MASALAH PENDIDIKAN
DAN CARA MENGATASINYA
DISUSUN OLEH :
SITI NURMAYANI
WA ENI
ARACHMAN
SMAN 4 RAHA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-nya sehingga makalah ini dapat di selesaikan dengn baik. Tidak lupa shalwat dan
salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya,
dan kepada kita selaku umatnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan dan bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah ini dapat di buat dengan
sebaik- baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
15 Februari, 2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak sekali masalah masalah dalam pendidikan Salah satunya yaitu rendahnya
sarana dan prasarana, kurangnya pemerataan pendidikan di indonesia, mahalnya
pendidikan.Banyak cara untuk mengatasi hal ini yaitu dngan Membuat program wajib belajar,
Mengadakan pelatihan terhadap guru-guru agar memiliki kompetensi mengajar yang
berkualitas, Menerapkan kebiasaan gemar membaca di seluruh wilayah Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian pendidikan
D. Manfaat
1. Pengertian pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Secara hsitoris, pendidikan dalam arti luas telah mulai di laksanakan sejak manusia
berada di muka bumi. Sampai dengan tahun 1970-an, konsep pendidikan yang banyak
diajarkan di lembaga pendidikan guru adalah: “bantuan pendidik untuk membuat peserta didik
dewasa” Artinya: kegiatan pendidik berhenti (tidak diperlukan lagi) apabila kedewasaan yang
dimaksud, yaitu ke-mampuan untuk menetapkan pilihan/keputusan serta mempertanggung
jawabkan perbuatannya secara man-diri telah tercapai.
Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan
mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau
perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya
pengajaran dan pelatihan.
Secara operasional, konsep tsb. diterjemahkan sedemikian rupa sehingga pendidikan
bermakna persekolahan (sistem pendidikan formal). Menurut Coombs, pendapat yang lebih
luas muncul pa da awal tahun 1970-an dan di terima secara luas, pendidikan disamakan
dengan belajar, tanpa memperhatikan di mana, bagaimana, atau pada usia berapa belajar itu
terjadi. Pendidikan sebagai life-long process dari seseorang sejak dilahirkan hingga akhir
hayatnya.
Dalam arti hasil: pendidikan adalah apa yang kita peroleh melalui belajar:
pengetahuan, nilai-nilai dan ketarmpilan-ketrampilan. Sebagai suatu proses, pendidikan
melibatkan perbuatan belajar itu sendiri.
Menurut G. Terry Page dkk : Pendidikan adalah proses pengembangan kemampuan dan
perilaku manusia secara keseluruhan.
Menurut Carter V. Good. : Pendidikan adalah :
Keseluruhan proses di mana seseorang mengembangkan
kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya
yang bernilai positif dalam masyarakat di mana dia hidup;
Proses sosial di mana orang dihadapkan pada pengaruh
lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khusus-nya yang datang
dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami
perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu
yang optimal.
Menurut Ki Hadjar Dewantara. : Pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya
anak-anak. Maksudnya, pendidikan adalah menutun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia
dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Menurut Driyarkara : Intisari atau eidos dari pendidikan adalah pe-manusiaan manusia
muda. Pengangkatan manusia-muda ke taraf insani, dan itulah
yang menjelma dalam semua perbuatan mendidik yang jumlah
dan macamnya tak terhitung.
Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan poten si dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagama an, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
menurut H. Horne.: proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang
lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang
secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada
tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual,
emosional dan kemanusiaan dari manusia.
(pengetahuan dsb.), serta tujuan ( ke arah mana peserta didik akan diharapkan dapat
4.Aktivitas pendidikan dapat berlangsung dalam kelu arga, sekolah, dan dalam masyarakat.
Batas-batas PendidikanPendidikan sebagai gejala manusiawi dan sebagai upaya sadar untuk
membantu seseorang dalam mengaktualisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya tidak
terlepas dari keterbatasan-keterbatasan.Keterbatasan-keterbatasan itu terdapat pada :
1. Peserta didik;
2. Pendidik;
3. Interaksi pendidikan
4. Lingkungan; dan
5. Sarana/prasarana pendidikan.
Paedagogiek adalah suatu ilmu yang bukan hanya menelaah obyeknya untuk mengetahui
betapa keadaan atau hakiki obyek itu, melainkan juga mempelajari beta pa hendaknya
bertindak.S. Brodjonagoro (1966): llmu pendidikan atau paedagogiek adalah teori pendidikan,
perenungan tentang pendidikan.
Persyaratan Pendidikan sebagai Ilmu
3. memiliki metod
4. Psikologis: ingin mengetahui khususnya apa yang terjadi apabila belajar terjadi dan
apa yang harus dilakukan seseorang untuk menjadikan belajar terjadi setiap hari di
dalam kelas.
5. Religius: ingin mengetahui bagaimana nilai - nilai religius dapat selalu menjiwai
proses pendidikan.6. Sudut pandang yang lain (politis, ekonomis, antropologis dan
komparatif).
1. Metode Normatif;
2. Metode Eksplanatoris;
3. Metode Teknologis;
5. Metode Hermeneutis.
Sifat-sifat IlmuPendidikan
1. Empiris;
2. Rokhaniah;
3. Normatif;
4. Historis;
5. Teoritis; dan
6. Praktis.
Fungsi Pendidikan: serangkaian tugas atau misi yang diemban dan harus dilaksanakan
oleh pendidikan. Tugas-tugas tersebut dapat beruang lingkup politik, ekonomi, sosial-
budaya, pembaharuan, pembangunan, modernisasi dsb., sesuai dengan kepentingan
dan keperluannya.
Tujuan Pendidikan: seperangkat sasaran ke mana pendidikan itu akan diarahkan.
Sasaran yang ingin dicapai melalui pendidikan itu beruang lingkup sama dengan
fungsinya sebagamana yang telah disebutkan di atas.
Selain fungsi dan tujuan ada pula manfaat pendidikan bagi generasi muda yaitu :
Bahan ajar yang digunakan bagi para pengajar masih belum bisa dikatakan optimal, karena
masih belum merata pembagian bahan ajar ke seluruh pelosok Negeri. Masih banyak pulau
pulau tertinggal yang jauh dari sentuhan Pemerintah, akibatnya banyak anak yang tidak
dapat mengenyam pendidikan yang layak.
4. Kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran menjadi salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap
kualitas pembelajaran, karena kurikulum ini dijadikan sebagai acuan untuk mengajar.
Dewasa ini banyak beredar di media sosial, tentang seorang murid yang mengeluhkan
kurikulum pembelajaran Indonesia "ganti menteri,ganti kurikulum" singkatnya begitu.
memang kita tidak dapat menutup mata dan telinga pada hal tersebut, pasalnya kurikulum
yang di ganti-ganti tidak efektif bagi siswa, beberapa siswa mungkin bisa mengikuti hal
tersebut dengan baik, tetapi sebagian besar mengeluhkan hal itu. Pasalnya baru saja kita
mengerti kurikulum lama yang di ganti, siswa harus mulai beradaptasi lagi dengan
kurikulum yang baru. Dan masih banyak lagi hal yang harus di perbaiki dalam sistem
Kurikulum Pendidikan di Indonesia.
5. Dana pemerintah
Tidak jarang kita mendengar anak yang putus sekolah karena keterbatasan ekonomi, tak
jarang pula kita mendengar bantuan dana pemerintah yang salah penerimaanya. Maka
inilah salahsatu yang akan menjadi alasan kemunduran pendidikan di Indonesia, anak
bangsa yang seharusnya mengenyam pendidikan dengan kualitas terbaik harus
mengurungkan niatnya karena keterbatasan ekonomi.
Selain itu juga, terlahir dari habit para Petinggi yang merangkap menjadi pejabat dan
penjahat, yang tidak segan mengambil hak milik oranglain, atau dengan lain disalah
gunakan dengan cara korupsi, masih marak sekali oknum yang tidak bertanggung jawab
pada pendistribusian khusus untuk pendidikan terutama dari sarana dan prasana sekolah.
Terutama ialah anggaran yang diberikan kepada setiap sekolah di Indonesia, yang nilainya
masih kalah jauh dengan negara lain untuk urusan pendidikan. Itulah yang menjadi sebab-
sebab kemunduran pendidikan di Indonesia, semoga kita sebagai penerus bangsa
kedepannya dapat merubah sistem yang kurang baik terutama pada masalah pendidikan di
Indonesia.
6. Biaya Pendidikan Yang Mahal
Dapat dibilang bahwa permasalahan pendidikan satu ini termasuk yang paling mendasar
diantara semuanya. Walaupun saat ini pemerintah telah menyiapkan berbagai macam
program gratis. Namun tetap saja program tersebut belum merata hingga ke pelosok daerah
dan ironinya masih ada masyarakat Indonesia yang miskin harus ikut membayarnya
dengan jumlah tidak sedikit.
7. Dunia Pendidikan Yang Tidak Sesuai Dengan Kerja
Permasalahan berikutnya yaitu banyaknya lulusan baik dari SMA atau perguruan tinggi
yang masih kurang terampil dalam bidang industri maupun teknologi. Hal itu dikarenakan
kebijakan menyambung sistem pendidikan pada dunia industri tidak dilakukan secara
benar-benar dan kurang perhatian tentang kebutuhan di lapangan pekerjaan.
8. Mutu Pendidikan Yang Rendah
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia juga termasuk salah satu permasalahannya. Di
mana salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan yaitu perspektif dari masyarakat
umum yang menilai bahwa menuntut ilmu bukanlah termasuk kewajiban. Selain itu saat ini
kegiatan belajar juga dijadikan ajang untuk memenuhi gensi, peroleh gelar dan mencari
pangkat. Tentunya hal itu berbanding terbalik dengan tujuan pendidikan di Indonesia yaitu
untuk menambah ilmu pengetahuan ketahuan dan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.
Salah satu tujuan dari bangsa Indonesia yaitu menginginkan warganya unggul, berakhlak,
berperilaku baik dan berbudi pekerti. Dengan begitu untuk mewujudkannya sejak sedini
mungkin siswa harus diajarkan sopan santun baik di lingkungan sekolah maupun keluarga.
Namun yang menjadi permasalahan pendidikan di Indonesia tentang hal itu adalah
pendidikan agama dan mental yang belum maksimal.
A. IPTEK
Karena adanya penemuan teknologi baru dalam dunia pendidikan, maka menuntut
Indonesia untuk melakukan reformasi dalam bidang pendidikan. Tidaklah mudah dalam
melaksanakan reformasi, karena hal ini sangat menuntut kesiapan Sumber Daya Manusia
Indonesia untuk menjalankannya.
B. Permasalahan Pembelajaran
Pada masa sekarang ini, aktivitas proses pembelajaran yang dilaksanakan cenderung lebih
pasif, dimana seorang pendidik selalu menempatkan dirinya sebagai orang yang serba tahu.
Hal ini akan menimbulkan rasa bosan terhadap peserta didik. Dengan demikian,
pembelajaran yang dilaksanakan menjadi tidak menarik dan cenderung.Kegiatan belajar
yang dilaksanakan seperti ini merupakan suatu masalah yang begitu serius pada dunia
pendidikan.
Pendidikan di Indonesia saat ini masih belum merata. Masih banyak orang-orang
yang belum mendapatkan pendidikan yang seharusnya mereka terima sejak umur 6 tahun.
Contohnya di kota-kota besar disana sarana dan prasarana pendidikan disana sudah sangat
maju. Sedangkan di desa-desa hanya mengandalkan sarana dan prasarana seadanya. Tak
hanya sarana dan prasarana saja yang belum merata tetapi juga belum meratanya tenaga
pengajar sehingga sekolah-sekolah di desa masih banyak yang membutuhkan guru-guru dari
daerah-daerah lain.
Sudah banyak upaya yang dilakukan pemerintah, namun sampai sekarang upaya
tersebut belum bisa terlaksana dengan baik. Walau begitu pemerintah Indonesia khususnya
Menteri Pendidikan sedang berusaha dengan keras untuk memeratakan Pendidikan di
Indonesia. Kesuksesan suatu bangsa tergantung pada pendidikan yang diterima oleh
masyarakat.
Guru profesional juga harus cerdas dalam membangun dan membina hubungan
dengan muridnya. Pembelajaran di sekolah akan berlangsung dengan harmonis jika
guru dan peserta didik memiliki ikatan hubungan yang erat layaknya seperti
keluarga.Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan
sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu
berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri.Seorang guru harus memiliki sifat profesional, dengan ciri-ciri utama
memiliki komitmen untuk bekerja keras, memiliki rasa percaya diri yang baik, bisa
dipercaya dan menghargai orang lain. Salah satu hal yang amat penting dari sifat
profesional adalah memiliki komitmen untuk bekerja keras untuk kemajuan sekolah.
Secara garis besar ada dua solusi yang dapat diberikan yaitu :
Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang
berkaitan dengan sistem pendidikan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini,
diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang
berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan
publik, termasuk pendanaan pendidikan. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib
dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan bahwa
pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan negara.
Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung
dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan
prestasi siswa dengan peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai
guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai
pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa dengan
meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan
sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dan masi banyak lagi. Solusinya yaitu Membuat program wajib belajar.
B. Saran
Diharapan kan agar pemerintah membangun sekolah - sekolah di pelosok desa agar
anak anak dapat bersekolah, memberikan bantuan kepada anak anak yang tidak mampu
membeli perlengkapan sekolah, dan meningkatkan fasilitas fasilitas sekolah, Diharapkan para
guru turut membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswanya terutama ketika ia sedang
mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Diharapkan bagi orang tua perlu adanya motivasi yang
diberikan ke anaknya, tidak hanya itu pengawasan di saat dia belajar di rumah pun harus lebih
diperhatikan.
Pemberian perhatian serta support yang diberikan dapat membuat anaknya lebih
semangat dalam belajar. Biaya pendidikan yang terjangkau atau bahkan gratis sehingga tidak
terlalu memberatkan orang tua khususnya bagi yang kurang mampu , Orang tua juga harus
bisa menyediakan lingkungan belajar dan suasana pendidikan yang nyaman bagi anak nya di
rumah dan lingkungan sosial tempat tinggalnya, orang tua harus bisa mendorong anak nya
untuk mengenyam pendidikan setinggi tinggi nya , menanamkan pengertian bahwa
pendidikan sangat penting untuk masa depan., Tenaga pengajar harus lebih bisa berperan juga
sebagai orang tua bagi anak anak didiknya bukan hanya mengajar tentang materi pendidikan ,
Jangan terlalu menuntut anak dalam proses belajar karena hanya akan menambah beban
pikiran tetapi berusaha memberikan dukungan dan Menjaga Komunikasi yang baik antara
orang tua, guru, anak, lingkungan keluraga , lingkungan sosial dan lingkungan pendidikan .
DAFTAR PUSTAKA
Indriyani, I. E., Syaharuddin, S., & Jumriani, J. (2021). Social Interaction Contents on
Social Studies Learning to Improve Social Skills. The Innovation of Social Studies Journal, 2(2),
93-102.
Mutiani, M., Noortyani, R., Tetep, T., Jumriani, J., & Widyanti, T. (2020). Strengthening
in Social Studies. Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies, 6(2), 153-166.Mutiani,
M., Supriatna, N., Abbas, E. W., Rini, T. P. W., & Subiyakto, B. (2021).
Learning Innovation on Social Studies. The Innovation of Social Studies Journal, 2(2), 135-
142.Putra, M. A. H., Mutiani, M., Jumriani, J., Ramadhan, S., & Rahmatina, R. (2020).
Utilization Learning Management System (LMS) of Ruang Guru for Education Teachers in
Banjarmasin. The Kalimantan Social Studies Journal, 2(1), 31-38.