Anda di halaman 1dari 14

Mata kuliah Dosen Pembimbing

Kemampuan Dasar Mengajar Fisika Azmi Asra,M.Pd

Kompetensi Guru Pedagogik Dan Kepribadian

OLEH :
NAMA : DEVI PONIATI
NIM : 1531005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

2017
Kata Pengantar

Puji syukur yang dalam Penulis sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
ESA. karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
yang diharapkan. Dalam makalah ini Penulis membahas tentang kompetensi
pedagogik dan kompetensi kepribadian .
Makalah ini, telah penulis susun dengan semaksimal mungkin. Makalah
ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, Untuk itu penulis menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Sehingga makalah ini telah selesai dibuat dalam waktu yang telah
disepakati.
Penulis menyadari, Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dengan tujuan kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan
informasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Pasirpengaraian,29 maret 2017.

Devi Poniati
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Profesi guru yaitu kemampuan yang tidak dimiliki oleh warga masyarakat
pada umumnya yang tidak pernah mengikuti pendidikan keguruan. Ada
beberapa peran yang dapat dilakukan guru sebagai tenaga pendidik, antara
lain,sebagai pekerja profesional dengan fungsi mengajar, membimbing dan
melatih, pekerja kemanusiaan dengan fungsi dapat merealisasikan seluruh
kemampuan kemanusiaan yang dimiliki.
Sebagai seseorang yang memiliki profesi sebagai tenaga pendidik harus
memiliki kompetensi. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak
dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan
baik. Sedangkan kompetensi ini bertujuan agar seorang pendidik,dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang guru yang
memiliki beberapa kemampuan tertentu.
Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki seorang guru yaitu:
1. kompetensi pedagogik.
2. kompetensi kepribadian.
3. Kompetensi profesional.
4. Kompetensi sosial.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Maksut Kompetensi Guru Dalam Al-Quran?
2. Apakah Pengertian Kompetensi Pedagogik Dan Kepribadian Menurut Ahli
Dan Secara Umum?
3. Apa Sajakah Aspek-Aspek Kompetensi Pedagogik?
4. Bagaimana Sosok Kepribadian Seorang Guru?
1.3 Tujuan.
1. mengetahui Maksut Kompetensi Guru Dalam Al-Quran.
2. Mengetahui Pengertian Kompetensi Pedagogik Dan Kepribadian Menurut
Ahli Dan Secara Umum.
3. Mengetahui Aspek-Aspek Kompetensi Pedagogik.
4. Mengetahui Sosok Kepribadian Seorang Guru.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kompetensi Guru dalam Al-Qur'an.


Ada beberapa analisa dan perbandingan hasil pemahaman tentang kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang guru antara teori pendidikan "umum" dan
Pendidikan Islam. Tetapi tentu hasilnya tidak bertolak belakang tetapi melengkapi
satu sama lain. Sebab sebagai seorang muslim tentu kita harus selalu mengacu
pada al-Quran.
Kompetensi ilmiyyah atau kompetensi pedagogik adalah kemampuan seorang
guru atau pendidik dalam hal penalaran, pemahaman artinya seorang guru harus
menguasai materi-materi dan metode yang akan diajarkan kepada anak didik.
Dengan mengetahui materi dan metode pendidikan tentu seorang guru akan lebih
mampu dan layak dalam melaksanakan proses pendidikan terhadap anak didik.
Bagaimana mungkin seorang guru yang tidak mengetahui banyak materi dan
metode pengajaran akan mampu melaksanakan proses pendidikan dan pengajaran
dengan baik.
Hal ini sesuai dengan firman Allah Surat Al-Baqarah ayat 247








Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah
mengangkat Thalut menjadi rajamu". Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut
memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan
daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi
(mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan
menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa". Allah memberikan
pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas
pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah [2] : 247).
guru merupakan suatu komponen yang paling dalam penyelenggaraan
pendidikan yang bertugas menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar melatih,
meneliti mengembangkan, mengelola dan memberikan petunjuk dalam bidang
pendidikan.
Dengan demikian guru harus menguasai ilmu pengetahuan yang akan dia
ajarkan kepada anak didik juga harus mengetahui metode-metode apa yang harus
dipraktikan dalam pengajarannya. Dalam ayat itu Allah mengisyaratkan tentang
kompetensi ilmiyyah ini dengan kalimat basthathan di al-ilm artinya Allah
menganugerahkan kepada Nabi Daud keluasan dalam pengetahuan. Kata
basthathan berasal dari kata basatha yang berarti luas, lapang, lebar dan
mendalam. Maksud basthathan pada ayat tersebut adalah adanya keluasan pada
sosok Nabi Daud dalam hal pengetahuan. Dia adalah Nabi yang sangat mendalam,
luas dalam pengetahuannya. Sedangkan kata al-ilm berasal dari kata kerja
alimayalamu yang berarti mengetahui. Jadi kata ilm adalah semua jenis
pengetahuan yang ada di alam ini baik pengetahuan agama, filsafat maupun sains.
Dalam hal ini yang dikatakan orang alim adalah orang yang mendalam
pengetahuannya. Berarti seorang guru harus benar-benar kompeten dalam hal
pengetahuannya sebab dia yang akan mengajarkan, mentransformasi pengetahuan
kepada anak didiknya baik secara langsung ataupun tidak langsung.

2.2 Pengertian Kompetensi Pedagodik Dan Kepribadian Menurut Beberapa


Ahli.

1. Glasser dalam Nana Sudjana (2000:69) mengemukakan empat jenis


kompetensi tenaga pengajar, yakni (a) mempunyai pengetahuan belajar
dan tingkah laku manusia, (b) menguasai bidang ilmu yang dibinanya, (c)
memiliki sikap yang tepat tentang dirinya sendiri dan teman sejawat serta
bidang ilmunya , (d) keterampilan mengajar.
2. Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld pedagogik adalah ilmu yang mempelajari
masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia
mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya.
3. Menurut Mulyasa Pedagogik adalah semua keterampilan yang ada,
pengetahuan dan kemampun yang dikuasai oleh seseorang yang telah
menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melaksanakan perbuatan-
perbuatan yang bersifat kognitif, memiliki sifat efektif dan psikomotorik
dengan baik.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kompetensi Pedagogik.


3.1.1 Pengertian kompetensi Pedagogik secara umum.

Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang


mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi
Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan
profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran peserta didiknya.

Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi melalui upaya


belajar secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan
(pendidikan calon guru) maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat,
minat dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang
bersangkutan.

3.1.2 Aspek Kompetensi Pedagogik Beserta Indikatornya.


a. Menguasai karakteristik peserta didik.

Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik


peserta didik untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait
dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial
budaya:

1. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di


kelasnya,
2. Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan
yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran,
3. Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang
sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan
belajar yang berbeda.

b. Menguasasi teori belajar dan prinsipprinsip pembelajaran yang mendidik.


Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi
guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar:

1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi


pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan
proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi,
2. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran
berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut,
3. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang
dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana,
terkait keberhasilan pembelajaran,
4. Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar
peserta didik,
5. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama
lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar
peserta didik,

c. Pengembangan kurikulum.

Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum


dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. Guru
mampu memilih, menyusun, dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik:

1. Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum,


2. Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk
membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai
kompetensi dasar yang ditetapkan,
3. Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran,
4. Guru memilih materi pembelajaran yang: sesuai dengan tujuan
pembelajaran, tepat dan mutakhir, sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar peserta didik, dapat dilaksanakan di kelas dan sesuai
dengan konteks kehidupan seharihari peserta didik.

d. Kegiatan pembelajaran yang mendidik.

Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang


mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru mampu menyusun dan
menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan
karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi
komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran:
1. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang
telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut
mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya,
2. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk
membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga
membuat peserta didik merasa tertekan,
3. Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan)
sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik,
4. Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan
proses pembelajaran, bukan sematamata kesalahan yang harus dikoreksi.
Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang
setuju atau tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan
penjelasan tentang jawaban yamg benar,
5. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan
mengkaitkannya dengan konteks kehidupan seharihari peserta didik.

e. Pengembangan potensi peserta didik.

Guru mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik dan


mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui program
embelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan potensi akademik,
kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik
mengaktualisasikan potensi mereka:

1. Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian


terhadap setiap peserta didik untuk mengetahui tingkat kemajuan
masingmasing.
2. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang
mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola
belajar masingmasing.
3. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk
memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta
didik.
4. Guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran
dengan memberikan perhatian kepada setiap individu.
5. Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi,
dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik.

f. Komunikasi dengan peserta didik.

Guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan


peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru mampu memberikan respon
yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan peserta didik:

1. Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan


menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan
terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan
pengetahuan mereka.
2. Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan
tanggapan peserta didik, tanpamenginterupsi, kecuali jika diperlukan
untuk membantu atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut.
3. Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan
mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa
mempermalukannya.
4. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja
sama yang baik antarpeserta didik.

g. Penilaian dan Evaluasi.

Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara


berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas proses dan hasil
belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang
program remedial dan pengayaan. Guru mampu menggunakan hasil analisis
penilaian dalam proses pembelajarannya:

1. Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran


untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP.
2. Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian,
selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan
hasil serta implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman
terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari.
3. Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi
topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan
kelemahan masingmasing peserta didik untuk keperluan remedial dan
pengayaan.
4. Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya
untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat
membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan
pembelajaran, materi tambahan, dan sebagainya.
5. Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan
pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.

3.2 Kompetensi kepribadian.


3.2.1 Pengertian kompetensi kepribadian secara umum.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b,


dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah
kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap pendidikan,


khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Pribadi guru juga sangat berperan dalam
membentuk pribadi peserta didik. Ini dapat dimaklumi karena manusia merupakan
makhluk yang suka mencontoh, termasuk mencontoh pribadi gurunya dalam
membentuk pribadinya. Semua itu menunjukkan bahwa kompetensi personal atau
kepribadian guru sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam proses pembentukan
pribadinya. Oleh karena itu, wajar ketika orang tua mendaftarkan anaknya
kesekolah akan mencari tahu dulu siapa guru-guru yang akan membimbing
anaknya.

Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan


dan perkembangan pribadi para peserta didik. Kompetensi kepribadian ini
memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian
anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta
mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara, dan bangsa pada
umumnya.Sehubungan dengan uraian tersebut, maka guru dituntut untuk memiliki
kompetensi kepribadian yang memadai, bahkan kompetensi ini akan melandasi
atau menjadi landasan bagi kompetensi-kompetensi lainnya. Dalam hal ini, guru
tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi dan yang
paling penting adalah bagaimana guru menjadikan pembelajaran sebagai ajang
pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik.

3.2.2 Sosok kepribadian dari Seorang Guru.

Seorang guru harus memiliki kompetensi kepribadian yang mantap, stabil,


dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta, dan berakhlak mulia.

1. Kepribadian yang Mantap, Stabil, dan Dewasa.

Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, professional dan dapat


dipertanggungjawabkan, guru harus memiliki kepribadian yang mantap, stabil,
dan dewasa. Hal ini penting, karena banyak masalah pendidikan yang
desebabakan oleh faktor kepribadian guru yang kurang yang mantap, stabil, dan
dewasa. Kondisi kepribadian yang demikian sering membuat guru melakukan
tindakan-tindakan yang tidak professional, tidak terpuji, bahkan tindakan yang
tidak senonoh yang merusak citra dan martabat guru. Banyak kasus yang terjadi
akibat kepribadian guru yang kurang mantap, stabil, dan dewasa. Misalnya :
adanya olnum guru yang menghamili peserta didiknya, adanya oknum guru yang
terlibat pencurian, penipuan, dan kasus-kasus lain yang tidak pantas dilakukan
oleh guru. Karena itulah pentingnya guru memiliki kepribadian yang mantap,
stabil, dan dewasa.

Ujian berat bagi guru dalam hal kepribadian ini adalah rangsangan yang
sering memnacing emosinya. Kestabilan emosi amat diperlukan, namun tidak
semua orang mampu menahan emosi terhadap rangsangan yang menyinggung
perasaan, dan tentu bahwa tiap orang mempunyai tempramen yang berbeda.
Karena itulah upaya dalam bentuk latihan mental akan sangat berguna. Guru yang
mudah marah akan membuat peserta didik takut, dan ketakutan mengakibatkan
kurangnya minat untuk mengikuti pembelajaran serta rendahnya konsentrasi,
karena ketakutan menimbulkan kekuatiran untuk dimarah dan hal ini
membelokkan konsentrasi peserta didik.
Kemarahan guru ini terungkap dalam bentuk kata-kata yang diucapka,
dalam raut muka, dan mungkin dengan gerakan tertentu, bahkan ada dalam bentuk
memberikan hukuman fisik. Sebagian kemarahan tersebut bernilai negative, dan
sebgaian lagi bernilai positif. Kemarahan yang berlebihan seharusnya tidak
ditampakkan, karena menunjukkan kurang stabilnya emosi guru. Dilihat dari
penyebabnya, sering Nampak bahwa kemarahan adalah disebabkan oleh peserta
didik yan tidak mampu memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan, padahal
dia telah belajar dengan sunggh-sungguh. Stabil dan kematangan emosi guru akan
berkembang sejalan dengan pengalamannya, selama sang guru mau
memanfaatkan pengalamannya.

2. Disipil, Arif, dan Berwibawa.

Banyak dari peserta didik yang berlaku kurang senonoh, seperti terlibat
dengan video porno, narkoba dan pelanggaran lainnya yang berangkat dari pribadi
yang kurang disiplin. Oleh karena itu peserta didik harus belajar disiplin, dan
gurulah yang harus memulainya. Seorang guru haruslah memiliki pribadi yang
disiplin, arif, dan berwibawa. Hal ini penting karena masih sering kita
menyaksikan dan mendengar peserta didik yang perilakunya tidak sesuai bahkan
bertentangan dengan sikap moral yang baik. Misalnya : merokok, rambut
gondrong, membolos, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, membuat keributan
dikelas, melawan guru, berkelahi, bahkan tindakan yang menjurus pada hal yang
bersifat criminal. Dengan kata lain masih banyak peserta didik yang tidak disiplin
dan menghambat jalannya pembelajaran. Kondisi tersebut menuntut guru untuk
bersikap disiplin, arif, dan berwibawa dalam segala tindakan dan perilakunya,
serta senantiasa mendisiplinkan peserta didik agar dapat mndongkrak kualitas
pembelajaran.
Dalam pendidikan, mendisiplinkan peserta didik harus dimulai dengan
pribadi guru yang disiplin, arif, dan berwibawa, kita tidak bisa berharap banyak
akan terbentuknya peserta didik yang disiplin dari pribadi guru yang kurang
disiplin, kurang arif, dan kurang berwibawa. Oleh sebab itu, pentingnya membina
disiplin peserta didik melalui pribadi guru yang disiplin, arif, dan berwibawa.
Dalam hal ini disiplin harus ditunjukkan untuk membantu peserta didik
menemukan diri, mengatasi, mencegah timbulnya masalah displin, dan berusaha
menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga
peserta didik mau menaati segala peraturan yang telah ditetapkan.
Dalam menanamkan disiplin, guru bertanggungjawab mengarahkan, dan
berbuat baik, menjadi contoh, sabar dan penuh pengertian. Guru harus mampu
mendisiplinkan peserta didik dengan penuh kasih sayang, terutama disiplin diri.
Membina kedisiplinan peserta didik dapat dilakukan dengan kasih sayang yang
dilakukan secara demokratis, yakni dari oleh dan untuk peserta didik, sedangkan
guru tut wuri handayani.

3. Menjadi teladan bagi peserta didik.


Guru professional harus memiliki semua sisi kehidupan yang patut di
teladani (Ing ngarso sung tulodo), yaitu teladan bagi peserta didik, orang tua
murid, keluarga dan masyarakat sekeliling. Terdapat kecenderungan yang sangat
besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk di tentang, apabila
ditolak. Menjadi teladan merupakan sifat dasar kegiatan pembelajaran, dan ketika
seorang guru tidak mau menerima ataupun menggunakannya secara kontruktif
maka telah mengurangi keefektifan pembelajaran. Sebagai teladan, tentu saja
pribadi dan apa yan dilakukan guru akam mendapat sorotan peserta didik serta
orang disekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru.

4. Berakhlak Mulia.

Guru harus Berakhlak Mulia, karena ia adalah seorang penasehat bagi


peserta didik, bahkan bagi orang tua meskipun mereka tidak memiliki latihan
khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk
menasehati orang. Banyak guru cenderung menganggap bahwa konseling terlalu
banyak membicarakan klien, seakan-akan berusaha mengatur kehidupan orang,
dan oleh karenanya mereka tidak senang melaksanakan fungsi ini. Padahal
menjadi guru pada tingkat manapun berarti menjadi penasehat dan menjadi orang
kepercayaan yang harus berakhlak mulia, kegiatan pembelajaranpun
meletakkannya di posisi tersebut. Peserta didik senantiasa berhdapan dengan
kebtuhan untuk membuat keputusan, dan dalam prosesnya akan lari kepada
girinya.
Peserta didik akan menemukan sendiri dan secara mengherankan, bahkan
mungkin menyalahkan apa yang di temukannya, serta akan mengadu kepada guru
sebagai orang kepercayaannya. Makin efektif guru menangani setiap permasalah,
makin banyak kemungkinan peserta didik berpaling kepadanya untuk
mendapatkan nasehat dan kepercayaan diri. Dengan berakhlak mulia, guru dalam
keadaan bagaimanapun harus memiliki kepercayaan diri yang tidak tergoyahkan.

5. Menarik.

Cara berpakaian guru dalam penampilan menunjukkan sikap dan


kepribadiannya. Setiap guru mengajarkan tentang cara berpakaian, di saat itulah
guru harus berpenampilan sebagaimana layaknya seorang guru. Mulai dari ujung
rambut dan ujung kaki siswa selalu memperhatikan penampilan guru. Apakah
rambutnya tersisir rapi atau berantakan, baju dan celan kusut, dan sepatu kusam
semua ini menjadi perhatian murid.
Cara duduk guru pun menjadi perhatian siswa. Duduk dalam keadaan
tegak maupun condong sedikit kehadapan murid menunjukkan guru yang
berminat terhadap muridnya. Guru yang duduknya terlalu menyandar di kursi
menunjukkan guru kurang berminat dalam mengajar. Sebaiknya guru dalam
keadaan posisi berdiri dalam mengajar karena dapat melihat semua perilaku murid
di dalam kelas.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan.

Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang


mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik.
Menurut Al-quran, Kompetensi ilmiyyah atau kompetensi pedagogik
adalah kemampuan seorang guru atau pendidik dalam hal penalaran, pemahaman
artinya seorang guru harus menguasai materi-materi dan metode yang akan
diajarkan kepada anak didik.
Sedangkan, kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,
dan berakhlak mulia.

4.2 Saran.

kompetensi kepribadian menjadi yang sangat penting bagi seorang


pendidik. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama mengambil tanggung jawab
dengan berusaha belajar memperbaiki diri pribadi kita untuk senantiasa berusaha
menguatkan kompetensi kepribadian kita. Agar ditiru oleh peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2012/10/22/kompetensi-kepribadian-guru/
https://assalam1986blog.wordpress.com/2015/12/17/kompetensi-kepribadian-
guru/
http://dadanggani.blogspot.co.id/2010/04/kompetensi-guru-dalam-al-quran-
renungan.html

Anda mungkin juga menyukai