Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“PENDIDIK MENURUT PENDIDIKAN ISLAM”


Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu:
Mihrab Afnanda, M.Pd

Disusun oleh kelompok 4

Muhammad Noval : 22.12.5650


Ahmad Yandi : 22.12.5717
Muhammad Ramadhani : 22.12.5723
Maria Ulfah : 22.12.5800
Usman Arif Fitriadi : 22.12.5831

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
MARTAPURA
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirabbil ‘alamin segala puji bagi Allah


Tuhan seluruh alam, karena dengan kemurahan, rahmat dan karunia-Nya jua
akhirnya kami dapat menuntaskan tanggung jawab berupa tugas makalah pada
mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam yang berjudul “Pendidik menurut
pendidikan Islam”.
Shalawat dan salam juga tak lupa senantiasa kami haturkan kepada keharibaan
junjungan kita Nabi Muhammad shallahu’alaihi wassalam, sebab diturunkannya
beliau ke bumi ini menjadikan agama Islam lebih dikenal dengan baik dan dapat
berkembang pesat.
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini,
maka dari itu kami memohon kepada Bapak/Ibu Dosen selaku pengampu mata
kuliah Ilmu Pendidikan Islam maupun kepada para pembaca atau pendengar
sekalian agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun kepada kami.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kami yang
menulis.

Martapura, Oktober 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Pendidik......................................................................................3
B. Pendidik Dalam Perspektif Pendidikan Islam...............................................4
C. Istilah-istilah Pendidik Dalam Konteks Pendidikan Islam...........................7
D. Kedudukan Pendidik dalam Perspektif Islam.............................................11
E. Tenaga Pendidik Dalam Pendidikan Islam.................................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................21
A. Saran............................................................................................................21
B. Kesimpulan.................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidik secara etimologi dalam konteks pendidikan Islam disebut dengan
murobbi, mu’allim dan mu’addib. Murobbi berasal dari kata rabba yuribbu.
Kemudian mu’allim ialah isim fail dari ‘allama yu’allimu sebagaimana yang telah
ditemukan pada al-Qur’an (surah al-baqarah ayat 31). Sedangkan kata mu’addib
bersumber dari addaba yu’addibu, seperti sabda Rasul: “Allah mendidikku, maka
ia membrikan kepadaku sebaik-baik pendidikan”1(H.R. al-Asyhari).
Kata murobbi sering dijumpai pada kalimat yang orientasinya lebih menuju
kepada pemeliharaan, baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Lalu untuk kata
mu’allim pada kebiasaannya digunakan dalam membicarakan aktivitas yang lebih
tertuju dalam pemberian atau pemindahan ilmu pengetahuan (baca : pengajaran),
dari seorang yang tahu kepada orang yang tidak tahu. 2 Sedangkan Istilah
mu’addib menurut al-Attas, lebih luas dari istilah mu’allim dan lebih bersangkut
paut dengan konsep pendidikan Islam.
Secara Terminologi Pendidikan Islam menggunakan tujuan sebagai dasar
untuk menetapkan pengertian pendidik. Hal ini dikarenakan pendidikan
merupakan kewajiban Agama serta kewajiban yang hanya dipikulkan kepada
orang yang telah dewasa. Kewajiban itu awal mula bersifat personal, yang adalah
bahwa setiap orang bertanggung jawab atas pendidikan dirinya sendiri, kemudian
bersifat sosial yang mempunyai arti bahwa setiap orang bertanggung jawab atas
pendidikan orang lain. Hal ini tercermin dalam al-Qur’an (surah al-tahrim ayat 6).

1
Lihat Sed Muhammad al-Naquid al-Atas, The Concept of Education in Islam, (Kuala
Lumpur: Muslim Youth Meno f Malaysia ABM-1980), H. 14
2
Ibid. H. 63

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pendidik Dalam Presfektif Pendidikan Islam?
2. Apa Saja Istilah-Istilah Pendidik Dalam Konteks Pendidikan Islam?
3. Apa Kedudukan Pendidik Dalam Perspektif Islam?
4. Apa Tenaga Pendidik Dalam Pendidikan Islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui bagaimana Pendidik Dalam Presfektif Pendidikan Islam
2. Agar mengetahui Istilah-Istilah Pendidik Dalam Konteks Pendidikan Islam
3. Agar mengetahui Kedudukan Pendidik Dalam Perspektif Islam
4. Agar mengetahui Tenaga Pendidik Dalam Pendidikan Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidik
Pendidik adalah orang yang sengaja memengaruhi orang lain untuk
mencapai pendidikan. Semula kata guru\pendidik mengacu pada seseorang yang
memberikan pengetahuan, keterampilan atau pengalaman pada orang lain. Guru
atau pendidik merupakan orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan
pertolongan kepada perserta didik dalam mengembangkan jasmani dan rohaninya,
agar menjadi dewasa, mampu berdiri sendiri, dan mampu memenuhi tugasnya
sebagai hamba Allah dan khalifah Allah serta mampu melakukan tugas sebagai
makhluk sosial dan sebagai makhluk individu.
Secara etimologis dalam bahasa inggris terdapat banyak kata yang serupa
untuk menyebut seorang guru, seperti educator, teacher, instructor, tutor, dan lain
sebagainya. Semuanya memiliki arti yang mirip namun pberbeda penyebutan.
Kata teacher diartikan sebagai seseorang yang mengajar, educator diartikan
sebagai seseorang yang memiliki tanggung jawab suatu pekerjaan untuk
mengajar orang orang lain. Instructor diartikan sebagai seseorang yang mengajar
sama dengan teacher, sedangkan tutor diartikan sebagai seorang guru yang
memberikan pengajarn kepada siswa atau bisa pula disebut sebagai guru privat.3
Menurut tafsir ada kesamaan antara teori barat dengan teori islam yang
mana keduanya memandang bahwa guru adalah pendidik, yaitu siapa saja yang
berupaya untuk mengembangakan seluruh potensi anak didik, baik potensi
psikomotrik, kognitif, maupun potensi afektif
Disisi lain imam Barnadib menjelaskan bahwa pendidik adalah tiap orang
yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai kedewasaan.
Selanjutnya Ahmad Marimba memandang bahwa pendidik adalah orang dewasa
yang memikul tanggung jawab untuk mendidik, yaitu orang dewasa yang mana
memiliki hak dan kewajiban bertanggung jawab untuk mendidik peserta didik4
3
Lahmuddin L. Wina A. “Ilmu Pendidikan Islam”. (Medan: Perdana Publishing
202)hlm154
4
Rahmat W. “Ilmu Pendidikan Islam “Menuntun Arah Pendidikan Islam Indonesia””.
(Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia 2016) hlm 47

3
Dari beberapa definisi di atas kita dapat memahami bahwa Pendidik adalah
orang dewasa yang memiliki hak, kewajiban dan tanggung jawab untuk mengajar
dan mendidik peserta didik agar peserta didik dapat mengembangkan seluruh
potensi yang dimilikinya sehingga dapat menjadi pribadi yang dewasa, mampu
berdiri sendiri dan mampu menjalankan tugas sebagai hamba Allah dan
khalifahnya dimuka bumi ini.
B. Pendidik Dalam Perspektif Pendidikan Islam
Setiap lembaga pendidikan formal membutuhkan tenaga pendidik\guru
yang profesional dalam mengajar. Seorang pendidik yang baik adalah seorang
pendidik yang mampu menempatkan dirinya sebagai tenaga profesional sesuai
dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang, seiring dengan
perkembangan zaman. Dalam arti khusus bahwa dalam diri guru terdapat sebuah
tanggung jawab besar untuk membawa keberhasilan terhadap peserta didiknya.
Keberhasilan disini bukan hanya berhasil dalam belajar saja tapi juga berhasil
menumbuhkan karakter peserta didik yang baik dan Islami.5
Adapun ciri-ciri guru yang profesionl dalam memenuhi tugasnya sebagai
pendidik adalah:
a. Memiliki komitmen dalam kepentingan siswa dan pelaksanaan
pembelajaran.
Artinya seorang guru harus medahulukan kepentingan siswa dan
pelaksanaan pembelajaran daripada sesuatu yang lain. Jadi selama hal itu
bukanlah sesuatu yang emergency maka seorang harus mendahulukan
kepentingan siswanya.
b. Menguasai serta mendalami materi dan penggunaan strategi
pembelajaran.
Artinya seorang guru sebelum masuk ke kelas dan memulai kegiatan
pembelajaran, haruslah sudah menguasai meteri yang akan diajarkan dan
menyiapkan strategi yang matang agar proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik, sehingga peserta didik dapat menangkap dan
memahami apa yang diajarkan kepadanya
5
Ibid hlm 44

4
c. Mampu berfikir sistematik dan selalu belajar dari pengalaman, mau
refleksi diri dan koreksi.
Artinya seorang guru harus mampu berfikir logis, intropeksi diri dan
mau belajar dari pengalamannya. Nah dengan adanya intropeksi diri
maka seorang guru akan dapat mengetahui dimana letak kekurangan dan
kesalahannya sehingga dia akan dapat memperbaiki dan menghindari
kesalahan yang sama. Tentang hal ini Allah berfirman dalam Al-qur’an:

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َو ْلَتْنُظْر َنْفٌس َّم ا َقَّد َم ْت ِلَغ ٍۚد َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َخ ِبْيٌرۢ ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن‬
18. Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
d. Proses belajar-mengajar menjadi semakin baik
Artinya seorang guru harus selalu belajar agar meningkatkan
pengetahuan dan kompetensi dirinya baik berkaitan dengan materi yang ia
ajarkan atau sesuatu yang lain. Karena dengan semakin meningkatnya
kemampuan seorang guru maka tentunya proses ajar mengajar akam
menjadi semakin baik.
e. Bertanggung jawab memantau dan mengamati tingkah laku siswa melalui
kegiatan evaluasi.
Artinya seorang guru harus mampu membuat program evaluasi
analisis, remedial dan melaksanakan bimbingan.6
Tugas seorang guru bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai
pendidik dan pembimbing yang memberikan pedoman dan penuntun dalam
belajar siswa. Sebelum guru melaksanakan tugas mengajar, ia terlebih dahulu
mempersiapka diri secara totalitas, baik pribadi, ilmu pengetahuan, maupun
keterampilan dan keahlian yang ada padanya, baru setelah itu ia menyampaikan
materi pelajaran kepada murid. dengan begitu proses pembelajaran di kelas akan

6
Ibid hlm 45

5
berlangsung dengan baik dan lancar sehingga peserta didik akan mampu dengan
mudah menangkap materi yang diajarkan.
Syaikh Ahmad Ar-Rifai menjelaskan bahwa, menurut perspektif
pendidikan islam terdapat dua ketentuan yang perlu dimiliki seseorang untuk bisa
disebut sebagai seorang guru. Kedua ketentuan tersebut adalah alim dan adil.
Alim ialah memiliki ilmu pengetahuan yang luas mengenai ajaran dan syariat
islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, sehingga mampu menyampaikan ilmu
secara komprehensif kepada peserta didik. Sedangkan adil adalah seseorang yang
meyampaikan ilmu serta memiliki serta memiliki siakp dan tingkah laku yang
baik, karena tingkah laku sesorang guru akan ditiru oleh peserta didiknya, baik
dalam perkataannya, maupun perbuatannya.7
Dalam hal mengajar, imam al-Gazali mempunyai pandangan sebagai
berikut:
a. Memelihara anak dari perbuatan tercela
b. Membimbingnya agar menjadi anak yang sholeh
c. Menjauhkan anak dari pergaulan yang jelek
d. Mengajarkan cara yang benar dalam mencari rezki
e. Mengajar anak agar tidak sombong
f. Mengajarkan al-Qur’an
g. Memberikan kesempatan untuk bermain dan berolah raga untuk
mengembangkan penalaran8
Pandangan mengajar imam al-Gazali sebagaimana telah disebutkan di atas,
sangat menekankan pada pendidikan moral dan akhlak. Dimana fokusnya adalah
agar peserta didik dapat menjadi pribadi berilmu serta memiliki akhlak yang
mulia.

7
Fatimah Z. Ode M. M. A. L “Kedudukan Pendidik dalam Perspektif Islam menrut
Akrim dalam Buku Ilmu Pendidikan Islam”. Vol 6, No2 Tahun 2023 hlm 197
8
Siswanto. “Pendidikan Islam dalam Dialektika Perubahan”. (Surabaya: Pena Salsabila
2015) Hlm 31

6
C. Istilah-istilah Pendidik Dalam Konteks Pendidikan Islam
Dalam konteks pendidikan islam “pendidik” sering juga disebut dengan istilah
Murabbi, Muallim, Mu’addib, Mudarris, dan Mursyid. Dalam pendidikan islam
kelima istilah ini memiliki makna yang berbeda-beda.
a. Murabbi
Istilah ini dalam bahasa arab merupakan bentuk isim fail yang
berakar dari tiga kata yang sama namun memiliki makna yang berbeda.
Pertama, berasal dari kata raba, yarbu yang bermakna bertambah dan
tumbuh. Kedua berasal dari kata rabiya, yarba yang bermakna tumbuh
dan menjadi besar. Ketiga berasal dari kata rabba, yarubbu yang artinya
memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga dan memelihara.
:Kata kerja rabba terdapat dalam al’Quran. Allah berfirman
‫َو اْخ ِفْض َلُهَم ا َج َناَح الُّذ ِّل ِم َن الَّرْح َم ِة َو ُقْل َّرِّب اْر َحْم ُهَم ا َك َم ا َر َّبٰي ِنْي َصِغ ْيًر ۗا‬

Artinya :
“Rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih
sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya
sebagaimana mereka berdua (menyayangiku ketika) mendidik aku
pada waktu kecil.” (Q.S.9
Kata rabba dalam bentuk kata benda digunakan untuk Allah SWT.
Hal ini karena juga bersifat mendidik, memelihara, mengasuh, dan bahkan
menciptakan. Allah SWT berfirman:
‫َاْلَحْم ُد ِهّٰلِل َر ِّب اْلٰع َلِم ْيَۙن‬
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
Allah Swt. disebut rabb (Tuhan) seluruh alam karena Dialah yang
telah menciptakan, memelihara, mendidik, mengatur, mengurus, memberi
rezeki, dan sebagainya kepada semua makhluk-Nya. Oleh karena itu
istilah murabbi memiliki arti yang sangat luas, yaitu:

9
Rahmat H. “Ilmu Pendidikan Islam Menuntun Arah Pendidikan Islam Indonesia”.
(Medan : Lembaga Pendidikan Indonesia 2016) hlm 49

7
1. Mendidik peserta didik sehingga kemampuannya terus tumbuh dan
bertambah dari keadaan yang kurang dewasa menjadu
dewasadalam pola piker, wawasan dan sebagainya
2. Membantu peserta didik untuk mengembangkan seluruh
potensinya
3. Menghimpun semua komponen-komponen pendidikan yang dapat
mensukseskan pendidikan
4. Memobilisasi pertumbuhan dan perkembangan anak
5. Bertanggung jawab terhadap proses pendidikan anak
6. Memperbaiki sikap dan tingkah laku anak yang awalnya buruk
menjadi baik
7. Rasa kasih sayang mengasuh peserta didik, sebagaimana orang tua
menyayangi anak kandungnya
8. Pendidik memiliki wewenang, kehormatan, kekuasaan, terhadap
perkembangan kepribadian anak
9. Pendidik merupakan orang tua keduanya setelah orang tuanya
dirumah yang berhak atas perkembangan dan pertumbuhan anak
Maka dapat kita simpulkan bahwa Murabbi adalah orang yang
bertanggung jawab dan memiiki wewenang dan kekuasaan terhadapa
perkembangan peserta didik untuk mendidiknya dengan kasih sayang
dengan tujuan mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki peserta
didik dan memperbaiki sikap dan tingkah lakunya.10
b. Mu’allim
Kata mu’allim berasal dari kata allama, yuallimu, ta’liman.
Artinya mengajar. Kata mu’allim sebagai pendidik dalam hadist
Rasulullah adalah kata yang paling umum dikenal dan banyak ditemukan.
Mu’allim merupakan bentuk isim fail dari allama yang memiliki arti
orang yang mengajar. Dalam bentuk tsulasi mujarrad, masdar dari dari
alima adalah ilmun, yang sering dipakai dalam bahasa Indonesia dengan
sebutan ilmu.

10
Ibid hlm50

8
Muallim adalah orang yang menguasai ilmu dan mampu mampu
mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan,
menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya, atau sekaligus melakukan
transfer ilmu\pengetahuan, internalisasi, serta amaliah11
Sebagaimana Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an:
‫َك َم ٓا َاْر َس ْلَنا ِفْيُك ْم َر ُسْو اًل ِّم ْنُك ْم َيْتُلْو ا َع َلْيُك ْم ٰا ٰي ِتَنا َو ُيَز ِّك ْيُك ْم َو ُيَع ِّلُم ُك ُم اْلِكٰت َب َو اْلِح ْك َم َة َو ُيَع ِّلُم ُك ْم َّم ا َلْم‬
‫َتُك ْو ُنْو ا َتْع َلُم ْو َۗن‬
151. Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat kepadamu),
Kami pun mengutus kepadamu seorang Rasul (Nabi Muhammad) dari
(kalangan) kamu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Kami,
menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) dan
hikmah (sunah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.
Maka dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa Mu’allim
merupakan orang yang menguasai ilmu pengetahuan dan mampu
mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan,
menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya, sekaligus melakukan transfer
ilmu pengetahuan, internalisasi serta implementasi12
c. Mu’addib
Muaddib merupakan bentuk isim fail dari kata addaba, yuaddibu,
ta’diban, yang bermakna mendidik, jadi muaddib memiliki arti orang
yang mendidik atau pendidik. Dalam bentuk wazan fiil tsulatsi mujarrad
kata Addaba berasal dari kata Aduba yang mashdarnya adalah Aduban
yang bermakna sopan, berbudi baik. Sedangkan mashdar dari addaba
adalah ta’diban artinya pendidikan.
Dalam kamus bahasa Arab, Al-Mu’jam al-Wasith mempunyai
istilah dasar sebagai berikut:

11
Mohammad K, “Ilmu Pendidikan Perspektif Islam”. (Depok: Rajawali Printing 2020)
hlm 60
12
Rahmat H. “Ilmu Pendidikan Islam Menuntun Arah Pendidikan Islam Indonesia”.
(Medan : Lembaga Pendidikan Indonesia 2016) hlm 52

9
1. Ta’dib berasal dari kata “Aduba ya’dubu” yang berarti melatih,
mendisiplinkan diri untuk berprilaku yang baik dan sopan
santun.
2. kata dasarnya “Abada yadibu” yang artinya mengadakan pesta
atau perjamuan yang berate berbuat dan berprilaku sopan
3. Addaba mengandung pengertian mendidik, melatih,
mempertbaiki, mendisiplin, dan memberikan tindakan
Dalam kitab-kitab hadist, fiqih dan kitab-kitab lainnya para ulama
menggunakan istilah adab sebagai sebuah etikat, atau tata karma yang
baik dalam melakukan suatu pekerjaan, baik ibadah atau muamalah.
Berdasarkan tinjauan Muaddib secara bahasa di atas, maka dapat
kita simpulkan bahwa Muaddib adalah seseorang yang mendidik,
mengajar dan mengarahkan peserta didik untuk berprilaku atau beradab
sesuai norma-norma, tata susila, dan sopan santun yang berlaku dalam
agama maupun masyarakat13
d. Mudarris
Secara terminologi Mudarris adalah orang yang memiliki
kepekaan intelektual dan informasi, serta memperbaharui pengetahuan
dan keahliannya secara berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan peserta
didiknya, memberantas kebodohan mereka serta melatih keterampilan
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
Berdasarkan definisi ini, dapat kita lihat bahwa mudarris adalah
orang yang memiliki banyak pengetahuan yang mengajarkan pengetahuan
yang dimiliki keepada peserta didik, dengan tujuan untuk mencerdaskan
dan mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan minat dan
bakatnya.14
D. Kedudukan Pendidik dalam Perspektif Islam
Para ilmuan, muallim, termasuk pendidik dalam agama islam menempati
posisi yang sangat strategis, mulia, suci, terhormat dan tinggi. Nabi Adam AS

13
Ibid hlm 52-53
14
Ibid hlm 54

10
yang dibekali berbagai potensi dan ilmu, maka ia dapat melaksanakan tugasnya
sebagai khalifah dimuka bumi ini. Bahkan Allah memerintahkan para malaikat
dan iblis bersujud keepada Adam AS sebagai sujud ta’dzim
(penghargaan/penghormatan) terhadap ilmunya Nabi Adam AS. Karena ilmu itu
laksana cahaya yang akan menerangi jalan seseorang. Mengarungi kehidupan
tanpa ilmu bagaikan orang yang berjalan di tengah malam yang gelap gulita yang
sewaktu waktu terancam bahaya.15
Allah berfirman :
‫َيْر َف ُهّٰللا اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ِم ْنُك ْۙم َو اَّلِذ ْيَن ُاْو ُتوا اْلِع ْلَم َد َر ٰج ٍۗت‬
‫ِع‬
Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.

Pendidik adalah spiritual father (bapak rohani), bagi peserta didik yang
memberikan santapan jiwa denga ilmu, pemdinaan akhlak mulia, dan meluruskan
prilakunya yang buruk. Oleh karna itu seorang memiliki kedudukan yang sangat
tinggi dalam Islam. Terdapat banyak hadits yang membicarakan tentang
kedudukan seorang guru. Diantaranya adalah Sabda Rasulullah SAW:
‫ ومن أكرم هللا فمأواه الجنة‬،‫ ومن أكرمني فقد أكرم اللــه‬،‫ )من أكــرم عالما فقد أكرمني‬:‫قال النبي صلى هللا عليه وسلم‬
Artinya: barangsiapa yang memuliakan orang alim, maka dia sungguh telah
memuliakanku, dan barangsiapa yang memuliakanku maka sungguh dia telah
memulaiakan Allah dan barangsiapa yang memuliakan Allah maka tempat
kembalinya adalah surga.
Dari hadist ini, kita dapat melihat betapa tingginya kedudukan dari
seorang guru, dimana Rasulullah memposisikan seorang guru di posisi sehingga
siapa saja yang memuliakan seorang guru maka dia seperti memuliakan
Rasulullah.
Bahkan sayyidina Ali pernah berkata : “Aku adalah sahaya (budak)
orang yang mengajariku walau hanya satu huruf, jika dia mau silahkan

15
Besse T. E. Muhammad H. B. “Pendidik Dalam Persfektif Pendidikan Islam”Al-
Ikhtibar (Jurnal Pendidikan) Vol 5 No.2 Tahun 2018 hlm 692

11
menjualku atau memerdekakan aku, atau tetap menjadikan aku sebagai
budaknya”16
Pernyataan sayyidina Ali menunjukkan kepada kita betapa agung dan
tingginya kedudukan seorang guru. Dimana beliau rela menjadi budak bagi guru
walaupun gurunya hanya mengajarkan kepadanya satu huruf. Karena ilmu yang
menyelamatkan kita di dunia maupun di akhirat hanya bisa didapat dengan belajar
kepada seorang, maka sangatlah wajar bagi kita untuk mengagungkan dan
menghormatinya
Imam Al-Ghazali menukil dari beberapa Hadist Nabi SAW tentang
keutamaan seorang pendidik. Ia berkesimpulan “bahwa pendidik disebut sebagai
orang-orang besar yang mana aktifitasnya lebik baik daripada ibadah satu
tahun” selanjutnya imam Ghazali juga menukil dari perkataan para ulama yang
menyatakan bahwa pendidik merupakan pelita segala zaman, orang yang hidup
semasa dengannya akan memperoleh pancaran cahaya keilmuannya. Andai kata
dunia ini tidak ada pendidik, niscaya manusia akan seperti binatang, sebab:
pendidikan adalah upaya mengeluarkan manusia dari kebinatangan kepada sifat
insaniyah dan ilahiyah.17

E. Tenaga Pendidik Dalam Pendidikan Islam


Ramayulis mengemukakan bahwa pendidikan dalam pendidikan islam
skopnya lebih luas daripada skop pendidikan non-islam. Pendidik dalam
pendidikan islam yaitu:

1. Allah SWT
Kedudukan Allah SWT sebagai pendidik dapat dipahami dari ayat-
ayat al-Qur’an yang diturunkannya kepada Nabi Muhammad SAW.
Diantaranya adalah:

16
Syaikh Az-Zarnuji, Terjemah Kitab Ta’lim Muta’allim, Cet. 1. (Mutiara Ilmu :
Surabaya 2009) hlm 28
17
Moh A. “Kedudukan Dan Tugas Pendidik Dalam Pendidikan Islam”. Jurnal Tribakti
Vol. 23 Nomor 2 Juli 2012 hlm 43

12
‫َاْلَحْم ُد ِهّٰلِل َر ِّب اْلٰع َلِم ْيَۙن‬
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
‫ٰۤل‬
‫َو َع َّلَم ٰا َد َم اَاْلْس َم ۤا َء ُك َّلَها ُثَّم َع َر َض ُهْم َع َلى اْلَم ِٕىَك ِة َفَقاَل َاْۢن ِبُٔـْو ِنْي ِبَاْس َم ۤا ِء ٰٓهُؤ ۤاَل ِء ِاْن ُكْنُتْم‬
‫ٰص ِدِقْيَن‬
31. Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya,
kemudian Dia memperlihatkannya kepada para malaikat, seraya berfirman,
“Sebutkan kepada-Ku nama-nama (benda) ini jika kamu benar!”
Dari dua ayat di atas dapat difahami kedudukan Allah sebagai
pendidik bagi manusia. Allah SWT memberikan bimbingan kepada
manusia secara tidak langsung. Allah mendidik manusia melalui wahyu
yang disampaikan kepada manusia melewati perantara Jibril. Jibril
menyampaikannya kepada Nabi Muhammad dan selanjutnya Nabi
Membimbing manusia dengan perantaraan wahyu18
2. Rasulullah SAW
Kedudukan Rasulullah sebagai pendidik yang ideal dapat dilihat
dalam dua hal, yaitu Rasulullah seabagai pendidik pertama dalam
pendidikan pendidikan islam, dan keberhasilan yang dicapai Rasulullah
dalam melaksanakan pendidikan islam. Dalam hal ini Rasulullah sukses
medidik manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat dalam
masyarakat yang adil dan makmur lahir bathin.
Ahmad M. Saefuddin enam wujud Rasullah sebagai Rahmat lil
alamin yang difahami sebagai pendidik umat manusia pada umumnya.
1) Dilepaskannya manusia dari tepi jurang kemusyrikan dan
kehancuran perpecahan
‫َو َلَقْد َبَع ْثَنا ِفْي ُك ِّل ُاَّمٍة َّرُسْو اًل َاِن اْع ُبُدوا َهّٰللا َو اْج َتِنُبوا الَّطاُغ ْو َۚت َفِم ْنُهْم َّم ْن َهَدى ُهّٰللا َوِم ْنُهْم َّم ْن‬
‫َح َّقْت َع َلْيِه الَّض ٰل َلُةۗ َفِس ْيُرْو ا ِفى اَاْلْر ِض َفاْنُظُرْو ا َكْيَف َك اَن َعاِقَبُة اْلُم َك ِّذ ِبْيَن‬
36. Sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap
umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah dan jauhilah
tagut!” Di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah

18
Lahmuddin L. Wina A. “Ilmu Pendidikan Islam”. (Medan: Perdana Publishing 202)
hlm 156

13
dan ada pula yang ditetapkan dalam kesesatan.417) Maka,
berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).
2) Dikeluarkannya manusia dari kegelapan kufur kepada
terangnya cahaya iman
‫ٰل‬ ‫ۤل‬
‫ا ٰر ۗ ِكٰت ٌب َاْنَز ْلٰن ُه ِاَلْيَك ِلُتْخ ِر َج الَّناَس ِم َن الُّظُلٰم ِت ِاَلى الُّنْو ِر ۙە ِبِاْذ ِن َر ِّبِه ْم ِا ى ِص َر اِط اْلَع ِزْيِز‬
‫اْلَحِم ْيِۙد‬
1. Alif Lām Rā. (Ini adalah) Kitab (Al-Qur’an) yang Kami
turunkan kepadamu (Nabi Muhammad) agar engkau
mengeluarkan manusia dari berbagai kegelapan pada cahaya
(terang-benderang) dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju
jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.19
3) Dilepaskannya beban berat yang membelenggu golongan
manusia yang lemah, hamba sahaya, wanita, anak yatim, orang
fakir dan miskin.
‫َفُّك َر َقَبٍۙة َاْو ِاْطَع اٌم ِفْي َيْو ٍم ِذ ْي َم ْسَغ َبٍۙة َّيِتْيًم ا َذ ا َم ْقَرَبٍۙة َاْو ِم ْس ِكْيًنا َذ ا َم ْتَرَبٍۗة‬
13. (Itulah upaya) melepaskan perbudakan 14. atau memberi
makan pada hari terjadi kelaparan 15. (kepada) anak yatim
yang memiliki hubungan kekerabatan 16. atau orang miskin
yang sangat membutuhkan.
‫ْۗت‬
‫َفَلَّم ا َو َضَع ْتَها َقاَلْت َر ِّب ِاِّنْي َو َض ْع ُتَهٓا ُاْنٰث ۗى َو ُهّٰللا َاْعَلُم ِبَم ا َو َضَع َو َلْيَس الَّذ َك ُر َك اُاْلْنٰث ىۚ َو ِاِّنْي‬
‫َسَّم ْيُتَها َم ْر َيَم َو ِاِّنْٓي ُاِع ْيُذ َها ِبَك َو ُذ ِّر َّيَتَها ِم َن الَّشْيٰط ِن الَّر ِج ْيِم‬
36. Ketika melahirkannya, dia berkata, “Wahai Tuhanku, aku
telah melahirkan anak perempuan.” Padahal, Allah lebih tahu
apa yang dia (istri Imran) lahirkan. “Laki-laki tidak sama
dengan perempuan. Aku memberinya nama Maryam serta
memohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari
setan yang terkutuk.”

19
Ibid hlm 157

14
4) Dibersihkannya manusia dari perbuatan kotor dan keji, akhlak
tercela dan budi pekerti yang rendah.20
‫ٰذ ِلَك َو َم ْن ُّيَع ِّظْم ُحُرٰم ِت ِهّٰللا َفُهَو َخْيٌر َّلٗه ِع ْنَد َر ِّبٖۗه َو ُاِح َّلْت َلُك ُم اَاْلْنَع اُم ِااَّل َم ا ُيْتٰل ى َع َلْيُك ْم َفاْج َتِنُبوا‬
ۙ‫الِّر ْج َس ِم َن اَاْلْو َثاِن َو اْج َتِنُبْو ا َقْو َل الُّز ْو ِر‬
30. Demikianlah (petunjuk dan perintah Allah). Siapa yang
mengagungkan apa yang terhormat di sisi Allah (ḥurumāt)
lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Semua hewan ternak telah
dihalalkan bagi kamu, kecuali yang diterangkan kepadamu
(keharamannya). Maka, jauhilah (penyembahan) berhala-
berhala yang najis itu dan jauhi (pula) perkataan dusta.
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَّنَم ا اْلَخ ْم ُر َو اْلَم ْيِس ُر َو اَاْلْنَص اُب َو اَاْلْز اَل ُم ِر ْج ٌس ِّم ْن َع َمِل الَّشْيٰط ِن َفاْج َتِنُبْو ُه‬
‫َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحْو َن‬
90. Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman
keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib
dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk
perbuatan setan. Maka, jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar
kamu beruntung.
5) Diangkatnya kembali derajat manusia dan ditemapatkan pada
kedudukannya yang layak bagi martabat manusia sebagai
makhluk dan hamba Allag yang telah Allah muliakan dan
berikan kelebihanyang besar kepadanya.
‫۞ َو َلَقْد َكَّر ْم َنا َبِنْٓي ٰا َد َم َو َح َم ْلٰن ُهْم ِفى اْلَبِّر َو اْلَبْح ِر َو َر َز ْقٰن ُهْم ِّم َن الَّطِّيٰب ِت َو َفَّض ْلٰن ُهْم َع ٰل ى َك ِثْيٍر‬
ࣖ ‫ِّمَّم ْن َخ َلْقَنا َتْفِض ْياًل‬
70. Sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam dan
Kami angkut mereka di darat dan di laut. Kami anugerahkan
pula kepada mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan
dengan kelebihan yang sempurna.21

20
Ibid 157
21
Ibid 157

15
6) Dibimbingnya manusia jalan yang benar, sehingga ia bisa
membangun kehidupannya di segala bidang, menjadi beriman,
berilmu, beramal, berakhlak mulia, menjadi umat tauhid,
beribadah dan berprilaku menurut contoh Rasulullah, menjadi
umat yang satu, beradab, umat yang mempunyai peradaban
baru, yaitu peradaban islam, yang kemudian disumbangkan
kepada dunia.
‫َو َك ٰذ ِلَك َفَتَّنا َبْع َض ُهْم ِبَبْع ٍض ِّلَيُقْو ُلْٓو ا َآٰهُؤ ۤاَل ِء َم َّن ُهّٰللا َع َلْيِه ْم ِّم ْۢن َبْيِنَنۗا َاَلْيَس ُهّٰللا ِبَاْعَلَم ِبالّٰش ِك ِرْيَن‬
53. Demikianlah Kami telah menguji sebagian mereka (yang
kaya dan berkuasa) dengan sebagian yang lain (yang miskin
dan menderita), sehingga mereka (yang kaya dan kufur itu)
berkata, “Orang-orang semacam inikah (yang status sosialnya
rendah) di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah?” (Allah
berfirman,) “Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka
yang bersyukur (kepada-Nya)?”
‫َس ُنِرْيِه ْم ٰا ٰي ِتَنا ِفى اٰاْل َفاِق َوِفْٓي َاْنُفِس ِه ْم َح ّٰت ى َيَتَبَّيَن َلُهْم َاَّنُه اْلَح ُّۗق َاَو َلْم َيْك ِف ِبَر ِّبَك َاَّنٗه َع ٰل ى ُك ِّل‬
‫َش ْي ٍء َش ِهْيٌد‬
53. Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka
sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa (Al-Qur’an) itu
adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa
sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?
Keberhasilan Nabi Muahmmad sebagai pendidik merupakan
penggabungan kekuatan antara kepribadian, wahyu ilahi dan
aplikasi ilmu dilapangan.22
3. Orang tua
Orang tua merupakan peletak dasar pertama dan utama pendidikan
seorang anak sebelum masuk pada pendidikan formal.
Rasulullah bersabda:

22
Ibid hlm 157-158

16
‫ َأْخ َبَرِني َسِع يُد ْبُن‬،‫ َع ِن الُّز ْهِر ِّي‬،‫ َع ِن الُّز َبْيِد ِّي‬،‫ َح َّد َثَنا ُمَحَّم ُد ْبُن َح ْر ٍب‬، ‫َح َّد َثَنا َح اِج ُب ْبُن اْلَو ِليِد‬
‫ «َم ا ِم ْن َم ْو ُلوٍد‬: ‫ َقاَل َر ُسوُل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬:‫ َأَّنُه َك اَن َيُقوُل‬،‫ َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة‬،‫اْلُمَس ِّيِب‬
‫ َك َم ا ُتْنَتُج اْلَبِهيَم ُة َبِهيَم ًة‬.‫ َفَأَبَو اُه ُيَهِّو َداِنِه َو ُيَنِّص َر اِنِه َو ُيَم ِّج َس اِنِه‬،‫ِإاَّل ُيوَلُد َع َلى اْلِفْطَرِة‬
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami Hajib bin Al-Walid telah
menecritakan kepada kami Muhammad bin Harb dari Az-
Zubaidi telah mengabarkan kepada sa’id bin Al-
Musayyab dari Abu Hurairah, dia berkata; “RAsulullah
SAW bersabda; “seseorang bayi tidak dilahirkan (kedunia
ini) melainkan ia berada dalam keucian (fitrah).
Kemudian orang tuanyalah yang akan membuatnya
menjadi yahudi, nasrani, ataupun majusi.-sebagaimana
hewan yang dilahirkan dalam keadaan selamat tanpa
cacat”. (H.R. Muslim)
Dari hadist ini, kita dapat mengetahui betapa pentingnya peran orang
tua dalam mendidik peserta didik. Baik atau tidaknya peserta didik itu
sangatlah dipengaruhi oleh orang tuanya. Oleh karena itu syariat islam
mewajibkan kepada orang tua untuk mengajarkan kepada anak tentang
kewajiban seorang muslim yaitu shalat dan puasa serta mengajarkan
siapa tuhannya dan siapa nabinya.23
Nabi Muhammad SAW bersabda :
‫ َو ِإَذ ا َبَلَغ َع ْش َر ِسِنيَن َفاْض ِر ُبوُه َع َلْيَه‬، ‫«ُم ُروا الَّص ِبَّي ِبالَّص اَل ِة ِإَذ ا َبَلَغ َس ْبَع ِسِنيَن‬
Artinya :
Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat
ketika telah berumur 7 tahun. Dan apabila telah
berumur 10 tahun maka pukullah dia karena tidak
melaksanakan shalat
4. Guru
Sebagai pemegang amanat, seorang guru bertanggung jawab atas
amanat yang diserahkan kepadanya. Allah SWT berfirman :

23
Zainuddin Al-Malibar, Kitab Fathul Muin, Cet 1 (Maktabah As-Salam 2017) hlm 35

17
‫۞ ِاَّن َهّٰللا َيْأُم ُر ُك ْم َاْن ُتَؤ ُّد وا اَاْلٰم ٰن ِت ِآٰلى َاْهِلَهۙا َو ِاَذ ا َح َك ْم ُتْم َبْيَن الَّناِس َاْن َتْح ُك ُم ْو ا ِباْلَع ْد ِل ۗ ِاَّن‬
‫َهّٰللا ِنِع َّم ا َيِع ُظُك ْم ِبٖه ۗ ِاَّن َهّٰللا َك اَن َسِم ْيًع ۢا َبِص ْيًرا‬
Artinya :
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah
kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara
manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya
Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Pekerjaan seorang guru adalah sebuah pekerjaan yang sangat mulia dalam
pandangan islam. Hal ini wajar mengingat pendidik adalah orang ynag
bertanggung jawab terhadap masa depan peserta didik. Rasulullah menegaskan
bahwa diantara amal perbuatan yang tidak akan putus pahalanya meskipun telah
meniggal adalah ilmu yang bermanfaat kepada orang lain. Pahala orang yang
mengajarkan ilmu dengan ikhlas akan terus mengalir selama orang lain atau
murid-muridnya mengamalkannya. Oleh karena itu pendidik dalam pendidikan
islam memiliki ciri khas yang membedakannya dengan yang lain.
Dalam menjalankan tugasnya, peendidik jangan sekali-kali bekerja karena
upah atau pujian, tetapi hanya mengharapkan keridhaan Allah SWT dan
berorientasi untuk mendekatkan diri kepadanya. Namun kalau diberi upah/gajih
boleh diterima selama tidak mengurangi niat karena Allah dalam mengajar.
Rasulullah SAW bersabda:
،‫ِانَّم ا ْاَألْع َم اُل ِبالِّنَّياِت َو ِإَّنَم ا ِلُك ِّل اْم ِر ٍئ َم ا َنَو ى َفَم ْن َكاَنْت ِه ْج َر ُتُه ِإَلى ِهللا َو َر ُسْو ِلِه َفِهْج َر ُتُه ِإَلى ِهللا َو َر ُسْو ِلِه‬
‫َو َم ْن َكاَنْت ِهْج َر ُتُه ِلُد ْنَيا ُيِص ْيُبَها َأْو اْمَر َأٍة َيْنِك ُح َها َفِه ْج َر ُتُه ِإَلى َم ا َهاَجَر ِإَلْيه‬
Artinya :
Sesungguhnya segala amal perbuatan itu dengan niat, dan sesungguhnya
bagi setiap insan akan memperolah sesuai dengan apa yang dia niatkan.
Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasulnya, maka hijrahnya
dibenarkan oleh Allah dan Rasulnya dan barangsiapa hijahnya karena
dunia atau wanita yang akan dia nikahi maka dia mendapatkan apa yang
dia inginkan itu saja

18
Imam nawawi dalam kitabnya At-tibyan Menyebutkan bahwa hendaknya
seorang guru tidak mengharapkan dengan ajarannya itu untuk mendapatkan
sesuatu dari murid-muridnya, baik itu berupa pemberian harta, atau pelayanan,
meskipun sedikit dan sekalipun berupa hadiah dari murid yang seandainya dia
tidak mengajari murid tersebut tentu dia tidak akan diberi hadiah.24
Allah berfirman :
‫َم ْن َك اَن ُيِرْيُد َح ْر َث اٰاْل ِخَرِة َنِزْد َلٗه ِفْي َح ْر ِثٖۚه َو َم ْن َك اَن ُيِرْيُد َح ْر َث الُّد ْنَيا ُنْؤ ِتٖه ِم ْنَهۙا َو َم ا َلٗه ِفى اٰاْل ِخَر ِة ِم ْن‬
‫َّنِص ْيٍب‬
20. Siapa yang menghendaki balasan di akhirat, akan Kami tambahkan balasan
itu baginya. Siapa yang menghendaki balasan di dunia, Kami berikan kepadanya
sebagian darinya (balasan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian sedikit
pun di akhirat.

24
Muhyiddi An-Nawawi, Ktab Attibyan Fii Adabi Hamalatil Qur’an, Cet 1. (Dar Al-
Kutub Al-Islamiyah 2012) hlm23

19
BAB III
PENUTUP

A. Saran
Demikian makalah ini yang dapat kami paparkan Tentunya masih banyak
kekurangan karna kami ini manusia tempat salah dan lupa. Kami berharap
pembaca budiman dapat memberikan kritik dan saran yang konstruktif kepada
pemakalah demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis dan pembaca budiman. Amiin.

B. Kesimpulan
Pendidik adalah orang dewasa yang memiliki hak, kewajiban dan
tanggung jawab untuk mengajar dan mendidik peserta didik agar peserta didik
dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya sehingga dapat menjadi
pribadi yang dewasa, mampu berdiri sendiri dan mampu menjalankan tugas
sebagai hamba Allah dan khalifahnya dimuka bumi ini.
Dalam presfektif Pendidikan islam seorang pendidik yang baik itu adalah
seorang pendidik yang mampu menempatkan dirinya sebagai tenaga profesional
sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang, seiring dengan
perkembangan zaman.
Ramayulis mengemukakan bahwa pendidikan dalam pendidikan islam
skopnya lebih luas daripada skop pendidikan non-islam. Pendidik dalam
pendidikan islam yaitu allah swt, Rasulullah, orang tua,dan guru
Dalam konteks pendidikan islam “pendidik” sering juga disebut dengan
istilah Murabbi, Muallim, Mu’addib, Mudarris, dan Mursyid.
Adapun kedudukan Para pendidik dalam agama islam menempati posisi
yang sangat strategis, mulia, suci, terhormat dan tinggi. Nabi Adam AS yang
dibekali berbagai potensi dan ilmu, maka ia dapat melaksanakan tugasnya sebagai
khalifah dimuka bumi ini. Bahkan Allah memerintahkan para malaikat dan iblis
bersujud keepada Adam AS sebagai sujud ta’dzim (penghargaan/penghormatan)

20
terhadap ilmunya Nabi Adam AS. Karena ilmu itu laksana cahaya yang akan
menerangi jalan seseorang. Mengarungi kehidupan tanpa ilmu bagaikan orang
yang berjalan di tengah malam yang gelap gulita yang sewaktu waktu terancam
bahaya.
Dengan demikian, pendidik tidak hanya sekadar orang yang memberikan
pengetahuan, tetapi juga bertanggung jawab atas perkembangan holistik peserta
didik, mencakup aspek fisik, mental, dan spiritual, sesuai dengan prinsip-prinsip
pendidikan Islam dan nilai-nilai universal.

21
DAFTAR PUSTAKA

A, Moh. “Kedudukan Dan Tugas Pendidik Dalam Pendidikan Islam”. Jurnal Tribakti
Vol. 23 Nomor 2 Juli (2012)
Al-Malibar, Zainuddin, Kitab Fathul Muin, Cet 1 Maktabah As-Salam (2017)
al-Naquid al-Atas, Muhammad The Concept of Education in Islam,(Kuala Lumpur:
Muslim Youth Meno f Malaysia ABM-1980),
An-Nawawi, Muhyiddi, Ktab Attibyan Fii Adabi Hamalatil Qur’an, Cet 1. Dar Al-Kutub
Al-Islamiyah (2012).
Az-Zarnuji, Syaikh, Terjemah Kitab Ta’lim Muta’allim, Cet. 1. Mutiara Ilmu: Surabaya
(2009)
Besse T. E, Muhammad H. B. “Pendidik Dalam Persfektif Pendidikan Islam” Al-Ikhtibar
Jurnal Pendidikan, Vol 5 No.2 Tahun (2018)
H, Rahmat. “Ilmu Pendidikan Islam Menuntun Arah Pendidikan Islam Indonesia”.
Medan: Lembaga Pendidikan Indonesia, (2016)
K, Mohammad, “Ilmu Pendidikan Perspektif Islam”. (Depok: Rajawali Printing 2020)
L, Lahmuddin. Wina A. “Ilmu Pendidikan Islam”. (Medan: Perdana Publishing 202)
Siswanto. “Pendidikan Islam dalam Dialektika Perubahan”. Surabaya: Pena Salsabila,
(2015)
W, Rahmat. “Ilmu Pendidikan Islam “Menuntun Arah Pendidikan Islam Indonesia””.
Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia, (2016)
Z, Fatimah Ode M. M. A. L “Kedudukan Pendidik dalam Perspektif Islam menrut Akrim
dalam Buku Ilmu Pendidikan Islam”. Vol 6, No2 Tahun (2023)

22

Anda mungkin juga menyukai