Anda di halaman 1dari 74

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya setiap satuan pendidikan memiliki sistem untuk


menghasilkan lulusan yang berkualitas. Apalagi semenjak Tahun 2014
Pemerintah telah menetapkan bahwa kualitas lulusan Perguruan Tinggi harus
sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang
dikaitkan dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti). Kualitas
lulusan suatu perguruan tinggi salah satunya dipengaruhi kualitas kurikulum
yang diterapkan. Kurikulum merupakan keseluruhan rencana dan pengaturan
mengenai capaianpembelajaran, lulusan, bahan ajar, proses, dan penilaian
pembelajaran yangdigunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi
pada sistempendidikan khususnya pendidikan tinggi. Dikti sangat mendukung
dan mendorong pengembangan kurikulum di perguruan tinggi. Keterlibatan
Dikti hanya sampai sejauh mengembangkan buku rujukan dalam penyusunan
atau pengembangan kurikulum, hal ini dikarenakan penyusunan kurikulum
adalah hak otonomi setiap perguruan tinggi.
Salah satu unsur penting dalam sebuah kurikulum adalah adanya bahan
ajar yang sesuai dengan capaian pembelajaran yang telah ditetapkan. Bahan
ajar sangat berfungsi untuk membuat para mahasiswa cepat memahami
pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari. Penyediaan bahan ajar yang
sangat lengkap dan mudah diperoleh serta penggunaan alat peraga yang
dilengkapi dengan gambar yang menarik, gerak, bunyi, simulasi dan dipandu
oleh instruktur secara maya serta dapat dilakukan berulang-ulangmembuat para
mahasiswa akan betah dan mudah mencerna pengetahuandengan baik . Seperti
media cetak Koran yang berinovasi menyajikan berita dengan gambar dan
grafik untuk membantu pembaca agar mudah memahami isi berita. Inovasi
tersebut sangat sempurna bila ditempelkan dengan kemampuan teknologi
informasi, di mana pelaku belajar dapat mendengar, membaca, dan juga

1
memperagakan walaupun di dalam dunia maya, namun bagus untuk
membentuk pengetahuan dan prilakumahasiswa. Anjuran dari Unesco untuk
memanfaatkan internet melalui web yang tersedia atau web pribadi dosen
untuk meletakkan bahan ajar adalah suatu kemajuan.Bahan ajar yang baik
ditulis dan dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip instruksional. Dosen dapat
menulis sendiri bahan ajar yang ingin digunakan dalam proses instruksional
perkuliahan. Namun, dosen juga dapat memanfaatkan buku teks atau bahan dan
informasi lain yang sudah ada di pasaran untuk dikemas kembali atau ditata
sedemikian rupa sehingga dapat menjadi bahan ajar.
Untuk membuat atau merancang suatu bahan ajar tidaklah sembarangan.
Ada prosedur dan komponen-komponen yang harus menjadi perhatian dosen
sehingga dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Untuk itulah
makalah ini dibuat, agar kita dapat mengetahui, peran, prosedur serta
implementasi bahan ajar yang diperuntukkan bagi perguruan tinggi.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka makalah ini membatasi penjelasan
tentang:
1. Peran bahan ajar pada perguruan tinggi
2. Prosedur bahan ajar pada perguruan tinggi
3. Implementasi bahan ajar pada perguruan tinggi
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk menjelaskan peran bahan ajar pada perguruan tinggi
2. Untuk menjelaskan prosedur pembuatan bahan ajar pada perguruan tinggi
3. Untuk menjelaskan implementasi bahan ajar pada perguruan tinggi
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai
pihak, terutama:
1. Tenaga pendidik, sebagai tambahan wawasan mengenai bahan ajar, peran,
prosedur, serta implementasi bahan ajar.

2
2. Penulis, sebagai wadah untuk mengembangkan kompetensi mengenai bahan
ajar pada perguruan tinggi.
BAB III
KAJIAN TEORI
A. Kurikulum 2013
Kurikulum adalah salah satu variabel yang mempengaruhi sistem
pendidikan nasional.Kurikulum harus dirancang dalam rangka
mengembangkan segala potensi yang ada pada mahasiswa. Kurikulum
merupakan pedoman dalam proses pendidikan yang di dalamnya terdapat
aturan interaksi antara pendidik dan mahasiswa. Komitmen pemerintah untuk
memperbaiki kurikulum pendidikan di Indonesia terlihat dari perombakan
yang dilakukan terhadap kurikulum di tiga jenjang pendidikan, yaitu PT
dasar, menengah, dan tingkat atas.
Kurikulum yang dipakai di Indonesia pada saat ini adalah Kurikulum
2013. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum Tingkat
Satuan pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat
kompetensi mahasiswa dari sisi pengetahuan, keterampilan dan sikap secara
utuh (Kemendikbud, 2014 dalam M. Nuh). Pada kurikulum 2013, mahasiswa
dituntut untuk dapat mandiri, kritis dan aktif dalam menemukan hal-hal baru,
menganalisis, dan menyimpulkan setiap apa yang didapatkan dalam proses
pembelajaran.Allah berfirman dalam surat An-Nahl : 43
َ ‫َو َماأَرْ َس ْل َنا ِم ْن َق ْبلِ َكإِاَّل ِر َجااًل ُنوحِيإِلَي ِْه ۚمْ َفاسْ أَلُواأَهْ اَل ِّلذ ْك ِرإِ ْن ُك ْن ُت ْماَل َتعْ لَم‬
‫ُون‬
Artinya : “dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang laki-
laki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada
orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”
Pertanyaan merupakan indikasi sikap kritis yang muncul dari proses
mendengar atau berpikir. Kurikulum 2013 menuntut mahasiswa untuk aktif di
dalam kelas, salah satunya dengan aktif bertanya. Dengan memberi
kesempatan mahasiswa bertanya atau menjawab pertanyaan
dosenmenumbuhkan suasana pembelajaran yang akrab dan menyenangkan.

3
Dalam mengajukan pertanyaan diperhatikan kualitas pertanyaan. Pertanyaan
yang berkualitas akan menghasilkan jawaban yang berkualitas.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirilis pada tahun
2004 dan KTSP 2006. Dalam implementasi kurikulum, dosen dituntut untuk
secara professional merancang pembelajaran afektif, dan bermakna
(menyenangkan), megorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan
pembelajaran yang tepat, menetukan prosedur pembelajaran dan
pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria
keberhasilan (Mulyasa, 2014).
Kompetensi yang dimiliki seorang dosen sangat mempengaruhi
keberhasilan kurikulum 2013, sedikitnya ada empat kompetensi yang harus
dikuasi dosen, yaitu kompetensi pedagogi, profesional, kepribadian, dan
sosial. Dengan adanya empat kompetensi ini, diharapkan dosen dapat
membantu mahasiswa agar memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang lebih baik. Dengan demikian pola pikir mahasiswa akan
lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Hal ini ditegaskan dalam
Permendikbud Nomor 67 (2013:4) bahwa “Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia.” Berdasarkan Permendikbud Nomor 67
tersebut, dapat kita lihat usaha pemerintah dalam rangka penyempurnaan
kurikulum sehingga dapat tercapainya insan pelajar yang dapat berpikir
kreatif, inovatif, dan produktif.Pengembangan Kurikulum 2013 harus
memiliki panduanyang berperan sebagai acuan untuk melaksanakan
pendidikan. Bahan ajar merupakan salah satu panduan yang telah
dipersiapkan untuk mendukung penerapan kurikulum ini.
B. Landasan Agama dan Landasan Yuridis Kurikulum Perguruan Tinggi
1. Landasan Agama

4
Pada dasarnya konsep belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu
proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau
pengalaman tertentu. Hal ini dapat terlaksana dengan baik atas
ketersediaan bahan ajar yang baik sehingga materi-materi yang diajarkan
dapat tersampaikan dengan benar. Hal ini sejalan dengan Firman Allah
dalam Al-Qur’an Surah Maa-idah ayat 46 :

Artinya : Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan
Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat.
Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya
(ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan
kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta
pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa
Dalam Al-Qur'an Allah SWT juga menjelaskan bahwa segala
sesuatu yang diperbuat di hari esok haruslah direncanakan terlebih
dahulu. Hal ini dijelaskan dalam surat al Hasyr ayat 18.

ۚ ‫يَاأَيُّهَاالَّ ِذينَآ َمنُوااتَّقُوااللَّهَ َو ْلتَ ْنظُرْ نَ ْف ٌس َماقَ َّد َم ْتلِ َغ ۖ ٍد َواتَّقُواهَّللا‬


َ ُ‫إِنَّاللَّهَ َخبِي ٌربِ َماتَ ْع َمل‬
‫ون‬
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap individu memperhatikan merencanakan apa yang akan
diperbuatnya di hari esok. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah mengetahui apa yang akan kamu kerjakan".
Dengan demikian perencanaan berkaitan dengan penentuan apa
yang akan dilakukan. Mengingatperencanaan merupakan suatu proses
untuk menentukan ke mana harus pergi dan mengindetifikasikan
persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.

5
Lebih lanjut dijelaskan dalam hadist Rasulullah SAW, bahwa
perencanaan itu bersifat dinamis. Dinamis, yakni bahwa perencanaan
pendidikan selalu diarahkan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dari
sebelumnya.  Rasulullah Saw dalam riwayat al-Hakim bersabda:

‫ ومن كان يومه مثل أمسه‬،‫من كان يومه خيرا من أمسه فهو رابح‬
‫فهو مغبون ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون‬
Artinya :“Barangsiapa yang harinya (hari ini) lebih baik dari
sebelumnya, maka ia telah beruntung; barangsiapa harinya seperti
sebelumnya, maka ia telah merugi; dan barangsiapa yang harinya lebih
jelek dari sebelumnya, maka ia tergolong orang-orang yang terlaknat”.
Islam menggambarkan belajar dan kegiatan pembelajaran
dengan bertolak dari firman Allah Q.S An-Nahl ayat 78, sebagai berikut:

Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam


keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberikanmu
pendengaran, penglihatan dan hati,agar kamu bersyukur.”
Makna dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa pada mulanya
manusia itu tidak memiliki pengetahuan atau tidak mengetahui sesuatu
apapun. Maka belajar adalah “perubahan tingkah laku lebih merupakan
proses internal mahasiswa dalam rangka menuju tingkat kematangan”.
Selain itu, sebagai seorang tenaga pendidik kita harus betul-
betul memahami kewajiban menyebarluaskan ilmu dan larangan
menyembunyikannya, seperti yang diterangkan dalam Q.S Ali-Imran
ayat 187:

6
Artinya:“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang
yang telah diberi Kitab (yaitu), ‘Hendaklah kamu benar-benar
menerangkannya (isi Kitab itu) kepadamanusia, dan janganlah kamu
menyembunyikannya,lalu mereka melemparkan (janji itu) ke belakang
punggung mereka dan menjualnya dengan harga murah. Maka itu
seburuk-buruk jual-beli yang mereka lakukan.”
Dari uraian penjelasan al-Qur’an dan Hadist di atas dapat diketahui
bahwa pentingnya perencanaan, terutama perencanaan dalam
pembelajaran. Karena perencanaan atau rancangan bersifat dinamis yang
selalu mengarah kepada seseuatu yang baik, maka diperlukan suatu
inovasi dalam pembuatan Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran. Agar
terjadi perubahan suasana dalam pembelajaran.

2. Landasan Yuridis
a. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor 20 Tahun
2003.
1) Pasal 1 ayat 1 menjelaskan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
mahasiswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
2) Pasal1 ayat 19 menyatakan bahwaKurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
b. Undang – undang No 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi

7
1) Pasal 1 ayat 2
Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program
magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis,
yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan
bangsa Indonesia.
2) Pasal 1 ayat 6
Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan
Pendidikan Tinggi.
3) Pasal 1 ayat 14
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi melalui Pendidikan, Penelitian, dan
Pengabdian kepada Masyarakat.
4) Pasal 1 ayat 15
Mahasiswa adalah mahasiswa pada jenjang Pendidikan Tinggi.
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
Pasal 23 tentang Otonomi pengelolaan pada PTN, meliputibidang
akademik, penetapannorma, kebijakan operasional, dan pelaksanaan
pendidikan terdiri atas:
1) Persyaratan akademik mahasiswa yang akan diterima
2) Kurikulum Program Studi
3) Proses Pembelajaran
4) Penilaian hasil belajar
5) Persyaratan kelulusan, dan
6) Wisuda
d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Standar yang diatur di lingkup DIKTI diantaranya:
1) Standar Nasional Pendidikan, yang terdiri dari 8 standar diantaranya:

8
a) Standar Kompetensi Lulusan
b) Standar Isi
c) Standar Proses
d) Standar Penilaian
e) Standar dosen dan tenaga kependidikn
f) Standar sarana dan prasarana pembelajaran
g) Standar pengelolaan pembelajaran
h) Standar pembiayaan pembelajaran
2) Standar Nasional Penelitian
3) Standar Nasional Pengabdian Masyarakat
4) Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 73 Tahun 2013
tentangPenerapan kerangka kualifikasi Nasional Indonesia bidang
Pendidikan Tinggi.
C. Kerangka KualifikasiNasional Indonesia (KKNI)
KKNI disusun sebagai respon dari ratifikasi yang dilakukan
Indonesia pada tanggal 16 Desember 1983 dan diperbaharui tanggal 30
Januari 2008 terhadap konvensi UNESCO tentang pengakuan pendidikan
diploma dan pendidikan tinggi (The International Convention on the
Recognition of Studies, Diplomas and Degrees in Higher Education in Asia
and the Pasific). Dalam hal ini dengan adanya KKNI maka negara-negara
lain dapat menggunakannya sebagai panduan untuk melakukan penilaian
kesetaraan capaian pembelajaran serta kualifikasi tenaga kerja baik yang
akan belajar atau bekerja di Indonesia maupun sebaliknya apabila akan
menerima pelajar atau tenaga kerja dari Indonesia.
Landasan hukum mengenai KKNI tertuang dalam Peraturan Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan RI No 73 Tahun 2013 tentangPenerapan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia bidang Pendidikan Tinggi.Pasal 10
ayat 4 yang berbunyi,dalam menerapkan KKNI bidang pendidikan tinggi,
perguruan tinggi mempunyai fungsi dan tugas diantaranya:

9
1. Setiap program studi wajib menyusun deskripsi capaian pembelajaran
minimal mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai dengan
jenjang.
2. Setiap program studi wajib menyusun kurikulum, melaksanakan, dan
mengevaluasi pelaksanaan kurikulum mengacu pada KKNI bidang
pendidikan tinggi sesuai dengan kebijakan, regulasi, dan panduan tentang
penyusunan kurikulum program studi sebagaiman dimaksud pada ayat 3
huruf b.

3. Setiap program studi wajib mengembangkan sistem penjaminan mutu


internal untuk memastikan terpenuhinya capaian pembelajaran program
studi.
KKNI dilatarbelakangi dengan dua alasan yaitu alasan eksternal dan
internal. Alasan eksternal diantaranya tantangan dan persaingan global serta
rativikasi Indonesia diberbagai konvensi. Alasan Internal diantaranya,
kesenjangan mutu, jumlah dan kemampuan, relevansi lulusan dengan daya
tampung dunia kerja yang mengakibatkan banyaknya pengangguran, beragam
aturan kualifikas dan beragam pendidikan. Berikut konsep KKNI dapat
dilihat dari alur pendidikan formal, peningkatan karier di dunia kerja,
peningkatan prifesionalitas dan pengalaman atau belajar mandiri.

Diagram. Konsep KKNI

10
D. Kurikulum Pada Perguruan Tinggi
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi, kurikulum adalah seperangkat rencanadan pengaturan mengenai
capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses,dan penilaian sebagai
pedoman penyelenggaraan program studi.
Pada dasarnya setiap satuan pendidikan memiliki sistem untuk
menghasilkan lulusan yang berkualitas. Sistem pendidikan tinggidi Indonesia
memiliki empat tahapan pokok, yaitu :
1. Input
2. Proses
3. Output
4. Outcomes.
Input Perguruan Tinggi (PT) adalah lulusan SMA, MA, dan SMK
sederajat yang mendaftarkan diri untuk berpartisipasi mendapatkan
pengalaman belajar dalam proses pembelajaran yang telah ditawarkan.
Input yang baik memiliki beberapa indikator, antara lain nilai kelulusan
yang baik, namun yang lebih penting adalah adanya sikap dan motivasi
belajar yang memadai. Kualitas input sangat tergantung pada pengalaman
belajar dan capaian pembelajaran calon mahasiswa.
Setelah mendaftarkan diri dan resmi menjadi mahasiswa, tahapan
selanjutnya adalah menjalani proses pembelajaran. Proses pembelajaran
yang baik memiliki unsur yang baik dalam beberapa hal, yaitu: (1) capaian
pembelajaran (learning outcomes) yang jelas, (2) OrganisasiPT yang sehat
(3) Pengelolaan PT yang transparan dan akuntabel, (4) Ketersediaan
rancangan pembelajaran PT dalam bentuk dokumen kurikulum yang jelas
dan sesuai kebutuhan pasarkerja, (5) Kemampuan dan ketrampilan SDM
akademik dan nonakademik yang handal dan professional, (6)
Ketersediaan sarana-prasarana dan fasilitas belajar yang memadai. Dengan
memiliki keenam unsur tersebut, PT akan dapat mengem bangkan iklim

11
akademik yang sehat, serta mengarah pada ketercapaian masyarakat
akademik yang profesional. Pada perkembangannya, ketercapaian iklim dan
masyarakat akademik tersebut dijamin secara internal oleh PT masing-
masing. Namun, proses penjaminan kualitas secara internal tersebut hanya
dilakukan oleh sebagian kecil PT saja. Oleh karenanya, pemerintah melalui
Menteri Pendidikan danKebudayaan, mensyaratkan bahwa PT harus
melakukan proses penjaminan mutu secara konsisten dan benar agar dapat
menghasil kan lulusan yang baik.
Setelah melalui proses pembelajaran yang baik, diharapkan akan
dihasilkan lulusan PT yang berkualitas. Beberapaindikator yang sering
digunakan untuk menilai keberhasilan lulusan PT adalah (1) IPK (2) Lama
Studi dan (3)Predikat kelulusan yang disandang. Namun
prosesinitidakhanya berhenti disini.Untukdapat mencapai keberhasilan,
perguruan tinggi perlu menjamin agar lulusan nya dapat terserapdi pasar
kerja. Keberhasilan PT untuk dapatmengantarkan lulusannya agar diserap
dan diakui oleh pasarkerja dan masyarakat inilah yang akan juga membawa
nama dan kepercayaan PT di mata calon pendaftar yang akhirnya bermuara
pada peningkatan kualitas dan kuantitas pendaftar (input).
Jika dikaitkan dengan sistem pendidikan tinggi yang telah diuraikan
sebelumnya, maka kurikulum dapat berperan sebagai:
1. Sumber kebijakan manajemen pendidikan tinggi untuk menentukan arah
penyelenggaraan pendidikannya.
2. Filosofi yang akan mewarnai terbentuknya masyarakat dan iklim
akademik.
3. Patron atau pola pembelajaran, yang mencerminkan bahan kajian, cara
penyampaian dan penilaian pembelajaran.
4. Atmosfer atau iklim yang terbentuk dari hasil interaksi manajerial PT
dalam mencapai tujuan pembelaja rannya.
5. Rujukan kualitas dari proses penjaminan mutu
6. Ukuran keberhasilan PT dalam menghasilkan lulusan yang bermanfaat
bagi masyarakat.

12
Dari penjelasan ini, nampak bahwa kurikulum tidak hanya
berarti sebagai suatu dokumen saja, namun merupakan suatu
rangkaian proses yang sangat krusial dalam pendidikan.

E. Perangkat Pembelajaranpada Perguruan Tinggi


Perangkat pembelajaran merupakan hal yang harus disiapkan oleh
dosen dosen sebelum melaksanakan pembelajaran. Dalam KBBI (2007;17),
perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan, sedangkan
pembelajaran proses atau cara menjadikan orang belajar. Jadi perangkat
pembelajaran adaah alat yang digunakan untuk proses belajar. Menurut
Zuhdan, dkk (2011:16) perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan
untuk melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan mahasiswa
dan mahasiswa melakukan kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran
menjadi pegangan bagi dosen dan dosen dalam melaksanakan pembelajaran
baik dikelas, laboratorium atau diluar kelas.
Perangkat pembelajaran adalah sejumlah alat, bahan, media, petunjuk,
dan pedomanyang akan digunakan dalam proses pembelajaran (Suhadi,
2007). Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa perangkat pembelajaran
merupakan sekumpulanmedia atau sarana yang digunakan oleh dosen dan
dosen maupun mahasiswa dan mahasiswa dalam proses pembelajaran di
kelas. Pengembangan adalah proses, cara, pembuatan, mengembangkan
(Depdiknas 2008). Pengembangan perangkat pembelajaran ialah serangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran
berdasarkan teori pengembangan yang telah ada.Bentuk dari pengembangan
perangkat pembelajaran dapat berupa pengembangan silabus untuk perguruan
tinggi,
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
a. Identitas mata kuliah;
b. Identitas prerdosenan tinggi meliputi nama perguruan tinggi;

13
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
dipelajari pesertadidik untuk suatu jenjang PT, kelas dan matapelajaran;
d. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
e. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
pencapaian kompetensi;
f. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan mahasiswa
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
g. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar mahasiswa;
h. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan
i. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola
pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai
acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
F. Bahan Ajar
1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan komponen pembelajaran yang sangat
penting untuk menunjang kompetensi mahasiswa. Bahan ajar adalah
seperangkat fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan atau generalisasi yang
dirancang khusus untuk memudahkan pengajaran (Abidin, 2014). Bahan
ajar merupakan salah satu sumber belajar untuk menunjang pengetahuan
mahasiswa. Bahan ajar adalah segala bentuk informasi yang digunakan
untuk membantu dosen dalam melaksanaan kegiatan pembelajaran
(Sungkowo, 2010). Bahan ajar membantu dosen dalam menyampaikan

14
materi pembelajaran dan mempermudah mahasiswa dalam menerima
pelajaran.
Bahan ajar adalah sumber belajar untuk membantu mahasiswa
dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Bahan ajar merupakan
segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara
sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai mahasiswa dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan
tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran
(Prastowo, 2011).Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
merupakan segala bentuk bahan (baik informasi, alat, maupun teks)yang
disusun berupafakta, konsep, prinsip, proseduruntuk membantu kegiatan
pembelajaran.
Surat Shod ayat 29:

Artinya :”ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh
dengan keberkahan supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya, dan
supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.”
2. Jenis-jenis Bahan Ajar
Berdasarkan bentuknya, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi
empat kategori, yaitu bahan cetak (printed), bahan ajar dengar (audio),
bahan ajar pandang dengar (audiovisual) dan bahan ajar interaktif
(interactive teaching material).
a. Bahan ajar cetak (printed)
Bahan ajar cetak merupakan bahan yang disiapkan dan
disajikan dalam bentuk tulisan yang dapat berfungsi untuk
pembelajaran dan penyampaian informasi. Bahan ajar cetak yang
tersusun secara baik akan memberikan beberapa kemungkinan seperti
mempermudah seorang dosen untuk menunjukkan kepada mahasiswa

15
bagian mana yang sedang dipelajari. Banyak sekali jenis bahan ajar
cetak yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain
adalah handout, modul, buku teks, lembar kegiatan mahasiswa, model
(maket), poster dan brosur. Buku adalah jendela ilmu, dengan
membaca buku ilmu pengetahuan kita akan bertambah, sesuai dengan
ayat Q.S Al-Alaq ayat 1-5.

Artinya : 1). Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,


2). Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah, 3).
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4). Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam, 5). Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.
b. Bahan ajar dengar (audio)
Bahan ajar audio merupakan salah satu bahan ajar noncetak
yang didalamnya mengandung suatu system yang menggunakan
sinyal audio secara langsung, yang dapat dimainkan atau
diperdengarkan oleh pendidik kepada mahasiswa guna membantu
mereka menguasai kompetensi tertentu. Jenis-jenis bahan ajar audio
ini antara lain adalah radio, kaset MP3, MP4, sounds recorder dan
handphone. Bahan ajar ini mampu menyimpan suara yang dapat
secara berulang-ulang kepada mahasiswa dan biasanya digunakan
untuk pelajaran bahasa dan musik.
c. Bahan ajar pandang dengar (audiovisual)
Bahan ajar pandang dengar merupakan bahan ajar yang
mengkombinasikan dua materi, yaitu visual dan auditif. Materi auditif
ditujukan untuk merangsang indra pendengaran sedangkan visual

16
untuk merangsang indra penglihatan. Dengan kombinasi keduanya,
pendidik dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih
berkualitas. Hal itu berdasarkan bahwa mahasiswa cenderung akan
lebih mudah mengingat dan memahami suatu pelajaran jika mereka
tidak hanya menggunakan satu jenis indra saja, apalagi jika hanya
indra pendengaran saja. Bahan ajar pandang dengar mampu
memperlihatkan secara nyata sesuatu yang pada awalnya tidak
mungkin bisa dilihat di dalam kelas menjadi mungkin dilihat. Selain
itu juga dapat membuat efek visual yang memungkinkan mahasiswa
memperkuat proses belajar. Bahan ajar pandang dengar antara lain
adalah video dan film.
d. Bahan ajar interaktif (interactive teaching material)
Bahan ajar interaktif adalah bahan ajar yang
mengkombinasikan beberapa media pembelajaran (audio, video, teks
atau grafik) yang bersifat interaktif untuk mengendalikan suatu
perintah atau perilaku alami dari suatu presentasi. Bahan ajar interaktif
memungkinkan terjadinya hubungan dua arah antara bahan ajar dan
penggunanya, sehingga mahasiswa akan terdorong untuk lebih aktif.
Bahan ajar interaktif dapat ditemukan dalam bentuk CD interaktif,
yang dalam proses pembuatan dan penggunaannya tidakterlepas dari
perangkat computer. Maka dari itu, bahan ajar interaktif juga
termasuk bahan ajar berbasis komputer.

e. Karakteristik Bahan Ajar


Suatu bahan pembelajaran yang baik memiliki ciri-ciri tertentu.
Ciri yang melekat pada bahan ajar yang disajikan (disusun) merupakan ciri
khas yang membedakan antara bahan pembelajaran yang baik dengan
bahan pembelajaran yang tidak baik. Bahan pembelajaran yang baik
memenuhi syarat substansial dan penyajian sebagai berikut:
1) Secara substansial bahan pembelajaran harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:

17
a) Sesuai dengan visi dan misi PT
Visi merupakan wawasan jauh ke depan yang menunjukkan
arah bagi pencapaian tujuan. Sedangkan misi merupakan gambaran
tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh lembaga, dalam hal ini
PT/madrasah. Visi dan misi PT dalam pencapaiannya diwujudkan
melalui proses pembelajaran, sedangkan proses pembelajaran
dibanguna diantaranya karena adanya bahan pembelajaran. Oleh
karena itu bahan pembelajaran yang disusun harus sesuai dengan
visi, misi, karena bahan pembelajaran itu sendiri merupakan sarana
materi yang akan disampaikan pada mahasiswa dalam upaya
mencapai visi dan misi PT.
b) Sesuai dengan kurikulum
Kurikulum yang dimaksud adalah seperangkat program
yang harus ditempuh mahasiswa dalam penyelesaian
pendidikannya. Paling tidak, secara sempit kurikulum meliputi
aspek tujuan/kompetensi, indikator hasil materi, metoda dan
penilaian yang digunakan dalam proses pembelajaran. Bahan ajar,
dalam hal ini merupakan pengembangan materi pembelajaran
hendaknya senantiasa sesuai dengan tujuan/kompetensi, materi dan
indikator keberhasilan.
c) Menganut azas ilmiah
Ilmiah yang dimaksud adalah bahan ajar tersebt disusun dan
disajikan secara sistematis (terurai dengan baik) metodologis
(sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan).
d) Sesuai dengan kebutuhan mahasiswa
Bahan ajar merupakan hal yang harus dicerna dan dikuasai
mahasiswa. Dengan demikian bahan ajar disusun semata-mata
untuk kepentingan mahasiswa. Oleh karena itu, maka bahan ajar
yang disusun hendaknya sesuai dengan kebutuhan mahasiswa,
yaitu sesuai dengan tingkat berpikir, minat, latar sosial budaya
dimana mahasiswa itu berada.

18
2) Memenuhi kriteria penyajian, yang meliputi:
a) Memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi
Bahan pembelajaran yang disusun hendaknya memiliki
derajat keterbacaan yang tinggi, dalam arti bahasa yang disajikan
menggunakan struktur kalimat dan kosa kata yang baik, bentuk
kalimat sesuai tata bahasa, dan isi pesan yang disampaikan melalui
huruf, gambar, photo dan ilustrasi lainnya memiliki kebermaknaan
yang tinggi. Bahan ajar harus mampu memunculkan rasa ingin tahu
mahasiswa.
Surat Al-Mujadalah ayat 11:

Artinya :”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di


antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.”
b) Penyajian format dan fisik bahan pembelajaran yang menarik
Format dan fisik bahan pembelajaran juga harus
diperhatikan. Format dan fisik buku ini berkaitan dengan tata letak
(layout), penggunaan model dan ukuran huruf, warna, gambar
komposisi, kualitas dan ukuran kertas, penjilidan, dsb. Format dan
fisik bahan ajar sebenarnya merupakan tanggung jawab penerbit
(bila bahan ajar tersebut diterbitkan), tetapi sebaiknya penulis
memiliki gagasan bagaimana format dan fisik bahan ajar yang
diinginkan.
3. Peran Bahan Ajar
Menurut Achmad (2009) mengemukakan bahwa Bahan ajar adalah
untuk membuat para mahasiswa cepat memahamipengetahuan dan
keterampilan yang dipelajari, kalau perlu disiapkan bahan ajar
secaramultimedia. Penyediaan bahan ajar yang sangat lengkap dan mudah

19
diperoleh sertapenggunaan alat peraga yang dilengkapi dengan gambar yang
menarik, gerak, bunyi,simulasi dan dipandu oleh instruktur secara maya serta
dapat dilakukan berulang-ulang(replay) membuat para mahamahasiswa akan
betah dan mudah mencerna pengetahuandenganbaik . Seperti koran-koran
sekarang yang senang menyajian berita dengan gambar dangrafik untuk
membantu pembaca agar mudah memahami isi berita. Ketiga cara belajar
inisangat sempurna bila ditempelkan dengan kemampuan teknologi
informasi, di manapelaku belajar dapat mendengar, membaca, dan juga
memperagakan walaupun di dalammaya, namun bagus untuk membentuk
pengetahuan pelaku mahamahasiswa. Anjuran dariUnesco untuk
memanfaatkan internet melalui web yang tersedia atau web pribadi
dosenuntuk meletakkan bahan ajar adalah suatu kemajuan.
Bahan ajar, baik di PTan maupun di Pendidikan tinggi pada dasarnya
dapatdibagi dua, pertama bahan ajar tatap muka dan bahan ajar non tatap
muka (bahan ajarmandiri)- yang biasa digunakaan di sekokah dan Pendiidkan
tinggi terbuka. Secara umumtidak ada perbedaan, yaitu sama-sama bahan
ajar, namun perbedaannya terletak padakelengkapan bahan ajar.Kelengkapan
bahan ajar yang dimaksud adalah dimana bahan ajar tatap mukaselalu ada
menganjurkan mahamahasiswa untuk menelusuri bahan lain selain yang ada
dimodul, sedangkan bahan ajar non tatap muka (mandiri) harus dirsediakan
semuanyadalam modul. Alasannya karena mahamahasiswa tidak mempunyai
perpustakaan terdekatyang bisa dikunjungi dan tidak memiliki waktu untuk
berkunjung perpustakaan, maklummereka pada umumnya adalah dari
kalangan orang sudah bekerja dan sibuk.Selain itubahan ajar mandiri selalu
dilengkapi dengan petunjuk tutorial baik bagi mahamahasiswamaupun
dosen.Bahan ajar tatap muka menggunakan bahasa lebih formal sedangkan
bahanmandiri menggunakan bahasa tutur dosen atau dosen dikelas. Kedua
jenis ini harus selalumenyertakan contoh dan ilustrasi untuk lebih mudah
dipahami, khusus untuk bahan ajarmandiri selalu ada anjuran untuk membaca
berulang-ulang dengan mengerjakan tugas-tugas,Mahamahasiswa UT
misalnya diharapkan dapat belajar secara mandiri, yauitu selalubelajar atas

20
prakarsa atau inisiatif sendiri. Belajar mandiri dapat dilakukan secara
sendiriataupun berkelompok, baik dalam kelompok belajar maupun dalam
kelompok tutorial. UTmenyediakan bahan ajar yang dibuat khusus untuk
dapat dipelajari secara mandiri.
Bahan ajar merupakan inti dari kurikulum yang berfungsi sebagai alat
pencapaian tujuan dalam proses pembelajaran. Yosmadeti (2015)
mengungkapkan secara lebih rinci, peran bahan ajar bagi dosen, mahasiswa
dan pihak terkait:
a. Peran bahan pembelajaran bagi dosen
1. Wawasan bagi dosen untuk pemahaman substansi secara
komprehensif
2. Sebagai bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
3. Mempermudah dosen dalam mengorganisasikan pembelajaran di
kelas
4. Mempermudah dosen dalam penentuan metoda pembelajaran yang
tepat serta sesuai kebutuhan mahasiswa
5. Merupakan media pembelajaran
6. Mempermudah dosen dalam merencanakan penilaian pembelajaran
b. Peran bahan pembelajaran bagi mahasiswa
1. Sebagai pegangan mahasiswa dalam penguasaan materi pelajaran untuk
mencapai kompetensi yang dicanangkan.
2. Sebagai informasi atau pemberi wawasan secara mandiri di luar yang
disampaikan oleh dosen di kelas.
3. Sebagai media yang dapat memberikan kesan nyata berkaitan
dengan materi yang harus dikuasai.
4. Sebagai motivator untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi
tertentu.
5. Mengukur keberhasilan penguasaan materi pembelajaran secara
mandiri.
c. Peran pembelajaran bagi pihak terkait

21
1. Dapat mendorong pihak terkait untuk memfasilitasi pengadaan bahan
pembelajaran yang dibutuhkan dosen dan murid di PT.
2. Dapat meberi masukan kepada dosen atau penyusun bahan
pembelajaran agar bahan pembelajaran tersebut sesuai dengan
kebutuhan mahasiswa dengan segenap lingkungannya
3. Dapat membantu dalam pemilihan dan penetapan media serta alat
pembelajaran lainnya yang mendukung keberhasilan penguasaan
bahan pembelajaran oleh mahasiswa.
4. Sebagai alat pemberian reward (penghargaan) terhadap dosen yang
secara kreatif menyusun serta mengembangkan bahan pembelajaran
4. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar
Adapun prosedur pengembangan bahan ajar pada Pendiidkan tinggi
adalah sebagai berikut :
a. Membuat Garis-Gari Besar Bahan Ajar
Garis Garis Besar isi bahan ajar atau kita mengenalnya dengan
GBPP (Garis- Garis Besar Program Pengajaran) banyak versinya. Terserah
pada lembaga atau dosen untuk memakai yang mana. Versi lama dan versi
baru seperti pada Tabel 1 dan 2

Tabel 1: Versi Umum


Mata Kuliah : ..............................
Deskripsi singkat : .............................
Tujuan Umum : ..............................

Tabel 2: Direktorat Pendidikan Tinggi

22
Program Studi : ………………………………
Kode Mata Kuliah : ………………………………
Nama Mata Kuliah : ………………………………
Jumlah SKS : ………………………………
Semester : ................................................
Mata Kuliah Pra Syarat : ................................................
Standar Kompetensi :………………………………

b. Penulisan Isi Bahan Ajar


Struktur isi bahan ajar teridiri atas:
1) Bagian Pendahuluan (modul 1)
i. Menulis deskripsi mata kuliah,
ii. Menulis relevansi bab dengan bab berikut; dst
iii. Menulis tujuan intruksional umum,
iv. Menulis tujuan intruksional khusus.
v. Menulis bagian penyajian
a. Uraian dan contoh dan non contoh
b. Latihan
c. Rangkuman
d. Daftar Pustaka
Bab yang lain mengikuti struktur yang sama dengan bab pendahuluan.
2) Bagian Penutup bahan ajar biasanya berisikan (1) tes formatif, (2) umpan
balik, dan tindak lanjut (3) Kunci Jawaban.
c. Perancangan Tata Tetak dan Penggunaan Ilustrasi Bahan Ajar
Tata letak atau lay out modul dianjurkan menyisihkan kolom kosong
di bagian kanan yang memuat kata-kata kunci dalam halaman itu atau untuk

23
pembaca membuat catatan penting. Modul dianjurkan menggunkan huruf
ukuran 12 dengan kertas ukuran A4.
IIustrasi di dalam modul sangat dianjurkan karena untuk membantu
pembaca agar tidak bosan dan mempermudah memahami konsep-konsep
yang sulit. Fungsi ilustrasi ada empat,
1. Fungsi deskriptif, yaitu untuk mengganti uraian yang panjang seperti
seperti dengan menggunakan foto atau lukisan.
2. Fungsi Ekspresif, yaitu suatu ilustrasi yang memperlihatkan suatu ide,
gagasan, maksud, perawaan, situasi atau konsep yang abstrak. Misalnya
gambar orang marah.
3. Fungsi analitik struktiral, yaitu ilustrasi yang menggambarkan rincian
suatu bagian dari benda atau sistem, seperti sktuktur tubuh manusia.
4. Fungsi kuantitatif, ilusrtrasi yang dapat menunjukan jumlah bilangan dan
menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel, seperi grafis.
d. Penggunaan Bahasa dalam Bahan Ajar
Bahasa yang digunakan sebaiknya dengan gaya tutur, terutama pada
modul mandiri. Tata bahasanya sederhana, dengan paragraf yang hanya
mengangung satu makna. Sebainya semua istilah yang dipakai berlaku umum,
dan kalau perlu buat perbandingan makna. Sebaiknya dibagian akhir buat
daftar kata-kata sulit.
e. Pengintegrasian Media audio dan Video dalam Bahan Ajar
Pengembangan bahan ajar dapat diintegrasikan dengan media audio
dan video. Penulis modul bisa minta bantuan pakar media untuk membuat
media tersebut, atau membuatnya sendiri dengan bantuan komputer berbasis
multimedia. Usaha ini sudah banyak dikerjakan oleh UT.
Untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013,
bahan ajar yang dibuat berbasis pendekatan saintifik. Selanjutnya, sebuah
bahan ajar yang baik juga memiliki beberapa karakteristik khusus. Jika
karakteristik ini diikuti, apa yang diajarkan akan menjadi masukan yang
bermakna. Beberapa karakteristik tersebut dikemukakan Tarigan(1994) dalam
Abidin (2014: 267) sebagai berikut:

24
1. Mencerminkan satu sudut pandang yang modern atas mata pelajaran dan
penyajiannya.
2. Menyediakan satusumber yang teratur dan bertahap.
3. Menyajikan pokok masalah yang kaya dan serasi.
4. Menyediakan aneka model, metode, dan sarana pengajaran.
5. Menyajikan fiksasi awal bagi tugas dan latihan.
6. Menyajikan sumber bahan evaluasi dan remedial.
Berdasarkan aspek materi, bahan ajar yang dikembangkan pendidik
hendaknya memerhatikan beberapa hal sebagaimana tercermin pada pedoman
penilaian bahan ajar yang dikembangkan Puskurbuk sebagai berikut
(Abidin.2014: 268) :
1. Kesesuaian Kurikulum;
a. Bahan pelajaran dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
indikator kurikulum.
b. Materi disajikan secara terpadu dengan konteks pendidikan dan
konteks kemasyarakatan.
c. Kesesuaian pengayaan materi dengan kurikulum.
2. Kesesuaian materi dengan tujuan pendidikan;
a. Kesesuaian muatan materi dengan tujuan pendidikan.
b. Kesesuaian penggunaan materi dengan tujuan pendidikan.
3. Kebenaran materi menurut ilmu yang diajarkan;
a. Kebenaran menerapkan prinsip kemampuan berdasarkan teori
keilmuan yang diajarkan.
b. Kebenaran menerapkan prinsip-prinsip keilmuan tertentu.
c. Ketetapan penggunaan bahan bacaan dengan prinsip keilmuan tertentu.
d. Ketepatan materi berdasarkan perkembangan terbaru dari keilmuan
tertentu.
4. Kesesuaian materi dengan perkembangan kognisi mahasiswa;
a. Struktur bahan ajar sesuai perkembangan kognitif anak.
b. Materi mengandung unsur edukatif.
c. Materi mengandung muatan karakter.

25
Berdasarkan aspek penyajian, bahan ajar yang dikembangkan dosen
hendaknya memerhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Tujuan pembelajaran harus dinyatakan secara eksplisit.
2. Penahapan pembelajaran dilakukan berdasarkan kerumitan materi.
3. Penahapan pembelajaran hendaknya dilakukan berdasarkan tahapan model
tertentu yang dipilih dan digunakan dosen dalam pembelajaran.
4. Penyajian materi harus membangkitkan minat dan perhatian mahasiswa.
5. Penyajian materi harus mudah dipahami mahasiswa.
6. Penyajian materi harus mendorong keaktifan mahasiswa untuk berpikir
dan belajar.
7. Bahan kajian yang berkaitan harus dihubungkan dengan materi yang
disusun
8. Penyajian materi harus mendorong kreativitas dan keaktifan mahasiswa
untuk berfikir dan bernalar.
9. Materi hendaknya disajikan berbasis penilaian formatik otentik.
10. Soal disusun setiap akhir pelajaran.
Berdasarkan aspek kebahasaan, bahan ajar yang dikembangkan
pendidik hendaknya memerhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Penyajian menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Penggunaan bahasa yang dapat meningkatkan daya nalar dan daya cipta
anak melalui penggunaan bahasa laras keilmuan.
3. Penggunaan bahasa (struktur dan isi) sesuai dengan tingkat penguasaan
bahasa pendidik.
4. Paragraf dikembangan secaa efektif dan baku.
5. Kesesuaian ilustrasi visual dengan wacana, materi keilmuan, dan
kebenaran faktual.
6. Kejelasan dan kemenarikan grafemik dan ilustrasi visual yang terdapat
dalam bahan ajar.
7. Keseuaian materi dengan tingkat kemampuan membaca mahasiswa.
Aspek diatas merupakan hal yang harus diperhatikan oleh seorang
pendidik dalam mengembangkan bahan ajar. Baik aspek materi, penyajian

26
maupun bahasa sama-sama memiliki peranan penting dalam mewujudkan
bahan ajar yag sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang berbasis
pendekatan saintifik.

5. Implementasi Bahan Ajar Sesuai Kurikulum 2013


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, implementasi adalah
pelaksanaan dan penerapan dimana kedua hal ini bermaksud untuk mencari
bentuk tentang hal yang disepakati terlebih dahulu. Menurut Hamalik (2009)
bahwa implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,
kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan
dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan
sikap. Berdasarkan beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa implementasi
adalah suatu proses peletakan dalam praktik tentang suatu ide, program atau
seperangkat aktivitas baru bagi orang lain dalam mencapai atau
mengharapkan suatu perubahan.
Dalam Permendikbud No 49 Pasal 11 dijelaskan bahwa Karakteristik
proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf a
terdiri atas sifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik,
efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahamahasiswa.
a. Interaktif mengutamakan proses interaksi dua arah antara
mahamahasiswa dan dosen.
b. Holistik mendorong terbentuknya pola pikir yang komprehensif dan luas
dengan menginternalisasi keunggulan dan kearifan lokal maupun
nasional.
c. Integratif melalui proses pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi
capaian pembelajaran lulusan secara keseluruhan dalam satu kesatuan
program melalui pendekatan antardisiplin dan multidisiplin.
d. Saintifik melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pendekatan
ilmiah sehingga tercipta lingkungan akademik yang berdasarkan sistem
nilai, norma, dan kaidah ilmu pengetahuan serta menjunjung tinggi nilai-
nilai agama dan kebangsaan.

27
e. Kontekstual melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan
tuntutan kemampuan menyelesaikan masalah dalam ranah keahliannya.
f. Tematik melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan
karakteristik keilmuan program studi dan dikaitkan dengan permasalahan
nyata melalui pendekatan transdisiplin.
g. Efektif berhasil guna dengan mementingkan internalisasi materi secara
baik dan benar dalam kurun waktu yang optimum.
h. Kolaboratif melalui proses pembelajaran bersama yang melibatkan
interaksi antar individu pembelajar untuk menghasilkan kapitalisasi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
i. Berpusat pada mahamahasiswa melalui proses pembelajaran yang
mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan
kebutuhan mahamahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam
mencari dan menemukan pengetahuan.
Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan dosen harus menyiapkan
sumber belajar yang terdiri atas:
a. buku wajib;
b. akses atas informasi;
c. hasil penelitian/karya;
d. kejadian/fakta, dan
e. hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
Berikut hal-hal yang harus dilakukan dalam pembelajaran di
perguruan tinggi sebagai berikut:
a) Rencana Pembelajaran Semester (RPS)
Rencana kegiatan belajar mahasiswa dituangkan dalam bentuk
rencana pembelajaran semester (RPS) atau nama lainnya, disusun oleh
dosen atau tim dosen sesuai dengan bidang ilmu pengetahuan dan/atau
teknologi dalam program studinya.
Terdapat beberapa model perancangan pembelajaran, salah
satunya adalah Model ADDIE. Model ADDIE adalah salah satu model
rancangan pembelajaran yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda

28
(1990). Model ADDIE disusun secara sistimatis dengan menggunakan
tahap pengembangan yaitu analysis, design, development,
implementation, dan evaluation yang disingkat dengan ADDIE. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tahap Model ADDIE

Selanjutnya dari hasil perancangan tersebut dituliskan dalam

Bentuk Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dengan butir‐butir


paling sedikit memuat:
1. Nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks, nama
dosen pengampu;
2. Capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah;
3. Kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran
untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan;
4. Kriteria, indikator, dan bobot penilaian;
5. Pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi
tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester;

29
6. Metode pembelajaran;
7. Bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai
8. Waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap
pembelajaran;
9. Daftar referensi yang digunakan.
Untuk lebih jelasnya mengenai Rencana Pembelajaran Semeter
(RPS) dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

b) Metode Pembelajaran
Metode yang biasa digunakan dalam pendidikan tinggi seperti
Small Group Discuss, Simulasi, PBL, PjBL, Discovery, Contextual,
Colaborative learning dan sebagainya.
Tabel 3. Contoh Model Pembelajaran yang digunakan Pada Pendidikan
Tinggi

30
Dosen dalam memilih metode pembelajaran perlu memperhatikan
beberapa unsur, yaitu: (1) Mahasiswa; (2) Materi ajar/bahan kajian; dan
(c). Sarana dan media pembelajaran. Yang terpeting dalam pemilihan
wujud ketiga unsur tersebut, dosen perlu berfokus pada capaian
pembelajaran yang akan dicapai. Agar metode pembelajarannya efektif,
dosen perlu mempertimbangkan unsur sarana dan media,terkait dengan
materi ajarnya, misal untuk mengajarkan warna, tayangan ataupenyajian
visual nyata akan lebih efektif penyerapannya dari pada dengan bahasa
lisan. Agar pembelajaran lebih efisien maka dosen perlu
mempertimbangkan sarana dan media tersebut, terkait dengan jumlah

31
mahasiswa, misal, susunan ruang dan besaran ruang menentukan
efisiensi pembelajarannya. Sedangkan untuk keberhasilannya mencapai
kompetensi, dosen perlu mempertimbangkan tingkat kemampuan
mahasiswa dan tingkat kesukaran atau kompleksitas materi ajarnya.

Gambar 1. Unsur Pemilihan Metode Pembelajaran


c) Sistem Penilaian
Sistem penilaian dalam K‐DIKTI menggunakan standar penilaian
pembelajaran yang dalam Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 pasal 18
ayat 1 diartikan sebagai kriteria minimal tentang penilaian proses dan
hasil belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran
lulusan. Penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa mencakup:
a. prinsip penilaian;
b. teknik dan instrumen penilaian;
c. mekanisme dan prosedur penilaian;
d. pelaksanaan penilaian;
e. pelaporan penilaian; dan
f. kelulusan mahasiswa.
Prinsip penilaian mencakup prinsip edukatif, otentik, objektif,
akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi.
Tabel 4. Prinsip Penilaian

32
Berikut ayat-ayat pendukung dalam proses pembelajaran:
Pada dasarnya konsep belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu
proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek
atau pengalaman tertentu. Hal-hal ini dapat terlaksana dengan baik atas
ketersediaan bahan ajar yang baik sehingga materi-materi yang diajarkan
dapat tersampaikan dengan benar. Hal ini sejalan dengan Firman Allah
dalam Al-Qur’an ayat 46 :

Artinya : Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil)
dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya,
yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil
sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi),
dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa
Di dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa segala sesuatu yang
diperbuat di hari esok, haruslah direncanakan terlebih dahulu. Hal ini
terbukti dalam surat al Hasyr ayat 18.

33
ْ ‫يَا أَيـُّها َ الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا اتَّقُوا هللاَ َوا ْنظُرْ نَ ْفسٌ ما َ قَ َّد َم‬
. َ‫ت لِ َغ ٍد َواتَّقُوا هللاَ إِ َّن هللاَ خَ بِ ْي ٌر بِما َ تَ ْع َملُوْ ن‬
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap individu memperhatikan merencanakan apa yang
akan diperbuatnya di hari esok. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah mengetahui apa yang akan kamu kerjakan".
Dengan demikian perencanaan berkaitan dengan penentuan apa
yang akan dilakukan. Perencanaan pendahuluan pelaksanaan, mengingat
perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan ke mana harus
pergi dan mengindetifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara
yang paling efektif dan efisien.
Lebih lanjut dijelaskan dalam hadist Rasulullah SAW, bahwa
perencanaan itu bersifat dinamis. Rasulullah Saw dalam riwayat al-
Hakim bersabda:
‫ ومن كان يومه مثل أمسه فهو مغبون‬،‫من كان يومه خيرا من أمسه فهو رابح‬
‫ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون‬
Artinya :“Barangsiapa yang harinya (hari ini) lebih baik dari
sebelumnya, maka ia telah beruntung; barangsiapa harinya seperti
sebelumnya, maka ia telah merugi; dan barangsiapa yang harinya lebih
jelek dari sebelumnya, maka ia tergolong orang-orang yang terlaknat”.
Dari uraian penjelasan al-qur’an dan hadist di atas dapat diketahui
bahwa pentingnya perencanaan, terutama perencanaan dalam
pembelajaran yang sering kita sebut dengan RPS. Karena perencanaan
atau rancangan bersifat dinamis yang selalu mengarah kepada seseuatu
yang baik, maka diperlukan suatu inovasi dalam pembuatan RPS. Agar
terjadi perubahan suasana dalam pembelajaran.

34
G. Analisis Keterkaitan Capaian Pembelajaran, Materi, Model/Strategi Pembelajaran,
Integrasi Karakter, dan Teknik Penilaian Sesuai Kurikulum 2013 untuk Perguruan
Tinggi

A. PROFIL MATA KULIAH

IDENTITASMATAKULIAH

NamaMataKuliah : Ilmu Alamiah Dasar


KodeMataKuliah : MBBF02
SKS : 2
Semester/ Tingkat : 6/3
Dosen Pengampu :

DESKRIPSI SINGKATMATAKULIAH
Mata kuliah ini menjadi peletak dasar-dasar IPA sehingga mahasiswa memiliki wawasan yang
matang tentang metode ilmiah dan ilmu pengetahuan secara umum. Mata kuliah ini mencakup 1) Latar
belakang konsep IAD dalam kehidupan, 2) Alam pikiran manusia dan perkembangannya, 3)
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam, 4) Pengetahuan tentang Bumi dan alam semesta, 5)
Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya, 6) Wawasan tentang makhluk hidup dan ekosistem,
7) Sumber daya alam dan lingkungna, dan 8) Hubungan antara ilmu pengetahuan dan teknologi dan
kehidupan manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Buku Wajib
1. Tim Mata Kuliah IAD. (2009). Handout Mata Kuliah Ilmu Kealaman Dasar (IAD).
Padang : UNP Press.
Buku Tambahan :
2. SK DIRJEN PENDIDIKAN TINGGI DEPDIKNAS RI, no. 44/ DIKTI /Kep/ 2006
3. DEPDIKNAS, DIKTI.(2001). Ilmu alamiah Dasar. Proyek Pendidikan Tenaga
Akademik.
4. Pelatihan Nasional Dosen IAD DIRJEN PENDIDIKAN TINGGI DEPDIKNAS
(2004).Makalah IAD. Medan
5. Arismunandar,Wiranti (1995). Manusia Teknologi dan Lingkungan. Bandung :ITB
Bandung.
6. Susilo,Y.Eko Budi (2003). Menuju Keselarasan Lingkungan.Malang : Averroes Prees.
7. Darmodjo, Hendro.(1986).Ilmu Aalamiah Dasar.Jakarta :Departemen Pendidikan, UT
8. Kusnwidjaya, Kurnia.(1995). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : FPMIPA IKIP
9. Sumantri, Jujun S. Suria. (1984).Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar. Jakarta : Sinar
Harapan
10. David Bergawini, dkk. (2004).Alam Semesta, Pusat Alam Life. Jakarta : Tera Pustaka
11. J. Drost, SJ. (1992). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta ;Gramedia Pustaka Utama
12. Palar, Heryando. (2004)Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta : Rineka

35
Cipta

36
B. RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER(RPS)
Bentuk/
Minggu Metode/ KriteriaPenilaian Bobot
KemampuanAkhiryangDiharapka BahanKajian(MateriAjar)
ke- Strategi (Indikator) Nilai
n
Pembelajaran

 Mampu menjelaskan hakikat dan Prolog:Pengantar ilmu


 Kelengkapan dan
ruang lingkup IAD kealamiahan dasar  Ceramah
 Mampu menunjukan peran IAD  Pengertian ilmu alamiah kebenaran identifikasi
 Diskusi
1 dalam perilaku berkehidupan dasar serta penjelasan
bermasyarakat  Hakikkat dan ruang lingkup  Formatif
IAD
 IAD Sebagai bagian MBB

37
 Memahami Alam pikiran manusia  Kelengkapan dan
dan perkembangannya..  Hakikat manusia dan sifat  Ceramah ketepatan identifikasi
keingintahuannya.  Diskusi serta penjelasan
 Perkembangan fisik manusia.
2  Formatif
 Perkembangan sifat dan
pikiran manusia.
 Sejarah pengetahuan yang
diperoleh manusia.

 Metode ilmiah sebagai


 kelengkapan dan ketepatan
dasar IPA.
 Empat syarat pengetahuan  C e ramah identifikasi serta penjelasan
Memehami Perkembangan ilmu dan
3 pengembangan ilmu pengetahuan alam ilmiah:  Diskusi
 Kuis
serta ruang lingkup IPA  Operasionalisasi metoda  Persentasi
ilmiah.
 Tugas  Kinerja
 Keterbatasan dan
Mandiri
keunggulanmetoda ilmiah.
 Perkembangan IPA.
 Ruang lingkup IPA dan
pengembangannya

38
Bentuk/
Minggu Metode/ KriteriaPenilaian Bobot
KemampuanAkhiryangDiharapka BahanKajian
ke- Strategi (Indikator) Nilai
n (MateriAjar)
Pembelajaran

 kelengkapan dan ketepatan


Dapat memahami bumi sebagai bagian  Pembentukan alam  C e ramah identifikasi serta penjelasan
semesta dan tata surya.  Diskusi
4,5,6 dari tata surya dan alam semesta, serta
 Karaktristik anggota tata  Ketepatan
dapat menjelaskan karakteristik dari
surya.  Persentasi
anggota tata surya Tugas dalam menyelesaikansoal
 Struktur bumi.
Mandiri latihan
 Karakteristik bumi
 Karakteristik Matahari  Problem- tentangmateripertemuan
 Pembentukan benua dan based 1s.d.3
samudra. learning
 Biosfer dan makhluk
hidup.  C e ramah
 Asal mula kehidupan di  Diskusi  kelengkapan dan ketepatan
Dapat memahami keanekaragaman bumi. identifikasi serta penjelasan
7  Persentas
makhluk hidup dan persebarannya.  Keanekaragaman
makhluk hidup.  Tugas
 Persebaran dan sejarah Mandiri
perkembangan makhluk
hidup

8 UTS

39
Bentuk/
Minggu Metode/ KriteriaPenilaian Bobot
KemampuanAkhiryangDihara BahanKajian
ke-- Strategi (Indikator) Nilai
pkan (MateriAjar)
Pembelajaran
 Populasi dan komunitas
makhluk hidup.
Memahami interaksi antar makhluk  C e ramah  kelengkapan dan ketepatan
 Berbagai bentuk ekosistem
hidup dalam ekosistem alami (alami dan buatan).  Diskusi identifikasi serta
9,10
 Macam-macam bentuk pola  Persentas penjelasandalam keaktifan
kehidupan. kelas
 Tugas
 Aliran enegri dan materi
Kelompok
dalam ekosistem alami.
 Ekologi dan lingkungan
 Manusia dan lingkungannya.
 Prinsip-prinsip Ekosistem.
 Hubungan antara ekosisten
dan sosial sistem.

40
 Klasifikasi sumberdaya alam  Kelengkapan dan ketepatan
Memahami dan menganalisis sumber dan lingkungan hidup.  C e ramah identifikasi serta
11 daya alam dan lingkungan, serta  Konsep-konsep pengelolaan  Diskusi penjelasandalam keaktifan
mampu mengklasifikasikan sumber sumberdaya alam. kelas
daya alam  Masalah kependudukan dan  Persentas
lingkungan hidup.  Tugas
 Prinsip dan usaha pelestarian Kelompok
sumberdaya alam dan
lingkungan hidup.

 IPA sebagai dasar


pengembangan teknologi.
Dapat memahami dampak ilmu  C e ramah  kelengkapan dan ketepatan
 Sejarah peradaban manusia
pengetahuan alam dan teknologi bagi dan perkembangan teknologi.  Diskusi identifikasi serta
12
kehidupan manusia.  Manfaaat dan dampak IPA penjelasandalam keaktifan
 Persentasi
dan teknologi terhadap kelas
 Tugas
kehidupan sosial.
Kelompok  Ketepatan dalam
 IPA dan teknologi masa
depan.. menyelesaikan soal latihan

41
 Kelengkapan dan ketepatan
Memahami perkembangan teknologi  Bioteknologi  C e ramah identifikasi serta
13,14 dalam kehidupan manusia, dan  Teknologi Informasi  Diskusi penjelasandalam keaktifan
mengemukakan aplikasi bioteknologi  Teknologi Kelautan Lokal kelas
dalam berbagai bidang  Persentasi
 Aplikasi bioteknologi  Tugas  Ketepatan dalam
Kelompok menyelesaikan soal latihan

 Isu Lingkungan Global


 Isu Lingkungan Nasional.
Dapat memahami isu lingkungan dan  C e ramah  kelengkapan dan ketepatan
 Isu Lingkungan Lokal.
dapat membangun sikap empati  Diskusi identifikasi serta penjelasan
15  Studi Kasus.
terhadap lingkungan dengan studi dalam keaktifan kelas
 Persentasi
kasus.
 Tugas  Ketepatan dalam
Kelompok menyelesaikan soal latihan

 Portofolio

 Kinerja

42
16 UAS

43
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Mata Kuliah / SKS : Ilmu Kealamiahan Dasar/2


Semester :2
Program Studi : ILMU KOMUNIKASI

Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini menjadi peletak dasar-dasar IPA sehingga mahasiswa memiliki wawasan yang matang tentang metode ilmiah
dan ilmu pengetahuan secara umum. Mata kuliah ini mencakup 1) Latar belakang konsep IAD dalam kehidupan, 2) Alam
pikiran manusia dan perkembangannya, 3) Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam, 4) Pengetahuan tentang Bumi dan alam
semesta, 5) Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya, 6) Wawasan tentang makhluk hidup dan ekosistem, 7)
Sumber daya alam dan lingkungna, dan 8) Hubungan antara ilmu pengetahuan dan teknologi dan kehidupan manusia.

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep ilmu alamiah dasar,dan kaitan
serta penerapannya dalam kehidupan.

44
No Tujuan Instruksional Khusus Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Estimasi Daftar Pustaka
Waktu

1 2 3 4 5 6

1 Mampu menjelaskan hakikat dan Pengantar Ilmu  Hakikat dan ruang 2x 50 1,2, 8, 10
ruang lingkup IAD Sertampu Kealaman Dasar lingkup IAD
menunjukan peran IAD dalam  IAD sebagai bagian dari
perilaku berkehidupan MBB
bermasyarakat

2 Menjelaskan hakikat manusia dan Alam Pikiran  Hakikat manusia dan sifat 2x 50 1,2,3,6,7,10
sifat keingintahuannya, menjelaskan Manusia dan keingintahuannya.
perkembangan fisik manusia, perkembangannya  Perkembangan fisik
memahami dan menjelaskan sifat manusia.
dan pikiran manusia, dapat  Perkembangan sifat dan
menguraikan sejarah pengetahuan pikiran manusia.
manusia.  Sejarah pengetahuan yang
diperoleh manusia

3 Dapat membedakan pengetahuan Perkembangan dan  Metode ilmiah sebagai 2x 50 1,2,3,6,7,8,10


yang ilmiah dan tidak ilmiah, pengembangan dasar IPA.
menjelaskan 4 syarat pengetahuan ilmu pengetahuan  Empat syarat pengetahuan
ilmiah, menjelaskan langkah-langkah alam ilmiah:
operasional metode ilmiah, dan dapat  Operasionalisasi metoda
menjelaskan perkembangan dan ilmiah.
ruang lingkup IPA.  Keterbatasan dan
keunggulan metoda
ilmiah.
 Perkembangan IPA.
 Ruang lingkup IPA dan
pengembangannya
4,5,6 Dapat menjelaskan pembentukan Perkembangan dan  Pembentukan alam 6x50 1,2,3,6,7,10
alam semesta, pembentukan tata pengembangan semesta dan tata surya.
surya,dan menelaah pembentukan ilmu pengetahuan  Karaktristik anggota tata
benua serta menjelaskan karakteristik alam surya.
anggota tata surya,  Struktur bumi. 45
 Karakteristik bumi
karakteristik bumi dan satelitnya,
karakteristik matahari  Karakteristik Matahari
 Pembentukan benua dan
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

46
Mata Kuliah : Ilmu Alamiah Dasar
Bobot SKS : 2 SKS
Semester :2
Program Studi : ILMU KOMUNIKASI
Waktu Pertemuan : 2 jam /50 menit
Pertemuan ke :I

A.Tujuan
1. TIU : Memahami hakikat dan ruang lingkup IAD
2. TIK: Dapat menjelaskan hakikat dan ruang lingkup IAD, dapat menunjukkan peran IAD dalam perilaku berkehidupan bermasyarakat

B. Pokok Bahasan : Pengantar Ilmu Alamiah Dasar

C. Sub Pokok Bahasan : Pengertian dan konsep ilmu alamiah dasar, Hakekat dan ruang lingkup IAD sebagai bagian dari

D. Kegiatan Belajar Mengajar


Media & Alat
Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa
Pembelajaran

Pendahulua Menyiapkan Materi dan Media Absensi Mahasiswa Slide PPT &
n LCD

Penyajian Menjelaskan pengertian dan konsep IAD, • Memperhatikan materi dan mencatat materi
meberikan kesempatan bertanya dan serta merespon pertayaan yang disampaikan
berkomentar dari Dosen
Menjelaskan ruang lingkup IAD, • Menanggapi, bertanya, mengajukan
memberikan kesempatan bertanya dan pendapat.
berkomentar
Menjelaskan IAD sebagai bagian MBB

47
Penutup Memberikan kesempatan bertanya dan Mengajukan pertanyaan tentang materi yang
memberikan penguatan serta belum dimengerti dan, menyimak hasil
menyimpulkan inti materi kesimpulan materi hari yang dijelaskan hari ini

E. Evaluasi
Bobot penilaian kemampuan dan keberhasilan belajar mata kuliah Ilmu alamiah dasar didasarkan pada :
1. kehadiran 80 % dari seluruh kegiatan tatap muka dan berpartisipasi aktif dalam perkuliahan, pengerjaan tugas dan responsi (bobot 10 %)
2. Tugas individu 20 %
3. Ujian Tengah Semester (UTS) 30 %
4. Ujian Akhir Semester (UAS) 40 %

F. Referensi
 Tim Mata Kuliah IAD. (2009). Handout Mata Kuliah Ilmu Kealaman Dasar (IAD). Padang : UNP Press.
 SK DIRJEN PENDIDIKAN TINGGI DEPDIKNAS RI, no. 44/ DIKTI /Kep/ 2006
 Kusnwidjaya, Kurnia.(1995). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : FPMIPA IKIP
 David Bergawini, dkk. (2004).Alam Semesta, Pusat Alam Life. Jakarta : Tera Pustaka

48
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

Mata Kuliah : Ilmu Alamiah Dasar


Bobot SKS : 2 SKS
Semester :2
Program Studi : ILMU KOMUNIKASI
Waktu Pertenuan : 2 jam/50 menit
Pertemuan ke : II

A. Tujuan
1. TIU : Memahami Alam pikiran manusia, dan perkembangannya. Serta dapat menjelaskan hakikat manusia dan sifat keingintahuanya
2. TIK : Menjelaskan hakikat manusia dan sifat keingintahuannya, menjelaskan perkembangan fisik manusia, memahami dan menjelaskan
sifat dan pikiran manusia, dapat menguraikan sejarah pengetahuan manusia.

B. Pokok Bahasan : Alam Pikiran Manusia dan perkembangannya

C. Sub Pokok Bahasan : Hakikat manusia dan sifat keingintahuannya, Perkembangan fisik manusia, Perkembangan sifat dan pikiran manusia,
Sejarah pengetahuan yang diperoleh manusia.

D. Kegiatan Belajar Mengajar


Media & Alat
Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa
Pembelajaran

Pendahulua Menyiapkan Materi dan Media Absensi Mahasiswa Slide PPT &
n LCD

Penyajian  Menjelaskan hakikat manusia dan • Memperhatikan materi dan mencatat materi
sifat keingin tahuannya, meberikan serta merespon pertayaan yang
kesempatan bertanya dan disampaikan dari Dosen
berkomentar

49
 Menjelaskan perkembangan fisik • Menanggapi, bertanya, mengajukan
manusia, memberikan kesempatan pendapat.
bertanya dan berkomentar
 Menjelaskan perkembangan sifat dan
pikiran manusia, memberikan
kesempatan bertanya dan
berkomentar
 Menjelaskan sejarah pengetahuan
yang diperoleh manusia
Penutup  Memberikan kesempatan bertanya  Mengajukan pertanyaan tentang materi
dan memberikan penguatan serta yang belum dimengerti dan, menyimak
menyimpulkan inti materi . hasil kesimpulan materi hari yang
 Membagi kelompok persentasi untuk dijelaskan hari ini
pokok bahasan selanjutnya.  Menyimak pembagian kelompok persentasi
terpilih untuk pertemuan selanjutnya.

E. Evaluasi
Bobot penilaian kemampuan dan keberhasilan belajar mata kuliah Ilmu alamiah dasar didasarkan pada :
1. kehadiran 80 % dari seluruh kegiatan tatap muka dan berpartisipasi aktif dalam perkuliahan, pengerjaan tugas dan responsi (bobot 10 %)
2. Tugas individu 20 %
3. Ujian Tengah Semester (UTS) 30 %
4. Ujian Akhir Semester (UAS) 40 %

F. Referensi
 Tim Mata Kuliah IAD. (2009). Handout Mata Kuliah Ilmu Kealaman Dasar (IAD). Padang : UNP Press.
 SK DIRJEN PENDIDIKAN TINGGI DEPDIKNAS RI, no. 44/ DIKTI /Kep/ 2006
 DEPDIKNAS, DIKTI.(2001). Ilmu alamiah Dasar. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
 Susilo,Y.Eko Budi (2003). Menuju Keselarasan Lingkungan. Malang : Averroes Prees.
 Darmodjo, Hendro.(1986). Ilmu Aalamiah Dasar.Jakarta :Departemen Pendidikan, UT
 David Bergawini, dkk. (2004).Alam Semesta, Pusat Alam Life. Jakarta : Tera Pustaka

50
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

Mata Kuliah : Ilmu Alamiah Dasar


Bobot SKS : 2 SKS
Semester :2
Program Studi : ILMU KOMUNIKASI
Waktu Pertenuan : 2jam/ 50menit
Pertemuan ke : III

A. Tujuan
1. TIU : Memehami Perkembangan ilmu dan pengembangan ilmu pengetahuan alam serta ruang lingkup IPA
2. TIK : Dapat membedakan pengetahuan yang ilmiah dan tidak ilmiah, menjelaskan 4 syarat pengetahuan ilmiah, menjelaskan
langkah-langkah operasional metode ilmiah, serta dapat menjelaskan perkembangan IPA dan ruang lingkup IPA.

B. Pokok Bahasan : Perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan alam


C. Sub Pokok Bahasan: Metode ilmiah sebagai dasar IPA, Syarat pengetahuan ilmiah, Operasionalisasi metoda ilmiah, Keterbatasan dan
keunggulan metoda ilmiah, Perkembangan IPA, Ruang lingkup IPA dan pengembangannya.

D. Kegiatan Belajar Mengajar

Media & Alat


Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa
Pembelajaran

Pendahulua Membuka perkuliahan dan mempersilahkan  Absensi Mahasiswa Slide PPT &
n kelompok presentasi yang tampil  Menyiapkan Materi dan media LCD

51
Penyajian Memperhatikan dan menyimak kelompok • Kelompok tampil mempresentasikan hasil
presentasi yang tampil kerja kelompoknya sesuai materi yang
ditentukan.
Menanggapi, bertanya  Menyimak dan memperhatikan
kelompok presentasi yang tampil bagi
mahasiswa lainnya.
• Menanggapi, bertanya, mengajukan
pendapat.

Penutup Mebemberikan penguatan terhadap Menyimak hasil kesimpulan materi yang


jawaban mahasiswa, serta menyimpulkan dijelaskan.
inti materi

E. Evaluasi
UraianTugas:
a. Obyek garapan:
• Makalah kasus yang akan diselesaikan dan penyelesaiannya.
• Makalah yang dibuat untuk menyelesaikan kasus sesuai dengan ketentuan
• Laporan dan presentasi makalah yang dibuat sesuai dengan katentuan yang ditetapkan
b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan:
• Makalah berisi deskripsi kasus yang akan diselesaikan, batasan dan asumsi, definisi kamus yang akan digunakan untuk
membuat makalah, dan rencana pembagian kerja dalam kelompok.
• Makalah dibuat dengan ketentuan penyusunan makalah yang baik dan benar. Makalah dipresentasikan pada pertemuan
c. Metode/ cara pengerjaan, acuan yang digunakan:
• Makalah dikerjakan secara berkelompok 3-4 orang.
• Topik berasal dari dosen, sedangkan kasus boleh berasal dari dosen/ mahasiswa.
• Makalah dibuat mengacu pada penyelesaian kasus.
d. Deskripsi luaran tugas yang dihasilkan/ dikerjakan: Makalah, Persentasi

52
Kriteriapenilaian:
 PenilaianIndividu(50%)
o Keaktifan tanya jawab (30%)
o Pemahamanmateri(20%)
 Penilaian Kelompok(40%)
o Kelengkapandanketepatan makalah(20%)
o P e m a h a m a n m a t e r i (20%)

Penilaian dengan Rubrik

Jenjang Angka
Deskripsiperilaku(Indikator)
(Grade) (Skor)
A >80 Skema Makalah benar, Penyelesaian kasus benar, dokumentasi baik,
presentasi jelas
Penyelesaian kasus benar, skema makalah cukup baik, dokumentasi
B 65 –79 cukup baik, presentasi jelas
Penyelesaian kasus benar, skema makalah kurang tepat, dokumentasi
C 55–64 kurang baik, presentasi jelas
Penyelesaian Kasus benar, skema makalah kurang tepat, dokumentasi
D 45–54 kurang baik, presentasi kurang jelas
Skema makalah kurang tepat,Penyelesaian kasus salah, dokumentasi
E ≤44 kurang baik, presentasi kurang jelas

53
Penentuan nilai akhir mata kuliah
Nilai Angka (NA) Nilai Huruf (NH)
NA> A
80
65<NA≤79 B
55<NA ≤64 C
45<NA≤54 D
NA< E
45

A. Referensi
 Tim Mata Kuliah IAD. (2009). Handout Mata Kuliah Ilmu Kealaman Dasar (IAD). Padang : UNP Press.
 SK DIRJEN PENDIDIKAN TINGGI DEPDIKNAS RI, no. 44/ DIKTI /Kep/ 2006
 DEPDIKNAS, DIKTI.(2001). Ilmu alamiah Dasar. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
 Susilo,Y.Eko Budi (2003). Menuju Keselarasan Lingkungan. Malang : Averroes Prees.
 Darmodjo, Hendro.(1986). Ilmu Aalamiah Dasar.Jakarta :Departemen Pendidikan, UT
 Kusnwidjaya, Kurnia.(1995). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : FPMIPA IKIP
 David Bergawini, dkk. (2004).Alam Semesta, Pusat Alam Life. Jakarta : Tera Pustaka

54
55
H. Matriks perbandingan kurikulum 2013 dengan kurikulum di Negara-negara maju
Negara
Indonesia (kur 2013) Korea Selatan Malaysia

Proses pembelajaran setiap Reformasi kurikulum pendidikan di Dalam penyusunan kurikulum Malaysia,
tema di jenjang SD dan korea, dilaksanakan sejak tahun 1970- banyak mengandung materi pembelajaran
semua mata pelajaran di an dengan mengkoordinasikan mengenai kesehatan lingkungan seperti polusi
jenjang SMP/SMA/SMK pembelajaran teknik dalam kelas dan air, udara, makanan dll. Selain itu terdapat juga
dilakukan dengan pemanfaatan teknologi, adapun yang materi mengenai kesehatan tubuh atau materi
pendekatan ilmiah (saintific dikerjakan oleh guru, meliputi lima mengenai penyakit-penyakit menular yang
approach), yaitu standar langkah yaitu (1) perencanaan mungkin menjangkiti manusia, dengan segala
proses dalam pembelajaran pengajaran, (2) Diagnosis murid (3) cara penyebarannya. Penyajian atau pemaparan
terdiri dari Mengamati, membimbing siswa belajar dengan materi lebih banyak di analogikan dengan
Menanya, Mengolah, berbagai program, (4) test dan menilai contoh nyata atau kejadian sejarah masa lalu
Menyajikan, hasil belajar. Di sekolah tingkat (perang dunia I, perang perancis dan india,
Menyimpulkan, dan menengah tidak diadakan saringan sejarah kerajaan mesir atau kejadian penting di
Mencipta. masuk, hal ini dikarenakan adanya new mexico), juga di analogikan dengan
Aspek kompetensi lulusan kebijakan walikota daerah khusus atau contoh-contoh yang mudah dipahami oleh
ada keseimbangan soft skills gubernur propinsi, ke sekolah siswa sehingga materi pelajaran bersifat
dan hard skills yang menengah di daerahnya. aplikatif. Media yang digunakan dalam
meliputi aspek kompetensi menunjang pembelajaran banyak yang
sikap spiritual dan sosial, menggunakan fasilitas internet seperti game
keterampilan, dan online, situs-situs dan blog yang memuat
pengetahuan modul/materi pembelajaran, siswa di
Fasilitas di Negara informasikan alamat-alamat situs tersebut dan
Indonesia sudah tinggal membukanya saat belajar. Selain itu
menggunakan media digunakan juga fasilitas persentasi power point
internet dan memakai IT yang dapat mengoptimalkan penyampaian
ataupun alat peraga namun materi terutama yang menuntut penayangan

56
belum merata gambar.

Dalam kurikulum ini juga lebih menekankan


proses pembelajaran yang lebih mengutamakan
praktek dari pada hanya penjelasan-penjelasan
teori saja. Fasilitas-fasilitas diatas
memungkinkan siswa untuk mendapatkan hasil
belajar yang lebih maksimal. Maka pantaslah
jika Malaysia pada saat ini perkembangan
pendidikannya semakin maju dengan pesat.

57
I. Matriks kurikulum Negara Islam dengan Prespektif Barat

Islam Prespektif Barat


Pendidikan Islam memiliki Ada 4 konsep yang di pegang oleh
karakteristik, yaitu prespektif barat. Mulai dari Sekuler,
Pertama, Penguasaan Ilmu Liberal, Pragmatis, dan Materialis.
Pengetahuan. Dalam dasar ajaran Dari 4 konsep ini, dapat diartikan
Islam mewajibkan mencari ilmu bahwa konsep pendidikan prespektif
pengetahuan bagi setiap Muslim dan barat sangat berbeda-beda antara satu
muslimat. Setiap Rasul utusan Allah dengan yang lain.
lebih dahulu dibekali ilmu
pengetahuan, dan diperintahkan Sekuler
untuk mengembangkan llmu Memisahkan antara ilmu dengan
pengetahuan itu. Hal ini sesuai agama. Maksudnya, pendidikan barat
hadits Rasulullah saw , lebih mementingkan ilmu daripada
‫طلب العلم فريض ة علي ك ل‬ agama yang di dapat dari ilmu itu,
‫مسلم و مسلمة‬ mereka hanya mementingkan Jasmani
Kedua, Pengembangan Ilmu dan tidak memikirkan akan rohani.
Pengetahuan. Ilmu yang telah
dikuasai harus diberikan dan Liberal
dikembangkan kepada orang lain Bebas. Maksudnya, pendidikan barat
itu bebas melakukan segala hal yang di
Nabi Muhammad saw sangat suka, tetapi tetap mengarah akan ilmu
membenci orang yang memiliki ilmu yang dipelajarinya itu.
pengethauan, tetapi tidak mau
memberi dan mengembangkan Pragmatis
kepada orang lain (HR. Ibn al- Praktis atau bersifat sementara.
Jauzy). Mereka menganggap bahwa ilmu itu
dipelajari agar seseorang dapat
‫كاتم العلم يلعنه كل ش يء ح تى‬ menggapai cita-citanya. Mereka hanya
‫الح وت في البح ر والط ير في‬ fokus akan satu titik berat yang dituju
‫السماء‬ oleh pemikirannya. Proses

58
Ketiga, penekanan pada nilai-nilai penggapaian cita-cita itulah yang
akhlak dalam penguasaan dan membuat seseorang menjadi lebih
pengembangan ilmu penetahuan. terstruktur untuk menggapainya secara
Ilmu pengetahuan yang didapat dari maksimal. Mereka tidak mempelajari
pendidikan Islam terikat oleh nilai- akan hal-hal yang seharusnya mereka
nilai akhlak . pelajari disekitarnya seperti pendidikan
‫إنما بعثت ألتمم مكارم األخالق‬ sosial dan sebagainya.

Keempat, penguasaan dan


pengembangan ilmu pengetahuan,
hanyalah untuk pengabdian kepada
Allah dan kemaslahatan umum, Materialis
seperti pada hadits riwayat Abu al- Sebatas "materi" saja. Jadi, pendidikan
Hasan Bin Khazem bin Anas , itu hanyalah sebatas materi. Mereka
tak memikirkan kedepan akan apa
‫تعلم وا من العلم ف و الل ه ال‬ yang mereka sedang pelajari itu.
‫تؤجرون بجميع العلم حتى تعملوا‬ Mereka hanya tertuju pada satu tujuan
yaitu hasil nilai pelajaran yang baik.
Kelima, penyesuaian terhadap
perkembangan anak. Sejak awal
perkembangan Islam, pendidikan
Islam diberikan kepada anak sesuai
umur, kemampuan, perkembangan
jiwa, dan bakat anak. Setiap usaha
dan proses pendidikan haruslah
memperhatikan faktor
pertumbuhan anak. Ali bin Abi
Thalib sebagaimana dikutif Fazhur
Rahman berkata: Heart of people
have desires and aptitudes; sometimes
they are ready to listen and others
time are not. Enter to people's hearts
through their aptitudes. Talk to them

59
when they ready to listen. For the
condition of heart is such that you
force to do something, then it
becomes blind (and refuses to accept
it).

Keenam, pengembangan
kepribadian. Bakat alami dan
keampuan pribadi tiap-tiap anak
didik diberikan kesempatan
berkembang sehingga bermanfaat
bagi dirinya dan masyarakat. Setiap
murid dipandang sebagai amanah
Tuhan, dan seluruh kemampuan
fisik & mental adalah anugerah
Tuhan. Perkembangan kepribadian
itu berkaitan dengan seluruh nilai
sistem Islam, sehingga setiap anak
dapat diarahkan untuk mencapai
Tujuan Islam.

Ketujuh, penekaanan pada amal


saleh dan tanggung jawab. Setiap
anak didik diberi semangat dan
dorongan untuk mengamalkan ilmu
pengetahuan sehingga benar-benar
bermanfaat bagi diri, keluarga dan
masyarakat secara keseluruhan.
Amal shaleh dan tanggung jawab
itulah yang menghantarkannya
kelak kepada kebahagiaan di hari
kemudian kelak (HR. Muslim).

60
‫إذا مات اإلنسان انقطع عمل ه إال‬
‫ صدفة جاري ة أو عم ل‬: ‫من ثالث‬
‫ينتفع به وولد صالح يدعوله‬

Dengan karakteristik-karakteristik
pendidikan tersebut tampak jelas
keunggulan pendidikan Islam
dibanding dengan pendidikan
lainnya. Karena, pendidikan dalam
Islam mempunyai ikatan langsung
dengan nilai-nilai dan ajaran Islam
yang mengatur seluruh Aspek
kehidupannya.

Kesimpulannya, cara pandang serta keyakinan terhadap status ontologis ini telah menimbukan perbedaan yang cukup signifikan di
antara kedua sistem epistimologi tersebut dalam masalah-masalah yang menyangkut soal klasifikasi ilmu dan metode-metode ilmiah.
Perbedaan pada sisi lain, seperti dari sudut pendidikan ternyata Barat melihat anak didik sebagai manusia yang merdeka dan memiliki
kebebasan dan sementara Islam memandang manusiasebagai makhluk Tuhan dan sosial yang memiliki potensi sesuai dengan fitrahnya.
Akan tetapi, Barat lebih mengedepankan akal dengan mengenyamping kalbu. Artinya ilmu pengetahuan hanyamerupakan teori-
teori inderawi yang dapat diamati, diteliti serta dibuktikan saja. Oleh karena itu,tugas utama sebuah epistimologi adalah menunjukkan
bagaimana ilmu itu mungkin secara filosofis

61
J. Perbandingan Kurikulum Perguruan Tinggi di Indonesia dengan Negara
maju

Kurikulum pendidikan Indonesia dengan kurikulum Negara yang


maju dalam pendidikannya di dunia seperti Finlandia dan Jepang sebenarnya
terdapat banyak kesamaan. Namun, karena belum dijalankannya kurikulum
ini sesuai dengan harapan maka sampai saat ini belum bisa dirasakan
signifikansi peningkatan mutu pendidikan di Negara kita.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Kualitas lulusan Perguruan
Tinggi di Indonesia masih tertinggal jauh dari Negara maju di dunia,
diantaranya:
1. Tidak konsistennya Kurikulum Pendidikan di Indonesia. Seringnya terjadi
pergantian mengakibatkan terjadinya kebingungan pihak tenaga pendidik
dan mahasiswa/mahasiswa. Sementara pada Negara maju semisal
Finlandia kurikulum jarang berganti agar mereka focus pada tujuan
pendidikan yang akanmereka capai.
2. Perekrutan input perdosenn tinggi kadang tidak sesuai dengan bakat dan
minat mahasiswa. Ini dikarenakan kurangnya bimbingan dalam memilih
jurusan yang tepat yang berpengaruh terhadap efektifitas pendidikannya
serta juga berpengaruh terhadap lapangan kerja yang tersedia.
3. Di Jepang, mengingat pentingnya faktor "lulusan yang diterima bekerja",
seorang dosen pembimbing turut bertanggung jawab dalam "mencarikan"
pekerjaan bagi gakusei-nya. Untuk menangani itu biasanya diangkat
seorang dosen yang bertugas sebagai "shuushoku-tantou" di suatu jurusan.
Dan factor banyaknya lulusan yang diterima bekerja bergantung pada
sertifikasi jurusan yang didukung oleh bagusnya kurikulum jurusan
tersebut.
4. Di Indonesia jarang ditemukan adanya mahasiswa peneliti, lebih-lebih
mahasiswa pendengar, sehingga yang ada mahasiswa reguler. Hal itu
terjadi barangkali karena orientasi belajar bagi mahasiswa Indonesia jauh
berbeda dengan mahasiswa Jepang.

62
5. Di Finlandia, sistem kuliah dua arah antara dosen dan
mahasiswa mendukung interaksi, sehingga banyak sekali
waktu ketika dosen bertanya dan mengajak diskusi
mahasiswanya mengenai materi yang sedang di
ajarkan.Apabila mahasiswa masih kurang merasa puas,
mahasiswa juga dapat mengirimkan email kepada dosen
tersebut untuk bertanya atau meminta waktu dan
mengatur schedule untuk bertemu face to face untuk
membahas hal yang kurang dimengerti.
6. Biaya pendidikan di Finlandia ditanggung oleh negara. Dengan penduduk
hanya 5 juta jiwa pemerintah mampu menanggung biaya pendidikan
sebesar 200 ribu euro. Biaya tersebut per mahasiswa hingga menuju
perguruan tinggi. Jadi keluarga miskin dan kaya mampu merasakan
kesempatan belajar yang sama.

63
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada kurikulum 2013, mahasiswa dituntut untuk dapat mandiri, kritis dan
aktif dalam menemukan hal-hal baru, menganalisis, dan menyimpulkan
setiap apa yang didapatkan dalam proses pembelajaran.
2. Peran, prosedur dan implementasi bahan ajar sesuai kurikulum 2013 pada
perguruan tinggi sebagai berikut:
a. Peran bahan ajar dalam pembelajararn adalah merupakan inti dari
kurikulum yang berfungsi sebagai alat pencapaian tujuan dalam proses
pembelajaran. Bahan ajar mempunyai peran yang penting baik bagi
dosen mahamahasiswa, maupun pihak lain yang terkait dalam
pengadaan bahan ajar.
b. Prosedur bahan ajar pada perguruan tinggi yakni membuat garis-garis
besar bahan ajar, memperhatikan penulisan isi bahan ajar, perancangan
tata letak dan penggunaan ilustrasi, penggunaan bahasa, serta media
yang akan digunakan.
c. Implementasi bahan ajar perguruan tinggi dilakukan melalui analisis
KKNI.
3. Keterkaitan capaian pembelajaran, materi, model/strategi pembelajaran,
integrasi karakter, dan teknik penilaian sesuai kurikulum 2013 untuk
perguruan tinggi yakni pada kurikulum 2013, mahasiswa dituntut untuk
dapat mandiri, kritis dan aktif dalam menemukan hal-hal baru,
menganalisis, dan menyimpulkan setiap apa yang didapatkan dalam proses
pembelajaran.
4. Perangkat pembelajaran yang telah dirancang sesuai kurikulum untuk
perguruan tinggi yakni rencana pembelajaran semester (RPS) dan silabus.

64
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan ialah dalam pembelajaran pada
tingkat perguruan tinggi, dosen harus memiliki kreativitas yang tinggi untuk
merancang sendiri bahan ajar yang akan digunakan dalam mengajar.

65
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014.Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum


2013. Bandung: PT Refika Aditama
Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Dosen Implementasi Kurikulum 2013.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjamin Mutu Pendidikan dan Kebudayaan.
Mulyasa.2013.Pengembangan dan implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2014. Pengembangan dan implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Prastowo, Andi.2011.Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: DIVA Press.
Prastowo, Andi.2014.Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Bandung: Kencana.
Rusman.2012.Model- model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina.2008.Strategi pembelajaran: beriontasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Tim Kurikulum dan Pembelajaran Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
2014. Kurikulum Pendidikan Tinggi. Jakarta : Dikti

66
LAMPIRAN

1. SILABUS MATA KULIAH


Program Studi : ………………………………
Kode Mata Kuliah : ………………………………
Nama Mata Kuliah : ………………………………
Jumlah SKS : ………………………………
Semester : ..........................................
Mata Kuliah Pra Syarat : ..........................................
Standar Kompetensi : ………………………………

Tabel 1: Contoh Silabus Mata Kuliah

Model/ Alat/Bahan
Kompetens Indikato Pengalaman Materi Metode
Waktu / Sumber Penilaian
i Dasar r Pembelajaran Ajar
Belajar

2. RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Tabel 2: Contoh format Rencana Pembelajaran Semester

Mata Kuliah:........................ Semester:..........., Kode:............., sks:............

Program Studi:..................... Dosen:............................................................

Capaian Pembelajaran:......................................................................................................

67
Minggu Kemampuan Bahan Kajian Bentuk Waktu Kriteria Bobot
ke- Akhir yang (Materi Pembelajaran Belajar Pembelajaran Nilai
Diharapkan Pembelajaran) (Menit) (Indikator)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tabel diatas diisi dengan penjelasan seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 3: Penjelasan Pengisian RPS

Nomor
Judul Kolom Penjelasan Pengisian
Kolom

Menunjukkan kapan suatu kegiatan


1 Minggu Ke dilaksanakan, yakni mulai minggu ke 1 sampai
ke 16 (satu semester)(bisa 1/2/3/4 mingguan)

Rumusan kemampuan dibidang kognitif,


psikomotorik, dan afektif diusahakan lengkap
Kemampuan akhir yang dan utuh (hard skill dan soft skill). Merupakan
2
diharapkan tahapan kemampuan yang diharapkan dapat
mencapai kompetensi mata kuliah ini di akhir
semester.

Bisa diisi pokok bahasan/ sub pokok bahasan,


Bahan Kajian (Materi
3 atau topik bahasan (dengan asumsi tersedia
Belajar)
diktat/ modul ajar untuk setiap pokok bahasan)

4 Bentuk Pembelajaran Bisa berupa ceramah, diskusi, presentasi tugas,


seminar, simulasi, responsi, praktikum, latihan,
kuliah lapang, praktek bengkel, survai lapangan,
bermain peran,atau gabungan berbagai bentuk.

68
Nomor
Judul Kolom Penjelasan Pengisian
Kolom

Penetapan bentuk pembelajaran didasarkan


pada

keniscayaan bahwa kemampuan yang


diharapkan

diatas akan tercapai dengan bentuk/ model


pembelajaran tersebut.

Takaran waktu yang menyatakan beban belajar


dalam satuan sks (satuan kredit semester). Satu
5 Waktu Belajar
sks setara dengan 160 (seratus enam puluh)
menit kegiatan belajar per minggu per semester.

Berisi indikator yang dapat menunjukan


pencapaian kemampuan yang dicanangkan,
atau unsur kemampuan yang dinilai (bisa
Kriteria Penilaian kualitatif misal ketepatan analisis, kerapian
6
(Indikator) sajian, Kreatifitas ide, kemampuan komunikasi,
juga bisa juga yang kuantitatif : banyaknya
kutipan acuan / unsur yang dibahas, kebenaran
hitungan).

Disesuaikan dengan waktu yang digunakan


untuk membahas atau mengerjakan tugas, atau
7 Bobot Nilai besarnya sumbangan suatu kemampuan
terhadap pencapaian kompetensi mata kuliah
ini.

69
3. CONTOH RUBRIK PENILAIAN

RUBRIK PENILAIAN SIKAP (TERINTEGRASI NILAI-NILAI KARAKTER)


Berilah skor 1, 2, 3, atau 4 pada tabel penilaian sikap mahasiswa yang telah disediakan
dibawah ini.

1. Pengamatan Perilaku Sikap (Terintegrasi nilai-nilai karakter)

Skor
No Aspek yang dinilai Keterangan
4 3 2 1

Rasa ingin tahu (bertanya dan


1 menjawab pertanyaan secara
individu maupun berkelompok)

Teliti (kehati-hatian dan ketepatan


2
dalam melakukan eksperimen)

Tanggung jawab (ketekunan dalam


3 belajar, baik secara individu
maupun kelompok)

Bekerjasama (berdiskusi dan


4 bersama-sama ikut serta dalam
kegiatan kelompok)

Disiplin (menyadari kewajiban dan


5
mengerjakan tugas yang diberikan)

2. Kriteria Penilaian

70
Sko
Kategori Keterangan
r

Jika mahasiswa terus menerus/ secara


1 MK (Membudaya) konsisten memperlihatkan perilaku yang
tertera dalam indikator

Jika mahasiswa mulai konsisten


MB (Mulai
2 memperlihatkan perilaku yang tertera
Berkembang)
dalam indikator

Jika mahasiswa mulai memperlihatkan


3 MT (Mulai Terlihat) perilaku yang tertera dalam indikator, tetapi
belum konsisten

Jika mahasiswa belum memperlihatkan


4 BT (Belum Terlihat)
perilaku yang tertera dalam indikator

3. Rubrik Penilaian Sikap

No Skor Rubrik

1 4 Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias, aktif dalam


kegiatan kelompok dan diskusi kelas secara konsisten dan terus
menerus

3 Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias, aktif dalam


kegiatan kelompok dan diskusi kelas

2 Menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak terlalu antusias, dan


baru terlibat aktif dalam kegiatan kelompok dan diskusi kelas
ketika disuruh

1 Tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan, sulit terlibat


aktif dalam kegiatan kelompok dan diskusi kelas walaupun
telah didorong

71
No Skor Rubrik

2 4 Teliti dan rapi dalam mencatat jawaban dari pertanyaan dan


dalam melakukan percobaan sesuai prosedur secara konsisten

3 Teliti dan rapi dalam mencatat jawaban dari pertanyaan dan


dalam melakukan percobaan sesuai prosedur

2 Kurang teliti dan rapi dalam mencatat jawaban dari pertanyaan


dan dalam melakukan percobaan sesuai prosedur

1 Tidak teliti dan tidak rapi dalam mencatat jawaban dari


pertanyaan dan dalam melakukan percobaan sesuai prosedur

3 4 Bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dengan hasil


terbaik yang bisa dilakukan, berupaya tepat waktu secara
konsisten

3 Bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dengan hasil


terbaik yang bisa dilakukan, berupaya tepat waktu

2 Berupaya bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas,


namun belum menunjukkan upaya terbaiknya

1 Tidak berupaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas,


dan tugasnya tidak selesai

4 4 Aktif dalam tanya jawab, dapat mengemukakan gagasan atau


ide dalam kelompok secara konsisten

3 Aktif dalam tanya jawab, dapat mengemukakan gagasan atau


ide dalam kelompok

2 Aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukakan gagasan


atau ide dalam kelompok

1 Tidak aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukakan


gagasan atau ide dalam kelompok

5 4 Disiplin dalam mengerjakan tugas selama pembelajaran dan

72
No Skor Rubrik

tugas rumah secara konsisten

3 Disiplin dalam mengerjakan tugas selama pembelajaran dan


tugas rumah

2 Kurang disiplin dalam mengerjakan tugas selama pembelajaran


dan tugas rumah

1 Tidak disiplin dalam mengerjakan tugas selama pembelajaran


dan tugas rumah

Tabel Penilaian Kompetensi Sikap

No Absen Mahasiswa
No Aspek yang dinilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 dst
0 1 2

1 Rasa ingin tahu

2 Ketelitian

3 Tanggung jawab

4 Bekerjasama

5 Disiplin

Penskoran:
f
AK= x 100 %
n
Keterangan:
AK = Nilai Sikap, f = Skor yang diperoleh, n = Skor maksimum

73
74

Anda mungkin juga menyukai