Anda di halaman 1dari 21

TEKNIK ATAU STRATEGI PEMBELAJARAN KOSA KATA

ATAU MUFRADAT

Makalah Ini disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Metodologi Khusus Pembelajaran Bahasa Arab”

Dosen Pengampu : H. Ahmad Rifa’i, M .Pd

Disusun oleh:

Reni Santika (932501618)

Nayla Fauziyah (932502718)

Aulia Nafahatil .K. (932504618)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahnya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada
baginda Rasulullah Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang baik dalam bersikap dan
bertutur kata.

Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah SWT makalah pengantar pendidikan yang


berjudul “Teknik atau Strategi Pembelajaran Kosa Kata atau Mufradat” dapat terselesaikan
dengan mengutip dari berbagai referensi.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari bapak H. Ahmad Rifa’i, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah “Metodologi Khusus Pembelajaran Bahasa Arab”. Terima kasih
kepada beliau yang telah memberi kepercayaan dalam penggarapan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca khususnya kami. Aamin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kediri, 05 September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFATAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUN............................................................................................................1
Latar Belakang.............................................................................................................................1
Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
Tujuan...........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
Pengertian Mufrodat...................................................................................................................3
Tujuan Pembelajarn Mufrodat...................................................................................................4
Jenis-Jenis Mufrodat...................................................................................................................4
Hal-Hal Penting Dalam Pembagian Mufrodat.........................................................................7
Prinsip-Prinsip Pemilihan Mufrodat.........................................................................................9
Teknik atau Strategi Pengajarn Mufrodat...............................................................................10
Penerapan Pembelajaran Mufrodat.........................................................................................19
BAB III PENUTUP..................................................................................................................20
BAB IV DAFTAR PUSTAKA................................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum melakukan suatu hal kita harus memperrtimbangkan cara atau
strategi untuk mencapai pada sasaran yang tepat sesuai dengan yang kita harapkan.
Secara umum pengertian strategi yaitu jalan untuk bertindak dalam usaha mencapai
sasaran yang telah ditentukan. Kata strategi pada mulanya dipakai untuk para militer
dalam peperangan. Namun, jika dalam dunia pendidikan biasanya diartikan dengan
metode. Metode ini sebagai upaya para guru untuk mencapai tujuannya yaitu
menyampaikan materi atau suatu ilmu kepada siswanya dalam artian mempermudah
guru untuk menyampaikan materinya. Dengan adanya metode diharapkan para siswa
dapat lebih mudah memahami apa yang disampaikan oleh sang guru, karena memang
tujuan dengan adanya suatu metode pembelajaran itu untuk mempermudah siswa
dalam memahami suatu materi yang diajarkan. Banyak model metode yang
dikenalkan untuk menyampaikan suatu materi.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian mufradat!
2. Apa tujuan dari pembelajaran mufradat!
3. Jelaskan jenis-jenis mufradat!
4. Jelaskan hal-hal penting dalam pengajaran mufradat!
5. Jelaskan prinsip-prinsip pemilihan mufradat!
6. Jelaskan teknik-teknik atau strategi pengajaran mufradat!
7. Bagaimana Cara penerapan teknik-teknik atau strategi pengajaran mufradat!

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian mufradat.
2. Mengetahui tujuan pembelajaran mufradat.
3. Mengetahui jenis-jenis mufradat.
4. Mengetahui hal-hal penting dalam pengajaran mufradat.
5. Mengetahui prinsip-prinsip pemilihan mufradat.

iii
6. Mengetahui teknik-teknik atau strategi pengajaran mufradat.
7. Mengetahui penerapan teknik-teknik atau strategi pengajaran mufradat.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mufradat
Kosakata atau dalam bahasa Arab disebut mufradat, dalam bahasa Inggrisnya
vocabulary adalah himpunan kata atau khazanah yang diketahui oleh seseorang atau
entitas lain yang merupakan bagian dari satu bahasa tertentu. Kosakata ada yang
mendefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut
dan kemungkinan akan digunakannya untuk menyusun kalimat baru.
Menurut Horn, kosakata adalah sekumpulan kata yang membentuk sebuah
bahasa. Peran kosakata dalam empat kemahiran berbahasa sangat diperlukan,
sebagaimana yang dinyatakan Vallet bahwa kemampuan seseorang untuk memahami
empat kemahiran berbahasa tersebut sangat bergantung pada penguasaan kosakata yang
dimiliki. Meskipun demikian pembelajaran bahasa tidak identik dengan hanya
mempelajari kosakata. Dalam arti untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup
hanya dengan menghafal sekian banyak kosakata.
Kosakata merupakan kata-kata tertentu yang akan membentuk bahasa. Kata
adalah bagian terkecil dari bahasa yang sifatnya bebas. Pengertian ini membedakan
antara kata dengan morfem. Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang tidak bisa dibagi
atas bagian yang bermakna yang lebih kecil yang maknanya relatif stabil.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan kumpulan
kata-kata yang membentuk bahasa yang diketahui seseorang dan kumpulan kata tersebut
akan digunakan dalam menyusun kalimat atau berkomunikasi dengan masyarakat.1
Kosa kata merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai oleh
pembelajar bahasa asing untuk dapat memperoleh kemahiran berkomunikasi dengan
bahasa tersebut. Tapi mempelajari bahasa tidak identik dengan mempelajari kosakata.
Artinya untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup hanya dengan menghafal
kosakata saja.2

B. Tujuan Pembelajaran Mufradat

1
Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. (Malang: UIN-MALIKI Press, 2011). 61-62.
2
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. (Malang: MISYKAT Malang, 2017). 120.

v
Tujuan umum pembelajaran kosakata (mufradat) bahasa Arab adalah sebagai
berikut:3

1. Memperkenalkan kosakata baru siswa atau mahasiswa, baik melalui bahan bacaan
maupun fahm al-masmu’.
2. Melatih siswa atau mahasiswa untuk dapat melafalkan kosakata itu dengan baik dan
benar karena pelafalan yang baik dan benar mengantarkan kepada kemahiran
berbicara dan membaca secara baik dan benar pula.
3. Memahami makna kosakata, baik secara denotasi atau leksikal (berdiri sendiri)
maupun ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu (makna konotatif dan
gramatikal).
4. Mampu mengapresiasi dan memfungsikan mufradat itu dalam berekspresi lisan
(berbicara) maupun tulisan (mengarang) sesuai dengan konteksnya yang benar.

C. Jenis-jenis Mufradat

Thu’aimah memberikaan klasifikasi kosakata (mufradat) menjadi 4 (empat), yang


masing-masing terbagi lagi sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai berikut:4

a) Pembagian Kosakata dalam Konteks Kemahiran Kebahasaan


1. Kosakata untuk memahami (understanding vocabulary) baik bahasa lisan (‫)المحادثة‬
maupun teks (‫)القراءة‬.
2. Kosakata untuk berbicara (speaking vocabulary). Dalam pembicaran perlu
penggunaan kosakata yaang tepat, baik pembicaraan informal ( ‫ )عادية‬maupun formal (

‫)رسمية‬.
3. Kosakata untuk menulis (writing vocabulary). Penulisan pun membutuhkan pemilihan
kosakata yang baik dan tepat agar tidak disalah-artikan oleh pembacanya. Penulisan
ini mencakup penulisan informal seperti catatan harian, agenda harian, dan lain-
lain.juga penulisan formal, misalnya: penulisan buku, karya ilmiah, majalah, surat
kabar, dan seterusnya.
4. Kosakata potensial. Kosakata jenis ini terdiri dari kosakata context yang dapat
diinterpretasikan sesuai dengan konteks pembahasan, dan kosakata analisis yakni

3
Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. (Malang: UIN-MALIKI Press, 2011). 63.
4
Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. (Malang: UIN-MALIKI Press, 2011). 63-65.

vi
kosakata yang dapat dianalisis berdasarkan karakteristik derivasi kata untuk
selanjutnya dipersempit atau diperluas maknanya.

b) Pembagian Kosakata Menurut Maknanya


1. Kata-kata inti (content vocabulary). Kosakata ini adalah kosakata dasar yang
membentuk sebuah tulisan menjadi valid, misalnya kata benda, kata kerja, dll.
2. Kata-kata fungsi (function words). Kata-kata ini yang mengikat dan menyatukan
kosakata dan kalimat sehingga membentuk paparan yang baik dalam sebuah tulisan.
Contoh: huruf jar, adawat as-istifham, dan seterusnya.
3. Kata-kata gabungan (cluster words). Kosakata ini adalah kosakata yang tidak dapat
berdiri sendiri, tetapi selalu dipadukan dengan kata-kata lain sehingga membentuk
arti yang berbeda-beda. Misalnya kata ( ‫ )رغب‬dapat berarti menyukai apabila kata
tersebut digandengkan dengan ( ‫ )في‬menjadi (‫)رغب في‬. Sedangkan bila diikuti
dengan (‫ )عن‬menjadi (‫ )رغب عن‬artinya pun berubah menjadi benci atau tidak suka.

c) Pembagian Mufradat Menurut Karakteristik Kata (Takhassus)


1. Kata-kata tugas (servive words) yaitu kata-kata yang digunakan untuk menunjukkan
tugas, baik dalam lapangan kehidupan secara informal maupun formal dan sifatnya
resmi.
2. Kata-kata inti khusus (special content words). Kosakata ini adalah kumpulan kata
yang dapat mengalihkan arti kepada yang spesifik dan digunakan diberbagai bidang
ulasan tertentu, yang biasa juga disebut local words atau utility words.

d) Pembagian Kosakata Menurut Penggunaannya


1. Kosakata aktif (active words), yakni kosakata yang umumnya banyak digunakan
dalam berbagai wacana, baik pembicaraan, tulisan atau bahkan banyak didengar dan
diketahui lewat berbagai bacaan.
2. Kosakata pasif (passive words), yaitu kosakata yang hanya menjadi perbendaharaan
kata seseorang namun jarang ia gunakan. Kosakata ini diketahui lewat buku-buku
cetak yang biasa menjadi rujukan dalam penulisaan buku atau karya ilmiah.

e) Ditinjau dari segi fungsi, kosakata (mufradāt) dapat dobedakan menjadi dua,
antara lain :

vii
1. Al-Mufradāt al-Mu’jamiyah ‫المفردات المعجمية‬yaitu kosakata yang mempunyai makna
dalam kamus seperti kata ‫سيارة‬,‫بيت‬,‫قلم‬:

2. Al-Mufradāt al-Wadzīfiyah ‫ المفردات الووظيفية‬yaitu kosa kata yang mengemban suatu


fungsi tertentu, misalnya huruf al-jar, asma’ al-isyārat, asma’ al-maushul, dlamāir,
dan lain-lain yang sejenis dengannya.

Dari dua macam kosakata tersebut, perlu dicatat bahwa di antara al-mufradāt
al-mu’jamiyah terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut:

1. Terdapat beberapa kosakata yang memiliki kemiripan makna, seperti kata ,‫شاهد‬
‫ رأى‬,‫ نظر‬,‫ ( الحظ‬melihat, memandang, memperhatikan dan menyaksikan).

2. Terdapat kata yang mempunyai makna denotatif yang sama namun mengandung
makna konotatif yang berbeda atau berbeda dalam konteks penggunaannya, seperti
kata‫ توفي‬,‫ مات‬yang dapat diartikan dengan “meninggal dunia, wafat, tewas, mati atau
mampus”.5

3. Kata yang memiliki beberapa makna yang berbeda, seperti kata ‫فصل‬yang bisa
berarti “Kelas, musim”.

D. Hal-hal Penting dalam Pengajaran Mufradat


a) Pengajaran mufradat tidak berdiri sendiri
Mufradat tidak diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri melainkan
terkait dengan pengajaran muthala’ah, istima’, insya’, dan muhadatsah.
b) Pembatasan makna
Suatu kata dapat memiliki beberapa makna. Hal ini dapat mempunyai kesulitan
tersendiri atau individu bagi pebelajar bahasa asing. Dalam hubungan ini, untuk para
pemula, sebaiknya guru hanya mengajarkan makna yang sesuai dengan konteks saja,
agar tidak memecah perhatian dan ingatan siswa. Untuk tingkat lanjut, penjelasan
makna bisa dikembangkan agar para siswa memiliki wawasan yang luas mengenai
makna kata tersebut.
c) Kosa kata dalam konteks

5
Mu’at, “Strategi Pembelajaran Kosa Kata (Mufrodat) Bahasa Arab”, Al Ta’dib, Vol.3 No.1, Juli 2013, hal 87.

viii
Banyak kosa kata yang tidak bisa dipahami secara tepat tanpa mengetahui
pemakaiannya dalam kalimat. Kosa kata semacam ini haruslah diajarkan dalam
konteks agar tidak mengacaukan pemahaman siswa. Sebagai contoh, huruf al-jar
dan af’al asy-syuru’ harus diajarkan dalam konteks.
d) Terjemah dalam pengajaran kosa kata
Mengajarkan makna kata dengan cara menerjemahkannya ke dalam bahasa ibu
adalah cara yang paling mudah, tetapi mengandung beberapa kelemahan, antar lain
bisa mengurangi spontanitas siswa ketika menggunakannya dalam ungkapan, lemah
daya lekatnya dalam ingatan siswa, dan tidak semua kosa kata dalam bahasa asing
terdapat penandaanya yang tepat dalam bahasa ibu. Oleh karena itu penerjemahan
direkomendasikan sebagai cara terakhir, kecuali untuk kata-kata yang abstrak atau
sulit diperagakan.
Di dalam pengajaran bahasa Arab tradisional, digunakan nadzham untuk
penguat daya ingatan siswa terhadap makna kata. Berikut ini diberikan contoh yang
dikutip dari nazham yang digunakan di pondok pesantren Lirboyo (1997):

‫أذن كوفيغ سن أنتو‬ ‫رقبة كولو‬ ‫رأس سيراه‬

‫شفة المبي جبهة باطوء‬ ‫فم توتوء‬ ‫أنف إيروع‬

‫لثة كوسي جفن تالفوكن‬ ‫حاجب أليس حلق كوروكن‬

e) Tingkat kesukaran
Perlu disadari bahwa kosa kata bahasa Arab bagi siswa Indonesia dapat
dibedakan menjadi tiga, ditinjau dari tingkat kesukarannya:
 Kata-kata yang mudah, karena ada persamaanya dengan kata-kata dalam bahasa

Indonesia, seperti:‫علماء‬ ،‫ كتاب‬،‫ كرسي‬،‫رحمة‬

 Kata-kata yang tidak sukar meskipun tidak ada persamaanya dalam bahasa

Indonesia, seperti:‫ذهب‬ ،‫ سوق‬،‫مدينة‬،

ix
 Kata-kata yang sukar, baik karena bentuknya maupun pengucapannya, seperti:

‫ تدهور‬،‫ استولى‬،‫استبق‬، 6

E. Prinsip-prinsip Pemilihan Mufradat


Prinsip-prinsip dalam pemilihan mufradat yang harus diajarkan kepada pembelajar
asing (non-Arab) adalah:7
1. Tawatur (frequency) artinya memilih mufradat (kosakata) yang sering digunakan.
2. Tawazzu’ (range) artinya memilih mufradat yang sering digunakan di negara Arab
atau yang biasa digunakan oleh penutur aslinya.
3. Mataahiyah (availability) artinya memilih kata tertentu dan bermakna tertentu
pula. Yakni mengutamakan kata-kata atau kosakata yang mudah dipelajari dan
digunakan dalam berbagai media atau wacana.
4. Ulfa (familiarity) memilih kata-kata yang familiar dan terkenal serta meninggalkan
kata-kata yang jarang terdengar penggunaanya. Seperti kata syamsun lebih dikenal
daripada dhuha padahal keduanya bermakna sama.
5. Syumul (covaerage) artinya memilih kata-kata yang dapat digunakan dalam
berbagai bidang dan tidak terbatas pada bidang tertentu atau kemampuan daya
cakup suatu kata untuk memiliki beberapa arti, sehingga menjadi luas cakupannya.
Seperti kalimat baitun lebih umum atau lebih luas cakupannya daripada manzil.
6. Alammiyah, artinya memilih kata-kata yang sering dibutuhkan penggunaanya oleh
siswa daripada kata-kata yang terkadang tidak dibutuhkan atau jarang dibutuhkan.
7. ‘uruubah, artinya memilih kata-kata Arab, yakni memilih kata Arab walaupun ada
bandingannya dalam bahasa lain. Seperti memilih menggunakan kata al-haatif
daripada at-talifun.

F. Teknik-teknik atau Strategi Pengajaran Mufradat


Kata “strategi” dalam kamus Bahasa Indonesia mempunyai arti rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran Ilmu dan Seni memimpin bala
tentara untuk menghadapi musuh dalam kondisi perang atau dalam kondisi yang
menguntungkan Ilmu dan Seni mengembangkan semua sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai. Tempat yang baik
6
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. (Malang: MISYKAT Malang, 2017). 121-122.
7
Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. (Malang: UIN-MALIKI Press, 2011). 69-70.

x
menurut siasat perang.2 Hilda Taba dalam Suprihadi Saputro dkk, menyatakan bahwa
“Strategi Pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih oleh guru dalam proses
pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan atau fasilitas bagi siswa menuju
tercapainya tujuan pembelajaran.8
dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan
dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran
sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi
pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir
kegiatan belajar.
Sedangkan Pembelajaran itu sendiri ialah proses memperoleh ilmu pengetahuan
atau kemahiran. Dikutip Robert M. Gagne (1970) dalam The Condition of Learning,
pembelajaran merupakan “perubahan tingkah laku atau Sedangkan Pembelajaran itu
sendiri ialah proses memperoleh ilmu pengetahuan atau kemahiran. Dikutip Robert M.
Gagne (1970) dalam The Condition of Learning, pembelajaran merupakan “perubahan
tingkah laku atau kebolehan seseorang yang dapat dikekalkan, tidak termasuk
perubahan yang disebabkan proses pertumbuhan.
Adapun ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut.6 1. Suatu proses yang
terus-menerus, dapat secara formal melalui sekolah dan tak formal, melalui rekan
sebaya, keluarga, media massa, dan lain-lain. 2. Mempunyai teori-teori pembelajaran, 3.
Empat teori pembelajaran utama adalah behavioris, kognitif, sosial, dan humanis.

Metode pembelajaran pada hakikatnya adalah teknik-teknik dalam


menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang jenisnya beragam dan
pemanfaatannya disesuaikan dengan kebutuhan. Begitu pula halnya dengan
pembelajaran bahasa Arab khususnya kosakata (al-mufradat) ini memuntut adanya
metode dasar yang dapat diterapkan tanpa mengharuskan adanya sarana-sarana yang
tidak terjangkau oleh lembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan bahasa Arab.
Namun, bila ada sarana dan media yang memadai tentunya akan lebih baik dan sangat
membantu suksesnya metode-metode dan teknik-teknik pembelajaran yang akan
dikemukakan.

a) Strategi Pembelajaran Kosakata Tingkat Dasar (Mubtadi’)

8
Widi Astuti, “Berbagai Strategi Pembelajaran Kosa Kata Bahasa Arab”, Jurnal komunikasi dan Pendidikan
Islam Vol. 5, no.2, Desember 2016, Hal 179.

xi
Strategi pembelajaran mufradat tingkat dasar (mubtadi’), pengajar dapat
menggunakan strategi sebagai berikut:
a. Menggunakan nyanyian atau lagu dalam pembelajaran bahasa Arab.
Penggunaan lagu dalam pembelajaran mufradat dapat menghilangkan
kejenuhan dalam belajar dan meningkatkan kesenangan dalam belajar.
b. Menunjukkan benda yang dimaksud seperti mendatangkan sampel atau benda
aslinya. Contoh: pengajar menunjukkan pensil di depan siswa pada saat belajar
menyebutkan kalimat mirsamun, dan menunjukkan bolpoin ketika menyebut
kalimat qolamun.
c. Meminta siswa untuk membacanya berulang kali. Pengajar bisa minta siswa
membaca kosakata baru yang didapatkan dari sebuah teks berulang kali,
sehingga diharapkan dia dapat menemukan artinya setelah merangkai dengan
kata yang lain dalam teks yang dibacanya.
d. Mendengar dan menirukan bacaan dan megulang-ulang bacaan serta menulisnya
sampai siswa benar-benar paham dan menguasainya.

b) Strategi Pembelajaran Kosakata Tingkat Menengah (Mutawassid)


Strategi pembelajaran mufradat untuk tingkat menengah (mutawassid)
sebagai berikut:
a. Menggunakan peragaan tubuh.
Guru dapat menunjukkan makna kosakata yang hendak diajarkan dengan
memperagakan, seperti pengajar memperagakan orang yang sedang makan,
untuk menjelaskan kata akala yang mempunyai arti makan.
b. Menulis kata-kata.
Penguasaan siswa terhadap kosakata akan sangat terbantu bila mana ia
diminta untuk menulis kata-kata yang baru dipelajarinya (dengar, ucap,
paham, baca) mengingat karakteristik kata tersebut masih segar dalam
ingatan siswa.
c. Dengan bermain peran.
Seperti pengajaran memerankan orang sakit yang memegangi perut dan
dokter memeriksanya. Bentuk bermain peran ini biasanya dilaksanakan
dengan bermain drama (masrohiyah).
d. Memberikan padanan kata (sinonim).

xii
Guru dapat memberikan kata yang mempunyai makna sama, tetpai
menggunakan kosakata yang berbeda, seperti waktu pengajar menyebutkan
kata qoada (‫ )قعد‬pengajar dapat menyebutkan sinonimnya yaitu jalasa (‫)جلس‬.

e. Memberi lawan kata (antonim).


Guru dapat memberikan kata yang maknanya berlawanan dengan kosakata
yang hendak diajarkan, seperti pengajar dapat menjelaskan kata thawil (
‫)طويل‬, dengan menyebutkan lawan katanya yaitu qashir (‫)قصير‬.
f. Memberi asosiasi kata.
Guru dapat menjelaskan kata maadrasah dengan memberikan asosiasi
dengan menyebutkan kata-kata seperti: thalib, mudarris, sabburah, dan lain-
lain, sehingga pikiran siswa akan tertuju pada satu pengertian yaitu sekolah.
... ‫ السبورة‬،‫ المدرس‬،‫المدرسة = الطالب‬
... ‫ التفاحة‬،‫ البرتقال‬،‫الفواكه = العنب‬
... ‫ الحشيش‬،‫ البقر‬،‫الفالح = المزرعة‬
g. Guru menyebutkan akar dan derivasinya (kata yang mengalami perubahan).
Guru dapat menjelaskan kata maktab dengan menggunakan akar katanya
beserta derivasinya, seperti: kataba, yaktubu, kitabah dan seterusnya. Hal ini
bisa membantu siswa memahami kosakata sesuai dengan perubahan
kalimatnya.

c) Strategi Pembelajaran Kosakata Tingkat Lanjut (Mutaqaddim)


Pada tingkat lanjut (mutaqaddim) strategi pembelajaran bahasa arab dapat
ditempuh antara lain dengan :
1. Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya.
2. Mencari makna kata dalam kamus. Ketika mengajarkan kosakata baru, pengajar
dapat meminta siswa langsung mencari maknanya melalui kamus.
3. Mengacak mufradat agar menjadi susunan kata yang benar.
4. Meletakkan kata dalam kalimat.
5. Memilih contoh mufradat yang baik untuk siswa, jangan sampai mengajarkan
mufradat yang kurang mendidik apalagi profokatif seperti (‫)رفس‬،(‫)قتل‬،(‫)ضرب‬.
6. Menyusun kalimat yang benar dengan beberapa mufradat yang telah disediakan.

xiii
7. Memberikan harakat pada kata.
8. Menerjemahkan kosakata ke dalam bahasa ibu, cara ini merupakan jalan terakhir,
ketika seluruh cara digunakan tidak mampu memberi pemahaman siswa. Guru
tidak dianjurkan terburu-buru menggunakan cara ini, karena cara ini berdampak
negatif terhadap perkembangan kebahasaan siswa, seperti malas membuka kamus,
berasosiasi dan sebagainya.

Adapun tahapan dan teknik pengajaran mufradat atau pengalaman belajar siswa
dalam mengenal dan memperoleh makna mufradat dipaparkan sebagai berikut.9
1. Mendengarkan kata
Ini adalah tahap yang pertama. Berikan kesempatan kepada siswa untuk
mendengarkan kata yang diucapkan guru, baik berdiri sendiri maupun di dalam
kalimat. Apabila unsur bunyi dari kata itu sudah dikuasai oleh siswa, maka dalam
dua atau tiga kali pengulangan, siswa telah mampu mendengarkan secara benar.
Tahapan mendengarkan ini sangat penting karena kesalahan pendengaran ini
berakibat pada kesalahan atau ketidakakuratan dalam pengucapan dan penulisan.
2. Mengucapkan kata
Tahap berikutnya adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengucapkan kata yang telah didengarnya. Mengucapkan kata baru membantu
siswa mengingatnya dalam waktu yang lebih lama. Guru harus memperhatikan
dengan sungguh-sungguh keakuratan pelafalan atau pengucapan setiap kata oleh
siswa karena kesalahan dalam pelafalan mengakibatkan kesalahan dalam penulisan.
Kata-kata Arab yang sudah menjadi kata-kata Indonesia, asar, takwa, fitri perlu
diwaspadai karena di sini sering terjadi interferensi.
3. Mendapatkan makna kata
Berikan arti kata kepada siswa dengan sedapat mungkin menghindari
terjemahan, kecuali kalau tidak ada jalan lain. Saran ini dikemukakan, karena kalau
guru setiap kali selalu menggunakan bahasa ibu siswa, maka tidak akan terjadi
komunikasi langsung dalam bahasa yang sedang dipelajari, sementara itu makna
kata akan cepat dilupakan oleh siswa.
Ada berbagai teknik yang bisa digunakan oleh guru untuk menghindari
terjemahan dalam menerangkan arti suatu kata, antara lain dengan pemberian

9
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. (Malang: MISYKAT Malang, 2017). 122-127.

xiv
konteks, definisi sederhana, pemakaian benda asli atau gambar dan teknik-teknik
lain sebaagaimana akan diuraikan pada bagian berikut ini.
 Konteks (al-siyaq)

Untuk menerangkan kata ‫ عم‬misalnya, dapat diberikan konteks: ‫أبي ل;;ه‬

‫ فأحمد عّم ي‬.‫ أٌخ اسمه أحمد‬.

 Definisi (ta’rif)
Pemberian definisi untuk menerangkan arti kata ini dapat efektif kalau
ungkapan yang digunakan untuk pendefinisian itu telah dikenal dan difahami

oleh siswa. Misalnya untuk menerangkan arti kata ‫ اخلال‬dan ‫العم‬ diberikan

definisi:

‫ العم أخ األب – العمة أخت األب‬- ‫ اخلالة أخت األم‬- ‫اخلال أخ األم‬

Dengan asumsi bahwa siswa sudah mengenal kata ‫أخت‬ ،‫ أخ‬،‫ األم‬،‫ األب‬.
Akan tetapi jika kata dan ungkapan yang dipakai untuk pendefinisian itu
lebih rumit dari kata yang didefinisikan, maka tidak akan ada gunanya,
bahkan lebih membingungkan.
 Sinonim (muradif)
Kalau kata yang diterangkan maknanya memiliki sinonim yang sudah
dikenal oleh siswa, ini bisa digunakan untuk menjelaskan makna kata
tersebut.

Misalnya, untuk menerangkan arti kata-kata: ‫ يع دو‬- ‫ جنا‬-‫س هى‬ dapat

diberikan sininomnya yaitu: ‫ جيري‬- ‫ سلم‬- ‫نسي‬ yang diduga telah dikenal

oleh siswa karena lebih populer. Tentunya guru mengetahui mana kata-kata
yang telah dipelajari siswa dalam pelajaran-pelajaran sebelumnya.
 Antonim (dhid)
Seperti halnya sinonim, maka apabila antonim dari katayang akan
diterangkan maknanya sudah dipelajari sebulumnya oleh siswa, dapat
digunakan untuk menjelaskan arti kata yang baru. Contoh:

‫ عادل‬X ‫ ناجح – ظامل‬X ‫ فارغ – راسب‬X ‫مملوء‬

xv
 Benda Asli atau Tiruannya
Benda-benda yang ada di dalam kelas, di kebun dan lingkungan sekolah
pada umunya, termasuk anggota badan manusia, bisa langsung digunakan
untuk mengenalkan kosa kata.
Benda-benda lain yang dapat dibawa ke dalam kelas atau tiruan benda-
benda itumerupakan media yang efektif untk menjelaskan makna kosa kata.
Benda-benda semacam karcis, uang, kartu identitas, formulir dan
sebagainya dapat dibawa sebagai alat bantu. Tetapi benda-benda yang tidak
mungkin dibawa ke dalam kelas, cukup dibawakan tiruan atau modelnya saja
seperti: mobil, kapal, pesawat, gajah, kuda, dan sebagainya.
 Gambar
Gambar merupakan alat bantu pengajaran yang dapat memperjelas
makna suatu kata. Di samping gambar dari benda-benda, gambar itu pula

dapat berbentuk diagram, misalnya utuk menerangkan kata-kata: ،‫ أمام‬،‫حول‬

‫ وراء‬dan sebagainya. Gambar peta wilayah juga sangat bagus untuk

mengajarkan dzaraf makan dan jihat (arah mata angin).


Gambar bisa berbentuk kartu (flash-card) atau gambar berangkai
(chart), bisa foto, guntingan koran dan majalah atau gambar tangan. Gambar
tangan untuk pengajaran bahasa tidak harus berupa gambar berseni yang
lengkap. Gambar tongkat (stick figure) cukup efektif dan mudah
membuatnya.
 Peragaan
Berbagai gerakan atau tindakan dapat diperagakan untuk menjelaskan makna
kata, terutama kata kerja, misalnya:

‫ وق; ;;ف‬،‫ جلس‬،‫ مس; ;;ح‬،‫كتب‬ bahkan kata-kata yang biasanya terjadi di luar

kelas, misalnya: ‫ ق ;;اد‬،‫ كنس‬،‫لبس‬ . Cara ini sangat efektif karena siswa di

samping mendengar dan melihat juga dapat langsung memeragakannya.


 Penerjemahan
Untuk kosa kata tertentu, misalnya kosa kata yang bersifat abstrak, yang
sulit dijelaskan maknanya dengan teknik-teknik tersebut di muka, cara
terjemahan dapat digunakan.

xvi
4. Membaca Kata
Setelah siswa mendengar, mengucapkan dan memahami makna kata-kata baru,
guru menulisnya dipapan tulis. Setelah itu siswa diberi kesempatan untuk
membacanya dengan suara keras. Di sini, untuk kesekian kalinya guru perlu
mengecek keakuratan bacaan siswa, agar tidak terjadi kesalahan pengucapan.
Kesalahan ini apabila tidak dibetulkan dikhawatirkan akan melekat sampai waktu
yang lama.
5. Menulis Kata
Akan sangat membantu penguasaan kosa kata, kalau siswa diminta menulis
kata-kata yang baru dipelajarinya pada saat makna kata-kata itu masih segar dalam
ingatan siswa. Siswa menulis di bukunya masing-masing dengan mencontoh apa
yang ditulis guru di papan tulis dalam hal menulis kata di papan tulis ini, guru
sebaiknya membiasakan diri untuk menulis setiap isim mufrad diikuti dengan bentuk
jamaknya, dan setiap fi’il madhi diikuti dengan bentuk mudhari’ nya. Ini berlaku
tentu saja apabila pelajaran telah sampai pada pengenalan jamak dan perubahan fi’il.
Contoh penulisannya.

‫كتاب ج كتب – قلم ج أقالم‬

‫ذهب يذهب – رجع يرجع – خرج خيرج‬


6. Membuat Kalimat
Tahap terakhir dari kegiatan pengajaran kosa kata adalah menggunakan kata-
kata baru itu dalam sebuah kalimat yang sempurna, secara lisan maupun tertulis.
Guru memberikan contoh kalimat kemudian meminta siswa membuat kalimat
serupa. Latihan seperti ini membantu memantapkan pengertian siswa terhadap
makna kata.
Sudah barang tentu, tidak semua kata-kata baru harus dikenalkan dengan semua
prosedur atau langkah dimuka. Faktor waktu harus juga diperhitungkan. Untuk itu
perlu dipilih kata-kata yang memang sulit, atau kata-kata yang memang hanya
difahami maknanya secara utuh apabila dihubungkan dengan konteks.

G. Penerapan Teknik atau Strategi Pengajaran Mufradat


1. Guru menjelaskan tema pembelajaran. Contoh: Ruang Kelas.

xvii
2. Mendengarkan kata: Guru menyebutkan mufradat yang ada di dalam
kelas. Contoh: Qolamun, Kitaabun, dll. Ketika guru menyebutkan
mufradat, siswa mendengarkan dengan seksama.
3. Mengucapkan kata: Kemudian, setelah guru menyebutkan mufradat, siswa
diminta untuk menirukannya.
4. Mendapatkan makna kata: Ketika guru menyebutkan mufradat tadi, guru
sekaligus menunjukkan atau memperlihatkan barang atau benda aslinya.
Ini salah satu teknik pengajar untuk menghindari terjemahan.
5. Guru menuliskan mufradat di papan tulis.
6. Membaca kata: Siswa diminta membaca tulisan yang berada di papan tulis
dengan keras atau lantang.
7. Menulis kata: Setelah membaca siswa diminta menulis mufradat yang
baru dipelajari.
8. Membuat kalimat: Siswa diberi tugas untuk membuat kalimat dari
mufradat yang sudah dipelajari.
9. Guru meminta beberapa siswa maju ke depan untuk menuliskan kalimat
yang dibuat dari mufradat yang telah diajarkan. Hal ini berrtujuan agar
guru mengetahui betul bahwa siswa sudah benar-benar paham tentang
mufradat yang telah diajarkan.
10. Selesai.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

xviii
Kosakata merupakan kata-kata tertentu yang akan membentuk bahasa. Kata
adalah bagian terkecil dari bahasa yang sifatnya bebas. Pengertian ini membedakan
antara kata dengan morfem. Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang tidak bisa
dibagi atas bagian yang bermakna yang lebih kecil yang maknanya relatif stabil.
Pembelajaran mufradat memiliki beberapa tujuan umum, salah satunya
mampu mengapresiasi dan memfungsikan mufradat itu dalam berekspresi lisan
(berbicara) maupun tulisan (mengarang) sesuai dengan konteksnya yang benar.
Mufradat diklasifikasikan menjadi 4 menurut Thu’aimah yang masing-masing
terbagi lagi sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dalam pembelajaran mufradat ada
beberapa hal penting yang harus diperhatiakan. Selain itu, juga ada prinsip-prinsip
dalam pemilihan mufradat guna mempermudah dalam pembelajaran.
Teknik atau strategi pengajaran atau pembelajaran mufradat menurut Syaiful
Mustofa dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif
itu terbagi menjadi 3 tingkatan yaitu tingkat dasar (ibtida’), tingkat menengah
(mutawassid) dan tingkat lanjutan (mutaqaddim).

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Widi. (2016). “ Berbagai Strategi Pembelajaran Kosa Kata Bahasa Arab”.
Komunikasi dan Pendidikan Islam. 5(2): 179-181.

Effendy, Ahmad Fuad. (2017). Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang:


MISYKAT Malang.

Mustofa, Syaiful. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Malang: UIN-
MALIKI Press.

xix
Mu’at. (2013).“Strategi Pembelajaran Kosakata (Mufrodat) Bahasa Arab”. Al
Ta’dib. 3 (1): 86-87.

xx

Anda mungkin juga menyukai