Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang Maha Esa karena dengan
rahmat,karunia,serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang pendidik
dalam pendidikan islam dan kami juga berterima kasih kepada Bpk.Mukti Ali, MA selaku dosen mata
kuliah ilmu pendidkan islam.Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pendidik dalam pendidikan islam.Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.Oleh sebab itu,kami berharap adanya kritik,saran,dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang,mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang
membangun.Semoga makalah ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya.Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
PENYUSUN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... i
1.2 Tujuan Masalah ..........................................................................................ii
1.3 Rumusan masalah ................................................................................ ....iii
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pendidik...................................................................................1
2.1.1 Sebagai pendidik pertama adalah Allah Swt.............................................2
2.1.2 Sebagai pendidik kedua adalah Nabi Muhammad Saw............................2
2.1.3 Sebagai pendidik ketiga adalah orangtua..................................................3
2.1.4 Sebagai pendidik keempat adalah oranglain.............................................3
2.2 Kedudukan pendidik dalam islam..............................................................4
PENDAHULUAN
Mendidik adalah tugas dan tanggung jawab orangtua dalam lingkungan keluarga, pendidik di
lingkungan sekolah, serta ulama dan pemimpin di lingkungan masyarakat. Dalam lingkunan manapun
dan situasi apapun, seorang pendidik di tuntut untuk membuat peserta didik mampu menyerap dan
memahami materi dan pengajaran yang di sampaikan. Selain itu, kesungguhan dan keikhlasan
pendidik juga menjadi modal utama untuk tercapainya tujuan tersebut, karna tampak keduanya
pendidikan tidak akan mencapai tujuan yang di harapkan.
Pekerjaan mendidik yang berlangsung dalam masyarakat modern ini tidak lagi hanya di lingkungan
keluarga, tapi di sekolahpun pendidikan dapat di berikan oleh pendidik. Sekolah merupakan follow up
dari pendidikan di lingkungan keluarga. Sekolah bahkan di pandang sebagai sistem pendidikan formal
yag artinya di selengarakan atas dasar peraturan dan syarat-syarat tertentu.
Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui bagaimana cara kita untuk menjadi pendidik yang
sesuai dalam qur’an dan hadist dan dengan syarat-syarat dan tugas menjadi pendidik dalam
pendidikan islam.
Dari latar belakang makalah di atas dapat di ambil sebuah kesimpulan untuk di jadikan rumusan
masalah. Adapu rumusan maalah sebagai berikut :
Sebagai pedidik keempat menurut Al-Quran adalah oranglain. Informasi yang amat jelas
tentang hal ini antara lain dapat di lihat dalam Al-Quran, sebagaimana makna dalam QS.Al-kahfi:60-82.
Dala ayat ini di sebutkan mengenai nabi musa as yang di perintahkan agar mengikuti nabi khidhr dan
belajar kepadanya.sebagai guru, nabi khidhr menduga nabi musa pasti tidak mampu bersabar, karna
tidak memiliki ilmu. Oleh karna itu, nabi musa di minta berjanji akan berlaku sabar. Selain itu, nabi
khidhr mengingatkan nabi musa agar idak bertanya sebelum di jelaskan.
Dengan demikian, dalam Al-Quran ada empat yang dapat menjad pendidik, yaitu Allah Swt,
Nabi, orangtua dan orang lain. Orang keempat inilah yang di sebut sebagai guru. Bergesernya tugas
mendidik dari kedua orangtua kepada orang lain (guru) leih lanjut di jelaskan oleh ahmad tafsir (1992:
75), menurutnya bahwa pada mulanya tugas mendidik adalah tugas murni orangtua, jadi tidak perlu
orangtua mengirim anaknya ke sekolah untuk di ajarkan guru. akan tetapi, karena perkembagan
pengetahuan, keterampilan, sikap serta kebutuhan hidup sudah sedemikian luas, dalam dan rumit,
orangtua tidak mampu lagi melakukan sendiri tugas-tugas mendidik anaknya. Selain tidak mampu
karena luasnya perkembangan pengetahuan dan ketrampilan, mendidik anak di rumah sekarang ini
amat tidak ekonomis. Dapat di bayangkan seandainya orangtua mendidik anaknya sejak tingkat dasar
sampai perguruan tinggi di rumah, oleh dirinya sendiri, sekalipun orangtuanya mampu
menyelenggarakan itu.
Berdasarkan analisis tersebut, tampak bahwa yang disebutkan dalam Al-Quran mengenai adanya
pendidik tersebut enggambarkan adanya perkembangan masyarakat, misalnya dari zaman Nabi Adam
as tentu Allah Swt sendiri sebagai guru, karena tugas terutama belum dapat di wakilkan kepada nabi.
Kemudian, setelah masyarakat berkembang luas, tugas tersebut sebagian di wakilan kepada
orangtuanya masing-masing, setelah masyarakat itu semakin berkembang luas maka tugas pendidik di
bagi lagi kepada orangtua yang secara khusus di persiapkan untuk menjadi pendidik atau guru.
3
Islam sangat menghargai dan menghormati orang-orang berilmu . pengetahuan dan bertugas
sebagai pendidik. Dalam islam, orangyang beriman dan berilmu pengetahuan (guru) sangat luhur
keduduannya di sisi Allah Swt dari pada yang lainnya. Sebagai firman Allah Swt yang artinya
“hai orang-orang yang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu “berlapang-lapanglah dalam majlis”
maka lapangkanlah niscaya Allah Swt akan memberi kelapangan untuk mu dan apabila di katakan
“berdilah kamu” maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang di beratkan pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan(Al-Quran surat Al-mujadilah ayat 11)
Pendidik memiliki beberapa fungsi mulya, di antaranya (1)fungsi penyucian artinya sebagai
pemelihara diri, pengembang, serta pemelihara fitrah manusia (2)fungsi pengajaran, artinya sebagai
penyampai ilmu pengetahuan dan berbagai keyakinan kepada manusia agar mereka menerapkan
seluruh pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, peranan pendidik (guru) sangat
penting dalam proses pendidikan, karena dia yang bertanggung jawab dan menentukan arah
pendidikan tersebut. Maka, itulah sebabnya islam menghargai dan menghormati orang-orang yang
berilmu pengetahuan dan bertugas sebagai pendidik yang mempunyai tugas yang sangat mulia (basuki
dan ulum 2007: 80-81)
Seorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya itu, maka dialah yang dinamakan besar
bawah kolong langit ini.ia adalah ibarat matahari yang menyinari orang lain dan mencahayai pula
dirinya sendiri dan ibarat minyak kasturi yang baunya dinikmati oranglain dan ia sendiri pun
harum.siapa yang bekerja di bidang pendidikan, maka sesungguhnya ia telah memilih pekerjaan yang
terhormat dan yang sangat penting. Maka, hendaknya ia memelihara adab dan sopan santun dalam
tugas ini.
Dari pernyataan al ghozali di atas, dapat dipahami bahwa profesi pendidik merupakan profesi yang
mulia dan paling agung di banding profesi yang lain.
4
Dengan profesinya itu, seorang pendidik menjadi perantara bagi manusia ( dalam hal ini pendidik )
dengan penciptanya, Allah Swt kalau kita renungkan, tugas pendidik seperti tugas utusan Allah.
Sejalan dengan pendapat al ghozali, ibnu sina dalam kitab al-siyasah (1954 : 134)
menghendaki agar seorang pendidik memiliki kepribadian, pengetahuan, dan pandangan
sebagaimana yang di miliki oleh Nabi karena pendidik yang pada hakikatnya adalah ulama
adalah sebagai pewaris nabi. Dengan kepribadian sebagai berikut, pendidik memiliki
kemampuan untuk mengarahkan dan membina peserta didiknya sesuai dengan ;nilai-nilai
kehidupan yang luhur dan bermartabat menurut pandangan agama.
Penghormatan terhadap pendidik demikian tinggi dapat di lihat dari jasanya yang
demikian besar dalam mempersiapkan kehidupan bangsa di masa yang akan datang. Jasa
pendidik yang terpenting meliputi (1)pendidik sebagai pemberi pengetahuan yang benar
kepada peserta didiknya, sedangkan ilmu adalah modal untuk mengangkat derajat manusia
dan dengan ilmu pula seseorang akan memiliki rasa percaya diri dan bersikap mandiri. Orang
seperti inilah yang diharapkan dapat menanggung beban sebagi pemimpin bangsa; (2)pendidik
sebagai pembina akhlak yang mulia dan merupakan tiang utama untuk menopang
kelangsungan hidup suatu bangsa; (3)pendidik sebagai pemberi penduduk kepada peserta
didik tentang hidup yang baik, yaitu manusia yang tahu siapa pencipta dirinya yang
menyebabkan ia tidak menjadi orang yang sombong, menjadi orang yang tahu berbuat baik
kepada rasul, orangtua, dan kepada oranglain (basuki ulum, 2007 : 80-81).
5
Mengingat sangat urgennya peran guru dalam
proses pendidikan, maka banyak para ulama’ yang menulis tentang kewajiban,
sifat – sifat, ataupun tugas yang harus dimiliki oleh guru dan murid.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis memformulasikan
masalah kode etik guru dalam pendidikan Islam prespektif Muhammad Athiyah
Al-abrasyi. Untuk itu perlu mengkaji kembali ajaran Islam baik Al-Qur'an, hadist,
sejarah Islam maupun tulisan para ulama' dan sarjana muslim dari berbagai
disiplin ilmu dalam rangka mencari paradigma baru pendidikan islam dengan
demikian kita bisa menghidupkan kembali warisan pendidikan Islam pada zaman
keemasan. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian
library research.
Hasil dari penelitian ini meliputi aspek personal dan professional. Kode
etik guru dalam pendidikan Islam yang dikemukakan oleh Muhammad Athiyah al-
Abrasyi meliputi: 1. Kode etik guru yang berhubungan dengan diri sendiri; a.
Bersifat zuhud, b. Bersih dari dosa dan sifat-sifat tercela. 2. Kode etik guru yang
berhubungan dengan murid dan sesama guru; a. Bersikap bijaksana dan tegas, b.
Bersifat pemaaf dan sabar, c. Memiliki wibawa dan harga diri, d. Mencintai
muridnya seperti mencintai anaknya sendiri, e. Mengetahui tabi’at murid. 3. Kode
etik guru yang berhubungan dengan tugasnya; a. Ikhlas dalam pekerjaan, b.
Menguasai bidang study, c. Mampu menciptakan komunikasi aktif antara pendidik
dan anak didik.
6
BAB III
PENUTUP
2.4 Kesimpulan
7
Daftar pustaka
Salim,moh haitami & kurniawan syamsyul. 2012. Studi ilmu pendidikan islam. Jogjakarta: AR-RUZZ
MEDIA