PENDAHULUAN
Swt. Pancaindra, pikiran, dan rasa sebagai model untuk menerima ilmu
proses kematangan dan belajar terlebih dahulu. Untuk mencapai hal yang
adalah segala pengaruh yang di upayakan sekolah terhadap anak dan remaja
mereka.2
1
Majid, Abdul, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2014),hlm.20
2
Muamanah, Binti,Ilmu pendidikan,(yogyakarta : Teras ,2009),hlm.15.
1
2
Dalam beberapa ayat al-quran, terdapat isyarat dan patokan dasar tujuan
Artinya.
3
Majid, Abdul, Belajar...hlm.21.
4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, edisi Khat Madinah.
(Bandung :Syamil Cipta Media,2007),hlm...450
3
mempengaruhi segala aspek kehidupan nyata oleh sebab itu pendidikan sangat
berperan dalam proses pembentukan karakter pada diri manusia itu sendiri,
dan dapat diketahui bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang
didik dan generasi penerus bangsa. Untuk mengembangkan potensi diri yang
dimilikinya dalam semua hal, dibutuhkan proses atau cara yang dinamakan
dengan belajar.
5
Sunhaji,Pembelajaran Tematik-Integratif Pendidikan Agama Islam dengan Sains,
(Purwokerto: STAIN Press, 2013),hlm.1.
6
Prawira,Atmaja,Purwa,psikologi pendidikan dalam persefektif baru, (Jogjakarta,
Ar-Ruzz Media:2013),hlm.222.
4
dipandang dari dua subjek,yaitu siswa dan guru, Dari segi siswa. belajar
menghadapi bahan ajar, bahan ajar itu sangat beragam, baik bahan-bahan
yang di rancang dan disiapkan oleh guru sedangkan dari sisi guru, belajar itu
dapat diamati secara tidak langsung. Artinya proses belajar yang merupakan
proses internal siswa tidak dapat diamati tetapi dapatdipahami oleh guru.
Belajar juga dapat diartikan sebagai memahami sesuatu yang baru dan
Sunnah mengajak kaum muslimin untuk mencari dan mendapatkan ilmu, serta
jelaskan dari firman Allah SWT yaitu dalam Al-Quran (Q.S An-Nahl: 78).
Artinya
7
Majid,Abdul, Belajar...hlm.106.
5
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
Jadi dari makna ayat dan beberapa pengertian di atas penulis dapat
dalam hal ini dijelaskan pula bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari
yang ada pada individu yang belajar.Selain belajar, ada pula yang dinamakan
belajar mengajar.
Proses belajar mengajar adalah dimana adanya kerjasama antara murid dan
guru dalam suatu aktivitas sehingga terjadinya kegiatan aktif yang dilakukan
peserta didik dan guru untuk mencapai tujuan yang inginkan dengan kata lain
tatap muka sehingga dalam proses belajar mengajar dapat dimengerti dan di
berkualitas.
peserta didik untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dalam
serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas hubungan timbal balik yang
didik.
kurikulum adalah suatu rencana pelajaran yang dilakukan dalam proses belajar
proses pendidikan, hal ini juga tergantung dari guru sebagai motivatornya.
dalam membentuk Kompentensi Inti (KI) dan Kompentensi Dasar (KD), peran
9
Rusman ,Model-Model Pembelajaran,Mengembangkan Profesionalisme Guru
cetakan ke-3,(Jakarta:Rajawali Pers,2011),hlm.58.
10
Hidayat,Solehah,Pengembangan Kurikulum Baru,(Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013),hlm.3.
8
(saintific opproach), yang sering disebut dengan metode, karna sama dengan
Pendekatan yang akan dapat mengubah cara belajar peserta didik untuk bisa
pemecahan masalah.
Mata pelajaran FIQIH merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu
Rosdakarya, 2015),hlm.99
9
sangat menonjol,yang mana salah satu tempat penelitian ini adalah MTS
dengan menggunakan pendekatan scientific. Hal ini juga bisa dilihat dari
sarana prasarana, fasilitas dan sumber belajar. Guru mata pelajaran fiqih di
MTS Negeri Tanjungpinang yang juga melakukan usaha yang terkait dengan
dilakukan itu tidak lepas dari hambatan-hambatan. Salah satu hambatan bagi
didirikan Pada tahun 1979, atas kebijakan pemerintah Republik Indonesia c.q.
Indonesia seutuhnya dan mencetak kader bangsa yang bertakwa kepada Allah
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas dan trampil”, maka PGAN 6 Tahun
Negeri).
mulai di bangun pada tahun 1981, dan selesai total pada tahun 1995. MTS
Negeri Tanjungpinang telah mendapat Akreditasi 2 kali, yaitu tahun 2007 dan
Kepulauan Riau. Merupakan letak lokasi yang strategis untuk suatu Lembaga
Pendidikan Islam dan umum yang lengkap mulai dari tingkat RA/TK hingga
Perguruan Tinggi.
sekolah islam yang menjadi salah satu sekolah anggota Jaringan Sekolah
ilmu pengetahuan yang luas guna menghadapi tantangan zaman yang semakin
teknologi.
bangsa yang bertakwa kepada Allah Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas
dan Hadist”. Sedangkan misi yang dilaksanakan dalam upaya mencapai yaitu
sebagai berikut:
nyaman;
KTSP sebagai acuan pembelajaran, yang menjadi acuan sekolah MTS Negeri
menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya,maupun pada nilai
keagamaan.
keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif,
13
inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam
scientific seperti :
Allah Swt.
didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang
keluarga
dengan mata pelajaran fiqih. Peserta didik harus memiliki pemikirian untuk
pengetahuan (kognitif). Hal ini harus dengan proses yang dilakukan oleh guru
agar peserta didik mampu dalam mengamati, menanya, menalar, mencoba dan
mengomunikasikan.
belajar mengajar.
pelaksanaan pembelajaran.
2. Penegasan Istilah
dalam judul ini, maka penulis perlu memberikan ketegasan dan penjelasan
kata yang dianggap perlu sebagai dasar dalam memahami judul yang ada,
proses ilmiah.14
12
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia,cet 3 ,
(Jakarta: Balai Pustaka,1998),hlm.530.
13
Ibid,hlm.721.
14
Abidin,Yunus,Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konnteks Kurikulum 2013;
Cet 1,(Bandung:Refika Aditama,2014),hlm.126.
15
Departemen Pendidikandan Kebudayaan,Kamus Besar...hlm.601.
16
Ibid,hlm.22
16
3. Permasalahan
1) Indentifikasi Masalah
Tanjungpinang ?
2) Batasan Masalah
3) Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tanjungpinang ?
1. Kegunaan Penelitian
c. Untuk peserta didik agar lebih memahami materi yang di berikan oleh
guru.
18
KAJIAN TEORI
a) Implementasi
aktivitas
17
W.J.S .Poerwadarminta,Kamus Besar Bahasa Indonesia ,cet 3 (Jakarta: Balai
Pustaka,1998),hlm,530.
18
Joko,Muhammad Susilo. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007),hlm.174.
19
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung : Remaja Rosdakarya
2002), hlm.18.
20
Usman, Nurdin ,Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta, Grasindo,
2002), hal.7
20
yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk
pelaksanaan ini akan menghasilkan sifat positif dan suatu keterampilan selain
itu kata implementasi bermuara pada mekanisme suatu sistem kegiatan yang
tujuan kegiatan.
tentang sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang
saling berkaitan.23
sciencedalam (Inggris) dengan scientia yang berasal dari istilah latin yang
21
Setiawan,Guntur,Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan,(Jakarta,Balai
Pustaka, 2004),hlm.39.
22
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ,Kamus Besar...,hlm.721.
23
Sunendar, Dadang, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), hlm.40.
24
Van Laer,Henry Filsafat Sain, Bagian Pertama Ilmu Pengetahuan Secara
Umum, terjemahan Yudian W. Asmin, (Yogyakarta,Pt. Kurnia Kalam Semesta;
1995),hlm.1.
21
pembelajaran25
yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia tersebut merupakan dua istilah
yang dapat dipakai secara bersama dengan analogi yang sama.Ia menjelaskan
bahwa sain dapat dilihat dari pengertian subjektif dan objektif. Pada aspek
Sedangkan pada aspek objektif untuk menunjukkan tentang objek sain dalam
pengertian subjektif.26
pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja oleh guru kepada peserta
25
Abidin,Yunus,Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konnteks Kurikulum 2013;
Cet 1,(Bandung:Refika Aditama,2014),hlm.126.
26
Rokhimawan,Agung Moh,Pembelajaran Sain di MI Membentuk Peserta Didik
yang Humanistik Religius, Jurnal Al-Bidayah, Jurnal Pendidikan Dasar Islam
Volume 5 No.2, Desember 2013.
22
apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum
berikut:
siswa.
28
Ibid,hlm...53
24
Bagan 2.1
sebagai berikut :
berpikir siswa
mengajar guru.
dalam komunikasi.
31
Ibid,hlm...58
26
Bagan 2.2
Networking
Observasi Questening Asosiating Experimentil (membentuk
(Mengamati) (Menanya) (Menalar) (Mencoba) jejaring)
a. Mengamati (observasi)
menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang,dan
matang, biaya dan tenaga relatif banyak,dan jika tidak terkendali akan
bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses
32
Ibid.hlm.59.
27
ini:
observasi
maupun skunder
Cermat objektif dan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi
Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat,
adalah kegiatan yang harus di perhatikan baik objek, tempat maupun subjek
yang akan di teliti, karna hal tersebut menentukan hasil dari pengamatan
tersebut, dalam pengamatan ini yang lebih aktiv dan relevan adalah peseta
tersebut.
b. Menanya (Questioning)
kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat,
prosedur, atau pun hal yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual
34
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A
Tahun 2013tentang Implementasi Kurikulum,hlm. 43
35
Daryanto,Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum,hlm...64
29
semakin berlatih bertanya maka rasa ingin tahu semakin besar. Pertanyan
tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan
beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta
kesimpulan.
interaksi.
b. Menginspirasi jawaban
c. Memiliki fokus
kegiatan obervasi yaitu timbul pertanyaan yang harus di ketahui oleh peserta
36
Ibid,hlm...67
31
kognitif yang lebih tinggi, semakin banyak peserta didik bertanya, maka
c. Menalar (Associating)
bahwa guru dan peserta didik merupakan palaku aktif. Penalaran adalah
proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat
menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks
jika terjadi interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik. Pola
interaksi itu dilakukan melalui stimulus dan respon (S-R). Teori ini
dikenal dengan teori asosiasi. Jadi, prinsip dasar proses pembelajaran yang
dianut oleh Thorndike adalah asosiasi, yang dikenal dengan teori Stimulus-
32
lagiproses belajar peserta didik terjadi secara perlahan atau bertahap, bukan
secara tiba-tiba.37
Menurut Daryanto, teori teori asosiasi ini sangat efektif menjadi landasan
menanamkan sikap ilmiah dan motivasi pada peserta didik. Dengan cara ini
di amati.
kebiasaan
37
C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT.Rineka Cipta,
2005), 21.
33
perbaikan.38
d. Mencoba (Experimentil)
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata dan otentik, peserta didik
harus melakukan percobaan, terutama untuk materi atau subtensi yang sesuai.
fiqih yaitu dalam mempelajari hukum tajwid, peserta didik harus mencoba
memahami dan belajar hukum tajwid tersebut dengan cermat dan teliti maka
ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dan peserta didik sebagai
berikut:
murid,
38
Daryanto,Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum,hlm...75
39
Kurinasih, Imas – Sani, Berlin, Implementasi Kurikulum 2013,hlm..149
34
ini yang menjadi titik kesiapan peserta didik dalam melakukan percobaan
karna harus mempersiapkan alat, bahan dan juga fisik. Karna kegiatan ini di
mana peserta didik langsung terjun kelapangan untuk menentukan hasil dari
experiment
e. Mengomunikasikan(networking)/Mengelompokkan
singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan
40
Daryanto,Pendekatan Pembelajaran Saintific Kurikulum,hlm...78
35
kewajiban dan hak yang sama. Siswa akan terlatih untuk menjadi narasumber,
orang yang bisa mendiri serta menjadi orang yang bisa dipercaya. Para siswa
melakukan kegiatan networking ini harus dengan perasaan riang dan gembira
adalah Perangkat Mata Pelajaran yang diajarkan atau yang di berikan pada
penguatan sikap,
41
Daryanto,Pendekatan...hlm,78.
42
Sunaryo,Pendekatan pada Kurikulum 2013”, Kurikulum di Indonesia,
darihttp://bdksemarang.kemenag.go.id/?p=read&id=271#sthash.1GjpIO0T.dpbs,
diakses pada tanggal 14 September 2017
43
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,Kamus Besar...,hlm.601.
36
pihak sudah tidak afektif, dan tidak mampu lagi memberikan bekal serta tidak
pengetahuan.
44
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.(Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2002),hlm.65.
37
Nuh,DEA dalam buku Imas Kurinasih dan Berlin sani, mengatakan bahwa
berpikir kritis.
baik dan memiliki komunikasi berfikir kritis dan dan kemampuan berfikir
bekerja sama dan menyampaikan ide-ide yang kreatif. Selain bertitik kepada
peserta didik kurikulum 2013 juga mengarahkan kepada guru, kepala sekolah,
dan memilih mata pelajaran yang di ajarkan, agar lebih disiplin, tersusun, dan
diinginkan.
Pengetahuan dan Teknologi), namun hal ini tidak hanya harus di berikan
kepada peserta didik tetapi guru sebagai tenaga pendidik perlu memahami
perbaikan dari para ahli dan masyarakat yang tuntas pada akhir Oktober 2015.
dua, tetapi menempatkan kompetensi inti satu dan dua sebagai payung khusus
Supriyanto,
47
http://www.infokemendikbud.com/2017/07/ penting –inilah
-perbedaan- revisi-k13.html Revisi.Besar-besaran. Buku.Kurikulum.2013.diakses
pada tanggal 25 September 2017
39
hubungan atau keterkaitan antara kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar
(RPP) K13 revisi 2017, yang dibuat harus muncul empat macam hal yaitu;
PPK, Literasi, 4C, dan HOTS sehingga perlu kreatifitas guru dalam
meramunya.48
Setelah hasil revisi kurikulum 2013 selesai tentunya pasti ada perubahan
yang terjadi dan perubahan tersebut Mulai Juli tahun 2017 Kurikulum 2013
48
Ibid,hlm...
40
5. Silabus kurtilas edisi revisi lebih ramping hanya 3 kolom yaitu KD,
Ulangan Tengah Semester (UTS) sudah tidak ada lagi dan langsung ke
Selain sembilan poin penting yang sudah dijelaskan di atas ada enam
resmi telah meluncurkan Revisi Kurikulum 2013 (K13) sejak maret 2016
yang merupakan pengganti kurikulum 2006 atau KTSP ini sebelumnya juga
hasil revisi ini, anak SD boleh berpikir sampai tahap penciptaan. Tentunya
dengan kadar penciptaan yang sesuai dengan usia anak atau disesuaikan
dengan kemampuannya.
Pada K13 versi lama, seluruh guru wajib menilai aspek sosial dan
oleh para guru. Dalam skema yang baru, penilaian sosial dan keagamaan
siswa cukup dilakukan oleh guru PPKn dan guru pendidikan agama- budi
banyak buku pelajaran kurikulum 2013 lama yang harus diperbaharui. Secara
konten atau isi tidak ada yang salah dalam buku Kurikulum 2013. Kesalahan
42
terdapat pada urutan, terutama buku tematik yang merupakan integrasi dari
e. Teori 5M.
Mencipta, tidak lagi sebatas menjadi teori saja. Tetapi,guru dituntut untuk
3. Fiqih
Fiqih bila ditinjau secara harfiah artinya pintar, cerdas dan paham.50T.M
para mukallaf yang dikeluarkan dari dalil-dalil yang jelas. 51 Serta menyetir
secara bahasa punya dua makna. Makna pertama adalah al-fahmu al-mujarrad
49
Bawedan,Mendikbud.http://info-data-guru-ptk.blogspot.co.id/2016/05/6-Poin-
Penting-Hasil-Revisi-Kurikulum-2013.html,diakses pada tanngal 25 September
2017
50
Kurinasih,Imas,Implementasi...hlm.45.
51
Ash-Shidqy T.M Hasbi, Pengantar Hukum Islam, (Jakarta:Bulan Bintang,
1996),hlm.29.
52
Ibid,hlm.26.
43
mengerti saja. Makna yang kedua adalah al-fahmu ad-daqiq ,( )الدقیقالفھمyang
artinya adalah mengerti atau memahami secara mendalam dan lebih luas.
dalam ayat Al-Quran, surat (QS;Hud : 91), ketika Allah menceritakan kisah
Artinya
“Mereka berkata: "Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa
yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu
Artinya
kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka
53
Ibid,hlm.26.
54
Departemen Agama RI, Al-Qur’an...hlm .221.
44
(datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik)
Nisa:78).”55
Al-Imam Abu Hanifah punya definisi tentang fiqih yang unik, yaitu:
"Mengenal jiwa
pelajaran yang merupakan peningkatan dari fiqih yang telah dipelajari oleh
55
Abu Bakar bin Abdul Qadir,Muhammad bin Ar-Razi, Mukhtar Ash-Shihah, jilid
1,hlm.213.
56
Ubaidillah bin Mas’ud Al-Mahbubi Al-Bukhari Al-Hanafi, At-Taudhih ‘ala At-
Tanqih, jilid 1,hlm.10.
45
Allah Swt.
Departemen Agama, Silabus dan RPP Program Semester KTSP MTs, (Jakarta:
57
pengalaman.
penelitian ini.
Yang pertama adalah penelitian dari Arif Mutohir pada tahun 2015 yang
diskriptif kulitatif59
58
Dirjen Bimbingan Departemen Agama Ri, Kurikulum Dan Hasil Belajar Fiqih,
(Jakarta:Edisi Juni,2003), Hlm. 3
59
Arif Mutohir,Penerapan Kurikulum 2013 Dengan Pendekatan Saintifik Pada
Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VII B Madrasah Tsanawiyah Negeri
(MTsN) Babat Kabupaten Lamongan.(Skripsi,Malang:2015)
47
Yang kedua adalah penelitian dari Usawatul Jannah pada tahun 2016 yang
metode kulitatif.60
Yang ketiga adalah penelitian dari Beani Nur Faroeda pada tahun 2016
Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Kurikulum 2013 di SMP Negeri 1
islam.61
terletak pada metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dan ketiga
60
Usawatul Jannah, Penerapan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Dalam
Pembelajaran Bahasa Arab (Studi Kasus di MTs Al-Iftitahiyah Dan MTs
Mathalibu; Ulum Sumenep Jawa Timur),(Skripsi,Yogjakarta:2016)
61
Beani Nur Faroeda, Implementasi Pendekatan Saintifik Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Kurikulum 2013 di SMP Negeri 1
Karangmoncol Kabupaten Purbalingga,(Skripsi,Malang:2016)
48
pembelajaran dengan tiga ranah sikap. Yakni ranah kognitif (pemikiran), ranah
5. Konsep Operasional
Operasional adalah apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian
bagaimana cara mengatur suatu variable”. Untuk itu, maka perlu di buat
konsep operasional agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap objek yang
akan diteliti.62
dilakukan untuk tujuan tertentu hal ini sangat berhubungan dengan proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta diidk secara aktiv
62
Singarimbun.Metode Penelitian Survey. (Jakarta : LP3E, 1995), hlm.42.
49
scientific
Tabel 3.1
Konsep Operasional
kelompoknya.
c. Memberikan kesempatan
berani mengajukan
pertanyaan(questoining) pada
dan gambar.
d. Memberikan kesempatan
untukberani menjawab
pertanyaan(questioning)yang
e. Memberikan kesempatan
dapat
mengelompokkan(associating)
mamasukkannya menjadi
penggalan memori pada
pelajaran fiqih.
menganalisis(menalar) soal
yang di berikan
mempraktikan
/mencoba(experimentil)materi
menyampaikan
/menjelaskan(mengomunikasika
yang lain.
sudah dipahaminya.
BAB III
METODE PENELITIAN
a) Waktu Penelitian
b) Tempat Penelitian
Penelitian ini di lakukan di MTS Negeri Tanjungpinang, jalan Raja Ali Haji
a) Subjek
b) Objek
a) Populasi Penelitian
yang akan di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik
kesimpulannya63
Alfabeta ,2006),hlm.80
53
1) Sampel Penelitian
ambil semuanya,jika subyeknya besar atau lebih dari 100 orang dapat
sebagaisampel penelitian.
pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang digunakan oleh peneliti
kata abstrak dan tidak diwujudkan dalam dalam benda tapi hanya dapat
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti akan
Alfabeta,2005), hlm.68.
54
a. Angket
mampu dijawab oleh guru dan peserta didik. Teknik ini berguna untuk
b. Observasi
c. Wawancara
Tanjungpinang
d. Dokumentasi
kebenarannya.
kelompok yaitu data yang bersifat kualitatif dan data yang bersifat kuantitatif.
Terdapat data yang bersifat kualitatif yaitu data yang digambarkan dengan
diperoleh kesimpulan.67
151
56
kurikulum 2013 pada mata pelajaran fiqih, peneliti akan menganalisa dari data
sebagai berikut:
F
P =N x
Keterangan :
* Baik = 71%-80%
* Cukup = 61%-70%68
68
Arikunto,Suharsimi,Penghantar,hlm...183
BAB IV
Indonesia seutuhnya dan mencetak kader bangsa yang bertakwa kepada Allah
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas dan trampil”, maka PGAN 6 Tahun
dipecah dan berganti nama, kelas 1 s.d. 3 dinamakan MTS Negeri (Madrasah
Negeri).
terletak di jl. Ir. Sutami Tanjungpinang. Pada tahun 1983, aktivitas KBM
Bangunan MTS Negeri Tanjungpinang mulai di bangun pada tahun 1981, dan
selesai total pada tahun 1995. MTS Negeri Tanjungpinang telah mendapat
a. Visi
b. Misi
nyaman;
1. Tujuan Madrasah :
2. Keadaan Siswa
2017 berjumlah 571 siswa, terbagi atas kelas VII sebanyak 179,kelas
Tabel 4.1
Jenis kelamain
Laki –laki Perempuan
No Kelas Jumlah
1 VII 90 89 179
2 VIII 94 118 212
3 IX 93 87 180
Total Keseluruhan Siswa 571
Sumber data : Tata Usaha MTS Tanjungpinang
kelancaran proses belajar mengajar agar peserta didik dapat belajar dengan
nyaman,begitu pula guru bisa mengajar dengan tenang seperti tabel 2 sarana yang
Tabel 4.2
13 WC TU 1 Baik
14 WC Guru 2 Baik
16 Kantin 1 Baik
(Staf/Honorer)
honorer yang mayoritas berpendidikan S1. Berikut tabel tenaga pendidik di MTS
Negeri Tanjungpinang:
Tabel 4.3
Tabel 4.4
dan dibantu oleh beberapa orang honorer. Berikut tabel tenaga kependidikan di
B. Penyajian Data
1. Angket
Data yang disajikan di dalam penelitian ini adalah data yang di peroleh dari
Data yang peneliti sajikan yakni dalam bentuk table yang di dapati angket.
Tabel 4.5
persentase 3,63%.
Tabel 4.6
51,81%.
Tabel 4.7
persentase 45,45%.
Tabel 4.8
61,82%.
Tabel 4.9
persentase 22,72%.
Tabel 4.10
Dari data table 4.10di atas dapat kita ketahuiyang menyatakan Apakah
Tabel 4.11
fiqih.
43,64%.
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14
72
Tabel 4.15
mempraktkan/menco
ba (experimentil)
yang berhubungan F 29,10% 19,10% 30,90% 20,90% 100%
dengan materi fiqih
dilingkungan
sekolah
Dari data table 4.15di atas dapat kita ketahuiyang menyatakanapakah guru
Tabel 4.16
Tabel 4.17
hasil dari materi yang sudah dipahaminya kepada temannya yang lain.
Tabel 4.18
Tabel 4.19
tabel 4.5 sampai tabel 4.19. Berikut hasil rekapulasi tabel di 4.20.
Tabel 4. 20
Hasil Angket
No Tidak
Sering Selalu Jarang Jumlah
Tabel Pernah
P F P F P F P F N F
Jmlah 593 509,11 392 360,97 401 374,51 264 239,96 1650 1500
C. ANALISIS DATA
sebagai berikut :
P= x
Option Pertanyaan :
F = 4614 : 4 = 1,153.5
1,153.5
P= x 100 %
1,650
P = 69,90%
Jawaban :
Kalau pada pelajaran fiqih ini ......pada materi sujud syukur dan sujud
tilawah. Itu salah satu dari kegiatan mencoba/memperatikkan
Jawaban...
Sebagaian anak ada yang baik ada yang masih suka diam dan malu
untuk tampil,,tapi sejauh ini sudah lumayan
Peneliti : tapi pak anak’ kelas VII sekarang saya lihat nakal-nakal dan
pintar” juga
Jawaban :
Peneliti : Tapi di dalam kelas juga bisa pak, melakukan praktek ibadah
tadi, seperti sujud sahwi atau praktek sholat...
Jawaban :
Peneliti : Apa ada metode atau cara agar anak’ yang biasa tadi bisa,
juga berani, kreatif dan terampil pak.. seperti anak-anak pintar itu..
Ada..... tapi kan butuh proses... tidak bisa langsung mereka di bentuk
biar bisa jadi pintar, setiap guru pasti punya metode tertentu, untuk
mengubah sikap anak-anak walau bagaimanapun.
Jawaban :
Seperti sujud syukur dan tilawah tadi... seperti puasa dan zakat juga
bisa di terapkan.
dikelas VII dan VIII, namun perlu adanya proses perkembangan siswa,
jika guru sudah menerapkan tetapi siswa belum menunjjukan potensi yang
dimiliki maka penerapan tersebut tidak bisa berjalan dengan efektif, tapi