Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

METODE QIRA’AH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Model dan
Metode Pengajaran Bahasa Arab

Dosen Pengampu :

Dr. Umi Hijriyah, M.Pd.

Disusun Oleh :

Ahmad Hadzi Qunnuha 2011020115

Ulfa Istifada 2011020211

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN RADEN INTAN LAMPUNG

1444 H / 2022 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Metode Qira’ah" dengan tepat
waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Model dan Metode
Pengajaran Bahasa Arab. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang metode qira’ah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Umi Hijriyah, M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Model dan Metode Pembelajaran Bahasa Arab. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 11 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... iii

A. Latar Belakang ..................................................................................... iii

B. Rumusan Masalah ................................................................................ iii

C. Tujuan ................................................................................................... iii

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 1

A. Pengertian Qira’ah ............................................................................... 1

B. Konsep Qira’ah .................................................................................... 2

C. Macam-macam Qira’ah ....................................................................... 3

D. Tujuan Pembelajaran Qira’ah .............................................................. 9

E. Strategi Pembelajaran Qira’ah ............................................................. 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 15

A. Kesimpulan .......................................................................................... 15

B. Saran ..................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

(‫اءة‬ ِ
Membaca َ ‫)ق َر‬ ialah menangkap pikiran dan perasaan orang lain

dengan perantara tulisan (gambar dari bahasa yang dilisankan). Tujuannya


ialah menagkap bahasa yang tertulis dengan tepat dan teratur. Melalui
aktivitas membaca seseorang dapat mencapai kemampuan kognitif yang
lebih tinggi, seperti menjelaskan, menganalisis, hingga suatu objek.
Membaca adalah kegiatan yang meliputi pola berfikir, menilai
menganalisis dan memecahkan masalah. Dengan membaca, setiap individu
dapat mempelajari dan berinteraksi dalam dunia di luar.
Dalam konteks pembelajaran bahasa arab, membaca memiliki
urgenitas tersendiri yakni, membaca merupakan kunci untuk membuka
khazanah pengetahuan dan kebudayaan Islam, long life education tidak
akan terwujud kalau yang tidak melakukannya tidak dapat membaca dan
memahami khazanah intelektual klasik dan modern. Maka dari ini untuk
mengetahui seberapa jauh siswa dapat menguasai kemampuan dalam
membaca, khususnya dalam pembelajaran bahasa arab maka seorang
pendidik harus dapat mengukurnya. Pada makalah ini akan dipaparkan
bagaimana dan menggunakan apa dalam mengukur kemampuan membaca

(‫(مهارةالقراءة‬.

A. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa pengertian qira’ah?
2. Jelaskan konsep qira’ah?
3. Jelaskan apa saja macam-macam qira’ah?
4. Bagaimana tujuan pembelajaran qira’ah?
5. Bagaimana strategi pembelajaran qira’ah?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian qira’ah

iii
2. Mengetahui dan memahami konsep qira’ah
3. Mengetahui dan memahami macam-macam qira’ah
4. Mengetahui dan memahami tujuan pembelajaran qira’ah
5. Mengetahui dan memahami strategi pembelajaran qira’ah

iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Qira’ah
Qira’ah dalam istilah adalah mengidentifikasi huruf, kata dan
pengucapan. Sedangkan pembaca yang baik adalah berbicara dengan suara
yang keras (nyaring) dari yang awalnya satu huruf hingga digabungkan
menjadi kata yang benar. Berikut prosedur membaca seperti dibawah ini:
1. Mengajarkan huruf dan harakat
2. Mengucapkan huruf dan harakat
3. Simulasi dan pengulangan
4. Cermat dalam mengajarkan pergeseran dari huruf ke kata
5. Unsur nyaring adalah ciri dari pembelajaran qira’ah.1
Membaca adalah keterampilan menangkap makna dalam simbol-
simbol bunyi tertulis yng terorganisir menurut sistem tertentu.2Kegiatan
membaca merupakan proses komunikasi antara pembaca dengan penulis
melalui teks yang ditulisnya. Maka secara langsung didalam membaca
terjadi hubungan kogniif antara bahasa lisan dengan bahasa tulisan.3
Kemampuan membaca teks Arab sangat bergantung pada
pemahaman si pembaca terhadap qawaid atau gramatika dalam bahasa
Arab. Gramatika tersebut meliputi ilmu nahwu (sintaksis) dan sharaf
(morfologi). Kemampuan ini akan sangat mempengaruhi pembaca dalam
memahami isi atau arti dari yang dibaca. Maka dari itu, urutan dalam
kemahiran membaca bukanlah membaca untuk memahami, akan tetapi
memahami gramatika terlebih dahulu baru bisa membaca teks dengan
benar.4
Kemahiran siswa dalam membaca teks Arab dapat dilihat dari
beberapa indikator, sebagaimana yang diungkapkan, yaitu; (1)

1
Abdul Basith, “Tadris Maharah Al Qiro’ah Fi Ashr Al Aulamah” Alsinatuna, . (2017) 1
(2), 219.
2
M. Khalilullah, Media Pembelajaran Bahasa Arab, ( Yogyakarta : Aswaja Pressindo,
2012 ), hlm. 99.
3
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta : Diva
Press, 2012) hlm. 109.
4
Ahmad Ratomi, “Pembelajaran bahasa Arab Maharah Qiro’ah Melalui Pendekatan
Saintifik”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol.8 No.1, hlm. 562.

1
membunyikan huruf, kata dan kalimat yang terdapat dalam teks qira’ah;
(2) mengenali struktur kalimat, dengan memberi syakal pada huruf, kata
dan kalimat yang terdapat dalam teks qira’ah; dan (3) menemukan makna
dari teks yang dibaca. Artinya seorang siswa dapat dikatakan memiliki
kemahiran membaca yang baik apabilasetelah dilakukan evaluasi ia dapat
melakukan ketiga indikator tersebut dengan baik. Sebaliknya, jika siswa
tidak dapat melakukan ketiga indikator di atas, maka dapat dikatakan ia
belum memiliki kemahiran membaca sebagaimana tujuan pembelajaran
membaca.5
Dalam makna yang lebih luas, membaca tidak hanya terpaku pada
kegiatan melafalkan dan memahami makna bacaan dengan baik yang
hanya melibatkan unsur kognitif dan psikomotor. Namun, lebih dari itu
menyangkut penjiwaan atas isi bacaan. Jadi, pembaca yang baik adalah
pembaca yang mampu berkomunikasi secara mendalam dalam bacaan
sesuai isi bacaan.6

B. Konsep Qira’ah
Bahasa Arab merupakan salah satu kajian yang sangat penting dalam
Islam. Pada pembelajaran ada empat variabel yang saling terkait yaitu
tujuan pembelajaran, metode, materi dan evaluasi. Masing- masing empat
komponen itu saling berkaitan dan tidak bisa terpisahkan. Nantinya empat
komponen tersebut akan berdambak pada kemahiran membaca.
Adapun kriteria maharoh qiroah yang baik menurut Nazir abdulwali
dan Abdul Hamid Abdullah dalam bukunya yang berjudulAssa Al Idad Al
kutubu At Ta'limiyah Li Ghairi An Nathiqin Bi Al Arabiyah yaitu:
1. Kesesuaian makhorijul huruf dapat membedakannya.
2. Menyesuaikan dengan kaidah makhraj.
3. Memahami teks qiraah secara sempurna dan rinci.

5
Ahmad Ratomi, “Pembelajaran bahasa Arab Maharah Qiro’ah Melalui Pendekatan
Saintifik”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol.8 No.1, hlm. 562.
6
Acap Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya offset, 2011), hlm. 143.

2
4. Menyampaikan harakat huruf 'ain dengan penyampaian yang
sempurna.
5. Mampu membedakan hamzah yang disambung dan hamzah yang
diputus.
6. Memlihara harakat yang panjang dan pendek.
7. Menghindari terjadinya pergantian huruf yang mirip.
8. Menghindari penambahan huruf.
9. Menghindari penghapusan huruf.
10. Memelihara wakaf yang sempurna yang berkaitan dengan teks
Qiroah.
11. Menganalisa secara mendasar gagasan utama teks Qiroah.
12. Membedakan gagasan utama dan pendukung.
13. Menghayati bacaan.
14. Menganalisis dan mengkritisi.
15. Menghilangkan keraguan dalam membaca.7

C. Macam-macam Qira’ah
Kegiatan membaca memiliki banyak jenis, antaralain: Qira’ah
Mukatstsafah, Qira’ah Takmiliyyah, Qira’ah Shamitah, Qira’ah Jahriyyah,
dan Qira’ah Namudzajiyyah.
1. Qira’ah Mukatstsafah (Membaca Intensif)
Qira’ah Mukattsafah adalah qiraah yang digunakan sebagai media
untuk pengajaran kata-kata baru dan struktur- struktur baru. Oleh karena
itu materinya lebih tinggi daripada tingkat pembelajar. Materi ini
terbentuk sebagai tulang punggung dalam program pengajaran bahasa.
Buku bacaan seperti ini merupakan buku utama dalam program
pengajaran. Buku ini digunakan pada sebagian besar waktu pengajaran
dan sebagian besar perhatian guru dan pembelajar baik pada proses
pengajaran maupun penilaian.
2. Qira’ah Takmiliyyah (Suplemen)

7
Kemas Abdul Hadi. & Neldi H,”Efektivitas Pembelajaran Qiro’ah Pada Program Studi
Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jambi”, Jurnal Titian Vol.1, No.2,
Desember 2017. hlm, 131.

3
Jenis membaca ini dinamakan dengan Qira’ah Takmiliyyah karena
berfungsi sebagai penyempurna dari peran Qira’ah Mukatstsafah. Jenis
ini juga dinamakan dengan Qira’ah Muwassa’ah. Qiraah Takmiliyyah
biasanya digunakan untuk membaca cerita-cerita panjang dan pendek.
Tujuan utama dari jenis membaca ini adalah untuk kesenangan para
pembelajar serta memantapkan apa yang telah mereka pelajari berupa
kata-kata dan struktur-struktur pada Qira’ah Mukatstsafah.
Untuk melihat peran sejauh mana peran Qira’ah Takmiliyyah dan
karakteristiknya, baiklah kita perbandingkan antara jenis qiraah tersebut
dengan Qira’ah Mukatstsafah:
a. Tempat
Pemecahan masalah pada Qira’ah Mukatstsafah seharusnya
dikelas. Guru menyajikan kata-kata baru dan struktur- stuktur baru
serta pertanyaan-pertanyaan untuk menguji pemahaman. Sebagai
komplemennya, para pembelajar membaca materi Qira’ah
Takmiliyyah dirumah. Setelah itu didiskusikan didalam kelas.
b. Tingkat Kesulitan
Materi-materi pada Qira’ah Mukatstsafah lebih tinggi
tingkatannya bagi para pembelajar. Di dalamnya terkandung
berbagai kata-kata baru dan struktur-struktur baru yang sebelumnya
tidak dikenal oleh mereka. Hal ini dikarenakan tujuan dari Qira’ah
Mukatstsafah adalah untuk menambah kekayaan bahasa bagi para
pembelajar. Sedangkan materi pada Qira’ah Takmiliyyah ada pada
batas kemampuan para pembelajar, yaitu tidak mengandung kata-
kata atau struktur-struktur baru yang tidak dikenalnya.
c. Tujuan
Qiraah Mukatstsafah bertujuan untuk menambah perolehan
kosa kata dan struktur kalimat sebanyak- banyaknya bagi para
pembelajar. Sedangkan dalam beberapa kasus Qira’ah Takmiliyyah
bertujuan untuk menyalurkan kesenangan para pembelajar atau untuk
memantapkan apa yang telah dipelajarinya pada Qira’ah
Mukatstsafah.

4
d. Scope
Karakteristik materi Qira’ah Mukatstsafah bersifat deskriptif,
ilmiyah, polemik, atau cerita. Sedangkan pada Qira’ah Takmiliyyah
scope materinya berkisar pada cerita- cerita. Hal ini sesuai dengan
tujuannya yaitu untuk kesenangan dan pemantapan.
e. Unit-unit bacaan
Penyajian Qiraah Mukatstsafah dapat sempurna apabila
diberikan bacaan-bacaan yang pendek. Tiap-tiap unit bacaan berdiri
sendiri, baik dalam materinya maupun dalam latihan-latihannya.
Sebaliknya bacaan-bacaan pada Qira’ah Takmiliyyah berupa
sebuah cerita yang panjang atau berupa beberapa cerita pendek.
f. Kecepatan
Qira’ah Mukatstsafah dapat terlaksana dengan sempurna apabila
dilakukan dengan hati-hati. Satu jam pelajaran kadang-kadang hanya
dapat mencapai satu halaman. Hal ini disebabkan oleh karena
materi pelajarannya lebih tinggi daripada materi pada tingkat para
pembelajar umumnya. Selain itu pula materi pada jenis membaca ini
merupakan sarana untuk mengajarkan kosa kata baru dan pola-pola
kalimat baru. Sedangkan materi pada Qira’ah Takmiliah (Membaca
Suplemen) bisa sempurna apabila dilakukan dengan secepat
mungkin. Satu jam kadang- kadang dapat mencapai beberapa
halaman. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan tingkat dan tujuan
antara Membaca Intensif dengan Membaca Suplemen.
3. Qira’ah Shamitah (Membaca dalam hati)
Membaca dalam hati adalah membaca yang dilakukan hanya
dengan menggunakan mata tanpa suara atau bisikan bahkan tanpa
menggerakan bibir8. Tujuan utama membaca dalam hati ialah
penguasaan dan pemahaman baik pemahaman global mupun rinci. 9

8
Ali Ahmad Madzkur, Tadris Al-Funun Al-Lughoh Al-Arobiyah, (Kairo : Darul Fikr, 2006),
hlm. 139
9
Ahmad Fuad Efendi, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,(Malang: misykat, 2004),
hlm. 124.

5
Untuk memcapai tingkat pemahaman yang baik pada pembelajar
dengan waktu yang seefektif mungkin hendaklah mereka dilatih
meluaskan jangkauan pandangannya ketika membaca. Sedangkan yang
dimaksud dengan jangkauan pandangan mata adalah kemampuan
seorang pembaca untuk melihat sejumlah kata-kata pada suatu hal aman
dalam satu kali pandangan. Disamping itu juga dia dapat mengambil
pengertian dari kata-kata yang dilihatnya. Dengan demikian semakin
bertambah daya jangkau pandangan seseorang akan semakin cepat pula
kegiatan membaca dalam hati orang tersebut.
Latihan ketepatan waktu dalam membaca dapat memotivasi
mereka untuk terus menambah daya jangkau pandangan mereka. Oleh
karenanya juga dapat mendorong mereka untuk tidak terlalu sering
mengulangi pandangan ketika membaca. Yang dimaksud dengan
pengulangan adalah kembalinya pandangan mata kepada kata-kata
sebelumnya, padahal waktu tersebut seharusnya digunakan untuk
membaca kata-kata berikutnya.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa kecepatan membaca
dalam hati dapat terwujud dengan memenuhi minimal empat unsur:
a. luasnya jangkauan pandangan;
b. sedikitnya pengulangan pandangan, baik jumlah kata maupun
waktunya;
c. sedikitnya bersantai-santai dalam memandang kata-kata yang dibaca,
baik sedikit waktunya maupun jumlah kata- katanya;
Ketika membaca dalam hati itu diterapkan pada suatu kelas,
hendaklah diperhatikan hal-hal berikut ini:
a. para pembelajar dilarang mengeluarkan bisikan ketika proses
membaca sedang berlangsung;
b. para pembelajar dilarang menggerak-gerakkan lidahnya ketika proses
membaca sedang berlangsung;
c. guru memberi batas waktu tertentu kepada para siswa untuk setiap
beban membaca;

6
d. setelah latihan membaca dilakukan, para pembelajar diuji dengan
beberapa pertanyaan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
pemahaman mereka;
e. para pembelajar dibiasakan untuk membaca cepat sesuai dengan
waktu yang diberikan. Hal ini dilakukan dengan ketajaman perasaan
mereka.
4. Qira’ah Jahriyyah(Membaca Nyaring)
Membaca nyaring dalah peserta didik membaca teks secara nyaring
10
didalam kelas, biasanya dilaksanakan di kelas tinggi/besar. Ketika
seorang guru meminta para pembelajar membaca teks dengan nyaring,
maka tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah untuk mengetahui hal-
hal berikut ini:
a. Guru ingin menilai kemampuan para pembelajar dalam
mengucapkan huruf-huruf Arab, dan membetulkannya apabila
mereka salah.
b. Guru ingin menilai kemampuan para pembelajar pada intonasi
bacaan suatu kata atau kalimat, dan membetulkannya apabila mereka
salah.
c. Guru ingin menilai kemampuan para pembelajar pada irama
bacaannya, dan membetulkannya ketika mereka salah.
d. Guru ingin menilai kemampuan para pembelajar pada tanda-tanda
baca, dan membetulkannya ketika mereka salah.
e. Guru ingin menilai kemampuan pemahaman para pembelajar
pada apa yang mereka baca. Tujuan ini merupakan tujuan dari
membaca nyaring dan membaca dalam hati.
Ketika praktek membaca nyaring itu berlangsung seorang guru
mestilah memelihara hal-hal berikut ini:
a. Ketika praktek membaca nyaring dimulai hendaklah guru memilih
pembelajar yang paling baik bacaannya, sehingga diharapkan dia

10
Ulin Nuha, “ Ragam Metodologi dan Media Pembelajaran Bahasa Arab”, (Yogyakarta:Diva
Press: 2016), hlm. 106.

7
menjadi contoh bagi teman-temannya yang berkemampuan
dibawahnya.
b. Para pembelajar yang bertugas membaca diminta untuk berdiri di
depan teman-temannya. Situasi ini dapat menarik perhatian para
pembelajar yang mendengarkannya sekaligus dapat menertibkan
suasana kelas. Dan suasana berhadap-hadapan ini merupakan
suatu hal yang normal antara seorang pembicara atau pembaca dan
pendengar.
c. Guru harus mampu menciptakan partisipasi para pembelajar
dalam membetulkan bacaan yang salah. Seandainya para pembelajar
tidak ikut membetulkan bacaan salah, maka yang terlibat hanyalah
dua pihak, yaitu pembaca dan guru.
d. Guru tidak menyuruh seorang siswa untuk membaca teks yang terlalu
panjang. Akan tetapi sebaiknya dibaca oleh sebanyak-banyaknya
pembelajar. Ini pun tidak berarti bahwa seorang pembelajar membaca
satu baris, cukup dengan beberapa baris.
5. Qira’ah Namudzajiyyah (Bacaan sebagai Model)
Qira’ah Namudzajiyyah merupakan kegiatan membaca yang
dilakukan oleh seorang guru untuk dijadikan sebagai contoh atau model
bagi para pembelajar. Sedangkan para pembelajar diminta untuk
mendengarkan dan menirunya. Model membaca ini biasanya dilakukan
setelah kegiatan membaca dalam hati atau pertanyaan-pertanyaan untuk
mengetahui pemahaman para pembelajar. Kegiatan membaca ini juga
biasa dilakukan sebelum membaca nyaring. Qiraah Namudzajiyyah
ini bisa dilakukan dengan mengambil dua bentuk:
a. Qiraah Namudzajiyyah dengan Bacaan Bersambung (Qiraah
Mutthasilah)
Pada bentuk ini, guru membacakan materi bacaan
panjang sekaligus, yang kadang-kadang mencapai satu alinea.
Sedangkan para pembelajar hanya mendengarkan saja tanpa
mengulang-ngulang setelah guru membacakan teks.

8
b. Qiraah Namudzaziyyah dengan Bacaan Terputus-putus (Qiraah
Mutaqotti’ah)
Pada bentuk ini,guru membacakan sebuah kalimat atau
sebagian kalimat apabila kalimat tersebut terlalu panjang.
Kemudian para pembelajar mengulanginya secara bersama-sama.
Setelah itu guru membacakan kalimat berikutnya dan para
pembelajar mengulanginya secara bersama-sama. Demikian
seterusnya langkah- langkah tersebut dilakukan secara berulang-
ulang.11

D. Tujuan Pembelajaran Qira’ah


Tujuan pembelajaran qira’ah adalah memahami teks yang diajarkan,
maka kebanyakan pengajar mengambil jalan pintas dengan membacakan
teks dan menerjemahkannya kata-perkata atau kalimat perkalimat. Hal ini
memang praktis bagi pendidik dan menyengkan bagi peserta didik. Karena
tidak menuntut mereka berfikir keras, tetapi tidak baik untuk kelanjutan
pembelajaran selanjutnya. Mereka tidak mandiri dan akan selalu
bergantung pada orang lain sampai kapanpun. Dengan demikian seorang
pendidik dituntut dapat menerapkan pembelajaran yang aktif, yang dapat
melibatkan mahasiswaa secara aktif baik individu maupun kelompok.12
Pada dasarnya, tujuan pembelajaran qira’ah terbagi menjadi dua yairu
tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dari pembelajaran qira’ah adalah
dapat membaca dengan baik serta mampu memahaminya. Sedangkan
tujuan khususnya adalah:13
1. Siswa dapat mengaitkan lambang tulisan dengan bunyi ujaran.
2. Siswa dapat membaca teks dengan nyaring.
3. Siswa dapat membaca dengan lancar.
4. Siswa dapat memahami makna sesuai konteks.

11
Yayan Nurbayan, “ Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab”, (Bandung:Zein Al-Bayan:
2008), hlm. 103.
12
Sri Dahlia, “ Urgensi Metode Qiro'ah dalam Pembelajaran Bahasa Arab di PTAI” , Jurnal
Arabia, Vol. 5, No.1, januari-juni 2013, hlm. 20.
13
Muhammad Kamil Al Naqah, Ta’lim Al-Lughah Al-Arabiyyah Li Al-Nathiqin Bi Lughat
Ukhra, Makkah al-Mukarramah : Jami’at Um al-Qura, hlm. 188.

9
Tujuan pembelajaran al-qira’ah adalah berdasar pada tujuan
pengajaran bahasa Arab seperti yang dikemukakan oleh Tarigan yaitu
untuk menumbuhkan dan mengembangkan empat kemahiran berbahasa
yaitu kemahiran menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Oleh karena
itu tujuan pengajaran al-qira’ah adalah untuk menumbuhkan dan
mengembangkan kemahiran membaca. Kemahiran membaca tersebut
mencakup dua hal yaitu:
1. Mengenali huruf alphabet Arab yang sudah tersusun menjadi kata
dalam rangkaian kalimat-kalimat dan mengucapkannya dengan cepat
dan benar.
2. Mengerti apa yang dibaca, kalau membaca bahan-bahan bacaan
berbahasa Arab.
Kemahiran membaca dianggap sebagai keterampilan utama yang
mengharuskan siswa untuk mengetahui dan menguasainya melalui materi
tertulis, yaitu:
1. Memperoleh keterampilan dasar membaca yang tampak dalam bacaan
keras (bersuara), terkait dengan pengucapan yang benar dan keindahan
dalam membaca, ketepatan dalam memberi harakat dan pemberian
makna.
2. Kemampuan untuk membaca dengan cepat dan tepat dan menghasilkan
ide-ide umum dan pengetahuan-pengetahuan parsial dan mengetahui
tujuan makna yang tertulis dan yang tidak tertulis.
3. Memperkaya perbendaharaan bahasa bagi siswa dengan cara mereka
memperoleh lafaz-lafaz, susunan kalimat, dan contoh-contoh
kebahasaan yang terdapat dalam teks-teks bacaan.
4. Mendapatkan manfaat dari uslub para penulis dan penyair dan
mengikuti uslubnya dengan baik.
5. Meningkatkan standar kemampuan pengungkapan, baik secara lisan
maupun tulisan dan mengembangkannya melalui uslub-uslub bahasa
yang benar.

10
6. Memperluas kajian siswa melalui pengetahuan dan kebudayaan sesuai
yang diperolehnya dari beberapa literature, majalah, surat kabar, dan
sarana informasi dan transformasi lainnya.
7. Menjadikan kegiatan membaca sebagai aktifitas yang menyenangkan
bagi siswa untuk menyimak setiap hal yang bermanfaat dan berfaedah
secara kontinyu pada waktu senggangnya.
8. Mengfungsikan bacaan sebagai sarana untuk memperoleh ilmu
pengetahuan dengan merujuk pada sumber-sumber, literatur
pembahasan dan kajiankajian yang berbeda-beda.
9. Pembaca dapat merealisasikan suatu tujuan utama atau lebih ketika
membaca untuk aktivitas yang berbeda-beda, sebagai hasil keterampilan
membaca yang dimilikinya dengan cara bersungguh-sungguh dalam
meresume dengan baik dalam waktu yang singkat.
10. Membantu siswa/mahasiswa mempelajari beberapa materi
pelajaran yang berbeda-beda pada semua tingkatan pembelajaran. Maka
bacaan itu, adalah media pengajaran pokok yang merupakan jembatan
yang menghubungkan antara manusia dan alam yang mengelilinginya.
11. Memperkuat hubungan dengan kitab Allah dan Sunnah nabi-Nya,
memuliakan peninggalan para pendahulunya, seperti teori, ilmu
pengetahuan, bahasa dan sastra. Dan tidak lupa bahwa kata pertama
yang diturunkan ke hati Rasulullah yaitu firman Allah (‫)خلقالذيربكبإسماقرأ‬,
yang mendorong setiap umat untuk membaca dan menuntut ilmu
pengetahuan.14

E. Strategi Pembelajaran Qira’ah


Ada beperapa strategi dalam pembelajaran Qiro’ah :
1. Empety Outline
Tujuan dari strategi ini untuk melatih kemampuan siswa dalam
menuangkan isi dari yang dibaca ke dalam bentuk tabel. Isi dari tabel

14
Anwar Abd Rohman, “ Keterampilan Membaca dan Teknik Pengembangannya dalam
Pembelajaran Bahasa Arab” , Jurnal Diwan, Vol.3, No.2, 2017, hlm. 159-161.

11
tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan atau tujuan
pembelajarannya. Adapun langkah-langkahnya :
a. Pilihlah bacaan yang sesuai dengan topik pembahasan yang telah
ditentukan.
b. Siapkan format tabel yang akan digunakan oleh para siswa.
c. Bagikan bacaan tersebut pada masing-masing siswa, kemudian
tugaskan mereka untuk membacanya dengan seksama.
d. Mintalah para siswa untuk mengisi tabel yang telah dipersiapkan.
e. Mintalah para siswa untuk bergabung dua-dua (dengan teman
disebelahnya) kemudian mendiskusikan hasil kerja mereka masing-
masing.
f. Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan (presentasi)
hasil pekerjaan mereka setelah didiskusikan.
g. Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa tersebut agar tidak
terjadi kesalahan.15
2. Analysis
Tujuan dari penggunaan strategi ini diantaranya adalah untuk
melatih siswa dalam memahami isi bacaan dengan cara menemukan ide
utama dan ide-ide pendukungnya. Strategi ini disamping melatih
ketajaman analisis terhadap isi bacaan juga dapat melatih untuk
menemukan alur pikir dari penulisnya. Langkah-langkahnya adalah :
a. Bagikan teks/bacaan kepada masing-masing siswa.
b. Mintalah semua siswa untuk membaca teks tersebut.
c. Mintalah masing-masing untuk menentukan (menuliskan) ide utama
dan pendukung secara individu.
d. Mintalah siswa untuk berkelompok dan mendiskusikan hasil masing-
masing.
e. Mintalah beperapa siswa untuk menyampaikan hasilnya (presentasi)
di depan kelas mewakili kelompoknya.
f. Berikan kesempatan pada kelompok lain untuk memberikan
komentar atau pertanyaan.
15
Anwar Abd. Rahman, “Keterampilan Membaca dan Teknik Pengembangannya dalam
Pembelajaran Bahasa Arab”, Jurnal Diwan, Vol. 3 No. 2 (2017), hlm, 161.

12
g. Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa tersebut agar
pemahaman terhadap bacaan semakin baik.
3. Snow Bolling
Strategi ini cukup efektif digunakan apabila jumlah kelasnya tidak
terlalu besar, dan dimaksudkan agar masing-masing siswa mendapatkan
masukan sebanyak-banyaknya dari teman mereka yang lain. Berikut
langkah-langkahnya :
a. Bagikan teks kepada masing-masing siswa.
b. Mintalah masing-masing siswa untuk membaca teks tersebut.
c. Mintalah masing-masing siswa untuk menentukan ide utama dan
pendukung secara individu.
d. Mintalah siswa untuk berkelompok dua-dua dan mendiskusikan hasil
kerja masing-masing
e. Gabungkanlah setiap dua kelompok menjadi satu (menjadi empat
orang) untuk mendiskusikan hasil masing-masing.
f. Gabungkanlah setiap dua kelompok menjadi satu (menjadi delapan
orang) untuk mendiskusikan hasil masing-masing. Begitu seterusnya
sampe menjadi kelompok paling besar (satu kelas) atau dengan
jumlah tertentu yang dianggap cukup.
g. Mintalah siswa untuk menyampaikan (presentasi) hasilnya di depan
kelas.
h. Berikan klarifikasi terhadap hasil yang telah dirumuskan oleh siswa
tersebut.
4. Broken Square/text
Penggunaan dari strategi ini adalah untuk merangkaikan kembali
bacaaan yang sebelumnya telah dipotong-potong. Berikut langkah-
langkahnya :
a. Siapkan sebuah naskah cerita yang dipotong-potong menjadi
beperapa bagian.
b. Bagilah siswa ke dalam beperapa kelompok kecil.
c. Berilah text/potongan-potongan tersebut pada masing-masing
kelompok.

13
d. Mintalah semua siswa membaca text secara bergantian dalam
kelompoknya masing-masing.
e. Mintalah semua siswa untuk memahami potongan-potongan kalimat
tersebut dalam kelompoknya.
f. Mintalah siswa untuk mengurutkan potongan-potongan text tersebut.
g. Setelah kerja kelompok selesai, mintalah masing-masing kelompok
menyampaikan (mempresentasikan) hasilnya di depan kelas.
h. Berikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan
komentar atau pertanyaan.
i. Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja kelompok tersebut sehingga
terjadi kesamaan pemahaman terhadap materi yang diajarkan.
5. Index Card Match
Strategi ini biasanya digunakan untuk mengajarkan kata-kata
kalimat atau dengan pasangannya. Berikut langkah-langkahnya :
a. Siapkan kartu berpasangan (soal dan jawabannya) lalu diacak.
b. Bagikan kartu tersebut kepada semua siswa dan mintalah mereka
memahami artinya.
c. Mintalah semua siswa mencari pasangannya, mintalah siswa
berkelompok dengan pasangannya masing-masing.
d. Setelah menemukan pasangannya mintalah siswa berkelompok
dengan pasangannya masing-masing.
e. Mintalah masing-masing kelompok untuk menyamapaikan
(mempresentasikan) hasilnya di depan kelas.
f. Berikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan
komentar atau pertanyaan.
g. Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja kelompok tersebut.16

16
M. Khalilullah, “Strategi Pembelajaran Arab aktif (Kemahiran Qira’ah dan Kitabah)”,
Jurnal Sosial Budaya, Vol. 8 No. 01 Januari-Juni 2011, hlm. 158-165.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Membaca adalah keterampilan menangkap makna dalam simbol-
simbol bunyi tertulis yang terorganisir menurut sistem tertentu. Kegiatan
membaca merupakan proses komunikasi antara pembaca dengan penulis
melalui teks yang ditulisnya. Maka secara langsung didalam membaca
terjadi hubungan kogniif antara bahasa lisan dengan bahasa tulisan.
Ada beberapa pembagian dari membaca yaitu Qira’ah Mukatstsafah
(Membaca Intensif), Qira’ah Takmiliyyah (Suplemen), Qira’ah Shamitah
(Membaca dalam hati), Qira’ah Jahriyyah (Membaca Nyaring), dan
Qira’ah Namudzajiyyah (Bacaan sebagai Model).
Tujuan pembelajaran qira’ah adalah memahami teks yang diajarkan,
maka kebanyakan pengajar mengambil jalan pintas dengan membacakan
teks dan menerjemahkannya kata-perkata atau kalimat perkalimat. Pada
dasarnya, tujuan pembelajaran qira’ah terbagi menjadi dua yairu tujuan
umum dan khusus. Tujuan umum dari pembelajaran qira’ah adalah dapat
membaca dengan baik serta mampu memahaminya.Ada beperapa strategi
dalam pembelajaran Qiro’ah Empety Outline, Analysis, Snow Bolling,
Broken Square/text, Index Card Match.

B. Saran
Sebaiknya guru bahasa arab lebih meningkatkan pelaksanaan
pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan metode dan stsrategi yang
efektif sesuai kompetensi para siswa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Madzkur, Ali .. Tadris Al-Funun Al-Lughoh Al-Arobiyah. Kairo : Darul


Fikr. 2016.
Al Naqah, Muhammad Kamil. Ta’lim Al-Lughah Al-Arabiyyah Li Al-Nathiqin Bi
Lughat Ukhra, Makkah al-Mukarramah : Jami’at Um al-Qura. 1985.
Basith, A. (2017). Tadris Maharah Al Qiro’ah Fi Ashr Al Aulamah. Alsinatuna, 1
(2), 219.
Dahlia, Sri. “ Urgensi Metode Qiro'ah dalam Pembelajaran Bahasa Arab di PTAI”
, Jurnal Arabia, 5 (Januari 2013.) 20.
Efendi, Fuad, Ahmad. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: misykat.
. 2004
Hermawan , Acap. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya offset. 2011.
Khalilullah, M. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta : Aswaja
Pressindo. 2012.
Neldi, H. Hadi, Kemas, Abdul. ”Efektivitas Pembelajaran Qiro’ah Pada Program
Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jambi”,
Jurnal Titian: 1 (Febuari 2017) 131.
Nuha, Ulin. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta :
Diva Press. 2012.
Nuha, Ulin. Ragam Metodologi dan Media Pembelajaran Bahasa
Arab.Yogyakarta:Diva Press. 2016.
Ratomi Ahmad. “Pembelajaran bahasa Arab Maharah Qiro’ah Melalui
Pendekatan Saintifik”, Jurnal Pendidikan Islam. 8 (Januari 2019). 562.
Rohman, Anwar Abd. “Keterampilan Membaca dan Teknik Pengembangannya
dalam Pembelajaran Bahasa Arab” ,Jurnal Diwan, 3 (Febuari 2017.) 151-161.

16
17

Anda mungkin juga menyukai