Anda di halaman 1dari 7

Halaman Sampul (Cover): Judul proposal PTK dan Identitas Penulisnya

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan tentang Ilmu Pendidikan tidak mungkin terbataskan dari obyek yang menjadi
sasarannya, yaitu manusia. Dan karena yang menjadi topik pembahasan sekarang adalah Ilmu
Pendidikan Islam, maka secara filosofis harus mengikutsertakan obyek utama nya, yaitu manusia
dalam pandangan islam.
1. Orang yang beribadat kepada Allah ini adalah orang yang disayangi-Nya. Kepadanya
diturunkan suatu ajaran melalui Rasul-Nya secara berturut dan beruntun, mulai dari Nabi
pertama, Adam a.s. sampai kepada Nabi terakhir ini bernama syariat islam yang terkumpul
dalam satu kitab yang bernama Al-Qur’an, dan yang telah dijelaskan oleh Rasulullah dengan
sabda-Nya, dengan perbuatannya dan pengakuannya, seterusnya dikembangkan oleh para
pengikutnya yang sudah memiliki kemampuan untuk berijtihad. Melalui ajaran inilah kita
melihat dan mengetahui pandangan islam mengenai manusia.
2. Manusia adalah makhluk paedagogik yaitu makhluk Allah yang dilahirkan membawa potensi
dapat dididik dan dapat mendidik. Makhluk itu adalah manusia. Dialah yang memiliki potensi
dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, pendukung dan
pengembang kebudayaan. Ia dilengkapi dengan fitrah Allah, berupa bentuk atau wadah yang
dapat diisi dengan berbagai kecakapan dan keterampilan yang dapat berkembang, sesuai
dengan kedudukannya sebagai makhluk yang mulia.
3. Allah memang telah menciptakan semua makhluk-Nya ini berdasarkan fitrah-Nya. Tetapi
fitrah Allah untuk manusia yang disini diterjemahkan oleh potensi dapat dididik dan
mendidik, memiliki kemungkinan berkembang dan meningkat sehingga kemampuannya
dapat melampaui jauh dari kemampuan fisiknya yang tidak berkembang. Meskipun
demikian, kalau potensi itu tidak dikembangkan, niscaya ia akan kurang bermakna dalam
kehidupan. Oleh karena itu perlu dikembangkan dan pengembangan itu senantiasa
dilakukan dalam usaha dan kegiatan pendidikan. Dengan pendidikan dan pengajaran potensi
itu dapat dikembangkan Manusia, meskipun ia lahir dengan pembawaan yang dapat
berkembang sendiri, namun perkembangan itu tidak akan maju kalau tidak melalui proses
tertentu, yaitu proses pendidikan. Kewajiban mengembangkan potensi itu merupakan beban
dan tanggung jawab manusia kepada Allah. Kemungkinan pengembangan potensi itu
mempunyai arti bahwa manusia mungkin dididik, sekaligus mungkin pula bahwa suatu saat
ia akan mendidik. Kenyataan dalam sejarah memberikan bukti bahwa memang manusia itu
secara potensial adalah makhluk yang pantas dibebani kewajiban dan tanggung jawab,
menerima dan melaksanakan ajaran Allah pencipta. Ajaran yang dibebankan kepada
manusia untuk melaksanakannya. Setiap umat islam dituntut supaya beriman dan beramal
sesuai dengan petunjuk yang digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya. Tetapi petunjuk itu tidak
datang begitu saja kepada setiap orang, seperti kepada Nabi dan Rasul, melainkan harus
melalui usaha dan kegiatan. Karena itu, usaha dan kegiatan membina pribadi agar beriman
dan beramal adalah suatu kewajiban mutlak. Usaha dan kegiatan itu disebut pendidikan
dalam arti yang umum. Dengan kalimat lain dapat dikatakan bahwa pendidikan ialah usaha
dan kegiatan pembinaan pribadi.
4. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
5. Pendidikan islam adalah rangkaian proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan
dan nilai-nilai pada anak didik melalui pertumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya,
baik aspek spiritual, intelektual, maupun fisiknya, guna keselarasan dan kesempurnaan
hidup dalam segala aspeknya sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam.
6. Berdasarkan hasil seminar pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960 dirumuskan,
pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut
ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh,mengawasi
berlakunya semua ajaran Islam.
7. Agama merupakan pendidikan yang paling utama yang harus diajarkan pada anak dalam
rangka membentuk kepribadian anak yang sesuai dengan tuntutan Agama Islam, yaitu Al-
Qur’an dan hadits. Berkaitan kepada anak semenjak dia masih kecil adalah mengajarinya
membaca Al-Qur’an dengan makhraj huruf, hukum tajwid, dan pemaknaan yang baik dan
benar. Pembelajaran membaca Al-Qur’an harus dilakukan sejak kecil, karena itu dapat
memberikan kemampuan dasar kepada anak dan dapat menjadi modal yang besar pada
masa dewasanya kelak untuk menjadi generasi Qur’ani. Suyuthi mengatakan mengajarkan
Al-Qur’an kepada anak-anak merupakan salah satu pokok dalam islam agar anak didik
dibesarkan dalam nuansa fitrahnya yang putih dan bersih, serta penuh cahaya hikmah.
8. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah (2: 2): “Al-Qur’an adalah kitab suci yang tidak ada
keraguan padanya dan merupakan petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. Petunjuk-
petunjuk Al-Qur’an adalah sebagai sumber tertinggi dalam ajaran islam. Meski tidak terinci
dan teknis melainkan secara global, di dalamnya memuat tuntunan hidup yang hakiki bagi
umat islam, yang dapat mengantarkan pada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Al-Qur’an
berisi ketauhidan (keimanan), syariah (hukum), muammalah, ibadah, sejarah dan ilmu
pengetahuan. Untuk bisa mengetahui isi kandungannya, mutlak bagi umat islam untuk bisa
membaca dan memahami isi kandungannya. Selain memahami isi kandungannya sebagai
pedoman hidup, membaca Al-Qur’an bernilai ibadah.
9. Adapun yang menjadi alasan penulis dalam memilih judul ini karena mengajarkan Al-Qur’an
sejak kecil itu adalah perlu dilakukan karena al-qur’an merupakan pedoman hidup bagi umat
islam dalam kehidupan sehari-hari, maka sebagai perwujudan dalam bentuk nyatanya
adalah menciptakan bagaimana anak atau siswa mampu membaca AlQur’an dengan baik
dan benar menurut kaidah ilmu tajwid. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah salah
satu mata pelajaran penting dan pokok yang wajib diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,
untuk melihat sejauh mana kemampuan membaca al-qur’an yang menyenangkan bukan
menakutkan atau membosankan maka guru harus memilki perhatian khusus. Karena siswa
merasa bosan dengan metode yang digunakan guru sehingga siswa kurang antusias dalam
mempelajari bacaan al-qur’an. Metode mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan
siswa didalam kegiatan belajar mengajar, dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah
ketepatan metode mengajar dengan memperhatikan tujuan, jenis dan sifat materi pelajaran
dan kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut
B. Diagnosis Permasalahan Kelas
Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti kemukakan di atas, maka dapat di
identifikasi permasalahan yang terkait dengan kemampuan membaca Al-Qur’an sebagai
berikut:
1. Kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an masih rendah
2. Metode yang di gunakan guru PAI kurang inovatif
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ketrampilan membaca Al-qur’an siswa kelas XII IPS SMAN 1 Gegesik dalam
penerapkan metode iqro’?
2. Bagaimana pelaksanaan metode Iqro’ di SMAN 1 Gegesik dalam pembelajaran Al-qur’an
siswa dikelas XII IPS 4.
3. Seberapa besar peningkatan ketrampilan membaca Al qur’an siswa kelas III setelah
penerapan metode Iqro’ di SMAN 1 Gegesik
D. Tujuan Penelitian
Tujuan adalah target yang hendak dicapai dalam suatu kegiatan penelitian. Sedangkan tujuan
penelitian dalam PTK ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan bagaimana ketrampilan dalam pembelajaran Al qur’an di SMAN 1
Gegesik sebelum penerapan iqro’
2. Mendeskripsikan pelaksanaan metode Iqro’ di SMAN 1 Gegesik
3. Mendeskripsikan peningkatan ketrampilan metode Iqro’ dalam pembelajaran membaca
Al-qur’an di SMAN 1 Gegesik

E. Manfaat Hasil Penelitian


Manfaat penelitian tentang penerapan metode iqro’ dalam kemampuan membaca siswa pada
kelas XII IPS 4 SMAN 1 Gegesik Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon tahun pelajaran
2022/2023 sebagai berikut:
a. Manfaat bagi siswa yaitu melalui penerapan metode Tartil diharapkan kemampuan baca dan
rasa senang dalam belajar dapat meningkat khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam.
b. Manfaaat bagi guru yaitu dengan penerapan metode Tartil dapat dijadikan salah satu
alternatif mengajar oleh guru dalam proses pembelajaran membaca dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam, serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
meningkatkan kemampuan membaca siswa.
c. Manfaat bagi peneliti yaitu dapat menambah pengetahuan baru bagi peneliti dalam
menerapkan methode iqro’
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Pembelajaran berasal dari kata "belajar" yang mendapat awalan pe- dan akhiran -an.
Keduanya (pe-an) termasuk konfiks nominal yang bertalian dengan prefiks verbal "me" yang
mempunyai arti proses. Menurut pendapat tradisional, belajar adalah menambah dan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan, di sini yang di pentingkan adalah pendidikan
intelektual. Lain lagi dengan pendapat para ahli pendidikan modern yang merumuskan
perbuatan belajar sebagai berikut : Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru
berkat pengalaman dan latihan. Pembelajaran, merupakan suatu proses yang terdiri dari
kombinasi dua aspek, yaitu : belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa,
mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua
aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi
interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa disaat pembelajaran
sedang berlangsung. Dengan pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi
antara peserta didik dengan pendidik serta antara peserta didik dalam rangka perubahan
sikap. Para ahli mengemukakan definisi belajar yang berbeda-beda. Namun, tampaknya ada
semacam kesepakatan diantara mereka yang menyatakan bahwa perbuatan belajar
mengandung perubahan dalam diri seseorang yang telah melakukan perbuatan belajar.
Perubahan itu bersifat intensional, positif –aktif dan efektif- fungsional. Sifat intensional
berarti perubahan itu terjadi karena pengalaman atau praktik yang dilakukan pelajar dengan
sengaja dan disadari bukan kebetulan. Sifat positif berarti perubahan itu bermanfaat sesuai
dengan harapan pelajar, disamping menghasilkan sesuatu yang baru yang lebih baik
dibanding yang telah ada sebelumnya. Sifat aktif berarti perubahan itu terjadi karena usaha
yang dilakukan pelajar, bukan terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan.
Sifat efektif berarti perubahan itu memberikan pengaruh dan manfaat bagi pelajar. Adapun
sifat fungsional berarti perubahan itu relatif tetap serta dapat direproduksi setiap kali
dibutuhkan.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
C. Penelitian- penelitian sebelumnya yang menjadi rujukan antara lain: 1. Zairuddin,
Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an secara Tartil Melalui Metode Qiroati
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Pandanretno Kec. Kajoran Kab. Magelang
Tahun 2010. 2. Bulaeng, Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an dengan Tartil Melalui
Metode Iqra Pada Siswa Kelas V di SD Inpres Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten
Gowa
C. Kerangka Pikir (Rancangan Pemecahan Masalah)
Kegiatan membaca dan pembelajaran membaca adalah pekerjaan membosankan dan
menjenuhkan. Metode pengajaran ini memungkinkan siswa belajar secara focus dan
melakukannya dengan senang hati sehingga ada perubahan perilaku siswa dalam proses
belajar mengajar dan keterampilan siswa pun meningkat.
D. Hipotesis Tindakan
Dengan penerapan metode Iqro’ dapat meningkatkan ketrampilan dalam membaca Al qur’an
pada siswa kelas XII IPS SMAN 1 Gegesik
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Tindakan
Karena penelitian tindakan kelas ini mempunyai karakteristik yang berbeda dengan
penelitian yang lain maka menyebabkan beberapa perbedaan dalam penyajian urutan metode
penelitian. Menurut Kemmisdan Mc. Taggrat penelitian ini terdiri dari 4 tahap yaitu :
perencanaan(planning),tindakan(action),pengamatan(observing), refleksi.Berikut model
penelitian tindakan kelas menurut Kemis dan Mc Taggrat.
Untuk jelasnya mengenai tahap-tahap model penelitian tersebut berikut penjelasannya :
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan tindakan apa yang akan dilakukan peneliti untuk meningkatkan
proses dan hasil belajar didalam kelas.Dalam perencanaan ini guru mempersiapkan media
(buku iqra’) yang akan digunakan dalam pembelajaran: 1) Guru mempersiapkan lembar
observasi dan catatan yang akan digunakan dalam pembelajaran. 2) Guru mempersiapkan
buku prestasi, catatan hasil belajar 3) Dalam perencanaan ini di sepakati bahwa pembelajaran
AlQur’an di mulai dari tingkat kemampuan siswa dalam membaca iqra’. b. Tindakan (action)
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan scenario yang telah dirancang,
sehinggat tercipta kondisi proses kemampuan membaca yang diharapkan pada ada tahapan ini
guru merencanakan rencana yang telah dirancang yaitu dengan melakukan tindakan: 1) Guru
membagikan buku iqra’ pada siswa 2) Guru mengajak siswa mulai belajar iqra’ dengan
bimbingan gurudengan cara privat, satu siswa disimak langsung. 3) Bagi siswayang belum maju
(membaca iqra’) dalam gilirannya supaya menulis huruf hijaiyah lebih dahulu di buku
tulis.Pada tahap ini penelitian akan melakukan pembelajaran yang sudah disiapkan dengan
menunjuk teman sejawat (guru) untuk menjadi pengamat di mana lembar observasi telah
disiapkan oleh peneliti.
c. Pengamatan (observing)
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran, yang diamati adalah proses
pembelajaran itu sendiri untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari penerapan tindakan
tersebut. Observasi ini merekam semua kejadian dan fakta yang terjadi selama pembelajaran
kemudian peneliti mencatat dalam selembar observasi maupun catatan harian.Dalam
pengamatan ini guru melakukan perhatian pada siswa dalam hal membaca, cara menghafal
bacaannya. Guru mencatat hasil pembelajaran siswa baik yang sudah lancar maupun yang
belum lancar.Observasi dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung, lembar observasi
yang disiapkan peneliti untuk mengetahui jalannya pembelajaran Al-qur’an sengan metode
iqra’.
d. Refleksi (reflection)
Refleksi dilakukan guna memperoleh gambaran tentang hasil tindakan kelas.Hasil
pekerjaan siswa dianalisis.Dari analisis dimungkinkan adanya perbaikan.Pada refleksi ini, guru
menganalisa siswa, baik hasil pembelajaran siswa, hasil pekerjaan siswa, hasil bacaan siswa,
jumlah siswa yang sudah lancar maupun yang belum lancar. Pada bab ini peneliti
menyimpulkan dan mengidentifikasi data-data yang telah diperoleh, yaitu meliputi lembar
observasi dan catatan dari guru kemudian guru yang ditunjuk menjadi observer, diskusi yang
dilakukan untuk mengevaluasi hal yag telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian
terhadap proses selama pembelajaran berlangsung. Masalah yang muncul dan hal-hal yang
berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan dalam hasil catatan selama observasi
berlangsung guru dan peneliti bisa menunjukkan antara siswa yang bisa atau mampu
membaca huruf Arab, dengan tingkat kelancaran dan kemampuan siswa masing-masing siswa
B. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan selama 1 (satu) bulan yaitu dari
tanggal 17 November 2022 sampai tanggal 25 November 2022. dilaksanakan sebanyak 3 (tiga)
siklus yang masing-masing siklus 32 terdiri dari 4 (empat) kali pertemuan. Pelaksanaan penelitian
ini dijadwalkan sesuai dengan jadwal tatap muka pembelajaran yang berlaku pada semester
genjil tahun ajaran 2022/2023 dikelas XII SMAN 1 Gegesik kecamatan Gegesik Kabupaten
Cirebon, pada hari Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis mulai pukul 12.30 – 13.30
C. Deskripsi Tempat Penelitian
D. Subjek dan Karakteristiknya
E. Skenario Tindakan
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
G. Kriteria Keberhasilan Tindakan
H. Teknik Analisis Data
Daftar Pustaka

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Umum
Kemampuan membaca Al-Qur’an santri di SMAN 1 Gegesik yang menyeimbangkan
antara ilmu agama dan ilmu umum ini sudah cukup baik, meski begitu masih banyak
siswa yang kurang lancar dalam membaca Al-Qur’an.
Banyak usaha yang dilakukan pihak Sekolah untuk meningkatkan kemampuan
membaca Al-Qur’an, salah satunya dengan menggunakan metode Iqro. Proses
pembelajaran dengan menggunakan metode Iqro sampai saat ini berjalan dengan
baik dan kondusif, para siswa yang pada metode sebelum menggunakan metode
iqro tidak tertata jika pelajaran membaca AlQur’an berlangsung sekarang menjadi
lebih rapi dan memperhatikan.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Dari hasil pengetesan membaca tersebut mengatakan bahwa membaca al-Qur’an itu
penting karena al-Qur’an adalah pedoman hidup yang dijadikan sebagai petunjuk
bagi orang yang beriman dan bertakwa yang membuktikan bahwa tidak ada
keraguan didalamnya bagi orang yang beriman dan bertaqwa. membaca al-Qur’an
bukan hanya akan mendapatkan pahala berlipat lipat melainkan akan mendapatkan
yang namanya ketenangan didalam hati dan dengan membaca al-Qur’an maka
dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt.
C. Analisa atau Pengujian Hipotesis
.Peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an dengan metode tartil sangat efektif,
yang sebelumnya masih banyak santri yang kurang memahami membaca Al-Qur’an
dengan baik yang awalnya 28 siswa/siswa yang kurang bisa membaca Al-Qur’an
setelah menggajarkan metode Iqro mengalami peningkatan yang awalnya 3 siswa
yang masih belum lancar membaca Al-Qur’an menjadi dalam kurun waktu 6 bulan.
D. Pembahasan
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru dan orang tua untuk bisa memberi
rangsangan kepada murid. Apakah itu dengan pendekatan metode dan bisa juga
dalam bentuk pendekatan pribadi sebagai daya rangsang murid.Semua ini sangat
memiliki makna yang besar bagi upaya pembelajaran yang sedang dilakukan. Santri
akan tambah sadar atau mungkin akan semakin mampu dalam menerima apa yang
diajarkan. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu suatu kondisi yang dengan
sengaja diciptakan.Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak
didik.Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar.Perpaduan dari keduanya ini
lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Di sana
semua komponen pengajaran diperankan secara optimal guna untuk mencapai
tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.87
Belajar membaca al-Qur’an melalui metode Iqro’ di SMAN 1 Gegesik pada
prinsipnya memberikan pelayanan bagi masyarakat muslim untuk belajar membaca
al-Qur’an yang diawali dasar dengan menggunakan metode Iqro’ dari belum mampu
membaca sama sekali, diharapkan setelah mengikuti kegiatan belajar metode Iqro’
santri memiliki kemampuan membaca al-Qur’an sesuai tingkat IQ yang dimiliki.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah telah diuraikan pada bab sebelumnya pada
paparan data dan temuan, maka ditemukan beberapa upaya untuk meningkatkan
kemampuan membaca al-Qur’an melalui metode Iqro’ yang telah dilakukan oleh
ustadzah yaitu: 1. Pemakaian metode privat Dalam belajar membaca al-Qur’an,
masing-masing ustadz mengajar para santri secara bergantiaan satu persatu.
Karena sifatnya yang privat maka tingkat kemampuan dan hasil yang dicapai oleh
masing-masing santri berbeda dalam satu kelas tidaklah sama. Bagi siswa yang
cerdas dan rajin, dia akan cepat menyelesaikan buku Iqro’ tersebut dari jilid 1 samapi
jilid 6 tanpa harus menunggu teman-temannya dalam satu kelas.Dan bagi santri
yang kurang cerdas atau kurang rajin, dia akan menyelesaikan buku Iqro’ nya
tersebut dalam waktu yang relatif lama.Guru memberikan untuk mendorong
siswanya untuk aktif Setiap proses pembelajaran pasti menampakkan keaktifan
orang yang belajar atau siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai
kegiatan psiskis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya
dalam bentuk kegiatan membaca, mendengarkan, menulis, meragakan dan
mengukur.Sedangkan kegiatan psikis seperti mengingat kembali isi pelajaran
pertemuan sebelumnya. Guru memberikan penghargaan atau pujian bagi santri yang
bisa membaca dengan baik dan benar Untuk mendorong minat siswa, setiap prestasi
perlu diberi penghargaan. Misalnya dengan kata-kata: bagus, pintar, yah, terus,
cantik dan sebagainya. Kalau bacaan siswa salah/ keliru jangan sekali-kali dicela
apalgi dicaci tapi cukup diberi titian ingatan, misalnya: stop, awas, coba diulangi dan
sebagainya. Dalam setiap pelaksanaan suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan
baik tentu akan menghasilkan hasil yang baik pula. Begitu juga halnya dengan
penerapan metode Iqro’ di SMAN 1 Gegesik, dengan dilaksanakannya secara efektif
maka hasilnya terbukti sesuai dengan yang diinginkan oleh guru PAI yang mengajar
di SMAN 1 tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan para santri dalam
melafalkan bacaan al-Qur’an melalui metode Iqro’ tidak terlalu susah dan tidak
mendapatkan kesulitan, karena dalam membaca al-Qur’an pembacaan hurufnya
dilakukan dengan cara langsung tanpa dieja. Jadi cara belajar membaca al-Qur’an
seperti ini cukup praktis.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan atas uraian yang telah diampaikan peneliti pada bab sebelumnya maka
dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa: Upaya untuk meningkatkan
kemampuan membaca al-Qur’an melalui metode Iqro’ di TPQ SMAN 1 Gegesik
sudah dilakukan secara maksimal dan dapat berjalan dengan baik, antara lain:
1. Pemakaian metode privat Dalam belajar membaca al-Qur’an, masing-masing
ustadz mengajar para santri secara bergantiaan satu persatu.
2. Guru memberikan pembelajaran untuk mendorong santri untuk aktif Setiap proses
pembelajaran pasti menampakkan keaktifan orang yang belajar atau siswa.
3. Guru memberikan penghargaan atau pujian bagi santri yang bisa membaca
dengan baik dan benar
B. Implikasi dan Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti dapat memberikan saran-saran
supaya pembelajaran membaca al-Qur’an melalui metode Iqro’ di SMAN 1
Gegesiklebih meningkat, perlu adanya saran dan kritik yang bersifat membangun,
diantaranya:
1. Diharapkan kepada guru PAI di SMAN 1 Gegesik Nurul Islam agar
mempertimbangkan perkembangan berfikir para siswa-siswi sebagai acuan dalam
memilih metode dan strategi belajar membaca al- Qur’an melalui metode Iqro’.
2. Diharapkan kepada para siswa/siswi di SMAN 1 Gegesik untuk tetap belajar lebih
giat lagi dalam belajar membaca al-Qur’an melalui metode Iqro’ karena itu sebagai
bekal hidup di dunia dan akhirat. Dan bagi santri yang motivasi belajar membaca al-
Qur’an melalui metode Iqro’nya kurang, mulai saat ini harus ada peningkatan yang
lebih baik karena belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Kemalasan
hanya semata-mata akan menjadikan kebodohan dan ketekunan belajar merupakan
salah satu kunci kesuksesan.

Anda mungkin juga menyukai