhadap langkah-langkah
bidan dalam melaksanakan Standar Asuhan Persalinan Normal dari wawancara 6
orang bidan, bidan mau berubah bekerja sesuai dengan standar asuhan persalinan
normal apabila mereka telah dilatih Standar Asuhan Persalinan Normal mereka siap
akan melaksanakan sesuai dengan standar.

B. Kesimpulan

Tingkat pengetahuan Bidan tidak sesuai dengan Standar Asuhan Persalinan normal,
Sikap Profesional Bidan dalam penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal. Tidak
Standar, Kedislipnan Bidan penguasaan materi tidak sesuai Standar Asuhan
Persalinan Normal, Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal.Dikerjakan tidak
sesuai dengan Standar, Bidan punya keyakinan bahwa Asuhan Persalinan Normal bisa
dilaksanakan, Sarana dan prasarana Asuhan Persalinan Normal tidak Standar.
Disarankan, Untuk meningkatkan pengetahuan perlu Pelatihan Asuhan Persalinan
Normal, Untuk meningkatkan Sikap Profesional Bidan dalam Peneterapan Asuhan
Persalinan Normal Bidan perlu senantiasa menerapkan Standar Asuhan Persalinan
Normal, Perlu keyakinan Bidan dalam penerapan Asuhan Persalinan Normal’,
Lengkapi sarana dan prasanara untuk penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal.
DAFTAR PUSTAKA

Rahmah Nur Hayati, Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Motivasi Terhadap Minat Bidan
Mengikuti Uji Kompetensi Di Kota Semarang. Semarang : Universitas Diponegoro,
2007.
Louise Hunter, Sarah Snow, and Sian Warriner, 2017. ‘Being There and Reconnecting:
Midwives’ Perceptions of the Impact of Mindfulness Training on Their Practice’,
Journal of Clinical Nursing (diakses 20 November 2017).
Alan Glasper, 2017. ‘Professionalism in Practice’, British Journal of Nursing, 706–7 (diakses
20 November 2017).
Dean, Erin. 2017. Enabling professionalism in practice. Nursing management : England
Anoraga, Pandji. 1992. Psikologi Kerja. Jakarta: Penerbit Rineka CIPTA
Hamalik, Oemar. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru
Al Gesindo.
https://www.scribd.com/doc/182732084/Profesionalisme-Dalam-Islam (diakses 28 september
2022, 9:54 pm)
Damayanti, Fitriani Nur, dkk. 2019. Profesionalisme Bidan Berbasis Transendental.
Semarang : Unimus Press
Anita, (2007 ), Hubungan Kompetensi Bidan dalam pelaksanaan Asuhan Persalinan
Normal di Kabupaten Aceh Besar. Aceh
Atik, Purwani (2008), Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC

BPS, (2003), Buku Panduan Prakris Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Cambell (1950 ), Anindividuals attitudeis syndrome of response consistency with


regard to object. Jakarta

Djam’an, Satori dkk, (2009), Manajemen Asuhan Kebidanan. Pengantar dan Contoh
Kasus. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai