Anda di halaman 1dari 12

Tugas Individu

MAKALAH
“ Menciptakan Situasi Menyenangkan”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata kuliah: Hadist dan Tafsir Tarbawi
Dosen Pembimbing:
Drs. Rofi’i M.Ag., & Hj. Yuliani Khalfiah,M.Pd.I

Disusun oleh :
Rizky Sariah R (1601130363)

PROGRAM STUDI TADRIS (PENDIDIKAN) FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
serta yang telah menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi pedoman hidup manusia.
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarga, sahabat dan pengikut beliau. Alhamdulillahirabbil’alamiin atas karunia
Allah, saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Menciptakan Situasi
Menyenangkan” ini dengan maksimal.
Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan
menyadarkan kita bagaimana suatu menciptakan situasi menyenangkan sehingga
kita bisa berupaya agar terus melaksanakan dan mengembangkan situasi
pendidikan yang menyenangkan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Hadis dan Tafsir Tarbawi. Dalam hal ini, ucapan
terimakasih ditujukan kepada Ibu Hj. Yuliani Khalfiah,M.Pd.I selaku dosen mata
kuliah Hadis dan Tafsir Tarbawi yang telah membimbing serta mencurahkan
ilmunya.
Pada makalah ini diketahui bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan
makalah ini sehingga makalah ini tidak bisa dikatakan sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah tentang Menciptakan Situasi
Menyenangkan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi dasar
untuk lebih semangat dalam mengemban pendidikan. Semoga Allah SWT. selalu
memberikan rahmat dan ridho-Nya kepada kita semua. Amin.
Tim Penyusun

Rizky Sariah R

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

C. Tujuan.......................................................................................................... 2

D. Manfaat ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Hadits Memilih Metode Mengajar .............................................................. 3

B. Kandungan Hadits ....................................................................................... 3

C. Metode Pendidikan Rasulullah Saw. ........................................................... 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................. 8

B. Saran ............................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam proses pendidikan islam, salah satu faktor terpenting untuk
tercapainya tujuan pendidikan adalah dengan metode pendidikan yang baik
dan tepat. Sehingga bisa dibilang kedudukan
sebuah metodesangatlah signifikan. Sebaik apapun tujuan pendidikan, jika
metode yang digunakan tidak tepat, maka tujuan tersebut akan sulit tercapai
dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya sebuah
informasi dapat diterima secara lengkap atau tidak. Bahkan metode sebagai
seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan dianggap lebih penting dengan
materi itu sendiri, ini sesuai dengan hikmah yang selalu diingatkan kepada
para pendidik yaitu “At-Thariqat Ahamm min al-Maddah”( metode jauh lebih
penting daripada materi). Oleh sebab itu, pemilihan sebuah metode dalam
proses pembelajaran haruslah dipilih secara cermat dan tepat, agar hasil
pendidikan dapat memuaskan.
Terkait dengan metode pendidikan, Rasulullah SAW sejak awal sudah
mencontohkan dan melakukan metode pendidikan yang tepat kepada para
sahabatnya. Strategi pembelajaran yang beliau lakukan sangat akurat dan tepat
dalam menyampaikan ajaran islam. Rasulullah sangat memperhatikan situasi,
kondisi dan karakter seseorang sehingga nilai-nilai islam yang ditransferkan
bisa dengan mudah dipahami dan dikuasai oleh para sahabat. Maka dalam
makalah ini akan dijelaskan beberapa metode-metode pendidikan yang
diterapkan oleh Rasulullah dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan, khususnya dalam pendidikan islam.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pemahaman hadist Nabi Muhammad SAW tentang urgensi
menciptakan situasi menyenangkan dalam mengajar?
2. Bagaimana pemahaman mengenai bahwa pendidik harus memperhatikan
situasi dan kondisi peserta didik dalam menyusum teknik mengajar?

C. Tujuan
Tujuan dari ditulisnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami hadist Nabi Muhammad SAW tentang urgensi
menciptakan situasi menyenangkan dalam mengajar.
2. Untuk memahami bahwa pendidik harus memperhatikan situasi dan
kondisi peserta didik dalam menyusum teknik mengajar

D. Manfaat
Dengan terselesaikannya makalah ini, semoga mahasiswa semakin
terbantu dalam hal referensi dan perkuliahan. Sehingga mahasiswa mampu
mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hadits Memilih Metode Mengajar
Hadits Memilih Metode Mengajar (LM : 1131)

‫صلى هللا عليه و سلم‬ َ ‫ع ِن النَّ ِب ِى‬َ , ‫حديث أَن ٍَس‬


َ‫ َوبَ ِش ُروا َوال‬,‫ (يَ ِس ُروا َوالَ تُعَ ِس ُروا‬:‫قال‬
‫تُن َِف ُروا)أخرجه البخرى‬
Terjemah :
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata, telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id berkata, telah menceritakan
kepada kami Syu’bah telah menceritakan kepadaku Abu At Tayyah dari Anas
bin Malik dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam, beliau
bersabda: “Permudahlah dan jangan persulut, berilah kabar gembira dan
jangan membuat orang lari”.” (HR.Bukhari-Muslim)

B. Kandungan Hadits
Dalam hadit ini menerangkan bahwa Rasulullah mengajarkan agar para
pendakwah atau pengajar selalu memberikan kemudahan kepada orang lain
dalam setiap situasi dan kondisi.

Kata ‫ َاوالَت ُ َعس ُِّرو‬adalah sebagai penegasan. Imam nawawi berkata, “Jika
hanya menggunakan kata ‫يَس ُِروا‬ (berilah kemudahan), maka orang yang

hanya memberikan kemudahan sekali dan sering mempersulit orang lain


termasuk dalam hadis tersebut.

Oleh karena itu Rasulullah SAW bersabda ‫َاوالَتُعَس ُِّرو‬ (jangan

mempersulit) dengan maksud untuk mengingatkan, bahwa memberi

3
kemudahan sifatnyya kontinyu. Demikian pula dengan sabda nabi, َ‫َوال‬
‫ تُن َِف ُروا‬setelah kata ‫( َاو َبش ُِّرو‬dan berilah kabar gembira).
Ada beberapa pelajaran penting dalam hadis ini, antara lain:
1. Kita harus berlaku ramah kepada orang yang baru memeluk agama
Islam dan tidak mempersulitnya.
2. Lemah lembut dalam melarang perbuatan maksiat agar dapat diterima
dengan baik.
3. Menggunakan metode bertahap dalam mengajarkan suatu ilmu, karena
segala sesuatu jika diawali dengan kemudahan, maka akan dapat
memikat hati dan menambah rasa cinta. Berbeda halnya jika
pengajaran itu dimulai dengan kesulitan

C. Metode Pendidikan Rasulullah Saw.1


Rasulullah Saw. adalah pendidik pertama dan terutama di dunia
pendidikan Islam. Proses transformasi ilmu pengetahuan, internalisasi nilai-
nilai spiritualisme dan bimbingan emosional yang dilakukannya dapat
dikatakan sebagai mukzizat luar biasa, yang manusia apa dan dimana pun
tidak dapat melakukan hal yang sama.
Menurut Najib Khalid al-Amar dalam bukunya, Tabiyyah Islamiyah
bahwa metode pendidikan Islam yang dilakukan Rasulullah Saw. pada periode
Mekah dan Madinah ialah:
a. Melalui teguran langsung
b. Melalui sindiran
c. Pemutusan dari jamaah
d. Melalui pemukulan
Menurut bahasa (etimologi), metode berasal dari bahasa yunani
yaitu meta (sepanjang), hodos (jalan). Jadi, metode adalah suatu ilmu
tentang cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu disiplin

1
Muhammad Zaairul Haq, 2010, Muhammad Saw. sebagai Guru, Kreasi Wacana:Jawa Tengah,
hlm. 144-199

4
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara
menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Metode juga disebut pengajaran
atau penelitian. Menurut istilah (terminologi), metode adalah aaran yang
memberikan uraian, penjelasan, dan penentuan nilai. Metode biasa
digunakan dalam penyelidikan keilmuan. Hugo F. Reading mengatakan
bahwa metode adalah kelogisan penelitian ilmiah, sistem tentang prosedur
dan teknik riset. Sedangkan yang dimaksud dengan metode pengajaran
adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan
siswa pada saat berlangsung pengajaran.
Metode pendidikan rasulullah saw lebih fokus pada usaha
menyucikan manusia, yang menghormati dan mengilhami nalar, dan
membimbing nalar menuju tingkatan di bawah bimbingan wahyu.
Dalam mendidik para sahabatnya, setidaknya Rasulullah saw.
menggunakan beberapaa metode pengajaran, yaitu :
a. Ceramah
Ceramah yaitu suatu cara mengajar dengan penyajian materi
melalui penuturan dan penerangan lisan oleh guru kepada siswa. Hasil
yang hendak dicapai dalam metode ini adalah meningkatnya
ketakwaan dan perbaikan sikap, cara berfikir, dan bertingkah laku.
Yang menarik dari ceramah rasulullah Saw adalah beliau sampaikan
ceramah itu dengan menyentuh hati semua pendengar, dan sangat
membantu sahabat dalam meningkatkan nilai ketakwaan mereka.
Rasulullah benar-benar dapat menyentuh hati mereka, dan mereka
menghayati betul apa yang disampaikan beliau.dari penjelasan
sederhana diatas, dapat disimpulkan bahwa ceramah yang baik adalah
ceramah yang dapat mempengaruhi diri para pendengar, yang dengan
pengaruh itu para pendengar dapat menangkap isi materi yang
disampaikan dan dapat menerapkannya dengan baik.
b. Dialog
Dalam berdialog, rasulullah saw berbicara kepada orang lain sesuai
dengan kadar intelektual mereka, rasulullah benar-benar berbicara

5
kepada mereka yang hadir dengan bahasa yang dapat ditangkap
pengertiannya. Sehingga seorang arab pedalaman dengan kekerasan
karakternya mampu memahami. Disamping itu juga beliau
memperhatikan daya tangkap dan kecerdasan. Kepada orang yang
cerdas terkadang beliau cukup memberikan isyarat.
Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah, dilakukannya metode
dialog yang disertai tanya jawab bertujuan membantu manusia (dalam
hal ini adalah peserta didik) dalam menemukan kebenaran
c. Diskusi dan Tanya Jawab
Metode diskusi adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran
melalui wahana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang diperoleh guna memecahakan masalah. Dengan kata
lain dalam metode ini peserta didik mempelajari sesuatu melalui cara
musyawarah diantara sesama mereka dibawah pimpinan atau
bimbingan guru. Rasulullah saw menggunakan metode ini untuk
memecahkan beberapa permasalahan penting misalnya dalam
menentukan strategi yang dipakai dalam perang Khandaq, atau tentang
hukuman yang akan diberikan kepada tawanan perang Badar. Dalam
dunia pendidikan, diskusi merupakan latihan bagi peserta didik untuk
berani berpendapat dan mampu menghormati pendapat orang lain.
d. Demonstrasi
Menurut Hadari Nawawi, metode demonstrasi adalah proses
belajar mengajar yang dilakukan guru dengan memperlihatkan suatu
proses pada sejumlah peserta didik. Sebagai seorang pengajar,
rasulullah saw juga menggunakan metode demonstrasi untuk
mengajarkan ibadah yang berstatus wajib seperti sholat. Sesuai dengan
sabda beliau “ sholatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku sholat
”.
e. Pemberian Tugas
Metode mengajar Balance in Capacity artinya seorang pendidik
dalam pemberian tugas dan menjelaskan sesuatu harus disesuaikan

6
dengan kemampuan dan pemahaman yang dimiliki oleh anak didik.
Rasulullah saw. biasanya menggunakan metode in untuk memberikan
pengalaman kepada sahabat. Misalnya beliau memerintahkan kepada
Zaid bin Tsabit agar belajar bahasa non arab, yang semata-mata
bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada Zaid bin Tsabit dan
kedepan dapat membantu para sahabat dalam belajar memahami
bahasa asing.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan makalah ini:
Dari pembahasan makalah diatas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwasanya Dalam hadit ini menerangkan bahwa Rasulullah mengajarkan
agar para pendakwah atau pengajar selalu memberikan kemudahan kepada
orang lain dalam setiap situasi dan kondisi, dengan menciptakan situasi
menyenangkan
Adapun suatua metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-
langkah yang ditempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu. Metode berarti ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang lain.
Metode juga disebut pengajaran atau penelitian. Menurut istilah (terminologi),
metode adalah aaran yang memberikan uraian, penjelasan, dan penentuan
nilai. Sedangkan yang dimaksud dengan metode pengajaran adalah cara yang
digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsung pengajaran.
 Adapun metode-metode yang digunakan Rasulullah dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada para sahabatnya yaitu sebagai berikut :
1. Ceramah
2. Dialog
3. Diskusi dan Tanya Jawab
4. Demonstrasi
5. Pemberian Tugas

B. Saran
Makalah ini adapat dijadikan bahan bacaan untuk lebih mengetahui
tentang menciptakan situasi menyenangkan. Pembaca bisa menambah
wawasan mengenai hal ini dengan membaca buku-buku serta jurnal terkait
pembahasan ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

Khalfiah, Yuliani, Modul Mata Kuliah Hadits Tarbawi, 2014. Palangka Raya:
STAIN.
Ihsan, Ummu, Ihsan Al-Atsary, Abu, 2010.Mencetak Generasi Rabbani. Bogor :
Pustaka Darul Ilmi
Zaairul Haq, Muhammad, 201j0. Muhammad Saw Sebagai Guru. Jawa Tengah :
Kreasi Wacana
Hadist_Tarbawi_Metode_Pendidikan_Menurut_Rasulullah_Saw___Islamic_Cent
re.Html

Anda mungkin juga menyukai