Taufiksiraj@uinsby.ac.id, 06010722003@uinsby.ac.id,
06010722007@uinsby.ac.id, 06020722027@uinsby.ac.id
Pendahuluan
1
Dosen Pengampu Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam Program Studi PGMI Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya Angkatan 2022
2
Mahasiswa Program Studi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya
Angkatan 2022
1
siswa. Inilah perbedaan utama antara pendidikan dan pengajaran. Dalam
pengajaran, apa yang ditransmisikan kepada siswa hanya terfokus pada unsur
pengetahuan (cognitive area). Padahal, pengetahuan dalam pendidikan hanyalah
sebagian dari materi yang harus ditanamkan kepada siswa.3
Metode Penelitian
3
Sudarto, “KETERAMPILAN DAN NILAI SEBAGAI MATERI PENDIDIKAN DALAM
PERSPEKTIF ISLAM”, dalam Jurnal Al Lubab, Volume 1, No. 1 Tahun 2016, hlm.2.
4
Nunun Niswah, “keterampilan dan nilai sebagai materi pendidikan”, PAI Fakultas Tarbiyah,
STAINU, Temanggung, 2015.
5
Lihat: https://penelitianilmiah.com/penelitian-kepustakaan/ (diakses pada 9 September 2022)
2
Pengertian Ketrampilan
Urgensi Keterampilan
6
http://saifulmmuttaqin.blogspot.com/2008/01/pembelajaran-ketrampilan.html. (Diakses pada tgl
25 maret 2012 pkl 15.45)
7
Wahyulestari, Mas Roro Diah. "Ketrampilan Dasar Mengajar di Sekolah Dasar." Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan. Vol. 1. No. 1. 2018.
3
Tuntutan keterampilan abad 21 yang harus dikuasai dan pembelajaran di
sekolah yang belum mampu menumbuhkan keterampilan atau kompetensi yang
dibutuhkan menjadi dasar utama literasi harus dikembangkan. Semakin maju
peradaban manusia, semakin tinggi pula tingkat keahlian atau skill yang
dibutuhkan. Pada zaman dahulu, seni pembuatan gerbong dianggap sudah maju
dan cukup untuk kebutuhan hidup manusia
Dikatakan dalam sebuah hadits bahwa Nabi pernah bersabda bahwa jika
pekerjaan diberikan kepada orang yang tidak ahli, yaitu. orang yang tidak terampil
dalam bidang pekerjaan, maka kehancuran pasti datang, pekerjaan tidak akan
selesai. bekerja seperti yang diharapkan. Hadits ini secara khusus mensyaratkan
bahwa setiap pekerjaan atau profesi harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli
dalam bidang itu. Dengan demikian, Islam sangat menekankan pentingnya
penguasaan teknologi di berbagai bidang dan bidang kehidupan, yang
memungkinkan setiap pekerjaan dilakukan dengan keterampilan tinggi. 8
ٰ
ْ َش ۗ قَلِياًل َّما ت
َش ُكرُون ِ َولَقَ ْد َم َّكنَّ ُك ْم فِى ٱَأْل ْر
َ ِض َو َج َع ْلنَا لَ ُك ْم فِي َها َم ٰ َعي
8
Yustiwa, G. M., Tryanasari, D., & Dayu, D. P. K. (2022). Urgensi keterampilan literasi kritis
pada guru sekolah dasar. Prosiding Konferensi Ilmiah Dasar, 3, 539-547.
9
Sudarto, “KETERAMPILAN DAN NILAI SEBAGAI MATERI PENDIDIKAN DALAM
PERSPEKTIF ISLAM”, dalam Jurnal Al Lubab, Volume 1, No. 1 Tahun 2016, hlm.4.
4
Artinya:“Sesungguhnya, Kami telah menempatkan kalian di bumi, dan telah
menentukan berbagai sumber kehidupan untuk kalian di sana. Hanya sedikit di
antara kalian yang bersyukur”. (QS Al A’raf ayat 10).
1. Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan proses pembelajaran yang tidak dapat
dipisahkan dari belajar mengajar karena tujuan guru bertanya kepada siswa
adalah untuk melatih siswa agar pecaya diri. Tetapi diharapkan para guru
harus menguasai keterampilan bertanya karena jika sutuasinya salah maka
dapat merubah perubahan tingkah laku pada siswa.
Bagi guru yang selalu aktif menginformasikan, hal ini ternyata
menjadi interaksi siswa yang jauh lebih menarik, sedangkan siswa yang
sebelumnya pasif mendengarkan penjelasan guru, jauh lebih terlibat dalam
bertanya dan menjawab pertanyaan sehingga membuat siswa menyatakan
pendapat. Hal ini menyebabkan tingkat keaktifan belajar siswa yang
tinggi. Untuk memudahkan guru dalam menggunakan keterampilan
bertanya. Maka guru harus mengetahui manfaat menggunakan
keterampilan bertanya.
2. Keterampilan Memberi Penguatan
Keterampilan penguatan berarti umpan balik positif dari guru kepada
siswa yang telah melakukan perbuatan baik. Penguatan diterapkan oleh
guru agar anak berpartisipasi lebih aktif dalam interaksi belajar-mengajar
dan siswa mengulangi tindakan yang baik, meskipun penguatan sangat
10
Referensi : https://tafsirweb.com/2464-surat-al-araf-ayat-10.html
5
mudah diterapkan, namun terkadang banyak guru yang tidak memberikan
dukungan kepada siswa yang berbuat baik.
Walaupun pemberian penguatan itu sederhana dalam pelaksanaannya,
dapat juga terjadi bahwa penguatan yang diberikan kepada siswa membuat
siswa enggan untuk belajar, karena penguatan yang diberikan tidak sesuai
dengan perbuatan siswa tersebut, yang memungkinkan berlebihan
penguatan menjadi fatal.
3. Keterampilan Memberi Variasi
Variasi adalah kegiatan guru dalam interaksi belajar mengajar, yang
bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa agar siswa selalu
menunjukkan ketekunan, semangat dan partisipasi penuh dalam belajar
mengajar. Memberikan variasi dalam proses belajar mengajar dapat
diartikan sebagai suatu perubahan dalam mengajar dalam hubungannya
satu sama lain, dalam hal ini penting bagi guru untuk menguasai metode
pengajaran yang berbeda, karena penggunaan metode yang berbeda dalam
mengajar membangkitkan semangat siswa untuk belajar.
4. Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran
Keterampilan terbuka adalah tindakan guru untuk menciptakan
kesiapan mental dan mengarahkan perhatian siswa pada apa yang sedang
dipelajari. Penyelesaian pelajaran menyimpulkan fungsi utama pelajaran.
Tujuan utama membuka pelajaran adalah mempersiapkan mental siswa
untuk melanjutkan ke topik yang dibahas. Di akhir pelajaran, guru
biasanya merangkum topik atau membuat garis besar topik yang
diajarkan, sehingga siswa dapat memiliki gambaran yang jelas tentang isi
pelajaran. Juga umum bagi guru untuk mengajukan pertanyaan tentang isi
pelajaran atau memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.11
5. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah kemampuan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya ketika
proses interaksi belajar terganggu, yaitu kegiatan yang menciptakan dan
11
Sukirman, Dadang. "Keterampilan dasar mengajar." Universitas pendidikan indonesia (2010).
6
memelihara kondisi yang optimal untuk melaksanakan proses interaksi
belajar. Ini termasuk, misalnya, menghentikan perilaku siswa yang
mengganggu, memberi penghargaan kepada siswa karena menyelesaikan
tugas tepat waktu, atau menetapkan standar kelompok yang produktif.
Kondisi belajar yang optimal tercapai jika guru mampu
membimbing siswa dan kelas serta mengarahkan mereka untuk mencapai
tujuan pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan Komunikasi yang
baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa juga merupakan
prasyarat keberhasilan pengelolaan pembelajaran.
6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok di sini mengacu pada proses sistematis di mana
sekelompok orang terlibat dalam interaksi tatap muka secara kooperatif
untuk berbagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah.
7. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan ekspositori adalah penyajian informasi secara lisan
yang disusun secara sistematis untuk menunjukkan hubungan antara satu
sama lain, seperti antara sebab dan akibat, antara definisi dan contoh, atau
dengan sesuatu yang belum diketahui ciri-ciri utama suatu kegiatan
dijelaskan. Memberi penjelasan merupakan salah satu aspek terpenting
dari aktivitas seorang guru dalam berkomunikasi dengan siswa di kelas.12
Pengertian Nilai
Nilai telah diartikan oleh para ahli dengan banyak pengertian. Pengertian
yang satu berbeda dengan pengertian yang lain karena nilai mempunyai
hubungan yang sangat erat dengan pengertian-pengertian dan aktifitas manusia
yang kompleks dan sulit ditentukan batasannya.
7
cayaan dalam mana seseorang bertindak atau menghindari suatu tindak-an, atau
mengenai yang pantas atau tidak pantas.”13
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa nilai merupakan sifat yang
melekat pada sesuatu sistem kepercayaan yang berhubungan dengan subjek yang
memberi arti. Dalam hal ini, subjeknya adalah manusia yang
mengartikan dan yang meyakini.
Nilai ialah sesuatu yang berbentuk abstrak, yang bernilai mensifati dan
disifatkan terhadap sesuatu hal yang ciri-cirinya dapat dilihat dari prilaku
seseorang, yang memiliki hubungan yang berkaitan dengan fakta, tindakan,
norma, moral, dan keyakinan. Nilai juga berfungsi sebagai petunjuk arah
bagaimana cara kita berpikir dan bertindak sesuai norma yang berlaku. Oleh
karena itu, nilai mempunyai andil atau peran yang sangat penting dalam
proses perubahan sosial14
Urgensi Nilai
Urgensi nilai adalah dimana para pengajar akan memiliki daya saing yang
tinggi dalam kehidupan didunia. Selain itu, Pendidikan yang tepat akan memiliki
pola pikir yang baik pada seseorang yang nantinya berdampak pada
peninggakatan kreativitas.15 Islam memandang pendidikan nilai sebagai inti dari
pendidikan itu sendiri. Nilai yang dimaksud tersebut adalah akhlak, yakni nilai-
nilai yang berasal dari ajaran Agama Islam yang bersumberkan Al-Quran dan
Hadis. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Orang mukmin yang paling sempurna
imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (Riwayat Abu Dawud No. 4682 di
Kitaabus Sunnah dan Tirmidzi No. 1162 di Kitaabur Radhaa’) Demikian Juga
13
M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm.60
14
Nunung Isa Ansori, “Aktualisasi Nilai-Nilai Islam Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Surya Buana”, Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Malang,
2007), hlm. 25.
15
Main admin “Urgensi Pendidikan Untuk Kemanusiaan”
https://www.metrouniv.ac.id/artikel/urgensi-pendidikan-untuk-kemanusiaan/ (diakses pada 9
Januari 2022 pukul 11:14 pm)
8
dalam sabda Rasullullah yang lain “Tidaklah Aku diutus melainkan untuk
menyempurnakan akhlak manusia.” Tujuan pendidikan nilai yang merupakan
tujuan pendidikan akhlak yaitu dalam rangka melaksanakan perintah Allah, bukan
hanya untuk mendapatkan harta, kekuasaan, kenikmatan, ataupun kebahagiaan
hidup di dunia semata.
Oleh karena itu dapat kita pahami bahwa pendidikan nilai dalam Ajaran
Agama Islam berperanan penting dalam upaya mewujudkan manusia yang utuh
atau insan kamil. Tantangan pendidikan Islam khususnya di negara Indonesia
adalah bagaimana mengimplementasikan nilai-nilai agama Islam kepada peserta
didik secara utuh dan kaffah yang tidak saja menguasai pengetahuan, akan tetapi
mempunyai kualitas iman, dan akhlak mulia. Karena tujuan dari pendidikan Islam
adalah membentuk manusia yang mempunyai kepribadian yang serasi dan
seimbang; tidak saja bidang agama dan keilmuan, melainkan juga keterampilan
dan akhlak. Al-Abrasyi menjelaskan bahwa aspek pendidikan akhlak sebagai
tujuan pendidikan Agama Islam dan merupakan kunci utama bagi keberhasilan
manusia dalam menjalankan tugas kehidupan.16
1. Nilai Ilahi, nilai yang dititahkan nabi pada RasulNya yang berbentuk
taqwa, iman, adil, yang diabadikan dalam wahyu Ilahi. 18
Nilai ilahi dalam
aspek teologi tidak akan pernah mengalami perubahan. Sedangkan aspek
Alamiyahnya dapat mengalami perubahan sesuai dengan zaman dan
lingkungannya.
16
Imelda, Ade. "Implementasi Pendidikan Nilai Dalam Pendidikan Agama Islam." Al-Tadzkiyyah:
Jurnal Pendidikan Islam 8.2 (2017): 227-247.
17
Muhaimin, Abd. Mujb, pemikiran pendidikan islam,(bandung : Bumi Aksara,1991) hlm 111
18
Muhaimin; Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam; Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar
Operasionalisasinya (Bandung: Trigenda Karya, 1993), hlm. 111
9
2. Nilai Insani, nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia serta hidup dan
berkembang dari peradaban manusia19. Nilai insani akan terus
berkembang ke arah yang lebih maju dan lebih tinggi. Nilai ini bersumber
dari ra’yu, dan adat istiadat.
Dalam filsafat, nilai dibedakan menjadi tiga macam yaitu nilai logika, nilai
estetika, nilai etika/moral.
1. Nilai logika kata logika yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang
diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa berasal dari bahasa
Yunani logos.20 Agama Islam telah memerintahkan kepada pengikutnya
untuk senantiasa menggunakan akal pikiran yang telah diberikan Allah
SWT kepada mereka untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi
dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk menambah ilmu pengetahuan
yang diinginkan.
2. Nilai estetika adalah Dalam pengertiannya dari berbagai pakar seperti
Shiller yang dikutip oleh Sunarto Pendidikan estetika merupakan metode-
metode atau sarana-sarana yang mengambil manajemen pendidikan untuk
menumbuhkan rasa indah yang dimiliki seorang anak, yaitu melalui kerja
seni. Pendidikan estetika bukan hanya pendidikan sekolah biasa,
sesungguhnya pendidikan estetika merupakan dasar yang membuat dasar
bagi pendidikan memberikan keseimbangan bagi anak.21 Kesimpulannya,
pendidikan estetika merupakan Pendidikan yang mengutamakan
bagaimana didapatkannya pengalaman estetik melalui proses berkesenian
dalam kehidupan22
3. Nilai moral adalah nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk dari
manusia. Kata etika juga sangat erat kaitannya dengan tata krama. istilah
ini mempunyai pengertian tentang nilai-nilai dalam masyarakat yang
19
ibid
20
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Logika
21
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,
2004), hal. 35
22
Sahman, Estetika: Telaah Sistemik dan Historik, (Semarang: IKIP Semarang Press., 1993), hal.
29
10
disepakati bersama untuk membentuk perilaku, serta tutur kata yang
baik.23
1. Nilai material, ialah segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani
manusia atau kebutuhan material ragawi manusia.
2. Nilai vital, ialah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas.
3. Nilai kerohanian, ialah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai rohani dapat dibedakan sebagai berikut:
3.1 Nilai kebenaran yang bersumber dari akal (rasio, budi, dan
cipta manusia).Nilai keindahan atau estetis, yang bersumber
pada unsur perasaan emotion manusia.
3.2 Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur
kehendak manusia.
3.3 Nilai religious merupakan nilai kerohanian tertinggi atau
mutlak. Pada nilai religious ini bersumber pada kepercayaan
dan keyakinan manusia.24
Simpulan:
11
menjadikan 2 pandangan nilai yang berbeda. Nilai dan budaya dapat diterima jika
tidak bertentangan dengan nilai Islam.
Daftar Pustaka
12