Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu
bangsa. Dalam pendidikan tidak dapat dipungkiri adanya faktor yang mempengaruhi
proses pelaksanaan proses tersebut. Adapun faktor atau komponen pendidikan
melputi: tujuan pembelajaran, pendidik, peserta didik, isi (kurikulum), metode atau
cara, dan situasi lingkungan. Sehingga tanpa faktor-faktor tersebut tidak akan tercapai
sebuah pendidikan. Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah pendidik.
Pendidik dalam proses pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar
karena pendidik merupakan pemegang utama dalam proses pendidikan. Adapun
peranan dan kompetensi pendidik dalam proses pendidikan meliputi banyak hal,
diantaranya sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingungan,
partisipan, ekspediator, perencana, supervisor, motivator, konselor dan tidak lupa
bahwa pendidik juga sebagai orang tua kedua bagi peserta didik.
Jadi dalam pelaksanaan pendidikan, pendidik sangat diperlukan. Pendidik
merupakan salah satu faktor atas tercapainya suatu tujuan pendidikan, tanpa adanya
pendidik, mustahil pendidian dapat berjalan dengan baik. Dalam makalah ini
pemakalah akan berusaha memaparkan tentang syarat-syarat dan tugas menjadi
seorang pendidik, serta hal-hal yang berhubungan dengan pendidik dalam pendidikan
Islam.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, dapat diambil sebuah kesimpulan untuk
dijadikan sebagai rumusan masalah, adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana definisi pendidik dalam pendidikan Islam ?
2. Bagaimana status pendidik dalam pendidikan Islam ?
3. Bagaimana tugas pendidik dalam pendidikan Islam ?
4. Bagaimana fungsi pendidik dalam pendidikan Islam ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidik dalam pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui status pendidik dalam pendidikan Islam
3. Untuk mengetahui tugas pendidik dalam pendidikan Islam
4. Untuk mengetahui fungsi pendidik dalam pendidikan Islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidik dalam Pendidikan Islam


Pendidik adalah orang yang memiliki ilmu lebih daripada anak didiknya. Oleh
karena itu pendidik juga bisa disebut ulama, asalkan ia rajin beribadah dan berakhlak
mulia.
Rasulullah SAW. bersabda :
“Ilmu itu adalah jiwa agama Islam dan tiang iman. Barangsiapa yang
mengajar ilmu pengetahuan, maka Allah SWT akan menyempurnakan pahalanya.
Dan barangsiapa mempelajari ilmu pengetahuan, maka Allah SWT mengajarkannya
apa-apa yang tidak diketahui.” (HR. Abu Syaikh.1
Menurut eksistensi pendidik, pendidik merupakan orang kedua yang harus
dihormati dan dimuliakan setelah orangtua. Mereka menggantikan peran orangtua
dalam mendidik anak-anak atau peserta didik ketika berada di lembaga pendidikan.
Ada pepatah mengatakan :
“Orangtua adalah guruku di rumah dan Guru adalah orangtuaku di sekolah”.
Pendidik dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak
didik, baik potensi efektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik.2
Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberi
bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan
rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya
nsebagai makhluk Allah, khalifah dipermukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan
sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.
Pendidik dalam Islam adalah siapa saja yang bertangguang jawab
terhadapperkembangan anak didik. Dalam Islam, orang yang bertanggung jawab
tersebut adalah orang tua anak didik.3 Tanggung jawab itu disebabkan
yang pertama karena kodrat, yaitu karena orang tua ditakdirkan menjadi orang tua
anaknya; kedua karena kepentingan kedua orang tua, yaitu orang tua berkepentingan
terhadap kemajuan perkembangan anaknya, sebab suksesnya anak adalah suksesnya
orang tua. Tanggung jawab pertama dan utama terletak pada orang tua, berdasarkan
firman Allah Swt. sebagai berikut :
.....‫ُقْو اَاْنُفِس ُك ْم َو َاْهِلْيُك ْم َنا َر ا‬
Artinya : Peliharalah dirimu dan anggota keluargamu dari ancaman neraka. “Dirimu”
yang disebut dalam ayat itu adalah diri orang tua anak tersebut, yaitu ayah dan
ibu;”anggota keluarga” dalam ayat ini adalah terutama anak-anaknya.

1
Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, Remaja Rosdakarya, (Bandung, 2008), 150.
2
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Remaja Rosda Karya, (Bandung,
1992),74-75.
3
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Pustaka Setia, (Bandung, 1998), 65.

2
1.Secara Etimologi4

Secara etimologi, dalam konteks pendidikan Islam pendidik disebut dengan murabbi,
mu’allim, dan muaddib. Kata murabbi berasal dari kata rabba, yurabbi.
Kata mu’allim isim fail dari ‘allama, yu’allimu sebagaimana ditemukan dalam Al-
Quran (Q.S. Al-Baqarah:31), sedangkan kata muaddib berasal dari addaba, yuaddibu,
seperti sabda Rasul: “Allah mendidikku, maka Dia memberikan kepadaku sebaik-baik
pendidikan”.

Ketiga istilah ini mu’allim, murabbi, muaddib, mempunyai makna yang berbeda
sesuai dengan konteks kalimat, walaupun dalam situasi tertentu mempunyai kesamaan
makna.

Kata atau istilah “murabbi” misalnya, sering dijumpai dalam kalimat yang
orientasinya lebih mengarah pada pemeliharaan, baik yang bersifat jasmani atau
rohani. Pemeliharaan seperti initerlihat dalam proses orang tua membesarkan
anaknya. Mereka tentunya berusaha memberikan pelayanan secara penuh agar
anaknya tumbuh dengan fisik yang sehat dan kepribadian serta akhlak yang terpuji.

Sedangkan untuk istilah “mu’allim”, pada umumnya dipakai dalam membicarakan


aktifitas yang lebih terfokus pada pemberian atau pemindahan ilmu pengetahuan
(pengajaran), dari seseorang yang tahu kepada orang yang tidak tahu.

Adapun istilah “muaddib”, menurut Al- Attas, lebih luas dari istilah “mu’allim” dan
lebih relevan dengan konsep pendidikan Islam.

2. Secara Terminologi5

Para pakar menggunakan rumusan yang berbeda tentang pendidik.

a. Zakiah Daradjat, berpendapat bahwa pendidik adalah individu yang akan


memenuhi kebutuhan pengetahuan, sikap dan tingkah laku peserta didik.

b. Marimba, beliau mengartikan sebagai orang yang memikul


pertanggungjawaban sebagai pendidik, yaitu manusia dewasa yang karena hak dan
kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan peserta didik.

c. Ahmad Tafsir, mengatakan bahwa pendidik dalam Islam sama dengan teori di
Barat, yaitu siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta
didik.

B. Status Pendidik dalam Pendidikan Islam


4
https://www.infodiknas.com/pendidik-dalam-pendidikan-islam.html
5
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Reamaja Rosdakarya, Bandung,
2008,

3
Salah satu hal yang amat menarik pada ajaran Islam adalah penghargaan Islam
yang sangat tinggi terhadap guru. Penghargaan Islam terhadap ilmu tergambar dalam
hadits-hadits yang artinya sebagai berikut, yang dikutip dari buku Asama Hasan
Fahmi 6 :
1. Tinta ulama lebih berharga daripada syuhada.
2. Orang berpengetahuan melebihi orang yang senang beribadat, yang
berpuasa dan menghabiskan waktu malamnya untuk mengerjakan shalat,
bahkan melebihi kebaikan orang yang berpegang di jalan Allah.
3. Apabila meninggal seorang alim, maka terjadilah kekosongan dalam
Islam yang tidak dapat siisi kecuali seorang alim yang lain.
Sebenarnya tingginya kedudukan guru dalam Islam merupakan realisasi ajaran
Islam itu sendiri. Islam memuliakan pengetahuan, pengetahuan itu di dapat dari
belajar dan mengajar. Yang belajar adalah calon guru, dan yang mengajar adalah
guru. Maka pasti Islam memuliakan seorang guru.
Ada penyebab khas mengapa orang Islam amat menghargai guru, yaitu
pandangan bahwa ilmu (pengetahuan) itu semuanya bersumber pada Tuhan :
.... ‫العلم لنا االماعلمتنا‬....
.... Tidak ada pengetahuan yang kami miliki kecuali yang Engkau ajarkan
kepada kami ....
Ilmu datang dari Tuhan, guru pertama adalah Tuhan. Pandangan yang
menembus kedudukan langit ini yang telah melahirkan sikap pada orang Islam bahwa
ilmu itu tidak terpisah dari Allah, dan ilmu tidak terpisah dari guru, maka keudukan
guru amat tinggi dalam Islam.7
Al Ghazali menukil beberapa hadits Nabi Muhammad SAW. tentang
keutamaan seorang pendidik, dan berkesimpulan bahwa pendidik disebut sebagai
orang besar yang aktivitasnya lebih baik daripada beribadat selama setahun.
Selanjutnya Al Ghazali menukil dari perkataan para ulama yang menyatakan bahwa
pendidik merupakan pelita segala zaman. Orang yang hidup sesama dengannya akan
memperoleh pancaran Nur keindahannya. Dan andaikan dunia tidak ada pendidik
niscaya manusia seperti binatang, sebab “Pendidik adalah upaya mengeluarkan
manusia dari sifat kebinatangan kepada sifat insaniyah”.8
Betapa mulianya kedudukan para pendidik dalam Islam, tercermin dalam
firman Allah SWT. dan sabda Rasulullah SAW, diantaranya :
.‫يرفع هللا الذين امنوا منكم والذين اوتواالعلم درجت‬
11:‫المجادلة‬
“Allah mengangkat derajat orang-orang beriman diantaramu dan orang-orang
berilmu (beberapa derajat lebih tinggi)”. (QS. Al Mujadalah:11)9
6
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Reamaja Rosdakarya, (Bandung,
2008), 74.
7
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Remaja Rosdakarya, (Bandung, 2008), 76
8
Abu Hamid Muhammad Al Ghazali, Ihya ‘Ulumuddin, (Terjemah Ismail Ya’qub, Faizan, IV,
Semarang), 65.
9
Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, Remaja Rosdakarya, (Bandung, 2008), 150.

4
C. Tugas Pendidik dalam Pendidikan Islam
Mendidik adalah tugas yang amat luas. Mendidik itu sebagian dilakukan
dalam bentuk mengajar, sebagian dalam bentuk memberikan dorongan, memuji,
menghukum, memberi contoh, membiasakan, dan lain-lain.
Dalam literatur Barat, menguraikan tugas-tugas seorang guru adalah sebagai
berikut :
1. Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak-anak didik dengan
berbagai cara seperti observasi, wawancara, melalui pergaulan, angket,
dan lain sebagainya.
2. Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan yang baik
dan menekan perkembangan pembawaan yang buruk agar tidak
berkembang.
3. Memperlihatkan kepada anak didk tugas orang dewasa dengan cara
memperkenalkan berbagai bidang keahlian, ketrampilan, agar anak didik
memilihnya dengan cepat.
4. Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah
perkembangan anak didik berjalan dengan baik.
5. Memberikan bimbingan dan penyuluhan tatkala anak didik menemui
kesulitan dalam mengembangkan potensinya.
Dalam literatur yang ditulis ahli pendidikan Islam, menguraikan tugas seorang
guru adalah sebagai berikut :
1. Guru harus mengetahui karakter anak didik.
2. Guru harus selalu berusaha meningkatkan keahliannya, baik dalam bidang
yang diajarkannya maupun dalam cara mengajarkannya
3. Guru harus mengamalkan ilmunya, jangan berbuat yang berlawanan
dengan ilmu yang diajarkannya. 10
` Menurut Al Ghazali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan,
menyucikan, serta membawakan hati nurani untuk bertaqarub kepada Allah Swt. Hal
tersebut karena pendidik adalah upaya untuk mendekatkan didi kepada Allah Swt.11
Tugas seorang guru secara khusus adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pengajar (Instruksional) yang bertugas merencanakan program
pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta
mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilaksanakan.
2. Sebagai pendidik (Edukator) yang mengarahkan anak didik pada tingkat
kedewasaan yang berkepribadian insan kamil seiring dengan tujuan Allah
SWT menciptakannya.
3. Sebagai pemimpin (Managerial) yang memimpin, mengendalikan diri
sendiri, anak didik, dan masyarakat yang terkait, yang menyangkut upaya
pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan partisipasi
atas program yang dilakukan.12
10
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung,
2008, hlm. 78-79
11
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad 21, Pustaka Al Husna, Jakarta,
1998, hlm. 86
12
Roestiyah NK, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Bina Aksara, (Jakarta, 1982), 86.

5
Kadangkala seseorang terjebak dengan sebutan pendidik, misalnya ada
sebagian orang yang mampu memberikan dan memindahkan ilmu
pengetahuan (transfer of knowledge) kepada seseorang. Sesungguhnya seorang
pendidik bukanlah bertugas itu saja, tetapi pendidik juga bertanggungjawab atas
pengelolaan (manager of learning), pengarah (direktor of learning), fasilitator dan
perencanaan (the planner of future socienty).
Tugas pendidik adalah sebagai berikut :
a. Membimbing anak didik.
Mencari pengenalan terhadapnya mengenai kebutuhan, kesanggupan,
bakat, minat, dan lain sebagainya.
b. Menciptakan situasi untuk pendidikan.
Yang dimaksud adalah suatu keadaan dimana tindakan-tindakan
pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan dengan hasil yang
memuaskan.13
Tanggung Jawab Pendidik14
Nabi Bersabda:

‫ َر ُسوُل ِهللا َص َّلي ُهللا َع َليِه‬: ‫َع ن ِإبِن ُع َمَر َر ِض َي ُهللا َع نُه َقاَل‬
‫ َفاِإلَم اُم َر اٍع َو ُه َو َم سعًل َع ن‬:‫ ُك ُّلُك م َم سُعٌل َع ن َر ِع َّيِتِه‬: ‫َو َس َّلَم‬
,‫ َو الَّر ُجُل َر اٍع ٍفي َأهِلِه َو ُه َو َم سُؤ َل َع ن َر ِع َّيِتِه‬,‫َر ٍعَّيِتِه‬
,‫َو الَم رَأُة َر اِع َي ٌة ِفي َب يِت َز وِج َه اَو ِه َي َم سُؤ َلٌة َع ن َر ِع َّيِتَه ا‬
‫َو الَخ اِد ُم َر اٍع ٍفي َم اَل أِبيِه َو ُه َو َم سُؤ ٌل َع ن َر ِع َّيِتِه َفُك ُّلُك م َر اٍع‬
)‫َو ُك ُّلُك م َم سُؤ ٌل َع ن َر ِع َّيِتِه(حديث صحيح رواه الخمسه‬
“Setiap kamu bertanggung jawab atas kepemimipinanya: maka seorang imam adalah
pemimpin dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinanya, seorang laki-laki adalah
pemimpin di dalam keluarganya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinanya,
perempuan adalah pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atas
kepemimpinannya,pembantu adalah peminpin/penanggung jawab terhadap harta
tuanya dan dia bertanggung jawab atas kepimimpinanya, seorang anak adalah
pemimpin terhadap harta ayahnya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinanya,
maka setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu bertanggung jawab atas
kepemimpinannya”.

Dari hadits dapat dipahami bahwa tanggung jawab merupakan kewajiban individu
sebagai hamba Allah yang kepadanya dititipkan amanat untuk menjadi pemimpin atau
penguasa (termasuk Guru), baik pemimpin dirinya sendiri maupun pemimpin
terhadap apa dan siapapun yang menjadi tanggung jawabnya

Karena itu sebagai orang yang mengemban amanat profesi mulia, seorang guru yang
adalah Pemimpin dan sekaligus pelayan bagi peserta didiknya itu memiliki kewajiban

13
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Pustaka Setia, (Bandung, 1998), 66.
14
http://bimbinganbelajarferry.blogspot.com/p/hadits-t.html.

6
untuk memimpin dan melayani peserta didiknya dengan sebaik-baiknya, karena pada
saatnya akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinanya tersebut.

Guru atau pendidik sebagai orang tua kedua dan sekaligus penaggung jawab
pendidikan anak didiknya harus bertanggung jawab atas sikap, tingkah laku, dan
perbuatan anak didiknya.

Firman Allah:

‫ُك ُّل َن فٍس ِبمَا َك َس َب ت َر ِه يَن ة‬


Bahwa setiap jiwa itu telah tergadai (terikat) dengan apa yang dikerjakanya. Karena
itu sudah seharusnya sebagai pemimpin dan sekaligus pelayan, seorang guru bekerja
secara profesional, memberikan pelayanan yang optimal kepada Peserta didiknya, dan
bekerja dengan penuh kesabaran dengan membawa peserta didiknya menuju cita-cita
pendidikan.

Karena Nabi memerintahkan kepada para pendidik untuk tidak mempersulit dan
membuat mereka riang. Sebagaimana Sabdanya:

‫ َقاَل َر ُسوُل ِهللا َص َّلي ُهللا‬: ‫َع ن ِإبِن َع َّباٍس َر ِض َي ُهللا َع نُه َقاَل‬
‫ َو َب ِّش ُروا َو َال ُتَن ِّفُرواَ ِإَذ ا َغ ِض َب‬,‫ عِّلُموا َو َي ِس ُروا‬: ‫َع َليِه َو َس َّلَم‬
)‫َأَح ُد ُك م َفلَي سُك (رواه احمد والبخاري‬
“Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw. Bersabda: Ajarilah olehmu dan
mudakanlah, jangan mempersulit, dan gembirakanlah jangan membuat mereka lari,
dan apabila seorang di antara kamu marah maka diamlah. (H.R Ahmad dan Bukhori)”

Perintah Nabi di atas memberikan pelajaran kepada para pendidik bahwa di dalam
melaksanakan tugas pendidikan para guru/pendidik dituntut untuk menciptakan
suasana yang kondusif dan menyenangkan, berupaya membuat peserta untuk merasa
betah dan senang tinggal di sekolah bersamanya,

Pahala Mengajar Diberikan Semenjak Di dalam Kubur


Mengajar dan mendidik adalah pekerjaan mulia dan oleh karenanya maka pahala
kebaikanya akan diberikan Allah semenjak yang bersangkutan berada di dalam
kuburnya (sebelum datangnya hari kiamat).

Nabi Bersabda:

‫ َق اَل اَلَّن ِبُّي َص َّلي ُهللا عليه‬: ‫َع ن َاَن ٍس َر ِض لَى هللا َع نُه َق اَل‬
7
: ‫ َس بٌع َي جِر ي ِللَع بِد َأجُرُهَّن َو ُه َو ِفي َق بِر ِه َب عَد َم وِتِه‬:‫َو َس َّلم‬
‫َم ن َع َّلَم ِع لمَّا َأو َأجَر ي َن هًر ا َأو َح َفَر َب ئًر ا َأو َغ َر َس َن خًال‬
‫َأو َب َن ي َم سِج ًد ا َأو َو َر َث ُمصَح ًفا َأو َت َر َك َو َلًد ا َي سَت غِفُر َلُه‬
)‫َب عَد َم وِتِه (رواه البزار‬
“Dari Anas r.a berkata: Nabi saw. Bersabda: Ada tujuh hal yang pahalanya mengalir
pada seorang hamba semenjak dia didalam kubur setelah kematianya, yaitu: Orang
yang mengajarkan sesuatu ilmu, atau mengalirkan sungai (memberikan pengairan), atau
menggali sumur, atau menanam pohon kurma, atau membangun masjid, atau
mewariskan mushaf, atau meninggalkan anak yang memohonkan ampun kepadanya
setelah kematianya.”

Hadis di atas memberikan kami pelajaran bahwa kebaikan yang menyangkut


kepentingan orang lain lebih baik dari pada kebaikan individual, Sebab mengajar,
menyalurkan air untuk kepentingan umum, serta mewariskan Al-qur’an untuk dibaca
dan diamalkan banyak orang, semuanya itu merupakan amal sosial yang
kemaslahatannya dapat dinikmati orang lain.

Ilmu yang bermanfaat dengan cara diajarkan kepada orang lain juga akan menjadi
jariyah (pahala yang terus mengalir ) sampai pelakunya meninggal dunia.
Nabi Bersabda:

‫ َر ُسوٌل ِهللا َص َّلي ُهللا‬: ‫َع ن َأِبي َهَر يَر َة َر ِض َي ُهللا َع نُه َقاَل‬
:‫ ِإَذ اَم اَت اِإلنَس اُن ِانَق َط َع َع َم ُلَه ِإَّال ِم ن َث َالٍث‬: ‫َع َليِه َو َس َّلَم‬
‫َص َد َق ٍة َج ِر َي ِة َأو ِع لٍم ُينَتَفُع ِبِه َأو َو َلٍد َص اِلٍح َي دُعوَلُه‬
)‫(رواه الخمسة‬
"Dari Abu Hurairah r.a berkata Rosulullah saw. Bersabda: Jika seorang manusia mati
maka terputusnya amalnya kecuali tiga perkara yaitu: Sedekah (yang masih
mengalirkan manfaat), ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan
kepadanya".

Sebagai pemimpin dan sekaligus pelayan bagi peserta didiknya, guru yang baik akan
berlaku adil dan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada peserta
didiknya, karena di samping sikap yang demikian akan mendapatkan perlindungan
dari Allah pada hari di mana tidak ada perlindungan selain dari Allah

D. Fungsi Pendidik dalam Pendidikan Islam


Pendidik berfungsi sebagai spiritual father (bapak rohani), bagi peserta didik
yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan

8
meluruskan perilakunya yang buruk. Oleh karena itu, pendidik memiliki kedudukan
tinggi. Dalam hadits disebutkan : “Jadilah engkau sebagai guru atau pelajar atau
pendengar atau pecinta, dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima, sehingga
engkau menjadi rusak”.Bahkan Islam menempatkan pendidi setingkat dengan derajat
seorang Rasul. Al Syaukir bersyair :
“Berdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan, seorang guru itu
hampir saja merupakan seorang Rasul”.
Perhatikan QS. At Taubah:122
‫َو َم ا َك اَن اْلُم ْؤ ِم ُن ْو َن ِلَيْنِفرْو اَك اَق ة َفَل ْو َال َنَف َر ِم ْن ُك ِّل ِفْر َق ٍة ِم ْنُهْم َطاِنَف ة‬
‫ِلَيَتَفُهْو ا ِفي الِّدين َو ِلُيْنِذ ُروا َقْو َم ُهْم ِاَذ ا َرَج ُعْو ا ِاَلْيهْم َلَع َّلُهْم َيْح َذ ُرْو َن‬
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semaunya (ke media perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga mereka”.15

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

15
http://dwulandari221.wordpress.com/2014/01/01/hakikat-fungsi-dan-tugas-pendidik-dalam-
pendidikan-islam

9
1. Pendidik dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan
seluruh potensi anak didik, baik potensi efektif, potensi kognitif, maupun
potensi psikomotorik.
2. Penghargaan Islam terhadap ilmu tergambar dalam hadits-hadits yang
artinya sebagai berikut, yang dikutip dari buku Asama Hasan Fahmi :
a. Tinta ulama lebih berharga daripada syuhada.
b. Orang berpengetahuan melebihi orang yang senang beribadat, yang
berpuasa dan menghabiskan waktu malamnya untuk mengerjakan
shalat, bahkan melebihi kebaikan orang yang berpegang di jalan
Allah.
c. Apabila meninggal seorang alim, maka terjadilah kekosongan dalam
Islam yang tidak dapat di isi kecuali seorang alim yang lain.
3. Tugas seorang guru secara khusus adalah sebagai berikut :
a. Sebagai pengajar (Instruksional) yang bertugas merencanakan program
pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta
mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program
dilaksanakan.
b. Sebagai pendidik (Edukator) yang mengarahkan anak didik pada
tingkat kedewasaan yang berkepribadian insan kamil seiring dengan
tujuan Allah SWT menciptakannya.
c. Sebagai pemimpin (Managerial) yang memimpin, mengendalikan diri
sendiri, anak didik, dan masyarakat yang terkait, yang menyangkut
upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan
partisipasi atas program yang dilakukan.
4. Pendidik berfungsi sebagai spiritual father (bapak rohani), bagi peserta
didik yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak
mulia, dan meluruskan perilakunya yang buruk.

DAFTAR PUSTAKA

10
Al Ghazali, Abu Hamid Muhammad. t.t. Ihya ‘Ulumuddin. Semarang: Terjemah
Ismail Ya’qub Faizan
http://dwulandari221.wordpress.com/2014/01/01/hakikat-fungsi-dan-tugas-pendidik-
dalam-pendidikan-islam diakses pada tanggal 23 Maret 2023
Langgulung, Hasan,Pendidikan Islam Menghadapi Abad 21. Pustaka Al Husna
Jakarta:1998.
Muchtar, Heri Jauhari,Fiqih Pendidikan. Remaja Rosda karya Bandung:2008.
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Rosda Karya
Bandung:1992.
Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam. Pustaka Setia Bandung:1998.
Roestiyah NK,Masalah-Masalah Ilmu Keguruan.Bina Aksara Jakarta:1982.

Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung: 2008.


Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Remaja Rosda
Karya, Bandung: 1992.
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung: 1998.
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Remaja
Rosdakarya, Bandung: 2008.
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Remaja Rosdakarya,
Bandung:2008.
Abu Hamid Muhammad Al Ghazali, Ihya ‘Ulumuddin, Terjemah Ismail
Ya’qub, Faizan, IV, Semarang:2008.
Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung: 2008.
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Remaja Rosdakarya,
Bandung,:2008.
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad 21, Pustaka Al
Husna, Jakarta: 1998.
Roestiyah NK, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Bina Aksara, Jakarta:1982.
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung:1998.
http://dwulandari221.wordpress.com/2014/01/01/hakikat-fungsi-dan-tugas-
pendidik-dalam-pendidikan-islam
http://bimbinganbelajarferry.blogspot.com/p/hadits-t.html.

11

Anda mungkin juga menyukai