SKRIPSI
Disusun Oleh
TASIKMALAYA
2022 M / 1444 H
BAB I
PENDAHULUAN
mereka lahir tidak mengetahui sesuatu apapun, akan tetapi dianugerahi oleh
Allah Swt. berupa panca indera, pikiran, dan rasa sebagai modal untuk
ۢ
ص َار َوااْل َفِْٕـ َد َة َّ َوال ٰلّهُ اَ ْخَر َج ُك ْم ِّم ْن بُطُْو ِن اَُّم ٰهتِ ُك ْم اَل َت ْعلَ ُم ْو َن َشْيـًٔ ۙا َّو َج َع َل لَ ُك ُم
َ ْالس ْم َع َوااْل َب
لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكُر ْو َن
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan,
dan hati nurani, agar kamu bersyukur”. (Q.S. An-Nahl: 78)1
penting sekaligus paling strategis untuk mencapai tujuan individual dan sosial.
lebih cerah.2
1
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Sygma Media Corp, 2007)
2
Ngainun Naim, Rekonstruksi Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 1-2
berikut: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik serta aktif
bahkan semua itu merupakan hak semua warga negara. Berkenaan dengan ini,
di dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 secara tegas disebutkan bahwa “Tiap-tiap
keagamaan.
mulai tingkat MI, MTS, MA sampai pada tingkat perguruan tinggi. Mata
3
Undang-undang SISDIKNAS ( UU RI No. 20 Tahun 2003), (Yogyakarta: Delphi, 2003), h. 5
4
Binti Maunah, Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 151
5
Ibid., h. 149
SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan
Tujuan sasaran yang hendak dicapai dari pendidikan aqidah ahlaq adalah
kurang baik menjadi lebih baik dan dapat mengamalkan akhlak yang baik.
Tetapi pada kenyataannya tujuan pendidikan aqidah ahlaq belum tercapai. Hal
afektif (sikap) siswa harus lebih dominan karena aspek afektif (sikap)
berkaitan dengan tingkah laku dan sikap siswa selama proses pembelajaran.
Akan tetapi pada saat ini guru dalam mengajarkan aqidah ahlaq hanya
(sikap) siswa. Aspek afektif (sikap) siswa yang kurang diperhatikan oleh guru
ketika dalam pembelajaran seperti sikap siswa yang tidak peduli kepada guru,
hormat dan santun kepada guru, dan siswa tidak dapat mengendalikan emosi.
akan berakibat pada penilaian yang dilakukan guru yaitu hanya menggunakan
penilaian hasil kognitif siswa saja, tidak menerapkan 4 penilaian dari aspek
afektif (sikap) siswa. Padahal ukuran keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran aqidah ahlaq terlihat dari akhlak dan tingkah laku siswa dalam
mengutamakan penilaian dari segi kognitif saja yaitu tidak adanya kesesuaian
antara nilai kognitif dengan perilaku siswa. Siswa yang mendapatkan nilai
bagus pada pembelajaran aqidah ahlaq belum tentu memiliki perilaku yang
baik. Hal ini menunjukkan siswa belum menghayati nilai-nilai dalam pelajaran
dalam mengajar sangat dibutuhkan bagi siswa, karena dengan guru yang
kekreativitasan siswa juga dan siswa lebih mudah mencapai hasil belajar.
Hasil belajar pada mata pelajaran aqidah ahlaq adalah siswa dapat menerapkan
belajar mengajar, guru juga dituntut untuk terus berkreativitas agar siswa tidak
Tugas guru bukan hanya seorang guru tetapi juga seorang pendidik,
dengan aktivitas menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak
percaya diri, rasa humor, ketekunan, sabar, menyenangkan dan fleksibel. Guru
yang kreatif antusias dan sangat termotivasi untuk memotivasi siswanya untuk
penilaian (evaluasi), rasa ingin tahu, terasa berisiko beragam, dengan berani
6
E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h. 51
7
S.C.U Munandar, Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1985), h. 89-93
Pembelajaran aqidah ahlaq memiliki peran yang sangat penting terutama
bagi siswa yang benar-benar remaja atau dengan kata lain Kids Age Now
karena pembelajaran ini dapat mengendalikan diri dari hal-hal negatif seperti
pembunuhan. Dengan belajar aqidah ahlaq, maka peserta didik akan diberikan
diri sebelum bertindak, dia harus berperilaku beradab, berbudi luhur terhadap
anak didiknya, yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang baik. karena
kepribadiannya.
mendapatkan pendidikan akhlak yang baik juga akan berdampak baik. Adanya
8
Sanapiah Faisal, Sosiologi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional), h. 300
Dengan demikian, untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan,
menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa merupakan tugas guru yang sangat
penting. Pembelajaran akan efektif jika siswa termotivasi untuk belajar. Guru
harus mencoba yang terbaik untuk memotivasi siswa untuk belajar. Oleh
karena itu, motivasi belajar merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam
mencapai tujuan belajar. Untuk itu perlu penguatan motivasi belajar siswa
kondisi tidak seperti biasanya. Atas dasar permasalahan yang ada, peneliti
TASIKMALAYA”.
B. Permasalahan
1. Identifakasi Masalah
2. Pembatasan Masalah
Tasikmalaya.
3. Rumusan Masalah
ahlaq?
ahlaq
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
dan wawasan serta bahan dalam menerapkan Upaya guru akidah ahlak dalam
Tasikmalaya, serta dapat digunakan sebagai titik tolak bagi peneliti lain yang
10 Tasikmalaya.
2. Manfaat Praktis
penelitian ini.
siswa.
A. Landasan Teoretik
1. Kreativitas
a. Pengertian Kreativitas
hanya saja setiap individu ada yang sangat menghargai pada ide-
ide yang dihasilkan dan ada pula yang sama sekali tidak
pemecahan baru.9
9
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan pendekatan pailkem, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), h. 154
10
David Campell, Mengembangkan Kreativitas, (Yogyakarta: Kansius, 2000), h. 11
diperoleh dari pengalaman-pengalaman sebelumnya menjadi
jalan keluar yang sama sekali baru, asli, dan imajinatif terhadap
yang lainnya11
b. Macam-Macam Kreativitas
pada orang yang memiliki bakat untuk itu. Hal ini tentu saja
11
Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 133
a) Verbal/linguistik yaitu kemampuan memanipulasi kata secara
desain.
12
Utami munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakartac Rineka Cipta, 2004), h.
73
c. Ciri-Ciri Orang Kreatif
tinggi apabila:
kreativitas adalah:
13
Dedi supriadi, Kreativitas Anak, Kebudayaan dan Perkembangan Iptek, (Bandung: Alfabeta,
2000), h. 57
Komunikatif terhadap orang lain.
orang lain.
d. Pengembangan Kreativitas
dalam usia dini, hal ini nampak jelas ketika anak sedang bermain.
tahunan.
hidup.
14
Ibid., h. 58
b) Kreativitas atau berpikir kreatif adalah sebagai kemampuan
hidupnya.
perilaku yang kreatif agar anak didik kelak tidak hanya menjadi
15
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk Bagi Guru
dan Orang Tua, (Jakarta: PT. Gramedia, 1985) h. 45
Usia 5-6 tahun
kemampuan.
e. Indikator kreativitas
16
Prima Dewi, Kreativitas Anak, (Jakarta; PT Bumi Aksara, 2006), h. 42
faktor yang penting dalam kreativitas. Kefasihan (Fluency)
2. Proses Pembelajaran
17
Yohanes Ovaritus Jagom, Kreativitas Siswa Smp Dalam Menyelesaikan Masalah Geometri
Berdasarkan Gaya Belajar Visual-Spatial Dan Auditory Sequential, Jurnal Pendidikan
Matematika.Vol. 1, 2015
komplek sehingga banyaklah pengertian yang dapat kita ambil.
termasuk latihan.
Guru
Siswa.
satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang
memberikan balikan.18
18
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) h. 79
Pada dasarnya guru selalu berusaha untuk meningkatkan
variabel.
Proses Pembelajaran
berlangsung.
Tujuan
Bahan
Metode
Penilaian.
mengajar.
pemberi aksi atau penerima aksi, guru aktif siswa pasif. Mengajar
hanya terjadi pada diri siswa dengan guru, akan tetapi siswa
dengan siswa. Jadi siswa dituntut lebih aktif dari guru., siswa
seperti halnya guru dapat berfungsi sebagai sumber pelajar bagi
siswa lain.
dapat diwujudkan.
sebagai berikut:
a) Faktor guru
yang dilaksanakan.
b) Faktor siswa
Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan
c) Faktor kurikulum
mengajar.
d) Faktor lingkungan
ruang dan berbagai situasi fisik yang ada disekitar kelas atau
Kreativitas siswa
untuk bekerja.
Pengembangan Kreativitas
kreativitas yaitu:
Athmospere).
Kedua, menciptakan lingkungan kondusif yang akan memudahkan
anak.
a) Rangsangan Mental
c) Peran Guru
yang kreatif akan lebih besar dari guru yang kreatif pula. Guru
orang tua atau pendidik menyadari ciri-ciri anak didik mana yang
GURU AKIDAH
AHLAQ
KREATIVITAS SISWA
PROSES
PEMBELAJARAN
jakarta,2015
dengan ini akan diketahui seperti apa membahas Upaya guru akidah
Tasikmalaya.
pada keluaran atau hasil dari kreativitas yang dilakukan oleh guru aqidah
a. Jenis Penelitian
b. Sumber Data
dari mana data tersebut dapat diperoleh. Data tersebut adalah data yang
a. Observasi
Negeri 10 Tasikmalaya.
b. Interview (wawancara)
satu bagian yang terpenting dari setiap survey. Tanpa wawancara, akan
kehilangan informasi yang hanya diperoleh dengan jalan bertanya
c. Angket
kemungkinan jawaban.
pertanyaan tersebut.19
dalam penelitian.
19
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, h. 226-230.
5. Teknik Analisis Data
jenis datanya. Bahwa analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data
foto, dan sebagainya. Proses analisis data yang dilakukan peneliti adalah
sekelompok kata-kata yang bisa serupa kalimat atau paragraf dari catatan
di lapangan.