Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

LINGKUP PRAKTIK BIDAN PADA KASUS KOMPLEKS

OLEH

KELOMPOK 5

DARMAYANTI (A1A222072)
CITRA AYU ZAHARANI (A1A222176)
MARDIA (A1A222087)
NURUL ARIANTI TASSE (A1A222180)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN ALIH JENJANG


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yng berjudul

Lingkup Praktik Bidan Pada Kasus Kompleks.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

Asuhan Pada Kasus Komplek. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk

menambah wawasan tentang Lingkup Praktik Bidan Pada Kasus Kompleks bagi para

pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Marliah, S.ST., M.Keb selaku

dosen mata kuliah Asuhan Pada Kasus Kompleks yang telah memberikan tugas ini

sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang

studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membagi sebagaian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi

kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Kelompok Lima (5)

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang.............................................................................................................

B. Rumusan Masalah........................................................................................................

C. Tujuan dan Manfaat.....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

A. Definisi.........................................................................................................................

B. Ruang Lingkup Praktik Bidan Menurut ICM dan IBI...................................................

C. Kerangka Kerja Bidan (KEPMENKES RI No. 900/MENKES

/SK/II/2002,KEPMENKES No 369/MENKES/SK/III/2007, Standar

Pelayanan Kebidanan,Kode Etik Profesi Bidan).........................................................

D. Lahan Praktik Bidan....................................................................................................

E. Upaya Pelayanan Kebidanan.......................................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

A. Kesimpulan.................................................................................................................

B. Saran............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan

bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifiasi dan diberi ijin

untuk menjalankan praktik kebidanan di negeri itu. Kebidanan merupakan

bentuk darisintesa berbagai disiplin ilmu (ilmu kedokteran, keperawatan,

sosial, perilaku, budaya,ilmu kesehatan masyarakat, ilmu manajemen).Bila

kita melihat keadaan sekitar, tak jarang kita melihat keadaan seorang wanita

yang sedang hamil. Tidak semua orang bisa diberikan pelayanan oleh seorang

bidan. Karena setiap pemberi pelayanankesehatan seperti bidan mempunya

batas dalam melakukan tindakan. Pembahasan berikut ini adalah termasuk

kedalam ruang lingkup praktik bidan.Sesuai dengan kewenangan dan

peraturan kebijaksanaan yang berlaku bagi Bidan, kode etik merupakan

pedoman dan tata cara dalam pelaksanaan pelayanan profesional.

Bidan berupaya memberikan pemeliharaan kesehatan yang komprehensif

terhadap remaja putri, wanita pra nikah, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu

menyusui, balita dan bayi pada khususnya, sehingga mereka tumbuh

berkembang menjadimanusia yang sehat. Dalam memberikan pelayanan

kebidanan mempunyai hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan kepada

1
pasien, begitupun pasien mempunyai hak dan kewajiban. Pelayanan

kebidanan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan. Selamaini pelayanan

kebidanan tergantung pada sikap sosial masyarakat dan keadaan lingkungan

dimana bidan bekerja. Kemajuan sosial ekonomi merupakan parameter yang

amat penting dalam pelayanan kebidanan.Kehamilan, persalinan dan nifas

merupakan hal yang fisiologis dalam siklushidup seorang perempuan. Namun

kehamilan persalinan dan nifas selalu memiliki risiko untuk terjadi suatu

komplikasi. Komplikasi yang terjadi bisa saja ringan atau berat dan

komplikasi yang terjadi dapat saja mengakibatkan kematian, kecacatan

dankesakitan pada ibu dan bayi.

Angka kematian ibu adalah salah satu indikator keberhasilan suatu

negara dalam pembangunan derajat kesehatan dan kesejahteraansuatu negara.

Kematian ibu adalah kematian yang disebabkan komplikasi saat

karenakehamilan, persalinan dan masa nifas dan bukan karena kecelakaan

atau insidental.Kematian ibu merupakan masalah besar (98-99%) khususnya

di negara berkembang sedangkan 1-2% terjadi di negara maju. Penyebab

kematian maternal merupakansuatu hal yang cukup kompleks yang dapat

digolongkan pada faktor-faktor reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan

kesehatan dan sosio ekonomi (Suriani,2017).

Kegawatdaruratan maternal merupakan kondisi kesehatan yang

mengancam jiwa, yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah

persalinan sertakelahiran. Kasus kegawatdaruratan maternal termasuk kasus

2
obstetri yang jika tidak segera ditangani akan berakibat kematian pada ibu dan

janinnya. Di samping itu,terdapat kegawatdaruratan neonatal yang merupakan

kondisi yang membutuhkanevaluasi serta manajemen tepat pada bayi baru

lahir (usia s 28 hari) dengan sakitkritis. Kondisi ini dapat timbul sewaktu-

waktu dan mengancam jiwa sang bayi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan lingkup praktik bidan dalam kasus

kompleks?

2. Bagaimana rauang lingkup praktik bidan menurut ICM dan IBI?

3. Bagaimana kerangka kerja bidan (KEPMENKES RI No.

900/MENKES/SK/II/2002, KEPMENKES No

369/MENKES/SK/III/2007, standar pelayanankebidanan, kode etik

profesi bidan)?

4. Bagaimana lahan praktik Bidan?

5. Bagaimana upaya pelayanan kebidanan?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Untuk mengetahui lingkup praktik bidan dalam kasus kompleks.

2. Untuk mengetahui rauang lingkup praktik bidan menurut ICM dan

IBI.

3
3. Untuk mengetahui kerangka kerja bidan (KEPMENKES RI No.

900/MENKES/SK/II/2002, KEPMENKES No

369/MENKES/SK/III/2007, standar pelayanankebidanan, kode etik

profesi bidan).

4. Untuk mengetahui lahan praktik Bidan.

5. Untuk mengetahui upaya pelayanan kebidanan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi

Definisi Ruang Lingkup Praktik Kebidanan adalah batasan dari

kewenangan bidan dalam menjalankan praktikan yang berkaitan dengan

upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan kebidanan. Praktek

Kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanandalam memberikan pelayanan

terhadap terhadap klien dengan pendekatan manajemen kebidanan.

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam

menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis. meliputi: asuhan

mandiri/otonomi pada anak wanita, remaja putri dan wanita dewasa, sebelum

dan selama kehamilan dan selanjutnya.

Definisi secara umum : Ruang Lingkup Praktik Kebidanan dapat

diartikan sebagai luas area praktik dari suatu profesi. Definisi secara khusus :

Ruang Lingkup Praktik Kebidanan digunakan untuk menentukan apa yang

boleh dilakukan seorang bidan.Ruang Lingkup Praktik Kebidanan menurut

ICM dan IBI :

5
1. Asuhan mandiri (otonomi) pada anak perempuan, remaja putri

dan wanita dewasasebelum, selama kehamilan dan selanjutnya.

2. Bidan menolong persalinan atas tanggung jawab sendiri dan

merawat BBL.

3. Pengawasan pada kesmas diposyandu (tidak pencegahan),

penyeluhuan dan pendidikan kesehatan pada ibu, keluarga, dan

masyarakat termasuk (persiapanmenjadi orang tua,

menentukan KB, mendeteksi abnormal pada ibu dan bayi).

4. Konsultasi dan rujukan.

5. Pelaksanaan pertolongan kegawatdaruratan primer dan

sekunder pada saat tidak ada pertolongan medis.

B. Ruang Lingkup Praktik Bidan Menurut ICM dan IBI

Lingkup Praktik Kebidanan meliputi Pemberian Asuhan pada : Bayi

baru lahir (BBL), bayi, balita, anak perempuan, remaja putri, wanita pranikah,

wanita selamamasa hamil, persalinan dan nifas, wanita pada masa interval dan

wanita menopause.Ruang lingkup praktik kebidanan meliputi standar minimal

yang telahditentukan dalam SPK. Standar Praktik Kebidanan (SPK) tersebut

telah bersifatnasional dan dibuat oleh organisasi profesi bidan itu sendiri

(Ikatan Bidan Indonesiaatau IBI). Dalam melaksanakan praktik kebidanan

secara aman dan bertanggung jawab, maka setiap bidan harus memiliki

kompetensi utama yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan perilaku.

6
Ruang Lingkup Praktik Kebidananmencakup kategori, yaitu : kompetensi inti

atau utama dan kompetensi lanjutan adalah pengembangan dari pengetahuan

dan keterampilan dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi

tuntutan masyarakat yang dinamis.

C. Kerangka Kerja Bidan (KEPMENKES RI No. 900/MENKES

/SK/II/2002,KEPMENKES No 369/MENKES/SK/III/2007, Standar

Pelayanan Kebidanan,Kode Etik Profesi Bidan)

a. Kerangka Kerja Bidan (KEPMENKES RI No.

900/MENKES /SK/II/2002

b. KEPMENKES No 369/MENKES/SK/III/2007

Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya pencegahan,

promosi kesehatan, pertolongan persalinan normal, deteksi

komplikasi pada ibu dan anak,melaksanakan tindakan asuhan

sesuai dengan kewenangan atau bantuan lain jika diperlukan, serta

melaksanakan tindakan ke gawat darurat.Bidan mempunyai tugas

penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan,tidak hanya

kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan

masyarakat.Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan

persiapan menjadiorang tua serta dapat meluas pada kesehatan

perempuan, kesehatan seksualatau kesehatan reproduksi dan

asuhan anak.Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan,

7
termasuk di rumah,masyarakat, rumah sakit, klinik atau unit

kesehatan lainnya.

c. Standar Pelayanan Kebidanan

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2000; h. 7-

59)standar pelayanan kebidanan dibagi menjadi 24 standar yaitu

sebagai berikut:

a) Standar Pelayanan Umum

1) Standar 1 : Persiapan untuk Kehidupan Keluarga

Sehat

Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat

kepada perorangan, keluarga dan masyarakat

terhadap segala hal yang berkaitan dengan

kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatanumum,

gizi, keluarga berencana, kesiapan dalam

menghadapikehamilan dan menjadi calon orang tua,

menghindari kebiasaanyang tidak baik dan

mendukung kebiasaan yang baik.

2) Standar 2 : Pencatatan

Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan

yangdilakukannya yaitu registrasi semua ibu hamil

di wilayah kerja,rincian pelayanan yang diberikan

kepada setiap ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi

8
baru lahir serta semua kunjungan rumahdan

penyuluhan kepada masyarakat.

b) Standar Pelayanan Antenatal

1) Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan

berinteraksi denganmasyarakat secara berkala untuk

memberikan penyuluhan danmemotivasi ibu, suami

dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk

memeriksakan kehamilannya sejak dinidan secara

teratur.

2) Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan

kehamilansedikitnya 4 kali, pemeriksaan meliputi

anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan

seksama untuk menilai bahwa kehamilan berjalan

normal. Pelayanan kehamilan yang diberikan harus

sesuai dengan standar pelayanan antenatal dan

apabila ditemukan kelainan, maka bidan harus

mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan

merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

3) Standar 5 : Palpasi Abdomen

9
Palpasi abominal bertujuan untuk

memperkirakan usiakehamilan, pemantauan

pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dan

bagian bawah janin. Palpasi abdominal

dilakukansetiap kali kunjungan untuk mendeteksi

adanya kelainan dan pada saat pemeriksaan, ibu

ditanyakan bagaimana gerakan janin.

4) Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Tujuan dari pengelolaan anemia pada kehamilan

adalahmenemukan anemia pada kehamilan secara

dini dan melakukantindak lanjut yang memadai

untuk mengatasi anemia sebelum persalinan

berlangsung. Pemeriksaan Hb dilakukan

padakunjungan pertama dan usia kehamilan 28

minggu dan setiapibu hamil minimal menerima 1

tablet zat besi per hari selama90 hari, sedangkan

untuk ibu hamil dengan anemia diberikan 2-3 tablet

zat besi per hari sampai 4-5 bulan setelah

persalinan.Penyuluhan gizi diberikan setiap kali

kunjungan antenatal dan jika ibu berada di wilayah

endemis malaria, maka ibu diberikanobat anti

malaria. Rujuk ibu hamil apabila diperlukan

10
pemeriksaan terhadap penyakit cacing atau penyakit

lain dananemia berat.

5) Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada

Kehamilan

Pemeriksaan tekanan darah setiap pemeriksaan

kehamilan bertujuan untuk mengenali dan

menemukan secara dinihipertensi pada kehamilan.

Bila ditemukan hipertensi dalamkehamilan, maka

dilakukan pemeriksaan urine terhadapalbumin

setiap kali kunjungan. Bila ditemukan pre-

eklampsia/eklampsia maka berikan penanganan

awal danrujuk.

6) Standar 8 : Persiapan Persalinan

Persiapan persalinan dilakukan untuk

memastikan bahwa persalinan direncanakan dalam

lingkungan yang aman danmemadai. Bidan

memberikan saran yang tepat kepada ibuhamil,

suami/keluarganya pada trimester tiga untuk

memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan

aman serta suasana yangmenyenangkan.

Transportasi dipersiapkan untuk merujuk ibu

11
bersalin jika perlu dan diperlukan persiapan rujukan

tepatwaktu.

c) Standar Pertolongan Persalinan

1) Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala 1

Asuhan persalinan kala I bertujuan untuk

memberikan perawatan yang memadai dalam

mendukung pertolongan persalinan yang aman. Bidan

menilai secara tepat bahwa ibusudah memasuki masa

persalinan, kemudian memberikan asuhan dan

pemantauan yang memadai dengan

memperhatikankebutuhan klien selama proses

persalinan berlangsung.

2) Standar 10 : Persalinan Kala II yang Aman

Bidan melakukan pertolongan persalinan yang

aman dengansikap sopan dan penghargaan terhadap

klien sertamemperhatikan tradisi setempat. Persalinan

kala II yang amandapat menurunkan komplikasi seperti

perdarahan postpartum,asfiksia neonatal dan trauma

kelahiran serta sepsis puerperalis.Asuhan kala II

dilakukan sesuai standar asuhan persalinannormal.

3) Standar 11 : Pengeluaran Plasenta dengan Penegangan

Tali Pusat

12
Pengeluaran plasenta dengan penegangan tali

pusat bertujuanuntuk mengeluarkan plasenta dan

selaputnya secara lengkaptanpa menyebabkan

perdarahan. Penegangan tali pusatdilakukan dengan

menggunakan menajemen aktif kala III dandilakukan

sesuai dengan asuhan persalinan kala III.

4) Standar 12 : Penanganan Kala II dengan Gawat Janin

melalui Episiotomi

Episiotomi dilakukan apabila ada tanda-tanda

gawat janin pada kala II yang lama dan episiotomi

dilakukan untuk mempercepat persalinan. Episiotomi

harus dilakukan denganaman untuk memperlancar

persalinan dan diikuti dengan penjahitan perineum.

d) Standar Pelayanan Nifas

1) Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir

Perawatan bayi baru lahir dilakukan untuk

menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu

terlaksananya pernafasanspontan serta mencegah

hipotermi. Perawatan bayi baru lahir

dilakukanmenggunakan standar asuhan pada bayi baru

lahir.

13
2) Standar 14 : Penanganan pada Dua Jam Pertama

Setelah Persalinan

Penanganan pada dua jam pertama setelah

persalinan bertujuan untuk memulihkan kesehatan ibu

dan bayi pada masanifas serta memulai pemberian ASI

dalam dua jam pertamasetelah persalinan. Pemantauan

dilakukan pada ibu dan bayiterhadap komplikasi, jika

terjadi komplikasi maka harus segeradirujuk.

3) Standar 15 : Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa

NifasPelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas

adalahmemberikan pelayanan kepada ibu dan bayi

sampai 42 harisetelah persalinan dan memberikan

penyuluhan ASI eksklusif.Bidan melakukan kunjungan

rumah pada hari ketiga, minggukedua dan minggu

keenam setelah persalinan, untuk mendeteksi adanya

masalah/ komplikasi pada ibu dan bayi

sertamemberikan penjelasan kesehatan dan perawatan

masa nifasdan bayi serta KB.

e) Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri dan

Neonatal

1) Standar 16 : Penanganan Perdarahan dalam Kehamilan

14
Bidan dapat mengenali secara tepat tanda gejala

perdarahan pada kehamilan serta melakukan

pertolongan pertama danmerujuknya.

2) Standar 17 : Penanganan Kegawatan pada Eklampsia

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala

eklampsiayang mengancam serta merujuknya dan/atau

memberikan pertolongan pertama.

3) Standar 18 : Penanganan Kegawatan pada Partus Lama/

Macet

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala

partus lama/macet serta melakukan penanganan yang

memadai dan tepatwaktu atau merujuknya.

4) Standar 19 : Persalinan dengan Penggunaan Vakum

Ekstraktor Persalinan dengan vakum ekstraktor

bertujuan untuk mempercepat persalinan pada keadaan

tertentu, sehingga bidanharus dapat mengenali kapan

diperlukan vakum ekstraktor dandapat melakukannya

dengan benar dalam memberikan pertolongan

15
persalinan dengan memastikan keamanannya bagiibu

dan bayi.

5) Standar 20 : Penanganan Retensio Plasenta

Bidan harus mampu mengenali retensio plasenta

danmemberikan pertolongan pertama termasuk plasenta

manualdan penanganan perdarahan sesuai dengan

kebutuhan.

6) Standar 21 : Penanganan Perdarahan Postpartum Primer

Bidan mampu mengenali perdarahan yang

berlebihan dalam24 jam pertama setelah persalinan

(perdarahan postpartum primer) dan segera melakukan

pertolongan pertama untuk mengendalikan perdarahan.

7) Standar 22 : Penanganan Perdarahan Post partum

Sekunder

Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini

tanda sertagejala perdarahan postpartum sekunder dan

melakukan pertolongan pertama untuk menyelamatkan

jiwa ibu danmerujuknya.

8) Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis

Bidan mampu mengenali secara tepat tanda dan

gejala sepsis puerperalis serta melakukan pertolongan

pertama ataumerujuknya.

16
9) Standar 24 : Penanganan Asfiksia Neonatorum

Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru

lahir dengan asfiksia serta melakukan resusitasi

secapatnya danmengusahakan bantuan medis yang

diperlukan danmemberikan perawatan lanjutan.

Standar pelayanan kebidanan telah mengalami

perbaikan dan perubahan untuk menyempurnakan

standar pelayanan minimal kebidanan.

d. Kode Etik Profesi Bidan

Kode Etik adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh

setiap anggota profesi yang bersangkutan didalam

melaksanakan tugas profesinya dan dalamhidupnya

dimasyarakat.Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab

yang dapat dibedakan menjaditujuh bagian, yaitu.

1. Kewajibanbidan terhadap klien dan masyrakat (6

butir)

a. Setiap bidan senantiasa menjujung tinggi,

menghayati danmengamalkan sumapah jabatannya

dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.

b. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya

menjunjungringgi harkat dan martabat kemanusiaan

yang utuh danmemlihara citra bidan.

17
c. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya

senantiasa berpedoman pada. Peran, tugas, dan

tanggung jawab sesuaidengan kebutuhan klien,

keluarga dan masyrakat.

d. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya

senantiasamendahulukan kepentingan kliery

menghormati hak klien danmenghormati nilai-nilai

yang berlaku dimasyarakat.

e. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya

senantiasamendahulukan kepentingan klien,

keluarga dan masyarakatdengan identitas yang sama

sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan

yang dimilikinya.

f. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang

serasi dalamhubungan pelaksanaan tugasnya,

dengan mendorong partisipasimasyarakat untuk

meningkatkan derajat kesehatannya secaraoptimal.

2. Kewajibanbidan terhadap tugasnya (3 butir)

a. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan

paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat

sesuai dengankemampuan profesi yang dimilikinya

18
berdasarkan kebutuhanklien, keluarga dan

masyarakat.

b. Setiap berhak memberikan pertolongan dan

mempunyaikewenangan dalam mengambil

keputusan dalam tugasnyatermasuk keputusan

mengadakan konsultasi dan atau rujukan.

c. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan

keterangan yangdapat dan atau dipercayakan

kepadanya, kecuali bila dimintaoleh pengadilan

atau diperlukan sehubungan dengankepentingan

klien.

3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga

kesehatan (2 butir)

a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan

temansejawatnya untuk menciptakan suasana kerja

yang sesuai.

b. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus

salingmenghormati baik terhadap sejawatnya

maupun tenagakesehatan lainnya.

4. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)

a. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan

menjunjung tinggicitra profesinya dengan

19
menampilkan kepribadian yang tinggidan

memberikan pelayanan yang bermutu kepada

masyarakat.

b. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri

danKe bidananKomunitas meningkatkan

kemampuan profesinyasesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam

kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang

iapat meningkatkanmutu dan citra profesinya.

5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)

a. Setiap bidan harus memeiihara kesehatannya agar

dapatmelaksanakan tugas profesinya dengan baik.

b. Setiap bidan seyogyanya berusaha untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai

dengan perkembanganilmu pengetahuan dan

teknologi.

6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa

dan tanah air(2 butir)

a. Setiap bidan dalam menjarankan tugasnya,

senantiasamelaksanakan ketentuan-ketentuan

20
pemerintah dalam bidangkesehatan, khususnya

dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatankeluarga.

b. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi

danmenyumbangkan pemikirannya kepada

pemeriniah untuk meningkatkan mutu jangkauan

pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB

dan kesehatan keluarga.

7. Penutup (1 butir)

Sesuai dengan kewenangan dan peraturan kebijaksanaan

yang berlaku bagi bidan, kode etik merupakan pedoman

dalam tata cara keselarasandalam pelaksanaan pelayanan

ke bidanan profesional.

D. Lahan Praktik Bidan

Lahan praktik pelayanan kebidanan merupakan tempat dimana bidan

menerapkanilmu dalam memberikan pelayanan kebidanan atau asuhan

kebidanan pada klien dengan pendekatan manajemen kebidanan.

1. BPS atau dirumah

2. Masyarakat

3. Puskesmas

4. Polindes atau PKD

5. RS atau RB

21
6. Balai pengobatan (BP) : dokter, perawat

7. RB atau BPS (Bidan Praktik Swasta)

8. Bidan didesa

9. Rs (swasta atau pemerintah)

10. Klinik dan unit pemerintah lainnya.

Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah,

masyarakat, rumah sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.

E. Upaya Pelayanan Kebidanan

Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat

kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai

bila masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehatnya. Kemandirian masyarakat

diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan upaya

peecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan, GBHN

mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional

yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat.

Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk

menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan

pembinaan yang dilakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan

kesehatan dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan

kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga

22
berencana meningkat. Ini sebagai bagian dariupaya kesehatan masyarakat.

Maka berdasarkan jenis aspek pelayanan kesehatan ini promosi kesehatan

mencakup 4 pelayanan, yaitu:

a. Upaya Promotif

Adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk

meningkatkan status/derajad kesehatan yang optimal. Sasarannya

adalah kelompok orang sehat.Tujuan upaya promotif adalah agar

masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya. Yang dalam suatu

survey di Negara-negara berkembang dalam suatu populasi hanya

terdapat antara 80%-85% orang yang benar-benar sehat.Apabila

kelompok ini tidak memperoleh promosi kesehatan bagaimana

memelihara kesehatan,maka kelompok ini akan menurun

jumlahnya.dankelompok orang yang sakit akan meningkat.

Contoh: Memberikan promosi kesehatan mengenai pemberian ASI

eklusif padaibu yang baru melahirkan. Bidan dapat memberikan

informasi tersebut kepadaibu, ayah atau keluarga bayi mengenai

pentingnya ASI. Dalam praktiknya, bidan harus mampu

mempromosikan kepada ibu bahwa ASI sangat penting bagi

bayi.Pemberian ASI harus dianjurkan kepada setiap ibu karena ASI

yang pertama (kolostrum) mengandung zar anti-bodi yang dapat

mencegah infeksi pada bayi, bayi yang minum ASI jarang

mengalami gastroenteritis, lemak dan protein ASI mudah dicerna,

23
dapat mengeratkan hubungan ibu dan bayi serta ASI merupakan

susu buatan alam yang lebih baik, suci hama, segar, murah,

tersedia setiap waktu.Dengan alasan-alasan yang diberikan oleh

bidan melalui promosi Kesehatan diharapkan ibu bersedia

melakukan anjuran yang diberikan oleh bidan.

b. Upaya Preventif

Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya

penyakit. Bentuk kegiatannya adalah imunisasi, pemeriksaan

antenatal care, postnatal care, perinatal dan neonatal. Sasaran

promosi kesehatan pada aspek ini adalahkelompok masyarakat

yang berisiko tinggi (high risk), misalnya kelompok ibuhamil dan

menyusui BBL. para perokok, obesitas (orang-orang kegemukan),

para pekerja seks (wanita atau pria), dsb. Tujuan upaya promosi

kesehatan pada kelompok ini adalah agar mereka tidak jatuh sakit

atau terkena penyakit (primary prevention). Contoh : Pemberian

imunisasi pada bayi baru lahir, salah satunyayakni vaksin Hepatitis

B. Pemberian ini bertujuan untuk mencegah infeksi virushepatitis

B yang dapat penyakit serosis bahkan kanker hati. Kegiatan

inisebaiknya harus dilakukan sedini mungkin pada BBL.

c. Upaya Kuratif

Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit

menjadi lebih parahmelalui pengobatan. Sasarannya adalah

24
kelompok orang sakit (pasien) terutama penyakit kronis sperti

asma. DM, TBC. rematik, hipertensi dan sebagainya.Tujuannya

kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak lebih

parah(secondary prevention). Bentuk kegiatannya adalah

pengobatan.Contoh: Pengobatan therapi insulin pada penderita

diabetes serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).

Penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan pada

gaya hidup dan aktivitas fisik. Dalam hal ini, pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah menjadi kunci program pengobatan, yaitu

dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga.

d. Upaya Rehabilitatif

Adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan

memulihkan kondisi mencegah kecacatan. Sasarannya adalah

kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit. Tujuannya

adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary prevention).

Contoh Pemberian penyuluhan/pendidikan pada pasien

penderitakanker agar senantiasa menjaga kesehatannya, baik

dengan rutin menjalani terapi pengobatan dan budaya hidup sehat,

agar bisa menurunkan kondisi sakit danmengoptimalkan

kemampuan yang dimiliki. Selain itu juga bisa membentuk

kegiatan lembaga sosial bagi para penderita kanker agar bias

mengoptimalkan kemampuan penderita kanker sekaligus

25
memberikan dorongan dan motivasiuntuk tetap bertahan bagi

mereka.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ruang Lingkup Praktik Kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan

dalam menjalankan praktikan yang berkaitan dengan upaya pelayanan

kebidanan dan jenis pelayanan kebidanan.

2. Praktek Kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanandalam memberikan

pelayanan terhadap terhadap klien dengan pendekatan manajemen

kebidanan.

3. Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidandalam

menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis. meliputi:

asuhan mandiri/otonomi pada anak wanita, remaja putri dan wanita

dewasa, sebelum dan selama kehamilan dan selanjutnya.

26
B. Saran

1. Penambahan referensi sebagai bahan bacaan guna memperkaya sumber

penyusunan makalah

2. Perluhnya memperhatikan tata naskah dalam penyusunan makalah.

DAFTAR PUSTAKA

BAN-PT. 2019. Naskah Akademik Program Studi Diploma. Jakarta : Badan

Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.

Depkes RI. 2019. Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan.

Jakarta :Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI

Emilia O. (2018). Kompetensi Dokter dan Lingkungan Belajar Klinik di Rumah

Sakit . Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Huraini E.,& Meliani H. 2010. Mentorship Sebagai Suatu Inovasi Metode Bimbingan

Klinik Dalam Keperawatan. (http://repository.unand.ac.id/5193/) diakses, 28

Februari2013.

27
Kemenkes, (2018), Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk

Dokter, Bidan, dan Perawat, di Rumah Sakit . Kementrian Kesehatan RI

Kepmendiknas RI no. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum

PendidikanTinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.

Moleong, L. 2018. Metodologi penelitian kualitatif . Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.Jacob, T. 2004. Etika Penelitian Ilmiah. Yogyakarta : Warta Penelitian

Universitas GadjahMada (Edisi Khusus).

Nasution. 2019. Metode Reseach, Jakarta : Bumi Aksara.

Notoatmodjo, (2017), Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rieneka

Notoatmodjo, S. 2019. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.

Nurachmach, E. (2007). Paradigma pencapaian kompetensi pada pendidikan ners

denganmodel preceptorship dan mentorship. Disampaikan pada Pelatihan

Nasional Preceptorshipdan Mentorship untuk Pendidikan Ners. Yogyakarta, 12 –

14 Februari 2007.

Rostati, T. 2020. Metode Pembelajaran Lapangan. Makalah disajikan dalam

RakernasAIPKEMA, Solo 2012.

Saryono dkk, (2019), Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin)

(Cetakan ke-4). Yogyakarta : Fitramaya.

SDKI, (2007),Survei Demograpi dan Kesehatan Indonesia tentang Angka Kematian

Ibu dan Bayi.Jakarta, Indonesia.

28
Strauss dkk, (2019) Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan.

Yogyakarta : Nuha Medika

Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: CV

Alfabeta.

Syahreni, Elfi & Waluyanti, F. T. 2005. Pengalaman Mahasiswa S1 Keperawatan

Program Regular Dalam Pembelajaran

Klinik(http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/112074753.pdf ) diakes 23 Januari

2013.

29

Anda mungkin juga menyukai