Anda di halaman 1dari 14

MAHFUDZAT TENTANG METODE

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah Al Machfudat Wa Ta’limuha
Dosen Pengampu : Abdal Chaqil Harimi, M. Pd.I.

Disusun Oleh :
1. Nadiyah Nur Azizah 2017403108
2. Ristiya Mula Haniyah 2017403098
3. Fernanda Anindya 2017403124
4. Inhatul Laela 2017403109
5. Vebri Widia Ningsih 2017403139

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
PROFESSOR KIAI HAJI SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita segala nikmat
baik itu nikmat, iman dan ihsan sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah
ini dengan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan sya’faat nya kelak di hari akhir. Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Al Machfudat Wa Ta’limuha dengan dosen pengampu bapak Abdal
Chaqil Harimi, M. Pd. I. Dalam makalah ini pemakalah akan membahas mengenai
Mahfudzat tentang metode.

Kemudian terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang terlihat


dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan lancer dan tepat
waktu. Besar harapan kami agar makalah ini dapat berguna dan memberikan
pengetahuan bagi pembaca. Selain itu, kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Maka dari itu, untuk kedepannya masukan dan
saran dari teman-teman semua dapat membantu perbaikan makalah menjadi lebih
baik. Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua.

Bogor, 25 April 2023

Penyusun

1
BAB I

PENDAHULUAN

Mahfudzot merupakan istilah kata dari bahasa arab (Hafidzohyahfadzu)


yang artinya dalam bahasa Indonesia yakni menghafal, maksudnya mahfudzot
termasuk pelajaran yang di dalamnya terdapat kalimat-kalimat thoyibah atau kata-
kata mutiara yang dihafalkan. Pelajaran mahfudzot termasuk komponen dalam
lingkup pelajaran bahasa arab. Materi mahfudzot memiliki beberapa keuntungan
dalam isi materi dan pendidikan, antara lain: a. Untuk menguatkan ingatan baik
bagi guru ataupun siswa) b. Mengenalkan kepada siswa tentang sastra kuno c.
Mengajarkan kepada siswa tentang menyusun karangan d. Mendidik akhlaq dan
kecakapan siswa

Sesungguhnya bait mahfudzot yang diberikan kepada siswa harus terdiri


dari bait yang telah terpilih dalam tata bahasanya maupun judulnya, dan dari
kebijakan seorang guru harus mampu memilih judul yang menimbulkan karakter
dengan nilai-nilai luhur, perumpamaanperumpamaan yang benar dan nyata, kalimat
bijak yang berpengaruh dalam mendidik karakter siswa di masa mendatang.

Pelajaran mahfudzot bukan hanya mengajarkan untuk dapat menghafalkan


bait-perbait dari setiap materi akan tetapi juga membangun kepada siswa untuk
dapat mengaplikasikan dalam kehidupan di masa depan.

Metode Secara harfia yang berarti “cara”. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), metode berarti cara yang terprosedur digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Oleh
sebab itu seorang guru harus mempunyai kearifan dan kreatifitas dalam
menyampaikan materi ajar. sebelum mengajar, guru merancang terlebih dahulu
secara prosedural metode pembelajaran yang akan diajarkan, agar siswa dapat
memahami secara jelas materi tersebut.

2
Setiap guru harus memilih metode yang paling tepat untuk digunakan dalam
mengajar, sebab dalam menyampaikan materi ajar agar melihat terlebih dahulu
situasi dan tujuan dalam pembelajaran tersebut, sehingga metode yang digunakan
lebih dari satu metode pembelajaran. Oleh sebab itu, seorang guru harus bisa
menguasai metode yang akan digunakan dalam pembelajaran.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode
Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang
tersusun secara sistematis (urutannya logis). “Pembelajaran merupakan proses
interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas
dengan menggunakan berbagai sumber belajar sebagai bahan kajian”.

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk


mengimplementasikan susunan rencana dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, di antaranya: (1)
ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6)
pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

Berdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan


tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu
cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada
diri siswa untuk mencapai tujuan. Benny A. Pribadi menyatakan, “tujuan proses
pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang
diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara
sistematik dan sistemik”. Banyak metode yang digunakan seorang guru dalam
pembelajaran passing bawah bolavoli, antara lain dengan menggunakan metode
pembelajaran inovatif dan konvensional.1

1
Deddy Yusuf Aditya, “Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Resitasi Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa”, Jurnal SAP. Vol. 1 No.2 (Desember 2016).

4
B. Pengertian Mahfudzat

Mahfudzat secara bahasa ialah kalimat yang diingat hal itu karena sesuai
dengan pesan-pesan yang penuh kebijakan yang harus diingat dan dipelajari. Dalam
bahasa Indonesia ada berbagai istilah yang digunakan seperti peribahasa, ungkapan,
kata-kata bijak.

Mahfudzat adalah suatu pelajaran dimana siswa diperlihatkan beberapa


karya sastra dan sosial yang memiliki nilai penting seperti puisi yang mempunyai
nilai moral dan sosial. Mahfudzat adalah kumpulan teks-teks keagamaan yang
wajib dipelajari dan dihafal oleh siswa serta penting dipahami isinya.

Tujuan pembelajaran Mahfudzat yaitu membantu menyediakan


pembelajaran yang akan menjadi bagian penting dari kehidupan dan filosofi siswa.
Membantu siswa mengembangkan sifat keluhuran Budi. Membantu setiap siswa
mengembangkan kepercayaan diri . Mengajarkan siswa tentang iman dalam
menjalani kehidupan mereka terutama jika menyangkut pengalaman pribadi
mereka sendiri.2

C. Pengertian Ilmu
Ibnu `Arabi menjelaskan bahwa ilmu memiliki beberapa makna yang
berbeda sehingga terjadilah perbedaan defenisi dan hukum seperti lafal `alim dan
ulama. Berdasarkan hal ini maka berbedalah pendapat ulama dalam memahami Hadis
ini bergantung kepada kecenderungannya. Para mutakallim menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan ilmu di sini adalah ilmu kalâm dengan argument bahwa ilmu ini
adalah pendahuluan bagi segalanya karena ia berkenaan dengan ilmu tauhid yang
merupakan dasar dan pondasi agama.

2
Sugirma, Sugirma, “Konsep Mujahadah Li Thalabil ‘Ilmi dalam Kitab Mahfudzot”, Al-
Tadabbur: Jurnal Kajian Sosial, Peradaban dan Agama. Vol. 6 No.2 (Desember 2020).

5
Kaum faqîh menyatakan bahwa ilmu di sini adalah ilmu fiqih karena ia
berkenaan dengan ilmu halal dan haram karena makna inilah yang dapat difahami
secara spontan ketika kita berbicara mengenai syari`at. Begitu juga halnya jika latar
belalakang keilmuannya tafsir maupun Hadis. Seorang ahli nahwu juga tentunya akan
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ilmu di sini adalah ilmu bahasa Arab
karena syari`at diperoleh dari Alquran dan Hadist yang menggunakan bahasa Arab.
Oleh sebab itu wajib hukumnya menguasai ilmu bahasa Arab.
Jadi jelasnya ilmu di sini adalah seluruh ilmu yang terkait dengan ilmu-
ilmu syari`at agama Islam baik itu bahasa, Hadist, tafsir, akidah, fiqih, tasauf dan
seterusnya. (Al-Manawi, 1994: 352). Al-Baihaiqi juga meriwayatkan hadis
kewajiban menuntut ilmu ini dari Anas ra dengan perubahan lafal pada matan
mengganti kata fariᶁah dengan kata wajib.

3
‫علَى ُك ِل ُم ْس ِلم‬
َ ٌ‫اجب‬ ُ َ‫طل‬
ِ ‫ب ال ِع ِلم َو‬ َ

Artinya: “Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim”. (as-Suyuŝi, : 317)

Para ulama Islam menjelaskan definisi ilmu di antaranya ilmu menurut


Imam Râgib dalam buku Mufardât Alquran: mengetahui sesuatu berdasarkan
hakikatnya yang sebenarnya. Ahli ilmu logika mengatakan bahwa ilmu adalah
mengetahui zat atau hakikat sesuatu atau yang dikenal dengan taşawwur. Kedua:
menjustifikasi atas sesuatu dengan keberadaan sesuatu atau menafikannya atau
yang dikenal oleh ahli logika dengan istilah taşdiq.
Dalam al-Quran kata `ilm dan kata jadiannya disebutkan kurang lebih
mencapai 800 kali. Al-Qarᶁâwi dalam penelitiannya terhadap kitab Al-Mu`jam Al-
Mufahras Li Al-AfâᶎAl-Quran al-Karîm menjelaskan bahwa kata `ilm dalam al-
Quran terdapat 80 kali, sedangkan kata yang berkaitan dengan itu seperti kata
`allama (mengajarkan) ya`lamu (ia mengetahui) `alim (tahu) dan seterusnya
disebutkan beratus-ratus kali.

3
Zulfahmi Lubis, Kewajiban Belajar ٢٠١٦ ‫ ديسمبر‬- ‫ يوليو‬،٢ ‫ السنة السالسة العدد‬: ‫حياء العربية‬

6
Sebagaimana imam Râgib membagi ilmu dari sisi lain ilmu dibagi menjadi
dua macam: teori dan praktis. Ilmu teoritis adalah ilmu yang menuntut lebih dari
sekedar mengetahuinya, jika ia mengetahuinya maka telah sempurnalah ilmunya.
Seperti ilmu mengenai berbagai yang ada di alam ini.
Ilmu praktis: adalah ilmu yang tidak sempurna kecuali jika diamalkan
seperti ibadah, akhlak dan seterusnya. Ulama lain membagi ilmu menjadi dua: ilmu
logika dan sam`i. ilmu logika adalah ilmu yang diperoleh melalui logika dan
percobaan. Ilmu sam`i: ilmu yang diperoleh melalui kenabian dan wahyu
Al-Manâwî dalam bukunya at-Taufiq bahwa ilmu adalah keyakinan yang
mutlak tetap yang sesuai dengan kenyataan. Dalam hal defenisi ilmu tidak ada
perbedaan antara Islam dan Barat bahwa ia merupakan kebenaran yang sesuai
dengan realitas. Namun titik perbedaannya mengenai sumber ilmu yang
diakui.Dimana Barat hanya mengenai yang berisifat empiris dan tidak mengakui
wahyu.
Ilmu dalam agama Islam adalah pengetahuan akan kebenaran yang didasari
atas argument yang kuat dan dapat dipastikan (qaţ`i). Oleh sebab itu al-Quran
adalah hujjah yang qaţ`i begitu juga Hadis yang mutawâtir dan şahîh.Maka
keduanya tergolong kepada ilmu bahkan menjadi sumber dan neraca ilmu dalam
agama Islam.Karena dalam Islam kebenaran yang mutlak hanya bersumber dari
Allah Swt.

D. Macam-macam Mahfudzat Beserta Analisisnya


1. Mengedepankan akhlakul karimah
Rasulullah saw., diutus ke bumi ini dengan tugas yang sangat mulia yakni
untuk menyempurnakan akhlak manusia. Akhlak Karimah ini termasuk dalam
tujuan utama pendidikan Islam. Maka, di dalam pembelajaran mahfudzat
khususnya di pondok Pesantren banyak sekali untaian kata-kata bijak
penyejuk hati, agar si santri senantiasa mengingat tentang esensi pendidikan
Islam, yakni mengedepankan akhlak karimah. Beberapa bait-bait mahfudzat
yang bertemakan akhlak karimah diantaranya:

‫ فإذا وصل إلى القلب طهره من ظلم المعاصي‬,‫اخالق الحسن كاانور والضوء‬

7
Artinya : “Akhlak itu bagaikan sinar dan cahaya, ketika sampai ke hati ia
meneranginya dari kegelapan maksiat.”

Maksud machfudat di atas adalah, jika seseorang khususnya seorang


pencari ilmu diseimbangkan dengan akhlak/perilakunya diibaratkan seperti
sinar dan cahaya. Sinar dan cahaya disini dimaksudkan dapat menerangi
kegelapan hati dari perilaku buruk contohnya perbuatan maksiat. Seorang
pencari ilmu dengan diseimbangkan akhlakul karimah niscaya akan
senantiasa dijaga perilakunya serta ditambahkan nikmat dunia maupun
bekal akhiratnya.

4
‫آدب املرء خري من ذهبه‬
Artinya : “Adab seseorang lebih berharga daripada emas yang
dimilkinya”

Maksud dari makhfudzat ini adalah betapa berharganya adab, karena


yang bernilai di sisi Allah adalah iman, amal dan juga akhlak. Bukan harta
bendanya, maksud emas disini hanya mewakili dari arti kekayaan. Karena
kemuliaan seseorang dilihat dari akhlak dan adabnya bukan dilihat melalui
seberapa kaya dia. Adab & Akhlak memiliki kedudukan yang tinggi didalam
syariat Islam, bahkan jika kita menengok lebih jauh kepada peranan adab &
akhlak maka nampak bahwa ia merupakan hakikat agama seluruhnya.

2. Keseimbangan hidup dunia akhirat.


Mencari ilmu harus didasarkan pada keseimbangan hidup dunia akhirat.
Seseorang yang menuntut ilmu akan dianggap berhasil jika dapat
mengaplikasikan keseimbangan hidup dunia akahirat, bahagia di dunia dan
selamat di akhirat. Hal ini dapat dilihat dalam bait-bait mahfudzat berikut:

5
‫إذا فرغت امور دنياك فانصب في عباد ربك‬

4
Misbahuddin Nur, Kata-Kata Mutiara (Pustaka Al-Fatah, Desember 2011).
5
Khazanah “Menjadi Pribadi Yang Seimbang” https://chanelmuslim.com/khazanah/menjadi-
pribadi-yang-seimbang diakses pada tanggal 24 Februari 2023.

8
Artinya : “Jika kau telah menyelesaikan urusan duniamu, maka segera
sibukkanlah dirimu untuk ibadah kepada Tuhanmu”

Menjadi pribadi yang seimbang saat memainkan peran sebagai


manusia di bumi ini. Menjadi pemakmur bumi dan menjadi hamba Allah
yang penuh ketundukan. Urusan dunia dan akhir bisa ia laksanakan tanpa
harus meninggalkan salah satunya. Seorang muslim hendaklah membagi
waktu untuk menyelesaikan urusan dunia dan akhiratnya sehingga ia
menjadi pribadi yang tawazun (seimbang), sebab ada waktu dimana ia
bekerja, ada waktu dimana ia bercengkrama dengan anak dan istrinya dan
ada saatnya ia bermunajat kepada Rabbnya. Allah berfirman : “Maka
apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap.” (QS. Al Insyirah: 7-8).

Yakni jika engkau telah selesai dari urusan-urusan dunia dan


berbagai kesibukannya serta telah memutus semua hubungannya, maka
bersungguh-sungguhlah dalam ibadah dan bangkitlah pada-Nya dengan
penuh semangat.

6
‫من اراد الدنيا فعليه بالعلم ومن اراد اآلخرة فعليه بالعلم ومن ارادهما فعليه بالعلم‬
Artinya : “Barang siapa yang menginginkan dunia maka harus disertai
dengan ilmu, Barang siapa yang menginginkan akhirat maka harus diserta
dengan ilmu Barangsiapa yang mengingnkan keduanya, maka harus
disertai dengan ilmu (al-hadits)”

Dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan substansi


penting dan fundamental yang harus dimiliki oleh seseorang jika ia ingin
menjadi khalifah di bumi, yang mulia di sisi Tuhan. Terkait dengan ilmu
pengetahuan Allah SWT dalam Al Qur’an memberikan jaminan pada

6
Sugirma, “Konsep Mujahadah Li Thalabil ‘Ilmi dalam Kitab Mahfudzot”, Al-Tadabbur: Jurnal
Kajian Sosial, Peradaban dan Agama. Vol. 6 No.2 (Desember 2020).

9
manusia, seperti firman-Nya dalam surat Al Mujaadilah ayat 11 yang
berbunyi:

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepada mu:


“Berlapanglapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”,
maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan


semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan
mudah dari berbagai sumber dan tempat di belahan dunia. Keadaan
demikian mengharuskan siswa memiliki kemampuan memperoleh,
memilih, dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu
berubah, tidak pasti dan kompetitif. Kemampuan ini membutuhkan pola
pikir yang kritis, sistematis, logis, kreatif, serta kerja sama yang efektif dan
efisien. Ilmu pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan ta’dib
yang didalamnya terdapat tiga sub sistem, yaitu pengetahuan, pengajaran,
dan pengasuhan (tarbiyah) atau secara umum dikenal dengan istilah
pendidikan.7

Pendidikan merupakan kunci kemajuan suatu bangsa, tidak ada


bangsa yang maju tanpa didukung dengan pendidikan yang kuat. Pendapat
ini mengisyaratkan bahwa pendidikan memiliki peran yang sangat penting

7
Zaini, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Mistaq Pustaka, 2011), hal. 14

10
dalam kehidupan, karena pendidikan dapat mengubah diri manusia dari
yang tidak mengerti menjadi tahu dan paham. Kesadaran kita sebagai warga
negara yang memiliki tanggung jawab terhadap berlangsungnya kehidupan
berbangsa dan bernegara seyogyanya selalu memiliki jiwa militan untuk
mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang termuat dalam UUD 1945,
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.8 pada pasal 31 tentang pendidikan
terutama ayat 1 yang berbunyi “setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan” , serta UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS) BAB II pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

9
‫ واعراضها ميسورا‬،‫إن الدنيا إذا صلحت كان إسعادها موفورا‬
Artinya : “Sesungguhnya jika dunia menjadi baik, maka kebahagiaan di
dalamnya menjadi berlimpah dan perhiasannya menjadi mudah di dapat”

Dalam menjalani hidup ini, semua manusia pasti ingin menggapai


kesuksesan. Manusia dianugerahi oleh Allah swt. naluri yang
menjadikannya gemar memperoleh manfaat dan menghindari mudharat.
Beribadah dan melaksanakan tugas sebagai khalifah adalah tujuan
penciptaan manusia, sedangkan ibadah tidak dapat terlaksana dengan baik

8
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD’45), (Surabaya: Apollo:
tt), hal. 2
9
Siti Latifah Mubashiroh, “Menjadi Makhluk Yang Disukai Allah untuk Meraih Sukses Dunia dan
Akhirat” https://islamic-economics.uii.ac.id/menjadi-makhluk-yang-disukai-allah-untuk-meraih-
sukses-dunia-akhirat/ diakses pada tanggal 05 Oktober 2018.

11
bila kebutuhan manusia tidak tercukupi. Oleh sebab itu, pemenuhan
kebutuhan duniawi merupakan sebuah kewajiban. Akan tetapi, pemenuhan
kebutuhan dunia untuk mencapai sukses itu dapat dijalankan bersamaan
dengan menggapai kesuksesan akhirat.

Kesuksesan hidup tidak hanya diukur oleh capaian duniawi semata,


seperti berderetnya gelar akademik, menterengnya karier, atau
melimpahnya penghasilan. Kesuksesan sejati diraih jika seluruh capaian itu
memberi manfaat bagi orang lain sehingga mengalirkan pahala jariah, dan
kelak, saat menutup usia dalam keadaan husnul khatimah. Hal ini penting
dipahami agar umur yang Allah berikan kepada manusia tidak sia-sia, tetapi
justru memberikan banyak kebermanfaatan bagi diri sendiri dan sesama.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mubashiroh, S.L. (2018). “Menjadi Makhluk Yang Disukai Allah untuk Meraih
Sukses Dunia dan Akhirat” https://islamic-economics.uii.ac.id/menjadi-
makhluk-yang-disukai-allah-untuk-meraih-sukses-dunia-akhirat/

Zaini. (2011). Landasan Pendidikan. (Yogyakarta: Mistaq Pustaka).

Sugirma. (2020). Konsep Mujahadah Li Thalabil ‘Ilmi dalam Kitab Mahfudzot. Al-
Tadabbur: Jurnal Kajian Sosial, Peradaban dan Agama. Vol. 6 No.2.

Khazanah. (2023). “Menjadi Pribadi Yang Seimbang”


https://chanelmuslim.com/khazanah/menjadi-pribadi-yang-seimbang

Nur, M. (2011). Kata-Kata Mutiara. (Pustaka Al-Fatah).

Lubis,Z. (2016). Kewajiban Belajar. ٢ ‫ السنة السالسة العدد‬: ‫حياء العربية‬

Aditya, D.Y. (2016). Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Resitasi Terhadap


Hasil Belajar Matematika Siswa. Jurnal SAP. Vol. 1 No.2.

13

Anda mungkin juga menyukai