PENDIDIKAN
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Kelompok 6
Guswita Putri Nasution
Isti Romadhani Sagala
Zusmaidar
2. Rumusan Masalah
1) Menjelaskan pengertian pendidikanm
2) Menjelaskan standar pendidikan nasional
3) Menjelaskan dasar, fungsi, tujuan dan prinsip pendidikan nasional
3. Tujuan Penulisan
1) Jalur jenjang dan jenis pendidikan
2) Standar pendidikan nasional
3) Dasar, fungsi, tujuan dan prinsip pendidikan nasional
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pendidikan
Secara umum, pendidikan dapat diartikan sebagai Suatu metode
untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang
diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik. Menurut
Undang-Undang Sisdiknas No 2 tahun 1989 bahwa Pendidikan adalah
usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan
datang. Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Adapun
pengertian pendidikan dalam bahasa arab dan bahasa yunani yaitu
sebagai berikut:
Bahasa Arab : berasal dari kata Tarbiyah, dengan kata kerja Rabba yang
memiliki makna mendidik atau mengasuh. Jadi Pendidikan dalam Islam
adalah Bimbingan oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani,
rohani dan akal anak didik sehingga bisa terbentuk pribadi muslim yang
baik.[2]
Bahasa Yunani : berasal dari kata Pedagogi, yaitu dari kata “paid”
artinya anak dan “agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah
pedagogi dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak.
B. Dasar pendidikan
Persoalan dasar pendidikan merupakan masalah yang sangat
fundamental dalam pelaksanaan karena dasar pendidikan itu
menentukan corak da nisi pendidikan. Pada Pasal 1 ayat 2 UU no. 2
tahun 1989, ditegaskan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan
yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
maka pendidikan nasional pada hakekatnya merupakan kelanjutan dari
system pendidikan yang telah ada sebelumnya yang merupakan
warisan bangsa secara turun-temurun. Pasal 1 ayat 3: “sistem
pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua
satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dan lainnya untuk
mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional”. Dasar
pendidikan merupakan karakteristik pendidikan suatu bangsa, yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa yang lain.
1. Aspek Biologis
Anak manusia sejak terjadinya konsepsi terus berkembang dan tumbuh,
atau mengalami perkembangan, sampai mati. Perkembangan dan
perubahan anak manusia itu bersifat jasmaniyah dan rokhaniah, yang
berlangsung secara teratur dan terarah menuju kedewasaan. Kemajuan
pertumbuhan dan perkembangan itu ditandai dengan meningkatnya
kemampuan yang semakin bertambah sukar dan kmpleks.
2. Aspek Psikologis
Sejak proses terjadinya konsepsi sampai mati, anak akan mengalami
perubahan karena bertumbuhan dan berkembang. Pertumbuhan itu
bersiat jasmaniah maupun kejiwaannya. Jadi sepanjang hidup manusia
terjadi proses pertumbuhan yang terus-menerus. Proses perubahan ini
terjadi secara teratur dan terarah, yaitu kearah kemajuan, bukan
kemunduran. Tiap tahap kemajuan ditandai dengan meningkatnya
kemampuan dan cara baru yang dimiliki.
3. Aspek Sosiologis
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua
individu, bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda
mengembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di
lembaga sekolah yang dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat.
Perhatian sosiologi pada kegiatan pendidikan semakin intensif.
Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses social
dan pola-pola interaksi social di dalam sistem pendidikan.
4. Aspek Historis
Pendidikan nasional Indonesia merdeka secara formal dimulai sejak
Indonesia menyatakan kemerdekaannya, yaitu 17 Agustus 1945.
Pendidikan Nasional Indonesia Merdeka merupakan kelanjutan dari
cita-cita dan praktek-praktek pendidikan masa lampau. Apa yang
menjadi landasan historis Pendidikan Nasional Indonesia Merdeka
adalah cita-cita dan praktek-praktek pendidikan masa lampau yang
tersurat atau tersirat masih menjadi dasar penyelenggaraan Pendidikan
Nasional Indonesia Merdeka.
Secara garis besar apabila dilihat dari segi budaya, maka pendidikan
masa lampau yang secara tersurat atau tersirat menjadi dasar
penyelenggaraan pendidikan nasional Indonesia merdeka, dapat
dibedakan dalam tiga tonggak, yaitu;
5. Aspek Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna
atau hakekat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah
pokok seperti; apakah pendidikan itu diperlukan, apa yang seharusnya
menjadi tujuannya, dan sebagainya. Landasan filosofis adalah yang
berdasarkan atau bersifat filsafat. Filsafat menelaah sesuatu secara
radikal, menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-
konsepsi mengenai kehidupan dan dunia yang pada umumnya
bersumber dari dua factor, yaitu;
Terdapat kaitan yang erat antara pendidikan dan filsafat, karena filsafat
mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat.
Rumusan tentang harkat dan martabat manusia beserta masyarakatnya
ikut menentukan tujuan dan cara-cara penyelenggaraan pendidikan
dan dari sisi lain, pendidikan merupakan proses memanusiakan
manusia. Filsafat pendidikan berupaya menjawab secara kritis dan
mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar pendidikan. Kejelasan
berbagai hal itu sangat perlu untuk menjadi landasan berbagai
keputusan dan tindakan. Hal itu sangat penting karena hasil pendidikan
tidak segera tampak, sehingga setiap keputusan dan tindakan itu harus
diyakinkan kebenaran dan ketepatannya meskipun hasilnya belum
dapat dipastikan.
6. Aspek Ekonomis
Pendidikan dan ekonomi merupakan sistem yang mempunyai pengaruh
timbal balik, saling mengait dan menunjang karena di satu segi institusi
pendidikan mapu menghasilkan tenaga kerja dan membenttuk
manusia-manusia yang sanggup membangun ekonomi masyarakat dan
negara. Sebaliknya ekonomi merupakan tulang punggung kehidupan
bangsa yang menentukan maju-mundurnya,lemah-kuatnya, lambat-
cepatnya suatu proses pembudayaan bangsa yang merupakan salah
satu fungsi pendidikan.
Semakin banyak alokasi dana yang diperuntukan bagi pembinaan
pendidikan semakin besar kemungkinan untuk pengembangan
pendidikan yang pada gilirannya menunjang keberhasilan itu sendiri.
C. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan adalah suatu faktor yang amat sangat penting di
dalam pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai
atau yang hendak di tuju oleh pendidikan. Begitu juga dengan
penyelenggaraan pendidikan yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah
tujuan yang hendak dicapainya. Hal ini dibuktikan dengan
penyelenggaraan pendidikan yang di alami bangsa Indonesia.
2. Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah perumusan secara umum pola perilaku dan
pola kemampuannya yang harus dimiliki oleh setiap lembaga
pendidikan yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan tugas yang
harus dipikul oleh setiap lembaga dalam rangka menghasilkan lulusan
dengan kemampuan dan keterampilan tertentu.
3. Tujuan Kurikuler
Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang dirumuskan secara formal pada
kegiatan kurikuler yang ada pada lembaga-lembaga pendidikan. Tujuan
kurikuler sifatnya lebih khusus jika dibandingkan dengan tujuan
institusional, tetapi tidak boleh menyimpang dari tujuan institusional.
Seperti misalnya, tujuan kurikulum di sekolah-sekolah ada mata
pelajaran kewarganegaraan yang berbeda dibandingkan dengan SMP.
4. Tujuan Instruksional
Tujuan Instruksional merupakan tujuan yang hendak dicapai setelah
selesai proses belajar mengajar/program pengajaran. Tujuan tersebut
merupakan penjabaran dari tujuan kurikuler, yang merupakan
perubahan sikap atau tingkah laku secara jelas. Tujuan Instruksional
dapat dibagi menjadi dua, yaitu Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan
Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya semua hal yang menyangkut pendidikan nasional, baik
itu dasar dan tujuan pendidikan nasional semuanya terangkum dalam
UUSPN No. 2 tahun 1989 dan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 serta tak
lepas dari UUD 1945 dan Pancasila.