Anda di halaman 1dari 16

METODE PENDIDIKAN DALAM HADIS

Disusun oleh :
Riska Rahayu
Prodi Pendidikan Agama Islam

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadis Tarbawi

Dosen Pembimbing: Dr. Musriaparto, M.M

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH HAMZAH FANSURI


KOTA SUBULUSSALAM
ACEH
2022
A. PENDAHULUAN
Tidaklah berlebihan jika ada sebuah ungkapan “aththariqah ahammu
minal maddah”, bahwa metode jauh lebih penting disbanding materi, karena
sebaik apapun tujuan pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang
tepat, tujuan tersebut sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah
metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara lengkap
atau tidak.. Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan harus dilakukan
secara cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil
pendidikan dapat memuaskan. Apa yang dilakukan Rasulullah SAW saat
menyampaikan wahyu Allah kepada para sahabatnya bisa kita teladani,
karena Rasul saw. sejak awal sudah mengimplementasikan metode
pendidikan yang tepat terhadap para sahabatnya. Strategi pembelajaran yang
beliau lakukan sangat akurat dalam menyampaikan ajaran Islam. Rasul saw.
sangat memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang, sehingga
nilai-nilai Islami dapat ditransfer dengan baik. Rasulullah saw. juga sangat
memahami naluri dan kondisi setiap orang, sehingga beliau mampu
menjadikan mereka suka cita, baik meterial maupun spiritual, beliau
senantiasa mengajak orang untuk mendekati Allah swt. dan syari’at-Nya.

B. PENGERTIAN METODE PENDIDIKAN


Secara Etimologi Kata metode berasal dari bahasa Yunani. Secara
etimologi (bahasa), kata metode berasal dari dari dua suku perkataan, yaitu
metha dan hodos. Metha artinya melalui atau melewati dan hodos berarti
“jalan” atau “cara”.1Dalam Bahasa Arab metode dikenal dengan istilah
thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan
untuk melakukan suatu pekerjaan.2 Sedangkan dalam bahasa Inggris metode
disebut method yang berarti cara dalam bahasa Indonesia.3

1
Ramayulis dan Samsul Nizar, 2009, Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sistem Pendidikan
dan Pemikiran Para Tokohnya, Jakarta: Kalam mulia, hlm. 209.
2
Shalih Abd. Al Aziz, at tarbiyah wa thuriq al tadris, kairo, maarif, 119 H, hal. 196
3
John M Echol dan Hasan Shadily, 1995, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, hlm. 379.

2
Secara Terminologi menurut terminologi (istilah) para ahli
memberikan definisi yang beragam tentang metode, yaitu:
 Ahmad Tafsir, mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang
paling tepat dan cepat dalam mengajarkan mata pelajaran.
 Ramayulis mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik
padasaat berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian
metode mengajar merupaka alat untuk menciptakan proses
pembelajaran4.
 Winarno Surakhmad mendefinisikan bahwa metode adalah cara yang
di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan5
 Omar Mohammad mendefinisikan bahwa metode mengajar bermakna
segala kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka
kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, ciri-ciri
perkembangan muridnya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan
menolong murid-muridnya untuk mencapai proses belajar yang
diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku
mereka6
 Abu Ahmadi mendefinisikan bahwa metode adalah suatu pengetahuan
tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau
instruktur7
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode
adalah seperangkat jalan atau cara yang digunakan pendidik dalam proses
pembelajaran agar peserta didik bisa mencapai tujuan pembelajaran dan
kompetensi tertentu. Sementara itu, pendidikan dalam arti umum
mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan
pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya, serta keterampilannya
kepada generasi muda untuk memungkinkannya melakukan fungsi

4
Ramayulis, 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, hlm. 184.
5
Ibid, hal 3
6
Surakhmad, 1998, Pengantar interaksi Belajar Mengajar, Bandung: Tarsito, hlm. 96.
7
Omar Mohammad, 1979, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, hlm. 553

3
hidupnya dalam pergaulan bersama, dengan sebaik-baiknya. Sedangkan
pendidikan Islam dalam arti sempit, adalah bimbingan yang dilakukan
seseorang yang kemudian disebut pendidik., terhadap orang lain yang
kemudian disebut peserta didik. Terlepas dari apa dan siapa yang
membimbing, yang pasti pendidikan diarahkan untuk mengembangkan
manusia dari berbagai aspek dan dimesnsinya, agar iaberkembang secara
maksimal8
Pendidikan juga adalah usaha membimbing dan membina serta
bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual pribadi anak didik
ke arah kedewasaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari.9Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pendidikan islam
adalah suatu jalan atau cara untuk mencapai tujuan pendidikan melalui
aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan
jalan membina potensi-potensi pribadi.

C. JENIS-SENIS METODE PENDIDIKAN DALAM HADIS


Sebagai ummat yang telah dianugerahi Allah Kitab AlQuran yang
lengkap dengan petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat
universal sebaiknya menggunakan metode mengajar dalam pendidikan Islam
yang prinsip dasarnya dari Al Qur’an dan Hadits. Diantara metode- metode
tersebut adalah :10
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara menyampaikan suatu pelajaran
tertentu dengan jalan penuturan secara lisan kepada anak didik atau
khalayak ramai. Metode ceramah ini pernah dilakukan oleh Rasulullah
ketika turun wahyu yang memerintahkan untuk dakwah secara terang-
terangan, seperti hadits berikut:

8
Abu Ahmadi, 2005, Strategi Belajar Mengajar, Bandung : Pustaka Setia, hlm. 52.
9
Ahmad Tafsir. 1994. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT
RemajaRosdakarya.hlm 24-27.
10
Ramayulis dan Samsu Nizar, Ilmu Pendidikan Dan Filsafat, Jakarta : Kalam mulia,
2009, hal.193

4
‫سى‬َ ‫ َعنْ ُم ْو‬،‫ عَنْ َع ْب ِد ْال َما لِكِ ْبن ُع َمر‬،‫ َح َد َث َنا َج ِر ْي ٌر‬،َ‫ َقال‬،ِ‫س ِع ْي ٌد َو ُز َه ْي ِر ْبن َح ْرب‬
َ ‫َح َد َث َنا قُ َت ْي َبة ْبن‬
"‫"وأَ ْنذِر َعشِ ْي َر َن َك ْاألَ ْق َربِ ْي َن‬
َ ‫ لَ َّماأَ ْن َز لَتْ َه ِذ ِه األَ َي ِة‬،َ‫ َعنْ أَبِ ْي ه َُر ْي َر َة َقال‬،‫ْبن َط ْل َحة‬
،َ‫ َف َقال‬.‫ص‬ ُّ ‫ َف َع ُّم َو َخ‬،‫اج َت َم ُع ْوا‬
ْ ‫ َف‬،‫سلَ َم قُ َر ْيسِ َّيا‬َ ‫َو‬ ‫صلَّى هللا ُ َعلَ ْي ِه‬ َ ‫س ْول ُ هللا‬ ُ ‫ار‬ َ ‫َع‬
َ ‫ د‬،)521:‫(الشعراء‬
.‫ار‬ِ ‫ أَ ْنقِ ُذوااَ ْن َفسِ ُك ْم مِنَ ال َّن‬،ِ‫َيا َبن ِْي ُم َر ْة ْبن َك َعب‬ .‫ار‬ِ ‫ أَ ْنقِ ُذوا أَ ْنفُسِ ُك ْم مِنَ ال َّن‬،‫" َيا َبن ِْي َك َع ْب ِبنْ ل ُ َؤ ْي‬
،‫ َيا َفا طِ َم ُة‬.‫ار‬ ِ ‫ ا ُ ْنقِ ُذوا أَ ْنفُسِ ُك ْم مِنَ ال َّن‬،‫ْال ُم َطل ِْب‬ ِ ‫ أَ ْنقِ ُذوا أَ ْنفُسِ ُك ْم مِنَ ال َّن‬،‫َيا َبن ِْي هَاشِ َم‬
‫ َيا َبن ِْي َع ْب ُد‬.‫ار‬
َ ِ‫ َفإِ ِّن ْي ََل أَ ْملَ َك َل ُك ْم مِنَ هللا‬،‫ار‬
‫ " رواه‬.‫ َغ ْي َر أَنَّ لَ ُك ْم َر ِح ًما َسا ِبلُ َها ِب ِب ََل لِ َها‬.‫ش ْي َئا‬ ِ ‫ِي أَ ْنفُسِ كِ مِنَ ال َّن‬
ْ ‫أَ ْنقِذ‬
. ‫مسلم‬

Artinya : Menceritakan kepada kami Qutaibah ibn Sa’id dan


Zuhair ibn Harb, berkata, “Menceritakan kepada kami Jarir, dari ‘Abdul
Malik ibn ‘Umair, dari Musa ibn Thalhah, dari Abu Hurairah, ia berkata,
“Tatkala diturunkan ayat ini: “Dan peringatkanlah para kerabatmu yang
terdekat(Q.S. Al-Syu’ara:125), maka Rasulullah SAW memanggil orang-
orang Quraisy. Setelah meraka berkumpul, Rasulullah SAW berbicara
secara umum dan khusus. Beliau bersabda, “Wahai Bani Ka’ab ibn Luaiy,
selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Bani ‘Abdi Syams,
selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Bani ‘Abdi Manaf,
selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Bani Hasyim, selamatkanlah
diri kalian dari neraka!, wahai Fatimah, selamatkanlah dirimu dari neraka!
Karena aku tidak kuasa menolak sedikitpun siksaan Allah terhadap kalian.
Aku hanya punya hubungan kekeluargaan dengan kalian yang akan aku
sambung dengan sungguh-sungguh”. (H.R. Muslim )

Hadits tersebut menjelaskan bahwa menyampaikan suatu wahyu,


atau mengajak orang lain untuk mengikuti ajaran yang telah ditentukan,
bahkan memberi peringatan kepada siapapun dapat menggunakan metode
ceramah. Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW berbicara secara
umum dan khusus dihadapan orang-orang Quraisy dengan tujuan
mengajak orang-orang Quraisy dan lainnya untuk menyelamatkan diri dari
neraka dengan usahanya sendiri, karena Rasulullah tidak kuasa menolak
sedikitpun siksaan Allah terhadap umatnya.

5
Aspek Pendidikan menyampaikan ilmu kepada orang lain salah
satu penyampaiaannya adalah dengan metode ceramah .Dengan metode
ceramah, murid atau orang yang menerima ilmu itu, akan lebih merespon
dengan mendengarkan apa yang seorang guru bicarakan dalam
ceramahnya. Dalam penyampaiannya, hendaklah seorang guru untuk
mengemas materi yang ia akan sampaikan dengan tata bahasa yang baik
dan mudah diterima oleh murid.

2. Metode Diskusi
Kata diskusi berasal dari bahasa latin yaitu “discussus” yang
berarti “to examine”, “investigate” (memeriksa, menyelidiki). Sehingga
metode diskusi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam
menyelesaikan masalah yang mungkin menyangkut kepentingan bersama,
dengan jalan musyawarah untuk mufakat. Memperluas pengetahuan dan
cakrawalah pemikiran. Adapun salah satu hadits yang berkaitan dengan
metode diskusi tersebut yaitu:

‫سعِي ٍد َو َعل ُِّي بْنُ ُح ْج ٍر َق َاَل َح َّد َث َنا إ ِ ْس َمعِيل ُ َوه َُو ابْنُ َج ْع َف ٍر عَنْ ا ْل َع ََلءِ عَنْ أَبِي ِه َع ْن‬َ ُ‫َح َّد َث َنا قُ َت ْي َب ُة بْن‬
َ‫سلَّ َم َقال َ أَ َتدْ رُون‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫هللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ِ َّ َ ‫سول‬
َ ‫هللا‬ ُ ‫ِس مِنْ أ ُ َّمتِي َيأْتِي َي ْو َم أَنَّ َر‬ َ ‫أَبِي ه َُر ْي َر َة َف َقال َ إِنَّ ا ْل ُم ْفل‬
ْ‫ام َو َز َكا ٍة َو َيأْتِي َقد‬
ٍ ‫ص ََل ٍة َوصِ َي‬
َ ‫اع ا ْلقِ َيا َم ِة ِب‬
َ ‫ِس فِي َنا مَنْ ََل د ِْر َه َم لَ ُه َو ََل َم َت‬ ُ ‫ِس َقالُوا ا ْل ُم ْفل‬ ُ ‫َما ا ْل ُم ْفل‬
ْ‫س َناتِ ِه َوه ََذا مِن‬
َ ‫ض َر َب َه َذا َف ُي ْع َطى ه ََذا مِنْ َح‬ َ ‫س َف َك دَ َم ه ََذا َو‬ َ ‫ف َه َذا َوأَ َكل َ َمال َ ه ََذا َو‬ َ ‫ش َت َم َه َذا َو َق َذ‬َ
‫ضى َما َعلَ ْي ِه أ ُ ِخ َذ مِنْ َخ َطا َيا ُه ْم َف ُط ِر َحتْ َعلَ ْي ِه ُث َّم ُط ِر َح فِي‬ َ ‫س َنا ُت ُه َق ْبل َ أَنْ ُي ْق‬
َ ‫س َناتِ ِه َفإِنْ َفنِ َيتْ َح‬ َ ‫َح‬
ِ ‫ال َّن‬
.‫ار‬

Artinya : Hadis Qutaibah ibn Sâ’id dan Ali ibn Hujr, katanya hadis
Ismail dan dia ibnu Ja’far dari ‘Alâ’ dari ayahnya dari Abu Hurairah ra.
bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: Tahukah kalian siapa orang yang
muflis (bangkrut)?, jawab mereka; orang yang tidak memiliki dirham dan
harta. Rasul bersabda; Sesungguhnya orang yang muflis dari ummatku
adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) salat, puasa
dan zakat,. Dia datang tapi telah mencaci ini, menuduh ini, memakan harta
orang ini, menumpahkan darah (membunuh) ini dan memukul orang ini.

6
Maka orang itu diberi pahala miliknya. Jika kebaikannya telah habis
sebelum ia bisa menebus kesalahannya, maka dosa-dosa mereka diambil
dan dicampakkan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke neraka.(H.R.
Muslim)

Hadits ini mejelaskan bahwa Rasulullah saw memulai


pembelajaran dengan bertanya dan jawaban sahabat ternyata salah, maka
Rasulullah saw menjelaskan bahwa bangkrut dimaksud bukanlah menurut
bahasa. Tetapi bangkrut yang dimaksudkan adalah peristiwa di akhirat
tentang pertukaran amal kebaikan dengan kesalahan.

Aspek pendidikan dengan metode diskusi, masalah-masalah yang


menyangkut kepentingan bersama yang dapat diselesaikan dengan
musyawarah. Diskusi mampu melatih ketajaman berpikir seorang peserta
didik. Diskusi juga melatih peserta didik untuk berbicara dalam
menyampaikan pendapatnya atau idenya di depan teman-temanya.

3. Metode Eksperimen
Metote eksperiman ialah cara pembelajaran dengan melakukan
percobaan terhadap materi yang sedang dipelajari, setiap proses dan hasil
percobaan itu diamati dengan seksama. Metode ini biasanya dilakukan
dalam suatu pelajaran tertentu seperti ilmu alam, ilmu kimia, dan yang
sejenisnya. Adapun hadits yang berkaitan dengan metode eksperiman,
yaitu:

،َ‫ث قُ َت ْي َبة َقال‬


ُ ‫ َوه ََذا َح ِد ْي‬. ِ‫ار َب ف ِْي اللَ ْفظ‬ ْ ‫س ِع ْيد اَ ْل َث َقف ِْي َو أَ ُبو َكا ِملْ اَ ْل َج ْح َد ِر‬
َ ‫ َو َت َق‬-‫ي‬ َ ‫َحدَ َث َنا قُ َت ْي َب ِة ْبن‬
‫صلَّى‬
َ ِ‫سول ُ هللا‬ ُ ‫" َم َر ْرتُ َم َح َر‬،َ‫ َقال‬.ِ‫ عَنْ أَبِ ْيه‬،‫سى ْبن َط ْل َح َة‬ َ ‫ عَنْ ُم ْو‬،ْ‫ َعنْ سِ َماك‬،‫"ح َد َث َنا أَ ُبوا َع َوا َن ْة‬ َ
‫ َي ْج َعل ُ ْونَ ال َذ‬،ُ‫" َي ْلق ُِح ْو َنه‬،‫ص َن ُح هَؤُ ََلءِ ؟ َف َقال ُ ْوا‬
ْ ‫" َما َي‬،َ‫ َف َقال‬.‫س ال َّن ْخ ِل‬ِ ‫الر ْؤ‬ َ ‫سلَ َم ِب َق ْو ٍم َعلَى‬ َ ‫هللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
."‫ش ْي َئ‬ َ ‫" َما أَ ُظنُّ َي ْعنِي َذلِ َك‬،‫س ْول ُ هللاِ صلى هللا عليه وسلم‬ ُ ‫ " َف َقال َ َر‬.‫ َف َت َل َق ْح‬،‫َك َرف ِْي ْاأل ُ ْن َثى‬
‫ " ِإنْ َكانَ ُي ْن َف ُع ُه ْم‬،َ‫سول ُ هللا صلى هللا عليه وسلم ِب َذ لِ َك َف َقال‬ ُ ‫ َفأ َ ْخ َب َر َر‬،‫" َفأَ ْخ َب ُر ْوا ِب َذ لِ َك َف َت َر ُك ْو ُه‬،َ‫َقال‬
،ِ‫ش ْي ًئا َف ُخ ُذ ْوابِه‬
َ ُ ‫اح َد ْث َت ُك ْم َع ِن هللا‬
َ ‫ َولَكِنْ إِ َذ‬، ِّ‫الظن‬
َ ِ‫ َف ََل َت َؤا ِخ ُذونِي ب‬،‫ َفإِ َّن َما َظ َن ْنتُ َظ َّنا‬،ُ‫ص َن ُعوه‬
ْ ‫َذلِ َك َف ْل َي‬
ِ‫َفإِ ِّن ْي لَنْ أ ُ َك ِّذ َب َعلَى هللا‬

7
Artinya : Menceritakan kepada kami Qutaibah ibn Sa’id al-Tsaqafi dan
Abu Kamil al-Jahdari dan pada satu lafaz, Qutaibah berkata,
“Menceritakan kepada kami Abu Awanat, dari Sima, dari Musa ibn
Thalhah, dari ayahnya RA, katanya, “Aku berjalan bersama-sama
Rasulullah SAW, maka di tengah jalan kami bertemu dengan sekelompok
orang yang sedang diatas pohon kurma. Beliau bertanya, “Apa yang
sedang kalian perbuat?” Jawab mereka, “Kami sedang mencangkok pohon
kurma.” Kata Rasulullah SAW, “Menurut dugaanku, pekerjaan itu tidak
ada gunanya.” Lalu mereka hentikan pekerjaan mereka. Tetapi kemudian
dikabarkan orang kepada beliau bahwa pekerjaan mereka itu berhasil baik.
Maka Rasulullah SAW bersabda, “Jika pekerjaan itu ternyata bermanfaat
bagi mereka, teruskanlah! Aku hanya menduga-duga. Maka janganlah di
ambil peduli duga-dugaan itu. Tetapi jika aku berbicara mengenai agama
Allah, maka pegang teguhlah itu, karena aku sekali-kali tidak akan
berdusta terhadap Allah.”(H.R Muslim)

Hadits tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah memutuskan suatu


perkara hanya dengan menduga-duga seperti mencangkok pohon kurma.
Namun setelah dikabarkan orang kepada Beliau bahwa hal tersebut
menghasilkan (berhasil baik). Maka Rasulullah bersabda “jika pekarjaan
itu bermanfaat maka teruskanlah, dan jangan memperdulikan dugaan-
dugaan itu”

Aspek Pendidikan agar murid lebih memahami dengan apa yang


dipelajari, biasanya peserta didik langsung memprktekkan apa yang
mereka pelajari, dan inilah yang disebut dengan metode
eksperimen.Metode eksperimen sangatlah baik juga, karena dalam ini
murid tidak hanya mendapat materi-materi saja.Metode eksperimen akan
selalu mengasah otak anak didik dalam melakukan eksperimen yang
mereka ujikan.Dan metode ini biasanya digunakan pada mata pelajaran
ilmu pengetahuan, seperti : Biologi, Fisika, Kimia dan lain sebgainya.

8
4. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang
guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan
pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca sambil
memperhatikan proses berfikir di antara peserta didik. Metode tanya jawab
merupakan salah satu teknik mengajar yang dapat membantu kekurangan-
kekurangan yang terdapat pada metode ceramah. Ini disebabkan karena
guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana murid dapat mengerti dan
dapat mengungkapkan apa yang telah diceramahkan. Adapun hadits yang
berkaitan dengan metode tanya jawab, yaitu:

َ‫" َكان‬،َ‫َح َد َث َنا إِ ْس َما عِ ْيل ْبن إِ ْب َرا ِه ْي ِم أَ ْخ َب َر َنا أَ ُبوا َخ َيان ال َّت ِم ِم ْي عَنْ أَ ِبى َز ْر َع ْة عَنْ َأ ِب ْي ه َُر ْي َر َة َقال‬
ُ‫ ْاإلِ ْيمَانُ أَنْ ُت ْؤمِن‬،َ‫ َما ْاإلِ ْيمَانُ ؟ َقال‬،َ‫اس َفا َ َتاهُ َر ُجل ٌ َف َقال‬ ِ ‫سلَ َم َي ْو ًما َب‬
ِ ‫ار ًزا لِل َّن‬ َ ‫صلَّى هللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫ال َّنبِ ِّي‬
‫" ْاإلِ ْس ََل ُم أَنْ َت ْع ُب ُد هللاِ َو ََل‬،َ‫" َماْإلِ ْس ََل ُم؟" َقال‬،َ‫" َقال‬.ِ‫سولِ ِه َو ُت ْؤمِنُ بِاْل َب ْعث‬ ُ ‫بِاهللاِ َو َم ََلئِ َكتِ ِه َوبِلِ َقائِ ِه َو َر‬
،َ‫سا ِن؟" َقال‬ َ ‫" َما ْاإلِ ْح‬،َ‫ َقال‬. َ‫ص ْو ُم َرمَضَان‬ ُ ‫ َو َت‬،‫ض َة‬َ ‫الز َكا َة ْال َم ْف ُر ْو‬
َّ ‫ِي‬ َ ‫الص ََل َة‬
َ ‫و ُت ْؤد‬، َّ ‫ َو ُتقِ ْي ُم‬،ِ‫ش ِر ُك ِبه‬ْ ‫َت‬
‫ " َما ْل َم ْس ُئ ْول ُ َع ْن َها أَ ْعلَ ُم‬:َ‫سا َعةِ؟ َقال‬ َّ ‫ ُم َنى ال‬:َ‫أَنْ َت ْع ُب ُد هللاَ َكأ َ َّن َك َت َراهُ َفإِلَّ ْم َت ُكنْ َت َراهُ َفإِ َّن َه َي َراكز َقال‬
‫ َوإِ َذا َت َط َّاول َ َر َعا ُة ْاإلِ ْب ِل ْال ِب َه ِم فِى‬،‫ت ْاآل َمتُ ِرهًا‬ ِ ‫ إِ َذا َولَ َد‬:‫ش َراطِ َها‬ ْ َ‫سأ َ ْخ َب َر َك َعنْ أ‬ َ ‫ َو‬،‫السائ ِِل‬ َّ َ‫مِن‬
‫"إِنَّ هللا ُ عِ ْن َدهُ عِ ْل َم‬:‫سلَ َم‬ َ ‫ ُث َّم َت ََل ال َّن ِب ُّي‬،‫س ََل َي ْعلَ ْمهُنَّ إِ ََّل هللا‬
َ ‫ص َّلى هللا َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ فِى َخ ْم‬،‫ال ُب ْن َيا ِن‬
َ ‫ َفلَ ْم َي َر ْو‬،ُ‫ َف َقال َ َرد ُْوه‬،‫ ُث َّم اَدْ َب َر‬،‫) األَ َية‬43:‫لقمان‬:...‫سا َعة‬
ُ‫ " َه َذا ِج ْب ِر ْيل َجا َء َي ْعلَم‬،َ‫ش ْي ًئا َف َقال‬ َ ‫ال‬
‫اس ِد ْي َن ُه‬
َ ‫ال َّن‬

Artinya : Menceritakan kepada kami Ismail ibn Ibrahim,


memberitakan kepada kami Abu Hayyan al-Tamimi dari Abi Zar’at dari
Abu Hurairah, ia berkata, “pada suatu hari ketika Nabi SAW sedang dudk
bersama sahabat, tiba-tiba datang seorang laki-laki dan bertanya, “Apakah
iman itu?” Jawab Nabi, “Iman adalah percaya kepada Allah, para
malaikat-Nya, dan pertemuan denganNya,para rasulNya, dan percaya pada
hari berbangkit dari kubur. Lalu laki-laki itu bertanya kembali. Apakah
islam itu? Jawab Nabi SAW, “Islam ialah menyembah kepada Allah dan
tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, mendirikan salat,
menunaikan zakat yang di fardhukan, dan berpuasa di bulan Ramadhan.”
Lalu laki-laki itu bertanya lagi, “Apakah Ihsan itu? Jawab Nabi SAW,

9
Ihsan ialah menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika
engkau tidak melihat-Nya, ketahuilah bahwa Allah melihatmu.” Lalu laki-
laki itu bertanya lagi: “Apakah hari kiamat itu?” Nabi SAW menjawab,
“Orang yanh ditanya tidak lebih mengetahui daripada orang yang bertanya,
tetapi saya beritahukan kepadamu beberapa syarat (tanda-tanda) akan tiba
hari kiamat, yaitu jika budak sahaya telah malahirkan majikannya, dan jika
penggembala unta dan ternak lainnya telah berlomba-lomba membangun
gedung. Dan termasuk dalam lima macam yang tidak dapat mengetahuinya
kecuali Allah, yaitu tersebut dalam ayat: “sesungguhnya Allah hanya pada
sisinya sajalah yang mengetahui hari kiamat, dan Dia pula yang
menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim ibu, dan
tidak seorang pun yang mengetahui di manakah ia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui yang sedalam-dalamnya.”
Kemudian pergilah oarang itu. Lalu Nabi SAW menyuruh sahabat,
“Antarkanlah orang itu. Akan tetapi, sahabat tidak melihat bekas orang itu.
Maka Nabi SAW bersabda, Itu adalah Malaikat Jibril AS yang datang
mengajarkan agama bagimu.”(H.R Bukhari)

Hadits tersebut menjelaskan tentang tanya jawab Malaikat Jibril


dengan Rasulullah SAW. Dimana Malaikat Jibril yang datang sebagai
orang lain untuk mengajarkan agama kepada Rasulullah, seperti “Rukun
Iman dan Rukun Islam”

Aspek Pendidikan salah satu metode yang dapat membuat murid


lebih cepat berfikir dan berproses aktif yaitu metode tanya jawab. Metode
tanya jawab ini sebagai respon atau tanggapan dari murid atas apa yang
guru bicarakan pada ceramahnya. Metode tanya jawab bisa dilakukan
dengan guru bertanya pada murid atau sebaliknya murid bertanya pada
guru, atas sseuatu yang ia kurang pahami dari penjelasan ceramah dari
guru yang bersangkutan. Metode tanya jawab bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana murid-murid memahami apa yang guru sampaikan.

10
5. Metode Demontrasi
Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk
menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan
verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau
benda. Dengan kata lain metode demonstrasi adalah metode mengajar
yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau
untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.
Hadits yang berkaitan dengan metode ini antara lain:

َ‫الر ْح َم ِن ْب ِن أَ ْب َزى َعنْ أَبِي ِه َقال‬ َّ ‫ش ْع َب ُة َحدَّ َث َنا ا ْل َح َك ُم عَنْ َذ ٍّر َعنْ َسعِي ِد ْب ِن َع ْب ِد‬ ُ ‫َح َّد َث َنا آ َد ُم َقال َ َح َّد َث َنا‬
‫ب َف َقال َ إِ ِّني أَ ْج َن ْبتُ َف َل ْم أُصِ ْب ا ْل َما َء َف َقال َ َع َّما ُر بْنُ َياسِ ٍر لِ ُع َم َر ْب ِن‬ ِ ‫َجا َء َر ُجل ٌ إِلَى ُع َم َر ْب ِن ا ْل َخ َّطا‬
َ ‫صل ِّ َوأَ َّما أَ َنا َف َت َم َّع ْكتُ َف‬
ُ‫ص َّل ْيتُ َف َذ َك ْرت‬ َ ‫س َف ٍر أَ َنا َوأَ ْنتَ َفأ َ َّما أَ ْنتَ َف َل ْم ُت‬َ ‫ب أَ َما َت ْذ ُك ُر أَ َّنا ُك َّنا فِي‬ ِ ‫ا ْل َخ َّطا‬
َ ‫س َّل َم إِ َّن َما َكانَ َي ْكفِي َك َه َك َذا َف‬
‫ض َر َب ال َّن ِب ُّي‬ َّ ‫ص َّلى‬
َ ‫هللا ُ َع َل ْي ِه َو‬ َ ‫سلَّ َم َف َقال َ ال َّن ِب ُّي‬ َّ ‫ص َّلى‬
َ ‫هللا ُ َع َل ْي ِه َو‬ َ ‫لِل َّن ِب ِّي‬
‫س َح بِ ِه َما َو ْج َه ُه َو َك َّف ْي ِه‬ َ ‫سلَّ َم بِ َك َّف ْي ِه ْاألَ ْر‬
َ ‫ض َو َن َف َخ فِي ِه َما ُث َّم َم‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫هللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ

Artinya : Menceritakan kepada kami Adam, ia berkata, memberitakan


kepada kami Syu’bat, memberitakan kepadaku Hakam, dari Jar, dari Sa’id
ibn Abdurrahman ibn Abza’, dari Ayahnya, ai berkata, “Telah datang
Ammar bin Yasir berkata kepada Umar bin Khatthab, “Tidaklah anda
ingat seseorang kepada Umar bin Khatthab, lalu ia berkata,
“Sesungguhnya aku sedang junub, dan aku tidak menemukan air?” Maka
berkata Umar ibn Yasir kepada Umar bin Khatthab, “Ketika saya dan anda
dalam sebuah perjalanan. Adapun anda belum salat, sedangkan saya
berguling-guling ditanah kemudian saya salat. Saya pun menceritakannya
kepada Rasulullah SAW, kemudian Beliau bersabda, “Sebenarnya anda
cukup begini. Rasulullah memukulkan kedua telapak tangannya ketanah
dan meniupnya, kemudian mengusap keduanya pada wajah dan tangan
beliau.(H.R. Bukhari).

Hadits tersebut menjelaskan bahwa ketika dalam sebuah perjalanan


dan belum salat (tidak ditemukannya air) maka dianjurkan untuk tayamum
seperti yang diajarkan oleh Rasulullah dengan cara memukulkan kedua

11
telapak tangannya ketanah dan meniupnya, kemudian mengusapkan
keduanya pada wajah dan tangan.

Aspek Pendidikan Untuk memperjelas sebuah pelajaran yang


dipelajari, biasanya digunakan metode demonstrasi.Metode demonstrasi
dilakukan dengan memperagakan sesuatu sehingga memperjelas untuk
dipraktekkan oleh peserta didik. Metode demonstrasi sangat baik untuk
peserta didik, karena murid lebih mudah memahami materi dan
menguasainya secara sempurna. Metode ini juga biasanya dilakukan saat
memberi pengajaran kepada murid tentang bab sholat dan lain sebagainya.

6. Metode Amsal/perumpamaan
Yaitu cara mengajar dimana guru menyampaikan materi
pembelajaran melalui contoh atau perumpamaan. Prinsip metode ini
terdapat dalam Hadits.
‫هللا عَنْ َناف ٍِع َع ْن‬ ِ َّ ‫ب َي ْعنِي ال َّث َقف َِّي َح َّد َث َنا ُع َب ْي ُد‬ ِ ‫َحدَّ َث َنا ُم َح َّم ُد بْنُ ا ْل ُم َث َّنى َواللَّ ْف ُظ لَ ُه أَ ْخ َب َر َنا َع ْب ُد ا ْل َوهَّا‬
ُ ‫شا ِة ا ْل َعائ َِر ِة َبيْنَ ا ْل ََ َن َم ْي ِن َتع‬
‫ِير‬ َّ ‫سلَّ َم َقال َ َم َثل ُ ا ْل ُم َناف ِِق َك َم َث ِل ال‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫هللا ُ َع َل ْي ِه َو‬ َ ‫ا ْب ِن ُع َم َر َعنْ ال َّن ِب ِّي‬
‫إِلَى َه ِذ ِه َم َّر ًة َوإِلَى َه ِذ ِه َمر‬

Hadis dari Muhammad ibn Mutsanna dan lafaz darinya, hadis dari
Abdul Wahhâb yakni as- Śaqafi, hadis Abdullah dari Nâfi’ dari ibn Umar,
Nabi saw. bersabda: Perumpamaan orang munafik dalam keraguan mereka
adalah seperti kambing yang kebingungan di tengah kambing-kambing
yang lain. Ia bolak balik ke sana ke sini. (Muslim, IV: 2146)

Perumpamaan dilakukan oleh Rasul saw. sebagai satu metode


pembelajaran untuk memberikan pemahaman kepada sahabat, sehingga
materi pelajaran dapat dicerna dengan baik. Matode ini dilakukan dengan
cara menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain, mendekatkan
sesuatu yang abstrak dengan yang lebih konkrit. Perumpamaan yang
digunakan oleh Rasulullah saw. sebagai satu metode pembelajaran selalu
syarat dengan makna, sehinga benar-benar dapat membawa sesuatu yang

12
abstrak kepada yang konkrit atau menjadikan sesuatu yang masih samar
dalam makna menjadi sesuatu yang sangat jelas.

7. Metode Targhib dan Tarhib


Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran
dengan menggunakan ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman terhadap
keburukan agar peserta didik melakukan kebaikan dan menjauhi
keburukan. Prinsip dasarnya terdapat dalam hadits berikut ini :

‫سعِي ٍد‬ َ ‫س ِع ْب ِن أَ ِبي‬ َ ْ‫سلَ ْيمَانُ عَنْ َع ْم ِرو ْب ِن أَ ِبي َع ْم ٍرو عَن‬ ُ ‫هللا َقال َ َح َّد َثنِي‬ ِ َّ ‫يز بْنُ َع ْب ِد‬ِ ‫َح َّد َث َنا َع ْب ُد ا ْل َع ِز‬
َ ‫ش َفا َعتِ َك َي ْو َم ا ْلقِ َيا َم ِة َقال‬
َ ِ‫اس ب‬ ِ َّ َ ‫سول‬
ِ ‫هللا مَنْ أَ ْس َع ُد ال َّن‬ ُ ‫ي َعنْ أَبِي ه َُر ْي َر َة أَ َّن ُه َقالَ قِيل َ َيا َر‬ ِّ ‫ا ْل َم ْق ُب ِر‬
ُ ‫ث أَ َح ٌد أَ َّول‬ ِ ‫سلَّ َم لَ َقدْ َظ َن ْنتُ َيا أَ َبا ه َُر ْي َر َة أَنْ ََل َي ْسأَلُنِي عَنْ َه َذا ا ْل َح ِدي‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫هللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫هللا‬ ِ َّ ُ ‫سول‬ ُ ‫َر‬
َّ ‫اعتِي َي ْو َم ا ْلقِ َيا َم ِة مَنْ َقال َ ََل إِلَ َه إِ ََّل‬
ُ‫هللا‬ َ ‫ش َف‬ ِ ‫ث أَ ْس َع ُد ال َّن‬
َ ِ‫اس ب‬ ِ ‫ِم ْن َك لِ َما َرأَ ْيتُ مِنْ ح ِْرصِ َك َعلَى ا ْل َحدِي‬
‫ِصا مِنْ َق ْل ِب ِه أَ ْو َن ْفسِ ِه‬
ً ‫َخال‬

Hadis Abdul Aziz ibn Abdillah katanya menyampaikan padaku


Sulaiman dari Umar ibn Abi Umar dari Sâ’id ibn Abi Sa’id al-Makbârî
dari Abu Hurairah, ia berkata: Ya Rasulullah, siapakah yang paling
bahagia mendapat syafa’atmu pada hari kiamat?, Rasulullah saw bersabda:
Saya sudah menyangka, wahai Abu Hurairah, bahwa tidak ada yang
bertanya tentang hadis ini seorangpun yang mendahului mu, karena saya
melihat semangatmu untuk hadis. Orang yang paling bahagia dengan
syafaatku ada hari Kiamat adalah orang yang mengucapkan ”Lâilaha illa
Allah” dengan ikhlas dari hatinya atau dari dirinya.(al-Bukhari, t.t, I: 49)

Sanksi dalam pendidikan mempunyai arti penting, pendidikan yang


terlalu lunak akan membentuk pelajar kurang disiplin dan tidak
mempunyai keteguhan hati. Sanksi tersebut dapat dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut, dengan teguran, kemudian diasingkan dan
terakhir dipukul dalam arti tidak untuk menyakiti tetapi untuk mendidik.
Kemudian dalam menerapkan sanksi fisik hendaknya dihindari kalau tidak
memungkinkan, hindari memukul wajah, memukul sekedarnya saja
dengan tujuan mendidik, bukan balas dendam.

13
8. Metode pengulangan (tikror)
Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi ajar dengan
cara mengulang-ngulang materi tersebut dengan harapan siswa bisa
mengingat lebih lama materi yang disampaikan. Prinsip dasarnya terdapat
dalam hadits berikut :

‫ِيم َقال َ َح َّد َثنِي أَ ِبي َعنْ أَ ِبي ِه َقال‬ ٍ ‫س ْر َه ٍد َح َّد َث َنا َي ْح َيى عَنْ َب ْه ِز ْب ِن َحك‬ َ ‫َح َّد َث َنا ُم‬
َ ‫س َّد ُد بْنُ ُم‬
‫ض ِح َك بِ ِه ا ْل َق ْو َم َو ْيل ٌ لَ ُه‬ ُ ‫ث َف َي ْكذ‬
ْ ‫ِب لِ ُي‬ ُ ‫سلَّ َم َيقُول ُ َو ْيل ٌ لِلَّذِي ُي َح ِّد‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫هللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ َ ‫سول‬
َ ِ‫هللا‬ ُ ‫ت َر‬ ُ ‫سم ِْع‬ َ
‫َو ْيل ٌ لَ ُه‬

Hadis Musaddad ibn Musarhad hadis Yahya dari Bahzâ ibn Hâkim,
katanya hadis dari ayahnya katanya ia mendengar Rasulullah saw
bersabda: Celakalah bagi orang yang berbicara dan berdusta agar orang-
orang tertawa. Kecelakaan baginya, kecelakaan baginya. (As-Sijistani, t.t,
II: 716).

Satu proses yang penting dalam pembelajaran adalah


pengulangan/latihan atau praktek yang diulang-ulang. Baik latihan mental
dimana seseorang membayangkan dirinya melakukan perbuatan tertentu
maupun latihan motorik yaitu melakukan perbuatan secara nyata
merupakan alat-alat bantu ingatan yang penting. Latihan mental,
mengaktifkan orang yang belajar untuk membayangkan kejadian-kejadian
yang sudah tidak ada untuk berikutnya bayangan-bayangan ini
membimbing latihan motorik. Proses pengulangan juga dipengaruhi oleh
taraf perkembangan seseorang. Kemampuan melukiskan tingkah laku dan
kecakapan membuat model menjadi kode verbal atau kode visual
mempermudah pengulangan. Metode pengulangan dilakukan Rasulullah
saw. ketika menjelaskan sesuatu yang penting untuk diingat para sahabat.

D. DASAR METODE PENDIDIKAN


Dalam penerapannya, metode pendidikan Islam menyangkut
permasalahan individual atau social peserta didik dan pendidik itu sendiri.
Untuk itu dalam menggunakan metode seorang pendidik harus

14
memperhatikan dasar-dasar umummetode pendidikan Islam. Sebab metode
pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga
segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah mengacu pada
dasar-dasar metode pendidikan tersebut. Dasar metode pendidikan Islam itu
diantaranya adalah dasar agamis, biologis, psikologis, dan sosiologis. 11
1. Dasar Agamis, maksudnya bahwa metode yang digunakan dalam
pendidikan Islam haruslah berdasarkan pada Agama. Sementara Agama
Islam merujuk pada Al Qur’an dan Hadits. Untuk itu, dalam
pelaksanannya berbagai metode yang digunakan oleh pendidik
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan yang muncul secara efektif
dan efesien yang dilandasi nilai-nilai Al Qur’an dan Hadits.
2. Dasar Biologis, Perkembangan biologis manusia mempunyai pengaruh
dalam perkembangan intelektualnya. Semakin dinamis perkembangan
biologis seseorang, maka dengan sendirinya makin meningkat pula daya
intelektualnya. Untuk itu dalam menggunakan metode pendidikan Islam
seorang guru harus memperhatikan perkembangan biologis peserta didik.
3. Dasar Psikologis. Perkembangan dan kondisi psikologis peserta didik
akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap penerimaan nilai
pendidikan dan pengetahuan yang dilaksanakan, dalam kondisi yang labil
pemberian ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai akan berjalan tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Oleh Karenanya Metode pendidikan
Islam baru dapat diterapkan secara efektif bila didasarkan pada
perkembangan dan kondisi psikologis peserta didiknya. Untuk itu
seorang pendidik dituntut untuk mengembangkan potensi psikologis yang
tumbuh pada peserta didik. Sebab dalam konsep Islam akal termasuk
dalam tataran rohani.
4. Dasar sosiologis. Saat pembelanjaran berlangsung ada interaksi antara
pesrta didik dengan peserta didik dan ada interaksi antara pendidik
dengan peserta didik, atas dasar hal ini maka pengguna metode dalam

11
Ramayulis dan Samsu Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sistem Pendidikan dan
Pemikiran Para Tokohnya, Jakarta : Kalam mulia, 2009, hal. 216

15
pendidikan Islam harus memperhatikan landasan atau dasar ini. Jangan
sampai terjadi ada metode yang digunakan tapi tidak sesuai dengan
kondisi sosiologis peserta didik, jika hal ini terjadi bukan mustahil tujuan
pendidikan akan sulit untuk dicapai.
5. Keempat dasar di atas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dan harus diperhatikan oleh para pengguna metode
pendidikan Islam agar dalam mencapai tujuan tidak mengunakan metode
yang tidak tepat dan tidak cocok kondisi agamis, kondisi biologis,
kondisi psikologis, dan kondisi sosiologis peserta didik.

E. KESIMPULAN
Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan pendidik dalam
menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik, sehingga dengan
metode yang tepat dan sesuai, bahan pelajaran dapat dikuasai dengan baik
oleh peserta didik. Beberapa metode pendidikan yang dikemukakan dalam
makalah ini, terdiri dari metode ceramah, metode diskusi, metode
eksperimen, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode Targhib dan
Tarhib, metode Amsal/perumpamaan, metode pengulangan. Dsar metode
pendidikan Dasar Agamis, Dasar Biologis, Dasar Psikologis, Dasar
sosiologis.

16

Anda mungkin juga menyukai