Anda di halaman 1dari 15

METODE PENDIDIKAN

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Hadits Tarbawi I

Dosen Pengampu : H. USMAN, M.Pd.I

Nama Kelompok:

1.Indi Khofifatul khasanah

2.Indah Ashary

3. Lausy Nurjanah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NURUL FALAH AIR MOLEK

TAHUN AKADEMIK 2022/202


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah Subhanahuwata'ala yang Maha Pengasih
Lagi maha Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya Kepada Penulis.
Sehingga makalah dengan Judul Metode Pendidikan dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan makalah ini merupakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits tarbawi Program
Studi Pendidikan Agama Islam.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari sumbangan pikiran dan
bantuan bimbingan dari pihak yang terkait. Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan ini. Oleh karena itu segala kritik dan saran penulis harapkan dalam
kesempurnaan makalah ini dan penulis ucapkan terima kasih.

Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca
dan terutama bagi penulis Sendiri.

Air Molek, 1oktober 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

1.LATAR BELAKANG................................................................................1

2.RUMUSAN MASALAH............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2-8

BAB III PENUTUP.......................................................................................9

KESIMPULAN..............................................................................................9

SARAN..........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tidaklah berlebihan jika ada sebuah ungkapan “aththariqah ahammu minal maddah”,
bahwa metode jauh lebih penting disbanding materi, karena sebaik apapun tujuan pendidikan,
jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat sulit untuk dapat tercapai
dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara
lengkap atau tidak.. Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan harus dilakukan secara cermat,
disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan.  Apa
yang dilakukan Rasulullah SAW saat menyampaikan wahyu Allah kepada para sahabatnya bisa
kita teladani,  karena Rasul saw. sejak awal sudah   mengimplementasikan metode pendidikan
yang tepat terhadap para sahabatnya. Strategi pembelajaran yang beliau lakukan sangat akurat
dalam menyampaikan ajaran Islam. Rasul saw. sangat memperhatikan situasi, kondisi dan
karakter seseorang, sehingga nilai-nilai Islami dapat ditransfer dengan baik. Rasulullah saw. juga
sangat memahami naluri dan kondisi setiap orang, sehingga beliau mampu menjadikan mereka
suka cita, baik meterial maupun spiritual, beliau senantiasa mengajak orang untuk mendekati
Allah swt. dan syari’at-Nya.

B.     RUMUSAN MASLAH
1. Apa pengertian metode?
2. Apa saja hadist tentang metode-metode pendidikan?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN METODE
Kata metode berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologi, kata metode berasal dari dari
dua suku perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui dan hodos berrti “jalan” atau
“cara”. Dalam Bahasa Arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah
strategis yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan..
Sedangkan menurut terminologi (istilah) para ahli memberikan definisi yang beragam
tentang metode, terlebih jika metode itu sudah disandingkan dengan kata pendidikan atau
pengajaran diantaranya :
1.      Winarno Surakhmad mendefinisikan bahwa metode adalah cara yang di dalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai tujuan.

2. Abu Ahmadi mendefinisikan bahwa metode adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur.
3. Ramayulis mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru
dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran. Dengan demikian metode mengajar merupaka alat untuk menciptakan proses
pembelajaran.
4. Omar Mohammad mendefinisikan bahwa metode mengajar bermakna segala kegiatan yang
terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang
diajarkannya, cirri-ciri perkembangan muridnya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan
menolong murid-muridnya untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan
yang dikehendaki pada tingkah laku mereka.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli mengenai pengertian metode di atas,
beberapa hal yang harus ada dalam metode adalah :

 Adanya tujuan yang hendak dicapai


 Adanya aktivitas untuk mencapai tujuan
 Aktivitas itu terjadi saat proses pembelaran berlangsung
 Adanya perubahan tingkah laku setelah aktivitas itu dilakukan.

Ada istilah lain yang dalam pendidikan yang mengandung makna berdekatan dengan
metode, yaitu pendekatan dan teknik/strategi. Pendekatan merupakan pandangan falsafi terhadap
subject matter yang harus diajarkan dapat juga diartikan sebagai pedoman mengajar yang bersifat
realistis/konseptual. Sedangkan teknik/strategi adalah siasat atau cara penyajian yang dikuasai
pendidik dalam mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas,
agar bahan pelajaran dapat dipahami dan digunakan dengan baik.

2
B.     HADIST TENTANG METODE-METODE PENDIDIKAN
   
.
1. Metode ceramah

Metode ceramah adalah cara menyampaikan suatu pelajaran tertentu dengan jalan
penuturan secara lisan kepada anak didik atau khalayak ramai.  Metode ceramah ini pernah
dilakukan oleh Rasulullah ketika turun wahyu yang memerintahkan untuk dakwah secara terang-
terangan, seperti hadits berikut:  
،‫ا َل‬GGَ‫ ع َْن َأبِ ْي ه َُر ْي َرةَ ق‬،‫ط ْل َحة‬ َ ‫ ع َْن ُموْ َسى بْن‬،‫ك بْن ُع َمر‬ ِ ِ‫ ع َْن َع ْب ِد ْال َما ل‬،ٌ‫ َح َد ثَنَا َج ِر ْير‬،‫ قَا َل‬،‫ب‬ ِ ْ‫َح َد ثَنَا قُتَ ْيبَة بْن َس ِع ْي ٌد َو ُزهَي ِْربْن َحر‬
ُ َ َ
‫ فَ َع ُّم‬،‫اجْ تَ َمعُوْ ا‬GGَ‫ ف‬،‫يَّا‬G‫ل َم ق َري ِْس‬G‫ ِه َو َس‬G‫لى هللاُ َعل ْي‬G‫ص‬ َّ َ ‫وْ ُل هللا‬G‫ َدعَا َر ُس‬،)125:‫عراء‬GG‫ك ا ق َربِ ْينَ " (الش‬ ْ ‫َْأل‬ َ َ‫ت هَ ِذ ِه اَأليَ ِة " َوَأ ْن ِذر َع ِش ْي َر ن‬
ْ َ‫لَ َّماَأ ْنزَ ل‬
‫ ُذوا‬Gِ‫ َأ ْنق‬،‫ َم‬G‫َاش‬ِ ‫ابَنِ ْي ه‬GGَ‫ ي‬.‫ار‬ ِ َّ‫ ُك ْم ِمنَ الن‬G‫ َأ ْنقِ ُذوااَ ْنفَ ِس‬،‫ب‬ ِ ‫ َر ْة بْن َك َع‬G‫ابَنِ ْي ُم‬Gَ‫ ي‬.‫ار‬ ِ َّ‫ ُك ْم ِمنَ الن‬G‫ ُذوا َأ ْنفُ ِس‬Gِ‫ َأ ْنق‬، ْ‫ "يَابَنِ ْي َك َعبْ بِ ْن لَُؤ ي‬،‫ فَقَا َل‬. ُّ‫َو َخص‬
.‫يَْئا‬G‫ك لَ ُك ْم ِمنَ هللاِ َش‬ َ Gَ‫ِإنِّ ْي اَل َأ ْمل‬Gَ‫ ف‬،‫ار‬
ِ َّ‫ك ِمنَ الن‬ ِ G‫ ِذيْ َأ ْنفُ ِس‬Gِ‫ َأ ْنق‬،ُ‫ يَا فَا ِط َمة‬.‫ار‬ ِ َّ‫ اُ ْنقِ ُذوا َأ ْنفُ ِس ُك ْم ِمنَ الن‬، ْ‫ يَابَنِ ْي َع ْب ُد ْال ُمطَلِب‬.‫ار‬ ِ َّ‫َأ ْنفُ ِس ُك ْم ِمنَ الن‬
(‫)رواه مسلم‬   " .‫َغي َْر َأ َّن لَ ُك ْم َر ِح ًما َسا بِلهَا بِبِاَل لِهَا‬
ُ
Artinya :
Menceritakan kepada kami Qutaibah ibn Sa’id dan Zuhair ibn Harb, berkata,
“Menceritakan kepada kami Jarir, dari ‘Abdul Malik ibn ‘Umair, dari Musa ibn Thalhah, dari
Abu Hurairah, ia berkata, “Tatkala diturunkan ayat ini: “Dan peringatkanlah para kerabatmu
yang terdekat(Q.S. Al-Syu’ara:125), maka Rasulullah SAW memanggil orang-orang Quraisy.
Setelah meraka berkumpul, Rasulullah SAW berbicara secara umum dan khusus. Beliau
bersabda, “Wahai Bani Ka’ab ibn Luaiy, selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Bani
‘Abdi Syams, selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Bani ‘Abdi Manaf, selamatkanlah
diri kalian dari neraka! Wahai Bani Hasyim, selamatkanlah diri kalian dari neraka!, wahai
Fatimah, selamatkanlah dirimu dari neraka! Karena aku tidak kuasa menolak sedikitpun siksaan
Allah terhadap kalian. Aku hanya punya hubungan kekeluargaan dengan kalian yang akan aku
sambung dengan sungguh-sungguh”. (H.R. Muslim )

a.       Penjelasan Hadits :
Hadits diatas diriwayatkan oleh tujuh orang perawi, adapun urutan perawi tersebut adalah
sebagai berikut: periwayat ke-1 (sanad 6) adalah Abu Hurairah, periwayat ke-2 (sanad 5) adalah
Musa ibn Thalhah, periwayat ke-3 (sanad 4) adalah Abdul Malik ibn Umar, periwayat ke-4
(sanad 3) adalah Jarir, periwayat ke-5 (sanad 2) adalah  Zuhair ibn Harb, periwayat ke-6 (sanad
1) adalah Qutaibah ibn Sa’id, dan periwayat ke-7 adalah Muslim yang juga berkedudukan
sebagai Mukharij.
Hadits tersebut menjelaskan bahwa menyampaikan suatu wahyu, atau mengajak orang
lain untuk mengikuti ajaran yang telah ditentukan, bahkan memberi peringatan kepada siapapun
dapat menggunakan metode ceramah. Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW berbicara
secara umum dan khusus dihadapan orang-orang Quraisy dengan tujuan mengajak orang-orang
Quraisy dan lainnya untuk menyelamatkan diri dari neraka dengan usahanya sendiri, karena
Rasulullah tidak kuasa menolak sedikitpun siksaan Allah terhadap umatnya.

3
b.      Aspek Pendidikan
1. Menyampaikan ilmu kepada orang lain salah satu penyampaiaannya  adalah dengan metode
ceramah
2. Dengan metode ceramah, murid atau orang yang menerima ilmu itu, akan lebih merespon dengan
mendengarkan apa yang seorang guru bicarakan dalam ceramahnya.
3. Dalam penyampaiannya, hendaklah seorang guru untuk mengemas materi yang ia akan sampaikan
dengan tata bahasa yang baik dan mudah diterima oleh murid.

2. Metode Pereumpaman

Perumpamaan dilakukan oleh Rasul saw. sebagai satu metode pembelajaran untuk
memberikan pemahaman kepada sahabat, sehingga materi pelajaran dapat dicerna dengan baik.
Matode ini dilakukan dengan cara menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain,
mendekatkan sesuatu yang abstrak dengan yang lebih konkrit. Perumpamaan yang digunakan
oleh Rasulullah saw. sebagai satu metode pembelajaran selalu syarat dengan makna, sehinga
benar-benar dapat membawa sesuatu yang abstrak kepada yang konkrit atau menjadikan sesuatu
yang masih samar dalam makna menjadi sesuatu yang sangat jelas.

Artinya:

“Telah menceritakan kepada kami Qutaibah berkata; telah menceritakan kepada kami
Abu Awanah dari Qatadah dari Anas dari Abu Musa Al Asy ̒ari ia berkata; “Rasulullah
sallallahu alaihi wasallam bersabda: 'Perumpamaan seorang ̒ Mukmin yang suka membaca
Alquran seperti buah Utrujah, baunya harum dan rasanya enak. Perumpamaan seorang
Mukmin yang tidak suka membaca Alquran seperti buah kurma, tidak berbau namun rasanya
manis. Perumpamaan seorang Munafik yang suka membaca Alquran seperti buah raihanah,
baunya harum tapi rasanya pahit. Dan Perumpamaan seorang Munafik yang tidak suka
membaca Alquran seperti buah hanzalah, tidak berbau dan rasanya pahit.”

4
Al-Bukhari, Al-Jami' Al-Sahih Al-Musnad min Hadisi Rasulillah sallallahu 'alaihi wasallam wa
Sunanihi wa Ayyamihi, Software, al-Mausu at al-Hadis asy-Syarif Kutub al-Tis ah, Versi 1.2.,
No. Hadis: 5007. Lihat juga al-Naisaburi, Sahih Muslim, Juz. 4, h. 2146.

Hadis di atas adalah hadis sahih dengan kualitas perawi yang tergolong siqah dan siqah subut.
Perumpamaan berarti pemberian contoh, yaitu menuturkan sesuatu guna menjelaskan suatu
keadaan yang selaras dan serupa dengan yang dicontohkan, lalu menonjolkan kebaikan dan
keburukan yang tersamar.

Dalam hadis ini terdapat empat golongan manusia bila dihubungkan dengan Alquran, yaitu:

1) Golongan yang hatinya dipenuhi oleh iman. Iman mengalir ke sekujur anggota
tubuhnya. Ia yakin kepada Allah, beriman kepada Rasul, membenarkan Alquran,
mengamalkan agama, menjadikan dirinya bagian dari Alquran, membacanya
pada malam dan siang hari ketika berdiri, duduk, rukuk, dan sujud. Kapan saja
ada kesempatan untuk membacanya, selalu ia manfaatkan, sehingga hatinya tidak
berpaling dari mengingat Allah dan syetan tidak dapat mengganggunya.
Bacaannya tidak sekadar di lidah. Akan tetapi, hatinya juga membaca sehingga
membuahkan rasa takut dan mendapat petunjuk, melahirkan amal kebajikan dan
teguh pendirian.
2) Golongan yang beriman kepada Alquran, menerapkan hukumnya, mengikuti
petunjuknya, menerapkan akhlaknya tetapi tidak membaca dan menghafal
Alquran. Ini bagaikan kurma yang manis tetapi aromanya tidak ada.
3) Orang jahat (munafiq) yang tidak memiliki iman kecuali sekadar sebutan, tidak
memiliki agama kecuali merek, ia membaca Alquran, menghafalnya dengan
baik, meyakini syariatnya, mengenal bacaannya, membaguskan lafal dan
iramanya, tetapi bacaannya itu tidak melampaui kerongkongannya. Bila engkau
mengujinya, engkau akan tahu bahwa hatinya busuk dan gelap, akhlaknya jelek,
perbuatannya berbahaya. Inilah yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. dengan
"al-Rihanah". Bila Anda cium, aromanya harum, tetapi bila Anda makan,
rasanya jelek. Hatinya cenderung kepada yang jelek. Anda akan merasakan
jeleknya bila Anda bergaul dengannya. Tidak ada pengaruh Alquran terhadap
dirinya karena kejahatannya telah menutup hatinya dan nasihat orang lain tidak
berguna baginya.

5
4) Jahat (munafik) yang tidak ada hubungannya dengan Alquran. Ia tidak berilmu
tentang Alquran, tidak mengamalkannya, tidak membaca dan tidak
menghafalnya. Orang ini disamakan oleh Rasulullah saw. dengan "al-hanzalah"
yang tidak beraroma dan rasanya pahit.

3. Metode demontrasi

Metode demonstrasi dimaksudkan sebagai suatu kegiatan memperlihatkan suatu gerakan atau
proses kerja sesuatu. Pekerjaannya dapat saja dilakukan oleh pendidik atau orang lain yang
diminta mempraktekkan sesuatu pekerjaan. Metode demonstrasi dilakukan bertujuan agar pesan
yang disampaikan dapat dikerjakan dengan baik dan benar.

Artinya:

“Hadis dari Muhammad ibn Musanna, katanya hadis dari Abdul Wahhab katanya Ayyub
dari Abi Qilabah katanya hadis dari Malik. Kami mendatangi Rasulullah saw. dan kami
pemuda yang sebaya. Kami tinggal bersama beliau selama (dua puluh malam) 20 malam.
Rasulullah saw. adalah seorang yang penyayang dan memiliki sifat lembut. Ketika beliau
menduga kami ingin pulang dan rindu pada keluarga, beliau menanyakan tentang orang-orang
yang kami tinggalkan dan kami memberitahukannya. Beliau bersabda; kembalilah bersama
keluargamu dan tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka dan suruhlah mereka. Beliau
menyebutkan hal-hal yang saya hapal dan yang saya tidak hapal. Dan salatlah sebagaimana
kalian melihat aku salat. Maka jika waktu salat sudah tiba, hendaklah salah seorang dari kalian
mengumandangkan azan, dan hendaklah yang menjadi Imam adalah yang paling tua di antara
kalian.” (Al-Bukhari, I: 226).

6
Hadis di atas adalah hadis sahih dengan kualitas perawi yang tergolong siqah dan siqah
kasir, siqah subut. Hadis ini sangat jelas menunjukkan tata cara salat Rasul saw. kepada sahabat,
sehingga para sahabat dipesankan oleh Rasulullah saw. agar salat seperti yang dicontohkan
olehnya.

Menurut teori belajar sosial, hal yang amat penting dalam pembelajaran ialah
kemampuan individu untuk mengambil intisari informasi dari tingkah laku orang lain,
memutuskan tingkah laku mana yang akan diambil untuk dilaksanakan. Dalam pandangan
paham belajar sosial, sebagaimana dikemukakan Grendler, orang tidak dominan didorong oleh
tenaga dari dalam dan tidak oleh stimulus-stimulus yang berasal dari lingkungan. Tetapi sebagai
interaksi timbal balik yang terus-menerus yang terjadi antara faktor-faktor penentu pribadi dan
lingkungannya.

4.Metode lemah lembut dan kasih sayang

Pentingnya metode lemah lembut dalam pendidikan, karena materi pelajaran yang disampaikan
pendidik dapat membentuk kepribadian peserta didik. Dengan sikap lemah lembut yang
ditampilkan pendidik, peserta didik akan terdorong untuk akrab dengan pendidik dalam upaya
pembentukan kepribadian.

Artinya:

“Telah menceritakan Abu Jaˋfar Muhammad ibn Sabah dan Abu Bakr ibn Abi Syaibah,
hadis Ismail ibn Ibrahim dari Hajjaj as̒ -Shawwaf dari Yahya ibn Abi Kasir dari Hilal ibn Abi

7
Maimunah dari Athaˋ ibn Yasar dari Mu ̒awiyah ibn Hakam as-Silmiy, Katanya: Ketika saya
salat bersama Rasulullah saw., seorang dari jama’ah bersin maka aku katakan yarhamukallah.
Orang-orang mencela saya dengan pandangan mereka, saya berkata: Celaka, kenapa kalian
memandangiku? Mereka memukul paha dengan tangan mereka, ketika saya memandang
mereka, mereka menyuruh saya diam dan saya diam. Setelah Rasul saw. selesai salat (aku
bersumpah) demi Ayah dan Ibuku (sebagai tebusannya), saya tidak pernah melihat guru
sebelumnya dan sesudahnya yang lebih baik pengajarannya daripada beliau. Demi Allah beliau
tidak membentak, memukul dan mencela saya. Rasulullah saw. (hanya) bersabda:
Sesungguhnya salat ini tidak boleh di dalamnya sesuatu dari pembicaraan manusia. Ia hanya
tasbih, takbir dan membaca Alquran.”

Abu al-Husain Muslim ibn al-Hajjaj al-Qusyairi al-Naisabüri, Sahih Muslim, (Beirut: Dar Ihya'
at-Turas al-Arabi, Lt.), Juz 1. h. 20-21).

Hadis di atas adalah hadis shahih dengan kualitas perawi yang tergolong siqah dan siqah subut.
An-Nawawi (w. 676 H.), dalam syarahnya mengatakan hadis ini menunjukkan keagungan
perangai Rasulullah saw., dengan memiliki sikap lemah lembut dan mengasihi orang yang
bodoh (belum mengetahui tata cara salat). Ini juga perintah agar pendidik berperilaku
sebagaimana Rasulullah saw. dalam mendidik.

5 . Metode diskusi

Artinya

Hadis Qutaibah ibn Sa id dan Ali ibn Hujr, katanya hadis Ismail dan dia ̒ ibn Jaˋfar dari
Ala dari ayahnya dari Abu Hurairah ra. bahwasnya Rasulullah ̒ saw. bersabda: Tahukah kalian
siapa orang yang muflis (bangkrut)?, jawab mereka; orang yang tidak memiliki dirham dan
harta. Rasul bersabda; Sesungguhnya orang yang muflis dari ummatku adalah orang yang

8
datang pada hari kiamat dengan (pahala) salat, puasa dan zakat,. Dia datang tapi telah
mencaci ini, menuduh ini, memakan harta orang ini, menumpahkan darah (membunuh) ini dan
memukul orang ini. Maka orang itu diberi pahala miliknya. Jika kebaikannya telah habis
sebelum ia bisa menebus kesalahannya, maka dosadosa mereka diambil dan dicampakkan
kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke neraka.” (Muslim, t.t, IV: 1997)

Hadis di atas adalah hadis sahih dengan kualitas perawi yang tergolong siqah dan siqah subut,
siqah hafiz, sedangkan Abu Hurairah r.a. adalah sahabat Rasulullah saw. Menurut an-Nawawi,
Penjelasan hadis di atas yaitu Rasulullah saw. memulai pembelajaran dengan bertanya dan
jawaban sahabat ternyata salah, maka Rasulullah saw. menjelaskan bahwa bangkrut dimaksud
bukanlah menurut bahasa. Tetapi bangkrut yang dimaksudkan adalah peristiwa di akhirat
tentang pertukaran amal kebaikan dengan kesalahan.

6. Metode tanya jawab

“Telah menceritakan kepada kami Qutaibah ibn Sa ̒id, hadis Lais kata Qutaibah hadis Bakr
yaitu ibn Mudar dari ibn Had dari Muhammad ibn Ibrahim dari Abi Salmah ibn Abdurrahman
dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda; Bagaimana pendapat kalian seandainya ada
sungai di depan pintu salah seorang di antara kalian. Ia mandi di sana lima kali sehari.
Bagaimana pendapat kalian? Apakah masih akan tersisa kotorannya? Mereka menjawab, tidak
akan tersisa kotorannya sedikitpun. Beliau bersabda; Begitulah perumpamaan salat lima waktu,
dengannya Allah menghapus dosa-dosa.” Naisabiri, Shahih Muslim, juz 1, h. 462-463.

Hadis di atas adalah hadis sahih dengan kualitas perawi yang tergolong siqah dan siqah subut,
sedangkan Abu Hurairah adalah sahabat Rasulullah saw. Metode bertanya ini untuk mengajak si
pendengar agar fokus dengan pembahasan.

9
Misalnya kata; “bagaimana pendapat kalian?” adalah pertanyaan yang diajukan untuk meminta
informasi. Maksudnya beritahukan padaku, apakah masih tersisa?. Menurut al-Tibiy,
sebagaimana dikutip al-Asqalani, menjelaskan lafaz “‫ ”لَو‬dalam hadis tersebut memberi makna
perumpamaan.

Metode tanya jawab, apakah pembicaraan antara dua orang atau lebih, dalam pembicaraan
tersebut mempunyai tujuan dan topik tertentu. Metode dialog berusaha menghubungkan
pemikiran seseorang dengan orang lain, serta mempunyai manfaat bagi pelaku dan
pendengarnya. Uraian tersebut memberi makna bahwa dialog dilakukan oleh seseorang dengan
orang lain, baik mendengar langsung atau melalui bacaan. Nahlawi, mengatakan pembaca
dialog akan mendapat keuntungan berdasarkan karakteristik dialog, yaitu topik dialog disajikan
dengan pola dinamis sehingga materi tidak membosankan, pembaca tertuntun untuk mengikuti
dialog hingga selesai. Melalui dialog, perasaan dan emosi akan terbangkitkan, topik
pembicaraan disajikan bersifat realistik dan manusiawi. Dalam Alquran banyak memberi
informasi tentang dialog, di antara bentuk-bentuk dialog tersebut adalah dialog khitabi, ta
̒abbudi, deskriftif, naratif, argumentatif serta dialog nabawiyah. Metode tanya jawab, sering
dilakukan oleh Rasul saw. dalam mendidik akhlak para sahabat. Dialog akan memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang sesuatu yang tidak mereka pahami.
Pada dasarnya metode tanya jawab adalah tindak lanjut dari penyajian ceramah yang
disampaikan pendidik. Dalam hal penggunaan metode ini, Rasulullah saw. menanyakan kepada
para sahabat tentang penguasaan terhadap suatu masalah.

7.      Metode experimen

Metote eksperiman ialah cara pembelajaran dengan melakukan percobaan terhadap


materi yang sedang dipelajari, setiap proses dan hasil percobaan itu diamati dengan seksama.
Metode ini biasanya dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu seperti ilmu alam, ilmu kimia, dan
yang sejenisnya. Adapun hadits yang berkaitan dengan metode eksperiman, yaitu:

‫ ع َْن‬،‫اك‬ ْ ‫ َم‬G‫ ع َْن ِس‬،‫ ْة‬Gَ‫ َدثَنَا َأبُوا َع َوان‬G‫ " َح‬،‫ْث قُتَ ْيبَة قَا َل‬ ُ ‫ َوهَ َذا َح ِدي‬.‫ب فِ ْي اللَ ْف ِظ‬ ِ ‫َح َدثَنَا قُتَ ْيبَ ِة بْن َس ِعيْد اَ ْلثَقَفِ ْي َو َأبُو َكا ِملْ اَ ْل َجحْ د‬
َ ‫ َوتَقَا َر‬- ْ‫َري‬
‫ُؤاَل ِء؟‬Gَ‫نَ ُح ه‬G‫ص‬ ْ َ‫" َماي‬،‫ا َل‬Gَ‫ فَق‬.‫ ِل‬G‫س النَّ ْخ‬
ِ ‫رْؤ‬G‫ال‬ َ ‫وْ ٍم َعلَى‬GGَ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَ َم بِق‬ َ ِ‫ت َم َح َرسُو ُل هللا‬ ُ ْ‫" َم َرر‬،‫ال‬ َ َ‫ ق‬.‫ ع َْن َأبِ ْي ِه‬،َ‫ط ْل َحة‬
َ ‫ُموْ َسى بْن‬
." ‫ ْيَئ‬GG‫كَ َش‬GGِ‫ا َأظُ ُّن يَ ْعنِي َذل‬GG‫" َم‬،‫لم‬GG‫ه وس‬GG‫لى هللا علي‬GG‫وْ ُل هللاِ ص‬GG‫ا َل َر ُس‬GGَ‫ "فَق‬. ْ‫ فَتَلَقَح‬،‫رفِ ْي ْاُأل ْنثَى‬GG َ ‫ َذ َك‬GG‫وْ نَ ال‬GGُ‫ يَجْ َعل‬،ُ‫ه‬GGَ‫"يَ ْلقِحُوْ ن‬،‫الُوْ ا‬GGَ‫فَق‬
ُ ‫ا ظَنَ ْن‬GG‫ فَِإنَّ َم‬،ُ‫نَعُوه‬G‫ص‬
‫ت‬ ْ
ْ َ‫كَ فَلي‬GGِ‫انَ يُ ْنفَ ُعهُ ْم َذل‬GG‫ "ِإ ْن َك‬،‫ال‬G
َ Gَ‫ك فَق‬ َ Gِ‫ َذ ل‬Gِ‫ فََأ ْخبَ َر َرسُو ُل هللا صلى هللا عليه وسلم ب‬،ُ‫"فََأ ْخبَرُوْ ا بِ َذ لِكَ فَت ََر ُكوْ ه‬،‫قَا َل‬
(‫)رواه مسلم‬ ".ِ‫ب َعلَى هللا‬ َ ‫ فَِإنِّ ْي لَ ْن ُأ َك ِّذ‬،‫ َولَ ِك ْن ِإ َذا َحد َْثتَ ُك ْم ع َِن هللاُ َش ْيًئا فَ ُخ ُذوْ ابِ ِه‬، ِّ‫ فَاَل تََؤ ا ِخ ُذونِي بِالظَن‬،‫ظَنَّا‬

Artinya :
Menceritakan kepada kami Qutaibah ibn Sa’id al-Tsaqafi dan Abu Kamil al-Jahdari dan
pada satu lafaz, Qutaibah berkata, “Menceritakan kepada kami Abu Awanat, dari Sima, dari
Musa ibn Thalhah, dari ayahnya RA, katanya, “Aku berjalan bersama-sama Rasulullah SAW,
maka di tengah jalan kami bertemu dengan sekelompok orang yang sedang diatas pohon kurma.
Beliau bertanya, “Apa yang sedang kalian perbuat?” Jawab mereka, “Kami sedang
mencangkok pohon kurma.” Kata Rasulullah SAW, “Menurut dugaanku, pekerjaan itu tidak ada

10
gunanya.” Lalu mereka hentikan pekerjaan mereka. Tetapi kemudian dikabarkan orang kepada
beliau bahwa pekerjaan mereka itu berhasil baik. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Jika
pekerjaan itu ternyata bermanfaat bagi mereka, teruskanlah! Aku hanya menduga-duga. Maka
janganlah di ambil peduli duga-dugaan itu. Tetapi jika aku berbicara mengenai agama Allah,
maka pegang teguhlah itu, karena aku sekali-kali tidak akan berdusta terhadap Allah.”(H.R
Muslim)

a.         Penjelasan Hadits
Hadits diatas diriwayatkan oleh tujuh orang perawi, adapun urutan para perawi tersebut
adalah sebagai berikut: sebagai periwayat ke-1 (sanad 6) adalah ayahnya Musa ibn Thalhah,
sebagai periwayat ke-2 (sanad 5) adalah Musa ibn Thalhah, sebagai periwayat ke-3 (sanad 4)
adalah Sima, sebagai periwayat ke-4 (sanad 3) adalah Abu ‘Awanat, sebagai periwayat ke-5
(sanad 2) adalah Abu Kamil al-Jahdari, sebagai periwayat ke-6 (sanad 1) adalah Qutaibah ibn
Sa’id al-Tsaqafi, dan sebagai periwayat ke-7 (Mukharij) adalah Muslim.
Hadits tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah memutuskan suatu perkara hanya dengan
menduga-duga seperti mencangkok pohon kurma. Namun setelah dikabarkan orang kepada
Beliau bahwa hal tersebut menghasilkan (berhasil baik). Maka Rasulullah bersabda “jika
pekarjaan itu bermanfaat maka teruskanlah, dan jangan memperdulikan dugaan-dugaan itu”
b.        Aspek Pendidikan
         Agar murid lebih memahami dengan apa yang dipelajari, biasanya peserta didik langsung
memprktekkan apa yang mereka pelajari, dan inilah yang disebut dengan metode eksperimen.
         Metode eksperimen sangatlah baik juga, karena dalam ini murid tidak hanya mendapat
materi-materi saja.
         Metode eksperimen akan selalu mengasah otak anak didik dalam melakukan eksperimen
yang mereka ujikan.
         Dan metode ini biasanya digunakan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan, seperti : Biologi,
Fisika, Kimia dan lain sebgainya.

11
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Metode sangat di perlukan dalam sebuah ranah pendidikan karna ia akan menghantarkan
pemahaman dari ke peserta didiknya, pendidikan yang baik dapat di hasilkan dengan metode-
metode yang baik, metode-metode yang baik itu akan mebuat sebuah pendikan menjadi efektif
dan efisien.
Metode-metode yang di jabarkan oleh Rasulullah patut di contoh karna beliau adalah
pengajar handal sedunia, banyak contoh yang di ajarkan oleh beliau terkait dengan metode-
metode pendidikan yaitu: metode keteladanan,kebiasaan dan hukuman, dialog atau tanya jawab,
perumpamaan, ceramah, targhib dan tarhib, pengulangan dan latihan, metode muizhah dan masih
banyak lagi metode-metode yang di ajarkan oleh Rasulullah kepada kita semua melalui hadist-
hadist beliau baik qauli, pi`li dan taqriri.
B.     SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki
kekurangan, baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis sangat berharap ada kritikan dan saran yang sifatnya untuk membangun.
Terakhir penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis begitu juga
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Http://Www.Findmystudies.Tk/2015/11/Makalah-Hadits-Tentang-Metode.Html (Di Akses Pada
Hari Minggu 15 Mei 2016)
Http://Antariksamuhammad.Blogspot.Co.Id/2015/03/Makalah-Hadits-Tarbawi-Tentang-
Metode.Html (Di Akses Pada Hari Minggu 15 Mei 2016)
Http://Dillanazaly.Blogspot.Co.Id/2013/10/Hadist-Tentang-Metode-Pendidikan.Html (Di Akses
Pada Hari Minggu 15 Mei 2016)
Bukhari Umar,Hadist Tarbawi, 13220,Februari 2015 Amzah Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai