A. IDENTITAS BUKU
Judul Buku
Penulis
Penerbit
PT Bumi Aksara
Cetakan
Jumlah Halaman
152
B. PENDAHULUAN
Buku yang berjudul Ilmu pendidikan islam ini merupan buku yang di karang oleh Dr.
Zakiah Daradjat, dkk., yang didalamnya membahas objek kajian tentang ilmu
pendidikan Islam tidak terlepas dari manusia dalam pandangan Islam. Manusia
dengan segala potensi yaitu manusia unggul atau manusis yang tidak berguna. Buku
ini mengarahkan bagaimana pendidikan Islam yang dikehendaki Allah sehingga dapat
menjadi acuan bagi umat Islam yang peduli dengan pendidikan. bagi mahasisa jurusan
tarbiah, buku ini memberikan pedoman tentang seluk-beluk pendidikaan islam
berkaitan dengan landasan, tujuan, tanggung jaab, keterbatasan, lingkungan, dan
implikasinya.
C. RINGKASAN BAB
Edisi ke sepuluh dari buku Dr. Zakiah Daradjat dkk, membahas mengenai ilmu
pendidikan islam yang didalamnya terdapat 8 bab, dan perinciaanya sebagai berikut:
1. Bab 1 : Pendahuluaan
8. Bab 8 : Implikasi
Adapun uraian singkat dari masing masing bab, akan disajikan sebagai berikut:
Bab 1 : Pendahuluaan
Pada bab 1 ini Zakiah Daradjat menjelaskan tenteng begaimana pandangan islam
terhadap manusia, Ia menyebutkan manusia sebagai objek dari pendidikan dan juga
sebagai mahluk Allah dengan dasar Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 40. Dalam
hubungannya dengan pendidikan islam manusia sebagai mahluk yang mulia, sebagai
khalifah Allah di bumi. Manusia dikatakan sebagai mahluk yang mulia, disebabkan
karena akal dan perasaan, ilmu pengetahuaan dan kebudayaan yang seluruhnya
dikaitkan dengan sang pencipta yaitu Allah SWT, dengan dasar Al-Qur’an surat Al-
Isra’ ayat 70, dengan akal dan perasaannya manusia mapu menapung suatu ilmu
pengetahuaan yang bisa mengetasi berbagai kesulitan yang dialaminya, oleh karena
itu dalam syariaat islam terdapat kewajiban untuk menuntut ilmu dengan waktu yang
tak terbatas. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuaan manusia munculah suatu
kebudayaan yang merupakan hasil tindakan dan berfikir manusia itu terssebut
Pada dasarnya semua manusia terlahir dalam keadaan fitrah yang berupa bentuk atau
wadah yang dapat diisi dengan perbagai pengetahuaan dan keterampilan yang dapat
berkembang sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk yang mulia.dan itu bisa
ditafsiri manusia sebagai mahluk yang berpendidikan.
1. Al-Qur’an
2. Sunnah
3. Ijtihad
Ijtihad merupakan suatu cara berfikir yang dignakan Ilmuan Muslim yang
digunakan untuk menetapkan Hukum Syari’at islam dalam hal yang belum ditegaskan
hkumnya di dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Ijtihat dalam ranah pendidikan harus tetap
bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah yang diolah oleh akal sehat dari Ahli
pendidikan Islam dan Teori pendidikan baru yang merupakan hasil dari sebuah ijtihat
harus dikaitkan dengan ajaran islam dan kebutuhan hidup.
Pendidikan adalah Suatu tindakan yang dilakukan dalam membentuk manusia untuk
merubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan ajaran agama islam dengan kata
lain pembentukan kepribadiaan muslim, pendidikan islam tidak bersifat teori saja
tetapi juga bersifat praktis di dalamnya terdapat iman dan amal shaleh yang tidak bisa
di pisahkan, itu semua guna menuju kesejahteraan hidup per orangan dan bersama.
Dilihat dari pengertiaan pendidikan islam diatas, maka dapat diketahui tujuaan dari
pendidikan islam adalah pendidikan yang bisa membuat sesorang menjadi insan
kamil( manusia yang sempurna) dengan pola takwa, artinya manusia utuh rohani dan
jasmani dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena ketakwaannya
kepada Allah. Tujuaan pendidikan oleh zakiah dibagi menjadi 3 jenis tujuaan, yaitu:
1. Tujuaan umum
Merupakan tujuaan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, meliputi
sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Itu semua harus dikaitkan
pula dengan tujuaan pendidikan nasional Negara dan juga tujuaan institusional
lembaga tersebut, dengan melalui proses pengajaran pengalaman, pembiasaan,
penghayatan dan keyakinan akan kebenarannya.
2. Tujuaan Akhir
Insan kamil yang Merupakan tujuaan akhir dari pendidikan islam yang harus
berlangsung seumur hidup, karena dalam kehidupannya sesorang akan mengalami
naik dan turun ketakwaan, oleh karena itu seseorang tetap harus menjaga dan juga
menumbuhkan serta memepertahankan tujuaan tersebut agar ketakwaanya itu tidak
luntur dan berkurang, dan hberahir degan kematiaan dalam keadaan muslim yang
bertakwa
3. Tujuaan Sementara
4. Tujuaan Operasional
Tujuaan yang menuntut peserta didik untuk mencapai kemampuaan dan keterampilan
tertentu, sebagai contohnya seseorang dapat berbuat terampil melakukan, lancer
mengucapkan mengerti, memahami, menyakini dan juga menghayati.
1. Orang Tua
Sebagai lingkungan pertama bagi seorang anak orang tua secara kodrati mampu
memberikan suasana pendidikan secara alami, orang tua sebagai pendidik utama dan
pertama bagi anak anak meraka, pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu
bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan
mendidik,melainkan Karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan
kemungkinan alami membangun situasi pendidikan.Situasi pendidikan itu terwujud
berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik
antara orang tua dan anak.
2. Guru
Tujuaan utama dari pendidikan islam adalah mendidik anak agar bertakwa kepada
Allah, tujuan itu tak kan terwujud jika seorang guru yang mendidik anak tidak takwa
kepada Allah, guru merupakan teladan bagi murid muridnya, sejauh mana seorang
guru mampu memberikan teladan yang baik pada anak didiknya sejauh itu pula
seoarang guru akan berhasil mendidik seorang ank.
b. Berilmu
Ijazah bukan semata mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa pemiliknya telah
mempunyai ilmu pengetahuaan dan kesanggupan tertentu yang diperlukan pada suatu
jabatan.
c.Sehat jasmani
Kesehatan jasmani kerap kali dijadikan syarat bagi seorang guru, guru yang mengidap
penyakit dapat membahayakan bagi peserta didik, disamping itu guru yang mengidap
penyakit dikawatirkan akan malas untuk mengajar.
3. Masyarakat
1. Batas Pendidikan
Jadi pendidikan yang sesungguhnya adalah adanya kesiapan interaksi edukatif antara
pendidik dan peserta didik.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa usaha pendidikan telah dapat mencapai
sesuatu.Dalam kenyataan anak-anak terlantar yang tidak pernah menerima didikan
senantiasa berbeda dari anak-anak yang telah menerima pendidikan.
Beberapa ahli biologi dan psikologiberpendapat bahwa peluang bagi para pendidik
untuk mempeoleh hasil pendidikan amat sedikit, boleh dikatakan tidak ada peluang
untuk mendidik seorang anak, mereka memandang bahwa bahwa pwrkembangan
kejadiaan anak seluruhnya ditentukan oleh hukum hukum pewarisan, sifat sifat dan
pembawaan orang tua mengalir sepanjang perkembangan dan membentuk
kemandiriaan kemandiriaan seseorang.
Terdapat beberapa ahli yang bersemangat dan optimis menunggu hasil yang pasti dari
upaya pendidikan , mereka sama sekali tidak mempertimbangkan warisan bakat dan
pembawaan dan berpandangan bawa manusia dapat dibentuk melalui pemilihan
lingkungan yang tepat, dan perbaikan kehidupan yang bersifat poisitif.
2. Teori Konvergensi
Masih ada aliran yang disebut teori konvergensi,yang berpendapat bahwa pembawaan
dan lingkungan sama pentingnya,kedua-duanya sama-sama berpengaruh.
Pada manusia meski dalam keadaan pembawaan yang sama,pengaruh lingkungan itu
dapat dibuktikan.Beberapa orang kembar yang ketika lahirnya sudah dapat ditentukan
oleh tabib-tabib atau dokter bahwa pembawaan mereka sama,jika dibesarkan dalam
lingkungan yang berlainan,maka akan berlainan pula perkembangan jiwanya.
Pandangan Islam Tentang Pengaruh Faktor Warisan dan Lingkungan Serta yang Dapat
dicapai Manusia Melalui Pendidikan
1) Warisan dan Lingkungan
Insan dengan seluruh perwatakan dan cirri pertumbuhannya adalah perwujudan dua
factor yaitu faktor warisan dan lingkungan.Kedua factor ini mempengaruhi insan dan
berinteraksi denganya sejak hari pertama ia menjadi embrio hingga ke akhir
hayatnya.Oleh karena kuat dan bercampur aduknya peranan kedua faktor ini,maka
sukar sekali untuk merujuk perkembangan tubuh atau tingkah laku insan secara pasti
kepada salah satu dari kedua faktor tersebut.
Manusia dapat berubah karena wataknya yang luwes dan lentur,artinya watak insan
itu boleh dilentur,dibentuk dan diubah.Ia menguasai ilmu pengetahuan adat-
istiadat,nilai,tendensi atau aliran baru.Demikian pula ia dapat meninggalkan adat,nilai
dan aliran lama karena interaksi social,baik dengan lingkungan yang bersifat alam
maupun kebudayaan.Proses pembentukan identitas,sifat dan watak atau memupuk dan
memajukan ciri-cirinya yang unik dinamakan sosialisasi,atau proses
“permasyarakatan”.Mudah atau susahnya proses ini bergantung pada usia dan cara
yang digunakan.
2. Asrama
3. Perkumpulan Remaja
Sampai kira-kira umur 12 tahun pendidikan anak dapat terselenggara sepenuhnya oleh
dan dalam lingkungan keluarga,keagamaan dan sekolah
4. Lingkungan Kerja
Peralihan dari lingkungan keluarga dan sekolah ke lingkungan kerja memakan waktu
yang lama. Lingkungan kerja merupakan suatu lingkungan baru yang menuntut
berbagai penyesuaian. Dalam lingkungan itu mereka bergaul dengan orang-orang
dewasa lain yang berbeda dari yang mereka alami.Kini mereka bergaul dengan orang-
orang dewasa yang asing dan telah berpengalaman dalam lapangannya.
Sekolah sebagai lingkungan pendidikan dalam lingkungan ini seorang anak tidak bisa
menyamakan lingkungan pendidikan yang ada dalam keluarga, mulai dari suasana,
tanggung jawab, kebebasan dan juga pergaulan, suasana rumah sangat berpengaruh
kepada anak ketika sedang berada di linkungan sekolahnya, keluarga harus
menciptakan suasana yang tenang yang didalamnya tidak ada perselisihan antara satu
dengan yang lainnya, lingkungan sekolah ini diharapkan dapat menserasikan antara
hidup berlandaskan agama baik di sekolah maupun di dalam masyarakat. Dengan
dimasukkanya anak di sekolah maka terbentuklah hubungan antara rumah dan sekolah
di dalam segi pendidikanya,Yang keduanya saling memberikan dampak akan
pendidikan si anak. Oleh karenanya hubungan keduanya harus dijaga agar bisa
berjalan beriringan.
Bab 8 : Implikasi
1. Institusi
Dengan upaya membimbing dan mengasuh peserta didik agar nantinya setelah selesai
dari pendidikan tersebut ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran
agama islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan Ajaran
Agam Islam sebagai pedoman hidup bagi keselamatan dan kesejahteraan hidup di
Dunia dan Akhirat.
2. Kurikulum
Bab 1 : Pendahuluaan
Pada bab 1 ini Zakiah Daradjat menjelaskan tenteng begaimana pandangan islam
terhadap manusia, Ia menyebutkan manusia sebagai objek dari pendidikan dan juga
sebagai mahluk Allah, manusia dikatakan sebagai mahluk yang mulia, disebabkan
karena akal dan perasaan, ilmu pengetahuaan dan kebudayaan yang seluruhnya
dikaitkan dengan sang pencipta yaitu Allah SWT.
Menurut ahmad taffir dalam bukunya yang berjudul ilmu pendidikan islam, manusia
adalah mahluk ciptaan Allah yang berkembang dipengaruhi oleh pembawaan dan
lingkungannya dan cenderung beragama, menurutnya juga manusia juga mahluk yang
utuh yang terdiri dari jasmani, akal dan rohani sebgai potensi pokok.[1]
Menurut dalam jurnal penelitiannya manusia dipandang sebagai hamba Allah,
manusia wajib mengabdi dan taat kepada Allah selaku Pencipta karena adalah hak
Allah untuk disembah dan tidak disekutukan, manusia juga di pandang sebagai
makhluk sosial Dalam hidupnya manusia membutuhkan pasangan.[2]
Pada bab 2 ini Zakiah Daradjat menjelaskan tenteng landasan pendidikan islam,
menurutnya ada 3 Landasan pendidikan islam yaitu Al Quran, sunnah dan ijtihad.
Senada dengan Zakiyah, ahmad tafsir juga membagi landasan pendidikan islam
menjadi tiga, namun jika zakiah menggunakan bahasa ijtihad, ahmad tasfsir
menggunakan basa yang berbeda yakni akal.[3]
Pada bab 3 ini Zakiah Daradjat menjelaskan tenteng Pengertiaan pendidikan islam
adalah Suatu tindakan yang dilakukan dalam membentuk manusia untuk merubah
sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan ajaran agama islam dengan kata lain
pembentukan kepribadiaan muslim.
Menurut ahmad tafsir pengertiaan pendidikan islam adalah bimbingan yang diberikan
oleh seorang pendidik kepada peserta didik agar peserta didik berkembang secara
maksimal sesuai dengan ajaran agama islam.[5]
Menurut abuddin nata pengertiaan pendidikan islam adalah ilmu yang sejalan dengan
nilai nilai luhur yang terdapat dalam Al-quran dan hadits.[6]
Pada bab 4 ini Zakiah Daradjat menjelaskan tujuaan dari pendidikan islam,
menurutnya Tujuaan pendidikan dari islam adalah pendidikan yang bisa membuat
sesorang menjadi insan kamil( manusia yang sempurna) dengan pola takwa, ia juga
membagi Tujuaan pendidikan islam ini menjadi 4 tujuaan yakni tujuaan umum, tujuan
akhir, tujuaan sementara d antujuaan operasional.
Menurut M. Muntahibun nafis ada 3, yaitu tujuaan fungsional, yakni tujuaan yang
ingin dicapain berdasarkan norma norma yang mampu mengkristalisasikan nilai nilai
yang hendak di internalisasi, tujuaan fungsional, yakni tujuaan yang sasarannya
diarahkan kepada kemampuaan peserta didik untuk memfungsikan daya kognisi
afeksi dan psikomotorik, dan tujuaan operasional, yakni tujuaan yang mempunyai
sasaran teknis menejerial.[8]
Menurut ahmad tafsir tujuaan pendidikan islam adalah menjadikan seseorang sebagai
muslim yang sempurna[9]
Pada bab 5 ini Zakiah Daradjat menjelaskan tenteng Tanggung jawab pendidikan
dalam islam, menurutnya yang bertanggung jawab dalam pendidikan dalam islam
bagi peserta didik ada 3, yakni:
1. orang tua yang merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anak,
guru,
2. guru adalah pendidik professional yang menggatikan peran dari orang tua dalam
mendidik anak ketika anak berada di lingkungan sekolah.
3. Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberi arah terhadap pendidikan anak,
terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada didalamnya.
Menurut ahmad tafsir yang bertanggung jawab dalam pendidikan dalam islam bagi
peserta didik ada 3, yaitu sekolah, rumah dan masyrarakat[10]
Menurut Syamsul qomar dalam jurnalnya yang bertanggung jawab dalam pendidikan
dalam islam bagi peserta didik ada 3, yaitu:
1. orang tua.
Supaya pendidikan berjalan dengan baik, maka penanggungjawab pertama dan utama
bagi anak didik di dalam keluarga adalah orang tua.
2. Tenaga pendidik
3. Pemerintah
Menurut Ahmad tafsir, pendidikan manusia itu dimulai sejak seseorang dilahirkan
dengan membawa fitrah (potensi), dan juga dipengaruhi oleh lingkungan.[12]
Dalam artikel karya M. Dahlan R dan Lela Qodriah menjelaskan terkait lingkungan
pendidikan, menurutnya lingkungan pendidikan adalah hubungan interaksi antar
individu dengan lingkungan yang juga merupakan bagian dari penentu keberhasilan
sebuah pembelajaran juga menjadi faktor pendorong munculnya minat dalam belajar,
menurutnya lingkungan pendidikan dibagi menjadi 3 yaitu, lingkungan alam atau
luar, lingkungan dalam dan lingkungan sosial.[13]
Bab 8 : Implikasi
Pada bab 8 ini Zakiah Daradjat menjelaskan tenteng Implikasi, beberapa unsur
pendidikan yang akan dibahas disini adalah Institusi, kurikulum, Administrasi dan
Supevisi, Bimbingan dan penyuluhan, dan Evaluasi.
Sitti Riadil Janna menjelaskan dalam jurnal penelitiaannya, terkaiat Implikasi konsep
pendidikan anak dalam perspektif Al-Ghazali dalam pendidikan agama Islam, yakni:
Pendidik, Peserta didik, Materi dan metode.[15]
E. KESIMPULAN
1. Dari ketiga pendapat diatas terkait pandangan islam terhadap manusia dapatlah
kami tarik sebuah kesimpulan bahwa, manusia merupakan mahluk Allah yang
dimuliakan dengan di beri akal perasaan dan ilmu pengetahuaan, yang dengan itu lah
manusia dituntut untuk berfikir, merasakan serta mencari ilmu pengetahuaan untuk
menjalankan penghambaannya kepada Allah.
2. Dari ketiga pendapat diatas terkait Landasan pendidikan islam, dapatlah kami tarik
sebuah kesimpulan bahwa, Landasan pendidikan islam itu ada 3 yaitu, Al-Quran yang
merupan sumber utama dan juga hukum utama dalam menyelesaikan segala persoalan
dalam kehidupan, landasan pendidikan islam yang ke dua adalah Sunnah yang
merupakan pelengkap setra penjelas bagi Al-Quraan, oleh karenanaya lah Sunnah di
jadikan hukum kedua dalam ajaran agama islam, landasan pendidikan islam yang ke 3
adalah Ijtihad atau akal yang merupakan hasil pemikiran dari para mujtahid yang
berlandaskan Al-Quran dan Sunnah dalam menyelesaikan tekaiat suatu permasalahan.
3. Dari keempat pendapat diatas terkait pengertiaan pendidikan islam, dapatlah kami
tarik sebuah kesimpulan bahwa, pengertiaan pendidikan islam adalah bimbingan yang
diberikan oleh seorang pendidik kepada peserta didik yang juga merupakan proses
trans-internalisasi pengetahuaan dan nilai islam
yang berlandaskan Al-Quraan dan Sunnah guna untuk mencetak peserta didik yang
sempurna.
6. dari kedua pendapat diatas, menurut pandangan kami pendidikan dimulai sejak di
dalam kandungan sampai akhirhayat, dengan cara menyinergikan akan kemampuan
bawaan seseorang dan juga pengalaman dari lingkungan belajarnya.
[1] Ahmad Tafsir, Ilmu pendidikan Islam, (PT. Remaja Rosdakarya, Bandung:2015),
h. 53.
[2] Siti Khasinah, Hakikat Manusia dalam Pandangan Islam dan Barat, Jurnal Ilmiah
Didaktika, VOL. XIII, NO. 2. http// jurnal. ar raniry. ac.id/index.php
/didaktika/article/download /480 /398 +&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id 2013
[6] abuddin nata, Ilmu pendidikan Islam, (PT. Rajagrafindo persada, Jakarta: 2010), h.
17.
[11] Syamsul ,Qamar , “ Penanggung Jawab Pendidikan”, Jurnal Idaarah, Volume, 0I,
NO. 01, 2017, http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/idaarah/article/viewFile/4141/3828
[15] Sitti Riadil Janna, “ Konsep Pendidikan Anak dalam Perspektif Al-Ghazali
(Implikasinya dalam Pendidikan Agama Islam)”. Jurnal Al-Ta’di, Volume 06, No. 2,
2013. (https://media.neliti.com/media/publications/235716-konsep-pendidikan-anak-
dalam-perspektif-501e4256.pdf)