Anda di halaman 1dari 15

Profesionalisme Guru dalam Islam

Farda Khusna F.H

Institut Agama Islam Negeri Kudus

Email : Fardakhusna12@gmail.com

Abstrak : Guru dalam islam sangat diperlukan dalam menghadapi pendidikan di era modern
ini.Tugas guru tidak hanya mengajar,tetapi sebagai norm dragger ( pembawa norma) agama di
tengah-tengah masyarakat. Untuk menjadi seorang guru tidaklah mudah seperti yang
dibayangkan semua orang selama ini,karena mereka semua menganggap bahwa seorang guru itu
hanya memegang sebuah kapur dan membaca buku pelajaran, maka itu bisa dikatakan sebagai
profesi guru.Akan tetapi lain halnya guru profesional itu tidak sangatlah mudah,karena untuk
menjadi guru professional itu harus mempunyai syarat yang khusus dan harus mengetahui asal-
usul teori pendidikan.

Kata kunci : Profesionalis,Guru,Islam

Guru dalam islam merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
peserta didik dengan mengupayakan semua potensi, baik itu afektif,kognitif maupun
psikomotorik. Guru juga berarti orang dewasa yang bertanggung jawab untuk memberikan
pertolongan kepada peserta didik dalam perkembangan jiwa dan mental supaya tingkat
kedewasaannya tercapai,serta dapat memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah.Di samping itu,ia
bisa menjadi pribadi yang mandiri.

Guru dalam islam sebagai pemegang jabatan yang profesional karena membawa misi
dalam waktu bersamaan,misi yang pertama adalah misi agama dan misi kedua adalah misi ilmu
pengetahuan. Dalam misi agama mengharuskan guru untuk menyampaikan nilai-nilai agama
kepada peserta didik,sehingga peserta didik dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan norma-

1
norma agama tersebut. misi ilmu pengetahuan mengharuskan guru untuk menyampaikan ilmu
sesuai dengan perkembangan zaman.

Untuk mewujudkan misi ini, menurut Ghafir yang dikutip oleh Agus Maimun(2001:28),
guru wajib memiliki seperangkat kemampuan,sikap,keterampilan seperti berikut:

 Memiliki landasan moral yang kuat untuk mengemban amanah


 Mempunyai kualitas yang tinggi
 Mampu mengembangkan hubungan kerja sama atau silaturahmi.

Supaya tujuan pendidikan itu tercapai,seorang guru harus mempunyai syarat-syarat


pokok. Syarat pokok yang dimaksud adalalah Syarat syakhsiyah(memiliki kepribadian yang
dapat dipertanggung jawabkan). Syarat ilmiah(memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi). Syarat
idhafiyah(dapat mengetahui dan menghayati sehingga dapat menyatukan dirinya untuk
membawa peserta didik menuju tujuan yang ditetapkan). Secara umum profesionalisme guru
sebagai pendidik dalam islam mempunyai syarat sebagai berikut:

 Sehat fisik dan jiwa

Kesehatan fisik merupakan syarat bagi guru ketika akan melamar pekerjaan. Menurut
Zakiyah,jika guru memiliki penyakit menular, maka akan sangat membahayakan kesehatan bagi
peserta didiknya. Di samping itu,guru yang mempunyai penyakit tidak akan bergairah dalam
mengajar. Dalam pembahasan ini,saya menemukan salah satu pemikiran yang menyatakan
bahwa kekuatan fisik dan jiwa itu berkaitan dengan pengetahuan dan kejujuran.

 Bertakwa
Cinta seorang guru dalam memberikan pelajaran kepada peserta didik akan
menumbuhkan kreativitas,sehingga disaat belajar peserta didik tidak akan terbebani.
Karena peserta didik sama sebagai makhluk Tuhan yang harus dibimbing dan potensi
dasarnya dikembangkan. Guru yang belum mempunyai hakikat cinta pada dasarnya
belum bertakwa.

2
 Berilmu pengetahuan yang luas
Guru sebagai komponen yang paling penting dalam meningkatkan cakrawala
pendidikan,karena guru yang banyak memiliki ilmu pengetahuan dapat menjadi sumber
bagi peserta didik.
 Berlaku adil
Menurut Zakiyah Daradjat(1992:41), guru hendaknya berlaku adil kepada sesama
peserta didik.andaikan saja guru tidak memiliki sifat adil,kemungkinan besar akan
menimbulkan kecemburuan antara peserta didik yang pada akhirnya berdampak negatif
terhadap proses kegiatan belajar mengajar.
 Ikhlas
Guru merupakan seorang yang ikhlas,karena memiliki sifat rabbaniyah. Dengan
kata lain,seorang guru harus bisa menggapai keridhaan Allah. Karena, apabila sifat ikhlas
guru hilang dikhawatirkan terjadi sifat dengki terhadap sesama guru.
 Mempunyai tujuan yang rabbani
Guru yang mempunyai tujuan rabbani selalu bersandar kepada Allah,mengikuti syariat-
Nya,dan selalu mengabdi kepada-Nya. Guru yang telah memiliki sifat rabbani, guru
dalam melaksanakan kegiatan pendidikan hatinya selalu tersentuh karena selalu
mengingat Allah. Kompetensi profesionalisme tersebut bukan untuk guru agama saja
melainkan semua guru, Dalam islam tidak ada ilmu dan profesi yang dibanggakan karena
semuanya dimata Allah sama.

3
 Mampu menguasai bidang yang ditekuni
Guru harus cakap dalam mengajarkan ilmunya,karena seorang guru itu hidup dengan
ilmunya. Jika guru tidak memiliki ilmu maka bukan dikatakan guru. Oleh karena
itu,kewajiban seorang guru adalah selalu menekuni dan memperbanyak ilmu. Yang
dimaksud guru dapat menguasai bidang yang ditekuni adalah guru yang bakat di dalam
mata pelajaran tertentu. Kemungkinan besar seorang guru itu mampu mengajar peserta
didik lebih dari satu mata pelajaran,yang terpenting guru tersebut professional dan
menguasai.

Pembahasan :

Kedudukan Guru dalam Islam

Seperti yang kita ketahui guru itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Namun,kebutuhan
masyarakat belum bisa seimbang terhadap sikap sosial masyarakat karena profesi guru. Berbeda
jika dibandingkan dengan profesi yang lain, seperti halnya dokter,pengacara,dan lain
sebagainya.kedudukan guru dalam islam sangat tinggi apabila guru tersebut bisa
mengamalkannya. Mengamalkan ilmu itu harus dengan cara mengajarkan kepada orang lain dari
sebuah pengalaman yang paling penting dalam islam. Menurut Al-Ghazali,seperti yang dikutip
oleh Ahmad Tafsir (1994:76), barang siapa yang memilih pekerjaan sebagai guru, maka
sesungguhnya ia telah memiliki pekerjaan yang sangat penting.sebenarnya,tinggi kedudukan guru
dalam islam merupakan realisasi dari ajaran islam sendiri. Islam memuliakan ilmu pengetahuan
yang didapatkan dari proses belajar dan mengajar. Kita tidak bisa membayangkan apabila kita
belajar dan mengajar tanpa adanya seorang gur.,maka dari itu,dalam pandangan islam kedudukan
guru tidak akan terlepas dari nilai-nilai agama islam.
Tingginya kedudukan guru dalam islam masih dapat dirasakan secara nyata pada zaman
modern ini, seperti yang kita lihat di dalam pesantren-pesantren yang tersebar luas di nusantara.

4
Santri tidak berani membantah atau menantang guru. Dari situlah dapat dicontohkan jika betapa
tingginya kedudukan seorang guru. Ada penyebab khusus untuk menghargai seorang guru adalah
adanya suatu pandangan dalam islam bahwa ilmu bersumber dari Tuhan. Dengan demikian,
seorang pendidik yang pertama adalah Tuhan.pandangan ini dapat menghasilkan bentuk hubungan
yang khusus antara guru dan peserta didik. Hubungan guru dengan peserta didik dalam islam
merupakan suatu hubungan yang bersumber dari Allah.
Salah satu hal yang menarik dalam ajaran islam adalah penghargaan yang tinggi dari
seorang guru.begitu tingginya penghargaan dapat menempatkan kedudukan guru setingkat
kedudukan nabi dan rasul. Karena,guru merupakan bapak ruhani bagi peserta didik yang
memberikan arahan spiritual dengan imu pengetahuan.

Penghargaan islam terhadap orang yang berilmu tergambar dalam hadis yang dikutip Ahmad
Tafsir(1994:76) antara lain :
 Tinta ulama lebih berharga daripada darah syuhada.
 Orang yang berpengetahuan melebihi orang yang senang beribadah,bahkan melebihi
kebaikan orang yang berperang di jalan Allah.
 Apabila seorang alim meninggal maka terjadi kekosongan dalam islam yang tidak dapat
diisi kecuali oleh orang alim pula.

Al-Ghazali menukilkan beberapa hadis nabi tentang keutamaan seorang guru, Ia


menyimpulkan bahwa guru disebut sebagai orang yang memiliki aktivitas besar yang lebih
baik daripada ibadah setahun.jika dunia tanpa seorang guru, niscaya manusia seperti
binatang,sebab guru selalu berupaya mengeluarkan manusia dari sifat binatang menuju
sifat insaniyah.

5
Pendidik yang Memiliki Keahlian Khusus

Guru merupakan tenaga profesional di bidang pendidikan yang tugasnya mengajar.Oleh


karena itu,guru diharuskan untuk senantiasa meningkatkan kualifikasi profesionalisme dalam
bidang keguruan. Secara sederhana dapat diprediksikan bahwa tugas professional itu pekerjaan
yang dapat dilakukan oleh guru yang lebih khusus dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang
dengan alasan untuk menunggu pekerjaan lain.
Walaupun secara naluri yang harus menjadi guru adalah orang tua,tetapi keadaan telah
berubah dengan ilmu pengetahuan yang semakin hari semakin maju.kedudukan orang tua dalam
memberikan ilmu sangat terbatas,sehingga sekolah dan guru yang mengambil alih peran orang tua.
Pada umumnya ,jika kita mendengar istilah guru yang terbayang didepan cermin kehidupan guru
adalah sosok manusia yang sudah dewasa,dan mampu memberikan ilmu pengetahuan didepan
peserta didiknya.memang,tugas seorang guru tidaklah mudah,karena guru memegang peranan yang
sangat penting dalam menentukan proses pendidikan. Karena itu,menjadi guru harus memiliki sikap
bijaksana supaya bisa bertangung jawab terhadap masa depan umat manusia.

Untuk itulah tugas guru sangat berat namun mulia dan luhur. Masalahnya
sekarang,mengapa guru dikatakan sebagai pendidik? Karena guru tugasnya mendidik.bukan hanya
mengajar namun juga harus memberikan keterampilan dan mendidik sikap bagi peserta didik.
Mendidik sikap mental seorang tidak cukup bila diajarkan saja,akan tetapi seorang guru harus
mampu memberikan pengetahuan. Faktor yang terpenting dari seorang guru dinilai dari
kepribadiannya,kepribadian tersebut yang dinamakan pendidik yang memiliki keahlian khusus.
Sebelumnya sudah dikatakan bahwa tidak semua orang dapat berperan sebagai guru,karena sebelum
mejadi guru ada hal yang perlu dipertanyakan dalam kepribadiannya. Dalam kepribadian itulah
yang menentukan apakah ia dapat menjadi guru yang baik bagi peserta didik atau menjadi perusak
bagi masa depan peserta didik. Terutama bagi peserta didik yang masih kecil bahkan yang masih
mengalami kegoncahan jiwa.

Kepribadian seseorang dapat dilihat dari cara bergaul,berbicara,berpakaian,maupun


dalam menghadapi segala persoalan baik dari yang mudah sampai ke titik yang berat. Jika seorang

6
guru yang tidak mempunyai kepribadian,maka besar kemungkinan tidak akan berhasil dalam
mendidik siswanya. Apalagi jika guru tersebut memiliki sifat egois dan ingin menang sendiri pasti
guru tersebut tidak akan bisa menumbuhkan kreativitas peserta didik karena kegiatan belajar
mengajar terasa membosankan sehingga membuat jenuh. Dalam garis besar guru mempunyai tiga
aspek kepribadian ,antara lain :
1. Asas kejasmanian
2. Asas kejiwaan
3. Asas keruhanian

Teori Pengembangan Pendidik dan Mendidik

Saat ini,kita salah dalam menempatkan posisi cakrawala kemanusiaan. Jika


pendidikan menjadi kebutuhan ,maka segala sesuatu akan dilaksanakan termasuk dalam kesejahteraan
guru supaya dapat meningkatkan profesionalismenya.

Dengan adanya guru yang professional proses belajar mengajar dapat terlaksana
dengan baik da lancar. Selain ditunjang oleh kesejahteraan guru yang sangat memadai,proses belajar
mengajar dapat berjalan secara optimal,dan memerlukan beberapa prinsip yang akan diterapkan.prinsip
tersebut meliputi : prinsip motivasi,prinsip konteks,prinsip fokus,prinsip sosialisasi,prinsip belajar
sambil bekerja,prinsip individualisme,prinsip menemukan,dan prinsip pemecahan masalah. Guru
profesional tidak mudah,karena ia harus memiliki berbagai kompetensi keguruan. Kompetensi dasar
bagi guru ditentukan oleh tinkat kepekaan dari potensi dasar dan kecenderungan yang dimilikinya.
Potensi tersebut merupakan tempat atau bahan dalam suatu pandangan untuk
menjawab semua rangsangan yang datang. Menurut Muhaimin dan Abdul Mujib(1993:173), guru yang
berhasil menjalankan tugasnya apabila mempunyai semangat kompetensi yang professional dan
religious.kata religious menunjukkan adanya komitmen guru dengan ajaran islam sebagai kriteria utama.

7
Seingga segala permasalahan pendidikan dapat dipertimbangkan dan dipecahkan dalam perspektif
islam.pengertian dasar kopetensi adalah suatu kemampuan atau kecakapan.kompetensi professional guru
dapat diartikan sebagai kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya.

Keberhasilan atau kegagalan pendidikan lebih banyak ditentukan oleh


profesionalisme guru. Oleh karena itu,guru dituntut untuk profesional dalam menjalankan tugasnya.
Seorang guru yang professional selalu melakukan sesuatu yang benar dan baik. Kompetensi guru dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a)Seorang wajib mengetahui hal-hal yang akan disampaikan,sehingga ia dituntut untuk terus
belajar dan mencari beragam informasi tentang materi yang akan disampaikan.
b) Mampu menguasai materi yang akan disampaikan kepada peserta didik.
c)Mempunyai kemampuan menganalisis materi yang disampaikan dan menghubungkan dengan
konteks komponen-komponennya yang secara keseluruhan menggunakan pola yang telah
diberikan islam tentang bagaimana cara berpikir dan cara hidup yang harus dikembangkan
melalui proses pendidikan.
d) Mengamalkan informasi yang telah didapat sebelum diajarkan kepada peserta didik.
e)Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan yang telah dilaksanakan maupun sedang
dilaksanakan.
f) Memberikan hadiah dan hukuman sesuai upaya yang dicapai peserta didik dalam rangka
memberikan persuasi dan motivasi dalam proses belajar.
g)Memberikan uswatun khasanah serta meningkatkan kualitas dan keprofesionalan guru yang
mengacu dalam hal-hal yang futuristi tanp melupakan peningkatan kesejahteraan,seperti
gaji,pangkat,kesehatan,dan tempat tinggal. Dengan demikian guru benar-benar mempunyai
kemampuan yang tinggi.

8
Untuk mewujudkan guru yang profesional,kita dapat mengacu pada tuntunan Nabi
Muhammad Saw yang merupakan satu-satunya guru yang berhasil mengubah pola pikir orang
jahiliyah dalam waktu yang singkat sehingga dapat dikatakan dengan guru yang ideal.

Dalam teori pengembangan pendidik dan mendidik dipersoalkan bagaimana cara


menyajikan bahan dan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam suatu kegiatan
pendidikan supaya berhasil dan berguna. Metode pendidikan dalam islam merupakan suatu
cara bagaimana penyampaian materi pendidikan terhadap peserta didik. Metode pendidikan ini
kaitannya sangat erat dengan hakikat kemanusiaan,tujuan pendidikan,dan materi pendidikan.
dalam setiap unsur memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Maka konsekuensinya adalah
penetapan dan penggunaan metode pendidikan itu karakteristiknya harus dipertimbangkan.

Otonomi Pendidik Muslim

Guru dalam melaksanakan tugasnya minimal mempunyai dua fungsi,yaitu fungsi


moral dan fungsi kedinasan. Jika ditinjau secara umum,guru harus mempunyai peranan yang
fungsi moralnya sangat menonjol, sebab dalam situasi apapun guru tidak dapat melepaskan
fungsi moralnya.

Seorang guru dituntut untuk bisa memainkan peranan dan fungsinya dalam
menjalankan tugasnya. Hal ini untuk menghindari karena adanya kesamaan fungsi dan
peranannya,sehingga guru dapat menempatkan kepentingan secara seimbang sebagai
individu,anggota masyarakat,dan warga Negara. Otonomi pendidik muslim dalam pendidikan
dapat disimpulkan menjadi tiga bagian:
 Sebagai pengajar yang memiliki tugas untuk merencanakan program
pengajaran,melaksanakan program yang telah disusun,mengakhiri pelaksanaan
pengajaran,dan melakukan penilaian setelah program dilaksanakan.

9
 Sebagai guru memiliki fungsi untuk mengarahkan peserta didik agar mencapai tingkat
kedewasaan yang memiliki kepribadian insan kamil.
 Sebagai pemimpin yang memimpin dan mengendalikan diri sendiri,peserta didik,dan
masyarakat yang meliputi bentuk upaya pengarahan,pengawasan,serta ikut
berpartisipasi atas program yang dilaksanakan.

Guru sebagai pemegang profesi harus mempunyai otonomi dalam menjalankan


tugasnya. Maksudnya , guru mempunyai kebebasan dalam melakukan sesuatu.
Kebebasan disini bukanlah kebebasan yang tanpa memiliki aturan,melainkan kebebasan
dengan teori-teori yang sudah baku. Artinya, seorang guru dalam mengajarkan ilmunya
harus berdasarkan teori yang sudah diakui oleh pakar pendidikan.

Format pendidikan islam sangat bertujuan untuk menerapkan sifat jujur dan sabar.
Sifar jujur merupakan akhlak yang mendasari bangunan pribadi yang benar. Guru
dalam format pendidikan islam harus jujur dan sabar dalam menyampaikan pelajaran,
serta sabar dalam menghadapi peserta didik yang sangat membutuhkan kesabaran
seorang guru. Jika guru tidak jujur tanpa diketahui akan menimbulkan sifat riya
terhadap peserta didik.

Jadi, sudah sangatlah jelas bahwa otonomi pendidik tidak hanya menyampaikan
ilmu kepada peserta didik saja,akan tetapi guru harus benar-benar menata tingkah
lakunya dengan sebaik mungkin.

10
Penutup

Simpulan

Kedudukan guru sangatlah penting bagi islam karena guru merupakan jembatan
pendidikan bayangkan saja jika didunia ini tidak ada seorang guru maka semua manusia yang ada
dunia bagaikan binatang yang tidak berakal. Walaupun kebanyakan guru itu beum bisa
professional akan tetapi kedudukan profesi menjadi guru sama.

Guru dalam islam merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
peserta didik dengan mengupayakan semua potensi, baik itu afektif,kognitif maupun
psikomotorik.

Salah satu hal yang menarik dalam ajaran islam adalah penghargaan yang tinggi dari
seorang guru.begitu tingginya penghargaan dapat menempatkan kedudukan guru setingkat
kedudukan nabi dan rasul. Karena,guru merupakan bapak ruhani bagi peserta didik yang
memberikan arahan spiritual dengan imu pengetahuan.
Penghargaan islam terhadap orang yang berilmu tergambar dalam hadis yang dikutip Ahmad
Tafsir(1994:76) antara lain :
 Tinta ulama lebih berharga daripada darah syuhada.
 Orang yang berpengetahuan melebihi orang yang senang beribadah,bahkan melebihi
kebaikan orang yang berperang di jalan Allah.
 Apabila seorang alim meninggal maka terjadi kekosongan dalam islam yang tidak dapat
diisi kecuali oleh orang alim pula.

11
Walaupun secara naluri yang harus menjadi guru adalah orang tua,tetapi keadaan telah
berubah dengan ilmu pengetahuan yang semakin hari semakin maju.kedudukan orang tua dalam
memberikan ilmu sangat terbatas,sehingga sekolah dan guru yang mengambil alih peran orang tua.
Pada umumnya ,jika kita mendengar istilah guru yang terbayang didepan cermin kehidupan guru
adalah sosok manusia yang sudah dewasa,dan mampu memberikan ilmu pengetahuan didepan
peserta didiknya.memang,tugas seorang guru tidaklah mudah,karena guru memegang peranan yang
sangat penting dalam menentukan proses pendidikan. Karena itu,menjadi guru harus memiliki sikap
bijaksana supaya bisa bertangung jawab terhadap masa depan umat manusia.

Kepribadian seseorang dapat dilihat dari cara bergaul,berbicara,berpakaian,maupun


dalam menghadapi segala persoalan baik dari yang mudah sampai ke titik yang berat. Jika seorang
guru yang tidak mempunyai kepribadian,maka besar kemungkinan tidak akan berhasil dalam
mendidik siswanya.

Seorang guru dituntut untuk bisa memainkan peranan dan fungsinya dalam
menjalankan tugasnya. Hal ini untuk menghindari karena adanya kesamaan fungsi dan
peranannya,sehingga guru dapat menempatkan kepentingan secara seimbang sebagai
individu,anggota masyarakat,dan warga Negara. Otonomi pendidik muslim dalam pendidikan
dapat disimpulkan menjadi tiga bagian:
 Sebagai pengajar yang memiliki tugas untuk merencanakan program
pengajaran,melaksanakan program yang telah disusun,mengakhiri pelaksanaan
pengajaran,dan melakukan penilaian setelah program dilaksanakan.
 Sebagai guru memiliki fungsi untuk mengarahkan peserta didik agar mencapai tingkat
kedewasaan yang memiliki kepribadian insan kamil.

12
 Sebagai pemimpin yang memimpin dan mengendalikan diri sendiri,peserta didik,dan
masyarakat yang meliputi bentuk upaya pengarahan,pengawasan,serta ikut
berpartisipasi atas program yang dilaksanakan.

Guru sebagai pemegang profesi harus mempunyai otonomi dalam menjalankan


tugasnya. Maksudnya , guru mempunyai kebebasan dalam melakukan sesuatu. Kebebasan disini
bukanlah kebebasan yang tanpa memiliki aturan,melainkan kebebasan dengan teori-teori yang
sudah baku. Artinya, seorang guru dalam mengajarkan ilmunya harus berdasarkan teori yang
sudah diakui oleh pakar pendidikan.

Format pendidikan islam sangat bertujuan untuk menerapkan sifat jujur dan sabar.
Sifar jujur merupakan akhlak yang mendasari bangunan pribadi yang benar. Guru dalam format
pendidikan islam harus jujur dan sabar dalam menyampaikan pelajaran, serta sabar dalam
menghadapi peserta didik yang sangat membutuhkan kesabaran seorang guru. Jika guru tidak
jujur tanpa diketahui akan menimbulkan sifat riya terhadap peserta didik.

Selain itu, guru berperan yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum,dan guru
yang secara langsung berhubungan dengan peserta didik. Hubungan emosional antara guru
dengan siswa sangatlah kuat karena ada keterikatan batin. Hubungan instruksional antara guru
dengan siswa yang lebih bersifat teknis. Hubungan spiritual antara guru dengan siswa yang
didominasi karena adanya kepentingan spiritual.

Guru profesional secara inheren dapat menerapkan bentuk hubungan multidimensional


antara guru dan peserta didik. Hubungan multidimensional merupakan manifestasi terpenuhinya
persyratan bagi seseorang untuk menjadi guru yang profesional. Dengan kata lain,terpenuhinya
guru itu terdapat tiga syarat sebagai guru profesional , sebagai konsekuensi yang logis,
konsekuensi timing, dan konsekuensi space merupakan bentuk terwujudnya suatu hubungan
multidimensional antara guru dengan peserta didik.

13
Harus diakui bahwa guru merupakan faktor utama dalam proses pendidikan,walaupun
fasilitas pendidikannya kurang memadai dan canggih. Namun , bila ditunjang keberadaan guru
yang berkualitas itu akan menjadikan proses belajar mengajar yang optimal. Dijelaskan bahwa

pekerjaan ibu rumah tangga paling banyak di Indonesia. Karena fasilitas pendidikannya sangat
memprihatinkan,bahkan gurunya tidak berkualitas dan profesional.

Saat ini, guru dikenal sebagai profesi yang sangat sederhana.karena dengan
kesederhanaanya seorang guru diberi gelar sebagai “ pahlawan tanpa tanda jasa “. ketika guru
turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi untuk menegaskan suatu pembelaan pendidikan
maka saat itulah guru mendapatkan berbagai hujatan yang terucap dalam bibir mereka yang tidak
memiliki hati seorang guru.

14
Daftar Pustaka

Usman,M.Uzer.1992.Menjadi guru profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Daradjat, Zakiah.1980.Kepribadian Guru.Jakarta : Bulan Bintang.

Adiningsih,Neni.2002.Kualitas dan profesionalisme Guru. Dalam pemikiran rakyat.

Ansari,Dadang S.1997.Kesejahteraan Guru Mitos atau Realitas. Dalam pemikiran rayat.

Nurdin,Muhammad.2003. Guru dan Tantangan Masa Depan.Bandung: Media Pembinaan.

Nurdin,Muhammad.2008.Kiat Menjadi Guru Profesional. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

15

Anda mungkin juga menyukai