Disusun oleh :
Risma Safitri (12101184)
Zainiah (12101207)
Deswita Safitri (12101190)
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat baikbagi penulis maupun
bagi pembaca . Tidak terlepas juga dari semua itu , kami juga menyadari masih banyak nya
kekurangan sehingga kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran pembaca
supaya dapat mengembangkan perbaiakan penyusunan pada makalah kami untuk
kedepannya.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
3.1. Kesimpulan............................................................................................................12
3.2. Saran.......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara sederhana, pendidikan Islam dapat difahami sebagai suatu usaha untuk
memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia yang ada
padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma
Islam. M. Arifin menuliskan bahwa hakikat pendidikan Islam adalah usaha orang
dewasa Muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing
pertumbuhan dan perkembangan fitrah (kemampuan dasar) peserta didik melalui ajaran
islam kearah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya. Pendidikan secara
teoritis mengandung pengertian memberi makan jiwa peserta didik sehingga
mendapatkan kepuasan rohaniah, juga sering diartikan dengan menumbuhkan
kemampuan dasar manusia. Dalam dunia pembelajaran terdapat sebagian pemikiran
yang tumbuh berkaitan dengan partisipan didik. Terdapat yang mendefenisikan
partisipan didik selaku manusia belum berusia, serta karenanya dia memerlukan
pengajaran, latihan, serta tutorial dari orang berusia ataupun pendidik buat
mengantarkannya mengarah pada kedewasaan. Terdapat pula yang berkomentar kalau
partisipan didik merupakan manusia yang mempunyai fitrah ataupun kemampuan buat
meningkatkan diri. Fitrah ataupun kemampuan tersebut mencakup ide, hati, serta jiwa
yang mana kala diberdayakan secara baik hendak menghantarkan seorang bertauhid
kepada Allah Swt. Setelah itu, adapula yang berkomentar kalau partisipan didik
merupakan tiap manusia yang menerima pengaruh positif dari orang berusia ataupun
pendidik. Dalam makna teknis, apalagi terdapat yang melaporkan kalau partisipan didik
merupakan tiap anak yang belajar disekolah ataupun lembaga- lembaga pembelajaran
resmi. Partisipan didik, dia tidak cuma hanya objek pembelajaran, namun pada saat-
saat tertentu dia hendak jadi subjek pembelajaran. Perihal ini meyakinkan kalau posisi
partisipan didik juga tidak cuma hanya pasif laksana cawan kosong yang siap menerima
air kapan serta dimanapun. Hendak namun partisipan didik wajib aktif, kreatif serta
dinamis dalam berhubungan dengan gurunya, sekalian dalam upaya pengembangan
keilmuannya.Eksistensi partisipan didik selaku salah satu sub sistem pembelajaran
Islam sangatlah memastikan. Sebab tidak bisa jadi penerapan pembelajaran Islam tidak
bersentuhan dengan individu- individu yang berkedudukan selaku partisipan didik.
Pendidik tidak memiliki makna apa- apa tanpa kedatangan partisipan didik. Dengan
demikian, bisa dikatakan kalau partisipan didik merupakan kunci yang memastikan
terbentuknya interaksi edukatif, yang pada gilirannya sangat memastikan mutu
pembelajaran Islam.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan pendidik dalam pendidikan Islam?
Apa tugas serta kedudukan pendidik dalam pendidikan Islam?
Apa hakikat pendidik dalam pendidikan Islam?
Apa tanggung jawab pendidik dalam pendidikan Islam?
Apa syarat-syarat pendidik dalam pendidikan Islam?
C. Tujuan Makalah
Untuk mengetahui pengertian dari pendidik dalam pendidikan Islam
Untuk mengetahui tugas serta kedudukan pendidik dalam pendidikan Islam
Untuk mengetahui hakikat pendidik dalam pendidikan Islam
Untuk mengetahui tanggung jawab pendidik menurut pendidikan Islam
Untuk mengetahui syarat-syarat pendidik dalam pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
Secara universal, pendidik merupakan orang yang mempunyai tanggung jawab buat
mendidik. Sedangkan secara spesial, pendidik dalam perspektif pembelajaran Islam
merupakan orang- orang yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan segala
kemampuan partisipan didik, baik potensi.efisien, kognitif, ataupun psikomotorik cocok
dengan nilai-nilai ajaran islam. Islam mengarahkan kalau pendidik awal serta utama
yang sangat bertanggung jawab terhadap perkembangan.jasmani serta rohani partisipan
didik merupakan kedua orang tua. Islam memerintahkan kedua orang tua buat mendidik
diri serta keluarganya, paling utama anak- anaknya, supaya mereka bebas dari azab
yang pedih. Dalam Kamus Bahasa Indonesia dinyatakan, kalau pendidik ialah orang
yang mendidik. Dalam penafsiran yang umum digunakan, pendidik merupakan orang
berusia yang bertanggung jawab membagikan pertolongan pada partisipan didiknya
dalam pertumbuhan jasmani serta rohaninya, supaya menggapai tingkatan
kedewasaannya, sanggup mandiri dalam penuhi tugasnya selaku hamba serta khaifah
Allah SWT, serta sanggup melaksanakan tugas selaku makhluk sosial serta selaku
makhluk orang yang mandiri.1
Bersumber pada penafsiran diatas, hingga bisa dimengerti kalau pendidiik dalam
perspektif pembelajaran Islam yakni orang yang bertanggung jawab terhadap upaya
pertumbuhan jasmani serta rohani partisipan didik supaya menggapai tingkatan
kedewasaaan sehingga sanggup menunaikan tugas-tugas kemanusiannya( baik selaku
khalifahfial- ardi ataupun‘ abd) cocok dengan nilai-nilai ajaran Islam. Oleh sebab itu,
pendidik dalam konteks ini bukan cuma terbatas pada orang- orang yang bertugas di
sekolah namun seluruh yang ikut serta dalam proses pembelajaran anak mulai semenjak
alam isi sehingga dia berusia, apalagi hingga akhir hayat.
Pendidik awal serta utama merupakan orang tua sendiri. Mereka berdua yang
bertanggung jawab penuh atas kemajuan pertumbuhan anak kandungnya, sebab suskses
tidaknya anak sangat bergantung kepada pengasuhan, atensi, serta pendidikannya.
Kuseksesan anak kandung ialah kaca atas kesuksesan orang tua pula. Firman Allah
SWT.“ Peliharalah dirimu serta keluargamu dari api neraka”2
2. Tugas dan Tanggung Jawab serta Kedudukan Pendidik dalam Pendidikan Islam
Bagi al-Ghazali, tugas pendidik yang utama merupakan menyempurnakan,
mensterilkan, menyucikan, dan mengantarkan hati manusia buat mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Sebab tujuan pembelajaran Islam yang utama merupakan upaya
1
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, cet. 1, Jakarta: Kencana,2010, hlm. 159
2
QS. At-Tahrim : 6
buat mendekatkan diri kepada- Nya, serta kesempurnaan insan yang bermuara pada
kehidupan di dunia serta di akhirat.
Seseorang pendidik tidaklah bertugas memindahkan ataupun mentransfer ilmunya
kepada orang lain ataupun kepada anak didiknya, tetapi
Bagi Abuddin Nata, secara simpel tugas pendidik merupakan memusatkan serta
membimbing para murid supaya terus menjadi bertambah pengetahuannya, terus
menjadi mahir keterampilannya serta terus menjadi terbina serta tumbuh potensinya.
Sebaliknya tugas pokok.pendidk merupakan mendidik serta mengajar. Mendidik
nyatanya tidak semudah mengajar. Dalam proses pendidikan pendidik wajib sanggup
mengilhami partisipan didik lewat proses belajar mengajar yang dicoba pendidik
sehingga sanggup memotivasi partisipan didik mengemukakan gagasan-gagasan yang
besar dari partisipan didik. Dalam konteks mengajar, pendidik mesti menyadari kalau
tiap mata pelajaran mestinya bawa serta memiliki faktor pendidik serta pengajaran.
Faktor pembelajaran dimaknai bisa membina serta menempa kepribadian pendidik
supaya berjiwa jujur, bekerja secara teliti serta sistematik. Sebaliknya faktor
pengajaran dimaknai buat membagikan uraian kepada partisipan didik tiap mata
pelajaran yang diterimanya.
3
Roestiyah NK, hlm. 86.
Apalagi Islam menempatkan pendidik setingkat dengan derajat Rasul. Al- Syawki
bersyair:“ Berdiri serta hormatilah guru serta berilah penghargaan seseorang guru itu
nyaris saja meupakan seseorang Rasul”.4
Al- Ghazali menukil sebagian Hadits Nabi tentang keutamaan seseorang pendidik.
Dia berkesimpulan kalau pendidik diucap selaku orang-orang besar aktivitasnya lebih
baik daripada ibadah setahun, berikutnya Al- Ghazali menukil dari perkataan para
ulama yang melaporkan kalau pendidik ialah pelita seluruh era, orang yang hidup
semasa dengannya hendak mendapatkan pancaran sinar keilmiahannya. Andai kata
dunia tidak terdapat pendidik, tentu manusia semacam fauna, karena pembelajaran
merupakan upaya menghasilkan manusia dari watak kebinatangan(baik fauna buas
ataupun fauna jinak)kepada watak insaniyah serta ilahiyah.. 5
Dalam aspek pembelajaran, banyak pelajaran yang dapat diambil sekalian referensi
yang valid dari ayat- ayat Allah. Ada pula penafsiran pendidik yang termaktub dalam
al- Qur’ an. Penafsiran pendidik dalam al- Qur’ an terdapat 4 yang bisa dimaksud jadi
pendidik, ialah:
1) Allah SWT
3) Orang Tua
4) Guru
Sesungguhnya tingginya peran pendidik dalam islam ialah realisasi ajaran Islam itu
sendiri. Islam memuliakan pengetahuan, pengetahuan itu didapat dari belajar serta
mengajar, yang belajar merupakan calon pendidik serta yang mengajar merupakan
pendidik. Hingga, tidak boleh tidak, Islam tentu memuliakan pendidik. Tidak
terbayang kan terbentuknya pertumbuhan pengetahuan tanpa terdapatnya orang yang
belajar serta mengajar, tidak terbayangkan terdapatnya belajar serta mengajar tanpa
terdapatnya pendidik. Sebab Islam merupakan agama, hingga pemikiran tentang
pendidik, peran pendidik tidak terlepas dari nilai-nilai kelangitan.
4
M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, terj..Bustami A.Ghani, (Jakarta:Bulan Bintang,
1987), h. 135-136.
5
Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Ihya ‘ulum al-Din, terj. Ismail ya’qub, h.65, 68, 70.
Ilmu tiba dari Tuhan, pendidik awal merupakan Tuhan. Pemikiran yang menembus
langit ini tidak boleh tidak sudah melahirkan perilaku pada orang Islam kalau ilmu itu
tidak terpisah dari pendidik, hingga peran pendidik amat besar dalam Islam.
Selaku peletak awal pembelajaran, orang tua memegang peranan yang sangat
berarti untuk pembuatan sifat serta karakter anak. Dalam makna kalau sifat serta
karakter anak bergantung pada pembelajaran dini orang tua terhadap anaknya.
Tanggung jawab orang tua terhadap anak merupakan sesuatu keniscayaan yang ialah
fitrah serta sudah dikodratkan Allah SWT kepada tiap orang tua. Kebiasaan- kebiasaan
yang baik cocok dengan ajaran agama yang dibangun semenjak lahir, hendak jadi
bawah pokok dalam pembuatan karakter anak.. 6
Orang tua memegang peranan yang sangat berarti untuk pembuatan sifat serta
karakter anak, dalam makna kalau sifat serta karakter anak bergantung pada
6
Khaeruddin, Ilmu Pendidikan Islam, Mendesain Insan yang Hakiki dan Mengintai Muslimah dalam
Sejarahnya, (Ed. I. Cet, I. Makassar: Berkah Utami; 2002), h. 101.
pembelajaran dini orang tua terhadap anaknya. Rasulullah SAW bersabda yang
maksudnya:
“ Tiap anak dilahirkan atas bawah fitrah, kedua orang tuanyalah yang menjadikan
dia Yahudi, Nasrani, serta Majusi”.( H. R. Bukhari)7
Bagi al- Ghazali, ketentuan jadi seseorang pendidik. Awal, kasih sayang. Watak ini
dinilai berarti sebab hendak memunculkan rasa yakin diri serta rasa tenang pada diri
partisipan didik. Kedua, seseorang pendidik tidak boleh menuntut upah atas jeri
payahnya mendidik. Ketiga, pendidik berperan selaku pengarah serta penyuluh yang
jujur serta benar dihadapan partisipan didiknya. Keempat, kala mengajar seseorang
pendidik sebaiknya memakai metode yang simpatik, halus serta tidak memakai
kekerasan, cacian, makian serta sebagainya. Kelima, seseorang pendidik yang baik
tampak selaku teladan dihadapan partisipan didiknya. Keenam, seseorang pendidik
yang baik pula wajib mempunyai prinsip mengakui terdapatnya perbandingan
kemampuan yang dipunyai partisipan didiknya. Ketujuh, seseorang pendidik yang baik
menguasai perbandingan kecerdasan partisipan didiknya.. Kedelapan, seseorang
pendidik yang baik merupakan pendidik yang berpegang teguh pada prinsip yang
diucapkannya.. 8
Jadi pendidik bagi Zakiah Daradjat tidak sembarangan, namun wajib penuhi 4
persyaratan..9 Semacam disebutkan di dasar ini:
Pendidik, tidak bisa jadi mendidik anak didik supaya bertakwa kepada Allah, bila
dia sendirri tidak bertakwa kepada- Nya. Karena dia merupakan teladan untuk anak
didiknya sebagimana Rasulullah Saw jadi teladan untuk umatnya.
• Berilmu
Ijazah bukan sekedar secarik kertas, namun sesuatu fakta kalau pemiliknya sudah
mempunyai ilmu pengetahuan serta kesanggupan tertentu yang dibutuhkan buat
mendidik.
• Sehat Jasmani
Kesehatan jasmani kerapkali dijadikan salah satu syart untuk mereka yang mau jadi
pendidik.
7
Abu Abdillah Muhammad Ibn Ismail al Bukhary al July, Shahih Bukhariy, Juz I (Cet. I; Beirut:dar al Fiikr al
Ilmiy, 1992), h. 42.
8
Al Ghazali, Ihya Ulumu ad Din, juz I, h. 51…
9
Djamarah, Guru…, hal. 32-36.
• Berkelakuan Baik
Pendidik wajib jadi teladan, sebab anak anak bertabiat suka meniru. Di antara
tujuan pendidik ialah membentuk akhlak yang mulia pada diri individu anak
didik.
Dalam proses belajar mengajar, seseorang pendidik selaku model serta suri
teladan oleh anak didik dalam tiap perilakunya. Buat itu, saat sebelum kita
merambah proses belajar- mengajar, pendidik wajib paham gimana
sesungguhnya perilaku terhadap dirinya sendiri selaku orang berusia yang
bertanggung jawab membagikan tutorial kepada partisipan didik dalam
pertumbuhan jasmani serta ruhaninya supaya menggapai kedewasaannya,
sanggup melakukan tugasnya selaku khalifah dibumi, selaku makhluk sosial
serta selaku orang yang mampu berdiri sendiri
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Setelah mengemukakan permasalahan yang ada diatas penulis berharap agar
para pembaca memberikan saran dan kritikan yang membangun dan memotivasi
mengenai isi dan hasil tugas makalah yang penulis buat supaya penulis bisa terus
memperbaiki kesalahan yang masih banyak dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abbudin Natta,Ilmu Pendidikan Islam Jakarta : Kencana 2010
Daradjat , Zakiah , Ilmu Pendidikan Islam ,Cet ,IX , Jakarta ;Bumi Aksara , 2011
Putra Daulay Haidar , Pendidikan Islam Dan Perspektif Filsafat , Jakarta : Kensama ,2014