Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH DASAR DASAR PELAKSANAAN

PENDIDIKAN

D
I
S
U
S
U
N

Oleh:
Kelompok 6
Guswita Putri Nasution
Isti Romadhani Sagala
Zusmaidar

INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN (IPTS)


PADANGSIDIMPUAN
2021
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita sampaikan puji syukur
kehadirat Allah Swt yang selalumemberikan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “Tujuan
danLingkungan Pendidikan” mudah-mudahan makalah ini
dapat bermanfaat bagi setiap manusiayang membacanya.
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah
untuk membantu kami dalammengetahui lebih mendalam
tentang tujuan dan lingkungan pendidikan tersebut,
disamping itu makalah ini merupakan bentuk tugas yang
diberikan oleh dosen mata kuliah dasar-dasar pendidikan
sebagai alat untuk menunjang nilai akademik kami.
Kami sebagai tim penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada orang-orang yangterlibat dalam pembuatan
makalah ini, kami menyadari dalam penulisan makalah ini
masihbanyak kekeliruan yang terjadi untuk itu kiranya
bpk/ibu dosen memakluminya. Mudah-mudahan makalah
ini dapat berguna sebagaimana fungsinya
BAB 1
PENDAHULUAN
   1.      Latar Belakang Masalah
            Pendidikan adalah suatu sistem dimana proses pengajaran
terjadi di dalamnya. Pendidikan juga sangat diperlukan untuk
mencerdaskan anak bangsa agar dapat memanjukan bangsanya. Oleh
sebab itu dalam menyelenggarakan pendidikan memerlukan suatu
kesatuan yang mengaturnya. Tujuannya adalah untuk memperoleh
proses pendidikan yang berjalan dengan terstruktur.            
            Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.Berkaitan dengan hal tersebut, lahirlah pendidikan
nasional di Negara Indonesia.Pendidikan nasional adalah pendidikan
yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan
pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mewujudkan
semua itu juga perlu yang namanya system pendidikan yang
merupakan satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan
kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk
mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut.

   2.      Rumusan Masalah
     1)      Menjelaskan pengertian pendidikanm
     2)      Menjelaskan standar pendidikan nasional
     3)      Menjelaskan dasar, fungsi, tujuan dan prinsip pendidikan nasional

   3.      Tujuan Penulisan
     1)      Jalur jenjang dan jenis pendidikan
     2)      Standar pendidikan nasional
     3)      Dasar, fungsi, tujuan dan prinsip pendidikan nasional
BAB II
PEMBAHASAN
 
A. Pengertian pendidikan
Secara umum, pendidikan dapat diartikan sebagai Suatu metode
untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang
diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik. Menurut
Undang-Undang Sisdiknas No 2 tahun 1989  bahwa Pendidikan adalah
usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan
datang. Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Adapun
pengertian pendidikan dalam bahasa arab dan bahasa yunani yaitu
sebagai berikut:

Bahasa Arab : berasal dari kata Tarbiyah, dengan kata kerja Rabba yang
memiliki makna mendidik atau mengasuh. Jadi Pendidikan dalam Islam
adalah Bimbingan oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani,
rohani dan akal anak didik sehingga bisa terbentuk pribadi muslim yang
baik.[2]
Bahasa Yunani : berasal dari kata Pedagogi, yaitu dari kata “paid”
artinya anak dan “agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah
pedagogi dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak.
B. Dasar pendidikan
Persoalan dasar pendidikan merupakan masalah yang sangat
fundamental dalam pelaksanaan karena dasar pendidikan itu
menentukan corak da nisi pendidikan. Pada Pasal 1 ayat 2 UU no. 2
tahun 1989, ditegaskan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan
yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
maka pendidikan nasional pada hakekatnya merupakan kelanjutan dari
system pendidikan yang telah ada sebelumnya yang merupakan
warisan bangsa secara turun-temurun. Pasal 1 ayat 3: “sistem
pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua
satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dan lainnya untuk
mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional”. Dasar
pendidikan merupakan karakteristik pendidikan suatu bangsa, yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa yang lain.

1.      Aspek Biologis
Anak manusia sejak terjadinya konsepsi terus berkembang dan tumbuh,
atau mengalami perkembangan, sampai mati. Perkembangan dan
perubahan anak manusia itu bersifat jasmaniyah dan rokhaniah, yang
berlangsung secara teratur dan terarah menuju kedewasaan. Kemajuan
pertumbuhan dan perkembangan itu ditandai dengan  meningkatnya
kemampuan yang semakin bertambah sukar dan kmpleks.

Dalam perkembangan dan pertumbuhan anak terdapat faktor-faktor


yang mempengaruhi yaitu faktor heriditas dan faktor lingkungan.

Secara sederhana faktor hereditas merupakan faktor yang muncul pada


tiap orangyang didapat (diwarisi) dari orang tua dalam wujud sifat-sifat
genetis. Sedangkan lingkungan merupakan alam sosial yang
mempengaruhi individu. Faktor hereditas pada perkembangan anak
bersifat alami (dari orang tua). Contohnya bakat ,prestasi, intelektual,
ciri fisik, dan lain-lain. sedangkan pada faktor lingkungan proses
perkembangan didiasarkan pada lingkungan sebagai alat yaang
digunakan untuk mengarahkan perkembangan.[3]
Pendidikan adalah perlu karena anak manusia dilahirkan tidak berdaya.

1. Anak manusia lahir tidak dilengkapi insting yang sempurna untuk


dapat  menyesuaikan diri dalam lingkungan.
2. Anak manusia perlu masa belajar yang panjang sebagai persiapan
untuk dapat secara tepat berhubungan dengan lingkungan secara
konstruksif.
3. Awal pendidikan terjadi setelah anak manusia mencapai
penyesuaina jasmani (anak dapat berjalan sendiri, dapat makan sendiri,
dapat menggunakan tangan sendiri) atau mencapai kebebasan fisik dan
jasmani.[4]
Anak dilahirkan tak berdaya tapi mempunyai potensi untuk berubah.

1. Anak bersifat lentur.


2. Anak mempunyai otak yang besar dan permukaan sangat luas
3. Mempunyai pusat syaraf yang berfungsi berhubungan dengan
perbuatan berfikir, sehingga sehingga terjadi penangguhan reaksi
dalam menerima perangsang,siehingga terjadi belajar.

2.      Aspek Psikologis
Sejak proses terjadinya konsepsi sampai mati, anak akan mengalami
perubahan karena bertumbuhan dan berkembang. Pertumbuhan itu
bersiat jasmaniah maupun kejiwaannya. Jadi sepanjang hidup manusia
terjadi proses pertumbuhan yang terus-menerus. Proses perubahan ini
terjadi secara teratur dan terarah, yaitu kearah kemajuan, bukan
kemunduran. Tiap tahap kemajuan ditandai dengan meningkatnya
kemampuan dan cara  baru yang dimiliki.

Pertumbuhan merupakan peralihan tingkah-laku atau fungsi kejiwaan


dari yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Perubahan yang
selalu terjadi itu di maksudkan agar orang di dalam kehidupannya dapat
menyesuaikandiri di lingkungannya. Lingkungan manusia terdiri dari
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar anak yang non-manusia, sedangkan
lingkungan sosial adalah semua yang ada dalam dunia kehidupan anak
yakni orang yang bergaul dengan anak, melakukan kegiatan bersama 
atau bekerjasama, tugas pendidikan yang terutama adalah memberikan
bimbingan agar pertumbuhan anak dapat berlangsung secara wajar dan
optimal. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan tentang hukum-
hukum dasar perkembangan kejiwaan manusia agar tindakan
pendidikan yang dilaksanakan berhasil guna dan berdaya guna.

Beberapa hukum dasar yang perlu kita perhatikan dalam membimbing


anak dalam proses pendidikan :

1. Tiap-tiap anak memiliki sifat kepribadian yang unik


2. Tiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda
3. Tahap-tahap pertumbuhan  mempunyai ciri-ciri tertentu[6]
Dalam pergaulan dan komunikasi pendidikan, pendidik harus
memahami betul tentang kejiwaan atau psikologi anak, bahwa anak
mengalami fase-fase perkembangan dari lahir hingga dewasa. Secara
psikologis, anak akan mengalami beberapa fase, yaitu : masa bayi, masa
anak-anak, masa remaja.

Dalam pergaulan dan komunikasi pendidikan tentunya disesuaikan


dengan masa anak didik tersebut, jangan sampai disamaratakan.
Bagaimana pendidik bergaul dengan anak didik yang pada masa kanak-
kanak, yang pada masa ini anak sedang mengalami masa peka, yaitu
masa sensitif sekali; mereka akan meniruapa yang mereka lihat dan apa
yang mereka dengar. Maria Mountessouri adalah seorang dokter
meninggalkan pekerjaannya dari seorang dokter, lalu mendirikan taman
kanak-kanakyang dinamai TK Casa Dei Bambini karena tertarik masa
peka itu, lalu muncullah lembaga pendidikan TK, termasuk di Negara
kita.[7]
Mengenai pengembangan subjek didik dapat dilakukan dengan
penerapan psikologi pendidikan. Psikologi tergolong ke dalam
kelompok ilmu perilaku dan dengan sendirinya mempelajari tingkah
laku manusia. Tindakan manusia beserta apa yang dirasa dan
dipikirkannya menjadi objek studi psikologi. Psikologi yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnyaatau pendidikan di sekolah pada
khususnya disebut psikologi pendidikan.

Teori belajar, baik yang lama maupun yang modern, mendominasi


proses belajar-mengajar di sekolah. Teori lama yang perlu diidentifikasi
disini adalah psikologi fakultas danapersepsi. Sedangkan yang baru
adalah asosialisme, stimulus respons, dan kognitif.

3.  Aspek Sosiologis
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua
individu, bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda
mengembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di
lembaga sekolah yang dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat.
Perhatian sosiologi pada kegiatan pendidikan semakin intensif.
Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses social
dan pola-pola interaksi social di dalam sistem pendidikan.

Kajian sosiologi tentang pendidikan pada prinsipnya mencakup semua


jalur pendidikan, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar
sekolah. Khusus untuk pendidikan jalur luar sekolah, terutama apabila
ditinjau dari sosiologi maka pendidikan keluarga adalah sangat penting,
karena keluarga merupakan lembaga social yang pertama bagi setiap
manusia. Dalam UU Ri no. 2 tahun 1989 Pasal 10 ayat 4 dinyatakan
bahwa: “pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan
luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang
memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan
ketrampilan”.[9]
Pendidikan ditandai oleh interaksi antar manusia. Hal ini bersumber
pada pengertian yang terdapat dalam sosiologi. Pendidikan umumnya
berlansung dalam kelompok. Oleh karena itu, pengenalan ciri-ciri
kelompok dan memanipulasikannya untuk mencapai tujuan pendidikan
perlu dilakukan.

Selain itu dengan tampilnya perubahan dan perkembangan masyarakat


sebagai ciri yang menonjol dewasa ini, dalam bidang sosiologi dapat di
ungkap adanya fakto-faktor yang dapat mempengaruhi pendidikan,
baik keluarga maupun yang lain, seperti sekolah. Factor-faktor itu
diantaranya, kebudayaan, stratifikasi social, sekolah sebagai pusat
kebudayaan juga sebagai institusi social dan proses sosialisasi yang
terutama  akan di alami oleh subjek didik setelah menyelesaikan
pendidikan formalnya.

4.  Aspek Historis
Pendidikan nasional Indonesia merdeka secara formal  dimulai sejak
Indonesia menyatakan kemerdekaannya, yaitu 17 Agustus 1945.
Pendidikan Nasional Indonesia Merdeka merupakan kelanjutan dari
cita-cita dan praktek-praktek pendidikan masa lampau. Apa yang
menjadi landasan historis Pendidikan Nasional Indonesia Merdeka
adalah cita-cita dan praktek-praktek pendidikan masa lampau yang
tersurat atau tersirat masih menjadi dasar penyelenggaraan Pendidikan
Nasional Indonesia Merdeka.

Secara garis besar apabila dilihat dari segi budaya, maka pendidikan
masa lampau yang secara tersurat atau tersirat menjadi dasar
penyelenggaraan pendidikan nasional Indonesia merdeka, dapat
dibedakan dalam tiga tonggak, yaitu;

1. Pendidikan Tradisional, yaitu penyelenggaraan pendidikan di


nusantara yang dipengaruhi oleh agama-agama besar didunia, Hindu,
Budha, Islam dan Nasrani (Katholik dan Protestan);
2. Pendidikan Kolonial Barat, yaitu penyelenggaraan pendidikan di
nusantara Indonesia  oleh pemerintah kolonial Barat, terutama oleh
kolonial Belanda;
3.   Pendidikan Kolonial Jepang, yaitu penyelenggaraan pendidikan di
nusantara oleh pemerintah militer Jepang dalam zaman  Perang Dunia
II.

5. Aspek Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna
atau hakekat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah
pokok seperti; apakah pendidikan itu diperlukan, apa yang seharusnya
menjadi tujuannya, dan sebagainya. Landasan filosofis adalah yang
berdasarkan atau bersifat filsafat. Filsafat menelaah sesuatu secara
radikal, menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-
konsepsi mengenai kehidupan dan dunia yang pada umumnya
bersumber dari dua factor, yaitu;

1. Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan.


2. Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran.
Tinjauan filosofis terhadap sesuatu, termasuk pendidikan, berarti
berfikir bebas serta merentang fikiran sampai sejauh-jauhnya tentang
sesuatu itu.

Terdapat kaitan yang erat antara pendidikan dan filsafat, karena filsafat
mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat.
Rumusan tentang harkat dan martabat manusia beserta masyarakatnya
ikut menentukan tujuan dan cara-cara penyelenggaraan pendidikan
dan dari sisi lain, pendidikan merupakan proses memanusiakan
manusia. Filsafat pendidikan berupaya menjawab secara kritis dan
mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar pendidikan. Kejelasan
berbagai hal itu sangat perlu untuk menjadi landasan berbagai
keputusan dan tindakan. Hal itu sangat penting karena hasil pendidikan
tidak segera tampak, sehingga setiap keputusan dan tindakan itu harus
diyakinkan kebenaran dan ketepatannya meskipun hasilnya belum
dapat dipastikan.

Pancasila merupakan landasan filosofis sistem pendidikan nasional.


Seperti yang terdapat pada Pasal 2 UU-RI no. 2 tahun 1989 menetapkan
bahwa Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang
menegaskan bahwa pembangunan nasional termasuk di bidang
pendidikan nasional mengusahakan antara lain: “pembentukan
manusia Pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi
kualitasnya dan mampu mandiri”. Pancasila merupakan sumber sistem
nilai dalam pendidikan.
Landasan pendidikan yang di maksud adalah yang mewarnai dalam
praktek pendidikan, yaitu bahwa pendidikan harus berpijak atau
berlandaskan  pandangan hidup bangsa, yaitu Pancasila. Arah
pendidikan yaitu untuk membentuk manusia Indonesia yang
berpancasila, yaitu manusia berkualitas yang memiliki akhlak luhur (UU
RI no. 20 tahun  2003 Bab II pasal 3). Jadi dalam prakteknya, pendidikan
harus di dan direalisasikan dalam pergaulan dan diselaraskan dengan
filosofi bangsa, yaitu Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.

6.      Aspek Ekonomis
Pendidikan dan ekonomi merupakan sistem yang mempunyai pengaruh
timbal balik, saling mengait dan menunjang karena di satu segi institusi
pendidikan mapu menghasilkan tenaga kerja dan membenttuk
manusia-manusia yang sanggup membangun ekonomi masyarakat dan
negara. Sebaliknya ekonomi merupakan tulang punggung kehidupan
bangsa yang menentukan maju-mundurnya,lemah-kuatnya, lambat-
cepatnya suatu proses pembudayaan bangsa yang merupakan salah
satu fungsi pendidikan.
Semakin banyak alokasi dana yang diperuntukan bagi pembinaan
pendidikan semakin besar kemungkinan untuk pengembangan
pendidikan yang pada gilirannya menunjang keberhasilan itu sendiri.
 

C. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan adalah suatu faktor yang amat sangat penting di
dalam pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai
atau yang hendak di tuju oleh pendidikan. Begitu juga dengan
penyelenggaraan pendidikan yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah
tujuan yang hendak dicapainya. Hal ini dibuktikan dengan
penyelenggaraan pendidikan yang di alami bangsa Indonesia.

Tujuan pendidikan yang berlaku pada waktu Orde Lama berbeda


dengan Orde Baru, demikian pula sejak Orde Baru hingga sekarang,
rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan dari pelita ke
pelita sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan
kehidupan masyarakat dan negara Indonesia.

 Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat sebagai berikut:


Tujuan pendidikan terdapat dalam UU No 2 Tahun 1985 yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
yang seutuhnya yaitu yang beriman dan dan bertakwa kepada
tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan kerampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan berbangsa.
 Tujuan Pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993
yaitu  Meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh,
cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional
serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus
menumbuhkan jiwa patriotik dan memepertebal rasa cinta tanah
air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawaan
sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai
jasa para pahlawan serta berorientasi pada masa depan.
 TAP MPR No 4/MPR/1975, tujuan pendidikan adalah membangun
di bidang pendidikan didasarkan atas falsafah negara pancasila
dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangun
yang berpancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat
jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab
dapat menyuburkan sikap demokratis dan penuh tenggang rasa,
dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi
pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama
manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD
1945.

Adapun tujuan pendidikan di Negara Indonesia yaitu sebagai berikut:

1. Tujuan Pendidikan Nasional


Tujuan pendidikan ini merupakan tingkatan yang tertinggi. Pada tujuan
ini digambarkan harapan masyarakat atau negara tentang ciri-ciri
seorang manusia yang dihasilkan proses pendidikan atau manusia yang
terdidik. Adapun yang dimaksud dengan tujuan pendidikan nasional
adalah tujuan umum yang hendak dicapai oleh seluruh bangsa
Indonesia dan merupakan rumusan kualifikasi terbentuknya setiap
warga negara yang dicita-citakan bersama.

2. Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah perumusan secara umum pola perilaku dan
pola kemampuannya yang harus dimiliki oleh setiap lembaga
pendidikan yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan tugas yang
harus dipikul oleh setiap lembaga dalam rangka menghasilkan lulusan
dengan kemampuan dan keterampilan tertentu.

3. Tujuan Kurikuler
Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang dirumuskan secara formal pada
kegiatan kurikuler yang ada pada lembaga-lembaga pendidikan. Tujuan
kurikuler sifatnya lebih khusus jika dibandingkan dengan tujuan
institusional, tetapi tidak boleh menyimpang dari tujuan institusional.
Seperti misalnya, tujuan kurikulum di sekolah-sekolah ada mata
pelajaran kewarganegaraan yang berbeda dibandingkan dengan SMP.

4. Tujuan Instruksional
Tujuan Instruksional merupakan tujuan yang hendak dicapai setelah
selesai proses belajar mengajar/program pengajaran. Tujuan tersebut
merupakan penjabaran dari tujuan kurikuler, yang merupakan
perubahan sikap atau tingkah laku secara jelas. Tujuan Instruksional
dapat dibagi menjadi dua, yaitu Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan
Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
BAB III
PENUTUP
 
A. Kesimpulan
Pada dasarnya semua hal yang menyangkut pendidikan nasional, baik
itu dasar dan tujuan pendidikan nasional semuanya terangkum dalam
UUSPN No. 2 tahun 1989 dan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 serta tak
lepas dari UUD 1945 dan Pancasila.

Dasar pendidikan menurut islam fokus kepada Al-qur’an dan hadist


sedang secara umum dasar pendidikan juga lebih menitik beratkan ke
dasar religius.

Tujuan Pendidikan baik secara islam dan umum hampir memiliki


kesamaan yaitu mendapatkan kesuksesan. Apabila digabungkan maka
tujuan pendidikan adalah upaya untuk meraih kesuksesan hidup di
dunia dan akherat.

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam hidup


manusia. Untuk mendapatkan pendidikan yang baik maka perlu adanya
pemahaman terhadap dasar dan tujuan pendidikan secara mendalam
baik secara islam maupun secara umum.
 

Anda mungkin juga menyukai