TAHSIN
Dengan ini menyatakan bahwa modul pembelajaran tersebut di atas telah disahkan untuk
dapat digunakan dalam proses Perkuliahan Pengantar Praktik Kebidanan Tahun Akademik
2019/2020
Disahkan oleh,
Dekan Fakultas Farmasi Dan Ilmu Kesehatan Koordinator Mata Kuliah
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan untuk mampu memberikan pelayanan kesehatan ibu
dan anak di komunitas berdasarkan standar kompetensi bidan.
2. Menyelenggarakan pendidikan yang professional untuk menghasilkan praktisi bidan
yang kompeten dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak.
3. Menyelenggarakan pendidikan yang professional untuk menghasilkan praktisi bidan
yang mampu berwirausaha dalam lingkup profesi kebidanan.
4. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berfokus
pada kesehatan ibu dan anak di komunitas.
5. Menjalin kerja sama institusional dalam bidang tri darma perguruan tinggi untuk
meningkatkan daya saing dosen dan mahasiswa di tingkat lokal dan nasional.
6. Memberikanan pembekalan untuk lulusan agar mampu berwirausaha dalam lingkup
profesi kebidanan
7. Membentuk insan akademik yang melaksanakan nilai-nilai islami.
Tujuan Pendidikan
1. Menghasilkan lulusan yang mampu memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak
di komunitas berdasarkan standar kompetensi bidan.
2. Terselenggaranya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dapat
meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak di komunitas.
3. Terjalin kerjasama institusional dalam bidang tri darma perguruan tinggi untuk
meningkatkan daya saing dosen dan mahasiswa di tingkat lokal dan nasional.
4. Menghasilkan lulusan bidan yang mampu berwirausaha dalam lingkup profesi
kebidanan
5. Terbentuknya insan akademik yang melaksanakan nilai-nilai islami.
Halaman Judul.............................................................................................................................1
Halaman Pengesahan..................................................................................................................2
Visi Dan Misi .............................................................................................................................3
Daftar Isi.....................................................................................................................................4
Makharij Al-Hurf........................................................................................................................5
Tafkhim Aw Tarqiq....................................................................................................................8
Tasydid .....................................................................................................................................12
Qalqalah ...................................................................................................................................15
Mad ..........................................................................................................................................18
Ghunnah Nun dan Mim Bertasydid..........................................................................................24
Ghunnah Nun Sukun dan Tanwin.............................................................................................26
Ghunnah Mim Sukun................................................................................................................29
Gharib Al- Qur’an.....................................................................................................................31
Fawatih As-Suwar.....................................................................................................................41
Waqaf Wal Ibtida’.....................................................................................................................53
Daftar Pustaka............................................................................................................................62
LEARNING OUTCOME
DASAR TEORI
MAKHARIJ AL HURF
4 ش َف َت ْي ِن
َّ ال Asy syafatain Kelompok dua 2 makhraj
a. Bunyi huruf قkeluar dari pangkal lidah dekat dengan kerongkongan yang
dihimpitkan ke langit-langit mulut bagian belakang.
b. Bunyi huruf كseperti huruf ق, namun pangkal lidah diturunkan.
c. Bunyi huruf ج, ش, ي, keluar dari tengah-tengah lidah bertemu dengan
menepati langit-langit bagian atas
d. Bunyi huruf ضkeluar dari dua sisi lidah atau salah satunya bertemu dengan
gigi geraham.
e. Bunyi huruf لkeluar dengan menggerakkan semua lidah dan bertemu dengan
ujung langit-langit
f. Bunyi huruf نkeluar dari ujung lidah di bawah makhraj huruf
a. ف, keluar dari bibir bagian dalam bertemu dengan ujung gigi atas
b. م, ب, وhuruf Mim dan Ba’ dengan menempelkan dua bibir, sedangkan Wau
dengan memonyongkan bibir
LEARNING OUTCOME
DASAR TEORI
TAFKHIM AW TARQIQ
A. TAFKHIM
1. Pengertian Tafkhim
Tafkhim ( ) التفخيمialah sifat ketebalan pada suatu huruf di mana ketika ia
diucapkan, posisi mulut di penuhi oleh gema suaranya (seakan-akan di penuhi oleh
makanan )
2. Huruf – Huruf Yang Di Baca Tafkhim
a. Huruf isti’la
Terkumpul dalam غط قظHHHHH خص ضyakni ظ-ق-ط-غ-ض-ص- خyang tingkat
ketebalanya sebagai berikut :
a) Jika Huruf isti’la berharakat fathah dan sesudah berupa Alif, misalnya:
( طاب – صابراketerangan. jenis ketebalanya ini paling tebal )
b) Jika Huruf isti’la dan sesudahnya bukan Alif, misalnya ضرب – طبعatau
jika huruf isti’la mati dan harakat sebelum nya Fathah, misalnya – مطلع
مغرب (keterangan. jenis ini tebalnya di bawah poin a )
c) Jika huruf isti’la berharakat Dammah, misalnya ضرب – طوبى atau jika
huruf isti’la mati dan huruf sebelumnya berharakat Dammah, misalnya
ويطعمون – مقمحون ( keterangan. Jenis ini dibaca tebalnya di bawah poin
b)
LEARNING OUTCOME
DASAR TEORI
TASYDID
A. PENGERTIAN TASYDID
Tasydid yaitu suatu tanda baca [harakat] yang berbentuk seperti kepala dari huruf
hijaiyah sin [ ]سatau dalah huruf dalam bahasa Indonesia mirip dengan huruf w. Tasydid
yaitu sebuah simbol penekanan dalam suatu konsonan dobel /ganda, atau bisa disebut
sebagai suatu tanda baca yang terjadi sebab adanya pertemuan [pengulangan] dari suatu
huruf hijaiyah yang sama.
Panjang bacaan dari huruf hijaiyah yang bertasydid umumnya yaitu 2 harokat atau 1
alif. Akan tetapi bisa saja dibaca dengan cara lebih panjang lagi, seperti halnya Tasydid
yang terdapat dalam Hukum Ghunnah Musyaddadah. Dan ini akan menjadi lebih tebal
[panjang] lagi pantulannya pada saat masuk ke materi Hukum Qolqolah Kubro [ qolqolah
yang waqof /berhenti disebabkan karena ada tanda waqof.
Di dalam ayat di Al-Quran Al Karim, Tasydid Hukum bisa saja terjadi di dalam
suatu kata [kalimat] dan juga bisa saja terjadi dalam suatu kata [kalimat] yang
terpisah. Tasydid Hukum sering sekali dianggap sebagai suatu simbol [tanda] yang
tak harus ada pada Al-Quran Al Karim. Dalam beberapa mushaf Al Qur’an bahkan
tak menuliskan symbol [tanda] Tasydid Hukum tersebut. Akan tetapi untuk Al-
Quran Al Karim standar Indonesia pada umumnya tanda tersebut telah ditulis.
2. Tasydid Ashli
Tasydid Ashli yaitu tasydid yang ada karena telah sesuai dengan asalnya, atau
bisa dikatakan bukanlah disebabkan oleh Hukum Peleburan / Pertemuan dari Huruf
[Kata]. Tasydid Ashli ini berada dalam satu kata [kalimat].
Tasydid Ashli ini harus ada di dalam mushaf Al-Quran Al Karim, ini
sangatlah berbeda dengan hukum dari Tasydid Hukum, sebabnya adalah bila
Tasydid Ashli tak ditulis dalam Al Qur’an tersebut, maka bisa menjadikan
kekeliruan yang sangat-sangat fatal.
Tasydid Ashli bisa diartikan sebagai DUA HURUF HIJAIYAH yang sama
mahraj dan sifatnya dan ini teradapat di dalam satu kata [kalimat], dan ini
DIBUAT/DITULIS SEBAGAI SATU HURUF YANG BERTASYDID; asal
usulnya yaitu satu huruf yang berharokat sukun, dan satunya lagi adalah huruf
hijaiyah yang mempunyai baris [harakat] (bisa berupa harokat Fathah, harokat
Fathatain, harokat Kasrah, harokat Kasratain, harokat Dhammah dan harokat
Dhammatain).
LEARNING OUTCOME
DASAR TEORI
QALQALAH
A. PENGERTIAN QALQALAH
Secara lughawi (arti bahasa) qalqalah berarti goyangan atau gerakan.Sedang secara
istilahi (terminologis) qalqalah adalah pantulan suara tiba-tibasehingga terdengar suara
memantul atau membalik.
Huruf-huruf qalqalah ini ada lima, yaitu qaf ( )ق, tha’ ( )ط, ba’ ( )بjim ( )جdan dal () د
yang biasa dikumpulkan dalam lafazh ٍدHHHقَ ْط ُب َج. Cara membaca qalqalah ini harus
terdengar suara pantulan pada setiap huruf dari lima hurufnya, terutama ketika
diwaqafkan (Marzuki, 2012).
Dalam Qalqalah Shugra terdapat qalqalah shugra shaghir (kecil), yaitu bila
huruf qalqalah dalam keadaan bersukun dalam kalimat dan bacaannya di washolkan.
Contoh huruf ba’ qoblu.
2. Qalqalah Kubra
Kubra artinya besar. Qalqalah kubro menurut istilah ialah :
LEARNING OUTCOME
DASAR TEORI
MAD
A. PENGERTIAN MAD
Menurut bahasa Mad artinya panjang, sedangkan menurut istilah Mad yaitu
memanjangkan bunyi suatu huruf dengan huruf mad. Adapun Huruf mad ada 3 yaitu: , ي
و,ا.
2. Mad Far’i
Mad far’i secara bahasa adalah cabang. Sedangkan menurut istilah mad far’i
adalah mad yang merupakan hukum tambahan dari mad ashli (sebagai hukum
asalnya), yang disebabkan oleh hamzah atau sukun.Mad far’i itu terbaagi menjadi
beberapa macam, di antaranya yaitu:
a. Mad Wajib Muttashil
Mad wajib muttashil adalah mad ashli / mad thabi’i yang bertemu dengan
hamzah dalam satu kata. Cara membaca mad wajib muttashil adalah wajib
dipanjangkan 5 harakat atau 2 setengah alif.
Contoh:
g. Maad Badal
Mad badal adalah berkumpulnya mad dengan hamzah dalam satu kata, tetapi
posisi hamzah lebih dahulu dari huruf mad. Cara membacanya adalah 2 harakat
atau 1 alif. Contoh:
i. Mad Iwadl
Mad iwadl adalah berhentinya bacaan pada tanwin di akhir kalimat. Mad iwadl
yang dimaksudkan di sini adalah bacaaan panjang pada akhir kata/kalimat
sebagai pengganti dari suara tanwin fathah yang tidak berbunyi lagi karena
bacaan di-waqaf-kan. Cara membacanya adalah 2 harakat atau 1 alif. Contoh:
j. Mad Lin
Secara bahasa mad artinya panjang dan lin artinya lunak. Sedangkan menurut
istilah mad lin adalah apabila wawu dan ya’ berharakat sukun dan huruf
sebelumnya berharakat fathah dan setelahnya ada huruf hidup. Kemudia bacaan
diwaqafkan. Jadi huruf lin itu hanya dua yakni wawu dan ya’.
Cara membacanya adalah seperti mad ‘aridl lis sukun, yaitu 2 – 6 harakat atau
1 – 3 alif. Contoh:
l. Mad Tamkin
Secara bahasa tamkin adalah tetap (penetapan). Sedangkan menurut istilah mad
tamkin adalah bertemunya dua huruf ya’ (dalam satu kata), ya’ yang pertama
berharakat kasrah dan bertasydid, sedangkan ya’ yang kedua berharakat sukun
atau mati. Cara membacanya adalah 2 – 6 harakat atau 1 – 3 alif.
Contoh
LEARNING OUTCOME
DASAR TEORI
A. PENGERTIAN GHUNAH
Ghunnah ialah apabila terdapat huruf Nun di-Tasydid ( ّن ) atau Mim di-Tasydid (
) ّم adalah disebut ghunnah ( ُ) ا ْل ُغنَّةoleh karenanya ia harus dibaca dengan ghunnah
(dengung) yang sempurna dengan tempo 2 harakat – serta ada sentuhan janur
hidung/induk hidung (Al-Khaisyum).
Setiap mim dan nun yang bertasydid wajib di ghunnahkan sepanjang dua harakat.
Adapun mengenai ukuran lama ghunnahnya sebagai ulama qira’at menetapkannya
dengan cara menutup jari atau membukanya dengan gerakan yang tidak terlalu cepat dan
tidak terlalu lambat. Imam Al-Jamzuri mengatakan:
س ِّم ُكاًّل َح ْرفَ ُغنَّ ٍة بَدا ُ َو ُغنَّ ِم ْي ًما ثُ َّم نُ ْونًا
َ ش ِّددَا * َو
“Dan ghunnahkanlah setiap mim dan nun yang bertasydid. Dan sebutlah masing-masing
sebagai huruf ghunnah”.
LEARNING OUTCOME
DASAR TEORI
2. Iqlab
3. Idhgam Bighunnah
Yang dimaksud dengan idghom bighunnah adalah apabila ada nun sukun atau
tanwiin bertemu dengan salah satu huruf 4, yaitu : و م ن ي
Adapun cara membacanya adalah dengan meleburkan/ memasukkan bunyi huruf
yang pertama kepada huruf sesudahnya, sehingga bunyi huruf yang pertama tidak
terdengar lagi dan harus dibaca dengan dengung sepanjang 2 harakat.
Contoh :
5. Ikhfa’ Haqiqi
Yang dimaksud dengan ikhfa' haqiqi adalah apabila ada nun sukun atau tanwin
bertemu salah satu huruf lima belas, selain huruf-huruf yang telah disebutkan di atas
yaitu: ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك
Cara membacanya adalah dengan dengan samar-samar disertai dengan dengung yang
sempurna selama 2 harakat.
َ َولَدًا – ش ِد ْي ٌد ص
صالِ ًحا ٌ َع َذ – سانَ ش
َ اب َ اِنَّ ااْل ِ ْن – س
عَنْ ظُ ُه ْو ِر ِه ْم – ق ظ
ُ َو َما يَ ْن ِط – ض ْو ٍد ط
ُ َم ْن – ض
LEARNING OUTCOME
DASAR TEORI
Hanya saja yang membedakan keduanya adalah terletak pada bibir. Kalaunun mati
atau tanwin tidak melaui dua bibir, sementara mim mati melalui dua bibir, mim yang
sakin tidak dapat jatuh sebelum huruf mad karena akan terjadi pertemuan dua huruf yang
sakin dan hal ini mustahil terjadi dalam bahasa arab,karena tidak dapat di baca dan
di ucapkan.
Contoh :
Mim Sukun Huruf
ترميهم بحجارة ب
تظاهرون عليهم باإلثم ب
2. Idhgam Mimi
Yaitu apabila mim sukun ()م bertemu dengan mim م
Contoh :
Mim Sukun Huruf
لهم ما يشآءون م
لكم ما في األرض م
3. Idzhar Syafawi
Izh-har artinya jelas atau terang. Syafawi artinya bibir. Terjadinya izh-har syaf
awi adalah jika mim mati bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah selain huruf mim
dan ba’.
Contoh :
Mim Sukun Huruf Mim Sukun Huruf
ان فيكم ضعفا ض لكم آياته ء
عليهم طيرا ط لم تنذرهم ت
فوقهم ظلل ظ في داركم ثالثة ث
ولهم عذاب ع جزائكم جزاء ج
عليهم غضب غ عليهم حجارة ح
ويمدهم في ف هم خير البرية خ
ان لهم قدم ق لكم دينكم د
فجعلهم كعصف ك ليكم ذكرا ذ
فإنـهم لـمحضرون ل فيهم رشدا ر
وهم نائمون ن بينهم زبرا ز
من ربكم وبقية و نومكم سباتا س
LEARNING OUTCOME
DASAR TEORI
GHARIB AL-QUR’AN
3. Isymam
Isymam yaitu isyarah dlommah di tengah-tengah dengung. Isymam di dalam
Al-Qur'an hanya ada 1, yaitu di surat Yusuf ayat 11, Juz 12
ِ َ َعلَى يُوسُفَ َوِإنَّا لَهُ لَن ال تَْأ َمنَّا َقَالُوا يَا َأبَانَا َما لَك
)11( َاص ُحون
yaitu pada waktu membaca lafadz tersebut, gerakan lidah seperti halnya
mengucapkan lafadz “ ”اَل تَْأ َمنُنَاsehingga hampir tidak ada perubahan bunyi antara
mengucapkan lafadz “ ”اَل تَْأ َمنَّاdengan mengucapkan “”اَل تَْأ َمنُنَا. Dengan kata lain, asal
dari lafadz “تَْأ َمنَّا ”اَلadalah lafadz “تَْأ َمنُنَا ”اَل. Kalau diteliti lebih dalam,
ternyata rasm utsmani hanya menulis satu nun yang bertasydid. Ada pertanyaan
muncul, dimana letak dammahnya? Sehingga untuk mempertemukan kedua lafadz
tersebut dipilihlah jalan tengah yaitu bunyi bacaan mengikuti rasm, sedangkan
gerakan bibir mengikuti lafadz asal.
4. Badal ( Mengganti)
Badal menurut bahasa artinya mengganti, mengubah, sedangkan
maksud badal disini adalah mengganti huruf hijaiyah satu dengan
huruf hijaiyah lainnya. Diantara lafadz-lafadz yang di badal dalam Al-Qur’an
ْۜ َب )
ُۜ َويَ ْب dan ًصطَة
b) Badal ص dengan س (ُصط
Yaitu mengganti shad dengan siin, sebagian imam qira’ah termasuk
Imam Ashim mengganti ص dengan س pada lafadz ُطHHص ُۜ َويَ ْب dalam QS. Al-
ْۜ َب dalam QS. Al-A’raf : 69. Sebab-sebab
Baqarah : 245 dan lafadz ًطَةHHص
digantinya huruf shad dengan siin pada kedua lafadz tersebut karena
mengembalikan pada asal lafadznya, yaitu ُسط
ُ سطَ – يَ ْب
َ َب.
Sedangkan pada lafadz ْي ِط ٍرHHHص
َ ِب ُم dalam QS. Al-Ghasyiyah : 22,
huruf ص tetap dibaca shad karena sesuai dengan tulisan dalam mushaf (rasm
utsmani) dan menyesuaikan sifat ithbaq dengan huruf sesudahnya (tha’) yang
َۣ ٱ ْل ُم dalam QS. At-Thur :
mempunyai sifat isti’la’. Adapun pada lafadz َص ْي ِطرُون
37, huruf ص boleh tetap dibaca shad dan boleh dibaca siin karena, pertama,
َ ُس ْيطَ َر – ي
mengembalikan pada asal lafadznya, yaitu س ْي ِط ُر َ , kedua, menyesuaikan
sifat ithbaq dengan huruf sesudahnya (tha’) yang mempunyai sifat isti’la’.
8. Tahsil
Tashil artinya lunak, yakni hamzah pertama dibaca tahqiq (jelas) dan pendek,
sedangkan hamzah kedua dibaca tashiil, yaitu meringankan bacaan antara Hamzah
dan Alif. Di dalam Al-Qur'an hanya terdapat 1 kali, yaitu di Surah Fussilaat, ayat 44:
Alasan lafadz َءاَع َْج ِم ٌّى dibaca tashil, karena apabila ada dua hamzah qatha’
“Aku meninggalkan dua perkara pada diri kalian yang kalian tidak akan tersesat
setelahnya yaitu Kitab Allah dan Sunnahku”.
Hadits ini dikuatkan oleh firman Allah yang tertera pada surat al Nisa’ ayat 59:
ْول ِإن
ِ سُ سو َل َوُأولِي األ ْم ِر ِم ْن ُك ْم فَِإنْ تَنَازَ ْعتُ ْم فِي ش َْي ٍء فَ ُردُّوهُ ِإلَى هَّللا ِ َوال َّرُ يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا َأ ِطي ُعوا هَّللا َ َوَأ ِطي ُعوا ال َّر
)59( سنُ تَْأ ِويال َ اآلخ ِر َذلِ َك َخ ْي ٌر َوَأ ْح
ِ ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمنُونَ بِاهَّلل ِ َوا ْليَ ْو ِم
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri
(pemimpin) di antara kamu. Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah persoalan tersebut kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.
Secara teoritis kembali kepada al qur’an dan hadits boleh dikatakan tidak ada
masalah, tetapi problema muncul lagi dan terasa memberatkan pikiran ketika teori itu
diterapkan untuk memecahkan berbagai kasus yang terjadi di masyarakat. Oleh karena hal
itu cara yang digunakan oleh ulama’ dalam memahami gharib al qur’an, - dan ini disebut
juga “Ahsana al Thuruq” oleh sebagian ulama - adalah sebagi berikut :
“Ketahuilah bahwa telah diberikan kepadaku Qur’an dan bersamanya pula sesuatu
yang serupa dengannya” yaitu sunnah.
LEARNING OUTCOME
DASAR TEORI
FAWATIH AS-SUWAR
b. Kelompok yang terdiri dari dua huruf (Al-Mutsanna) yang ada empat rangkaian
dan terdapat dalam 9 surah, diantaranya :
a) Rangkaian huruf “Ha” dan “Mim” dalam 6 surah, sebagai berikut :
Surah Ghafir atau al-Mu’min
Surah As-Sajdah
Surah Az-Zuhruf
Surah Ad-Dukhan
Surah Al-Jatsiyah
Surah Al-Ahqaf
b) Rangakaian huruf “Tha” dan “Ha” hanya dalam 1 surah yaitu Surah
Thaha.
c) Rangakaian huruf “Tha” dan “Sin” hanya dalam 1 surah yaitu Surah An-
MODUL PEMBELAJARAN TAHSIN 44
Naml.
d) Rangkaian huruf “Ya” dan “Sin” hanya dalam 1 surah saja yaitu Surah
yaasin.
b. Syarat yang masuk pada jumlah fi’liyah, dipakai diawal 4 surah, diantaranya:
ِ ِإ َذا َوقَ َع “
a) Surah Al-Waqi’ah dengan lafal ” ت ال َواقِ َع ِة
b) Surah Al-Munafiqun dengan lafal ” َِإ َذا َجا َء َكال ُمنفِقُ ْرن “
ُ ت اَأل ْر
c) Surah Az-Zalzalah dengan lafal ” ض ُز ْل َزالَ َها ِ َِإ َذا ُز ْل ِزل “
ِ ص ُرهّللا ِ َوا ْلفَ ْت
d) Surah An-Nashr dengan lafal ” ح َ ِإ َذ “
ْ َاجا َءن
LEARNING OUTCOME
DASAR TEORI
الجنَّ ِة َوالنَّاس
ِ َ ِمن. صد ُْو ِرالنَّاس
ُ سفِى
ُ س ِو
ْ يُ َو
B. PEMBAGIAN WAQAF
Waqaf dibagi menjadi empat macam, yaitu:
1. WAQAF IKHTIBARI (menguji atau mencoba).
Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan untuk menguji qari’ atau
menjelaskan agar diketahui cara waqaf dan ibtida’ yang sebenarnya. Waqaf ini
dibolehkan hanya dalam proses belajar mengajar, yang sebenarnya tidak boleh waqaf
menurut kaidah ilmu tajwid.
2. WAQAF IDHTHIRARI (terpaksa).
a) Waqaf Tam bisa terjadi sebelum habisnya ayat, seperti waqaf pada
kata اَ ِذلَّ ٍة dalam ayat :
b) Waqaf Tam terkadang terjadi pada pertengahan ayat, seperti waqaf pada
kata اِ ْذ َجا َء نِ ْي dalam ayat :
]29: سا ِن َخ ُذ ْوالً [الفرقان َّ الذ ْك ِر بَ ْع َداِ ْذ َجا َء نِ ْي وقف َو َكانَ ال
َ ش ْيطَانُ لِِإل ْن ِّ ضلَّنِ ْي َع ِن
َ َلَقَ ْد ا
]138 - 137 : صبِ ِحيْنَ ☼ َوبِاللَّ ْي ْل وقف اَفَالَ تَ ْعقِلُ ْونَ [ الصفات
ْ َواِنَّ ُك ْم لَتَ ُم ُّر ْونَ َعلَ ْي ِه ْم ُم
b. Waqaf Kafi (cukup). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang
menurut tata bahasa sudah dianggap cukup, tetapi dari segi arti, cerita atau kisah
masih ada kaitannya dengan ayat berikutnya. Seperti waqaf pada ☼ َيُ ْوقِنُ ْون dalam
ayat berikut :
َا ْل ُم ْفلِ ُح ْون َواُولِئكَ ُه ُم اُولِئ َك َعلَى ُهدًى ِّمنْ َّربِّ ِهم ☼
َقَ ْبلِ َك ج َوبِاَأل ِخ َر ِة ُه ْم يُ ْوقِنُ ْون ☼ َوالَّ ِذيْنَ يُْؤ ِمنُ ْونَ بِ َما اُ ْن ِز َل اِلَيْكَ َو َما اُ ْن ِز َل ِمن
[ [ 5 – 4 : البقرة
c. Waqaf Hasan (baik). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang sudah
dianggap baik menurut tata bahasa, tetapi masih ada kaitan dengan ayat
berikutnya, baik dari segi arti maupun tata bahasa. Seperti waqaf pada
ْ
☼ ال َعالَ ِمـيْن dalam ayat berikut :
d. Waqaf Qabih (buruk). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang
menurut tata bahasa tergolong buruk dan bahkan merusak arti atau maksud dari
َ لِ ْل ُم dalam ayat berikut :
makna ayat yang sebenarnya. Seperti waqaf pada ☼ صلِّ ْين
َ صالَ تِ ِه ْم
َساه ُْون َ فَ َو ْي ٌل لِ ْل ُم
َ ْصلِّيْنَ ☼ الَّ ِذيْنَ ُه ْم عَن
َ لِ ْل ُم akan merusak arti atau maksud ayat. Maksud dari ayat
Waqaf pada ☼ َصلِّيْن
adalah : “Neraka itu untuk orang-orang yang melalaikan shalat” Ketika waqaf
َ لِ ْل ُم ,
pada ☼ لِّ ْينHHHHHHHص maka maksud ayat lalu berubah menjadi :
“Neraka itu untuk orang-orang yang mengerjakan shalat"
2. Akhir suku kata dimatikan [ ْـ ]dalam bacaan apabila berharakat : Fathah, kasrah atau
dammah yang sebelumnya ada Alif [ُ ا ـ َ ـ ِ ـ ] sepertI :
☼ اب
ُ سَ ب ☼ ا ْل ِح َ اب ☼ ا ْل ِح
ِ سا َ سَ ا ْل ِح dibaca سا ْب
َ ال ِح
اي
َ َّاِي dibaca اي
ْ َّاِي
اي َ خ dibaca
َ َ طا ي َ اي َ َخ
ْ َ طا ي
3. Akhir suku kata berharakat fathatain dan sesudahnya ada huruf Alif []ًـ ا dibaca
fathah []َـ ا, seperti : ح ِك ْي ًما dibaca ا
َ َح ِك ْي َم
a. atau akhir suku kata terdiri dari huruf Hamzah berharakat fathatainn [] ًء dibaca
fathah [] َء , seperti : َما ًء dibaca َماَئا
b. atau akhir suku kata terdiri dari Alif maqshurah dan sebelumnya berharakat
fathatain [ ًـ ى ] dibaca fathah [ ]َـ ى, seperti : س ّمًى
َ ُم dibaca س َّمى
َ ُم
5. Akhir suku kata yang terdiri dari huruf Ha’ berharakat kasrah atau dhammah [ ـ ِه ـ
ُـه ] dimatikan [ ـ ْه ـ ـ ْه ] , seperti :
6. Akhir suku kata terdiri dari huruf Mad atau huruf mati, dibaca apa adanya tanpa
ada perubahan, seperti :
اَ ْقفَالُ َها tetap dibaca ْاَ ْقفَالُ َها ,
َ َف tetap dibaca سقُ ْوا
سقُ ْوا َ َف ,
َعلَ ْي ِه ْم tetap dibaca لَيَ ْط َغى
َعلَ ْي ِه ْم tetap dibaca لَيَ ْط َغى
7. Akhir suku kata terdiri dari huruf hidup, sedangkan sebelumnya terdapat huruf
mati seperti dalam kurung [ ْـ ُـ/ ْـ ِـ/ ْـ َـ ] maka huruf akhir suku kata itu dimaitkan
seperti dalam kurung [ ْـ ْـ / ْـ ْـ/ ْـ ْـ ] sehingga ada dua huruf mati. Cara mewaqafkan,
cukup sekedar bunyi akhir suku kata itu didengar sendiri atau oleh orang yang
berdekatan sebagai isyarat bahwa ada huruf mati, sehingga waqaf seperti ini
disebut “waqaf isyarat. Contoh :
ص ِرْ َوا ْل َع dibaca ص ْر
ْ َوا ْل َع
واَأل ْمـ ُر dibaca
َ ْ َواَأل ْم
ـر
9. Hamzah di akhir kata yang ditulis di atas waw [ ؤ ] dimatikan bila waqaf, dan
dibaca pendek bila washal, seperti :
D. TANDA-TANDA WAQAF
E. IBTIDA’
Pengertian Ibtida’ adalah Memulai kembali membaca Al-Qur’an setelah berhenti
atau setelah wakaf. Pada umumnya ibtida’ dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai
berikut:
a. Ibtida’ yang derbolehkan. Ibtida’ ini adalah ibtida’ yang memulai bacaan pada
kalimat al-Qur’an yang menerangkan makna/ maksud secara sempurna. Contonya:
و هللا أحدHل هHالمين – قHHرب الع
ّ د هللHHالحم Serta contoh-contoh dari permulaan ayat-ayat
lainnya.
b. Ibtida’ yang tidak diperbolehkan. Yaitu ibtida’ (memulai suatu kalimat) yang
membuat maknanya berubah dan menjadi makna/arti yang tidak sebenarnya.
Contohnya:
ًاتخذ هللا ولدا (pada ayat aslinya) ًوقالوا اتخذ هللا ولدا
يد هللا مغلولة (pada ayat aslinya) وقالت اليهود يد هللا مغلولة