Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ILMU PENDIDIKAN DASAR ISLAM


“KEDUDUKAN PENDIDIK DALAM
PENDIDIKAN DASAR ISLAM”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Ilmu Pendidikan Dasar Islam“
Dosen Pegempu : Rofiqoh Firdausi, M.Pd.

Disusun Oleh :
Ella Anggraeni : 2019642600002
Nurul Hidayah : 2019642600033
Yevi Puji lestari : 2019642600035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU KEISLAMAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang

berjudul Kedudukan Pendidik dalam Pendidikan Agama Islam ini tepat pada

waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas dari Bu Rofiqoh Firdausi, M.Pd. selaku dosen pada Ilmu Pendidikan

Dasar Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan

tentang Kedudukan Pendidik dalam Pendidikan Agama Islam  bagi para

pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bu Rofiqoh Firdausi, M.Pd.,

selaku dosen mata kuliyah Ilmu Pendidikan Dasar Islam yang telah

memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan

sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya

sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan

demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 4 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii

BAB I

PENDAHULUAN………………………………………………………. .. 1

BAB II

1. RUMUSAN MASALAH………………………………………….…. 2

2. TUJUAN……………………………………………………………... 2

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidik…………………………………………………. 3

B. Guru dalam Pandangan Pendidikan Islam…………………………… 4

C. Kompetensi Guru dalam Proses Belajar Mengajar………………….. 5

D. Membangun Guru yang Profesionalisme……………………………. 6

Sertifikasi Guru dalam mewujudkan Profesionalisme..……………... 8

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN……………………………………………………… 10

B. SARAN……………………………………………………………… 10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Guru adalah salah satu komponen dalam proses belajar mengajar yang ikut
berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di
bidang pembangunan. Kenyataan yang terjadi dalam dunia pendidikan adalah
rendahnya kualitas dan kualifikasi guru dalam proses belajar mengajar, hal ini
terjadi pada pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Dalam menghadapi
persaingan globalisasi, guru dituntut bersaing dengan pekerja professional
lainnya.
Problematika yang dihadapi pendidikan Islam saat ini adalah masih
banyaknya para guru yang mengajar di sekolah-sekolah tidak berdasarkan pada
kualifikasi dan kompetensi dasar, atau bidang keahlian pada mata pelajaran yang
diajarkan, karena dalam proses pembelajaran mereka hanya menekankan pada
materi pelajaran sementara teknik dan metode mengajar cenderung diabaikan,
sehingga akhirnya kegiatan belajar mengajar menjadi vakum dan monoton
sehingga guru kehabisan bahan materi pelajaran dan siswa tidak memiliki
kemampuan atau keterampilan yang sangat diharapkan.
Guru dalam leteratur kependidikan Islam biasa disebut sebagai ustadz,
mu’alim, murabby, mursyid, mudarris dan mu’addib. Sehingga, dua tugas utama
guru yaitu tugas kependidikan dan tugas kemanusiaan. Guru yang memiliki tugas
kependidikan yaitu tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan.
Guru diibaratkan seperti ibu kedua yang mengajarkan berbagai macam hal yang
baru dan sebagai fasilitator anak supaya  dapat belajar dan mengembangkan
potensi dasar dan kemampuannya secara optimal,hanya saja ruang lingkupnya
guru berbeda, guru mendidik dan mengajar di sekolah. Sedangkan tugas guru
dalam kemanusian guru dituntut untuk dapat membangun peradaban yang
berkualitas dimasa depan.
BAB II

1
1. RUMUSAN MASALAH
Mengingat pentingnya kedudukan pendidik atau guru dalam pendidikan
dasar agama, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah
A. Apa pengertian pendidik?
B. Bagaimana Guru dalam pandangan islam?
C. Apa kompetensi guru dalam proses belajar mengajar?
D. Bagaimana cara membangun guru yang profesionalisme?
E. Bagaimana sertifikasi guru dalam mewujudkan profesionalisme?

2. TUJUAN
A. Menjelaskan tentang pengertian pendidik
B. Menjelaskan bagaimana Guru dalam pandangan islam
C. Menjelaskan tentang kompetensi guru dalam proses belajar mengajar
D. Menjelaskan tentang cara membangun guru yang profesionalisme
E. Menjelaskan tentang sertifikasi guru dalam mewujudkan profesionalisme
BAB III
PEMBAHASAN
2

A. Pengertian Pendidik
Pendidik adalah orang yang mendidik. Pendidik adalah orang yang
sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai pendidikan.1 Semula kata
guru atau pendidik mengacu pada seseorang yang memberikan pengetahuan,
ketrampilan atau pengalaman kepada orang lain.
Guru atau pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung
jawab memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan
jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaannya, mampu
berdiri sendiri dan memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifa Allah
SWT, dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk social dan sebagai
makhluk individu yang mandiri.2
Pendidik merupakan bapak rohani (spiritual father) bagi peserta didik,
yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan
meluruskan perilakunya yang buruk. Oleh karena itu pendidik mempunyai
kedudukan tiggi dalam islam. Hal ini sesuai dalam kitab Ihya’ Ulum ad-Din
yang menyatakan :
“Seorang yang diberikan ilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya
itu dialah yang dinamakan orang besar di bawah kolong langit ini. Ia bagai
matahari yang mencahayai orang lain, sedangkan ia sendiripun bercahaya
ibarat minyak kasturi yang baunya dinikmati orang lain, ia sendiripun
harum”.3
Dengan demikian guru atau pendidik adalah profesi yang sangat
mulia, karena secara naluri orang yang berilmu itu dimuliakan dan dihormati

1
Muliawan, Jasa Ungguh. 2005. Pendidikan Islam Integratif, Yogyakarta: Pustaka Belajar. hlm.
142
2
Abdul Mujib, dkk. 2006. Ilmu Pendidikan islam, Jakarta: Kencana Prenada Media. hlm. 87
3
Abi Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, Ihya’ Ulum Ad-Din, Juz I, hlm. 55
4
oleh orang. Dan ilmu pengetahuan itu sendiri adalah mulia, sehingga
profesinya sebagai pendidik adalah memberikan kemuliaan.

B. Guru dalam Pandangan Pendidikan Islam


Ada tiga istilah yang umum yang digunakan dalam Pendidikan Islam
yakni, al-t’lim, al-tarbiyah dan al-ta’dib. Ketiga makna tersebut mempunyai
pengertian tersendiri dalam pendidik.
Terma al-tarbiyah, sangat luas cakupannya meliputi semua aspek
pendidikan, yaitu aspek kognitif,3 afektif, dan psikomotor, baik dari aspek
jasmani maupun rohani, secara harmonis dan integral. Sehingga tarbiyah
mengandung makna yaitu proses aktualisasi sesuatu yang dilakukan secara
bertahap dan terencana sampai pada batas kesempurnaan (kedewasaan).
Terma ta’lim digunakan oleh Abdul Fatah Jalal menjelaskan bahwa
ta’lim secara implicit juga menanamkan aspek afektif, karena pengetian
ta’lim sangat ditekankan pada prilaku yang baik  (Nizar 2001:86).
Ibnu Mansur dalam bukunya Lisan al ‘arab Juz 9, mengemukakan
bahwa ta’lim adalah pengajaran yang bersifat pemberian, penyampaian,
pengertian, pengetahuan serta keterampilan. Penunjukan kata ta’lim
pendidikan sesuai dengan Firman Allah (QS. Albaqoroh: 31).
Selanjutnya tokoh yang memakai istilah ta’dib adalah Syeh Naquib a-
Attas dengan memeberikan rujukan mengenai konsep pendidikan dengan
memakai istilah ta’dib yang berarti secara  bahasa merupakan bentuk masdar
dari kata addaba yang berarti memberi adab, mendidik (Yunus 1972:37).
Terlepas dari batasan makna yang tepat dari ketiga istilah diatas, maka
dapat ditarik benang merah bahwa tarbiyah merupakan upaya sadar akan
pemeliharaan, pengembangan seluruh potensi diri manusia, secara fitrah dan
perlindungan menyeluruh terhadap hak-hak kemanusiannya.
Sementara kata ta’lim mengesankan proses pemberian ilmu
pengetahuan dan penyadaran fitrah serta tugas-tugas nyata.
Sedangkan ta’dib mengesankan proses pembinaan kepribadian dan sikap
moral (afektif) dan etika dalam kehidupan.
5

Penggunaan istilah tarbiyah mewakili untuk memaknai Pendidikan


Islam. Hal ini karena muatan maknanya lebih luas yang meliputi aspek
jasmani, akal, daya kreasi dan social kemasyarakatan manusia aspek yang
tidak bisa dipisahkan dalam proses pendidikan islam.
Secara terminology para pakar telah mendefinisikan Pendidikan Islam
berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang mereka. Namun dapat
disimpulkan bahwa Pendidikan Islam adalah suatu proses yang sangat
konfrehensif, disusun secara sistimatis,  terencana dalam upaya
mengembangkan potensi yang ada pada diri anak didik secara optimal, untuk
menjlankan tugas ilahiyah yang didasarkan dengan bingkaian ajaran Islam
pada semua aspek kehidupan.

C. Kompetensi Guru dalam Proses Belajar Mengajar


Tugas pokok seorang guru adalah mengajar dan mendidik. Mengajar
mengacu pada pemberian pengetahuan dan melatih keterampilan dalam
melakukan sesuatu sedangkan mendidik mengacu pada upaya membina
kepribadian dan karakter anak didik dengan nilai-nilai tertentu, sehingga
nilai-nilai tersebut mewarnai kehidupannya dalam bentuk prilaku dan pola
hidup sebagai manusia yang berakhlak, tindakan dan fungsi seorang guru
yang harus dilakukan sebagai berikut :
1. Sebelum Guru mengajar
- Mempersiapkan bahan yang mau diajarkan
- Mempersiapkan  alat-alat peraga/ praktikum yang akan digunakan
- Mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk merangsang siswa aktif
belajar
- Mempelajari keteladanan siswa, mengetahi kelemahan dan kelebihan
siswa
- Mempelajari pengetahuan awal siswa
2. Selama Proses Pembelajaran
- Mengajak siswa aktif belajar
- Siswa dibiarkan bertanya
6
- Menggunakan metode ilmiah dalam proses penemuan
- Mengikuti pikiran dan gagasan siswa
- Menggunakan variasi metode pembelajaran
- Mengadakan praktikum terpimpin maupun bebas
3. Sesudah Proses Pembelajaran
- Guru memberikan PR dan mengumpulkan serta mengoreksinya.
- Memberikan tugas lain untuk pendalaman
- Tes yang membuat siswa berpikir, bukan hapalan
4. Sikap yang Perlu dimiliki Guru
- Siswa dianggap bukan tabu rasa atau tidak tahu apa-apa, tetapi subyek
yang sudah tahu sesuatu
- Model kelas, siswa aktif, guru menyertai
- Bila ditanyasiswa yang tidak bisa menjawab tidak usah marah dan
mencerca
- Menyediakan ruang tanya jawab dan diskusi
- Guru dan siswa saling belajar
- Yang penting bukan bahan selesai, tetapi  siswa belajar untuk beajar
sendiri
- Memberikan ruang siswa untuk boleh bersalah
- Hubungan guru-siswa dialogis atau terbuka
- Pengetahuan yang luas dan mendalam
- Mengerti kontek bahan yang mau diajarkan
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka fungsi guru mengalami
perubahan dan pengembangan. Guru dapat berfungsi sebagai motivator,
dinamisator,  evaluator dan justifikator yang menilai dan memberi catatan,
tambahan, pembenaran dan sebagainya terhadap hasil temuan siswa.

D. Membangun Guru yang Profesionalisme


Guru adalah pekerjaan professional. Oleh karena itu guru sebagai
pelaku utama pendidikan merupakan pendidik professional yang diharapkan
memiliki :
7
1. Guru memiliki semangat juang yang tinggi diserti kualitas keimanan dan
ketaqwaan yang mantab
2. Guru yang mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan padanan dengan
tuntutan lingkungan dan perkembangan IPTEK
3. Guru yang mampu belajar dan bekerja sama dengan profesi lain
4. Guru memiliki etos kerja yang kuat
5. Guru memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan karir
6. Guru yang berjiwa profesional tinggi.4

Ciri khusus untuk profesi seorang guru dalam garis besarnya ada tiga yaitu :
1. Seorang guru yang professional harus menguasai bidang ilmu pengetahuan
yang diajarkannya dengan baik.
2. Seorang guru yang professional harus memiliki kemampuan
menyampaikannya atau mengajarkan ilmu yang dimiliki kepada murid-
muridnya secara efektif dan efisien.
3. Seorang guru yang professional harus berpegang teguh pada kode etik
professional. Kode etik ini lebih ditekankan pada perlunya memilki
akhlaknya yang mulia.

Profesionalisme guru dibangun melalui penguasaan kompetensi-


kompetensi yang secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaannya
sebagai guru. ”Kompetensi-kompetensi penting jabatan guru tersebut adalah
kompetensi bidang subtansi atau bidang studi, kompetensi bidang
pembelajaran, kompetensi bidang pendidikan nilai dan bimbingan serta
kompetensi bidang hubungan dan pelayanan/pengabdian masyarakat.
Pengembangan profesionalisme guru meliputi Peningkatan kompetensi,
peningkatan kinerja (performance) dan kesejahteraannya.
Guru sebagai pofesional dituntut untuk senantiasa meningkatkan
kemampuan wawasan dan kreativitasnya masing-masing yang saling

4
Ali Hasan dan Mukti Al. 2003. Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya. hlm. 84-85
8

mempengaruhi, merumuskan beberapa kompetensi atau kemampuan yang


sesuai seperti kompetensi kepribadian, bidang studi dan pendidikan dan
pengajaran.
Selain dituntut profesional seorang pendidik juga diharapkan
memiliki kompetensi yang profesional. Karena kompetensi guru adalah salah
satu factor yang mempengarugi tercapainya tujuan pembelajaran dan
pendidikan di sekolah. Kompetensi guru dapat dijadikan pedoman dalam
rangka pembinaan dan pengembangan tenaga guru, dan juga penting dalam
hubungannya dengan kegiatan belajar mengajr dann hasil belajar peserta
didik.
Adapun macam-macam kompetensi yang haru dimiliki oleh tenaga
guru antara lain :
a. Kompetensi professional, artinya guru harusmemiliki pengetahuan luas
dari bidang studi yang akan diajarkan serta penguasaan metodologi
dalam arti memiliki konsep teoritis mampu memiliki metode dalam
proses belajar mengajar.
b. Kompetensi personal, artinya sikap kepribadian yang mantap sehingga
mampu menjadi sumber intensifikasi bagi subjek. Dalam halini berarti
memiliki kepribadia yang pantas diteladani, mampu melaksanakan
kepemimpinan seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu
“Ing Ngarsa Sung Tuladha Ind Madya mangun Karsa, Tut Wuri
Handayani”.
c. Kompetensi sosial, artinya guru harus menunjukkan atau mampu
berinteraksi social, baik dengan murid-muridnya maupu dengan sesame
guru dan kepala sekolah, bahkan dengan masyarakat luas.

E. Sertifikasi Guru dalam mewujudkan Profesionalisme


Sertifikasi guru merupakan bentuk perhatian pemerintah dalam upaya
membangun profesionalsme sang guru dan untuk meningkatkan
kesejahteraannya yang terus terpinggirkan. Untuk mewujudkan gagasan
9
tersebut, tampaknya  pemerintah memandang perlu pembentukan sebuah
badan independen profesi guru yang menilai profesionalsme guru.
Badan tersebut, nantinya akan mengeluarkan sertifikat bagi para guru
yang dinilai memiliki kompetensi atau memenuhi persyaratan sebagai profesi
guru.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang guru dan dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses
pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat
pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru
dan dosen  sebagi tenaga professional.
Tujuan sertifikasi guru adalah :
1. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan
2. Melindungi masyarakat dari praktek-praktek yang tidak kompeten,
sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan,
3. Membantu dan melindungilembaga penyelenggara pendidik, dengan
menyediakan rambu-rambu dan instrument untuk melakukan seleksi
terhadap pelamar yang kompeten
4. Membangun citra masyarakatterhadap profesi pendidik dan tenaga
kependidikan
5. Memberi solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan
Dengan adanya sertifikasi guru, para guru dituntut harus siap
memperbaiki dan meningkatkan mutu kinerjanya agar memilki kompetensi
yang optimal dalam usaha membimbing siswa agar siap menghadapi
kenyataan hidup dan bahkan mampu memberikan contoh, tauladan bagi
siswa, memiliki pribadi dan penampilan yang menarik, mengesankan dan
dijadikan panutan setiap orang.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidikan Islam adalah suatu proses yang sangat konfrehensif,
disusun secara sistimatis,  terencana dalam upaya mengembangkan potensi
yang ada pada diri anak didik secara optimal, untuk menjlankan tugas
ilahiyah yang didasarkan dengan bingkaian ajaran Islam pada semua aspek
kehidupan.
Tugas pokok seorang guru adalah mengajar dan mendidik. Mengajar
mengacu pada pemberian pengetahuan dan melatih keterampilan dalam
melakukan sesuatu sedangkan mendidik mengacu pada upaya membina
kepribadian dan karakter anak didik dengan nilai-nilai tertentu.
Seiring berjalannya waktu fungsi guru mengalami perubahan dan
pengembangan. Guru dapat berfungsi sebagai motivator, dinamisator, 
evaluator dan justifikator yang menilai dan memberi catatan, tambahan,
pembenaran dan sebagainya terhadap hasil temuan siswa.
Guru adalah pekerjaan professional. Sehingga diperlukan sertifikat
bagi para guru yang dinilai memiliki kompetensi atau memenuhi persyaratan
sebagai profesi guru.

B. SARAN
Sebagai seorang guru sudah seharusnya memiliki jiwa pendidik agar
dapat menjadi tauladan, karena dijadikan contoh bagi para siswanya. Guru
juga harus menyiapkan diri agar memiliki kompetensi sesuai dengan aturan
yang telah ditentukan pemerintah, serta memiliki sertifikasi pendidik untuk
menjadi pendidik professional.
DAFTAR PUSTAKA

10
Ali Hasan dan Mukti Al. 2003. Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya.

Muliawan, Jasa Ungguh. 2005. Pendidikan Islam Integratif, Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Abdul Mujib, dkk. 2006. Ilmu Pendidikan islam, Jakarta: Kencana Prenada

Media.

Abi Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, Ihya’ Ulum Ad-Din, Juz I.

Haryanti, Nik.MPd. I. 2014. Ilmu Pendidikan Islam (IPI). Malang: Penerbit

Gunung Samudera.

Soleha dan Rada. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Alfabeta.


11

Anda mungkin juga menyukai