Anda di halaman 1dari 17

PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN

KEBIDANAN DI LAHAN PRAKTIK

Disusun oleh :

EVI WULANDARI
NPM.195401426354

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D.IV)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Makalah

Tentang “PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN DI

LAHAN PRAKTIK” Dan tidak lupa pula saya panjatkan salawat dan salam

kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam

yang gelap gulita ke alam yang berilmu pengetahuan.

Makalah Tentang “PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN

KEBIDANAN DI LAHAN PRAKTIK” merupakan salah satu tugas untuk

memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Studi D-IV

Kebidanan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional.

Dalam penyelesaian Makalah Tentang “PELAKSANAAN STANDAR

PELAYANAN KEBIDANAN DI LAHAN PRAKTIK”, penulis mengucapkan

terima kasih yang setulus-tulusnya tiada yang lebih berharga persembahkan selain

untaian do’a dan ucapan terimakasih kepada kedua orang tua saya Bapak La Esi

dan Ibu Hasmi yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh

kasih sayang, untaian do’a dan pengorbanan tiada henti, juga kepada tante yang

kusayangi Ida Ensir serta adik-adikku Ein Sonewulan dan Keysa Uthi Tabita

yang telah mencurahkan kasih dan sayangnya dalam memberikan motivasi serta

doanya demi kesuksesan studi yang penulis jalani selama menuntut ilmu sampai

selesainya penyusunan Makalah Tentang Makalah Tentang “PELAKSANAAN

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN DI LAHAN PRAKTIK”, ini serta

2
seluruh keluargaku yang telah memberikan dukungan baik dalam bentuk materi

maupun moril kepada penulis, semoga kesuksesan selalu ada untuk kita semua.

Dalam pembuatan Makalah Tentang “PELAKSANAAN STANDAR

PELAYANAN KEBIDANAN DI LAHAN PRAKTIK”, ini tidak sedikit

hambatan yang dihadapi oleh penulis. Penulis banyak mendapatkan bantuan,

petunjuk, bimbingan, serta berbagai saran dari berbagai pihak sehingga masalah

yang penulis alami selama proses Makalah Tentang “PELAKSANAAN

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN DI LAHAN PRAKTIK”, ini dapat

teratasi. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih sedalam-dalamnya kepada

Dosen yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan saran,

bimbingan serta sumbangan pikiran bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa Makalah Tentang “PELAKSANAAN

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN DI LAHAN PRAKTIK”, ini masih

banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati,

dalam kesempatan ini penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat

membangun dan mudah – mudahan dapat berguna bagi penulis dan para pembaca

khususnya. Amin YaRabbal ’Alamin.

Muna Barat, April 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………… 2
DAFTAR ISI……………….................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………… 5
B. Rumusan Masalah…………….................................................... 6
C. Tujuan........................................................................................... 6
D. Manfaat………………………………………………………….. 6

BAB II PEMBAHASAN
A. Ruang lingkup standar pelayanan kebidanan…………………… 7
B. Standar pelayanan kebidanan di lahan praktik…………………. 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan……………............................................................... 16
B. Saran…………............................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan
bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifiasi dan diberi ijin untuk
menjalankan praktik kebidanan di negeri itu. Kebidanan merupakan bentuk dari
sintesa berbagai disiplin ilmu (ilmu kedokteran, keperawatan, sosial, perilaku,
budaya, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu manajemen).Bila kita melihat keadaan
sekitar, tak jarang kita melihat keadaan seorang wanita yang sedang hamil. Tidak
semua orang bisa diberikan pelayanan oleh seorang bidan. Karena setiap pemberi
pelayanan kesehatan seperti bidan mempunya batas dalam melakukan tindakan.
Pembahasan berikut ini adalah termasuk kedalam ruang lingkup praktik bidan.

Standarisasi merupakan sarana penunjang yang sangat penting artinya


sebagai salah satu alat yang efektif dan efisien guna menggerakkan kegiatan
organisasi, dalam meningkatkan produktifitas dan menjamin mutu produk dan /
atau jasa, sehingga dapat mingkatkan daya saing, melindungi konsumen, tenaga
kerja, dan masyarakat baik keselamatan maupun kesehatannya. (Djoko Wijono,
1999 : 623).

Standar pelayanan kebidanan dapat pula digunakan untuk menentukan


kompetensi yang diperlukan bidan dalalm menjalani praktek sehari-hari. Standar
ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai pelayanan, menyusun
rencana pelatihan dan pengembangan kurikulum pendidikan. Selain itu, standar
pelayanan dapat membantu dalam penentuan kebutuhan operasional untuk
penerapannya , misalnya kebutuhan akan pengorganisasian , mekanisme,
peralatan dan obat yang diperlukan. Ketika audit terhadap pelaksana kebidanan
dilakukan, maka berbagai kekurangan yang berkaitan dengan hal-hal tersebut
akan ditemukan sehingga perbaikannya dapat dilakukan secara lebih spesifik.
Salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan perorangan di puskesmas
adalah kepuasan pasien. (Djoko Wijono, 1999 : 623).

5
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja ruang lingkup standar pelayanan kebidanan ?
2. Apa saja standar pelayanan kebidanan di lahan Praktik ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang ruang lingkup standar pelayanan kebidanan
2. Untuk mengetahui tentang standar pelayanan kebidanan di lahan Praktik

D.    Manfaat penulisan


1. mampu mengetahui tentang ruang lingkup standar pelayanan kebidanan
2. mampu mengetahui tentang standar pelayanan kebidanan di lahan Praktik

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ruang lingkup standar pelayanan kebidanan


Lingkup praktek kebidanan terkait erat dengan peran, fungsi, kompetensi
dan memiliki kewenangan untuk melaksanakannya.Ruang Lingkup Praktik
Kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan praktikan
yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan
kebidanan. Praktek Kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam
memberikan pelayanan terhadap terhadap klien dengan pendekatan manajemen
kebidanan. Manajemen Kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis. Meliputi :
Asuhan mandiri / otonomi pada anak wanita, remaja putri dan wanita dewasa
sebelum dan selama kehamilan dan selanjutnya. Definisi secara umum : Ruang
Lingkup Praktek Kebidanan dapat diartikan sebagai luas area praktek dari suatu
profesi. Definisi secara khusus : Ruang Lingkup Praktek Kebidanan digunakan
untuk menentukan apa yang boleh/tidak boleh dilakukan oleh seorang bidan.
Ruang lingkup Praktek Kebidanan meliputi : Bayi baru lahir (BBL), bayi,
balita, anak perempuan, remaja putri, wanita pranikah, wanita selama masa hamil,
bersalin dan nifas, wanita pada masa interval dan wanita menopause.

a. Lingkup pelayanan kebidanan kepada anak meliputi:


1. Pemeriksaan bayi baru lahir
2. Perawatan tali pusat
3. Perawatan bayi
4. Resusitasi pada bayi baru lahir
5. Pemantauaan tumbuh kembang anak
6. Pemberian imunisasi
7. Pemberian penyuluhan
(KEPMENKES RI NO 900 pasal 18)

7
b. Lingkup pelayanan kebidanan pada wanita hamil meliputi:
1. Penyuluahan dan konseling
2. Pemeriksaan fisik
3. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
4. Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan
abortus imminens, hipertensi, gravidarum tingkat I, preeklampsi ringan
dan anemi ringan.
5. Pertolongan persalinan normal
6. Pertolongan persalinan normal yang mencakup letak sungsang, partus
macet kepala di dasar panggul,ketuban pecah didni tanpa
infeksi,perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena inersia
uteri primer,postterm dan preterm.
7. Pelayanan ibu nifas normal
8. Pelayanan ibu nifas abnormal yang meliputi retensio plasenta, renjatan dan
infeksi ringan
9. Pelayanan dan pengobatan pada klien ginekologis yang meliputi
keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid
(KEPMENKES RI NO 900 pasal 16)

Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana  dimaksud dalam pasal


16 berwenang untuk:
a. Memberikan imunisasi
b. Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas
c. Mengeluarkan plasenta secara normal
d. Bimbingan senam hamil
e. Pengeluaran sisa jaringan konsepsi
f. Episiotomi
g. Penjahitan luka episiotomi dan luka jalan lahir sampai tingkat II
h. Amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4cm
i. Pemberian infuse
j. Pemberian suntikan intamuskuler uterotonika, antibiotika dan sedative

8
k. Kompresi bimanual
l. Versi ekstasi gemelli pada kelahiran bayi ke II dan seterusnya
m. Vacum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul
n. Pengendalian anemi
o. Meningkatkan pemeliharaan dan pengeluaran ASI
p. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
q. Penanganan hipotermi
r. Pemberian minum dengan sonde atau pipet
s. Pemberian obat-obatan terbatas melalui lembaran permintaan obat
t. Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian
u. Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan , alat kontrasepsi
dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit dan kondom
v. Tanpa penyulit
w. Memberikan Memberikan penyuluhan dan konseling pemakaian KB
x. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim
y. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit
z. Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, KB dan kesehatan
masyrakat

Ruang lingkup berubah bila: dalam keadaan darurat bidan berwenang


melakukan pelayanan kebidanan selain dalam wewenangn yang bertujuan untuk
penyelamatan jiwa ( KEPMENKES RI N0 900 pasal 21)

c. Lingkup pelayanan keluarga berencana


Pelayanan keluarga berencana bertujuan untuk mewujdkan keluarga
berkualitas melalui pengaturan jumlah keluarga secara terencana. Pelayanan
keluarga berencana diarahkan kepada upaya mewujudkan keluarga kecil. Bidan
merupakan salah satu tenaga kesehatan mempunyai tugas dalam pelayanan
keluarga berncana. Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga berncana
berwenang utnuk:

9
1. Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral , suntuikan dan alat kontrasepsi
dalam rahi, bawah kulit dan kondom
2. Memberikan penyuluhan atau konseling pemakaian kontrasepsi.
3. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim
4. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa penyulit
5. Memberikan konseling umtuk pelayanan kebidanan , keluarga berencana
dan kesehatan masyarakat 

d. Lingkup pelayanan kesehatan masyarakat


Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat berwenang
untuk:
1. Pembianaan peran serta masyarakata di bidang kesehatan ibu dan anak
2. Memantau tumbuh kembang anak
3. Melaksanakan pelayanan bidan komunitas
4. Melaksanakan deteksi dini , melaksanakan pertolongsn pertam, merujuk
dan memberikan penyuluhan infeksi menular seksual, penyalahgunaan
NAPZA , serta penyakit lainnya.

Ruang lingkup standar kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokkan


sebagai berikut:
1. Standar Pelayanan Umum (2 standar)
2. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
3. Standar Pertolongna Persalinan (4 standar)
4. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
5. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 standar)

B. Standar pelayanan kebidanan di lahan praktik


1. Standar pelayanan umum
Terdapat dua standar pelayanan

 Standar 1 : Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat Persyaratan standar :


Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga dan

10
masyarakat terhadap segala halyang berkaitan dengan kehamilan, termasuk
penyuluhan umum, gizi, KB, kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan
menjadi calon orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak baik dan
mendukung kebiasaan baik
 Standar 2 : Pencatatan dan Pelaporan Persyaratan standar : Bidan melakukan
pencatatan semua kegiatan yang dilakukan, yaitu registrasi. Semua ibu hamil
diwilayah kerja, rincian yan yg diberikan kpd setiap ibu hamil/bersalin/nifas
dan BBL, semua kunjungan rumah dan penyuluhan kpd masy. Disamping itu
bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan
meninjau upaya masy yg berkaitan dg ibu dan BBL. Bidan meninjau scr
teratur cat tsb untukmenilai kinerja dan penyusunan rencana kegiatan untuk
meningkatkan pelayanannya

2. Standar pelayanan antenatal


Terdapat enam standar pelayanan

 Standar 3 : Identifikasi Ibu hamil Persyaratan standar : Bidan melakukan


kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala
untukmemberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota
masyarakat agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilan sejak dini
secara teratur

 Standar 4 : pemeriksaan dan pemantauan antenatal Persyaratan standar : Bidan


memberikan sedikitnya 4 x pelyanan antenatal. Pemeriksaan meliputi
anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai
apakah perkembangan berlangung normal.
 Bidan juga hrs mengenal resti/kelainan, khususnya anemia, kurang
gizi,hipertensi, PMS/infeksi HIV;memberikan pelayanan imunisasi, nasehat
dan penyuluhan kes serta tugas terkaitlainnya yg diberikan oleh puskesman.
Bidan harus mencatat data yang tepat pada setiapkunjungan Bila ditemukan
kelainan, bidan harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan
merujukuntuk tindakan selanjutnya

11
 Standar 5 : Palpasi Abdomen Persyaratan standar : Bidan melakukan
pemeriksaan abdominal secara seksamamelakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan, dan bilaumur kehamilan
bertambahmemeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepalajanin
ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelaianan serta melakukan rujukan
tepat waktu
 Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan Persyaratan standar : Bidan
melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penganan dan atau rujukan
semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
 Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan Persyaratan standar :
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan
dan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil
tindakan yang tepat dan merujuknnya
 Standar 8 : Persiapan Persalinan Pernyataan standar : Bidan memberikan saran
yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga,
untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta
suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di samping
persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan
gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.

3. Standar pelayanan kebidanan


Terdapat empat standar dalam standar pertolongan persalinan

 Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I. Pernyataan standar : Bidan menilai


secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan asuhan dan
pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama
proses persalinan berlangsung.
 Standar 10 : Persalinan Kala II Yang Aman. Pernyataan standar : Bidan
melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap sopan dan
penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.

12
 Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga. Pernyataan standar :
Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.
 Standar 12 : Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi.
Pernyataan standar : Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin
pada kala II yang lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk
memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.

4. Standar pelayanan nifas


Terdapat tiga standar dalam standar pelayanan nifas

 Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir. Pernyataan standar : Bidan


memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan
spontanmencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan
tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah
atau menangani hipotermia.
 Standar 14 : Penanganan Pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan.
Pernyataan standar : Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap
terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan
tindakan yang diperlukan. Di samping itu, bidan memberikan penjelasan
tentangan hal-hal mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu
untuk memulai pemberian ASI.
 Standar 15 : Pelayanan Bagi Ibu Dan Bayi Pada Masa Nifas. Pernyataan
standar : Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan
rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan,
untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat
yang benar; penemuanan dini penanganan atau rujukan komplikasi yang
mungkin terjadi pada masa nifas; serta memberikan penjelasan tentang
kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan
bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.

13
5. Standar penanganan kegawatan obstetri dan neonatal
Di samping standar untuk pelayanan kebidanan dasar ( antenatal,
persalinan dan nifas), di sini ditambahkan beberapa standar penanganan
kegawatan obstetri-neonatal. Seperti telah dibahas sebelumnya, bidan diharapkan
mampu melakukan penanganan keadaan gawat darurat obstetric-neonatal tertentu
untuk penyelamatan jiwa ibu dan bayi. Di bawah ini dipilih sepuluh keadaan
gawat darurat obstetri-neonatal yang paling sering terjadi dan sering menjadi
penyebab utama kematian ibu/bayi baru lahir.

 Standar 16 : Penanganan Perdarahan Dalam Kehamilan, Pada Tri-mester III


Pernyataan standar : Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan
pada kehamilan, serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.
 Standar 17 : Penanganan Kegawatan Pada Eklamsia. Pernyataan standar :
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklamsia mengancam. Serta
merujuk dan atau memberikan pertolongan pertama.
 Standar 18 : Penanganan Kegawatan Pada Partus Lama/Macet Pernyataan
standar : Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama/macet
serta melakukan penanganan yang memadai dan tepat waktu atau merujuknya.
 Standar 19 : persalinan dg penggunaaan Vakum Ekstraktor Pernyataan standar
: Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi vakum,melakukannya secara
benar dalammemberikan pertolongan persalinan dengan memastikan
keamnannya bagi ibu dan janin
 Standar 20 : Penanganan Retensio Plasenta Pernyataan standar : Bidan mampu
mengenali retensio placenta dan memberikan pertolongan pertama termasuk
plasenta manual dan penangan perdarahan sesuai dengan kebutuhan
 Standar 21 : Penangan Perdarahan Postpartum Primer Pernyataan standar :
Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebuhan dalam 24 pertama
setelah persalinan (perdarahan postpartum primer) dan segera melakukan
pertolongan pertama untuk mengendalikan perdarahan
 Standar 22 : Penanganan Perdarahan Postpartum Sekunder Pern yataan
standar: Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala

14
perdarahan postpartum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk
penyelamatan jiwa ibu dan atau merujuknya
 Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis Pernyataan standar: Bidan mampu
mengenali secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis, serta melakukan
pertolongan pertama atau merujuknya
 Standar 24 : Penanganan Asfesia Neonatorum Pernyaan standar : Bidan
mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfeksia, serta
melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan bantuan medis yang
diperlukan dan memberikan perawatan lanjutan.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Lingkup praktek kebidanan di dasarkan pada pengetahuan, keterampilan,


dan kewenangan bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan. Ruang lingkup
Praktek Kebidanan meliputi : Bayi baru lahir (BBL), bayi, balita, anak
perempuan, remaja putri, wanita pranikah, wanita selama masa hamil, bersalin
dan nifas, wanita pada masa interval dan wanita menopause. Sasaran praktik
kebidanan adalah individu yg termasuk dlm sasaran tsb yaitu remaja dlm masa
pra-nikah, ibu hamil, ibu masa bersalin, ibu nifas, BBL dan balita, ibu dgn
kebutuhan KB dan dalam masa lansia

Ruang lingkup standar kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokkan


sebagai berikut:
1. Standar Pelayanan Umum (2 standar)
2. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
3. Standar Pertolongna Persalinan (4 standar)
4. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
5. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 standar)
Praktik pelayanan kebidanan dapat dilakukan di berbagai lokasi, sesuai
denan kondisi lingkungan sekitar sehingga bidan dapat menjalankan praktik pada
sarana kesehatan dan/atau praktik perorangan. Bidan dapat bertugas di rumah
sakit, rumah bersalin, BPS (Bidan Praktek Swasta) yang meliputi bagian
poliklinik antenatal, neonatus/anak, ginekologi, keluarga berencana, kamar
bersalin, kamar bedah obgin, ruang rawat obgin dan perinatal.

B. Saran
Marilah kita melakukan pelayanan kebidanan dalam ruang lingkup atau
sesuai dengan kewenangan kita serta pengetahuan dan keterampilan, demi
memberikan pelayanan yang baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Soepardan, Suryani. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

Hidayat, Asri. 2009. Catatan Kuliah Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Mitra


Cendikia Press.

http://6tyawibowo.blogspot.com/2010/07/lingkup-praktek-kebidanan.html

file:///C:/Users/U53R/Downloads/RUANG%20LINGKUP%20PRAKTEK
%20KEBIDANAN%20%E2%80%93%20AsKep%20&%20Laporan
%20Pedahuluan.htm

file:///C:/Users/U53R/Downloads/Desimonica%20%20MAKALAH
%20STANDAR%20PELAYANAN%20KEBIDANAN.htm

17

Anda mungkin juga menyukai