Anda di halaman 1dari 12

Makalah Hadist Tentang Metode Pendidikan Islam

HADIST TENTANG METODE PENDIDIKAN ISLAM


Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Hadist Tarbawy
Dosen Pengampu : Syahrul Hasibuan, M.pd.I

Disusun Oleh :

Nama : Renti

Nim : 1212213243

PRODI PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ROKAN BAGAN BATU


PENDAHULUAN

Dalam proses pendidikan islam, salah satu faktor terpenting untuk tercapainya tujuan
pendidikan adalah dengan metode pendidikan yang baik dan tepat. Sehingga bisa dibilang
kedudukan sebuah metode sangatlah signifikan. Sebaik apapun tujuan pendidikan, jika metode
yang digunakan tidak tepat, maka tujuan tersebut akan sulit tercapai dengan baik. Sebuah metode
akan mempengaruhi sampai tidaknya sebuah informasi dapat diterima secara lengkap atau tidak.
Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan dianggap lebih penting
dengan materi itu sendiri, ini sesuai dengan hikmah yang selalu diingatkan kepada para pendidik
yaitu “At-Thariqat Ahamm min al-Maddah”( metode jauh lebih penting daripada materi). Oleh
sebab itu, pemilihan sebuah metode dalam proses pembelajaran haruslah dipilih secara  cermat
dan tepat, agar hasil pendidikan dapat memuaskan.

Terkait dengan metode pendidikan, Rasulullah SAW sejak awal sudah mencontohkan dan
melakukan metode pendidikan yang tepat kepada para sahabatnya. Strategi pembelajaran yang
beliau lakukan sangat akurat dan tepat dalam menyampaikan ajaran islam. Rasulullah sangat
memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang sehingga nilai-nilai islam yang
ditransferkan bisa dengan mudah dipahami dan dikuasai oleh para sahabat. Maka dalam makalah
ini akan dijelaskan beberapa metode-metode pendidikan yang diterapkan oleh Rasulullah dalam
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, khususnya dalam
pendidikan islam.
II. RUMUSAN MASALAH
          A.  Bagaimana hadist tentang perintah menggunakan PAIKEM ?
          B.  Bagaiman hadist tentang pembicaraan harus jelas dan bila perlu diulang?
         C.  Bagaimana hadist tentang metode peragaan dan demonstrasi?
         D.  Bagaimana hadist tentang metode cerita atau kisah ?
         E.   Bagaimana hadist tentang metode tanya jawab dan diskusi ?

III. TUJUAN DAN MANFAAT


Meninjau rumusan masalah dari makalah ini, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut :
           A.  Mampu mengetahui hadist tentang perintah menggunakan PAIKEM
           B.  Mampu mengetahui hadist tentang pembicaraan harus jelas dan bila perlu diulang
           C.  Mampu mengetahui hadist tentang metode peragaan dan demonstrasi
           D.  Mampu mengetahui hadist tentang metode cerita atau kisah
           E.   Mampu mengetahui hadist tentang metode tanya jawab dan diskusi.

IV. PEMBAHASAN
A. Hadist tentang perintah menggunakan PAIKEM

ْ‫ث َأ َح ًدا ِمن‬


َ ‫ص لَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َس لَّ َم ِإ َذا َب َع‬ َ ‫َعنْ َأ ِبيْ م ُْو َسى َقا َل َك‬
َ ِ ‫ان َر ُس ْو ُل هَّللا‬
‫ (رواه‬ ‫ض اَمْ ِر ِه َق ا َل َب ِّش رُوا َوالَ ُت َن ِّفرُوا َو َي ِّس رُوا َوالَ ُت َع ِّس رُا‬ ِ ْ‫ص َح ِاب ِه فِي َبع‬ ْ ‫َأ‬
)‫مسلم‬
Dari Abu Burdah dari Abu Musa, ia berkata Rasulullah SAW ketika mengutus salah seorang
sahabat di dalam sebagian perintahnya Rasulullah SAW bersabda berilah mereka kabar
gembira dan janganlah mereka dibuat lari dan permudahkanlah manusia dalam soal-soal
agama dan janganlah mempersukar mereka (HR. Imam Muslim).

                  Pembahasan :
Perintah Nabi di atas memberikan pelajaran kepada para pendidik bahwa di dalam
melaksanakan tugas pendidikan, para guru/pendidik dituntut untuk menciptakan proses
pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, berupaya membuat peserta didik untuk merasa
betah dan senang tinggal di sekolah bersamanya,dan bukan sebaliknya justru memberikan kesan
seram agar para siswa takut dan segan kepadanya, karena sikap demikian justru akan membuat
siswa tidak betah tinggal di sekolah dan sekaligus akan sulit untuk bisa mencintai para guru
beserta semua ilmu ataupun pendidikan yang di berikan kepada mereka.

Analisis :

Hadist diatas menjelaskan bahwa proses pembelajaran harus dibuat dengan semudah
mungkin dan sekaligus menyenangkan agar para peserta didik tidak tertekan secara psikologis
dan merasa bosan dengan suasana di kelas. Dengan pemilihan metode yang sesuai dan tepat
maka berjalannya proses pembelajaran akan mudah dan menyenangkan bagi peserta didik.
Suasana pembelajaran yang mudah dan menyenangkan ini akan mempengaruhi minat belajar
peserta didik untuk telibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan
dapat tercapai dengan maksimal.

B.     Hadist pembicaraan harus jelas dan bila perlu diulang.

‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َكالَمًا‬


َ ِ ‫ان َكالَ ُم َرس ُْو ُل هَّللا‬ ْ ‫َعنْ َعاِئ َش َة َر ِح َم َها هّللا ُ َقا َل‬
َ ‫ت َك‬
)‫ (رواه ابو داود‬ ‫َفصْ الً َي ْف َه ُم ُه ُك ُّل َمنْ َسم َِع ُه‬
 Dari Aisyah Rahimahallah berkata, sesungguhnya perkataan Rasulullah adalah ucapan yang
sangat jelas, dan dapat memahamkan orang yang mendengarkannya. (HR. Abu Dawud)

Pembahasan :
Didalam hadist tersebut dijelaskan diantara sifat ucapan Rasulullah SAW adalah sangat jelas
dan mudah dipahami oleh orang yang mendengarkanya. Oleh karenanya, Rasulullah SAW
mengucapkan sesuatu kepada seseorang menggunakan gaya dan bahasa dengan kemampuan dya
tangkap pemikiran orang yang sedang diaajak bicara oleh beliau 

Analisis :
Didalam hadist diatas, pendidik mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran
yaitu proses penyampaian materi yang akan disampaikan kepada para murid. Dengan perkataan
yang jelas dan mudah dipahami proses penyampaian pesan dapat diterima dengan baik oleh para
murid. Perkataan yang jelas dalam hal ini bukan hanya sekedar jelas. Namun lebih dari itu
“jelas” disini adalah mampu memahamkanm peserta didik yang dihadapinya.
Perkataan yang jelas dan mudah dipahami akan menjadi salah satu factor keberhasilan
pendidikan. Diharapkan dengan adanya perkataan yang jelas dan mudah dipahami tersebut anak
didik akan dapat menyerap dan memahami apa yang disampaikan pendidik.

‫ص َم ِد َقا َل َح َّد َث َنا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ ْال ُم َث َّنى َقا َل َح َّد َث َنا ُث َما َم ُة‬
َّ ‫َح َّد َث َنا َعبْدَ ةُ َقا َل َح َّد َث َنا َع ْب ُد ال‬
‫ان ِإ َذا َسلَّ َم َسلَّ َم َثاَل ًثا‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َأ َّن ُه َك‬
َ ِّ‫س َعنْ ال َّن ِبي‬ ٍ ‫بْنُ َع ْب ِد هَّللا ِ َعنْ َأ َن‬
)‫َوِإ َذا َت َكلَّ َم ِب َكلِ َم ٍة َأ َعادَ َها َثاَل ًثا (رواه البخارى‬
 Telah menceritakan kepada kami Abdah berkata, Telah menceritakan kepada
kami Abdushshamad berkata, Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Al
Mutsanna berkata; Tsumamah bin Abdullah telah menceritakan kepada kami dari Anas dari
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila memberi
salam, diucapkannya tiga kali dan bila berbicara dengan satu kalimat diulangnya tiga
kali.  (HR. Imam Bukhori)

Pembahasan :
Ada perbedaan pendapat apakah salam termasuk syarat dalam meminta izin untuk memasuki
rumah atau tidak ? Imam Maziri berkata : bentuk permintaan izin ialah dengan cara
mengucapkan “Assalammua’alaikum, apakah boleh masuk?” kemudian ia boleh memilih antara
menyebutkan namanya atau hanya mengucapkan salam saja.
Imam Isma’il berkomentar bahwa salam itu dilakukan secara berulang-ulang ketika meminta
izin, salam dilakukan secara berulang-ulang pada sekumpulan orang banyak yang sebagian orang
belum mendengar, begitu juga ia mengucapkan salam dan dia menyangka orang pemilik rumah
belum mendengar maka disunahkan mengulanginya kembali dua atau tiga kali. Ada perbedaan
pendapat mengenai seseorang yang mengucapkan salam tiga kali dan menyangka kalau pemilik
rumah belum mendengar, menurut Imam Malik seseorang harus menambah salamnya sapai
pemilik rumah mendengarnya, kebanyakan ulama’ dan penganut madzhab Imam Maliki
berpendapat tidak boleh menambah salam karena mengikuti dhohirnya hadist.

Analisis :
Dalam hadist diatas Rasulullah SAW menggunakan pengulangan dengan kalimat ‫َت َكلَّ َم‬ ‫َوِإ َذا‬
‫ ِب َكلِ َم ٍة َأ َعادَ َها َثاَل ًثا‬ Hadist ini mengindikasikan bahwa pengajaran memerlukan banyak
pengulangan. Pengulangan bahan yang telah dipelajari akan memperkuat hasil belajar.. Nabi
Muhammad SAW ketika menerima wahyu yang pertama dalam keadaan “meniru dan
mengulang” apa yang disampaikan oleh Jibril.
Oleh karena itu, hendaknya para pendidik sesudah materi disampaikan kepada peserta didik
diharapkan untuk melakukan pengulangan kembali. Hal ini dimaksudkan untuk mempertinggi
penguasaan peserta didik terhadap materi yang sudah diterima. Demikian juga halnya sebelum
memberikan materi yang baru, hendaknya para pendidik melakukan pengulangan kembali
terhadap materi sebelumnya hal ini bertujuan untuk mengingatkan kembali kepada peserta didik
tentang materi sebelumnya dan juga agar materi yang sebelumnya tidak hilang begitu saja.

B. Hadist tentang metode peragaan dan demonstrasi.

‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َكا ِف ُل ال َي ِتي ِْم َل ُه َأ ْو ل َِغي ِْر ِه‬


َ ِ ‫َعنْ َأ ِبي ه َُري َْر َة َقا َل َقا َل َرس ُْو ُل هَّللا‬
)‫ك ِبال َّسبَّا َب ِة َوالوُ سْ َطى (رواه مسلم‬ َ ‫الج َّن ِة َوَأ َش‬
ٌ ِ‫ار َمال‬ َ ‫ْن فِي‬ ِ ‫َأ َنا َوه َُو َك َها َتي‬
Dari Abu Hurairah r.a , Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : orang yang menanggung hidup
anak yatim atau yang lainnya, maka saya ( Nabi) dan dia seperti ini di dalam syurga dan
Imam Malik mengisyaratkan seperti jari telenjuk dan tengah (HR. Imam Muslim)

Pembahasan :
Dari hadist diatas yang dimaksud dengan   ( ‫ ) َكافِ ُل اليَتِي ِْم‬adalah mencukupi segala kebutuhannya
mulai dari nafakah, pakaian, pendidikan sekolah dan bertanggung jawab atas baik buruknya
adabnya. Hal yang demikian ini mendapatkan keuatamaan baik dari hartanya sendiri maupun
harta anak yatimtersebut dengan menjadi walinya ini.
Maksud dari ‫ره‬EE‫َأوْ لِ َغ ْي‬ yaitu orang terdekatnya seperti kakek, nenek, ibu, saudara laki-laki,
saudara perempuan, paman dari ayah, paman dari ibu bibi dari ibu dan orang lain.

Analisis :

Pada hadist diatas menerangkan tentang hubungan kedekatan Rasulullah dengan orang yang
memelihara anak yatim. Rasulullah SAW mendemonstrasikan juga dengan jari beliau. Beliau
menerangkan kepada para sahabat bahwa kedudukan beliau dengan orang yang memelihara anak
yatim di surga begitu dekat, seperti kedekatan jari tengah dan jari telunjuk.
Dalam dunia pendidikan sekarang ini, para pendidik dianjurkan sekali untuk bisa meneladani
Rasulullah SAW dalam menjelaskan pelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam metode
pengajarannnya. Metode peraga ini sekarang lebih dikenal dengan sebutan media pendidikan.
Media pendidkan adalah suatu benda yang dapat dindrai, khususnya penglihatan dan
pendengaran baik yang terdapat dalam maupun luar kelas yang digunakan sebagai alat bantu
penghubung dalam proses pembelajaran. Media pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
efektifitas belajar siswa. Media pendidikan mengandung beberapa beberapa aspek-aspek yaitu
sebagai alat atau sebagai teknik yang berkaitan erat dengan metode pengajaran

‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َو َنحْ نُ َش َب َب ٌة‬َ ِّ‫ك َأ َت ْي َنا ِإ َلى ال َّن ِبي‬ ٌ ِ‫َعنْ َأ ِبي ِقالَ َب َة َقا َل َح َّد َث َنا َمال‬
‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه‬
َ ِ ‫ان َرس ُْو ُل هَّللا‬ َ ‫ارب ُْو َن َفَأ َقمْ َنا عِ ْندَ هُ عِ ْش ِري َْن َي ْومًا َو َل ْي َل ًة َو َك‬ ِ ‫ُم َت َق‬
‫َو َسلَّ َم َر ِح ْيمًا َر ِف ْي ًقا َفلَّ َما َو َظنَّ َأ َّنا َق ْد ا ْش َت َه ْي َنا َأهْ َل َنا َأ ْو َق ْد ا ْش َت ْق َنا َسَأ َل َنا َعمَّنْ َت َر ْك َنا‬
‫َبعْ دَ َنا َفَأ ْخ َبرْ َناهُ َقا َل ارْ ِجع ُْوا ِإ َلى َأهْ لِ ْي ُك ْم َفَأ ِقمُوا ِفي ِْه ْم َو َعلِّم ُْو ُه ْم َو ُمر ُْو ُه ْم َو َذ َك َر‬
ُ‫صالَة‬ َّ ‫ت ال‬ ْ ‫ض َر‬ َ ‫صلِّي َفِإ َذا َح‬ َ ‫صلُّوا َك َما َرَأ ْي ُتم ُْونِي ُأ‬ َ ‫ظ َها َو‬ ُ ‫ظ َها َأ ْوالَ َأحْ َف‬ ُ ‫َأ ْش َيا َء َأحْ َف‬
)‫َف ْل ُيَؤ ِّذنْ َل ُك ْم َأ َحدَ ُك ْم َو ْل َيُؤ َّم ُك ْم َأ ْك َب ُر ُك ْم (رواه البخارى‬
 Dari Abi Qilabah katanya hadist dari Malik. Kami mendatangi Rasulullah SAW Dan kami
pemuda yang sebaya. Kami tinggal bersama beliau selama (dua puluh malam) 20 malam.
Rasulullah SAW adalah seorang yang penyayang dan memiliki sifat lembut. Ketika beliau
menduga kami ingin pulang dan rindu pada keluarga, beliau menanyakan tentang orang-orang
yang kami tinggalkan dan kami memberitahukannya, beliau bersabda : kembalillah bersama
keluargamu dan tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka dan suruhlah mereka, beliau
menyebutkan hal-hal yang saya hapal dan yang saya tidak hapal. Dan shalatlah sebagaimana
kalian melihat aku shalat. (HR. Imam Bukhari)

Pembahasan :

Hadist ini sangat jelas menunjukkan tata cara shalat Rasulullah kepada sahabat. Sehingga
para sahabat dipesankan oleh Rasulullah agar shalat seperti yang dicontohkan olehnya.
Maksud dari hadist diatas adalah mengenai metode peragaan yang terdapat didalam kalimat
hadist terakhir yaitu “ Dan shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat”. Dan apabila telah
datang waktu shalat, maka adzanlah salah satu diantara kalian. Dan yang paling tua diantara
kalian jadikanlah imam.

Analisis :

Dari penjelasan diatas telah dijelaskan bahwa Rasulullah melakukan metode demonstrasi
tentang tata cara shalat kepada sahabatnya. Hal dimaksudkan unntuk memperjelas tentang
bagaimana tata cara shalat yang sesuai dengan Rasulullah.
 Metode demonstrasi  adalah metode pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu pengertian atau bagaiman memperlihatkan sesuatu kepada peserta didik.
Metode demonstrasi ini dilakukan bertujuan agar pesan yang disampaikan oleh pendidik dapat
dikerjakan dengan baik dan benar oleh peserta didik.

C. Hadist tentang metode cerita atau kisah.

‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َقا َل َب ْي َنا َر ُج ٌل‬ َ ِ ‫َعنْ َأ ِبي ه َُري َْر َة َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه َأنَّ َرس ُْو َل هَّللا‬
‫ب‬ٍ ‫ب ِم ْن َها ُث َّم َخ َر َج َفِإ َذا َوه َُو ِب َك ْل‬ َ ‫َيمْ شِ ي َف ْش َت َّد َع َل ْي ِه ْال َع َطشُ َف َن َز َل ِبْئ رً ا َف َش ِر‬
‫ش َف َقا َل َل َق ْد َب َل َغ َه َذا م ِْث َل الَّذِي َب َل َغ ِبي َف َمالَ ُح َّف ُه ُث َّم‬ ِ ‫الث َرى م َِن ْال َع َط‬ َّ ‫ث َيـْأ ُك ُل‬ ُ ‫َي ْل َه‬
َّ‫ارس ُْو ُل هَّللا ِ َوِإن‬َ ‫ب َف َش َك َر هَّللا ُ لّ ُه َف َغ َف َر َل ُه َقالُ ْوا َي‬ َ ‫َأ‬
َ ‫مْس َك ُه ِب ِف ْي ِه ُث َّم َرق َِي َف َس َقى ْال َك ْل‬
)‫اِئم َأجْ رً ا َقا َل فِي َك ِّل َك ِب ٍد َر ْط َب ٍة َأجْ ُر (رواه البخارى‬ ِ ‫َل َنا فِي ال َب َه‬
 Dari Abu Hurairah r.a, Ia berkata sesungguhnya Rasululllah SAW bersabda : “Ketika seorang
laki-laki sedang berjalan-jalan tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali kemudian ia menemukan
sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar (dari sumur). Tiba-tiba datang
seekor anjing menjulur-julurkan lidahnya ia menjilati tanah karena sangat haus, lelaki itu
berkata : anjing itu sangat haus sebagaimana aku, kemudian masuk kesumur lagi dan ia penuhi
sepatunya (dengan air), kemudian ia (haus lagi) sambil menggigit sepatunya dan ia beri minum
anjing itu kemudian Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni, sahabat bertanya wahai
Rasulullah: adakah kita mendapat pahala karena kita menolong hewan ? Nabi SAW menjawab :
disetiap yang mempunyai limpa basah ada pahalanya”. (HR.Imam Bukhori)

Pembahasan :

Ketika seorang laki-laki sedang berjlan tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali, kemudian ia
menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar (dari sumur).
Tiba-tiba datang seekor anjing menjulur-julurkan lidanya ia menjilati tanah karena sangat haus,
lelaki itu berkata: anjing itu sangat haus sebagaimana aku, kemudian masuk ke sumur lagi dan ia
penuhi sepatunya (dengan air), kemudian ia (haus lagi) sambil mengigit sepatunya dan ia beri
minum anjing itu kemudian Allah bersyukur kepadanya dan mengampuninya.
Menurut Abdullah bin Dinar Allah memasukkan lelaki tersebut ke surga. Dari hadist ini
mengajarkan kepada kita senantiasa saling menyayangi sesame makhluk Allah meskipun pada
hewan yang diharamkan.

Analisis :

Hadist diatas menjelaskan bahwa pendidikan dengan metode cerita dapat menumbuhkan
kesan yang mendalam pada anak didik, sehingga dapat memotivasi anak didik untuk berbuat
yang baik dan menjauhi hal yang buruk. Bahkan kaedah ini merupakan metode yang menarik
yang mana sering dilakukan oleh Rasulullah dalam menyamapaikan ajaran islam. Teknik ini
menjadikan penyampaian dari Rasulullah menarik sehingga menimbulkan minat dikalangan para
sahabatnya.
Teknik bercerita ini adalah salah satu teknik yang baik untuk menerapkan aspek
pembangunan insan karena didalamnya mencakup seluruh metodologi pendidikan yaitu
pendidikan mental, akal, jasmani serta unsur-unsur yang ada dalam jiwa seseorang, pendidikan
itu melalui teladan dan nasehat. Bukti terbaik dari metode ini adalah bagaimana setengah dari isi
kandungan Al-Qur’an adalah tentang cerita atau kisah dalam penyamapaian ajarannya.

D. Hadist tentang Metode tanya jawab dan diskusi.

ِ ‫ارس ُْو ُل هَّللا ِ َمنْ َأ َح ُّق ال َّن‬


‫اس ِبحُسْ ِن الصُّحْ َب ِة ؟‬ َ ‫َعنْ َأ ِبي ه َُري َْر َة َقا َل َقا َل َر ُج ٌل َي‬
)‫اك (رواه مسلم‬ َ ‫اك َأ ْد َن‬
َ ‫ك ُث َّم َأ ْد َن‬ َ ‫ُّك ُث َّم ُأم‬
َ ‫ُّك ُث َّم َأب ُْو‬ َ ‫ُّك ُث َّم ُأم‬
َ ‫َقا َل ُأم‬
Dari Abu Hurairah r.a Berkata : ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasul. Ya Rasulullah,
siapakah orang yang paling berhak saya hormati? Beliau menjawab : “Ibumu, kemudian ibumu,
kemudian ibumu, kemudian ayahmu, kemudian yang lebih dekat dan yang lebih dekat dengan
kamu (HR. Muslim)

Pembahasan :
Seorang ibu di mata anak-anaknya merupakan satu-satunya figure yang paling berjasa
dibanding lainnya, bagaimana tidak , karena dia telah susah payah mengandungnya selama
Sembilan bulan, dalam suka dan duka, sehat maupun sakit, bayi yang masih berada dalam
kandungan senantiasa dibawa kemana dia pergi dan berada, bahkan tidak jarang seorang ibu
yang sedang mengandung muda sampai berbulan-bulan tidak mau makan nasi karena jika hal itu
dia lakukan akan kembali keluar/muntah.
Imam An-Nawawi mengatakan bahwa,didalam hadist tersebut terdapat anjuran untuk berbuat
baik kepada kerabat dekat, dan ibu adalah yang paling berhak mendapatkan itu, baru kemudian
ayah dan kemudian kerabat yang paling dekat. Para ulama mengatakan bahwa sebab
didahulukannya ibu adalah karena kelelahan, beban berat dan pengorbanannya di saat
mengandung, melahirkan, menyusui, perawatan pendidikan dan dan lain sebagainya.

Analisis :

Dari penjelasan hadist diatas, Rasulullah menggunakan metode tanya jawab sebagai starategi
pembelajarannya. Beliau sering menjawab pertanyaan dari sahabatnya ataupun sebaliknya.
Metode tanya jawab ini sendiri ialah metode pembelajaran yang memungkinkan adanya
komunikasi langsung antara pendidik dan peserta didik.sehingga komunikasi ini terlihat adanya
timbal balik antara guru dengan siswa. Tujuan terpenting dari metode tanya jawab ini adalah
para guru atau pendidik dapat mengetahui sejauhmana para murid dapat mengerti dan
mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.

َ ‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم ا ْنصُرْ َأ َخ‬


‫اك‬ َ ِ ‫س َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه َقا َل َقا َل َرس ُْو ُل هَّللا‬ ٍ ‫َعنْ َأ َن‬
َ ‫ان َم ْظلُ ْومًا َأ َف َرَأي‬
‫ْت ِإ َذا‬ ُ ‫َظالِمًا َأ ْو َم ْظلُ ْومًا َف َقا َل َر ُج ٌل َيا َرس ُْو ُل هَّللا ِ َأ ْن‬
َ ‫ص ُرهُ ِإ َذا َك‬
‫الظ ْل ِم َفِإنَّ َذل َِك َنصْ ُرهُ (رواه‬ ُّ ‫ص ُرهُ َقا َل َتحْ ُج ُزهُ َأ ْو َتمْ َن ُع ٌه م َِن‬ ُ ‫ْف َأ ْن‬ َ ‫ان َظالِمًا َكي‬ َ ‫َك‬
)‫البخارى‬
Dari Anas bin Malik ra, Ia berkata, Rasulullah SAW telah bersabda : “Tolonglah saudaramu
yang dzalim maupun yang didzalimi. Mereka bertanya : “Wahai Rasulullah bagaimana jika
menolong orang dzalim? Rasulullah menjawab : “tahanlah (hentikan) dia dan kembalikan dari
kedzaliman, karena sesungguhnya itu merupakan pertolongan kepadanya (HR. Imam Bukhari)

Pembahasan :

Dalam hadist diatas dijelaskan bahwa Rasulullah memerintahkan kepada umatnya agar
menolong saudaranya baik dalam keadaan dhalim atau madhlum (didzalimi).
Ibnu Bathal mengatakan : (‫)النصر‬ menurut orang arab berarti (‫)اعانة‬  pertolongan, sungguh
Rasulullah telah menjelaskan bahwa menolong orang yang dzalim itu caranya dengan mencegah
dari berbuat aniaya karena jika engkau tidak mencegahnya, maka dia akan melakukan perbuatan
aniaya hingga di qishas. Pencegahan yang kamu lakukan dengan cara mengqishasnya itu juga
bisa dikatakan menolong orang yang beruat dzalim.
Analisis :

Diskusi pada dasarnya adalah tukar menukar informasi dan unsur pengalaman secara teratur
dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang
sesuatu atau untuk mempersiapkan atau merampungkan keputusan bersama.
Jika ditelaah dari bebarapa riwayat hadist, Rasulullah adalah orang yang paling banyak
melakukan diskusi. Metode diskusi ini sering dilakukan oleh Rasulullah bersama para
sahabatnya untuk mencari kata sepakat. Tetapi walaupun Nabi sering melakukan dan
membolehkan mendidik dengan metode diskusi akan tetapi dalam pelaksanaanya harus
dilakukan dengan hikmah ataupun dengan bijak agar segala permasalahan dapat diselesaikan
dengan baik dan tanpa ada permusuhan, karena metode diskusi berbeda dengan debat. Jika debat
adalah perang argumentasi, beradu paham dan kemampuan persuasi dalam memenangkan
pendapatnya sendiri. Maka dalam metode diskusi diharapkan semuanya memberi sumbangsih
sehingga semua bisa paham dan dimengerti secara bersama.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian hadist dan analisis diatas , dapat dikemukakan beberapa catatan
sebagai berikut :
Pertama, segala proses pembelajaran yang dilaksanakan harus dibuat dengan semudah
mungkin dan sekaligus menyenangkan agar para peserta didik tidak tertekan secara psikologis
dan merasa bosan dengan suasana di kelas. Maka untuk menciptakan situasi pembelajaran yang
kondusif, para pendidik dianjurkan untuk menggunakan metode pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan atau dikenal dengan PAIKEM.
Kedua, para pendidik ketika dalam proses penyampaian materi harus jelas dan mudah
diapahami agar proses penyamapaian materi dapat diterima dan dipahami oleh peserta didik dan
apabila diperlukan pengulangan, maka hendaknya para pendidik untuk menggulangi
perkataannya kembali dengan maksud untuk menambah penguasaan peserta didik terhadap
materi.
Ketiga, para pendidik diharapkan bisa melakukan metode peragaan dan demonstrasi dalam
proses pembelajarannya. Karena dengan menggunakan metode peragaan proses pembelajaran
akan lebih mudah diterima dan dipahami oleh peserta didik karena adanya
alat bantu penghubung dalam proses pembelajaran. Media pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan efektifitas belajar siswa.
Keempat, bahwa pendidikan dengan metode cerita dapat menumbuhkan kesan yang
mendalam pada anak didik, sehingga dapat memotivasi anak didik untuk berbuat yang baik dan
menjauhi hal yang buruk.
Kelima, Metode tanya jawab ialah metode pembelajaran yang memungkinkan adanya
komunikasi langsung antara pendidik dan peserta didik.sehingga komunikasi ini terlihat adanya
timbal balik antara guru dengan siswa. Tujuan terpenting dari metode tanya jawab ini adalah
para guru atau pendidik dapat mengetahui sejauhmana para murid dapat mengerti.
Diskusi pada dasarnya adalah tukar menukar informasi dan unsur pengalaman secara
teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti
tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan atau merampungkan keputusan bersama.

VI. PENUTUP
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan agar dalam
penyampaian makalah selanjutnya semakin lebih baik. Semoga makalah ini dapat menambah
wacana keilmuan dan memberi manfaaat bagi kita semua baik didunia maupun di akhirat. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Juwariyah, Hadist Tarbawi, (Yogyakarta: TERAS, 2010)hlm105

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang : Rasail Media
Group,2008)hlm13

Imam Nawawi , Terjemahan Riyadlus  Shahih Al Bukhari, (Jakarta : Pustaka Amani, 1999M/1420H), jilid 1
hlm639

Imam Nawawi , Terjemahan Riyadlus  Shahih Al Bukhari, (Jakarta : Pustaka Amani, 1999M/1420H), jilid 1
hlm639

Muhammad Fuad Abdul Baqi, Kumpulann Hadist Shahih Bukhari dan Muslim, (Semarang : PUSTAKA
NUUN, 2012)hlm552

http://www.tokoblog.net/2011/03/hadits-tentang-metode-pendidikan.

http://m.manjaddawajadda.abatasa.co.id/post/detail/26348/my-education.
Juwariyah, Hadist Tarbawi, (Yogyakarta: TERAS, 2010)hlm20

Juwariyah, Hadist Tarbawi,

#SEKIAN DAN TERIMAKSIH#

Anda mungkin juga menyukai