Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

“LINGKUP PRAKTIK BIDAN PADA KASUS KOMPLEKS”

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Della Belinda Syaifullah (B.20.06.002)

Marisya Syamsuar (B.20.06.011)

Lilis Safitri (B.20.06.010)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
kasihnyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Kontrasepsi metode sederhana/alamiah”. Semoga makalah ini mampu
menambah wawasan bagi para pembaca maupun pendengar mengenai topik
tersebut.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang


telah memberikan arahan kepaa kami sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,


oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Palopo, 14 Maret 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….….1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….…2

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….3

A. Latar Belakang……………………………………………………………3
B. Rumusan Masalah………………………………………………………...3
C. Tujuan ……………………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….4

A. Pengertian Ruang Lingkup Praktik Kebidanan……………….4


B. Macam-Macam Ruang Lingkup Kebidanan………………….5
C. Sasaran Praktek Kebidanan…………………………………...5
D. Asuhan Kebidanan Kasus Kompleks Meternal & Neonatal…………….6
E. Lingkup Standar Praktek Kebidanan………………………….6
F. Lahan Praktek Kebidanan………………………………………………..6

BAB III KESIMPULAN…………………………………………………………….7

A. Kesimpulan ………………………………………………………………7
B. Saran………………………………………………………………………7

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program


pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifiasi dan
diberi ijin untuk menjalankan praktik kebidanan di negeri itu. Kebidanan
merupakan bentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu (ilmu kedokteran,
keperawatan, sosial, perilaku, budaya, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu
manajemen).Bila kita melihat keadaan sekitar, tak jarang kita melihat
keadaan seorang wanita yang sedang hamil. Tidak semua orang bisa
diberikan pelayanan oleh seorang bidan. Karena setiap pemberi pelayanan
kesehatan seperti bidan mempunya batas dalam melakukan tindakan.
Pembahasan berikut ini adalah termasuk kedalam ruang lingkup praktik
bidan.
Sesuai dengan kewenangan dan peraturan kebijaksanaan yang
berlaku bagi Bidan, kode etik merupakan pedoman dan tata cara dalam
pelaksanaan pelayanan profesional. Bidan berupaya memberikan
pemeliharaan kesehatan yang komprehensif terhadap remaja putri, wanita
pra nikah, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui, balita dan bayi pada
khususnya, sehingga mereka tumbuh berkembang menjadi manusia yang
sehat. Dalam memberikan pelayanan kebidanan mempunyai hak dan
kewajiban yang harus dilaksanakan kepada pasien, begitupun pasien
mempunyai hak dan kewajiban. Pelayanan kebidanan terintegrasi dengan
pelayanan kesehatan. Selama ini pelayanan kebidanan tergantung pada
sikap sosial masyarakat dan keadaan lingkungan dimana bidan bekerja.
Kemajuan sosial ekonomi merupakan parameter yang amat penting dalam
pelayanan kebidanan.
Pemasaran adalah suatu  proses sosial dan managerial dimana
individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka
dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu
sama lain Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa
pemasaran merupakan suatu kegiatan atau proses tukar menuikar yang
dapat memberikan nilai baik bagi konsumen maupun produsen sehingga
dapat tercipta serangkaian kegiatan dari perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi serta pemantauan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan di kaji


dalam makalah ini apa saja yang menjadi ruang lingkup pelayanan praktik
kebidanan terhadap kasus kompleks.

C. Tujuan
Untuk apa saja yang menjadi ruang lingkup pelayanan praktik
kebidanan terhadap kasus kompleks.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ruang Lingkup Praktik Kebidanan


Lingkup praktek kebidanan terkait erat dengan peran,
fungsi, kompetensi da memiliki kewenangan untuk
melaksanakannya. Ruang lingkup praktik kebidanan adalah
Batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan praktikan yang
berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan
kebidanan.
Praktek kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam
memberikan pelayanan terhadap kline dengan pendekatan
manaajemen kebidanan. Manajemen kebidanan adalah pendekatan
yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan
masalaah secara sistematis. Meliputi : Asuhan mandiri / otonomi
pada anak wanita, remaja putri dan wanita dewasa sebelum dan
selama kehamilan dan selanjutnya.
Definisi secara umum : Ruang Lingkup Praktek Kebidanan
dapat diartikan sebagai luas area praktek dari suatu profesi.
Definisi secara khusus : Ruang Lingkup Praktek Kebidanan
digunakan untuk menentukan apa yang boleh/tidak boleh
dilakukan oleh seorang bidan.

B. Macam-Macam Ruang Lingkup Kebidanan


Ruang Lingkup Praktek Kebidanan meliputu : Bayi baru
lahir (BBL), bayi, balita, anak perempuan, remaja putri, wanita
pranikah, wanita selama masa hamil, bersalin dan nifas, wanita
pada masa interval dan wanita menopause.

1) Lingkup pelayanan kebidanan kepada anak meliputi :


a. Pemeriksaan bayu baru lahir
b. Perawatan tali pusat
c. Perawatan bayi
d. Resusitasi pada bayi baru lahir
e. Pemantauaan tumbuh kembang anak
f. Pemberian imunisasi
g. Pemberian penyuluhan

2) Lingkup pelayanan kebidanan pada wanita hamil meliputi :


a. Penyuluhan dan konseling
b. Pemeriksaan fisik
c. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
d. Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu
hamil dengan abortus imminens, hipertensi, gravidarum
tingkat I, preeklamsi ringan dan anemi ringan.
e. Pertolongan persalinnan normal
f. Pertolongan persalinan normal yang mencakup letak
sungsang, partus macet kepala di dasar panggul, ketuban
pecah tanpa didni tanpa infeksi, perdarahan post partum,
laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri primer,
postterm dan protererm.
g. Pelayanan ibu nifas normal
h. Pelayanan ibu nifas abnormal yang meliputi retensio
plasenta, renjatan dan infeksi ringan.
i. Pelayanan dan pengobatan pada kline ginekologis yang
meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan
haid.

Bidan dalam memberikan pelayanaan untuk :

a. Memberikan imunisasi
b. Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan
dan nifas
c. Mengeluarkan plasenta secara normal
d. Bimbingan senam hamil
e. Pengeluaran sisa jaringan konsepsi
f. Episiotomi
g. Penjahitan luka episiotomy dan luka jalan lahir sampai
tingkat II
h. Amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4cm
i. Pemberian infus
j. Pemberian suntikan intamuskuler uterotonika, antibiotika
dan sedative
k. Kompresi bimanual
l. Versi ekstasi gemilli pada kelahiran bayi ke II dan
seterusnya
m. Vacuum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul
n. Pengendalian anemia
o. Meningkatkan pemeliharaan dan pengeluaran ASI
p. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
q. Penanganan hiportemi
r. Pemberian minum dengan sonde atau pipet
s. Pemberian obat-obatan terbatas melalui lembaran
permintaan obat
t. Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian
u. Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan, alat
kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit dan
kondom
v. Tanpan penyulit
w. Memberikan-memberikan penyuluhan dan konseling
pemakaian KB
x. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim
y. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit
z. Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, KB dan
kesehatan masyarakat.
3) Lingkup pelayanan keluarga berencana
Pelayanan keluarga berencana bertujuan untuk
mewujudkan keluarga berkualitas melalui pengaturan jumlah
keluarga secara terencana. Pelayanan keluarga berencana
diarahkan kepada upaya mewujudkan keluarga kecil. Bidan
merupakan salah satu tenaga kesehatan mempunyai tugas
dalam pelayanan keluarga berencana. Bidan dalam memberikan
pelayanan keluarga berencana berwenang untuk :

a. Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan dan


alat kontrasepsi dalam rahi, bawah kulit dan kondom.
b. Memberikan penyuluhan atau konseling pemakaian
kontrasepsi
c. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim
d. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa
penyulit
e. Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan,
keluarga berencana dan kesehatan masyarakat.
4) Lingkup pelayanan kesehatan masyarakat
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan
masyarakat berwenang untuk :
a. Pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu
dan anak
b. Memantau tumbuh kembang anak
c. Melaksanakan pelayanan bidan komunitas
d. Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan
pertama, merujuk dan memberikan penyuluhann infeksi
menular seksual, penyalahgunaan NAPZA, serta penyakit
lainnya.

C. Sasaran Praktek Kebidanan

Sasaran praktik kebidanan adalah individu yang termasuk


dalam sasaran tersebut yaitu remaja dalam masa pra-nikah, ibu
hamil, ibu masa bersalin, ibu nifas, BBL dan balita, ibu dengan
kebutuhan KB dan dalam masa lansia.

D. Asuhan Kebidanan Kasus Kompleks Meternal & Neonatal

Seorang bidan memiliki tanggung jawab besar dalam


pemberian asuhan kebidanan karena bersinggungan langsung
dengan keselamatan atau keberlangsungan hidup seorang ibu dan
bayi yang dilahirkan. Pada prinsipnya, kegawatdaruratan maternal
dan neonatal akan selalu terjadi karena hal ini merupakan
gabungan dari beberapa kondisi pada ibu dan bayi.

Kegawatdaruratan maternal merupakan kondisi kesehatan


yang mengancam jiwa, yang terjadi dalam kehamilan atau selama
dan sesudah persalinan serta kelahiran. Kasus kegawatdaruratan
maternal termasuk kasus obstetri yang jika tidak segera ditangani
akan berakibat kematian pada ibu dan janinnya. Di samping itu,
terdapat kegawatdaruratan neonatal yang merupakan kondisi yang
membutuhkan evaluasi serta manajemen tepat pada bayi baru lahir
(usia s 28 hari) dengan sakit kritis. Kondisi ini dapat timbul
sewaktu-waktu dan mengancam jiwa sang bayi.

E. Lingkup Standar Praktek Kebidanan


Ruang lingkup standar kebidanan meliputi 24 standar yang
dikelompokkan sebagai berikut :
a) Standar Pelayanan Umum (2 standar)
b) Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
c) Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)
d) Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
e) Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal
(9 standar)
1. Standar Pelayanan Umum
Standar 1 : persiapan untuk kehidupan keluarga sehat
a. Tujuan

Memberikan penyuluhan kesehatan yang tepat


untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat dan terencana
serta menjadi orang tua yang bertanggung jawab.

b. Pernyataan standar
Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada
perorangan, keluarga dan masyarakat terhadap segala hal
yang berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan
kesehatan umum, gizi, KB dan kesiapan dalam menghadapi
kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari
kebiasaan yang tidaak baik dan mendukung kebiasaan yang
baik.
c. Hasil pernyataan standar
Masyarakt dan perorangan ikut serta dalam upaya
mencapai kehamilan yang sehat ibu, keluarga dan
masyarakat meningkat pengetahuannya tentang fungsi alat-
alat reproduksi dan bahay kehamilan pada usia muda.
d. Persyaratan
1. Bidan bekerjasama dengan kader kesehatan dan sector
terkait sesuai dengan kebutuhan.
2. Bidan didik dan terlatih dalam :
a. Penyuluhan kesehatan
b. Komunikasi dan keterampilan konseling dasar
c. Siklus menstruasi perkembangan kehamilan,
metode kontrasepsi, gizi, bahaya kehamilan pada
usia muda, kebersihandan kesehatan diri,
kesehatan/kematangan seksual dan tanda bahaya
pada kehamilan.
d. Tersedianya bahan untuk penyuluhan kesehatan
tentang hal-hal tersebut di atas. Penyuluhan
kesehatan ini akan efektif bila pesannya jelas dan
tidak membingungkan

Standar 2 : pencatatan dan pelaporan

a. Tujuannya :
Mengumpulkan, mempelajari daan
menggunakan data untuk pelaksanaan penyuluhan,
kesinambungan pelayanan dan penilaian kinerja.
b. Pernyataan standar:

Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang


dilakukannya dengan seksama seperti yang sesungguhnya
yaitu, pencatatan semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian
pelayanan yang telah diberikan sendiri oleh bidan kepada
seluruh ibu hamil/ bersalin, nifas dan bayi baru lahir semua
kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat.
Diasaamping itu, bidan hendaknya mengikut sertakan kader
untuk mencatat semua ibu hamil dan meninjau upaya
masyarakat yang berkaitan dengan ibu hamil, ibu dalam
proses melahirkan, ibu dalam masa nifas, dan bayi baru
lahir. Bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk
menilai kinerja dan Menyusun rencana kegiatan pribadi
untuk meningkatkan pelayanan.

c. Hasil dari pernyataan ini:


1. Terlaksananya pencatatan dan pelaporan yang baik
2. Tersedia data untuk audit dan pengembangan diri
3. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam
kehamilan, kelahiran bayi dan pelayanan kebidanan.
d. Prasyarat
1. Adanya kebijakan nasional/setempat untuk mencatat
semua kelahiran dan kematian ibu dan bayi.
2. Sistem pencatatan dan pelaporan kelahiran dan
kematian ibu dan bayi dilaksanakan sesuai ketentuan
nasional atau setempat
3. Bidan bekerja sama dengan kader/tokoh masyarakat dan
memahami masalah kesehatan setempat.
4. Registrasi Kohort ibu dan bayi, Kartu Ibu, KMS Ibu
Hamil, Buku KIA, dan PWS KIA, partograf digunakan
untuk pencatatan dan pelaporan pelayanan. Bidan
memiliki persediaan yang cukup untuk semua dokumen
yang diperlukan.
5. Bidan sudah terlatih dan terampil dalaam menggunakan
format pencatatan tersebut diatas.
6. Pemetaan ibu hamil
7. Bidan memiliki semua dokumen yang diperlukan untuk
mencatat jumlah kasus dan jadwal kerjanya setiap hari.
e. Hal yang harus diingat pada standar ini:
1. Pencatatan dan pelaporan merupakan hal yang penting
bagi bidan untuk mempelajari hasil Kerjasama.
2. Pencatatan dan pelaporan harus dilakukan pada saat
pelaksanaan menunda pencatatan akan meningkatkan
resiko tidak tercatatnya informasi penting dalam
pelaporan.
3. Pencatatan dan pelaporan harus mudag dibaca, cermat
dan memuat tanggal, waktu dan paraf.
2. Standar Pelayanan Antenatal
Standar 3 : identifikasi ibu hamil
a. Tujuannya
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi
dengan masyarakat secara berkata untuk memberikan
penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilan sejak dini dan secara teratur.
b. Hasil dari identifikasi ini:
1. Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan
2. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat
pemeriksaan kehamilan, secara dini dan teratur, serta
mengetahui tempat pemeriksaan hamil.
3. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan
diri sebelum kehamilan 16 minggu.

c. Persyaratannya antara lain:


Bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan
kader untuk menemukan ibu hamil dan memastikan bahwa
semua ibu hamil telah memeriksakan kandungan secara
dini dan teratur.
d. Prosesnya antara lain
Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan
masyarakat secara teratur untuk menjelaskan tujuan
pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil, suami, keluarga
maupun masyarakat.

Standar 4 : pemeriksaan dan pemantauan antenatal

a. Tujuannya
Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan
deteksi dini komplikasi kehamilan .
b. Pernyataan standar
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan
antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan
ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah
perkembangan berlangsung normal.
Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelsinan
khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/ infeksi
HIV ; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat, dan
penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang
diberikan oleh puskesmas.
c. Hasilnya antara lain:
1. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4
kali selama kehamilan.
2. Meningkatnya pemantfaatan jasa bidan oleh
masyarakat. Deteksi dini dan komplikasi kehamilan.
3. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui
tanda bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus
dilakukan.
4. Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu
terjadi kegawat daruratan.
d. Persyaratannya antara lain:
Bidan mampu memberikan pelayanan antenatal
berkualitas, termasuk penggunaan KMS ibu hamil dan
kartu pencatatan hasil pemeriksaan kehamilan (kartu ibu).
e. Prosesnya antara lain
Bidan ramah, sopan dan bersahabat pada setiap kenjungan

Standar pelayanan 5 : palpasi abdominal

a. Tujuannya
Memperkirakan usia kehamilan, pemantauan
pertumbuhan janin, pemantauan letak, posisi dan bagian
bawah janin.
b. Pernyataan standar:

Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan


seksama dan melakukan partisipasi untuk memperkirakan
usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah,
memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin
ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu.

c. Hasilnya
1. Perkiraan usia kehamilannya yang lebih baik
2. Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta
merujuknya sesuai dengan kebutuhan

Standar 6 : pengelolaan anemia pada kehamilan

a. Tujuan
Menemukan anemia pada kehamilan secara dini,
dan melakukan tindak lanjut yang memadai untuk
mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung.
b. Pernyataan standar
1. Ada pedoman pengolaan anemia pada kehamilan
2. Bidan mampu mengenali dan mengelola anemia pada
kehamilan memberikan penyuluhan gizi untuk
mencegah anemia. Alat untuk mengukur kadar HB
yang berfungsi baik.
3. Tersedia tablet zat besi dan asam folat obat anti
malaria ( di daerah endemis malaria ) 0bat cacing.
4. Menggunakan KMS ibu hamil/ buku KIA, kartu ibu.

c. Proses yang harus dilakukan bidan :


Memeriksa kadar HB semua ibu hamil pada kunjungan
pertama dan pada minggu ke-28. Hb dibawah 11gr%pada
kehamilan termasuk anemia, dibawah 8% adalah anemia
berat. Dan jika anemia berat terjadi, misalnya wajah pucat,
cepat Lelah, kuku pucat kebiruan, kelopak mata sangat
pucat, segera rujuk ibu hamil untuk pemeriksaan dan
perawataan selanjutnya. Sarankan ibu hamil dengan
anemia untuk tetap minum tablet zat besi sampai 4-6 bulan
setalah persalinan.

Standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

a. Tujuan
Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi
pada kehamilan dan melakukan tindakan yang diperlukan
b. Pernyataan standar :
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan
tekanan darah pada kehamilan dan mengenal tanda serta
gejala pre-eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan
yang tepat dan merujuknya.
c. Hasilnya
1. Ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat
perawataan yang menandai dan tepat waktu.
2. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat
eklampsi.
d. Persyaratannya
1. Bidan melakukan pemeriksaan kehamilan secara
teratur, pengukuran tekanan darah
2. Bidan mampu : Mengukur tekanan darah dengan benar,
mengenali tandaa-tanda preeklamsia.
3. Mendeteksi hipertensi pada kehamilan, dan melakukan
tindak lanjut sesuai dengan ketentuan.

Standar 8 : persiapan persalinan

a. Pernyataan standar :
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu
hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk
memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan
aman serta suasana yang menyenangkan akan di
rencanakan dengan baik.
b. Prasyarat :
1. Selama ibu harus melakukan 2 kali kunjungan antenatal
pada trimester terakhir kehamilan.
2. Adanya kebijaksanaan dan protocol nasional/setempat
tentang indikasi persalinan yang harus dirujuk dan
berlangsung dirumah sakit
3. Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan
pertolongan persalinan yang aman dan bersih.
4. Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan
antenatal tersedia
5. Pperlengkapan penting yang di perlekukan untuk
melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan
aman tersedia dalam keadaan DTT/steril
6. Adanya persiapan transportasi untuk merujuk ibu hamil
dengan cepat jika terjadi kegawat daruratan ibu dan
janin
7. Munggunakan KMS ibu hamil/ buku KIA kartu ibu dan
partograf
8. Sistem rujukan yang efektif untuk ibu hamil yang
mengalami komplikasi selama kehamilan

4. Standar pertolongan persalinan


Standar 9 : asuhan persalinan kala Satu
a. Tujuan
Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang
menandai dalam mendukung pertolongan persalinan
yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi
b. Pernyataan standar :
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah
mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan
yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan kline,
selama proses persalinan berlangsung.
c. Hasilnya :
1. Ibu bersalin mendapatkan pertolongan darurat yang
memadai dan tepat waktu biar diperlukan.
2. Meningkatkan cakupan persalinan dan komplikasi
lainnya yang ditolong tenaga kesehatan terlatih
3. Berkurangnya kematian/ kesakitan ibu atau bayi
akibat putus lama.

Standar 10 : persalinan kala dua yang aman


a. Tujuan
Menggunakmengurangi kejadian perdarahan
pasca persalinan, memperpendekat dengan benar untuk
membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban
secara lengkap untuk mengurangi kejadian perdarahan
pasca persalinan, memperpendek kala 3, mencegah
atoni uteri dan retensio plasenta.
b. Pernyataan standar :
Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan
benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan
selaput ketuban secara lengkap

Standar 12 : penanganan kala II dengan gawat janin melalui


episiotomy

a. Tujuan
Mempercepat persalinan dengan melakukan
episiotomi jika ada tanda-tanda gawat janin pada saat
kepla janin meregangkan perineum.
b. Pernyataan standar
Bidan mengenali secara tepat tanda tanda gawat
janin pada kala II yang lama, dan segera melakukan
episiotomy dengan aman untuk memperlancar
persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.
4. Standar Pelayanan Masa Nifas
Standar 13 : perawatan bayi baru lahir
a. Tujuan
Menilai kondisi bayi baru lahir untuk
memastikan pernafasan serta mencegah hipotermi,
hipokglikemia dan infeksi.

b. Pernyataan standar
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk
memastikan pernafasan spontan mencegah hipoksia
sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan
tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan
juga harus mencegah dan menangani hipotermia.

Standar 14 : penanganan pada dua jam pertaama setelah


persalinan.

a. Tujuan
Mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang
bersih dan aman selama kala 4 untuk memulihkan
kesehatan bayi, meningkatkan asuhan saying ibu dan
saying bayi, melalui pemberian IMD.
b. Pernyataan standar :
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap
terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah persalinan,
serta melakukan tindakan yang diperlukan.

Standar 15 : pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas

a. Tujuan
Memberikan pelayanan pada ibu dan bayi sampai
42 hari setelah persalinan dan penyuluhan ASI ekslusif.
b. Pernyataan standar :

Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas


melalui kunjungan rumah pada hari ke tiga, minggu
kedua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk
membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui
penanganan tali pusat yang benar penemuan dini atau
penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin
terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan
tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan,
makanan bergizi, perwatan bayi baru lahir, pemberian
ASI, imunisasi dan KB.

5. Standar penanganan kegawatan obstetric dan neonatal


Standar 16 : penanganan perdarahan dalam kehamilan
pada trimester III
a. Tujuan
Mengenali dan melakukan tindakan cepat
dan tepat perdarahan dalam trimester 3kehamilan.
b. Pernyataan standar :
Bidan mengenali secara tepat tanda dan
gejala perdarahan pada kehamilan, serta melakukan
pertolongan pertama dan merujuknya.

Standar 17 : penanganan kegawatana dan eclampsia

a. Tujuan
Mengenali secara dini tanda-tanda dan
gejala preeklamsia berat dan membiarkan perawatan
yang tepat dan segera dalam penanganan kegawat
daruratan bila ekslampsia terjadi.
b. Pernyataan standar
Bidan mengenali secara tepat tanda dan
gejala eclampsia mengancam, serta merujuk dan
atau memberikan pertolongan pertama.

Standar 18 : penangan kegawatan pada partus lama


a. Tujuan
Mengetahui dengan segara dan penanganan
yang tepat keadaan kegawat daruratan pada partus
lama/macet.

b. Pernyataan standar :
Bidan mengenali secara tepat tanda dan
gejala partus lama serta melakukan penangana yang
memadai dan tepat waktu atau merujuknya.

Standar 19 : persalinan dengan penggunaan vakum


ekstraktor.

a. Tujuan
Untuk mempercepat persalinan pada
keadaan tertentu dengan menggunakan vakum
ekstraktor.
b. Pernyataan standar :
Bidan mengenali kapan diperlukan ekstarksi
vakum, melakukannya secara benar dalam
memberikan pertolongan persalinan dengan
memastikan keamanannya bagi ibu dan
janin/bayinya.

Standar 20 : penanganan retensio plasenta

a. Tujuan
Mengenali dan melakukan tindakan yang
tepat ketika terjadi retensio plasenta total /persial.
b. Pernyataan standar :
Bidan mampu mengenali retensio, plasenta,
dan memberikan pertolongan pertama termasuk
plasenta manual dan penanganan perdarahan, sesuai
dengan kebutuhan.

Standar 21 : penanganan perdarahan postpartum


primer.

a. Tujuan
Mengenali dan mengambil tindakan
pertolongan kegawatdaruratan yang tepat pada ibu
yang mengalami perdarahan postpartum primer /
atoni uteri.
b. Penyataan standar :
Bidan mampu mengenali perdarahan yang
berlebihan dalam 24 jam pertama setelah persalinan
(perdarahan postpartum primer) dan segera
melakukan pertolongan pertama untuk
mengendalikan perdarahan.

Standar 22 : penanganan perdarahan postpartum


sekunder

a. Tujuan
Mengenali gejala dan tanda-tanda
perdarahan postpartum sekunder serta melakukan
penanganan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa
ibu.
b. Pernyataan stndar
Bidan mampu mengenali secara tepat dan
dini tanda serta gejala perdarahan post partum
sekunder, dan melakukan pertolongan pertama
untuk penyelamatan jiwa ibu, atau merejuknya.

Standar 23 : penanganan sepsis puerperalis

a. Tujuan
Mengenali tanda-tanda sepsis puerperalis
dan mengambil tindakan yang tepat.
b. Pernyataan standar :
Bidan mampu mengamati secara tepat tanda
dan gejala sepsis puerperalis, serta melakukan
pertolongan pertama atau merujuknya.

Standar 24 : penanganan asfiksia neonatorum

a. Tujuan
Mengenal dengan tepat bayi baru lahir
dengan asfiksia neonatorum, mengambil tindakan
yang tepat dan melakukan pertolongan
kegawatdaruratan bayi baru lahir yang mengalami
asfiksia neonatorum.
b. Pernyataan standar :
Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi
baru lahir dengan asfiksia, serta melakukan
resusitasi secepatnya, mengusahakan bantuan medis
yang di perlukan dan memberikan perawatan
lanjutan.

F. Lahan Praktek Kebidanan


Praktik pelayanan kebidanan dapat dilakukan di berbagai lokasi,
sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar sehingga bidan dpat menjalankan
praktik pada sarana kesehatan dan/ atau praktik perorangan. Bidan dapat
bertugas di rumah sakit, rumah bersalin, BPS (Bidan Praktik Swasta) yang
meliputi bagian poliklinik antenatal, neonates/anak, ginekologi, keluarga
berencana, ka,ar bersalin, kamar bedah obgin, ruang rawat pbgin dan
perinatal.

BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Lingkup praktek kebidanan didsarkan pada
pengetahuan, keterampilan, dan kewenangan bidan
dalam memberikan pelayanan kebiidanan. Ruang
lingkup Praktek Kebidanan meliputi : bayi baru
lahir (BBL), bayi, balita, anak perempuan, remaja
putri, wanita pranikah, wanita selama masa hamil,
bersalin dan nifas, wanita pada masa interval dan
wanita menopause.
Sasaran praktik kebidanan adalah individu
yang termasuk dalam sasaran tersebut yaitu remaja
dalam masa pra-nikah, ibu hamil, ibu masa bersalin,
ibu nifas, BBL dan balita, ibu dengan kebutuhan KB
dan dalam masa lansia.

Ruang lingkup standar kebidanan meliputi 24


standar yang dikelompokkan sebagai berikut :
1. Standar Pelayanan Umum (2 standar)
2. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
3. Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)
4. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
5. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-
neonatal (9 standar)

Praktik pelayanan kebidanan dapat dilakukan di


berbagai lokasi, sesuai dengan kondisi lingkungan
sekita sehingga bidan dapat menjalankan praktik
pada sarana kesehatan dan/atau praktik perorangan.
Bidan dapat bertugas di rumah sakit, rumah
bersalin, BPS (Bidan Praktek Swasta) yang meliputi
bagian poliklinik antenatal, neonates/anak,
ginekologi, keluarga berencana, kamar bersalin,
kamar bedah obgin, ruang rawat obgin dan
perinatal.

B. Saran
Marilah kita melakukan pelayanan
kebidanan dalam ruang lingkup atau sesuai dengan
kewenangan kita serta pengetahuan dan
keterampilan, demi memberikan pelayanan yang
baik . karena profesi bidan adalah profesi yang
sangat mulia dan membutuhkan tanggung jawab
yang sangat besar.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/
510673259/kel-1-mklh-kasus-kompleks-1
http://
intanchiechielita.blogspot.com/2014/12/
makalah-ruang-lingkup-praktek-
kebidanan.html
https://elibs.poltekkes-tjk.ac.id/
index.php?p=show_detail&id=107839

Anda mungkin juga menyukai