Anda di halaman 1dari 19

Riview Buku Ilmu Pendidikan karya Dr. Zakiah Daradjat, dkk.

A. IDENTITAS BUKU

Judul Buku

Ilmu Pendidikan Islam

Penulis

Dr. Zakiah Daradjat, dkk.

Penerbit

PT Bumi Aksara

Cetakan

Cetakan ke 10, 2012.

Jumlah Halaman

152

B. PENDAHULUAN

Buku yang berjudul Ilmu pendidikan islam ini merupan buku yang di karang oleh Dr.
Zakiah Daradjat, dkk., yang didalamnya membahas objek kajian tentang ilmu
pendidikan Islam tidak terlepas dari manusia dalam pandangan Islam. Manusia
dengan segala potensi yaitu manusia unggul atau manusis yang tidak berguna. Buku
ini mengarahkan bagaimana pendidikan Islam yang dikehendaki Allah sehingga dapat
menjadi acuan bagi umat Islam yang peduli dengan pendidikan. bagi mahasisa jurusan
tarbiah, buku ini memberikan pedoman tentang seluk-beluk pendidikaan islam
berkaitan dengan landasan, tujuan, tanggung jaab, keterbatasan, lingkungan, dan
implikasinya.

C. RINGKASAN BAB

Edisi ke sepuluh dari buku Dr. Zakiah Daradjat dkk, membahas mengenai ilmu
pendidikan islam yang didalamnya terdapat 8 bab, dan perinciaanya sebagai berikut:

1. Bab 1 : Pendahuluaan

2. Bab 2 : Landasan pendidikan islam

3. Bab 3 : Pengertiaan pendidikan islam

4. Bab 4 : Tujuaan pendidikan islam

5. Bab 5 : Tanggung jawab pendidikan dalam islam

6. Bab 6 : Kemungkinan dan keterbatasan pendidikan

7. Bab 7 : Lingkungan pendidikan

8. Bab 8 : Implikasi

Adapun uraian singkat dari masing masing bab, akan disajikan sebagai berikut:

Bab 1 : Pendahuluaan

Pada bab 1 ini Zakiah Daradjat menjelaskan tenteng begaimana pandangan islam
terhadap manusia, Ia menyebutkan manusia sebagai objek dari pendidikan dan juga
sebagai mahluk Allah dengan dasar Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 40. Dalam
hubungannya dengan pendidikan islam manusia sebagai mahluk yang mulia, sebagai
khalifah Allah di bumi. Manusia dikatakan sebagai mahluk yang mulia, disebabkan
karena akal dan perasaan, ilmu pengetahuaan dan kebudayaan yang seluruhnya
dikaitkan dengan sang pencipta yaitu Allah SWT, dengan dasar Al-Qur’an surat Al-
Isra’ ayat 70, dengan akal dan perasaannya manusia mapu menapung suatu ilmu
pengetahuaan yang bisa mengetasi berbagai kesulitan yang dialaminya, oleh karena
itu dalam syariaat islam terdapat kewajiban untuk menuntut ilmu dengan waktu yang
tak terbatas. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuaan manusia munculah suatu
kebudayaan yang merupakan hasil tindakan dan berfikir manusia itu terssebut

Sebagai khalifah di bumi, manusia dibebani sebagai tanggung jawab untuk


memelihara dan mengembangkan kehidupan alam inidemi kesejahteraan hidup
mereka sendiri, dengan dasar Al-Qur’an surat At- Tahrim ayat 6 dan Al-Qur’an surat
Al-Qasas ayat 77 yang melarang manusia untuk berbuat kerusakan di muka bumi.

Pada dasarnya semua manusia terlahir dalam keadaan fitrah yang berupa bentuk atau
wadah yang dapat diisi dengan perbagai pengetahuaan dan keterampilan yang dapat
berkembang sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk yang mulia.dan itu bisa
ditafsiri manusia sebagai mahluk yang berpendidikan.

Bab 2 : Landasan pendidikan islam

1. Al-Qur’an

Di dalamm Al-Qur’an terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip-prinsip


berkenaan tentang kegiatan pendidikan, dalam QS surat Al-Luqman ayat 12-19
terdapat sebuah cerita tentang prinsip materi pendidikan yang terdiri dari maslah
iman, aklakh, ibadah, sodial dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, pendidikan harus
menggunakan Al-Quran sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai teori
tentang Pendidikan Islam

2. Sunnah

Sunnah merupakan sumber kedua setelah Al-Qur’an, yang berisi petunjuk


untuk kemaslhahatan manusia dalam segala aspeknya, untuk itu Rasullallah menjadi
Guru dan Pendidik utama dirumah Shahabat Al-Arqam Ibn Abi Arqam pada saat itu,
kemudian nabi juga memanfaatkan tawanan perang bdar untuk mengajar baca tulis,
nabi juga mengajar daerah-daerah yang baru masuk islam. Oleh karena itu, Sunah
merupakan landasan kedua untuk membina pribadi muslim.

3. Ijtihad

Ijtihad merupakan suatu cara berfikir yang dignakan Ilmuan Muslim yang
digunakan untuk menetapkan Hukum Syari’at islam dalam hal yang belum ditegaskan
hkumnya di dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Ijtihat dalam ranah pendidikan harus tetap
bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah yang diolah oleh akal sehat dari Ahli
pendidikan Islam dan Teori pendidikan baru yang merupakan hasil dari sebuah ijtihat
harus dikaitkan dengan ajaran islam dan kebutuhan hidup.

Bab 3 : Pengertiaan pendidikan islam

Pendidikan dalam bahasa arabnya adalah Tarbiyyah, pengajaran


dalam bahasa Arabnya adalah Ta’liim. Pengajar dan pendidikan dalam bahasa arabnya
tarbiyyah dan ta’liim sedanagkan pendidikan islam dalam bahasa arabnya adalah
Tarbiyyah Islamiyyah.

Pendidikan adalah Suatu tindakan yang dilakukan dalam membentuk manusia untuk
merubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan ajaran agama islam dengan kata
lain pembentukan kepribadiaan muslim, pendidikan islam tidak bersifat teori saja
tetapi juga bersifat praktis di dalamnya terdapat iman dan amal shaleh yang tidak bisa
di pisahkan, itu semua guna menuju kesejahteraan hidup per orangan dan bersama.

Bab 4 : Tujuaan pendidikan islam

Dilihat dari pengertiaan pendidikan islam diatas, maka dapat diketahui tujuaan dari
pendidikan islam adalah pendidikan yang bisa membuat sesorang menjadi insan
kamil( manusia yang sempurna) dengan pola takwa, artinya manusia utuh rohani dan
jasmani dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena ketakwaannya
kepada Allah. Tujuaan pendidikan oleh zakiah dibagi menjadi 3 jenis tujuaan, yaitu:

1. Tujuaan umum
Merupakan tujuaan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, meliputi
sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Itu semua harus dikaitkan
pula dengan tujuaan pendidikan nasional Negara dan juga tujuaan institusional
lembaga tersebut, dengan melalui proses pengajaran pengalaman, pembiasaan,
penghayatan dan keyakinan akan kebenarannya.

2. Tujuaan Akhir

Insan kamil yang Merupakan tujuaan akhir dari pendidikan islam yang harus
berlangsung seumur hidup, karena dalam kehidupannya sesorang akan mengalami
naik dan turun ketakwaan, oleh karena itu seseorang tetap harus menjaga dan juga
menumbuhkan serta memepertahankan tujuaan tersebut agar ketakwaanya itu tidak
luntur dan berkurang, dan hberahir degan kematiaan dalam keadaan muslim yang
bertakwa

3. Tujuaan Sementara

Tujuaan ini mencangkup pengelaman tertentu yang direncanakan dalam kurikulum


pendidikan formal, dengan bentuk tujuaan instruksional yang dikembangkan dalam
setiap tingkatan pendidikan mulai dari pendidikan tingkat dasar sampai perguruaan
tinggi

4. Tujuaan Operasional

Tujuaan yang menuntut peserta didik untuk mencapai kemampuaan dan keterampilan
tertentu, sebagai contohnya seseorang dapat berbuat terampil melakukan, lancer
mengucapkan mengerti, memahami, menyakini dan juga menghayati.

Bab 5 : Tanggung jawab pendidikan dalam islam

1. Orang Tua

Sebagai lingkungan pertama bagi seorang anak orang tua secara kodrati mampu
memberikan suasana pendidikan secara alami, orang tua sebagai pendidik utama dan
pertama bagi anak anak meraka, pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu
bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan
mendidik,melainkan Karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan
kemungkinan alami membangun situasi pendidikan.Situasi pendidikan itu terwujud
berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik
antara orang tua dan anak.

2. Guru

Guru adalah pendidik professional,karenanya secara implicit ia telah merelakan


dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di
pundak para orang tua.Mereka ini tatkala menyerahkan anaknya ke sekolah,sekaligus
berarti pelimpahan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru.Hal
itupun menunjukan pula bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya
kepada sembarang guru/sekolah karena tidak sembarang orang dapat menjabat
guru.Syarat untuk menjadi guru yaitu:

a. Takwa kepada Allah

Tujuaan utama dari pendidikan islam adalah mendidik anak agar bertakwa kepada
Allah, tujuan itu tak kan terwujud jika seorang guru yang mendidik anak tidak takwa
kepada Allah, guru merupakan teladan bagi murid muridnya, sejauh mana seorang
guru mampu memberikan teladan yang baik pada anak didiknya sejauh itu pula
seoarang guru akan berhasil mendidik seorang ank.

b. Berilmu

Ijazah bukan semata mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa pemiliknya telah
mempunyai ilmu pengetahuaan dan kesanggupan tertentu yang diperlukan pada suatu
jabatan.

c.Sehat jasmani

Kesehatan jasmani kerap kali dijadikan syarat bagi seorang guru, guru yang mengidap
penyakit dapat membahayakan bagi peserta didik, disamping itu guru yang mengidap
penyakit dikawatirkan akan malas untuk mengajar.

d. Berkelakuaan yang baik


Budi pekerti sangatlah penting dalam mendidik peserta didik, seorang guru harus bisa
menjadi suri tauladan yang bisa di contoh oleh peserta didiknya, diantara ahlak guru
adalah: mencintai jabatannya sebagai seorang guru, bersikap adil pada semua
muridnya, berlaku sabar dan tenang, harus mempunyai wibawa, dapat bekerja sama
dengan guru lain dan juga masyarakat.

3. Masyarakat

Masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan.Secara sederhan


masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh
kesatuan negara,kebudayaaan dan agama.Setiap masyarakat mempunyai cita-
cita,peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan tertentu.

Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberi arah terhadap pendidikan anak,


terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada didalamnya. Pemimpin
masyarakat muslim tentu saja patuh menjalankan agamanya, baik dalam lingkungan
keluarganya, anggota sepermainannya, kelompok kelasnya dan sekolahnya. Bila anak
telah besar diharapkan menjadi anggota yang baik pula sebagai warga desa,warga
kota dan warga Negara, dengan demikiaan, di pundak mereka terpikul keikutsertaan
memebimbing pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.

Bab 6 : Kemungkinan dan keterbatasan pendidikan

1. Batas Pendidikan

Pendidikan dimulai dengan pemeliharaan yang merupakan persiapan kearah


pendidikan nyata,yaitu pada minggu dan bulan pertama seorang anak
dilahirkan,sedangkan pendidikan yang sesungguhnya baru terjadi
kemudian.Pendidikan dalam bentuk pemeliharaan adalah bersifat ”dresur” belum
bersifat murni.Sebab pada pendidikan murni diperlukan adanya kesadaran mental dari
si terdidik, pada pendidikan yang sesungguhnya diri anak dituntut harus bisa
memahami apa yang dikehendaki poleh pemegang kewibawaan dan menyadari bahwa
hal yang diajarkan adalah perlu baginya.

Jadi pendidikan yang sesungguhnya adalah adanya kesiapan interaksi edukatif antara
pendidik dan peserta didik.

2. Kemungkinan Keberhasilan Pendidikan


Seajuh manakah kemungkinan yang dapat dicapai oleh pendidikan pada diri
seseorang tidak dapat dinyatakan dengan jelas. Kita hanya mungkin membicarakan
tentang kemungkinan kemungkinan pendidikan secara umum.

a. Dua Aliran yang Ekstrim

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa usaha pendidikan telah dapat mencapai
sesuatu.Dalam kenyataan anak-anak terlantar yang tidak pernah menerima didikan
senantiasa berbeda dari anak-anak yang telah menerima pendidikan.

1) aliran pesimisme dalam pendidikan

Beberapa ahli biologi dan psikologiberpendapat bahwa peluang bagi para pendidik
untuk mempeoleh hasil pendidikan amat sedikit, boleh dikatakan tidak ada peluang
untuk mendidik seorang anak, mereka memandang bahwa bahwa pwrkembangan
kejadiaan anak seluruhnya ditentukan oleh hukum hukum pewarisan, sifat sifat dan
pembawaan orang tua mengalir sepanjang perkembangan dan membentuk
kemandiriaan kemandiriaan seseorang.

2) Aliran optimisme dalam pendidikan

Terdapat beberapa ahli yang bersemangat dan optimis menunggu hasil yang pasti dari
upaya pendidikan , mereka sama sekali tidak mempertimbangkan warisan bakat dan
pembawaan dan berpandangan bawa manusia dapat dibentuk melalui pemilihan
lingkungan yang tepat, dan perbaikan kehidupan yang bersifat poisitif.

2. Teori Konvergensi

Masih ada aliran yang disebut teori konvergensi,yang berpendapat bahwa pembawaan
dan lingkungan sama pentingnya,kedua-duanya sama-sama berpengaruh.

Pada manusia meski dalam keadaan pembawaan yang sama,pengaruh lingkungan itu
dapat dibuktikan.Beberapa orang kembar yang ketika lahirnya sudah dapat ditentukan
oleh tabib-tabib atau dokter bahwa pembawaan mereka sama,jika dibesarkan dalam
lingkungan yang berlainan,maka akan berlainan pula perkembangan jiwanya.

Pandangan Islam Tentang Pengaruh Faktor Warisan dan Lingkungan Serta yang Dapat
dicapai Manusia Melalui Pendidikan
1) Warisan dan Lingkungan

Insan dengan seluruh perwatakan dan cirri pertumbuhannya adalah perwujudan dua
factor yaitu faktor warisan dan lingkungan.Kedua factor ini mempengaruhi insan dan
berinteraksi denganya sejak hari pertama ia menjadi embrio hingga ke akhir
hayatnya.Oleh karena kuat dan bercampur aduknya peranan kedua faktor ini,maka
sukar sekali untuk merujuk perkembangan tubuh atau tingkah laku insan secara pasti
kepada salah satu dari kedua faktor tersebut.

2) Perubahan pada Manusia

Manusia dapat berubah karena wataknya yang luwes dan lentur,artinya watak insan
itu boleh dilentur,dibentuk dan diubah.Ia menguasai ilmu pengetahuan adat-
istiadat,nilai,tendensi atau aliran baru.Demikian pula ia dapat meninggalkan adat,nilai
dan aliran lama karena interaksi social,baik dengan lingkungan yang bersifat alam
maupun kebudayaan.Proses pembentukan identitas,sifat dan watak atau memupuk dan
memajukan ciri-cirinya yang unik dinamakan sosialisasi,atau proses
“permasyarakatan”.Mudah atau susahnya proses ini bergantung pada usia dan cara
yang digunakan.

Bab 7 : Lingkungan pendidikan

Lingkungan dalam kegiatan pendidikan,kita melihat adanya unsur pergaulan dan


unsur lingkungan yang keduanya tidak terpisahkan tetapi dapat
dibedakan.Dalampegaulan tidak selalu berlangsung pendidikan walaupun didalamnya
terdapat faktor-faktor yang berdaya guna untuk mendidik.Pergaulan merupakan unsur
lingkungan yang turut serta mendidik seseorang.

Beberapa Lingkungan Pendidikan di Luar Sekolah


1. Keluarga

Keluarga merupakan masyarakat alamiah yang pergaulan diantara anggotanya bersifat


khas.Dalam lingkungan ini terletak dasar-dasar pendidikan.Di sini pendidikan
berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang berlaku
didalamnya,artinya tanpa harus diumumkan atau dituliskan terlebih dahulu agar
diketahui dan diikuti oleh seluruh anggota keluarga.Di sini diletakan dasar-dasar
pengalaman melalui rasa kasih saying dan penuh kecintaan,kebutuhan akan
kewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan.

2. Asrama

Asrama sebagai lingkungan pendidikan memiliki ciri-ciri antara lain : sewaktu-waktu


atau dalam waktu tertentu hubungan anak dengan keluarganya menjadi terputus atau
dengan sengaja diputuskan dan untuk waktu tertentu pula anak-anak itu hidup
bersama anak-anak sebayanya.Setiap asrama mempunyai suasana tersendiri yang
amat diwarnai oleh para pendidik atau pemimpinnya dan oleh sebagian besar anggota
kelompok dari mana mereka berasal.Demikian pula tatanan dan cara hidup
kebersamaan serta jenis kelamin dari penghuninya turut membentuk suasana asrama
yang bersangkutan.

3. Perkumpulan Remaja

Pada umunya anak-anak diatas umur 12 tahun membutuhkan kumpulan-kumpulan


atau organisasi-organisasi yang dapat menyalurkan hasrat dan kegiatan yang meluap-
luap dalam diri mereka.

Sampai kira-kira umur 12 tahun pendidikan anak dapat terselenggara sepenuhnya oleh
dan dalam lingkungan keluarga,keagamaan dan sekolah

4. Lingkungan Kerja

Peralihan dari lingkungan keluarga dan sekolah ke lingkungan kerja memakan waktu
yang lama. Lingkungan kerja merupakan suatu lingkungan baru yang menuntut
berbagai penyesuaian. Dalam lingkungan itu mereka bergaul dengan orang-orang
dewasa lain yang berbeda dari yang mereka alami.Kini mereka bergaul dengan orang-
orang dewasa yang asing dan telah berpengalaman dalam lapangannya.
Sekolah sebagai lingkungan pendidikan dalam lingkungan ini seorang anak tidak bisa
menyamakan lingkungan pendidikan yang ada dalam keluarga, mulai dari suasana,
tanggung jawab, kebebasan dan juga pergaulan, suasana rumah sangat berpengaruh
kepada anak ketika sedang berada di linkungan sekolahnya, keluarga harus
menciptakan suasana yang tenang yang didalamnya tidak ada perselisihan antara satu
dengan yang lainnya, lingkungan sekolah ini diharapkan dapat menserasikan antara
hidup berlandaskan agama baik di sekolah maupun di dalam masyarakat. Dengan
dimasukkanya anak di sekolah maka terbentuklah hubungan antara rumah dan sekolah
di dalam segi pendidikanya,Yang keduanya saling memberikan dampak akan
pendidikan si anak. Oleh karenanya hubungan keduanya harus dijaga agar bisa
berjalan beriringan.

Bab 8 : Implikasi

Unsur pendidikan yang akan dibahas disini adalah Institusi, kurikulum,


Administrasi dan Supevisi, Bimbingan dan penyuluhan, dan Evaluasi.

1. Institusi

Institusi merupakan lembaga pendidikan baik pendidikan keluarga, formal, dan


pendidikan non formal yang di dalamnya terdapat pendidikan agama Islam.

Dengan upaya membimbing dan mengasuh peserta didik agar nantinya setelah selesai
dari pendidikan tersebut ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran
agama islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan Ajaran
Agam Islam sebagai pedoman hidup bagi keselamatan dan kesejahteraan hidup di
Dunia dan Akhirat.

2. Kurikulum

Kurikulum merupakan suatu program yang dirancang dan dilaksanakan un ntuk


mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu. Di dalamnya terdapat tiga komponen
yaitu, Tujuan,Isi, organisasi atau strategi. Ada dua tujuan didalamya yaitu Tujuan
yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhan dan tujuan yang ingin dicapai setiap
bidang studi, Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi
program setiap biidang studi. Sedangkan strategi merupakan cara ynag ditempuh
dalam setiap pengajaran. Cara didalam mengadakan penialaian, bimbingan dan
penyuluhan, dan bagaiamana mengatur kegiatan sekolah secara menyeluruh

3. Administrasi dan Supevisi

Administrasi merupakan usaha bersama untuk mendayagunakan semua sumber baik


personal, material, dan spiritual secara efektif dan efesien untuk menunjang
tercapainya tujuaan pendidiikan. Tujuanya untu menyusun suatu sisitem suatu
pengolaan bidang administrasi, lembaga, sehingga pengelolaan bidang tersebut dapat
menunjung terlaksananya pendidikan yang efektif dan efisien.

Supervisi merupakan pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf lembaga


agr mereka dapat menningkatkan kemampuan untuk situasi belajar mengajar yang
lebih baik. Tujuanya mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik,
melalui pemn=binaan dan peningkkatan mengajar yang lebih baik

Keduanya harus bersifat praktis, dapat dikerjakan, yang berarti mempertimbangan


situasi dan kondisi, keduanya harus berfungsi sebagai sumber informasi bagi
pengembangaan menajemen pendidikan dan meningkatakan proses belajar mengajar.

D. PERBANDINGAN DARI SUMBER LAIN

Bab 1 : Pendahuluaan

Pada bab 1 ini Zakiah Daradjat menjelaskan tenteng begaimana pandangan islam
terhadap manusia, Ia menyebutkan manusia sebagai objek dari pendidikan dan juga
sebagai mahluk Allah, manusia dikatakan sebagai mahluk yang mulia, disebabkan
karena akal dan perasaan, ilmu pengetahuaan dan kebudayaan yang seluruhnya
dikaitkan dengan sang pencipta yaitu Allah SWT.

Menurut ahmad taffir dalam bukunya yang berjudul ilmu pendidikan islam, manusia
adalah mahluk ciptaan Allah yang berkembang dipengaruhi oleh pembawaan dan
lingkungannya dan cenderung beragama, menurutnya juga manusia juga mahluk yang
utuh yang terdiri dari jasmani, akal dan rohani sebgai potensi pokok.[1]
Menurut dalam jurnal penelitiannya manusia dipandang sebagai hamba Allah,
manusia wajib mengabdi dan taat kepada Allah selaku Pencipta karena adalah hak
Allah untuk disembah dan tidak disekutukan, manusia juga di pandang sebagai
makhluk sosial Dalam hidupnya manusia membutuhkan pasangan.[2]

Bab 2 : Landasan pendidikan islam

Pada bab 2 ini Zakiah Daradjat menjelaskan tenteng landasan pendidikan islam,
menurutnya ada 3 Landasan pendidikan islam yaitu Al Quran, sunnah dan ijtihad.

Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip-prinsip berkenaan


tentang kegiatan pendidikan, Sunnah merupakan sumber kedua setelah Al-Qur’an,
yang berisi petunjuk untuk kemaslhahatan manusia dalam segala aspeknya, Ijtihad
merupakan suatu cara berfikir yang dignakan Ilmuan Muslim yang digunakan untuk
menetapkan Hukum Syari’at islam dalam hal yang belum ditegaskan hkumnya di
dalam Al-Qur’an dan Sunnah.

Senada dengan Zakiyah, ahmad tafsir juga membagi landasan pendidikan islam
menjadi tiga, namun jika zakiah menggunakan bahasa ijtihad, ahmad tasfsir
menggunakan basa yang berbeda yakni akal.[3]

Menurut M. Muntahibun nafis, membagi landasan pendidikan islam menjadi enam,


yaklni: Al- Quran, sunnah, kata kata sahabat, kemaslahatan umat, urf’ dan ijtihad.[4]

Bab 3 : Pengertiaan pendidikan islam

Pada bab 3 ini Zakiah Daradjat menjelaskan tenteng Pengertiaan pendidikan islam
adalah Suatu tindakan yang dilakukan dalam membentuk manusia untuk merubah
sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan ajaran agama islam dengan kata lain
pembentukan kepribadiaan muslim.

Menurut ahmad tafsir pengertiaan pendidikan islam adalah bimbingan yang diberikan
oleh seorang pendidik kepada peserta didik agar peserta didik berkembang secara
maksimal sesuai dengan ajaran agama islam.[5]
Menurut abuddin nata pengertiaan pendidikan islam adalah ilmu yang sejalan dengan
nilai nilai luhur yang terdapat dalam Al-quran dan hadits.[6]

Menurut M. Muntahibun nafis pengertiaan pendidikan islam adalah proses trans-


internalisasi pengetahuaan dan nilai islam kepada peserta didik melalui bimbingan
yang dilakukan secara sadar dan terus menerus sesuai dengan fitrah dan kemampuaan
individu maupun kelompok.[7]

Bab 4 : Tujuaan pendidikan islam

Pada bab 4 ini Zakiah Daradjat menjelaskan tujuaan dari pendidikan islam,
menurutnya Tujuaan pendidikan dari islam adalah pendidikan yang bisa membuat
sesorang menjadi insan kamil( manusia yang sempurna) dengan pola takwa, ia juga
membagi Tujuaan pendidikan islam ini menjadi 4 tujuaan yakni tujuaan umum, tujuan
akhir, tujuaan sementara d antujuaan operasional.

Menurut M. Muntahibun nafis ada 3, yaitu tujuaan fungsional, yakni tujuaan yang
ingin dicapain berdasarkan norma norma yang mampu mengkristalisasikan nilai nilai
yang hendak di internalisasi, tujuaan fungsional, yakni tujuaan yang sasarannya
diarahkan kepada kemampuaan peserta didik untuk memfungsikan daya kognisi
afeksi dan psikomotorik, dan tujuaan operasional, yakni tujuaan yang mempunyai
sasaran teknis menejerial.[8]

Menurut ahmad tafsir tujuaan pendidikan islam adalah menjadikan seseorang sebagai
muslim yang sempurna[9]

Bab 5 : Tanggung jawab pendidikan dalam islam

Pada bab 5 ini Zakiah Daradjat menjelaskan tenteng Tanggung jawab pendidikan
dalam islam, menurutnya yang bertanggung jawab dalam pendidikan dalam islam
bagi peserta didik ada 3, yakni:

1. orang tua yang merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anak,
guru,

2. guru adalah pendidik professional yang menggatikan peran dari orang tua dalam
mendidik anak ketika anak berada di lingkungan sekolah.
3. Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberi arah terhadap pendidikan anak,
terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada didalamnya.

Menurut ahmad tafsir yang bertanggung jawab dalam pendidikan dalam islam bagi
peserta didik ada 3, yaitu sekolah, rumah dan masyrarakat[10]

Menurut Syamsul qomar dalam jurnalnya yang bertanggung jawab dalam pendidikan
dalam islam bagi peserta didik ada 3, yaitu:

1. orang tua.

Supaya pendidikan berjalan dengan baik, maka penanggungjawab pertama dan utama
bagi anak didik di dalam keluarga adalah orang tua.

2. Tenaga pendidik

tenaga pendidik juga memiliki tanggungjawab atas berlangsungnya proses pendidikan


dan pengajaran. Oleh karena itu, pada hakekatnya tenaga pendidik tersebut
merupakan orang tua dan sesudah orang tua kandung

3. Pemerintah

Pemerintah merupakan penanggungjawab pendidikan atas dasar pertimbangan,


Pancasila yang berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, Undang-
Undang R.I moNor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)
[11]

Bab 6 : Kemungkinan dan keterbatasan pendidikan

Pendidikan dimulai dengan pemeliharaan yang merupakan persiapan kearah


pendidikan nyata,yaitu pada minggu dan bulan pertama seorang anak
dilahirkan,sedangkan pendidikan yang sesungguhnya baru terjadi kemudian, batas
akhir dari suatu pendidikan yaitu ketikia seseorang tersebut mampu menguasai dan
memimpin serta memperbaiki diri sendiri.

Menurut Ahmad tafsir, pendidikan manusia itu dimulai sejak seseorang dilahirkan
dengan membawa fitrah (potensi), dan juga dipengaruhi oleh lingkungan.[12]

Bab 7 : Lingkungan pendidikan


Pada bab 7 ini Zakiah Daradjat menjelaskan tenteng Lingkungan pendidikan,
lingkungan pendidikan menurutnya dibagi menjadi 4, yakni: keluarga, asrama,
perkumpulan remaja, rekan kerja.

Dalam artikel karya M. Dahlan R dan Lela Qodriah menjelaskan terkait lingkungan
pendidikan, menurutnya lingkungan pendidikan adalah hubungan interaksi antar
individu dengan lingkungan yang juga merupakan bagian dari penentu keberhasilan
sebuah pembelajaran juga menjadi faktor pendorong munculnya minat dalam belajar,
menurutnya lingkungan pendidikan dibagi menjadi 3 yaitu, lingkungan alam atau
luar, lingkungan dalam dan lingkungan sosial.[13]

Ahmad Tafsir,menjelaskan tentang lingkungan pendidikan dengan bahasa yang


berbeda yakni menggunakan bahasa tempat pendidikan, menurutnya tempat
pendidikan dibagi menjadi 3, yaitu rumah tangga, masyarakat dan sekolah.[14]

Bab 8 : Implikasi

Pada bab 8 ini Zakiah Daradjat menjelaskan tenteng Implikasi, beberapa unsur
pendidikan yang akan dibahas disini adalah Institusi, kurikulum, Administrasi dan
Supevisi, Bimbingan dan penyuluhan, dan Evaluasi.

Sitti Riadil Janna menjelaskan dalam jurnal penelitiaannya, terkaiat Implikasi konsep
pendidikan anak dalam perspektif Al-Ghazali dalam pendidikan agama Islam, yakni:
Pendidik, Peserta didik, Materi dan metode.[15]

E. KESIMPULAN

1. Dari ketiga pendapat diatas terkait pandangan islam terhadap manusia dapatlah
kami tarik sebuah kesimpulan bahwa, manusia merupakan mahluk Allah yang
dimuliakan dengan di beri akal perasaan dan ilmu pengetahuaan, yang dengan itu lah
manusia dituntut untuk berfikir, merasakan serta mencari ilmu pengetahuaan untuk
menjalankan penghambaannya kepada Allah.

2. Dari ketiga pendapat diatas terkait Landasan pendidikan islam, dapatlah kami tarik
sebuah kesimpulan bahwa, Landasan pendidikan islam itu ada 3 yaitu, Al-Quran yang
merupan sumber utama dan juga hukum utama dalam menyelesaikan segala persoalan
dalam kehidupan, landasan pendidikan islam yang ke dua adalah Sunnah yang
merupakan pelengkap setra penjelas bagi Al-Quraan, oleh karenanaya lah Sunnah di
jadikan hukum kedua dalam ajaran agama islam, landasan pendidikan islam yang ke 3
adalah Ijtihad atau akal yang merupakan hasil pemikiran dari para mujtahid yang
berlandaskan Al-Quran dan Sunnah dalam menyelesaikan tekaiat suatu permasalahan.

3. Dari keempat pendapat diatas terkait pengertiaan pendidikan islam, dapatlah kami
tarik sebuah kesimpulan bahwa, pengertiaan pendidikan islam adalah bimbingan yang
diberikan oleh seorang pendidik kepada peserta didik yang juga merupakan proses
trans-internalisasi pengetahuaan dan nilai islam

yang berlandaskan Al-Quraan dan Sunnah guna untuk mencetak peserta didik yang
sempurna.

4. Dari keempat pendapat diatas terkaitTujuan pendidikan islam, bagi kami


pendidikan islam harus bertujuan menjadikan seseorang yang sempurnadengan kata
lain Insan Kamil, hal itu meliputi kognitif dengan ilmu agama dan ilmu lain yang
berkembang, afektif dengan iman yang kuat, dan psikomotorik dengan ketrampilan
dalam segala bidang. Kemudian mampu menghadapi perkembangan zaman sesuai
koridor agama islam.

5. menurut pandangan kami, kalau meleihat dari pendapat keduanya tanggung


jawab pendidikan diembang oleh orang tua, karena seseorang pada awal dilahirkan
belum bisa dikenai pendidikan secara individu, makanya sebagai orang tua
seharusnya mendidiknya dengan cara yang baik secara lembut, kemudian apabila ia
sudah ada bekal yang diberikan orang tua berupa dasar-dasar pegangan hidup dan
cara-cara hidup, maka hal itu sudah menjadi tanggung jawab pribadi, dan tanggung
jawab orang tua pada saat ini sudah terputus, maka ia harus berusaha mencari ilmu
dengan guru yang di kehendaki, stelah mendapati guru, guru tersebut punya tanggung
jawab untuk mendidiknya. Pemerintah sebagai pelaksana amar ma’ruh nahi mungkah
juga bertanggung jawab untuk mendidik rakyatnya.

6. dari kedua pendapat diatas, menurut pandangan kami pendidikan dimulai sejak di
dalam kandungan sampai akhirhayat, dengan cara menyinergikan akan kemampuan
bawaan seseorang dan juga pengalaman dari lingkungan belajarnya.

7. dari beberapa pendapat tadi lingkungan pendidikan sangat berhubungan dengan


penanggung jawab pendidikan yakni keluarga, sekolah formal atau non formal, dan
masyarat

8. implikasi dalam pendidikan itu ada 2: pendidikan islam kontemporel dan


klasik.Imlikasi pendidikan kontemporer meliputi semua yang ada dalam institusi
pendidikan mulai dari Institusi (lembaga), kurikulum, administrasi , supervisi,
bimbingan dan penyuluhan , evaluasi. Sedangkan yang klasik, mencangkup pendidik,
peserta didik, materi, metode.

[1] Ahmad Tafsir, Ilmu pendidikan Islam, (PT. Remaja Rosdakarya, Bandung:2015),
h. 53.

[2] Siti Khasinah, Hakikat Manusia dalam Pandangan Islam dan Barat, Jurnal Ilmiah
Didaktika, VOL. XIII, NO. 2. http// jurnal. ar raniry. ac.id/index.php
/didaktika/article/download /480 /398 +&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id 2013

[3] Ahmad Tafir, Ilmu pendidikan Islam, h. 29-32.


[4] M. Muntahibun nafis, Ilmu pendidikan islam, (Kalimedia,Yogyakarta: 2007), h.
37- 45.

[5] Ahmad Tafir, Ilmu pendidikan Islam, h. 43.

[6] abuddin nata, Ilmu pendidikan Islam, (PT. Rajagrafindo persada, Jakarta: 2010), h.
17.

[7] M. Muntahibun nafis, Ilmu pendidikan islam, h. 26.

[8] M. Muntahibun nafis, h. 75-77.

[9] Ahmad Tafir, Ilmu pendidikan Islam, h. 69-70.

[10] Ahmad Tafir, Ilmu pendidikan Islam, h. 110.

[11] Syamsul ,Qamar , “ Penanggung Jawab Pendidikan”, Jurnal Idaarah, Volume, 0I,
NO. 01, 2017, http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/idaarah/article/viewFile/4141/3828

[12]Ahmad Tafir, Ilmu pendidikan Islam, h 50-51.

[13] M. Dahlan R, Lela Qodriah, “Lingkunan Pendidikan Islam dan Hubungannya


dengan Minat Belajar PAI Siswa SMA Negri 10 Bogor”. Edukasi Islami: Jurnal
Pendidikan Islam, Volume 07, No. 02, 2018,
(jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/ei/article/download/276/253 atau DOI :
10.30868/ei.v7i2.276, diakses 3 September 2018).

[14] Ahmad Tafir, Ilmu pendidikan Islam, h. 235-238.

[15] Sitti Riadil Janna, “ Konsep Pendidikan Anak dalam Perspektif Al-Ghazali
(Implikasinya dalam Pendidikan Agama Islam)”. Jurnal Al-Ta’di, Volume 06, No. 2,
2013. (https://media.neliti.com/media/publications/235716-konsep-pendidikan-anak-
dalam-perspektif-501e4256.pdf)

Anda mungkin juga menyukai