Anda di halaman 1dari 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru merupakan pendidik handal dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, memusatkan, melatih, memperhitungkan, serta
mengevaluasi partisipan didik pada pembelajaran anak umur dini jalan
pembelajaran resmi, pembelajaran bawah, serta pembelajaran menengah.
Handal ialah pekerjaan ataupun aktivitas yang dicoba oleh seorang serta jadi
sumber penghasil kehidupan yang membutuhkan kemampuan, keahlian,
ataupun kecakapan yang penuhi standar kualitas ataupun norma tertentu dan
membutuhkan pembelajaran profesi.( Kemas Imron, 2019, Hlm. 151)
Disisi lain kedatangan guru tidak cuma hanya mengajar ataupun
memindahkan ilmu kepada anak didiknya, tetapi wajib membagikan contoh
teladan serta panutan kepada murid- muridnya. Artinya ialah, seluruh nilai
kebaikan yang di informasikan telah terdapat serta lagi dilaksanakan oleh
guru tersebut, sehingga perkataan guru selaras dengan perbuatannya. Perihal
demikian hendak berikan pengaruh serta akibat yang sangat kokoh kepada
anak didik, sehingga mendesak mereka buat menjajaki serta meneladani
guru mereka.
Al- qur’ an selaku kitab terakhir dimaksudkan buat jadi petunjuk
untuk segala umat manusia( hudan linnas) hingga akhir era. Bukan Hanya
diperuntukkan untuk anggota warga arab tempat dimana kitab ini diturunkan
hendak namun buat sluruh umat manusia. Didalamnya terkadung nilai- nilai
yang luhur serta mencakup segala aspek kehidupan manusia dalam
berhubungan dengan tuhan ataupun ikatan manusia dengan sesama manusia
yang lain serta ikatan manusia dengan alam sekitarnya( yusron, 1997: 43)
Ruang lingkup pembelajaran agama Islam mencakup, fiqih yang
mengarahkan tentang ibadah serta muamalah, aqidah yang mengarahkan
tentang gimana manusia berprilaku sopan santun kepada sesama manusia,
2

al- qur’ an hadits yang mengarahkan tentang al- qur’ an serta hadits dan
kandungannya, serta ski yang didalamnya mengarahkan tentang sejarah-
sejarah peradaban Islam.
Pada kenyataanya tidak seluruh siswa dapat membaca al- qur’ an yang
baik serta benar cocok dengan makhroj serta tajwidnya. Sementara itu
dalam membaca al- qur’ an ini kita diharuskan dengan membaca al- qur’ an
dengan baik dan tajwidnya, serta guru wajib dapat membaca al- qur’ an
didepan partisipan didiknya, perihal ini ialah salah satu wujud tanggung
jawab seseorang guru, spesialnya guru al- qur’ an hadits.
Pembelajaran baik resmi ataupun non- formal ialah aspek yang sangat
berarti buat mencetak kader- kader manusia yang mempunyai sumber energi
yang baik. Sehingga bisa tingkatkan pertumbuhan keilmuan serta tata sosial
kemasyarakatan yang terus menjadi lama pastinya hendak terus menjadi
maju. Dalam suatu proses penerapan pembelajaran pastinya wajib terdapat
penyeimbang antara pembelajaran duniawi serta pembelajaran yang sifatnya
buat kepentingan akhirat.
Sejalan pula dengan apa yang diungkapkan diatas sudah
diformulasikan dalam undang- undang RI Nomor. 23 Tahun 2003 tentang
sistem pembelajaran Nasional yang mengatakan kalau:“ pembelajaran
merupakan usaha sadar serta terencana buat mewujudkan atmosfer belajar
serta proses pendidikan supaya partisipan didik secara aktif meningkatkan
kemampuan dirinya buat mempunyai kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian mandiri, karakter, kecerdasan, akhlak mulia, dan keahlian
yang dibutuhkan dirinya, warga, bangsa serta negeri.”
Tetapi sesungguhnya membaca Al- Qur’ an merupakan Kerutinan
yang baik serta pula memiliki akibat yang baik untuk sikap orang yang bisa
mengamalkannya. Namun perihal ini bila tidak dicoba secara teratur hingga
hendak susah jadi sesuatu Kerutinan. Sementara itu suatu yang telah terbiasa
hendak sangat ringan buat dicoba. Tidak umumnya membaca al- qur’ an
ataupun minimnya keahlian mereka dalam membaca al- qur’ an bukan jadi
suatu yang memalukan untuk mayoritas anak muda Islam saat ini.
3

sekolah ialah lembaga belajar yang tercipta secara resmi dalam


menyelenggarakan proses aktivitas belajar mengajar. Proses pendidikan
disekolah mengaitkan guru serta partisipan didik. Guru ialah penanggung
jawab buat mencapaiproses keberhasilan dalam suatu pendidikan.
Tiap anak diindonesia berhak buat memperoleh pembelajaran
semacam yang telah tercantum dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang
berbunyi“ masing- masing masyarakat negeri berhak memperoleh
pendidikan”. Negeri pula telah membagikan jaminan kepada seluruh
warganya buat memperoleh pembelajaran tanpa terkecuali. Pembelajaran
diindonesia bertujuan buat meningkatkan kemampuan partisipan didik
supaya jadi yang beriman serta bertaqwa kepada tuhan yang maha esa.
Berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta jadi
masyarakat negeri yang demokratis, dan bertanggung jawab dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa( Sugiono, 2017: 42).
Hingga dari itu, sekolah serta khususunya guru pendididkan agama
islam memiliki peranan berarti dalam menumbuh kembangkan kembali
aktivitas teratur membaca al- qur’ an untuk para partisipan didiknya supaya
keahlian membaca para partisipan didik jadi baik. Perihal ini bisa jadi
hendak susah buat dicoba mengingat banyak aspek yang membuat para
partisipan didik kesusahan dalam melaksanakannya.
Dalam al- qur’ an menarangkan kalau memanglah pembelajaran itu
sangat dibutuhkan oleh manusia, dengan pembelajaran manusia bisa
mengenali apa yang tidak dia tahu, apalagi wahyu awal yang diturunkan
kepada rasulullah SAW., merupakan ayat yang menarangkan tentang
pembelajaran.

ْ ‫اِ ْق‬
َ َ‫رأ بِاس ِْم َربِّكَ الَّ ِذيْ خَ ل‬
‫ق‬
Maksudnya:” bacalah dengan( menyebut) nama tuhanmu yang
menghasilkan.”( Qs. Al- Alaq ayat 01).
4

Ayat tersebut menarangkan kalau rasulullah SAW diperintahkan buat


membaca, membaca disini dimaksud membaca apa saja yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan. Dalam dunia pembelajaran pastinya terdapat
suatu aktivitas yang diucap dengan belajar, didalam aktivitas belajar itu
sendiri dicoba oleh siswa tidak senantiasa mudah semacam apa yang
diharapkan oleh seseorang guru, terkadang mudah, terkadang tidak,
terkadang mengasyikkan serta terkadang tidak mengasyikkan serta terasa
membosankan. Dalam perihal ini siswa pula bisa mempunyai semangat
belajar yang besar, hendak namun pula dapat jadi rendah, demikianlah
realita yang wajib dirasakan oleh seseorang guru.
Aktivitas dini dalam mengajar ynag dicoba oleh seseorang guru
hendak dikatakan sukses apabila bisa membangkitkan motivasi partisipan
didik dengan memakai strategi yang pas serta sehingga dalam pendidikan
bisa memunculkan timbal balik antara pendidik serta partisipan didik.
Dengan terdapatnya timbal balik ini dari partisipan didik tersebut
hendak bawa kepada kesenangan partisipan didik terhadap aktivitas belajar
mengajar didalam kelas. Kebalikannya bila tidak terdapat motivasi belajar
yng diberikan oleh seseorang guru, hingga mayoritas dari partisipan didik
tersebut hendak bermalas- malasan dalam aktivitas mengajar serta
menyebabkan tujuan dari pendidikan tersebut tida tercapai.
Dengan mencermati upaya buat mewejudkan pendidikan yang lagi
tumbuh diindonesia, pada dikala ini guru banyak ditawarkan dengan aneka
opsi model pendidikan yang bisa digunakan pada dikala pendidikan, hendak
namun pada realitasnya keahlian dari partisipan didik berbeda- beda
sehingga menyebabkan seseorang guru masih susah dalam mempraktikkan
model pendidikan yang cocok dengan keahlian partisipan didiknya. Hingga
dari itu guru pula butuh terdapatnya suatu strategi belajar mengajar yang pas
serta cocok.
Keahlian membaca al- qur’ an ini tidak cuma selaku bekal didunia
saja, hendak namun pula buat bekal diakhirat nanti, keberhasilan seseorang
guru dalam melakukan suatu tugas pendidikan sangat didetetapkan oleh
5

pemahamanya terhadap strategi, usaha, model, serta tata cara apa yang
digunakan oleh seseorang guru.
Guru selaku salah satu sumber belajar untuk partisipan didik
berkewajiban sediakan area belajar yang kreatif serta inovatif dan aman
untuk partisipan didik buat belajar dikelas. Kegiatan belajar serta
pendidikan sangat terpaut dengan proses pencarian ilmu, sangat
menekankan terhadap berartinya ilmu sehingga al- qur’ an selaku pedoman
hidup buat umat islam sangat berarti buat diketahu, dimengerti, serta
dihayati setelah itu diamalkan perintahnya. Sehingga umat manusia
spesialnya umat muslim sangat berarti sekali buat menekuni kitab suci al-
qur’ an, sebab al- qur’ an ialah penolong buat kita nanti diakhirat.
Sebagian yang lain, terdapat warga yang belum menyadari hendak
berartinya membaca Al- Qur’ an, sehingga mereka mengenyampingkan
pembelajaran Agama serta mementingkan pembelajaran universal, dan
mereka malas belajar Al- Qur’ an. Sementara itu sepatutnya mereka
menyeimbangkan antara pembelajaran agama serta universal. Terdapatnya
sokongan dari seluruh pihak ialah harapan positif demi terwujudnya
pemahaman baca Al- Qur’ an digolongan umat Islam.
Ilmu pengetahuan pembelajaran islam pada spesialnya tersusun dari
konsep- konsep serta teori- teori yang disistematisasikan jadi sesuatu
kebulatan yang terdiri dari komponen- komponen yang satu sama lain silih
berkaitan. Teori tersebut dijadikan pedoman buat melakukan proses
kependidikan islam itu antara teori dengan proses operasionalisasi silih
berkaitan, yang satu sama lain silih mendukung apalagi silih
memperkokohkan. Selaku sesuatu disiplin ilmu, pendidkan islam ialah
sekumpulan ide- ide serta konsep- konsep intelektual yang tersusun serta
diperkuat lewat pengelaman serta pengetahuan. Jadi, hadapi serta mengenali
ialah pengokoh dini dari konseptualisasi manusia yang bersinambung
kepada terjadinya ilmu pengetahuan itu. Buat itu adam diajarkan nama-
nama barang terlebih dulu selaku bawah konseptual untuk pembuatan ilmu
pengetahuannya.( Kemas Imron, 2019 hlm 3- 4)
6

Oleh sebab itu, dalam proses belajar guru ataupun pendidik


mengharapkan supaya partisipan didiknya sanggup belajar dengan aktif
ataupun sunggu- sungguh paling utama dalam membaca Al- Qur’ an dengan
baik, pesrta didik dapat melafalkan huru- hurufnya dengan benar, serta
dapat membedakan tajwidnya ialah izhar, idgham, ikhfa, serta iqlap supaya
partisipan didik kala membaca Al- Qur’ an dapat menguasai serta
mengamalkan isinya.
Pendidikan Al- Qur’ an di aliyah ialah lanjutan dari tingkatan SD,
serta MTS. Idealnya siswa di Aliyah tersebut telah dapat membaca Al- Qur’
an. Hendak namun guru kerap mrnghdapi serta menciptakan partisipan didik
yang hadapi kesusahan membaca Al- Qur’ an, ialah berkaitan dengan
perihal membaca Al- Qur’ an kerap kali ada sesuatu hambatan dalam
membacanya paling utama dalam makhrajul huruf serta ilmu tajwidnya
ataupun tempat keluarnya huruf misalnya SIN dibaca SYIN, serta DZA di
baca JA. Serta siswa yang belum mudah ataupun masih kesusahan membaca
Al- Qur’ an di madrasah aliyah tersebut di sebabkan sebab aspek lingkunga
yang kurang menunjang, aspek sekolah serta aspek internal dari partisipan
didik itu sendiri sebab Intelligence Quotient(IQ) yang rendah sehingga
susah menurutnya buat menangkap sesuatu teks yang dibacakan oleh
gururnya tersebut.
Buat menanggulangi kesusahan belajar membaca Al- Qur’ an
diperlukan strategi yang wajib dicoba oleh seseorang guru. Dalam dunia
pembelajaran strategi ialah sesuatu rencana ataupun rangkaian aktivitas
yang didesain buat menggapai tujuan pembelajaran tertentu yang tercantum
pula pemakaian tata cara aplikasi serta tata cara pembiasaan. Tata cara
aplikasi ialah tata cara mengarahkan gimana mengatakan huruf- huruf
hijaiya serta dimana saja tempat keluar huruf- huruf tersebut. Tata cara
pembiasaan ini mengutamakan proses buat membuat seorang jadi terbiasa.
Seseorang guru kerap mengulang- ulang teks ayat Al- Qur’ annya supaya
partisipan dididk terbiasa mencermati, menjajaki serta menirukan apa yang
dibaca oelh gurunya.
7

Nana sudjana, berkata kalau buat bisa memastikan tercapai tidaknya


tujuan pembelajaran serta pengajaran butuh dicoba usaha ataupun aksi
penilaian. Penilaian pada dasarnya merupakan membagikan pertimbangan
ataupun harga ataupun hasrat bersumber pada kriteria tertentu. Proses
belajar serta mengajar merupakan proses yang bertujuan. Tujuan tersebut
dinyatakan dalam rumus tingkah laku yang diharapkan dipunyai siswa
sehabis menuntaskan pengalaman belajar.( Samsul Nizar serta Zainal
Efendi, 2011, hlm. 179).
Menanamkan serta membagikan pembelajaran shalat pada diri anak
ialah kewajiban orang tua. Perihal yang demikian di samping ialah
kewajiban agama untuk tiap individu muslim, pula hendak membagikan
akibat positif untuk anak, ialah terciptanya pengawasan internal yang efektif
dari seluruh perbuatan serta pengaruh negatif yang bisa jadi tiba pada diri
sang anak tersebut. Perihal ini terciptanya, sebab dengan shalat seorang
tetap mengingat Allah yang sudah menghasilkan didirnya, membagikan
bermacam karunia yang tidak terhingga banykanya., serta dimana manusia
hendak mempertanggung jawabkan amal yang sudah dikerjakan sepanjang
didunia, lebih- lebih lagi pada masa modern yang penuh dengan pengarh
globalseperti dikala ini.( Kemas Imron, 2019, hlm 73)
Keahlian membaca Al- Qur’ an wajib ditanamkan pada anak secepat
bisa jadi, sebab masa anak merupakan masa yang sangat pas buat
menanamkan bermacam pengetahuan. Seseorang guru( spesialnya guru
agama) wajib profesioal dalam mengajar, kala proses belajar mengajar
berlangsung serta semangat sisea mulai menyusut buat belajar Al- Qur’ an,
hingga seseorang guru wajib senantiasa memotivasi siswa dalam membaca
Al- Qur’ an, sehingga siswa berminat membaca Al- Qur’ an.
Dalam mengarahkan Al- Qur’ an hingga seseorang tidak cuma
mengawali dengan membaca ayat- ayat Al- Qur’ an, setelah itu menutup
kembali pendidikan, hendak namun guru agama memiliki tanggung jawab
yang sangat besara dalam menyajikan modul Al- Quran, supaya siswa
sanggup membaca ayat.
8

Oleh sebab itu selaku orang tua wajib menyesuikan serta


mengusahakan secepat bisa jadi buat mendidik serta menyesuikan anak buat
membaca al- qur’ an. Dengan mengarahkan kepada anak tentang al- qur’ an
hingga kita sudah menyelamatkan kehidupan seseorang muslim serta bukti
diri kita selaku orang Islam, sehingga menciptakan generasi yang berakhlak
mulia dengan mengamalkan al- qur’ an.
Dalam aktivitas belajar membaca Al- Qur’ an tidak senantiasa mudah
semacam apa yang diharapkan, kadangkala mereka hadapi kesusahan
ataupun hambatan. Kesusahan yang dialami oleh siswa dalam membaca Al-
Qur’ an misalnya masih terbata- bata dalam membaca( belum mudah),
belum sanggup dalam mempraktikkan teks mad dengam benar, terkadang
teks panjang dibaca pendek ataupun kebalikannya teks yang pendek dibaca
panjang. Siswa pula masih melaksanakan kesalahan dalam perihal hukum
teks, keberhasilan siswa disekolah dipengaruhi oleh 2 aspek intern antara
lain kecerdasan, bakat, motivasi, atensi atensi, kesejahteraan jasmani serta
metode belajar. Sebaliknya yang mencakup aspek eksternal antara lain area
alam, area keluarga, warga, area sekolah serta area pertemanan.( Slameto,
2003, Hlm. 54- 72).
Mata pelajaran Al- Qur’ an Hadits ialah faktor mata pelajaran
pembelajaran agama islam pada madrasah yang membagikan pembelajaran
serta motivasi kepada partisipan didik buat menekuni, menguasai,
mempraktikkan ajaran serta nilai- nilai yang tercantum dalam Al- qur’ an
serta menyayangi Al- Qur’ an hadist selaku sumber ajaran islam serta
sekalian jadi pegangan serta pedoman serta bisa mengamalkan isi
kandungannya dalam kehidupan tiap hari.
Berdasakan observasi penulis di Madrasah Aliyah Tarbiyah Mazniyah
ini diucap pula selaku sekolah panti asuhan dimana kebanyakan partisipan
didiknya berasal dari sebagian kabupaten yang terdapat diprovinsi jambi
antara lain dari, bangko, merangin, serta jangkat. Tetapi terdapat pula yang
dari kota jambi serta sekitarnya. Guru- guru disekolah tersebut membagikan
modul pembelajaran yang cocok dengan kurikulum. Khusunya dalam mata
9

pelajaran al- qur’ an hadits antara lain dengan metode mengarahkan siswa
membaca al- qur’ an pada tiap pertemuan dikelas, namun pada kenyataanya
masih banyak siswa yang belum sanggup membaca al- qur’ an. Pemicu
antara lain kurang nya atensi serta sokongan dari guru dalam mengarahkan
al- qur’ an terhadap partisipan didiknya sehingga menyebabkan seseorang
anak merasa malas serta tidak terdapat motivasi buat membaca serta
menekuni al- qur’ an. Ada kasus yang terjalin dalam proses pendidikan,
kalau semangat belajar siswa kelas X dalam menjajaki pelajaran Al- Qur’ an
Hadits masih kurang dari 28 siswa, yang dapat membaca Al- Qur’ an cuma
13 orang serta yang 15 orang tidak dapat membaca Al- Qur’ an. Dalam
aktivitas pelajar Al- Qur’ an hadits siswa nampak hadapi kesulitan dalam
membaca huruf hijaiyah, dengan tajwid yang benar, serta terdapat yang
tidak dapat sama sekali membaca Al- qur’ an.
Dalam perihal ini guru Al- Qur’ an Hadits yang terdapat disekolah
madrasah aliyah tarbiyah mazniyah kota jambi atas nama bunda masnah, S.
Ag membagikan upaya buat menolong kesusahan siswa dalam membaca Al-
Qur’ an ialah dengan membagikan pelajaran bonus semacam aktivitas ekstra
kurikuler, yang dicoba pada jam sehabis jam pelajaran, dalam les baca Qur’
an ada dalam 3 tingkatan ialah 1. Tidak dapat sama sekali baca Al- Qur’ an.
2. Dapat baca Al- Qur’ an tetapi tidak mudah. 3. Mudah membaca Al- Qur’
an dengan baik.
Dari penjelasan diatas rasanya butuh dicoba riset menimpa“ upaya
guru al- qur’ an hadits dalam menolong kesusahan siswa membaca al- qur;
an di Madrasah Aliyah Tarbiyah Mazniyah kota Jambi”. Perihal ini butuh
dibeberkan supaya bisa dikenal secara rinci menimpa sepanjang mana upaya
guru al- qur’ an hadits dalam menolong kesusahan siswa membaca al- qur’
an sehingga hasilnya bisa berguna buat kedepannya.
B. Fokus penelitian
Agar penelitian ini tidak menyimpang dan lebih tefokus pada
permasalahan yang dibahas dan mencegah terjadinya kesimpangan siuran
dalam menyelesaikan masalah, maka peneliti ini difokuskan kepada guru al-
10

qur’ an hadits buat menolong kesusahan siswa dalam membaca al- qur’ an,
dan siswa kelas X supaya lebih baik serta benar dalam pengucapan ayat-
ayat al- qur’ an di Madrasah Aliyah Tarbiyah Mazniyah Kota Jambi.
C. Rumusan Masalah
Bersumber pada latar balik diatas, hingga diformulasikan sesuatu kasus
selaku berikut:
1. Gimana proses pendidikan Al- Qur’ an Hadits dalam menolong
kesusahan siswa membaca Al- Qur’ an di madrasah aliyah tarbiyah
mazniyah kota jambi
2. Apa hambatan guru dalam mengarahkan baca Al- Qur’ an di madrasah
aliyah tarbiyah mazniyah kota jambi
3. Gimana upaya yang dicoba oleh guru al- qur’ an hadits dalam
menolong kesusahan siswa membaca al- qur’ an. Di madrasah aliyah
tarbiyah mazniyah kota jambi.
D. Tujuan Penulisan dan kegunaan penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan riset secara universal, tujuan riset ini buat mendapatkan
cerminan upaya guru dalam tingkatkan baca Al- Qur’ an di madrasah
aliyah tarbiyah mazniyah kota jambi, Ada pula tujuan secara lebih
spesial penelelitian ini merupakan:
a. Mau mengenali proses pendidikan guru dalam menolong
kesusahan siswa membaca Al- Qur’ an di madrasah aliyah
tarbiyah mazniyah kota jambi.
b. Mau mengenali hambatan guru dalam menolong kesusahan
siswa membaca Al- Qur’ an di madrasah aliyah tarbiyah
mazniyah kota jambi.
c. Mau mengenali upayah guru Al- Qur’ an hadits dalam
menolong kesusahan siswa membaca Al- Qur’ an di madrasah
aliyah tarbiyah mazniyah kota jambi
11

BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum
1. Histori dan Letak Geografis Madrasah Aliyah Swasta Tarbiyah
Mazniyah Kota Jambi
Madrasah Aliyah Swasta Tarbiyah Mazniyah Kota Jambi adalah
sekolah yang didirikan oleh kalangan keluarga yang di pimpin oleh
Bapak H. Azuardi Zen, bsc yang pertama kali didirikan pada tahun 1989
yaitu jenjang pendidikan Madrasah Tsanawiyah Ibtidaiyah yang
dikepalai oleh Bapak Drs. H. A. Ziadi Daud.
Kemudian pada tahun 1991/1992 didirikan Madrasah
Tsanawiyah yang didirikan oleh Bapak Drs. M. Syafi’i. Pada tahun
1996/1997 didirikan Madrasah Aliyah sampai sekarang yang dipimpin
oleh Bapak Drs. Syaipul Anwar.
Madrasah Aliyah Tarbiyah Mazniyah
inidibangundiatastanahluaslahan2.510 M yang berlokasi di Jalan Sultan
Agung No.76 Rt.16 Rw.05 Simpang Pulai Kelurahan Murni Kecamatan
Telanai pura Kota Jambi.
Bila dicermati dari keadaan posisi bangunan Lembaga
Pembelajaran ini secara Geografis bisa dilihat selaku berikut:

1) Sebelah Barat berbatasan dengan penduduk.


2) Sebelah Timur berbatasan dengan jalur raya Slamet Riyadi.
3) Sebelah Utara berbatasan dengan tanah ayah Zuhramanuddin, SE.
4) Sebelah selatan berbatasan dengan hotel Aston
2. Visi dan Misi Madrasah Aliyah Swasta Tarbiyah Mazniyah Kota
Jambi
a) Visi Madrasah
12

Terwujudnya siswa yang berprestasi, berbudi pekerti dan


mampu menghadapi tantangan masa mendatang dengan landasan
Islam.
b) Misi Madrasah
1) Meningkatkan kecintaan terhadap ajaran agama Islam serta
Budaya Bangsa.
2) Melaksanaan layanan pendidikan yang berorientasi pada
keagamaan.
3) Menyiapakan siswa agar dapat mengabdi di masyarakat.
4) Menjadikan madrasah sebagai pusat keagamaan dan
keunggulan.

3. Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Swasta Tarbiyah Mazniyah


Kota Jambi
Sekolah ialah lemabaga pembelajaran yang mempunyai
bermacam aktivitas dalam rangka menggapai tujuan pembelajaran, buat
mengendalikan serta menyususun program aktivitas sekolah supaya bisa
berjalan mudah serta terorganisasir. Perihal ini dibutuhkan satu wadah
organisasi buat pembagian tugas secara menyeluruh serta handal cocok
kapasitas orang tiap- tiap.
Keberadaan susunan organisasi sekolah merupakan sarana untuk
memudahkan terbentuknya kegiatan-kegiatan dalam sekolah, sehingga
setiap individu dapat menduduki jabatan sesuai dengan kapasitasnya.
Susunan organisasi sekolah sangat berguna untuk memperlancar
pelaksanaan setiap program kegiatan dan tata kerja akan berjalan dengan
baik menurut fungsinya masing-masing. Susunan organisasi lembaga
pendidikan pada suatu sekolah menggambarkan serangkaian kegiatan-
kegiatan secara konseptual ataupun operasional dalam organisasi
pendidikan, dengan susunan pengurus yang ada di lembaga pendidikan
akan mempermudah untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah
ditetapkan.
13

Organisasi madrasah adalah susunan kepengurusan kelangsungan


gerak atau lanjutnya organisasi madrasah, yang perkembangannya sangat
ditentukan oleh pengurusnya. Demikian halnya Madrasah Aliyah Swasta
Tarbiyah Mazniyah Kota Jambi, dimana sebagai suatu lembaga
pendidikan yang dikelola oleh kementrian agama tentunya harus sesuai
dengan tuntutan lembaga pendidikan yang harus memiliki struktur
organisasi sekolah. Kepala sekolah sebagai koordinator pelaksana dalam
pelaksanaan kerja sehari-hari yang dibantu oleh para majelis guru dan
para staf lainnya.
Madrasah Aliyah Swasta Tarbiyah Mazniyah Kota Jambi selaku
salah satu lembaga pembelajaran yang terdapat di provinsi Jambi,
pastinya tidak terlepas dari bermacam aktivitas serta upaya buat
menggapai tujuan pembelajaran itu sendiri, hingga dibutuhkan sesuatu
organisasi buat menggapai tujuan sekolah. Secara universal struktur
organisasi yang terdapat di Madrasah Aliyah Swasta Tarbiyah Mazniyah
Kota Jambi bisa dilihat dalam tabel berikut ini:
14

STRUKTURORGANISASI
MADRASAHALIYAHSWASTATARBIYAHMAZNIYAHKOTAJAMBI2020/2021

A. KETUA YAYASAN
B. H. Azuardi Zein, Bsc

E. KOMITE SEKOLAH H. KEPALA SEKOLAH


F. Rismaidi I. Drs. Saipul Anwar

J. KEPALA TATA USAHA


L. BENDAHARA
K. Aidil Muslimin, S.Pd
M. Hj. Masnah, S.Ag

CC. WAKA Q. WAKA Z. WAKA W. WAKA T. KEPALA LAB. O. WAKA


PERPUSTAKAAN
KURIKULUM KESISWAAN SARPRAS HUMAS U. Drs. Mohd.

GG. WALI JJ. WALI KELAS XI LL. WALI KELAS XII


KELAS X KK. Hj. Masnah, S.Ag MM. Nurmalis
NN. OSIS

QQ. SIS
4. Keadaan Guru dan Siswa Madrasah Aliyah Swasta WA
Tarbiyah Mazniyah Kota Jambi
15

a. Keadaan Guru
Guru ialah tenaga edukatif yang langsung berhadapan dengan siswa, guru yang mencukupi serta didukung oleh
pengetahuan yang luas hendak membewa proses pemeblajaran dengan baik. Sebagai pelaksanaan pendidikan maka
seorang guru memiliki wawasan yang lebih luas untuk menjadi panutan bagia anak didiknya, guru juga menjadikan
dirinya sebagai sarana penyampaian cita-cita anak yang telah diamanatkan para orang tua kepada anak didik.
Bermutu ataupun tidaknya seseorang siswa bergantung keahlian yang dipunyai oleh guru, bila seseorang guru
mempunyai kemampuan serta ketrampilan yang baik dalam mendidik hingga siswa pula sanggup buat meningkatkan
bakat yang dipunyai, keahlian yang terpendam dalam dirinya seirama dengan pertumbuhan intelektual serta
perkembangan anak didik.
Secara keseluruhan guru yag menajar d Madrasah Aliyah Swsta Tarbiyah Mazniyah Kota Jabi pada tahun 2021
berdasarkan wawancara dan dokumentasi dengan kepala sekolah yang penulis dapatkan gu ru yang mengajar
berjumlah 11 (sebelas) orang guru dengan status honorer. Berikut ini adalah catatan nama- nama guru di Madrasah
Aliyah Swasta Tarbiyah Mazniyah Kota Jambi :

Tabel 4.1. Data Guru MarasahAliyahSwasta Tarbiyah Mazniyah KotaJambi

No Nama Status BidangStudi


1 Drs.SaifulAnwar Honr AkidahAkhlak
2 Zuhrahmnudin,SE Honr Ekonmi
3 Drs.Amril Honr PpKN
4 Drs.M.Arbai’nsyah Honr Mulok&Fiqih
5 Nurmalis,S.Ag Honr Sejarah&Kesenian
16

6 Masnah,S.Ag Honr Al-Qur’anHadits


7 NoviIrwan,S.Pd.I Honr Prakaya
8 Djuwiriyah,S.Ag Honr BahasaArab
9 AidilMuslimin,S.Pd.I Honr SKI&Olahraga
10 Mairita,S.Pd Honr Matemtika
11 Sulistiawati,SP Honr BahasaInggris
Sumber data: Dokumentasi TU Madrasah Aliyah Swasta Tarbiyah Mazniyah Kota Jambi
Bersumber pada tabel diatas, bisa kita tahu kalau guru yang terdapat di Madrasah Aliyah Swasta Tarbiyah
Mazniyah Kota Jambi berstatus honorer hendak namun diharapkan para guru sanggup melaksanakan tugas dengan
sebaik bisa jadi serta bisa menciptakan lulusan yang bermutu.
Minimnya tenaga pendidik di Madrasah Aliyah Swasta Tarbiyah Mazniyah Kota Jambi, para guru dituntut
buat dapat mengoptimalkan keahlian mengajar supaya para partisipan didik bisa menerima serta menguasai modul
pelajaran yang diajarkan oleh para guru.

b. Keadaan Siswa
Siswa tercantum salah satu komponen yang wajib terdapat dalam proses pembelajara, guru tidak hendak bisa
melakukan proses pendidikan apabila tidak terdapat siswa yang hendak diajarkan. dalam sesuatu proses pemebelajaran
ada kalanya guru juga harus menerima pendapat dari siswa, sehingga peserta didik akan terbiasa mengungkapkan
pendapat mereka dan mampu mengasah ilmu pengetahuan yang telah dipelajari. Sehingga guru dan siswa mampu
bertukar pikiran dan berdiskusi di dalam kelas tersebut.
17

Pada tahun pelajaran 2020/ 2021 jumlah siswa di Madrasah Aliyah Swasta Tarbiyah Mazniyah Kota Jambi,
secara totalitas berjumlah 55 siswa dengan latar balik pembelajaran dari SMP serta MTs yang tiap- tiap dipecah jadi 3
kelas ialah kelas X, kelas XI, serta kelas XII. Buat lebih jelasnya menimpa kondisi siswa di Madrasa Aliyah Swasta
Tarbiyah Mazniyah Kota Jambi secara keseluruhannya bisa dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2. Data sisa Madrasah Aliyah Swsta Tarbiyah Mazniyah KotaJambi

JenisKelamin
Kelas JumlahSiswa
LK PR
10 13Siswa 15Siswi 28Siswa
11 8Siswa 12Siswi 20Siswa
12 6Siswa 10Siswi 16Siswa
Sumberdata:DokumentasiTUMadrasahAliyahSwastaTarbiyah MazniyahKotaJambi.

Bersumber pada tabel di atas, dilihat dari komposisi jumlah siswa perkelas, kelas yang mempunyai kelompok
kecil maksudnya jumlah ini dikategorikan lumayan serta tidak sangat banyak serta tidak sangat sedikit. Dengan jumlah
tersebut buat tiap- tiap kelas para guru bisa lebih sensitif dalam memantau pertumbuhan serta proses pendidikan yang
dilakasanakan di kelas.

5. Sarana dan Prasarana Madrasah Aliyah Swasta Tarbiyah Mazniyah Kota Jambi
Fasilitas serta prasarana yang ada pada sesuatu sekolah ialah media buat tingkatkan mutu pembelajaran guna
menggapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Fasilitas ialah tempat serta perlengkapan yang menolong berlangsungnya
18

proses pendidikan, prasarana ialah perlengkapan yang sangat menolong dalam aktivitas belajar mengajar yang berlangsung
kala melakukan proses pendidikan.
Fasilitas serta prasarana dalam proses pendidikan ialah aspek penunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar
di sekolah tanpa terdapatnya fasilitas serta prasarana aktivitas belajar mengajar tidak hendak berlangsung dengan maksimal.
Buat menegtahui fasilitas prasarana yang terdapat di Madrasah Aliyah Swasta Tarbiyah Mazniyah Kota Jambi bisa dilihat
pada tabel di dasar ini:
Tabel 4.3. Daftar saranadan praarana di Madasah alyah Swasta Tarbiyah Mazniyah KotaJambi

No SaranadanPrasarana Jumlah Ketrangan


1 RuangKelasX 1 Bagus
2 RuangKelasXI 1 Bagus
3 RuangKelasXII 1 Bagus
4 RuangGuru 1 Bagus
5 RuangTataUsaha 1 Bagus
6 RuangKepalaSekolah 1 Bagus
7 RuangSerba Guna (Aula) 1 Bagus
8 RuangOsis 1 Bagus
9 RuangPerpustakaan 1 Bagus
10 RuangLab.IPA 1 Bagus
11 RuangUKS 1 Bagus
12 TempatCuciTangan 1 Bagus
13 WCGuru 1 Bagus
14 WCSiswa 1 Bagus
15 Musola 1 Bagus
Sumberdata:DokumentasiTUMadrasahAliyahSwastaTarbiyah MazniyahKotaJambi
19

Bersumber pada tabel di atas, bisa dilihat kalau kondid fasilitas serta prasarana yang terdapat di sekolah lumayan
baik, sarana yang terdapat dapat memadai buat mendukung proses pendidikan aga berjalan dengan mudah. Meski terdapat
sebagian sarana yang belum dipunyai semacam halnya, pc, serta ruang tutorial konseling( BK).
6. Kurikulum Madrasah Aliyah Swasta Tarbiyah Mazniyah Kota Jambi

Kurikulum sekolah merupakan muatan proses, baik resmi ataupun informal yang ditujukan untuk pelajar buat
mendapatkan pengetahuan serta uraian, meningkatkan kemampuan serta mengganti apresiasi perilaku serta nilai dengan
dorongan sekolah. Sebaliknya Maurice Dulton berkata kurikulum dimengerti selaku pengalaman- pengalaman
yangdidapatkan oleh pendidikan di dasar naungan sekolah.( Ali Mudhofir, 2018: 04)

Kurikulum yang digunakan di Madrasah Aliyah Swasta Tarbiyah Mazniyah Kota Jambi merupakan kurikumlum
2013, diman a kurikulum tersebut mulai diterapkan pada tahun 2018 buat kelas X, kelas XI, serta kelas XII
B. Temuan Khusus Dan Pembahasan
Penemuan( spesial) riset ini merupakan pemaparan tentang hasil temuan- temuan yang periset peroleh lewat observasi,
wawancara, serta dokumentasi. Observasi dicoba dengan metode mengadakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas
pendidikan yang dicoba di madrasah aliyah tarbiyah mazniyah kota jambi, spesialnya pada mata pelajaran Al- Qur’ an Hadits
tanya jawab secara langsung serta mendalam dengan sebagian data yang terpaut langsung ataupun tidak langsung dalam riset
ini, ialah kepada kepala madrasah aliyah tarbiyah mazniyah kota jambi, spesialnya pada mata pelajaran Al- Qur’ an Hadits,
Guru mata pelajaran Al- Qur’ an Hadits serta siswa/ siswi( catatan berikutnya, periset melaksanakan wawancara dengan
20

mengadakan tanya jawab secara langsung yang mendalam dengan sebagian data). Serta mendokumentasikan aktivitas
pendidikan yang dilaksanakan paling utama menyangkut proses pendidikan membaca Al- Qur’ an.
1. Proses Pendidikan Membaca Al- Qur’ an Pada Siswa Di Madrasah Aliyah Tarbiyah Mazniyah Kota Jambi.
Prose pendidikan Al- Qur’ an di madrasah aliyah ialah lanjutan dari tingkatan sekolah bawah serta tsanawiyah,
umumnya siswa madrasah aliyah telah dapat membaca Al- Qur’ an sebab kompetensi yang terdapat pada mata pelajaran
Al- Qur’ an Hadits kelas X merupakan paham teks Al- Qur’ an. Saat sebelum memehami ayat Al- Qur’ an siswa bisa
memebaca Al- Qur’ an terlebih dulu. Hendak namun masih banyak siswa yang belum dapat membaca Al- Qur’ an dengan
baik serta benar.
Penerapan pendidikan ialah proses interkasi guru dengan siswa dalam rangka mengantarkan bahan pelajaran pada
siswa buat menggapai tujuan pendidikan. Penerapan mata pelajaran Al- Qur’ an Hadits bisa memperdalam uraian
membaca Al- Qur’ an terhadap siswa. Sehabis membagikan uraian, guru pula wajib mengajak siswa buat mengamalkan
materi- materi tentang ilmu tajwid serta kaidah- kaidah membaca Al- Qur’ an dengan baik serta benar, dengan
membagikan nasehat, memotivasi dengan baik dan menyesuikan siswa dalam membaca Al- Qur’ an tiap pagi saat
sebelum pelajar diawali, dengan mengaitkan siswa di dalamnya semacam menyetor hapalan, menolong terhadap sesama
serta lain sebagainya dalam uraian kaidah- kaidah Al- Qur’ an serta ilmu- ilmu tajwid.
Penerapan pendidikan ini ialah perihal yang sangat berarti dalam. Proses. pendidikan, sebab. penerapan. Pendidikan
Ialah. Aktivitas dimana terjalin aktivitas belajar megajar antara guru dengan siswa di kelas
Bersumber pada wawancara dengan guru Al- Qur’ an Hadits pada bertepatan pada 20 April 2021 cocok dengan
agenda yang telah disepakati periset mewawancarai bunda Masnah, S. Ag sebagai guru Al- Qur’ an Hadits menimpa
21

proses penerapan pendidikan guru Al- Qur’ an Hadits di Madrasah Aliyah Tarbiyah Mazniyah Kota Jambi, selaku
berikut: Penerapan strategi pendidikan Al- Qur’ an Hadits yang dicoba merupakan diawali dari aktivitas pendahuluan, inti
serta penutup.
““ Buat mengawali pendidikan di dalam kelas aku umumnya mengawali dengan mengucapkan salam, setelah itu di
lanjutkan dengan berdoa bersama dengan harapan- harapan materi- materi dalam pendidikan hari ini dapat berjalan
dengan mudah serta dapat di serap oleh siswa dengan baik, setelah itu mangulas modul yang di bagikan tadinya apakah
mereka betul- betul menguasai serta di pelajari dirumah. Dalam mengantarkan modul pendidikan bunda berpedoman
pada silabus serta RPP serta pula kita memiliki novel acuan guru serta siswa yang mana selaku evaluasinya umumnya
digunakan LKS maupun ulangan setiap hari. Strategi yang digunakan bermacam- macam bergantung keadaan serta
modul yang hendak dipelajari, contohnya strategi yang digunakan merupakan dengan tata cara tanya jawab serta dialog,
penugasan, keteladanan serta tata cara pembiasaan. setelah itu memakai media yang terpaut dengan modul yang di
sampaikan, contohnya memakai media foto buat menolong partisipan didik lebih kilat dalam menguasai pendidikan”.
( wawancara, 20 apri; 2021)

2. Hambatan Yang Dialami Guru Al- Qur’ an Hadits Dalam Menanggulangi Kesusahan Membaca Al- Qur’
an Pada Siswa Di Madrasah Aliyah Tarbiyah Mazniyah Kota Jambi.
Adapun upaya yang dicoba oleh guru Al- Qur’ an Hadits menanggulangi kurang lancarnya siswa membaca
AlQur’an pada madrasah Aliyah tarbiyah mazniyah Kota Jambi. Tentu ada hambatan atau kendala-kendala yang dihadapi
seorang guru dalam mengatasi siswa yang kurang lancar membacaAl-Qur’an. Kendala-kendalanya yakni sebagaiberikut:
a) Siswa Kurang Mudah Membaca Al- Qur’ an
pada dasarnya keinginan siswa dalam menekuni serta membaca Al- Qur’ an masih kurang. Oleh sebab itu,
guru memandang dari segi membaca dengan mengeja teks huruf hijaiyah satu persatu. Bedasarkan hasil wawancara
22

dengan bunda Masnah S. pd selaku guru mata pelajaran Al- Qur’ an hadits di madrasah aliyah tarbiyah mazniyah
kota jambi.
“Dalam proses pendidikan Al- Qur’ an Hadits ini, untuk aku memandang kesusahan siswa yang kurang mudah
membaca Al- Qur’ an, dengan itu aku melaksanakan satu persatu siswa maju kedepan buat membaca surah- surah
pendek. Semacam surah al- falaq, al- maun, al- ikhlas, al- kafirun, serta surah- surah yang lain, Siswa cuma hanya
membaca namun kurang mengenali hukum tajwid dalam tiap teks al- Qur’ an. Siswa kelas X masih banyak yang
tidak dapat membaca Al- Qur’ an, paling tidak dari 28 siswa di kelas X ada 15 siswa yang tidak membaca Al- Qur’
an. Perihal ini membuat aku susah buat mengarahkan mereka membaca Al- qur’ an kala terdapat aplikasi membaca
Al- Qur’ an.

Wawancara penlis terhadap siswa yang bernama M.Arsad kelas X, ia mengatakan:


” aku disuruh guru Al- Qur’ an Hadits membaca Al- Qur’ an, aku membaca dengan keahlian aku, namun
terdapat kesusahan aku dalam membaca Al- Qur’ an pada panjang pendeknya teks huruf dan hukum teks pula
belum fasih, jadi aku dalam membaca Al- Qur’ an jadi kurang mudah, saat sebelum masuk ke madrasah ini
diadakan uji membaca Al- Qur’ an serta aku tercantum jenis siswa yang kurang mudah membaca Al- Qur’ an”.
( wawancara, 21 juni 2021).

Hal yang sama yang diungkapkan oleh hadi, mengatakan sebagai berikut:

keahlian aku dalam membaca Al- Qur’ an dengan belajar terus dimulai dari iqra’ 1 hingga iqra’ 4 aku kurang
menguasai panjang pendeknya teks Al- Qur’ an, namun aku membaca iqra’ ini terdapat guru mulok yang
menjelaskan mana yang wajib dibaca panjang serta mana yang wajib dibaca pendek. Kesimpulannya sedikit demi
sedikit aku dapat lancardan benar dalam membaca Al- Qur’ an, serta pada dikala di sekolah aku di panggil oleh
guru Al- Qur’ an Hadits buat tingkatkan lagi keahlian membaca Al- Qur’ an saya”.
(wawancara, 21 juni 2021)
23

Dalam observasi penulis memandang upaya guru Al- Qur’ an Hadits dalam menolong kesusahan siswa
membaca Al- Qur’ an dengan metode mengetes secara langsung pada siswa, terdapat yang mudah serta terdapat
pula yang tidak mudah dalam membaca Al- Qur’ an. Untuk anak yang kesusahan dalam membaca Al- Qur’ an serta
kurang mudah membaca Al- Qur’ an hendak diajak bertanya secara spesial di luar jam pelajaran, memahami
kesusahan dalam belajar membaca Al- Qur’ an hingga hendak dicarikan pemecahan buat membongkar kasus
tersebut.
Wawancara dengan bunda masnah S. Pd sebagai grur Al- Qur’ an Hadits di madrasah aliyah tarbiyah
mazniyah kota jambi berkata:
“ aku mengarahkan siswa- siswi di madrasah ini dengan membagikan modul, sehabis dipaparkan siswa- siswi
membaca Al- Qur’ an beserta haditnya secra bersama- sama. Apabi; a waktu pelajaranya sudah habis, hingga aku
menyuruh mereka membacanya di asrama serta ini ialah tugas mereka denganbimbingan guru mulok supaya
mereka dapat membaca Al- Qur’ an secara bertahap.”

Perihal ini bermanfaat pada siswa buat tingkatkan keahlian membaca Al- Qur’ an pada mata pelajaran Al-
Qur’ an Hadits yang akan datang dan seterusnya. Upaya ini bila dilakukan secara terus menerus dan adanya kerja
sama antara guru da siswa, dan guru sebagai pihak sekolah. Maka pada siswa tersebut akan terlihat hasil
perkembangan minat dan kemampuan belaar mebaca AlQur’an yang lebih meningkat.
Wawacara degan bapk Drs. Saiful anwar sebagai kepala sekolah madrasah aliyah tarbiyah mazniyah kota
jambi mengatakan bahwa:
“ metode yang dicoba guru Al- Qur’ an Hadits dalam meningkatkan keahlian belajar membaca Al- Qur’ an
pada siswa dengan memerintahkan siswa buat terus membaca Al- Qur’ an dengan baik serta benar.”
24

Bagi aku, apa yang di informasikan oleh ayah kepala sekolah memanglah ialah sesuatu ajuran motivasi
terhadap siswa. Kalau dalam pendidikan Al- Qur’ an ini, siswa yang kurang mudah membaca Al- Qur’ an butuh
dicermati serta senantiasa dibimbing oleh guru dengan wakyu yang lebih panjang lagi. Serta siswa tersebut merasa
lebih bahagia serta lebih bergairah dalam belajar membaca Al- Qur’ an.

b). Siswa Kelas X Dalam Melafalkan Huruf Hijaiyah Kurang Memahami Ilmu Tajwid
Siswa Kelas X Dalam Melafalkan Huruf Hijaiyah Kurang Menguasai Ilmu Tajwid Membaca Al- Qur’ an
wajib dengan mengenali ilmu tajwid serta mengatakan huruf hijaiyah dengan fasih serta benar. Biar dalam
membaca Al- Qur’ an tidak menyalahkan makna/ arti. Oleh sebab itu, dalam pendidikan Al- Qur’ an ini sangat
dicermati oleh guru Al- Qur’ an Hadits. Ada pula penulis mewawancarai siswa kelas X, yang bernama istiqomah
berkata:
“ Aku belajar membaca Al- Qur’ an dimulai dengan membaca Iqra’ 1, saat ini sudah Iqra’ 4 serta belajar
kembali membacanya di asrama, namun sahabat aku pula tidak mengerti dengan hukum idgham, izhar, qolqolah
serta lain sebagainya. Dari hukum dalam membaca AlQur’ an ini lah aku kurang mudah membaca Al- Qur’ an,
sebab tidak terdapat yang memberitahu aku tentang hokum- hukumnya.”

Perihal yang sama pula dikatakan oleh Dedi Rahman, tercantum siswa yang kurang mudah membaca Al- Qur’
an pada kelas X selaku berikut:
“ Aku masih belajar Iqra’ sebab dalam hukum qolqolah, ikhfa, idghom masih belum mengerti mana yang
dibaca dengung ataupun tidak. Dalam belajar membaca Al- Qur’ an, keahlian aku cuma dapat memastikan hukum
izhar yang dibaca secara jelas. Buat belajar ilmu tajwid butuh waktu yang banyak serta itu diajarkan pula oleh guru
25

Al- Qur’ an Hadits di madrasah Aliyah tarbiyah mazniyah Kota Jambi. Pada waktu belajar membaca Al- Qur’ an di
sekolah terpaut hukum- hukum tajwid”

Kalau observasi penulis kepada siswa- siswi yang kurang mudah membaca Al- Qur’ an di madrasah Aliyah
tarbiyah mazniyah Kota Jambi ini, bukan cuma kurang mudah membaca Al- Quran namun belum mengerti hukum-
hukum tajwid dalam membaca Al- Qur’ an. Sebab siswa- siswi ini tidak mencermati apa yang sudah dipaparkan
oleh guru Al- Qur’ an Hadits tersebut. Guru Al- Qur’ an hadits sudah mengarahkan sedikit demi sedikit, sehingga
siswa yang belum mudah membaca Al- Qur’ an saat ini sudah mudah membacanya serta kesalahan tentu terdapat
meski sedikit.
Lain dengan Beni Hardiansyah kelas XII, siswa ini pula tercantum kurang mudah membaca Al- Qur’ an, dia
mengatakan:
“ Aku membaca Al- Qur’ an kerap diajak oleh sahabat aku yang mengaji dilanggar. Aku pula diajarkan oleh
guru Al- Qur’ an Hadits mengatakan huruf hijaiyah satu persatu semacam huruf sya serta sa aku merasa kurang
mengerti yang dipaparkan guru aku. Terkadang aku sendiri yang malas belajar membaca Al- Qur’ an sebab bahagia
bermain”

Dari observasi penulis terhadap siswa- siswi yang kurang mudah membaca Al- Qur’ an serta belum paham
dalam penyebutan serta perbedaan membacanya disebabkan adanya penyebutan huruf-huruf hijaiyah yang belum
benar dan panjang pendeknya. Seperti bacaan antara huruf sya dan sa perbedaannya apabila dibaca sya, dan dibaca
sa, dan maka dibaca tsa, maka siswa-siswi ini diajarkan menyebutkan dengan baik serta benar.
Sebaliknya penulis wawancara dengan ayah Drs. Saiful Anwar, menungkapkan dengan benar kalau:
26

“ Siswa- siswi masuk ke Sekolah Madrasah Aliyah tarbiyah mazniyah Kota Jambi ini, saat sebelum mereka
diterima di sekolah ini terdapat pilih membaca Al- Qur’ an. Tiap guru berupaya uji langsung kepada siswa dalam
pembacaan Al- Qur’ an, apakah telah mudah maupun mengenali hukum tajwid dalam membaca Al- Qur’ an.
Hingga siswa yang sudah mudah membaca Al- Qur’ an, mereka hendak diterima disekolah ini. Untuk siswa yang
kurang mudah ataupun belum mengenali panjang pendeknya dalam bacaaan, hingga siswa ini diberikan
pemecahan menjajaki jam bonus”

Hingga dari observasi penulis, kalau cuma sebagian saja siswa yang kurang mudah membaca Al- Qur’ an,
diakibatkan sebagian kesusahan semacam siswa kurang menguasai panjang pendeknya teks ayat Al- Qur’ an,
terdapatnya tidak sering membaca Al- Qur’ an di asrama lebih banyak bermain serta mengerjakan tugas sekolah.
Oleh sebab itu, dalam membaca Al- Qur’ an wajib dicermati huruf- huruf hijaiyah dengan benar biar fasih dalam
membaca Al- Qur’ an.
c) Kurangnya Dasar Pendidikan Membaca Al-Qur’an Sejak Dini
Tidak seluruh siswa mempunyai bawah pembelajaran membaca Al- Qur’ an yang baik mereka miliki
dilingkungan tempat tinggal mereka. Mereka yang semenjak kecil tidak diajarkan mengaji oleh para orang tua
mereka menimbulkan anak tersebut berkembang dalam kondisi kurang biasa membaca Al- Qur’ an dengan baik
serta benar. Ini pastinya berbeda dengan siswa- siswa yang mempunyai bawah membaca Al- Qur’ an yang baik
yang mereka miliki dari area tempat tinggal mereka semacam yang didapat lewat aktivitas Pengajian Antara
Maghrib serta Isya( PAMI) ataupun Tempat Pengajian AlQur’ an( TPA) serta yang lain.
Siswa yang tidak mempunyai bawah pembelajaran membaca Al- Qur’ an semenjak dini yang baik, hendak
terasa kesusahan pada dikala mata pelajaran Al- Qur’ an. Metode membaca Al- Qur’ an yang masih belum mudah
27

pada siswa tersebut. Sebabnya dapat jadi sebab siswa- siswa ini memanglah tidak memperoleh ataupun tidak
menjajaki pengajian yang terdapat di area tempat dia tinggal.
Terpaut dengan perihal tersebut, penulis melaksanakan wawancara dengan bunda Masnah, S. Ag selaku guru
mata pelajaran Al- Qur; an Hadits di madrasah Aliyah tarbiyah mazniyah Kota Jambi yang berkata kalau:
“ Hambatan aku mengarahkan Al- Qur’ an dimadrasah ini merupakan masih terdapat sebagian siswa yang
belum mudah membaca Al- Qur’ an meski sebagiannya telah mudah membaca Al- Qur’ an. Namun siswa yang
belum mudah membaca Al- Qur’ an ini kesusahan membacanya ialah pada panjang pendeknya teks ayat Al- Qur’
an. Siswa yang kurang mudah membaca Al- Qur’ an di madrasah Aliyah tarbiyah mazniyahKota Jambi ini
sebanyak 25 orang dari totalitas siswa Aliyah ini”

Wawancara penulis dengan Teguh Utomo kelas XII, yang belum mudah membaca Al- Qur’ an dia berkata:
“ Aku benar belum mudah membaca Al- Qur’ an. Sebab aku tidak sering sekali menjajaki belajar Al- Qur’ an
yang dilaksanakan tiap pagi, terkadang aku piket serta terkada aku malas. Serta jadinya aku kurang mudah dalam
membaca Al- Qur’ an, kala di asrama aku banyak bermain bersama sahabat aku”

Wawancara dengan siswa yang bernama M.Rendi yang menduduki kelas X, ia mengatakan:
“saya ini sebelum masuk ke madrasah aliyah tarbiyah mazniyah Kota Jambi ini, saya dari sekolah menengah
pertama pada umumnya sekolah menengah pertama ini memang kurang belajar pelajaran agama. Dirumah juga
saya jarang sekali dibimbing oleh orang tua saya karena sibuk bekerja. Dilingkungan rumah ada tempat mengaji
tetapi sangat jauh dari rumah saya”

Dari hasil wawancara diatas bisa penulis pahami kalau para siswa yang tidak memiliki bawah pembelajaran
membaca Al- Qur’ an semenjak dia masih kecil kurang diajarkan oleh orang tua mereka sebab padat jadwal
bekerja, baik dari area tempat tinggalnya pula kerap hadapi kesusahan dalam belajar membaca Al- Qur’ an
28

disekolah. Ini dialami suatu hambatan ataupun hambatan dari kelancaran dalam tingkatkan keahlian membaca Al-
Qur’ an pada siswa di madrasah Aliyah tarbiyah mazniyah Kota Jambi. Mereka pula tidak sering menjajaki
aktivitas beragama yang terlaksana di asrama. Ilmu membaca Al- Qur’ an ialah ilmu bawah yang sepatutnya
diajarkan semenjak dini oleh para orang tua dirumah terhadap kanak- kanak mereka tiap- tiap.
Bila anak telah terbiasa belajar membaca Al- Qur’ an semenjak kecil, hingga anak tersebut hendak terbiasa
serta lebih gampang buat membaca Al- Qur’ an pada siswa disekolah tingkatan Menengah Atas secara baik serta
benar cocok ilmu tajwid serta tata metode membaca Al- Qur’ an.
Ilmu membaca Al- Qur’ an ialah ilmu bawah yang sepatutnya diajarkan semenjak dinni oleh para orang tua
dirumah terhadap kanak- kanak mereka tiap- tiap. Bila a1nak suda terbiasa membaca Al- Qur’ an semenjak kecil,
hingga anak tersebut hendak terbiasa serta lebih gampang membaca Al- Qur’ an pada dikala disekolah serta
membaca Al- Qur’ an dengan baik serta benar cocok dengan ilmu tajwid.
1. Upaya Yang Dicoba Guru Al- Qur’ an Hadits Buat Menanggulangi Kesusahan Membaca Al- Qur’ an Pada Siswa Di
Madrasah Aliyah Tarbiyah Mazniyah Kota Jambi.
Upaya merupakan bermacam berbagai usaha ataupun ikhtiar yang kita jalani buat menggapai sesuatu kemauan
ataupun mencari jalur keluar dari perkara yang kita hadapi. jadi, upaya merupakan bermacam berbagai langkah- langkah
strategis yang dicoba oleh guru Pembelajaran Agama Islam dalam tingkatkan 80% keahlian membaca Al- Qur’ an di
madrasah aliyah tarbiyah mazniyah Kota Jambi, antara lain:
a) Kegiatan Ekstra Kurikuler
29

Upaya atau usaha guru lakukan Upaya ataupun usaha guru jalani dalam pendidikan Al- Qur’ an buat
tingkatkan keahlian membaca AlQur’ an ini dengan membuat jam pelajaran tambahan. Guru meluangkan waktu
diluar jam pelajaran dengan memasuki kegiatan ekstra kurikuler. Wawancara dengan Ibu masnah, S.Ag sebagai
guru pembina mengatakan sebagai berikut:
“kegiatan ini dijadikan kegiatan ekstrakurikuler tetapi dijadikan kelas khusus buat siswa yang kurang mudah
membaca Al- Qur’ an sebanyak 25 siswa serta yang tiba dekat 15 orang. Terdapat 4 orang yang membina tercantum
aku pula mengarahkan kanak- kanak siswa kelas XI serta XII yang kurang mudah membaca Al- Qur’ an”

Hasil observasi penulis melihat pada jam pelajaran tambahan ini dilakukan diluar jam sekolah. Waktu yang
dilaksanakan guru pada hari sabtu jam 14:00-16:00. Guru membuat catatan bahwa anak tersebut mengikuti
pelajaran Al-Qur’an dan hasil dari upaya ini apakah ada peningkatan dari siswa tersebut. Adapun siswa yang
mengikuti pembelajaran ini rata-rata kurang mengetahui panjang pendek bacaan, terkadang menyebutkan huruf
hijaiyah juga masih belum benar.
Hasil observasi penulis melihat siswa yang belajar pada hari sabtu ini khusus siswa yang kurang lancar dalam
membaca Al-Qur’an. Yang mana kebanyakan siswa membaca Al-Qur’an masih mengeja hurufnya. Siswa madrasah
Aliyah tarbiyah mazniyah Kota Jambi ini kurang mengetahui panjang pendeknya hukum bacaan dan tajwidnya.
b) Menggunakan Metode yang Bervariasi
Penerapan metode yang dilakukan guru di madrasah Aliyah tarbiyah mazniyah Kota Jambi, telah disesuaikan
letak materi huruf yang sesuai dengan cara menyebutkan atau melafalkannya. Metode yang diterapkan seorang guru
telah tercapai dalam pembelajaran ini. Siswa bukan saja dituntut lancar
30

Dalam pengamatan penulis di madrasah Aliyah tarbiyah mazniyah Kota Jambi kalau proses pendidikan Al-
Qur’ an ini guru mengajar memakai tata cara Iqra’ mulai dari Iqra’ 2- 6 untuk siswa yang belum mudah membaca
Al- Qur’ an. Dari hasil wawancara penulis terhadap bunda masnah, S. Ag selaku guru Al- Qur’ an Hadits kelas X,
XI, XII di madrasah Aliyah tarbiyah mazniyah Kota Jambi, guru saat ini memakai tata cara lain semacam menulis
arab serta imlak secara dikte. Biar siswa tidak cuma dapat melafalkan serta membacanya saja namun pula dapat
menulis ayat- ayat Al- Qur’ an dengan benar. Biar siswa dapat membaca Al- Qur’ an hadapi kenaikan dalam proses
pendidikan.
Hasil observasi penulis terhadap guru yang mengajar Al- Qur’ an di madrasah Aliyah tarbiyah mazniyah Kota
Jambi seseorang guru telah selayaknya berfikir secara kreatif serta inovatif. Semacam tata cara membaca Al- Qur’
an secara langsung, menulis arab, serta lain sebagainya. Bersumber pada penjelasan dari wawancara serta observasi
penulis di atas kalau bisa dikenal dalam proses pendidikan Al- Qur’ an di madrasah Aliyah tarbiyah mazniyah Kota
Jambi mempraktikkan tata cara bermacam- macam dengan memakai tata cara membaca Iqra’ yang dipecah
perkelompok serta diselingi pelajaran yang lain. Sehingga siswa- siswa ini tidak merasa jenuh dalam pelajaran Al-
Qur’ an. Demikian ini pula bekal kehidupan mereka di akhirat kelak.

Anda mungkin juga menyukai