“METODE CERAMAH”
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhana wa ta’ala. Atas rahmat yang
sudah diberikan, maka dengan itu penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Metode Ceramah”. Penulis makalah adalah merupakan salah satu tugas dari mata
kuliah “Strategi Pengajaran Agama Islam II”.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan ilmu yang lebih baik dan
bermanfaat pada mereka yang telah memberikan bantuan, semoga dibalas oleh Allah swt
sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
PEMBAHASAN.......................................................................................................1
A. Pengertian Metode Ceramah...........................................................................1
B. Teknik Penyusunan Metode Ceramah.............................................................3
C. Langkah-langkah dalam Menerapkan Metode Ceramah.................................4
D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah.................................................5
KESIMPULAN.........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................8
iii
PEMBAHASAN
Ceramah dari aspek bahasa adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru
pendidikan agama Islam terhadap peserta didiknya di dalam kelas. Alat interaksi yang
terutama dalam hal ini adalah “berbicara". Dalam ceramahnya kemungkinan guru
menyelipkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pendidikan agama Islam
yang diajarkan. Sementara kegiatan belajar peserta didik yang paling utama adalah
mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok pokok penting yang dikemukakan oleh
guru. Guru pun dalam hal ini bisa saja mengabaikan pertanyaan-pertanyaan peserta didik,
karena metode ceramah bukanlah tanya jawab walau kadang muncul pertanyaan dari peserta
didik, namun bukan itu pelaksanaan yang sebenarnya.
Metode ceramah adalah suatu bentuk penyajian bahan pengajaran melalui penerangan
dan penuturan lisan oleh guru kepada siswa tentang suatu topik materi. Dalam ceramahnya
guru dapat menggunakan alat bantu/alat peraga seperti gambar, peta, benda, barang tiruan
dan lain-lain. Peran siswa dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan seksama dan
mencatat pokok-pokok penting yang dikemukakan oleh guru1. Metode ceramah dapat
diartikan sebagai suatu metode di dalam proses belajar mengajar, dimana cara
menyampaikan materi pelajaran kepada anak didik adalah dengan penuturan atau lisan.
Menurut Sholeh Hamid dalam bukunya Edutaiment mengatakan bahwa metode
ceramah adalah metode yang memang sudah ada sejak adanya pendidikan 2. Sedangkan
menurut Abuddin Nata, “bahwa metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang
dilakukan oleh guru dengan penuturan atau penjelasan secara langsung dihdapan peserta
didik.”3
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode ceramah adalah cara
mengajar satu antara guru dan peserta didikdalam proses belajar mengajar, secara lisan, agar
peserta didikaktif dalam proses belajar mengajar, dimana guru memberikan penyajian secara
lisan kepada peserta didik.
Metode ceramah adalah metode yang banyak disukai oleh kebanyakan guru, karena
paling mudah mengatur kelas maupun mengorganisirnya. Bila guru dalam penyampaian
pesan (dalam hal ini materi pelajaran) dilakukan secara lisan kepada siswa, maka guru
1
Mu’awanah, Strategi Pembelajaran Cet 1 (Kediri: Stain Kediri Press, 2011), 27
2
Sholeh Hamid, Metode Edutaiment (Jogyakarta: Diva Press, 2011), 209
3
Abuddin Nata, Perpektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2011), 181
1
tersebut telah dapat dikatakan memberceramah. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran
yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-
pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok
materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana
yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Melalui
ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas oleh karena sepenuhnya kelas merupakan
tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
Dalam proses pembelajaran disekolah, tujuan metode ceramah adalah menyampaikan
bahan yang bersifat informasi (konsep, pengertian, prinsip-prinsip) yang banyak serta luas.
Menurut Abdul Majid secara spesifik metode ceramah bertujuan untuk: 1) Menciptakan
landasan pemikiran peserta didik melalui produk ceramah yaitu bahan tulisan peserta didik
sehingga peserta didik dapat belajar melalui bahan tertulis hasil ceramah, 2) Menyajikan
garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahan yang terdapat dalam isi pelajaran, 3)
Merangsang peserta didik untuk belajar mendiri dan menumbuhkan rasa ingin tahu melalui
pemerkayaan belajar4.
Adapun metode ceramah dalam Al-Qur’an juga dijelaskan dalam QS. Yusuf/ 12: 2-3
Allah SWT berfirman:
َه لَ ِمنhٖ hِرْ ٰا ۖنَ َواِ ْن ُك ْنتَ ِم ْن قَ ْبلhhُ َذا ْالقhك ٰه
َ hٓا اِلَ ْيhhَص بِ َمٓا اَوْ َح ْين َ نَحْ نُ نَقُصُّ َعلَ ْي٢ َاِنَّٓا اَ ْن َز ْل ٰنهُ قُرْ ٰانًا َع َربِيًّا لَّ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُوْ ن
َ َك اَحْ َسنَ ْالق
ِ ص
٣ َْال ٰغفِلِ ْين
Artinya : “Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab,
agar kamu memahaminya. Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik
dengan mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum
(kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.”
Apabila seorang guru menggunakan metode ceramah dalam proses belajar mengajar,
maka:
1. Dapat menguasai seluruh kelas, karena ketertiban kelas mudah dijaga.
4
Sholeh Hamid, Metode Edutaiment (Jogyakarta: Diva Press, 2011), 209
2
2. Organisasi kelas sederhana. Ini berarti guru tidak perlu mengadakan pengelompokkan
siswa. Guru tinggal berdiri didepan kelas sambil menjelaskan materi, sedangkan siswa
mendengarkan sambil mencatat.
3. Dapat memberikan penjelasan yang sama kepada sejumlah siswa tentang materi
pelajaran yang sulit dan penting dalam waktu relative singkat.
4. Hal-hal yang penting dan mendesak dapat segera disampaikan kepada para siswa.
5
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran. (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 65.
3
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah
adalah sebagai berikut:
a. Langkah Persiapan
Persiapan yang dimaksud disini adalah menjelaskan kepada peserta didiktentang
tujuan pelajaran dan pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalam pelajaran
tersebut. Disamping itu, guru memperbanyak bahan appersepsi untuk membantu
mereka memahami pelajaran yang akan disajikan.
Menjelaskan kepada peserta didik tentang tujuan pelajaran dan masalah atau pokok-
pokok masalah, apakah yang akan dibahas dalam pelajaran itu. Membangkitkan bahan
appresepsi pada peserta didik untuk membantu peserta didik memahami pelajaran
yang akan disajikan.
b. Langkah Penyajian
Pada tahap ini guru menyajikan bahan yang berkenaan dengan pokok-pokok masalah
pada proses pembelajaran kepada peserta didik dengan menggunakan metode
ceramah ataupun metode lain yang menunjang terciptanya tujuan pembelajaran. Pada
tahap ini disajikan bahan yang berkenan dengan pokok-pokok masalah yang
disampaikan/disajikan tadi dianalisis dan dibanding-bandingkan untuk melihat inter
relasi dan menemukan akibat-akibatnya.
c. Langkah Generalisasi
Unsur yang samadan berlainan dihimpun untuk mendapatkan kesimpulankesimpulan
mengenai pokok-pokok masalah pada penggunaan metode ceramah. Pada saat ini
unsur yang sama dan yang berlainan dihimpun untuk mendapatkan kesimpulan-
kesimpulan mengenai pokok-pokok mengenai masalah.
d. Langkah Aplikasi Penggunaan
Pada langkah ini kesimpulan yang diperoleh digunakan dalam berbagai situasi
sehingga nyata makna kesimpulan itu. Namun perlu diketahui juga bahwa untuk
menggunakan metode ceramah secara murni itu sukar, maka dalam pelaksanaannya
perlu menaruh perhatian untuk mengkombinasikan dengan teknik-teknik penyajian
lain sehingga proses belajar mengajar yang dilaksanakan dapat berlangsung dengan
intensif. Sekarang pada langkahyang ke lima ini, dimana kesimpulan atau konkluksi
yang diperoleh digunakan dalam berbagai situasi sehingga nyata makna kesimpulan
itu. Langkah yang keempat adalah dimana kesimpulan atau konklusi yang di peroleh
digunakan dalam berbagai situasi sehingga nyata makna kesimpulan itu.
4
e. Tahap aplikasi/evaluasi. Tahap terakhir ini diadakan penilaian terhadap pemahaman
siswa mengenal bahan yang telah diberikan guru. Evaluasi dalam bentuk lisan,
tulisan, tugas dan lain-lain6.
Adapun kekurangan dari metode ceramah yang bisa dianalisis oleh para ahli yang bisa
dikumpulkan adalah sebagai berikut:
6
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011), h. 77-78
7
Roestiyah, NK, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 138
5
a. Materi yang dikuasai siswa sangat terbatas pada materi yang dikuasai guru saja.
Kelemahan ini yang paling dominan, sebab materi yang diberikan guru adalah materi
yang dikuasainya, sehingga materi pelajaran yang dikuasai akan tergantung pada apa
yang disampaikan guru.
b. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbaisme.
c. Metode ceramah jika dilakukan oleh guru yang kurang memiliki kemampuan retorika
yang baik, akan menimbulkan kebosanan dan kejenuhan pada siswa, sehingga materi
yang disampaikan akan terasa jenuh dan membosankan.
d. Metode ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti
apa yang dijelaskan atau belum.
e. Metode ceramah akan membawa pada nuansa yang lebih pasif, karena peserta didik
hanya berperan sebagai “pendengar” dan “penonton” yang dilakukan oleh gurunya di
dalam kelas.
Dari beberapa penjelasan mengenai metode ceramah dapat dijelaskan bahwa dari
pengalaman sewaktu praktik pengalaman lapangan (PPL), dengan mengajarkan siswa
khususnya mata pelajaran Fiqih menggunakan metode ceramah tersebut. Hal ini dapat lebih
leluasa untuk membuat siswa berwawasan luas apa yang telah dijelaskan oleh guru. Jika
disertakan dalam bentuk audiovisual bahkan dapat lebih menguasai isi materi dan fokus
dalam pembelajaran tersebut. Pada dasarnya dalam mata pelajaran Fiqih banyak materi yang
bersifat aktif seperti semisalnya praktek sholat jenazah, praktek berwudhu ataupun
bertayamum. Pada zaman ini seharusnya yang banyak dipergunakan adalah metode
pembelajaran yang banyak melibatkan siswa agar peserta didik dapat mengembangkan dan
memahami apa yang dipelajari, jadi siswa tidak hanya hafal dengan apa yang disampaikan
namun juga dapat mengerti tata cara mengerjakan dan mengaplikasikannya di kehidupan
peserta didik tersebut.
KESIMPULAN
6
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak
dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan siswa
dalam proses belajar mengajar. Meskipun metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru
dari pada anak didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam
kegiatan pengajaran. Metode ceramah akan efektif bila digunakan untuk menghadapi siswa
yang berjumlah banyak, dan guru dapat memberikan motivasi atau dorongan belajar kepada
siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Metode ceramah juga juga sama dengan metode-metode yang lain yang memiliki
kelebihan dan kekurangan. Dari kelebihan dan kekurangan tersebut diharapkan guru mampu
mempertimbangkan metode ceramah ini digunakan ketika dalam materi apa supaya
kelemahan yang ada pada metode tersebut bisa diminimalisir. Dan metode ceramah dapat
memperhatikan langkah-langkahnya. Adapun beberapa langkah-langkah dalam metode
ceramah terdiri dari langakh persiapan, langkah penyajian, langkah generalisasi, langkah
aplikasi penggunaan dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
7
Hamid, Sholeh. 2011. Metode Edutaiment. Jogyakarta: Diva Press
Mu’awanah. 2011. Strategi Pembelajaran Cet 1. Kediri: Stain Kediri Press
Nata, Abuddin. 2011. Perpektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sudjana, Nana. 2011. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo