MAKALAH
Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
TOHIRIN 222621102
M. ALBY AL-FARISI 222621110
AHLUL FAKIH 222621114
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas
segala limpahan rahmat taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
“Pendidikan Prespektif Hadits” serta disusun berdasarkan referensi yang ada.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita
semua dan bermanfaat bagi pembangunan wawasan serta peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua aamiin.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
A. PENDAHULAN............................................................................................... 1
B. TUGAS PENDIDIK DALAM PRESPEKTIF HADITS.................................. 3
1. Pengertian Pendidik dan Ruang Lingkupnya............................................. 3
2. Hakikat dan Kompetensi Guru Sebagai Pendidik..................................... 5
3. Tugas Guru Dalam Dunia Pendidikan....................................................... 7
4. Karakter Pendidik dalam Hadits................................................................ 10
5. Sifat-sifat Yang Harus Dimiliki Oleh Guru dalam Pendidikan Islam........ 13
C. PENUTUP......................................................................................................... 16
1. Kesimpulan................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 17
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ii
A. PENDAHULUAN
Pendidik merupakan orang yang memiliki peran penting dalam kehidupan. Hal ini
disebabkan karena ia memiliki tanggung jawab untuk menentukan arah pendidikan.
Itulah sebabnya Islam sangat menghargai dan menghormati orang-orang yang berilmu
pengetahuan dan bertugas sebagai pendidik. Islam mengangkat derajat mereka dan
memuliakan mereka melebihi dari orang Islam lainnya yang tidak berilmu pengetahuan
dan bukan pendidik. Allah SWT. berfirman:
ش ُز َْا
ْ ُ ٍ ْ ضح ُْا ِ فى ا ْى َم ْ ضح ُْا ض ٰ ُ َ ِا رَا ِ قٍْ َ و ىَ ُن ه ٰ ا ٌْٰٓ ٌبَ ٌُّ ٍَ ب ا َّى ِز
ْف ح ّل ن رَا َو اْ و ز َْا و ٰج يِ ش ف ْم حَف َمىُ ُْٰٓا
ش فب ل ْم
ُا ب
١١ ه اُ َْح ُا ا ْى ِع ٰ „ ّٰ لالُ ِ ب َمب حَ ْع خ ِبٍْ ٌش ّٰ لالُ اى ه ٰ ا ُن َ اى َ ٌ ْشفَ ِ ع
َميُ ُْن ْي َم ج ج ٌِْزٌْ َمىُ ُْا ْْۙم م ِز
د ْى
َس
1
Guru berfungsi sebagai fasilitator dan penunjuk jalan ke arah penggalian potensi
anak didik dan murid sebagai objek yang diarahkan dan digali potensinya. Menurut
konsep pendidikan klasik guru atau pendidik adalah ahli dalam bidang ilmu pengetahuan
dan juga sebagai contoh atau model nyata dari pribadi yang ideal. Sedangkan siswa
posisinya sebagai penerima bimbingan, arahan dan ajaran yang disampaikan oleh guru.
2
Dalam proses pendidikan intinya harus ada tiga unsur, yaitu pendidik, peserta
didik dan tujuan pendidikan. Ketiga tersebut membentuk suatu triangle jika hilang salah
satu komponen tersebut, hilang pulalah hakikat pendidikan islam.
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para
peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus mempunyai standar kualitas
pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru
harus memahami nilai-nilai, norma moral dan sosial, serta berusaha berperilaku dan
berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab
terhadap tindakannya dalam proses pembelajaran di sekolah.Sebagai pendidik guru harus
berani mengambil keputusan secara mandiri berkaitan dengan pembelajaran dan
pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik dan
lingkungan.
Sebagai seorang pendidik yang memahami fungsi dan tugasnya, guru khususnya
ia dibekali dengan berbagai ilmu keguruan sebagai dasar, disertai pula dengan
seperangkat latihan keterampilan keguruan dan pada kondisi itu pula ia belajar
memersosialisasikan sikap keguruan yang diperlukannya. Seorang yang berpribadi
khusus yakni ramuan dari pengetahuan sikap danm keterampilan keguruan yang akan
ditransformasikan kepada anak didik atau siswanya.
Secara substansial, lingkup kajian dalam tulisan ini berusaha untuk mengungkap
hadits-hadits yang membahas tentang tugas pendidik yang diungkapkan oleh Rasulullah
SAW. Pembahasan mengenai hal ini ditempuh dengan menggunakan metode kualitatif
dengan jenis study kepustakaan/library research untuk mengkaji dan menganalisis
sumber kepustakaan berupa literature yang relevan dengan topik penelitian. Kami Penulis
membaca berbagai buku, artikel jurnal, dan terbitan-terbitan yang berkaitan dengan tugas
pendidik dalam perspektif Hadits, maka diharapkan akan bisa ditarik korelasi antara
perspektif Al-hadits dan tugas pendidik agar mendapatkan pemahaman yang lebih
komprehensif tentang tugas pendidik.
3
B. TUGAS PENDIDIK DALAM PERSPEKTIF HADIST
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 263.
2
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), 193.
3
Muhammad Irwansyah, Karakteristik Guru Prespektif Hadits Nabawi, (Jakarta: Guepedia ,2020), 55.
4
yang artinya : “Jadilah kamu sebagai alim (berpengetahuan / guru), atau
mut‟allim (orang yang mencari ilmu) atau pendengar, atau pengikut simpatisan
setia dan janganlah jadi orang yang kelima, yaitu orang yang tidak memilih salah
satu dari keempat tersebut.”
1) Mu'allim.
Kata mu'alim berasal dari fi'il madhi "alla" dengan masdarnya al-ta'lim
yang berarti telah mengajar atau sedang mengajar. Maka kata mu'allim
memiliki arti pengajar, orang yang mengajar atau pendidik. Artinya mu'allim
adalah orang yang memiliki kemampuan untuk merekontruksikan bangunan
ilmu secara sistematis dalam pemikiran para peserta didik dalam wujud ide,
wawasan, kecakapan dan sebagainya dalam kehidupan berprilaku dan
bermasyarakat. Adapun hadits yang mendukung makna ini adalah:
َ ٌ ب ِ فً اىى حخَ َ ضٍه َ م ثَ أَ ٌْ َ َم ََل ّٰ ل
ال ِإن َّ َ
حخى ج
َِئ نَ خ َو اى َُا ْمَيت ى س ْح
ض َا َْْل ِش
عَيى ص ا ُحث خٍْ َش ِ ّي ا ْى
ى ُُّي ْى اىَّىبس ِم م
ن َع
Artinya:“Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya, penduduk langit dan
bumi sampai pun semut di sarangnya dan ikan di lautan turut mendoakan
kebaikan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia” [Hadits
Abu Umamah Al Bahili di Riwayat oleh Tirmidzi dan di shahihkan oleh Syehk
Al Albani].
2) Muaddib
Muaddib adalah al-ism al-fa'il dari fi'il madhi "Addaba" yang berarti
"mendidik" sedangkan kata Muaddib itu sendiri bermakna orang yang
mendidik atau pendidik. Maka secara bahasa "muaddib" merupakan masdar
dari kata addaba yang bermakna member adab atau memberi nilai-nilai
prilaku yang baik, karena dalam kehidupan keseharian adab searah dengan
arti tata karma, sopan santun, budi pekerti atau akhlakul karimah.4
5
3)
Muzzaki
4
A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2008), 93.
6
Muzakki asal dari kata al-fi'il madhi empat huruf, yakni zakka yang berarti
zada dengan yang terdiri makna berkembang, tumbuh atau bertambah, makna
lain dari zakka adalah menyucikan mensucikan, membersihkan, memperbaiki
dan menguatkan. Berdasarkan kajian bahasa di atas, maka secara istilah
muzakki adalah membersihkan, mensucikan sesuatu agar dia menjadi bersih
dan suci terhindar dari kotoran, selanjutnya bila dikaitkan dengan pendidikan
islam, maka muzakki adalah seorang pendidik yang bertanggung jawab
memelihara, membimbing dan mengembangkan fitrah para peserta didik,
agar mereka selalu berada dalam kondisi suci serta selalu taat kepada Allah
swt juga terhindar dari perbuatan yang tercela.
Maka seorang pendidik atau muzakki adalah sosok pribadi yang selalu
menjaga dirinya dari seluruh perbuatan yang tercela, sekaligus mempunyai
tugas pokok menjaga kesucian jiwa para peserta didik dengan cara
mengarahkan dan membimbing sehingga tidak mudah terpengaruh pada
lingkungan yang
Tugas seorang guru yang pertama dan terpenting adalah pengajar (murrabiy,
muallim) sebagimana firman Allah SWT dalam QS al-Alaq ayat 1-5:
7
Rasullah SAW telah mengisyarakatkan dalam hadisnya tentang perlunya
pendidikan yang professional dan bukan pendidik non professional atau pendidik
8
asal-asalan. Sebagaimana sabdanya: „apabila suatu urusan diserahkan bukan kepada
ahlinya, maka tunggulah kehancurannya‟. Hal ini sejalan dengan firman Allah
SWT yang artinya: “Bekerjalah kamu menurut keahlianmu sekalian”.
Guru yang demikian itulah yang patut dihormati, dibina, dikembangkan dan
semakin diperbanyak. Agar guru dapat menunaikan tugasnya dengan baik dan dapat
bertindak sebagai tenaga pengajar yang professional, maka ia harus memiliki
berbagai kompetensi keguruan dalam melaksanakan fungsinya sebagai guru.
Pada mulanya kompetensi ini diperoleh dari “pre service traiffin” yang
kemudian dikembangkan dalam pekerjaan .profesional guru dan dibina melalui “lin
service traiffing”. Pada dasarnya guru harus mempunyai tiga kompetensi, yaitu :
1) Kompetensi Kepribadian.
a) Setiap guru memiliki kepribadian sendiri-sendiri yang tidak ada guru yang
sama, walaupun mereka sama-sama memiliki pribadi keguruan. Jadi pribadi
keguruanitu pun “unik” pula dan perlu dikembangkan secara terus menerus
agar guru trampil dalam hal:
b) Mengenal dan mengakui harakat dan potensi dari setiap individu atau murid
yang diajarnya.
5
Muhammad Irwansyah, Karakteristik Guru Prespektif Hadits Nabawi, (Jakarta: Guepedia ,2020), 15.
9
Penguasaan yang mengarah kepada spesialisasi (takhassus) atas ilmu atau
kecakapan / pengetahuan yang diajarkan. Penguasaan yang meliputi bahan bidang
studi sesuai dengan kurikulum dan bahan pendalaman aplikasi bidang studi.
Kesemuanya ini amat perlu dibina karena selalu dibutuhkannya dalam beberapa
hal :
1
yang telah disusun serta mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah
program dilakukan. Hal ini sesuai dengan hadits :6
Bidang studi yang diajarkan oleh guru merupakan sesuatu yang berguna
dan dipraktekannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga guru tersebut menjadi
model atau contih nyata. Jika guru sendiri tidak memperlihatkan keindahan dan
manfaat pelajaran yang diajarkannya, jangan diharapkannya anak didiknya akan
menunjukan antusias terhadap pelajaran tersebut. Sebagaimana terlihat dalam
hadits berikut :
1
6
Muhammad Irwansyah, Karakteristik Guru Prespektif Hadits Nabawi, (Jakarta: Guepedia ,2020), 59.
1
)ٌَ لك امخى سَجلن عبىم فبءجش َعببذ جٌبو (اىٍبٍقى
Artinya :“Rusaknya umatku karena dua macam orang, yaitu seorang alim
yang durjana dan seorang shalih yang jahil. .”(HR. Baihaqi)
Guru diharapkan tidak membatasi diri sibuk di kelas yang dibatasi oleh
dinding yang memisahkan dirinya dengan kehidupan masyarakat. Dia hendaknya
menyatu dengan masyarakat dimana ia hidup dan dapat mengontrol anak didik
dalam kehidupan masyarakat. Seorang guru harus memperhatikan kepentingan
umum. Guru harus memperhatikan penampilan fisik maupun penampilan
moralnya.
1
4. Karakter Pendidik dalam Hadits
عه أًب صٍيمبن مبىل به اىُح ٌشد قبه أٍثىب اىىًب صًي هلال عٍيً َصيم َ وحه شًٍب مخقبسبُن فبقمىب عىذي عشٌشه ٍىًي فظه
گَ بن فأخبشوبي اوباشخقىب ٌأٍيب َصأىىب عه حشمىبًف ٌأيىب اسجعُااًى ٌايٍنم فعيمٌُم َمٌَشم سٍفقبس
)ٍح مبفقبه َصُياممبسٌأخمًُو أصًي َإرا حضشث اىَصلة فبٌؤرن ىنم أحذمم ثم ٍُىمنم أمبشمم(سَاي اىبخبسي
ٍىش مىب مه ىم: قبه سُص ه هلال صًي هلال عٍيً َصيم:عه ابه عببس قبه
)ٌ شحم صٍغ شوب ىَ م ٌُفش مٍبشوب ٌَأمشبب ىمعَشف ٌَىً عه اىمىنش (َساي اىخشمزي
7
Umi Kultsum, Pendidikan Dakam Kajian Hadits Tekstual dan Kontekstual, (Tangerang: Cinta Buku
Media,2018), 200.
1
memberikan teladan yang baik atau memiliki sifat yang peyayang, terutama
kepada para peserta didik yang pada umumnya umurnya lebih muda darinya, pada
fakta sejarah Rasulullah sering mengambarkan bagaimana seorang yang lebih
dewasa harus memberikan teladan untuk menyayangi kepada yang umurnya lebih
tua, sesuai dengan makna yang tertulis dalam kontens hadits tersebut
Makna sifat tawaddu' adalah seorang pendidik tidak merasa paling tahu
atau serba tahu, artinya seorang pendidik memberi peluang kepada para peserta
didik untuk belajar lebih luas dengan cara mencari informasi sebanyak banyaknya
dengan sumber informasi dari mana saja, sehingga tidak berfikir bahwa pendidik
8
merupakan satu-satunya sumber informasi yang paling benar. Karena dengan
memiliki pola pikir seperti di atas, akan membangun pola pikir yang kerdil bagi
para peserta didik, karena sulit menerima pendapat orang lain selain hanya
gurunya sendiri. Hadits Rasul saw. Yang berkaitan dengan sifat pendidik tersebut
di atas adalah sebagai berikut:
"هلال اىخيٍقم أعيم:عه ابه عببس سًض هلال عٍىم قبه صئو سصُه هلال صًي هلال عٍيً َصيم عه َأالد اىمششٍم ه فقبه
8
Umi Kultsum, Pendidikan Dakam Kajian Hadits Tekstual dan Kontekstual, (Tangerang: Cinta Buku
Media,2018), 202.
1
mustahil dapat melukai orang atau anak-anak yang dibicarakan, bahkan bisa jadi
jawaban Rasulullah tidak sesuai apa yang dikehendaki oleh Allah swt. Sehingga
jawaban bijak dan diplomatis tersebut menandakan bahwa Beliau memiliki
kerendahan hati dan kearifan budi pekerti. Sifat ini seharusnya juga dimiliki oleh
seorang pendidik, karena di zaman sekarang tidak menutup kemungkinan
terkadang para peserta didik lebih dahulu mendapatkan informasi ilmu
pengetahuan, selain itu memberkan pembelajaran kepada para peserta didik
bahwa seorang pendidikan bukan merupakan satu-satunya sumber informasi ilmu
pengetahuan.
Sifat pendidik yang memahami kondisi dan situasi para peserta didik atau
yang lebih di kenal dengan memahami psikologi para peserta didik dimaksudkan
agar kegiatan pendidikan dapat terlaksana dengan efektif dan efesien. sehingga
tujuan pendidikan dapat tercapai dengan maksimal.9
) كاى النًب صلً هلال ٍعلو و سلن تٌ خو لنابالووعظة ًف اأاٌل م كزاىة الساعة ٍعلنا(رواه البخاري:عي ابي هسعود قال
Para sahabat tidak diberi materi setiap hari, akan tetapi diberi kesempatan
waktu untuk istirahat, ini dilakukan oleh Rasulullah untuk menghindari kebosanan
pada materi pelajaran yang diberikan. Hal ini membuktikan bahwa Rasulullah saw.
Sangat memahami kondisi para peserta didik dalam kegiatan da'wahnya.
Maknanya seorang pendidik dituntut untuk memiliki kepribadian memahami
orang lain, secara khusus memahami kondisi dan situasi para peserta didiknya.
9
Umi Kultsum, Pendidikan Dalam Kajian Hadits Tekstual dan Kontekstual, (Tangerang: Cinta Buku
Media,2018), 203.
1
5. Sifat-sifat Yang Harus Dimiliki Oleh Guru dalam Pendidikan Islam
a. Zuhud tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari keridaan Allah
semata
Seorang guru menduduki tempat yang tinggi dan suci, maka ia harus tahu
kewajiban yang sesuai dengan posisinya sebagai guru, ia haruslah seorang yang
benar-benar zuhud. Ia mengajar dengan maksud mencari keredhaan Illahi, bukan
karena mencari upah, gaji atau uang balas-jasa, artinya ia tidak menghendaki
dengan meng ajar itu selain mencari keredhaan Allah dan menyebarkan ilmu
pengetahuan. Di waktu dulu, guru-guru mencari nafkah hidupnya dengan jalan
menyalin buku-buku pelajaran dan menjualnya ke pada orang-orang yang ingin
membeli, dengan jalan demikian mereka dapat hidup.
b. Kebersihan Guru
Seorang guru harus bersih tabuhnya, jauh dari dosa dan kesalahan, bersih
jiwa, terhindar dari dosa besar, sifat ria (mencari nama), dengki, permusuhan,
perselisihan dan lain-lain sifat yang tercela. Rasulullah SAW.bersabda:
"Rusaknya umatku adalah karena dua macam orang. Seorang alim yang
durjana dan seorang yang jahil, orang yang paling baik ialah ulama yang baik
dan orang yang paling jabat ialah orang-orang yang bodoh".10
10
M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1990), 137.
1
c. Ikhlas dalam pekerjaan
d. Pemaaf
11
Abudin Nata dan Fauzan, Pendidikan dalam Perspektif Hadits, (Jakarta: UIN Press, 2005), 209.
1
mencintai muridnya dari pada anak-anak yang berasal dari sumsumnya sendiri.
Seorang bapak yang menaruhkan anak kandungnya di lubuk hatinya, adalah
seorang bapak yang biasa saja, tetapi seorang bapak yang menempatkan anak
yang lain di lubuk hatinya. Rasulullah SAW.bersabda:
َ ِى ِذ ِي
ْ ِ إوَّ َمب اََوب
م
ن
1
tetapi hendaklah menurut tingkat kesanggupan mereka". Jangan umpamanya
12
Hasbiyallah,Moh. Sulhan, Hadits Tarbawi, (Jakarta: Rosdakarya, 2010), 32.
1
berpindah subyek dari yang mudah kepada yang sukar dan dari yang jelas
kepada yang tidak terang sekaligus, tetapi diberikan secara berangsur menurut
persiapan, pengertian dan pemikiran mereka.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Tugas-tugas tersebut harus didukung oleh sejumlah criteria agar tugas tersebut
dapat terlaksana dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal. Sejumlah criteria
tersebut antara lain guru harus menguasai bidang ilmu yang diajarkannya, guru harus
berakhlak mulia, sabar, pemaaf, kasih sayang, rendah hati, ikhlas dan guru harus
mengetahui bakat, minat, tabiat dan watak anak didiknya.
13
Hasbiyallah,Moh. Sulhan, Hadits Tarbawi, (Jakarta: Rosdakarya, 2010), 35.
1
DAFTAR PUSTAKA