Anda di halaman 1dari 13

PRINSIP DAN TEORI PENDIDIKAN DI SEKOLAH,

HAKEKAT MANUSIA DAN EKSISTENSINYA DALAM PENDIDIKAN

MAKALAH

Disusun sebagai Tugas Terstruktur


Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu Muhammad Feri, M.Pd

Oleh :

Nayli Rahmah 21170005

Mustar Sidin 21170003

PRORGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA
2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kita
beribu-ribu nikmat, atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
“Metode Penelitian Pendidikan” Bapak Muhammad Feri M.Pd atas kesempatan yang telah di
berikan kepada kami untuk menyusun makalah ini.

Pemakalah akan membahas tentang Pengertian dan penjelasan tentang Prinsip dan
teori pendidikan di sekolah serta hakekat manusia dan eksistensinya dalam pendidikan. Besar
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca juga menjadi amal jariah untuk semua civitas yang terlibat di dalamnya.
Kami sadar bahwa makalah ini sangatlah jauh dari kata sempurna dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Bogor, 27 Oktober 2023

ii
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I (PENDAHULUAN)......................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.......................................................................................1

BAB II (PEMBAHASAN).......................................................................................2

A. Prinsip-Prinsip Pendidikan Disekolah............................................................2


B. Tujuan dan Fungsi Pendidikan.......................................................................3
C. Hakekat Manusia Dalam Ekstensi Pendidikan..............................................4

BAB III (PENUTUP)...............................................................................................9

A. Kesimpulan dan Saran....................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................10

iii
BAB I
(PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang
Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara mendefinisikan arti Pendidikan yaitu
tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak adapun maksudnya Pendidikan
menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai
manausia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencaipai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya. Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh
pendidik kepada terdidik terhadap perkembangaan jasmani dan rohani peserta didik
menuju kepribadian yang lebih baik yang pada hakikatnya mengarah pada
pembentukan manusia yang ideal.
Dari zaman ke zaman diera gobalisasi sekarang ini dengan mulai masuknya
kultur-kulktur asing di Indonesia sangat besar pengaruh dan dampaknya khususya
pada agama Islam semakin lama semakin terkikis oleh sebab itu kita memerlukan
prinsip-prinsip yang bisa membangaun dalam proses pembelajaran yang kita ajarkan
kepada peserta didik supaya mereka menggemari proses belajar, oleh karena itu
seorang guru dituntut suapaya lebih cakap dalam ilmu penegetahuan yang akan
mereka sampaikan atau mereka ajarkan kepada peserta didik dengan memerhatikan
hakikat-hakikat yang yang harus di terapkan dan di perhatikan dalam Pendidikan yang
akan kita lakukan ke halayak umum.
Oleh sebab itu manusia harus memiliki haus akan ilmu Pendidikan karena
dengan adanya ilmu mereka bisa lebih hidup terarah sesuai syarat dan ketentuan
dalam kehidupan yang akan dijalani, bahkan pentingnya Pendidikan bagi kita yaitu
untuk mendorong dan mengasah terhadap apa yang kita inginkan dimasa yang akan
datang dengan itulah kita bisa terarah untuk mencapai kesuksesan, kebahagiaan sesuai
dengan apa yang kita harapkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaskud dengan prinsip pendidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan tujuan dan fungsi pendidikan?
3. Apa yang di maksud dengan hakekat manusia dalam pendidikan?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui prinsip pendidikan
2. Mengetahui tujuan dan fungsi pendidikan
3. Mengetahui hakekat manusia dalam pendidikan

1
BAB II
(PEMBAHASAN)

A. Prinsip-Prinsip Pendidikan

Metode Pendidikan islam dalam penerapannya banyak menyangkut permasalahan


individual atau sosial peserta didik dan pendidik itu sendiri, sehingga dalam
menggunakan metode seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar umum
Pendidikan. Sebab metode Pendidikan itu hanyalah merupakan atau jalan menuju tujuan
pendidikan Adapun beberapa prinsip Pendidikan diantaranya :

1. Prinsip memberikan suasana kegembiraan

Prinsip ini dapat di rujuk didalam alquran dan hadist antara lain:“Allah
menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” ( Al-
baqarah 2 : 185).

“permudahlah mereka jangan mempersulit, dan gembirakanlah mereka dan jangan


berbuat sesuatu yang menyebabkan mereka menjauhi kamu” (al-hadist)

2. Prinsip memberikan layanan dan santunan dengan lemah lembut sebagaimana firman
Allah swt :

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karen aitu maafkanlah mereka,mohonkanlah
ampuanan bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu
kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka bertaqwalah kepada Allah
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawaqal kepadanya” ( Q.S AL-
Imran 3: 159)

3. Prinsip bermaknaan bagi peserta didik sebagaimana sabda Nabi SAW

berbicaralah kamu kepada manusia sesuai kadar kemampuan akal pikiran mereka.

4. Prinsip prasyarat

Untuk menarik peserta didik diperlukan mukadimmah dalam langkah-langkah


mengajar. Didalam al-quran banyak langkah-langkah yang memberikan prasyarat
kepada manusia yang menjadi sasarannya dengan kata-kata yang mengandung tanbih,

2
5. Prinsip komunikasi terbuka sebagaimana terkandung dalam al-quran surat al-a’raf
ayat ke : 179
6. Prinsip pengetahuan baru

“kami akan memperlihatkan kepada,mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami disegala


wilayah bumi dan pada diri merka sendiri sehingga jelas bagi mereka bahwa al-quran
itu benar. Tidakkah cukup bahwa sesungguhnya tuhanmu menjadi saksi atas segala
sesuatu (Q.S AL-Fusilat : 53 )

7. Prinsip memberikan model prilaku yang baik

Sebagimana firman Allah:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
dia bnayak menyebut Allah”. (Q.S AL-Ahzab: 21)

8. Prinsip praktik pengalaman secara aktif


9. Prinsip kasih saying dan memberikan bimbingan serta penyuluhan

“dan tidaklah kami mengutus kamu melainkan untuk(menjadi) rahmat bagi semesta
alam (Q.S AL-Anbiya :107)

B. Tujuan dan fungsi Pendidikan

Tujuannya yaitu suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan
selesai. Bila Pendidikan kita pandang sebagai suatu proses tersebut akan berakhir pada
tercapainnya tujuan akhir Pendidikan. Suatu tujuan yang hendak dicapai oleh Pendidikan
pada hakikatnya adalah suatu perwujuan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dalam diri
pribadi manusia yang diinginkan.(Wawan Mulyadi Purnama, 2018) Pengertian
Pendidikan dalam luas dan sempit dalam perundang-undangan sistem Pendidikan No. 20
tahun 2003, mengatakan bahwa Pendidikan merupakan “usaha sadar dan terencana untuk
mewujuadkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaan,pengendalian
diri, kepribadian,kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dalam masyarakat “. Definisi pendidikan dalam arti luas adalah hidup. Artinya bahwa
Pendidikan adalah seluruh pengetahuan belajar yang terjadi sepanjang hayat dalam semua

3
tempat dan situasi yang memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan setiap amkhluk
individu.(Pristiwanti et al., 2022)

Meburut Al-Ghazali dan AL-Zarnuji dan implikasinya, dalam risalah Ayyuba AL-
Walad mengenai prinsip Pendidikan karakter yaitu menekankan pada pentingnya nilai
akhlak yang mengarah pada prinsip integrasi spiritualitas dalam pertujuan pendidikan
karaktrer(Setiawan, 2014)

C. Hakekat Manusia Dalam Pendidikan

Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk Allah yang dapat berkembang


dan juga berproduksi. Manusia dalam berkembang dan berproduksi dilakukan baik
secara kuantitatif maupun kualitatif. Perkembangan secara kualitatif ini dibutuhkan
“perkembangan manusia menjadi lebih manusiawi”, sehingga dalam hal ini
dibutuhkan upaya yang kita kenal yaitu humanisasi. Humanisasi adalah suatu proses
“memanusiakan manusia”. Para ahli mengatakam bahwa cara atau upaya dalam
memanusiakan manusia yaitu dengan melalui proses pendidikan.

Kajian filosofi menjelaskan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk


social. Manusia dalam kehidupannya selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya,
saling berbagi dan saling membutuhkan. Berdasarkan hal tersebut, upaya humanisasi
manusia melalui proses pendidikan pasti melibatkan banyak manusia lainnya.
Misalnya di rumah, yang mana orangtua memiliki peran yang besar dalam keluarga.
Di sekolah, yang mana para gurulah yang berperan besar. Sedangkan di lingkungan
masyarakat, yang berperan dalam pendidikan ialah teman pergaulan. Selain itu faktor
individu tentu juga berperan menentukan hasil dari upaya pendidikan tersebut.

Memperbincangkan tentang pendidikan merupakan suatu keniscayaan bagi


manusia yang berakal budi. Pendidikan merupakan bagian dari kebutuhan primer
dalam aktivitas kehidupan manusia yang berfikir tentang bagaimana menjalani hidup
untuk mempertahankan hidup dan penghidupan manusia yang mengemban tugas dari
Sang Kholiq untuk beribadah.

Perjalanan sejarah manusia tidak terlepas dari pendidikan. Bahkan sejak nabi
Adam diciptakan sebagai manusia pertama didunia, Allah SWT telah mengajarkan
kepada Nabi ADAM banyak hal termasuk diperkenalkan nama-nama benda.

4
Selanjutnya Allah SWT juga menguji kemampuan nabi adam dengan memintanya
menyebutkan semua nama-nama benda tersebut.(Saputra et al., 2021) Seperti dalam
Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Baqarah/2: 31
‫َل ى ا ْل اَل ِئَك ِة َق ا َل َأْنِب و ِني ِبَأ ا ِء َٰه اَل ِء‬
‫ْس َم ُؤ‬ ‫ُئ‬ ‫َف‬ ‫َم‬ ‫َو َع َّلَم آ َد َم اَأْلْس َم ا َء ُك َّلَه ا ُثَّم َع َر َض ُه ْم َع‬
‫ِدِق‬ ‫ِإ‬
‫ْن ُك ْن ُتْم َص ا ي َن‬

Artinya : Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)


seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang
yang benar!".

Manusia adalah makhluk paling mulia yang diciptakan oleh Allah SWT.
Kemuliaan pencipataan manusia mencakup dua aspek yaitu kesempurnaan jasmani
dan rohani. Hal ini nampak dari bentuk jasmani (fisik) yang sempurna rupa dan
keindahannya. Bentuknya Nampak serasi dan seimbang dengan fungsi organ
tubuhnya. Secara psikis, manusia memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan
makhluk ciptaan Allah SWT. yang lainnya. Dua aspek yang sangat sempurna tersebut
menyatu dalam suatu bentuk makhluk ciptaan Allah SWT yang disebut manusia.
Firman Allah Swt., dalam QS. At-Tiin (95): 4

‫َلَقْد َخ َلْق َن ا ا ِإْل ْن ا َن ِف ي َأْح ِن َتْق ِو ي ٍم‬


‫َس‬ ‫َس‬

Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang


sebaik-baiknya.”

Kesempurnaan yang Allah seyogyanya menjadikan manusia menjadi pribadi


paling beradab, paling teratur dan mudah dikendalikan sebagai manifestasi atas
kesempurnaan yang disandangnya. Akan tetapi fakta menunjukkan bahwa tidak
semua manusia mampu menunjukkan diri sebagai makhluk yang sempurna. Hal ini
jelas kontradiktif dengan kesempurnaan penciptaan yang diamanahkannya. Dalam
hidup manusia mengalami kehidupan yang dinamis. Manusia terus berupaya untuk
hidup yang lebih baik dari waktu ke waktu. Manusia berusaha mencapai predikat
manusia sempurna (insan kamil) sebagai puncak tertinggi dalam hakekat

5
kehidupannya. Manusia terus mencari formula dan arahnya di dalam sistem dan
struktur sosial masyarakat. Formula yang dimaksud tiada lain adalah formula-formula
pendidikan yang sedemikian penting untuk kembali memperoleh penguatan dan
direvitalisasi.

Manusia mengalami perubahan dan perkembangan dari sejak lahir baik secara
fisik maupun psikologisnya. Manusia termasuk makhluk hidup yang berakal budi
yang mana berpotensi untuk terus melakukan pengembangan. Pengembangan ini
bersifat dinamis sehingga perubahan pada manusia terjadi secara kontinu.
Pengembangan pada manusia yang signifikan adalah pendidikan. Pendidikan
merupakan tempat dimana nilai-nilai kemanusiaan diwariskan dan menginternalisasi
pada watak dan kepribadian manusia. Manusia dituntun oleh Nilai nilai kemanusiaan
sehingga mereka bisa hidup bersosialisasi, berdampingan, dan berinteraksi satu
dengan yang lain. Hal ini merupakan upaya pendidikan dalam memanusiakan
manusia menjadi manusia seutuhnya. Oleh sebab itu, pendidikan menjadi kebutuhan
pokok bagi manusia.

Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta


didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Hakikat
manusia tidak terlepas dari sifat dan dimensi dimensinya. Wujud sifat hakikat
manusia mencakup: kemampuan bereksistensi, kemampuan menyadari diri, moral,
pemilikan kata hati, rasa kebebasan (kemerdekaan), kemampuan bertanggung jawab,
kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak, kemampuan menghayati
kebahagiaan. Sedangkan dimensi-dimensinya meliputi: dimensi kesusilaan,
kesosialan, keindividualan, dan keberagamaan.(Saputra et al., 2021)

Ketika membicarakan tentang hakikat manusia, pendapat para filsuf Barat


seperti Plato-lah yang banyak dikaji. Padahal Alquran juga memberikan informasi
jelas mengenai kemanusiaan. Dalam Islam, manusia berbeda dengan makhluk Allah
yang lain, termasuk dengan malaikat, iblis, dan binatang. Manusia memiliki akal dan
nafsu, menjadi pemikul amanah yang berat, serta bertanggungjawab atas segala yang
diperbuat. Kemudian Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam dan Barat karya Siti
Khasinah (2013) adalah sebagai berikut:

1. Manusia Sebagai Hamba Allah

6
Allah SWT, menciptakan manusia dengan misi agar mereka menyembah dan
tunduk pada hukum-hukum Allah. Hal ini tercantum dalam firman Allah SWT
dalam QS. adz-Dzariyat ayat 56 :

‫ا َلْق ا ْل ِج َّن ا ِإْل ْن ِإاَّل ِل ُد و ِن‬


‫َيْع ُب‬ ‫َو َس‬ ‫َو َم َخ ُت‬

Artinya : “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka
menyembah Aku.”

Sebagai hamba Allah, manusia wajib menjalankan segala perintah dan menjauhi
larangan-Nya, baik yang menyangkut hubungan dengan Allah atau hubungan
dengan sesama manusia.

2. Sebagai An-Nas

Al-nas mengacu pada manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan


manusia lainnya untuk mengembangkan potensi dalam dirinya. Hal ini dijelaskan
dalam firman Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat 13

‫َيا َأُّيَه ا الَّنا ُس ِإَّنا َخ َلْق َن ا ُك ْم ِم ْن َذَك ٍر َو ُأْنَثٰى َو َج َع ْل َن ا ُك ْم ُش ُع و ًبا َو َقَب ا ِئَل ِلَتَع ا َر ُفوا‬

‫ِب‬ ‫ِل‬ ‫ِإ‬ ‫ِه‬ ‫ِع‬ ‫ِإ‬


‫ۚ َّن َأْك َر َم ُك ْم ْنَد ال َّل َأْتَق ا ُك ْم ۚ َّن ال َّلَه َع ي ٌم َخ ي ٌر‬

Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang


laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

3. Sebagai Khalifah di Bumi

Manusia diberi amanah untuk menjadi khalifah di mukabumi. Artinya manusia


memiliki wewenang untuk memanfaatkan alam guna memenuhi kebutuhan hidup,
namun juga bertanggungjawab terhadap kelestariannya. Hakikat manusia sebagai
khalifah ini salah satunya dijelaskan dalam QS. Al Baqarah ayat 30:

7
‫ِف‬ ‫ِف‬ ‫ِف‬ ‫ِل‬ ‫ِل َٰٓل‬
‫َو ِإْذ َقاَل َر ُّبَك ْلَم ِئَك ِة ِإىِّن َج اِعٌل ىِف ٱَأْلْر ِض َخ يَفًةۖ َقاُلٓو َأْجَتَعُل يَه ا َم ن ُيْف ِس ُد يَه ا َو َيْس ُك‬
‫۟ا‬

‫ٱلِّد َم ٓاَء َو ْحَنُن ُنَس ِّبُح َحِبْم ِد َك َو ُنَق ِّد ُس َلَك ۖ َقاَل ِإِّن َأْع َلُم َم ا اَل َتْع َلُم وَن‬

Artinya : “Ingatlah ketikaTuhanmu berfirman kepada para malaikat:


"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di mukabumi". Mereka
berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

4. Manusia Sebagai Bani Adam

Alquran menerangkan dengan jelas bahwa semua manusia merupakan keturunan


Nabi Adam AS dan bukan berasal dari hasil evolusi makhluk lain seperti yang
dikemukakan oleh Charles Darwin. Sebagai Bani Adam, semua manusia berasal
dari keturunan yang sama sehingga saling bersaudara, terlepas dari latar belakang
agama, bangsa, dan bahasa yang berbeda.

5. Manusia Sebagai Al-Insan

Konsep al-Insan merujuk pada potensi yang dimiliki manusia, antara lain
kemampuan berbicara dan menguasai ilmu pengetahuan. Selain potensi positif,
manusia juga memiliki kecenderungan berperilaku negatif, misalnya cenderung
zalim dan kafir, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam QS.
Ibrahim ayat 34:

‫َو آ َتا ُك ْم ِم ْن ُك ِّل َم ا َس َأْل ُتُم و ُه ۚ َو ِإْن َتُع ُّد وا ِنْع َم َت ال َّلِه اَل ُتْح ُص و َه ا ۗ ِإَّن ا ِإْل ْنَس ا َن‬

‫َلَظُلو ٌم َك َّفا ٌر‬

Artinya : “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa
yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni`mat Allah, tidaklah
dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat
mengingkari (ni`mat Allah).(Nisa Pangesti Br Tarigan et al., 2022)

8
BAB III
(PENUTUP)

A. Kesimpulan

Dalam proses sangatlah membuthkan bantuan baik drai wali murid maupun
siswa pentinggnya pendidikan dalam pembelajaran anak baik itu pendidikan
silam,maupun umum sehingga anak mampu memiliki kepriabadian yang baik dan
terarah. Dengan demikian kita membutuhkan prinsip-prinsip Pendidikan dan juga
hakikat Pendidikan terhadap manusia.

Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk Allah yang dapat berkembang


dan juga berproduksi. Manusia dalam berkembang dan berproduksi dilakukan baik
secara kuantitatif maupun kualitatif. Perkembangan secara kualitatif ini dibutuhkan
“perkembangan manusia menjadi lebih manusiawi”, sehingga dalam hal ini
dibutuhkan upaya yang kita kenal yaitu humanisasi. Humanisasi adalah suatu proses
“memanusiakan manusia”. Para ahli mengatakam bahwa cara atau upaya dalam
memanusiakan manusia yaitu dengan melalui proses pendidikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Nisa Pangesti Br Tarigan, G., Limbong, R., Wiryanti Siregar, W., & Hanum OK, A. (2022).
Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Islam. Populer: Jurnal Penelitian Mahasiswa, 1(3),
99–110. https://doi.org/10.58192/populer.v1i3.408

Pristiwanti, D., Badariah, B., Hidayat, S., & Dewi, R. S. (2022). Pengertian Pendidikan.
Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6), 1707–1715.

Saputra, D. N., Ariningsih, K. A., Wau, M. P., Noviyani, R., Awe, E. Y., & Firdausiyah, L.
(2021). Pengantar Pendidikan. In CV. Pustaka Learning Center.

Setiawan, A. (2014). Prinsip Pendidikan Karakter Dalam Islam. Jurnal Penelitian Pendidikan
Islam, 14(1), 1–12.

Wawan Mulyadi Purnama. (2018). Metode, Prinsip-Prinsip, Tujuan dan Fungsi Pendidikan
Islam dalam Menghadapi Perubahan Zaman. Al-Munawwarah: Jurnal Pendidikan
Islam, 10(2), 1–11.

10

Anda mungkin juga menyukai