Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif untuk

mengembangkan potensi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Pendidikan

juga adalah suatu proses pembimbingan, melatih dan memandu manusia

terhindar atau keluar dari kebodohan. Pendidikan adalah suatu proses dalam

rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

mungkin dengan lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan

perubahan dalam dirinya.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang-Undang tentang Sistem

Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 bab 1 ayat 1 menyatakan bahwa :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.”

Setiap individu memerlukan pendidikan, baik pendidikan di lingkungan

keluarga, masyarakat, maupun di lingkungan sekolah. Salah satu di antaranya

ajaran Islam mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan.

Karena menurut ajaran Islam, pendidikan merupakan kebutuhan hidup

manusia yang mutlak untuk dipenuhi demi untuk mencapai kebahagian dan

kesejahteraan di dunia dan akhirat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-
2

Qur’an surah Al-Mujadalah : 11, bahwasanya Allah akan meninggikan derajat

orang-orang yang berilmu.

‫ح ٱهَّلل ُ لَ ُكمۡۖ َوِإ َذا قِي َل‬ ۡ ْ ‫س فَ ۡٱف َسح‬ ۡ ْ ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ْا ِإ َذا قِي َل لَ ُكمۡ تَفَ َّسح‬
ِ ِ‫ُوا فِي ٱل َم ٰ َجل‬
ِ ‫ُوا يَف َس‬

َ‫وا ۡٱل ِع ۡل َم د ََر ٰ َج ٖۚت َوٱهَّلل ُ^ بِ َما ت َۡع َملُون‬


ْ ُ‫وا ِمن ُكمۡ َوٱلَّ ِذينَ ُأوت‬
ْ ُ‫وا يَ ۡرفَ ِع ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
^ْ ‫وا فَٱن ُش ُز‬
ْ ‫ٱن ُش ُز‬

۱۱﴿‫﴾خَ بِيرﹲ‬

11 “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,


“Berilah kelapangan di dalam majelis-mejelis,” maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,
“Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat
(derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu
kerjakan”. (Al-Qur’an Cetakan Departemen Agama RI 2007 : 543)
Tidak hanya pendidikan secara nasional tetapi pendidikan Islam juga

sangat berperan dalam mengembangkan potensi manusia. Dan dewasa ini

pendidikan Islam secara kuantitatif bisa dikatakan maju, hal ini dapat dilihat

dari menjamurnya lembaga pendidikan Islam, baik yang disekolah swasta

maupun yang dikelola pemerintah. Kendati demikian secara kualitas

pendidikan Islam masih harus terus berbenah mencari format yang tepat untuk

dikembangkan lagi sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.

Pendidikan Islam memang merupakan salah satu komponen wajib dari

isi kurikulum setiap jenjang pendidikan sebagaimana yang telah diisyaratkan

oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 1989,

dengan demikian, pendidikan Islam diakui secara jelas. Akan tetapi persoalan

yang muncul adalah apakah pendidikan Islam mampu menempatkan diri pada

posisi yang tepat serta bagaimana strategi yang efektif dan efesien untuk
3

diterapkan sehingga mampu mewujudkan sumber daya manusia yang

berkualitas. Dalam konteks ini, sumber daya yang diharapkan adalah sumber

daya yang mampu membangun diri sendiri dan bangsa. Membangun

masyarakat menjadi SDM yang berkualitas memang bukan suatu pekerjaan

yang mudah. Karena itu, faktor pendidikan merupakan tiang pancang dalam

hal ini, bahwa pendidikan adalah salah satu aspek sosial budaya yang berperan

sangat strategis dalam pembinaan sebuah keluarga, masyarakat dan bangsa.

Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah mesti dilaksanakan secara sadar,

sistematis, terarah dan terpadu.

Sebagai bentuk pendidikan yang berbasiskan agama, pendidikan Islam

jelas memiliki mata rantai transmisi spiritual yang lebih nyata dalam proses

pengajarannya dibandingkan pendidikan umum. Karena itulah, pendidikan

Islam menangggung beban yang cukup berat, sebab harus memadukan unsur

profane dalam imanen. Dengan pemaduan ini diharapkan tujuan pendidikan

Islam bisa terwujud, yakni melahirkan manusia beriman dan berilmu

pengetahun.

Salah satu pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)

dewasa ini masih terlihat lemah atau rendahnya daya serap peserta didik

dengan kata lain lemahnya proses pembelajaran khususnya pembelajaran

agama Islam. Hal ini nampak rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa

masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi

pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah

dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu
4

(belajar untuk belajar), dalam artian yang substansial, bahwa proses

pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak

memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui

penemuan dan proses berfikirnya.

Interaksi dan komunikasi yang baik antara guru dan peserta didik

merupakan faktor terpenting dalam menerapkan strategi pembelajaran.

Apapun usaha yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan fisik dan

membangun suasana senyaman mungkin, akan sia-sia belaka, jika interaksi

dan komunikasi guru dan peserta didiknya tidak menjadikan peserta didik

menjadi aktif. Oleh karena itu, guru yang merupakan komunikator dalam

proses pembelajaran di dalam kelas harus bisa menguasai kelas. Seorang guru

harus bisa menciptakan suatu kondisi atau proses yang mampu mengarahkan

siswanya untuk melakukan aktivitas belajar. Karena dalam hal ini seorang

guru mempunyai peran yang sangat penting mengingat tugas seorang guru

sebagai motivator. Guru dituntut mampu menciptakan situasi pembelajaran

yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan dalam proses kegiatan

pemebelajaran.

Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang

memungkinkan para pembelajaran aktif melibatkan diri dalam keseluruhan

proses baik secara mental maupun secara fisik. Pembelajaran pada dasarnya

merupakan upaya untuk mengarahkan peserta didik kedalam proses belajar

sehinggga mereka dapat memperoleh tujuan belajar yang sesuai dengan apa

yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu


5

anak karena merekalah yang akan belajar. Peserta didik merupakan individu

yang berbeda satu sama lain. Memiliki keunikan masing-masing yang tidak

sama dengan orang lain.

Prof. Dr. H. Endin Nasrudin Msi (2008 : 56) dalam UUSPN No. 20

tahun 2003 mengemukakan bahwa:

“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan pendidik dan


sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai
proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan
kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir iswa,
serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan
baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi
pelajaran”.

Berdasarkan observasi peneliti, siswa kelas X SMK Azzainiyyah ketika

mengikuti mata pelajaran PAI tidak begitu aktif tetapi cenderung pasif hal ini

terjadi karena pembelajaran agama Islam yang diterapkan masih bersifat

tradisional atau cara-cara lama seperti ceramah, menghafal dan

mendemonstrasikan praktik-praktik ibadah yang tampak kering. Cara-cara

seperti itu diakui atau tidak membuat siswa tampak bosan, jenuh dan kurang

bersemangat dalam belajar agama Islam. Secara psikologis siswa kurang

tertarik dengan metode atau strategi yang digunakan guru, maka dengan

sendiri siswa akan memberikan umpan balik (feedback) psikologi yang kurang

mendukung dalam proses pembelajaran. Indikasinya adalah timbul rasa tidak

simpati siswa terhadap guru agama, tidak tertarik dengan materi-materi agama

dan lama-kelamaan timbul sikap acuh tak acuh terhadap agamanya sendiri.

Pendidikan di Indonesia memerlukan berbagai inovasi dan kreativitas

agar tetap berfungsi optimal ditengah arus perubahan, maka pendidikan agama
6

juga membutuhkan berbagai upaya inovasi agar eksistensinya tetap bermakna

bagi kehidupan siswa sebagai seorang pribadi, anggota masyarakat dan dalam

konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu inovasi dan kreativitas,

terutama dalam penerapan metode atau strategi pembelajaran agama Islam,

harus tetap bisa menjaga dan tidak keluar dari koridor nilai-nilai agama Islam

yang menjadi tujuan dari agama itu sendiri.

Satu inovasi yang menarik mengiringi perubahan paradigma

pembelajaran adalah ditemukan dan diterapkannya metode atau strategi

pembelajaran aktif (Active Learning) inovasi ini bermula dan diadopsi dari

metode atau strategi para ilmuan dalam menemukan suatu pengetahuan baru.

Berdasarkan alasan tersebut, maka sangatlah urgen bagi para pendidik (guru)

memahami karakteristik materi. Metodologi pembelajaran dalam proses

belajar mengajar terutama berkaitan dengan pemilihan terhadap metode atau

strategi pembelajaran aktif (Active Learning). Dengan demikian proses belajar

mengajar akan lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan efisien.

Pembaharuan pengajaran tidak harus disertai dengan pemakaian

perlengkapan yang serba hebat. Dalam rangka memperbaiki kualitas lulusan

khususnya dan mutu akademik peserta didik pada umumnya. Perlu ditemukan

pentingnya pengembangan cara-cara baru belajar yang aktif, kreatif, efektif,

efisisen dan menyenangkan. Oleh karena itu tenaga pendidik atau guru,

khusunya guru pendidikan agama Islam, dituntut untuk selalu melakukan

inovasi pembelajaran.
7

Dalam buku strategi pembelajaran aktif, Zaini dkk. (2002 : 12)

mengatakan bahwa:

“Suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif, ketika


siswa belajar dengan aktif, berarti mereka mendominasi aktivitas
pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik
untuk menemukan ide pokok materi pembelajaran, memecahkan
persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari kedalam
suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata, dengan belajar aktif ini
siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak
hanya mental tetapi juga melibatkan fisik.”

Belajar aktif itu sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapat

hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau menerima guru

dan dosen, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yeng telah

diberikan, oleh sebab itu diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengikuti

informasi yang baru saja diterima dari guru. Belajar aktif adalah salah satu

cara untuk mengikat informasi yang baru, kemudian menyimpan kedalam

otak. Karena salah satu faktor yang menyebabkan informasi cepat dilupakan

adalah faktor kelemahan otak manusia itu dendiri. Sebagaimana yang telah

disampaikan oleh nabi Muhammad SAW dalam haditsnya yang berbunyi :

َ ‫ْن آدَ َم َخ َّطا ٌء َو َخ ْي ُر ْال َخ َّطاِئين ال َّتوَّ اب‬


‫ُون‬ ِ ‫ُك ُّل اب‬
“Setiap anak Adam pernah berbuat salah dan sebaik-baik yang berbuat

salah adalah yang bertobat dari kesalahannya”. (HR. At-Tirmidzi

No.2499, Hasan)

Agar otak dapat memproses informasi dengan baik, maka akan sangat

membantu kalau terjadi refleksi, secara internal, jika peserta didik diajak

berdiskusi, membuat suatu pernyataan, menjawab pertanyaan, diajak berpikir


8

merenung fenomena yang terjadi. Maka otak mereka akan bekerja lebih baik

sehingga proses belajarpun dapat terjadi dengan baik.

Untuk belajar yang baik maka diperlukan motivasi yang baik pula.

Peserta didik yang mengikuti pelajaran tanpa adanya motivasi maka tidak

akan mendapatkan hasil yang baik dari proses belajar mengajar tersebut.

Mc. Donald dikutif Sardiman, A.M (2005: 73-74) mengatakan bahwa:

“motivation is energy change within the person characterized by feeling

arousal and anticipatory goal reaction”. Motivasi adalah suatu perubahan

energi di dalam diri pribadi seorang yang ditandai dengan munculnya perasaan

dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Syaiful Bahri

Dzamaroh, 2002: 148).

Penggunaan strategi dalam proses belajar merupakan salah satu cara

yang dapat digunakan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa agar dapat

lebih baik. Bagaimana seseorang akan dapat belajar dengan baik tanpa adanya

motivasi. Oleh sebab itu untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik

digunakan metode atau strategi pembelajaran aktif. Berbicara mengenai

strategi pembelajaran aktif banyak macamnya, salah satunya adalah strategi

Lightening The Learning Climate. Di mana sebuah kelas dapat dengan cepat

mencapai suatu iklim belajar yang informal. Tidak mengancam, dengan

mengajak peserta didik untuk menggunakan humor kreatif tentang pelajaran

secara langsung. Pada saat yang sama, membuat peserta didik berfikir, kira-

kira materi apa yang akan diajarkan oleh guru, dalam pikiran siswa otomatis

bertanya-tanya, dengan adanya pertanyaan dari guru tentang materi apa yang
9

akan disampaikan yang terkait dengan persoalan, konsep atau topik yang

menarik. Maka siswa menebak dan mereka-reka jawabannya, dengan adanya

seperti itu siswa akan aktif dan mereka akan tertarik, berminat,

memperhatikan. Dengan seperti itu maka siswa akan termotivasi untuk belajar.

Dengan adanya penerapan strategi Lightening The Learning Climate

pada pendidikan agama Islam di SMK Azzainiyyah yang termaktub dalam

buku “Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning). Memberikan inspirasi

serta dorongan terhadap penulis untuk menerapkan dan mengadakan suatu

penelitian lapangan lebih jauh tentang penerapan strategi pembelajaran aktif

yaitu strategi Lightening The Learning Climate, yang dituangkan dalam

beberapa buku yang banyak menyoroti berbagai persoalan tentang strategi

pembelajaran.

Oleh karena itu penulis memberikan judul ”Pengaruh Penerapan

Strategi Lightening The Learning Climate Terhadap Motivasi Belajar

Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Di Kelas X

SMK Azzainiyyah”. (penelitian di SMK Azzainiyyah Nagrog Selabintana

Sukabumi)

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan

masalahnya. Adapun rumusan masalah yang di ajukan dalam penelitian ini

adalah :

1. Bagaimana penerapan strategi Lightening The Learning Climate di kelas X

SMK Azzainiyyah?
10

2. Bagaimana motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama

Islam (PAI) di kelas X SMK Azzainiyyah?

3. Adakah pengaruh penerapan strategi Lightening The Learning Climate

terhadap motivasi belajar siswa padang bidang studi Pendidikan Agama

Islam (PAI) di kelas X SMK Azzainiyyah?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalahnya, maka tujuan

penelitian ini sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui penerapan strategi Lightening The Learning

Climate di kelas X SMK Azzainiyyah?

b. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada bidang studi

Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas X SMK Azzainiyah?

c. Untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi Lightening The

Learning Climate terhadap motivasi belajar siswa pada bidang studi

Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas X SMK Azzainiyyah?

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai salah satu sarana untuk menambah khazanah pengetahuan

pendidikan dalam penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dan

sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki oleh seorang siswa.


11

b. Kegunaan Praktis

Hasil kegunaan ini secara praktis diharapkan menjadi bahan

masukan bagi berbagai pihak.

1. Bagi lembaga

sebagai bahan masukan atau pertimbangan dalam upaya

meningkatkan kualitas belajar mengajar agar tercapai sesuai

dengan tujuan yang diharapkan.

2. Bagi Guru

sebagai alternatif strategi pembelajaran yang lain bagi guru PAI

serta kegunaan strategi pembelajaran ini bagi guru yaitu

meningkatkan pengetahuan guru dalam proses pembelajaran.

3. Bagi STAI Sukabumi

Dapat dijadikan referensi pihak STAI Sukabumi dalam

meningkatkan khazanah ilmu pengetahuan agama Islam.

4. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menghadapi

permasalahan siswa serta sebagai bekal untuk lebih

mempersiapkan diri sebagai calon guru PAI.

D. Kerangka Berfikir
12

Penelitian ini difokuskan pada duan hal yang akan diteliti, yaitu yang

berkenaan dengan penerapan strategi Lightening The Learning Climate dan

motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI).

Adapun pembahasan pengaruh penerapan strategi Lightening The

Leraning Climate terhadap motivasi belajar siswa pada bidang studi

Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas X SMK Azzainiyyah, meliputi :

pengertian tujuan fungsi, faktor-faktor yang mempengaruhi dan indikator

tentang motivasi belajar siswa.

Strategi merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang harus

dipersiapkan oleh seorang guru guna mencapai tujuan pembelajaran.

Kemudian strategi juga merupakan suatu pendekatan yang dilakukan oleh

guru sebagai upaya menciptakan suasana belajar siswa yang nyaman dan

kondusif serta dapat membuat siswa berkonsentrasi dalam proses belajar dan

mengajar sehingga dapat meingkatkan motivasi belajar peserta didik. Dapat

dikemukakan empat strategi dasar dalam proses belajar mengajar yaitu sebagai

berikut :

1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan

tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.

2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan

pandangan hidup masyarakat.

3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar

yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan

oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.


13

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria

serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru

dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang

selanjutnya akan dijadikan umpat balik untuk penyempurnaan sistem

instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

Dari penjelasan di atas telah tergambar bahwa langkah strategi dalam

proses belajar mengajar adalah merupakan hal yang sangat penting dalam

pencapain tujuan pembelajaran itu sendiri sesuai dengan harapan yang akan

dicapai. Sedangkan harapan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah

meningkatkan motivasi belajar, khususnya pada mata pelajaran pendidikan

agama Islam melalui strategi Lightening The Learning Climate.

Hartono (2008: 65) menjelaskan bahwa:

“Dengan strategi pembelajaran Lightening The Learning Climate dapat


membuat satu kelas cepat menemukan suasana belajar yang rileks,
informal dan tidak menakutkan dengan meminta siswa untuk membuat
humor-humor kreatif yang berhubungan dengan materi pelajaran.
Strategi ini sangatlah informal, akan tetapi pada waktu yang sama dapat
mengajak siswa untuk berpikir.”

Selanjutnya Zaini (2002: 13) menjelaskan ada beberapa langkah-langkah

strategi pembelajaran Lightening The Learning Cimate yang dapat diterapkan

dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut :

1. Jelaskan kepada siswa bahwa anda akan memulai pelajaran dengan

aktifitas pembuka yang menyenangkan sebelum masuk pada materi

pelajaran yang lebih serius.

2. Bagi siswa kedalam kelompok-kelompok kecil.

3. Guru memberi kelompok-kelompok kecil itu satu tugas.


14

4. Mintalah kelompok-kelompok tadi untuk mempersentasikan kreasi

mereka. Hargai setiap kreasi.

5. Tanyakan ; Apa yang mereka pelajari tentang materi kita dari latihan ini?

6. Guru memberi penjelasan atau melanjutkan pelajaran dengan materi lain.

MC. Donald mengatakan bahwa “motivation is energy change within the

person characterized by affective arousal anticipatory goal reaction. Motivasi

adalah suatu perubahan energi di dalam diri pribadi seseorang yang ditandai

dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan”.

(Syaiful Bahri Djamaroh 2002 : 148)

Menurut Sondang P. Siagin (2007 : 143) motivasi diklasifikasikan

menjadi 2 bagian antara lain:

1. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang murni yang timbul dari dalam diri

seseorang untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya.

2. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul berkat dorongan dari luar

diri seseorang.

Dimyati (2000 : 85) mengemukakan bahwa motivasi belajar sangat

penting diketahui dan dipahami oleh murid maupun guru. Motivasi penting

bagi murid dan guru, bagi murid pentingnya motivasi belajar adalah sebagai

berikut

1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil belajar.

2. Menginformasikan kekuatan usaha belajar murid.

3. Mengarahkan kegiatan belajar murid.

4. Membesarkan semangat belajar murid.


15

5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.

Ratna Wilis Dahar (1998 : 25-26) belajar didefinisikan sebagai

perubahan perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman paling sedikit. Ada

lima macam perilaku perubahan pengalaman dan dianggap sebagai faktor-

faktor penyebab dasar dalam belajar.

1. Pada tingkat emosional yang paling primitif, terjadi perubahan perilaku

yang diakibatkan dari perpasangan suatu stimulus tak terkondisi dengan

stimulus terkondisi. Sebagai suatu fungsi stimulus terkondisi itu pada

suatu waktu memperoleh kemampuan untuk mengeluarkan respon

terkondisi.

2. Belajar Kontiquitas

3. Belajar Operan

4. Pengalaman belajar sebagai hasil observasi manusia dan kejadian-kejadian

5. Belajar kognitif yang terjadi di dalam kepala kita ketika kita melihat dan

memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi disekitar kita.

Amalia, Indahyani (2014 : 12) mengemukakan bahwa “motivasi belajar

adalah merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya.”

Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan

pelajaran dan kegiatan pembelajaran milik siswa bersangkuran.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar

adalah dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang yang dapat

mengarahkan siswa melakukan perilaku-perilaku atau aktivitas-aktivitas

tertentu dalam proses belajar sehingga tujuan belajar dapat tercapai.


16

Oleh karena itu indikator yang akan digunakan peneliti dalam pengaruh

penerapan strategi Lightening The Learning Climate adalah :

1. Pemahaman strategi Lightening The Learning Climate

2. Pelaksanaan penerapan strategi Lightening The Learning Climate

3. Sejauh mana pemahaman dan penerapan strategi Lightening The Learning

Climate terhadap motivasi belajar siswa bada bidang studi Pendidikan

Agama Islam (PAI).

Sedangkan indikator yang digunakan dalam motivasi belajar siswa adalah :

1. Menggairahkan siswa

2. Memberikan harapan realistis

3. Memberikan insentif

4. Mengarahkan perilaku siswa

Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir tentang pengaruh penerapan

strategi Lightening The Learning Climate yang digunakan dalam penelitian ini

dapat dilihat pada skema tabel berikut:

SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN

PENGARUH

Pengaruh penerapan strategi Motivasi belajar siswa


Lightening The Learning Climate
( Variabel Y )
( Variabel X )

1. Pemahaman strategi Lightening


1. Menggairahkan siswa
The Learning Climate 2. Memberikan harapan
2. Pelaksanaan penerapan strategi realistis
Lightening The Learning Climate 3. Memberikan insentif
3. Sejauh mana pemahaman dan 4. Mengarahkan perilaku
pelaksanaan penerapan strategi siswa
Lightening The Learning Climate
terhadap motivasi belajar siswa
pada bidang studi PAI
17

RESPONDEN

E. Hipotesis Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 110) “Hiotesis dapat diartikan

sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian, sampai terbukti malalui data yang terkumpul”.

Berdasarkan pengertian di atas maka hipotesis adalah dugaan yang

bersifat sementara mengetahui sesuatu yang menjadi permasalahan dalam

suatu penelitian yang patut diuji kebenarannya, adapun hipotesis yang penulis

gambarkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hipotsis Kerja (Ha) : Adanya pengaruh yang signifikan antara pengaruh

penerapan strategi Lightening The Learning Climate terhadap motivasi

belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas X

SMK Azzainiyyah.

2. Hipotesis Nihil (Ho) : tidak adanya pengaruh yang signifikan antara

pengaruh penerapan strategi Lightening The Learning Climate terhadap

motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

di kelas X SMK Azzainiyyah.

Dengan demikian penulis menentukan hipotesis Ha yaitu adanya

pengaruh yang signifikan antara pengaruh penerapan strategi Lightening The

Learning Climate terhadap motivasi belajar siswa pada bidang studi

Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas X SMK Azzainiyyah.

Anda mungkin juga menyukai