Anda di halaman 1dari 33

TUGAS MAKALAH

LINGKUP PRAKTIK BIDAN PADA KASUS KOMPLEKS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Asuhann Kebidanan Pada

Kasus Kompleks

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1


ENDAH KARTINI NINGRUM : 20810026
SRIWISANDRI H. SAMUNA : 20810027
NURISNI AISYAH : 20810028
SRI RAMDAYANTI : 20810029
AMALDA AMELIA RISKI S : 20810030
ROSMIANTI GOO : 20810031
FLORIANA VENNY : 20810032

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM


SARJANA KEBIDANAN STIKES GUNA
BANGSA YOGYAKARTA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Lingkup Praktik Bidan Pada Kasus Kompleks” ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, dan juga penulis berterima kasih
kepada Ibu Mia Dwi Agustin, S.ST.,M.Tr. Keb selaku dosen Asuhan Kebidanan
Pada Kasus Kompleks yang telah memberikan tugas ini.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pemberian asuhan Pada Kasus
Kompleks . Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penyusun
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sebelumnya penyusun mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan. Terima Kasih

Wassalammu’alaikum Wr.Wb

Yogyakarta, 20 maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN....................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I
D. Manfaat.............................................................................................................2

BAB II
BAB III
A. Kesimpulan.......................................................................................................28
B. Saran.................................................................................................................29

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan

bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifiasi dan diberi ijin untuk

menjalankan praktik kebidanan di negeri itu. Kebidanan merupakan bentuk dari

sintesa berbagai disiplin ilmu (ilmu kedokteran, keperawatan, sosial, perilaku,

budaya, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu manajemen).Bila kita melihat keadaan

sekitar, tak jarang kita melihat keadaan seorang wanita yang sedang hamil. Tidak

semua orang bisa diberikan pelayanan oleh seorang bidan. Karena setiap pemberi

Lingkup praktek kebidanan terkait erat dengan peran, fungsi, kompetensi dan

memiliki kewenangan untuk melaksanakannya. Ruang Lingkup Praktik

Kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan praktikan

yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan

kebidanan.

Praktek Kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan

pelayanan terhadap terhadap klien dengan pendekatan manajemen kebidanan.

Manajemen Kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam

menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis. Meliputi : Asuhan

mandiri / otonomi pada anak wanita, remaja putri dan wanita dewasa sebelum

1
dan selama kehamilan dan selanjutnya. Pelayanan kesehatan seperti bidan

mempunya batas dalam melakukan tindakan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan

dikaji dalam makalah ini apa saja yang menjadi ruang lingkup pelayanan praktik

kebidanan terhadap kasus kompleks

C. Tujuan

Untuk mengetahui apa saja yang menjadi ruang lingkup pelayanan

praktik kebidanan terhadap kasus kompleks

D. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Dapat menambah ilmu pengetahuan serta dapat menggali kemmampuan

mahasiswa untuk berfikir lebih matang dan untuk menambah wawasan tentang

cakupakan kebidanan

2. Bagi Pembaca

Dapat Menambah Ilmu Penengetahuan serta referensi untuk proses

belajar

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ruang Lingkup Praktek Kebidanan

Lingkup praktek kebidanan terkait erat dengan peran, fungsi, kompetensi

dan memiliki kewenangan untuk melaksanakannya. Ruang Lingkup Praktik

Kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan praktikan

yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan

kebidanan.

Praktek Kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan

pelayanan terhadap terhadap klien dengan pendekatan manajemen kebidanan.

Manajemen Kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam

menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis. Meliputi : Asuhan

mandiri / otonomi pada anak wanita, remaja putri dan wanita dewasa sebelum

dan selama kehamilan dan selanjutnya.

Definisi secara umum : Ruang Lingkup Praktek Kebidanan dapat

diartikan sebagai luas area praktek dari suatu profesi. Definisi secara khusus :

Ruang Lingkup Praktek Kebidanan digunakan untuk menentukan apa yang

boleh/tidak boleh dilakukan oleh seorang bidan.

3
B. Macam-Macam Ruang Lingkup Kebidanan

Ruang lingkup Praktek Kebidanan meliputi : Bayi baru lahir (BBL), bayi,

balita, anak perempuan, remaja putri, wanita pranikah, wanita selama masa

hamil, bersalin dan nifas, wanita pada masa interval dan wanita menopause.

1) Lingkup pelayanan kebidanan kepada anak meliputi:

a. Pemeriksaan bayi baru lahir

b. Perawatan tali pusat

c. Perawatan bayi

d. Resusitasi pada bayi baru lahir

e. Pemantauaan tumbuh kembang anak

f. Pemberian imunisasi

g. Pemberian penyuluhan

(KEPMENKES RI NO 900 pasal 18)

2) Lingkup pelayanan kebidanan pada wanita hamil meliputi:

a. Penyuluahan dan konseling

b. Pemeriksaan fisik

c. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

d. Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan

abortus imminens, hipertensi, gravidarum tingkat I, preeklampsi ringan

dan anemi ringan.

e. Pertolongan persalinan normal

4
f. Pertolongan persalinan normal yang mencakup letak sungsang, partus

macet kepala di dasar panggul,ketuban pecah didni tanpa

infeksi,perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena inersia

uteri primer,postterm dan preterm.

g. Pelayanan ibu nifas normal

h. Pelayanan ibu nifas abnormal yang meliputi retensio plasenta, renjatan

dan infeksi ringan

i. Pelayanan dan pengobatan pada klien ginekologis yang meliputi

keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid

(KEPMENKES RI NO 900 pasal 16)

Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16

berwenang untuk:

a. Memberikan imunisasi

b. Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas

c. Mengeluarkan plasenta secara normal

d. Bimbingan senam hamil

e. Pengeluaran sisa jaringan konsepsi

f. Episiotomi

g. Penjahitan luka episiotomi dan luka jalan lahir sampai tingkat II

h. Amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4cm

5
i. Pemberian infus

j. Pemberian suntikan intamuskuler uterotonika, antibiotika dan sedative

k. Kompresi bimanual

l. Versi ekstasi gemelli pada kelahiran bayi ke II dan seterusnya

m. Vacum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul

n. Pengendalian anemia

o. Meningkatkan pemeliharaan dan pengeluaran ASI

p. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia

q. Penanganan hipotermi

r. Pemberian minum dengan sonde atau pipet

s. Pemberian obat-obatan terbatas melalui lembaran permintaan obat

t. Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian

u. Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan , alat kontrasepsi

dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit dan kondom

v. Tanpa penyulit

w. Memberikan Memberikan penyuluhan dan konseling pemakaian KB

x. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim

y. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit

z. Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, KB dan kesehatan

masyrakat

6
3) Lingkup pelayanan keluarga berencana

Pelayanan keluarga berencana bertujuan untuk mewujdkan keluarga

berkualitas melalui pengaturan jumlah keluarga secara terencana. Pelayanan

keluarga berencana diarahkan kepada upaya mewujudkan keluarga kecil.

Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan mempunyai tugas dalam

pelayanan keluarga berncana. Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga

berncana berwenang untuk:

a. Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral , suntuikan dan alat kontrasepsi

dalam rahi, bawah kulit dan kondom

b. Memberikan penyuluhan atau konseling pemakaian kontrasepsi.

c. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim

d. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa penyulit

e. Memberikan konseling umtuk pelayanan kebidanan , keluarga berencana

dan kesehatan masyarakat

4) Lingkup pelayanan kesehatan masyarakat

Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat berwenang

untuk:

a. Pembianaan peran serta masyarakata di bidang kesehatan ibu dan anak

b. Memantau tumbuh kembang anak

c. Melaksanakan pelayanan bidan komunitas

7
d. Melaksanakan deteksi dini , melaksanakan pertolongsn pertam, merujuk

dan memberikan penyuluhan infeksi menular seksual, penyalahgunaan

NAPZA , serta penyakit lainnya.

C. Sasaran Praktek Kebidanan

Sasaran praktik kebidanan adalah individu yg termasuk dlm sasaran tsb

yaitu remaja dlm masa pra-nikah, ibu hamil, ibu masa bersalin, ibu nifas, BBL

dan balita, ibu dgn kebutuhan KB dan dalam masa lansia.

D. Lingkup Standar Praktek Kebidanan

Ruang lingkup standar kebidanan meliputi 24 standar yang

dikelompokkan sebagai berikut:

a) Standar Pelayanan Umum (2 standar)

b) Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)

c) Standar Pertolongna Persalinan (4 standar)

d) Standar Pelayanan Nifas (3 standar)

e) Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 standar)

8
a. Standar Pelayanan Umum

Standar 1 : persiapan untuk kehidupan keluarga sehat

a. Tujuan

Memberikan penyuluh kesehatan yang tepat untuk mempersiapkan

kehamilan yang sehat dan terencana serta menjadi orang tua yang

bertanggung jawab.

b. Pernyataan standar

Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan,

keluarga dan masyarakat terhadap segala hal yag berkaitan dengan

kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum, gizi, KB dan kesiapan

dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari

kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang baik.

c. Hasil dari pernyataan standar

Masyarakat dan perorangan ikut serta dalam upaya mencapai

kehamilan yang sehat Ibu, keluarga dan masyarakat meningkat

pengetahuannya tentang fungsi alat-alat reproduksi dan bahaya kehamilan

pada usia muda.

d. Persyaratan

1. Bidan bekerjasama dengan kader kesehatan dan sector terkait sesuai

dengan kebutuhan

9
2. Bidan didik dan terlatih dalam:

a. Penyuluhan kesehatan

b. Komunikasi dan keterampilan konseling dasar

c. Siklus menstruasi, perkembangan kehamilan, metode kontrasepsi,gizi,

bahaya kehamilan pada usia muda, kebersihan dan kesehatan diri,

kesehatan/ kematangan seksual dan tanda bahaya pada kehamilan.

d. Tersedianya bahan untuk penyuluhan kesehatan tentang hal-hal tersebut

di atas. Penyuluhan kesehatan ini akan efektif bila pesannya jelas dan

tidak membingungkan.

Standar 2 : pencatatan dan pelaporan

a. Tujuannya:

Mengumpulkan, mempelajari dan menggunakan data untuk

pelaksanaan penyuluhan, kesinambungan pelayanan dan penilaian kinerja.

b. Pernyataan standar:

Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya

dengan seksama seperti yang sesungguhnya yaitu, pencatatan semua ibu

hamil di wilayah kerja, rincian peayanan yang telah diberikan sendiri oleh

bidan kepada seluruh ibu hamil/ bersalin, nifas dan bayi baru lahir semua

kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Disamping itu, bidan

10
hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan

meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu hamil, ibu dalam

proses melahirkan,ibu dalam masa nifas,dan bayi baru lahir. Bidan meninjau

secara teratur catatan gtersebut untuk menilai kinerja dan menyusun rencana

kegiatan pribadi untuk meningkatkan pelayanan.

c. Hasil dari pernyataan ini:

1. Terlaksananya pencatatan dan pelaporan yang baik

2. Tersedia data untuk audit dan pengembangan diri.

3. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kehamilan, kelahiran bayi

dan pelayanan kebidanan.

d. Prasyarat

1. Adanya kebijakan nasional/setempat untuk mencatat semua kelahiran

dan kematian ibu dan bayi

2. Sistem pencatatan dan pelaporan kelahiran dan kematian ibu dan bayi

dilaksanakan sesuai ketentuan nasional atau setempat

3. Bidan bekerja sama dengan kader/tokoh masyarakat dan memahami

masalah kesehatan setempat.

4. Register Kohort ibu dan Bayi, Kartu Ibu, KMS Ibu Hamil, Buku KIA,

dan PWS KIA, partograf digunakan untuk pencatatan dan pelaporan

pelayanan. Bidan memiliki persediaan yang cukup untuk semua

dokumen yang diperlukan.

11
5. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menggunakan format pencatatan

tersebut diatas

6. Pemetaan ibu hamil.

7. Bidan memiliki semua dokumen yang diperlukan untuk mencatat jumlah

kasus dan jadwal kerjanya setiap hari.

e. Hal yang harus diingat pada standar ini:

1. Pencatatan dan pelaporan merupakan hal yang penting bagi bidan untuk

mempelajari hasil kerjanya.

2. Pencatatn dan pelaporan harus dilakukan pada saat pelaksanaanü

Menunda pencatatan akan meningkatkan resiko tidak tercatatnya

informasi pentig dalam pelaporan

3. Pencatatn dan pelaporan harus mudah dibaca, cermat dan memuat

tanggal, waktu dan paraf.

b. Standar Pelayanan Antenatal

Standar 3 : identifikasi ibu hamil

a. Tujuannya

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi

ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk

memerikasakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

12
b. Hasil dari identifikasi ini :

1. Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan

2. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan

kehamilan,secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan

hamil.

3. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum

kehamilan 16 minggu.

c. Persyaratannya antara lain

Bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk

menemukan ibu hamil dan memastikan bahwa semua ibu hamil telah

memeriksakan kandungan secara dini dan teratur.

d. Prosesnya antara lain

Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secara

teratur untuk menjelaskan tujuan pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil,

suami, keluarga maupun masyarakat.

Standar 4 : pemeriksaan dan pemantauan antenatal

a. Tujuaanya

Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini

komplikasi kehamilan.

13
b. Pernyataan standar

Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan

meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk

menilai apakah perkembangan berlangsung normal.

Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelsinan khususnya

anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV ; memberikan pelayanan

imunisasi,nasehat, dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang

diberikan oleh puskesmas.

c. Hasilnya antara lain

1. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama

kehamilan

2. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat. Deteksi dini dan

komplikasi kehamilan

3. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya

kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan

4. Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi

kegawatdaruratan

d. Persyaratannya antara lain

Bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas, termasuk

penggunaan KMS ibu hamil dan kartu pencatatan hasil pemeriksaan

kehamilan (kartu ibu )

14
e. Prosesnya antara lain

Bidan ramah, sopan dan bersahabat pada setiap kunjungan

Standar pelayanan 5 : palpasi abdominal

a. Tujuannya

Memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin,

penentuan letak, posisi dan bagian bawah janin.

b. Pernyataan standar :

Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan

melakukan partisipasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur

kehamialn bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala

janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan

rujukan tepat waktu.

c. Hasilnya

1. Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik

2. Diagnosis dini kehamilan letak, dan merujuknya sesuai kebutuhan

3. Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta merujuknya

sesuai dengan kebutuhan

15
Standar 6 : pengelolaan anemia pada kehamilan

a. Tujuan

Menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan

tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan

berlangsung.

b. Pernyataan standar

1. Ada pedoman pengolaan anemia pada kehamilan

2. Bidan mampu Mengenali dan mengelola anemia pada kehamilan

Memberikan penyuluhan gizi untuk mencegah anemia. Alat untuk

mengukur kadar HB yang berfungsi baik

3. Tersedia tablet zat besi dan asam folat Obat anti malaria (di daerah

endemis malaria) Obat cacing

4. Menggunakan KMS ibu hamil/ buku KIA , kartu ibu.

c. Proses yang harus dilakukan bidan :

Memeriksa kadar HB semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan

pada minggu ke-28. HB dibawah 11gr%pada kehamilan termasuk anemia ,

dibawah 8% adalah anemia berat. Dan jika anemia berat terjadi, misalnya

wajah pucat, cepat lelah, kuku pucat kebiruan, kelopak mata sangat pucat,

segera rujuk ibu hamil untuk pemeriksaan dan perawatan

selanjutnya.sarankan ibu hamil dengan anemia untuk tetap minum tablet zat

besi sampai 4-6 bulan setelah persalinan.

16
standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

a. Tujuan

Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan

melakukan tindakan yang diperlukan

b. Pernyataan standar:

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada

kehamilan dan mengenal tanda serta gejala pre-eklampsia lainnya, serta

mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya

c. Hasilnya

1. Ibu hamil dengan tanda preeklamsi mendapat perawatan yang memadai

dan tepat waktu

2. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat eklampsi

d. Persyaratannya

1. Bidan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, pengukuran

tekanan darah.

2. Bidan mampu : Mengukur tekanan darah dengan benar , mengenali tanda-

tanda preeklmpsia

3. Mendeteksi hipertensi pada kehamilan, dan melakukan tindak lanjut

sesuai dengan ketentuan.

17
Standar 8 persiapan persalinan

a. Pernyataan standar:

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta

keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan

persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan di

rencanakan dengan baik.

b. Prasyarat:

1. Semua ibu harus melakukan 2 kali kunjungan antenatal pada trimester

terakhir kehamilan

2. Adanya kebijaksanaan dan protokol nasional/setempat tentang indikasi

persalinan yang harus dirujuk dan berlangsung di rumah sakit

3. Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan persalinan yang

aman dan bersih.

4. Peralatan penting untuk mel;akukan pemeriksaan antenatal tersedia

5. Perlengkapan penting yang di poerlukan untuk melakukan pertolongan

persalinan yang bersih dan aman tersedia dalam keadaan DTT/steril

6. Adanya persiapan transportasi untuk merujuk ibu hamil dengan cepatjika

terjadi kegawat daruratan ibu dan janin

7. Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA kartu ibu dan partograf.

8. Sistem rujukan yang efektif untuk ibu hamil yang mengalami komplikasi

selama kehamilan.

18
c. Standar Pertolongan Persalinan

Standar 9 : asuhan persalinan kala satu

a. Tujuan

Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam

mendukung pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi.

b. Pernyataan standar:

Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai,kemudian

memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan

kebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung.

c. Hasilnya:

1. Ibu bersalin mendapatkan pertolongan darurat yang memadai dan tepat

waktu bia diperlukan.

2. Meningkatkan cakupan persalinan dan komplikasi lainnya yang ditolong

tenaga kesehatan terlatih

3. Berkurangnya kematian/ kesakitan ibu atau bayi akibat partus lama.

Standar 10: persalinan kala dua yang aman

a. Tujuan

Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi

19
b. Pernyataan standar:

Menggunakmengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan,

memperpendekt dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan

selaput ketuban secara lengkap.

c. Persyaratan:

1. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ ketuban pecah

2. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menolong persalinan secara

bersih dan aman.

3. Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan termasuk sarung tangan

steril

4. Perlengkapan alat yang cukup.

Standar 11: penatalaksanaan aktif persalinan kala iii

a. Tujuan

Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban

secara lengkap untuk mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan,

memperpendek kala 3, mencegah atoni uteri dan retensio plasenta

b. Pernyataan standar:

Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk

membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.

20
standar 12: penanganan kala ii dengan gawat janin melalui episiotomy

a. Tujuan

Mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomi jika ada tanda-

tanda gawat janin pada saat kepala janin meregangkan perineum.

b. Pernyataan standar

Bidan mengenali secara tepat tanda tanda gawat janin pada kala II

yang lama, dan segera melakukan episiotomy dengan aman untuk

memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.

d. Standar Pelayanan Masa Mifas

standar 13 : perawatan bayi baru lahir

a. Tujuan

Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya pernafasan

serta mencegah hipotermi, hipokglikemia dan in feksi

b. Pernyataan standar:

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan

pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan

melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus

mencegah dan menangani hipotermia.

21
standar 14: penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan

a. Tujuan

Mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersi dan aman selama

kala 4 untuk memulihkan kesehata bayi, meningkatkan asuhan sayang ibu

dan sayang bayi,memulai pemberian IMD

b. Pernyataan standar:

Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya

komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang

di perlukan.

Standar 15: pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas

a. Tujuan

Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah

persalinan dan penyuluhan ASI ekslusif

b. Pernyataan standar

Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan

rumah pada hari ketiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah

persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui

penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan atau rujukan

komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan

22
penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan

bergizi, ;erawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.

e. Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatal

standar 16: penanganan perdarahan dalam kehamilan pada trimester iii

a. Tujuan

Mengenali dan melakukan tindakan cepat dan tepat perdarahan dalam

trimester 3 kehamilan.

b. Pernyataan standar

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada

kehamilan, serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.

standar 17: penanganan kegawatan dan eklampsia

a. Tujuan

Mengenali secara dini tanda-tanda dan gejala preeklamsi berat dan

memberiakn perawatan yang tepat dan segera dalam penanganan

kegawatdaruratan bila ekslampsia terjadi

b. Pernyataan standar

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklampsia mengancam,

serta merujuk dan atau memberikan pertolongan pertama.

23
standar 18: penanganan kegawatan pada partus lama

a. Tujuan

Mengetahui dengan segera dan penanganan yang tepat keadaan

kegawatdaruratan pada partus lama/macet.

b. Pernyataan standar:

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama serta

melakukan penanganan yang memadai dan tepat waktu atau merujuknya.

standar 19: persalinan dengan penggunaan vakum ekstraktor

a. Tujuan

Untuk mempercepat persalinan pada keadaan tertentu dengan

menggunakan vakum ekstraktor.

b. Pernyataan standar:

Bidan mengenali kapan di perlukan ekstraksi vakum, melakukannya

secara benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan

keamanannya bagi ibu dan janin / bayinya.

standar 20: penanganan retensio plasenta

a. Tujuan

Mengenali dan melakukan tindakan yang tepat ketika terjadi retensio

plasenta total / persial.

24
b. Pernyataan standar:

Bidan mampu mengenali retensio plasenta, dan memberikan

pertolongan pertama termasuk plasenta manual dan penanganan perdarahan,

sesuai dengan kebutuhan.

standar 21: penanganan perdarahan postpartum primer

a. Tujuan

Mengenali dan mengambil tindakan pertolongan kegawatdaruratan

yang tepat pada ibu yang mengalami perdarahan postpartum primer / atoni

uteri.

b. Pernyataan standar:

Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam

pertama setelah persalinan (perdarahan postpartum primer) dan segera

melakukan pertolongan pertama untuk mengendalikan perdarahan.

standar 22: penanganan perdarahan post partum sekunder

a. Tujuan

Mengenali gejala dan tanda-tanda perdarahan postpartum sekunder

serta melakukan penanganan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa ibu.

25
b. Pernyataan standar:

Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala

perdarahan post partum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk

penyelamatan jiwa ibu, atau merujuknya.

standar 23: penanganan sepsis puerperalis

a. Tujuan :

Mengenali tanda-tanda sepsis puerperalis dan mengambil tindakan

yang tepat.

b. Pernyataan standar:

Bidan mampu mengamati secara tepat tanda dan gejala sepsis

puerperalis, serta melakukan pertolongan pertama atau merujuknya.

standar 24: penanganan asfiksia neonaturum

a. Tujuan

Mengenal dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum,

mengambil tindakan yang tepat dan melakukan pertolongan

kegawatdaruratan bayi baru lahir yang mengalami asfiksia neonatorum.

b. Pernyataan standar:

Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia,

serta melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan bantuan medis yang di

perlukan dan memberikan perawatan lanjutan

26
E. Lahan Praktek Kebidanan

Praktik pelayanan kebidanan dapat dilakukan di berbagai lokasi, sesuai

denan kondisi lingkungan sekitar sehingga bidan dapat menjalankan praktik pada

sarana kesehatan dan/atau praktik perorangan. Bidan dapat bertugas di rumah

sakit, rumah bersalin, BPS (Bidan Praktek Swasta) yang meliputi bagian

poliklinik antenatal, neonatus/anak, ginekologi, keluarga berencana, kamar

bersalin, kamar bedah obgin, ruang rawat obgin dan perinatal.

27
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Lingkup praktek kebidanan di dasarkan pada pengetahuan, keterampilan,

dan kewenangan bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan. Ruang lingkup

Praktek Kebidanan meliputi : Bayi baru lahir (BBL), bayi, balita, anak

perempuan, remaja putri, wanita pranikah, wanita selama masa hamil, bersalin

dan nifas, wanita pada masa interval dan wanita menopause.

Sasaran praktik kebidanan adalah individu yg termasuk dlm sasaran tsb

yaitu remaja dlm masa pra-nikah, ibu hamil, ibu masa bersalin, ibu nifas, BBL

dan balita, ibu dgn kebutuhan KB dan dalam masa lansia

Ruang lingkup standar kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokkan

sebagai berikut:

1. Standar Pelayanan Umum (2 standar)

2. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)

3. Standar Pertolongna Persalinan (4 standar)

4. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)

5. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 standar)

Praktik pelayanan kebidanan dapat dilakukan di berbagai lokasi, sesuai

denan kondisi lingkungan sekitar sehingga bidan dapat menjalankan praktik pada

sarana kesehatan dan/atau praktik perorangan. Bidan dapat bertugas di rumah

28
sakit, rumah bersalin, BPS (Bidan Praktek Swasta) yang meliputi bagian

poliklinik antenatal, neonatus/anak, ginekologi, keluarga berencana, kamar

bersalin, kamar bedah obgin, ruang rawat obgin dan perinatal.

B. Saran

Marilah kita melakukan pelayanan kebidanan dalam ruang lingkup atau

sesuai dengan kewenangan kita serta pengetahuan dan keterampilan, demi

memberikan pelayanan yang baik.karna profesi bidan adalah profesi yang sangat

mulia dan membutuhkan tanggung jawab yang sangat besar.

29
DAFTAR PUSTAKA

https://riezkhyamalia.wordpress.com/2016/10/16/ruang-lingkup-praktek-
kebidanan/ Diakses pada tangaal 22 Maret 2021

Soepardan, Suryani. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

Hidayat, Asri. 2009. Catatan Kuliah Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Mitra


Cendikia Press.

30

Anda mungkin juga menyukai