1
Subhayni, Keterampilan Berbicara (Banda Aceh : Syiah Kuala University Press, 2017), 3.
2
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 130.
3
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1983), 105.
latihan secara teratur agar bisa menguasai keterampilan berbicara di hadapan massa.
Dalam keterampilan berbicara, para pembicara dituntut untuk menguasai bahan dan
pengungkapan yang tepat melalui bahasa.4
Paradigma pendidikan dalam pemberdayaan manusia seutuhnya,
memperlakukan siswa sebagai subjek merupakan penghargaan terhadap peserta didik
sebagai manusia yang utuh. Peserta didik memiliki hak untuk mengaktualisasikan
dirinya secara optimal dalam aspek kecerdasan intelektual, spiritual, sosial, dan
kinestetik. Paradigma ini merupakan fondasi dari pendidikan yang menyiapkan
peserta didik untuk berhasil sebagai pribadi yang mandiri, sebagai elemen dari sistem
sosial yang saling berinteraksi dan mendukung satu sama lain dan sebagai pemimpin
bagi terwujudnya kehidupan yang lebih baik di muka bumi.
Peran strategis guru untuk menjadikan siswa sebagai subjek untuk
meningkatkan keterampilan berbicara salah satunya melalui praktik khutbah jum’at.
Menurut M. Abdul Mujieb, khutbah Jum’at ialah pidato, ceramah atau perkataan yang
mengandung mau’izah dan tuntunan ibadah, diucapkan oleh khatib dengan syarat dan
rukun yang telah ditentukan, dan juga khutbah Jum’at diartikan dalam rangka
menasehati sebagaimana di dalam khutbah-khutbah selain Jum’at . Dengan demikian,
khutbah harus disampaikan secara lisan di hadapan banyak orang dan harus
meyakinkan dengan argumen-argumen yang kuat serta memberikan pengaruh kepada
pendengar, baik itu berupa motivasi atau peringatan.5
Islam sebagai agama dakwah, dimana setiap penganutnya wajib untuk
menyiarkan dan menyebarluaskan ajaran-ajaran agama Islam, perlu memiliki sasaran
dan tujuan dakwah yang tepat sesuai dengan kebutuhan umat dan kapasitas keilmuan
dari seorang da’i atau pendakwah. Salah satu metode yang digunakan dalam
pelaksanaan dakwah yang efektif dan efisien ialah melalui mimbar jumat di masjid.
Masjid tentunya memiliki fungsi yang lebih luas daripada sekedar sarana beribadah.
Cara berdakwah yang baik telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.
sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah Swt, yang merupakan kerangka acuan
bagi setiap da’i, baik dalam cara berpikir maupun dalam bersikap.
َ ك هُ َو َأ ْعلَ ُم بِ َمن
ض َّل َ َّك بِ ْٱل ِح ْك َم ِة َو ْٱل َموْ ِعظَ ِة ْٱل َح َسنَ ِة ۖ َو ٰ َج ِد ْلهُم بِٱلَّتِى ِه َى َأحْ َسنُ ۚ ِإ َّن َرب َ ِّع ِإلَ ٰى َسبِي ِل َربُ ٱ ْد
)١٢٥( ين ^َ عَن َسبِيلِ ِهۦ ۖ َوهُ َو َأ ْعلَ ُم بِ ْٱل ُم ْهتَ ِد
4
Been Rafanani, Trik Kilat Kuasai Seni Berbicara, (Yogyakarta: Araska, 2018), 9.
5
Irawan, “Penyampaian Pesan Dakwah Melalui Khutbah Juma’at Pada Masjid Di Desa Sukajaya Kabupaten
Peswaran.” Skripsi, IAIN Raden Intan Lampung, 2017.
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl : 125).
Tujuan berdakwah melalui khutbah jum’at di lingkungan sekolah selain
melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan berbicara di depan massa dari segi
agama juga memperkuat penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam sebagai
landasan cara menyikapi permasalahan atau kemungkaran yang terjadi di masyarakat.
Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi Saw :
ْ َفِإن،ِ َمن َرأى مِن ُكم مُن َك َراً َفل ُي َغيِّرْ هُ ِب َي ِده: هللا ﷺ َيقو ُل
ِ ِعت ِرسُو َل ُ َسم:َعنْ َأبي َسعي ٍد ال ُخدريِّ رضي هللا عنه َقا َل
)ان (رواه مسلمِ ك َأضْ َعفُ اإلي َم
َ ِ َفِإنْ لَ ْم َيس َتطعْ َف ِب َق ِلبه َو َذل،ِلَ ْم َيس َتطعْ َف ِبلِ َسا ِنه
Artinya : Dari Abu Sa’id Al Khudry -radhiyallahu ‘anhu- berkata, saya mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Barang siapa di antara kamu
yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan
tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan lisannya,
jika tidak mampu hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang
paling lemah.” (HR. Muslim no. 49).
Berdasarkan observasi yang telah di lakukan di sekolah MAN 2 Jember,
terdapat perwakilan siswa yang melaksanakan praktik khitobah khutbah jum’at pada
setiap masing-masing kelas, yang dimulai dari kelas XII, XI, dan X secara bergantian.
Sebelum melaksanakan praktik khitobah khutbah jum’at siswa yang bertugas
menyiapkan bahan materi, setiap materi yang disiapkan akan di cek terlebih dahulu
oleh guru pendamping, setelah materi di validasi oleh guru, siswa yang bertugas dapat
melaksanakan praktik khitobah khutbah jum'at.
Berdasarkan hasil uraian diatas, maka peneliti bermaksud untuk melaksanakan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Praktik Khitobah Khutbah Jum’at Terhadap
Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI Di MAN 2 Jember”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara praktik khitobah khutbah jum’at terhadap
keterampilan berbicara siswa.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
fokus penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh antara praktik khitobah khutbah juma’at sebagai media dakwah
terhadap keterampilan berbicara siswa ?
2. Seberapa besar pengaruh antara praktik khitobah khutbah juma’at sebagai media
dakwah terhadap keterampilan berbicara siswa ?
C. Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan penelitian asosiatif kausal dengan teknik
kuantitatif. penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan
dapat dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan
mengontrol suatu gejala. Hubungan kausal merupakan hubungan yang sifatnya sebab-
akibat, salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen).
Penelitian asosiatif menggunakan teknik analisis kuantitatif atau statistik.
D. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 Jember yang berlokasi di Jl. Manggar
No 72, Gebang Poreng, gebang, kec. Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur 68117.
Alasan peneliti mengambil sekolah tersebut sebagai tempat pelaksanaan penelitian
adalah sebab di sekolah tersebut memiliki kondisi yang sesuai dengan rancangan
pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.
E. Subjek Penelitian
n ( Σ XY ) −( ∑ X ) ( ∑ Y )
r=
√ ¿¿ ¿
Keterangan :
r : Nilai koefisien korelasi
ΣX : Jumlah pengamatan variabel X
ΣY : Jumlah pengamatan variabel Y
Σ XY : Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
( Σ X 2) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
( Σ X ¿2 : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel X
( ΣY 2) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
( ΣY ¿ 2 : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel Y
n : Jumlah banyaknya data
2. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier merupakan alat analisis statistika yang memanfaatkan hubungan
antara dua variabel atau lebih. Tujuannya adalah untuk membuat perkiraan (prediksi)
yang dapat dipercaya untuk nilai suatu variabel. Untuk mendapatkan suatu persamaan
regresi, dilakukan pengumpulan data variabel yang akan dilihat hubungannya. Rumus
untuk mencari koefisien a dan b :
n ( Σ Y )− ( Σ X ) ( Σ Y ) Σ Y b( Σ X )
b= a= -
n ( Σ X )−¿ ¿ n
2
n
Keterangan :
Y : Nilai variabel bebas (Y).
a : Intersep, yaitu titik potong garis dengan sumbu Y.
b :Slope atau kemiringan garis, yaitu perubahan rata-rata untuk setiap unit
perubahan pada variabel X.
X : Nilai variabel bebas X.
n : jumlah sampel.