PENDAHULUAN
1
Makmur Makka, The Tru Life Of Habibie Cerita Dibalik Kesuksesan (Jakarta: Pustaka
IIMaN, 2008), hlm. 1
2
Djam’an Satori, Profesi Keguruan (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2017), hlm. 2.6
1
2
kecil yang dapat meraih prestasi tersebut karna yang mendapatkan hal itu
yang memiliki prestasi akademik yang tinggi, serta berbakat menjadi seorang
pendidik berdasarkan hasil tes yang diperoleh dan sehat jasmani dan rohani
yang bisa diterima menjadi calon pendidik dieprgurun tinggi. Pendidikan di
negri kita Indonesia walaupun telah diakui juga sebagai pendidik yang
profesional yang sedemikian rupa terhormat, sangat mulia, menjadi penentu
masa depan bangsa namun tetap menjadi profesi yang melarat, dan kurang
diminati karna kurang menjadikan masa depan yang cemerlang dan kecuali
dengan adanya sertifikasi pendidik posisi pedidik menjadi lebih baik, baik
dari segi profesinya maupun dari segi keekonomiannya. 3 Dengan demikian
seorang pendidik diharapkan memiliki teaching skill yang baik agar peserta
didik mampu memahami, mengusai, dan mencapai hasil belajar dengan
sebaik-baiknya. Seorang pelajar pastinya membutuhkan seorang pendidik
yang memiliki teaching skill yang baik.
Menurut Sanjaya mengajar merupakan sutau proses menyampaikan
suatu informasi atau pengetahuan dari pengajar yang diberikan kepada peserta
didik yang mana proses penyampaian ini juga sering disebut sebagai transfer
ilmu.4 Sardiman menyatakan bahwa mengajar dimaknai sebagai suatu usaha
menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
belajar yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan mengajar. 5 Dari pendapat
kedua tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa mengajar merupakan suatu
kegiatan yang mana melibatkan interaksi antara pengajar dengan peserta didik
yang mana dalam kegitan tersebut guru menyampaikan informasi atau
ilmunya kepada peserta didik. Adapun pengertian mengenai teaching skill
yakni sebagai berikut.
Menurut Passi teaching skill ialah adanya seperangkat tindakan
mengajar atau perilaku yang dilakukan dengan maksud untuk meberikan
3
Moh Asnawi, “Kedudukan Dan Jumlah Pendidik dalam Pendidikan Islam, Tribakti Jurnal
Pendidikan Islam”, 23 (juli, 2012), hlm. 37
4
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Beriorentasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
kencana Prenada Media Group, 2007), hlm. 94
5
A.M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Press, 2011),
hlm. 22
3
memiliki dua perasaan ini, sedangkan keberadaan rasa takut dimasa hidup
harus lebih dominan. Dan apakah orang ini sama dengan orang-orang yang
menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah untuk menyesatkan manusia dari
jalanNya? Sesungguhnya yang mengetahui perbedaan hanyalah antara orang
ini dengan orang itu hanyalah orang yang mempunyai sebuah inti pemikiran
yakni akal.9
Dalam ayat tersebut dapat diambil penjelasan bahwa pengajar yang
memiliki suatu ilmu pengetahuan dalam mengajar tentulah sangat berbeda
dengan seorang pengajar yang tidak memiliki ilmu pengetahuan, yakni pada
penguasaan ilmu mendidik. Dalam hal ini pengajar perlu memahami berbagai
bekal ilmu yang harus dibawa dan disiapkan sebelum melaksanakan
kegiatan belajar mengajar, yang paling mendasar adalah pengetahuan
tentang keterampilan dasar mengajar sebagai modal penting dan hal
tersebut perlu diaplikasikan dalam setiap kegiatan mengajar di kelas. Adapun
dalam hadits nabi Muhammad saw juga dijelaskan, beliau bersabda:
ِص اىَّل اهللُ َعلَْي ِه و َس لَّم ِإ َذا و ِّس َد االَ ْم ر اِىَل َغرْي ِ ُ ال رس
َ ول اهلل َ ََع ْن اَيِب ُهَر ْي َر َة ق
ُ َ َ َال ق
ُ ُ َ َ
)اعةَ (رواه البخارى َّ اَ ْهلِ ِه َفْنتَ ِظ ِر
َ الس
Artinya: Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. Bersabda “apabila
suatu urusan Diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah
masa kehancurannya”.10
Hadist diatas dapat kita pahami bahwa seorang pengajar yang
memiliki keahlian atau teaching skill tentulah sangat berbeda dengan
pengajar yang tidak mempunyai keahlian di bidangnya itu, karena orang
yang ahli berarti sudah memiliki beberapa keterampilan yang ada pada
dirinya. Seorang pengajar yang mampu menguasai materi dan mampu
menjelaskan secara baik akan jelas berbeda dengan pengajar yang tidak
menguasai materi ketika menyampaikan kepada peserta didik sehingga
hasil belajar yang diperoleh peserta didik juga akan berbeda. Pengajar
9
M. Abdul Ghofar E.M, Tafsir ibnu katsir Jilid 1 (Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2004),
hlm. 92-94
10
Imam al-bukhari, shahih al-bukhari (jilid 1 , 2 , 3, Bab Ilmu Beirut; Darul Al ihya Al-Arabi,
tt), hlm. 23
5
11
Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 38
12
Sherly Guswita, Bambang Sri Anggoro, Nukhbatul Hidayati Haka Akbar Handoko,
“Analisis Ketrerampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah Peserta Didik XI Mata Pelajaran Biologi di
SMA Al-Azar 3 Bandar Lampung”, Biosfer Jurnal Tadris Biologi, 9 (Desember, 2018), hlm. 251
13
Kementrian Agama Repubik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya: Halim
Publising & publishing, 2013), hlm. 285
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
9
E. Hipotesis Penelitian
10
16
Lufri, Sudirman, Silvi Rahmi, “Mengembangkan Skill Mengajar (Teaching Skill)
Mahasiswa Calon Guru Menggunakan Multy Strategies”, Ta’dib, 15 (Juni 2012), hlm. 18
17
Abdul Ghoni, Rini Safitri, Habibati, Nurul Fajri Saminan, “The Study of High School
Student’s Scientific Attitudes on Learning Heat and Temperature with Cooperative Inquiry Labs
Model”, Proceeding of International Conference on Teacher Training and Education (ICTTE)
FKIP UNS, 1 (Januari, 2016), hlm. 280
12
A. Landasan Teoritik
1. Teaching Skill Dosen Statistik
a. Pengertian teaching skill
Menurut Passi teaching skill ialah adanya seperangkat
tindakan mengajar atau perilaku yang dilakukan dengan maksud untuk
meberikan fasilitasi pembelajaran kepada peserta didik. Wragg
mengemukakan teaching skill yakni Strategi pendidik yang digunakan
untuk memfasilitasi pembelajaran bagi murid. 18
menurut Mulyasa
teaching skill merupakan kompetensi profesional yang mengandung
beberapa unsur sabagai integrasi dari berbagai kompetensi yang
dimiliki pendidik secara utuh dan menyeluruh. 19 Teaching skill suatu
keterampilan yang dimiliki oleh pendidik agar dapat
mengimplementasikan proses pengajaran dengan sukses dan efektif.20
Berdasarkan penjelelasan teori diatas dapat disimpulkan
bahwa teaching skill merupakan keterampilan atau kempetensi
mengajar yang harus dimiliki oleh seorang pendidik yang
dimaksudkan untuk memberikan fasilitasi pembelajaran dengan baik,
sukses dan efektif bagi peserta didik.
Seorang pendidik harus memiliki teaching skill (keterampilan
mengajar) hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Azzumar ayat 5;
18
Charanjit Kaur Dhillon, “Identifiying Esential Teaching Skills”, Scholarly Researach
Journal for Interdisciplinary Studies, II/XIII (Agustus, 2014), hlm. 1613
19
Mulyasa, Pengembangan dan implentasi pemikiran kurikulum (Bandung: Rosdakarya,
2013), hlm. 69
20
Jamal Abd Al-Fattah Al-Assaf, Habis Selmein Awamleh, “Degree of Creative Teaching
Skills Used by Teachers Practicing Social Studies in Jordan in Light of the Variables of
Qualification, Experience and Gender”, Journal of Education and Practice, 4 (Januari, 2013),
hlm. 80
13
14
21
Kementrian Agama Repubik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya: Halim
Publising & publishing, 2013), hlm. 459
22
M. Abdul Ghofar E.M, Tafsir ibnu katsir Jilid 1 (Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2004),
hlm. 92-94
14
15
25
Eka Safitri, Uep Tatang Sontani, “Keterampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa
sebagai determinan terhadap hasil belajar”, Jurnal Pendidikan Manejemen Perkantoran”, 1
(Agutus, 2016), hlm. 146
26
Lufri, Sudirman, Silvi Rahmi, “Mengembangkan Skill Mengajar (Teaching Skill)
Mahasiswa Calon Guru Menggunakan Multy Strategies”, Ta’dib, 15 (Juni 2012), hlm. 18
27
Hasibun, Jj dan Mordiono, Proses Belajar Mengar (Jakarta: Remaja Karya, 1998), hlm.
117
28
Pardjono, Sudiyatno, Anik Gufron, Sujarwo, Asri Budningsih, Ismaniati, Haryanto, Modul
Pelatihan Pengembangan Keterampilan (Jogjakarta: UNY press, 2013), hlm. 211
17
29
Pardjono, Sudiyatno, Anik Gufron, Sujarwo, Asri Budningsih, Ismaniati, Haryanto, Modul
Pelatihan Pengembangan Keterampilan (Jogjakarta: UNY press, 2013), hlm. 154
30
Leli Halimah, Keterampilan Mengajar Sebagai Inspirasi Untuk Menjadi Guru Yang
Excellent di Abad Ke-21 (Bandung: PT Refika Aditama, 2017), hlm. 176
18
37
Meci Uniarsi, “Penerapan Keterampilan Guru Mengadakan Variasi Pada Pembelajaran
Matematika Terhadap Hasil Belajar Siswa kelas IV”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Katulistiwa, 3 (2014). hlm. 3-4
21
43
Elmia Umar, “Penguasaan Keterampian Menjelaskan Dalam Pecapaian Tujuan
Pembelajaran pada Mahasiswa D-II PGSD”, Jurnal Inovas, 6 (Desember, 2009), hlm. 73
23
52
Talizaro Tafanao, “Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar
Mahasiswa”, Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2 (Juli, 2018), hlm. 105
53
Pardjono, Sudiyatno, Anik Gufron, Sujarwo, Asri Budningsih, Ismaniati, Haryanto, Modul
Pelatihan Pengembangan Keterampilan (Jogjakarta: UNY press, 2013), hlm. 219
26
Metode
Peserta
Pengajar Media Pesan didik
Alat
10) Keterampilan mengembangkan emotional spiritual questions
(ESQ)
Menurut Salovey and Mayer Kecerdasan emotional (ESQ)
merupakan kemampuan mengetahui maupun memahami perasaan
diri sendiri juga perasaan orang lain, juga menggunakan perasaan
tersebut sesuai dengan pikiran dan perilaku.55 Kecerdasan spiritual
merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan sifat transenden
dan juga spiritual. kemampuan ini dapat memecahkan berbagai
54
Pardjono, Sudiyatno, Anik Gufron, Sujarwo, Asri Budningsih, Ismaniati, Haryanto, Modul
Pelatihan Pengembangan Keterampilan (Jogjakarta: UNY press, 2013), hlm. 219-220
55
Desak Putu Lani Mahadewi, “Pengaruh Intelegency Quotient (IQ), DAN Emotional
Spiritual Quotiens (ESQ) Terhadap Perilaku Etis Profesi Akuntan Publik Dengan Locus Of
Control Sebagai Variabel Moderasi”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi UNDIKSHA, 3 (2015),
hlm. 2
27
56
Mohammad Zazuli, Total Sucses Meraih Keajaiban Hidup Dengan Hukum Ilahi (Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2014), hlm. 112
57
Khairan Rosyadi, Pendidikan Profetik (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 79
58
Kementrian Agama Repubik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya: Halim
Publising & publishing, 2013), hlm, 285
28
lain hanya khayalan semata. Jauhilah dari kalian suatu prasangka, karna
prasangka merupakan suatu ucapan dusta. Dan seorang hamba suatu saat
akan dimintai pertanggungjawaban mengenai hal tersebut dihari kiamat
kelak dan apa-apa yang telah dilakukan dengan semua anggota tubuh
manusia.
Ada beberapa macam sikap ilmiah menurut Anwar yang perlu
diketahui oleh seorang pendidik maupun peserta didik yakni menurut
Anwar sikap rasa ingin tahu, menghormati fakta atau data, berfikir kritis,
penemuan dan kreativitas, menerima perbedaan dan bekerjasama, rajin,
dan peka terhadap lingkungan sekitar.59
Adapun penjelasan dan indicator dari sikap ilmiah yakni sebagai
berikut:60
59
Abdul Ghoni, Rini Safitri, Habibati, Nurul Fajri Saminan, “The Study of High School
Student’s Scientific Attitudes on Learning Heat and Temperature with Cooperative Inquiry Labs
Model”, Proceeding of International Conference on Teacher Training and Education (ICTTE)
FKIP UNS, 1 (Januari, 2016), hlm.280
60
Herson Anwar, penilaian sikap ilmiah dalam pembeljara sains, Jurnal Pelangi Ilmu, 2 (5 Mei
2009), hlm. 108-109
29
walaupun seorang ilmuan besar itu sendiri. Kita juga akan memperoleh
keuntungan dari kekurangan yang dimiliki oleh mereka dan meniru
kebesaran para ilmuwan dan juga denggan mempelajari kehidupan yang
telah mereka lakukan kita dapat menghargainya karna mereka tetap
manusia pada umumnya. Kita juga dapat mengetahui keberhasilan sikap
ilmiah sebagai suatu pendekatan untuh memecahkan permasalahan yang
ada meskipun sikap itu tidak kita kembangkan dengan sempurna.
Contoh buku biografi para ilmuwan yang dapat yang bisa kita baca
yakni , Ibnu Sina, Jabir bin hayyan, Al-Khawarismi, dan masih banyak
lagi.
B. Kajian Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2 tabel penelitian terdahulu
Identitas karya
NO Persamaan Perbedaan kesimpulan
ilmiah
Adanya
pengaruh
Rahmanitia
keterampilan
Radiatus, tesis, mengajar guru
pengaruh keterampilan
Variable y terhadap
mengajar guru Variabel
motivasi belajar
1. terhadap motivasi keterampilan motivasi
siswa kelas V
belajar siswa kelas V mengajar belajar pada mata
pada mata pelajaran
pelajaran
Sejarah Kebudayaan
Sejarah
Islam, 2016
Kebudayaan
Islam
2. Muhadir, skripsi, Variable X Perbedaan Y Hasil
penerapan Keterampilan Prestasi belajar penerapan
keterampilan mengajar keterampilan
megajar guru megajar guru
pendidikan agama pendidikan
Islam dalam agama Islam
meningkatkan dalam
prestasi belajar meningkatkan
peserta didik, 2017 prestasi belajar
peserta didik
sudah
maksimal
ditandai
dengan nilai
31
peserta didik
diatas rata-rata
Supriadi, Jurnal, Variabel Y Variable Y Adanya
pengaruh praktikum Sikap Ilmiah Pengaruh pengaruh
virtual terhadap praktikum praktikum
3 sikap ilmiah siswa virtual virtual
SMA terhadap sikap
ilmiah siswa
SMA
C. Kerangka Berfikir
Dalam penelitian ini dikembangkanlah suatu konsep maupun kerangka
berpikir tersebut dengan tujuan untuk mempermudah peneliti dalam
melakukan penelitiannya yakni, hubungan antara teaching skill dosen
statistik dengan sikap ilmiah mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama
Islam Di Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang. Teaching skill
menurut Passi merupakan seperangkat tindakan mengajar atau perilaku yang
dilakukan dengan maksud untuk meberikan fasilitasi pembelajaran kepada
peserta didik.
Beberapa macam Teaching skill mengajar yakni, keterampilan
membuka dan menutup mengajar keterampilan membuka dan menutup
pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan mengadakan variasi,
keterampilan memberikan penguatan, keterampilan menjelaskan,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan, keterampilan mengelola kelas, keterampilan
mengembangkan media dan keterampilan mengembangkan Emotional
Spriritual Question (ESQ).
Sikap ilmiah menurut burhanuddin suatu pandangan seseorang
yang seharusnya dimiliki oleh mahasiswa diantaranya sikap Rasa ingin tahu,
menghormati fakta atau data, berfikir kritis, Penemuan dan kreativitas,
menerima perbedaan, rajin, sikap bekerjasama, dan Peka terhadap lingkungan
sekitar.
Dari uraian diatas maka dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.3 kerangka berfikir
TEORI
Uji r (Spearmen
BAB III
METODE PENELITIAN
33
34
64
Nazir, Metode Penelitian (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), hlm. 271
65
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015),
hlm. 81
66
Boedi Abdullah dan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Islam Muamalah (Bandung:
Pustaka Setia, 2014), hlm. 35
67 Sugiono
, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm.
120
35
68
J.W, Creswell, Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed (Yogjakarta:
PT Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 221
69
Ridwan, Dasar-Dasar Statistika (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 52-53.
70
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015),
hlm. 93
36
4 Tidak Setuju 4
5 Sangat tidak Setuju 5
71
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015),
hlm. 121
72
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012),
hlm. 173
37
r 11=(
k
)(1−
∑ a1 ) 2
k−1 at2
Keterangan:
r11 = reliabilitas yang dicari
∑ a 12 = jumlah Varians skor tiap-tiap intem
a t2 = varians total
Suharimi Arikunto menjelaskan bahwa kuesioner dikatakan
reliabel jika memiliki koefesien alpha dan kriteria yang digunakan peneliti
dianggap reliabel jika nilai alpha > 0,6. 74
F. Teknik Pengumpulan Data
Observasi menurut Margono ialah suatu pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap segala yang tampak pada objek
penelitian. Menurut Moris Observasi yakni kegiatan dalam upaya mencatat
suatu gejala ataupun peristiwa dengan bantuan alat atau instrument untuk
mencatat maupun merekamnya yang bertujuan membuat karya ilmiah
maupun yang lainnya.75
Kuesioner menurut Sugiono ialah teknik pengumpulan data
dengan cara memberikan berbagai pertanyaan maupun pernyataan tertutup
maupun terbuka secara tertulis kepada responden untuk dijawab oleh
responden. Kuersioner sangat cocok apabila jumlah responden cukup besar
dan tersebar diwilyah luas76
Dokumentasi menurut Suharsimi Arikunto ialah mencari data
mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan lain-lain.
73
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis (Bandung:Alfabeta, 2004), hlm. 90
74
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hlm. 319
75
Amir Syamsuddin, “Pengembangan Istrumen Evaluasi Non Tes (Informal) untuk Menjaring
Data Kualitatif Perkembangan Anak Usia Dini”, Jurnal Pendidikan Anak, 3 (Juni, 2014), hlm. 404
76
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015),
hlm. 142
38
P = 1-
n(n )
2−1
Keterangan:
P=koefisien korelasi spearmen rank
bi = selisih peringat setiap data
n= jumlah data
Setelah itu memberi interpretasi terhadap 𝜌, interpretasi sederhana
dengan cara membandingkan dengan tabel rHo. Dari tabel dapat dilihat
bahwa n pada taraf kesalahan 5% . Jika rHo hitung lebih besar dari rHo
tabel baik pada taraf 5%, maka hal ini berarti terdapat kesesuaian yang
nyata atau signifikan. Selanjutnya dari hasil perhitungan tersebut
77
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung:Alfabeta, 2015),
hlm. 147
78
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D .(Bandung:Alfabeta, 2009),
hlm. 45
39
DAFTAR PUSTAKA