Anda di halaman 1dari 15

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesionalisme Guru

HAKIKAT GURU MI/SD DAN KINERJA GURU

Disusun oleh :

Kelompok 3

Nazda Atqia (22001010012)

Tinah Syamsi (22001010022)

Dosen Pengampu :

Iis Ishak Sholih, M.M

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-AMANAH AL-GONTORY

1444 H/2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat allah SWT yang
telah melimpahkam rahmat dan inayah-nya sehingga Saya mampu menyelesaikan makalah
“hakikat guru MI/SD dan kinerja guru” dan tak lupa sholawat beserta salam kami haturkan
kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang mana telah membawa kita dari zaman
kegelapan hingga zaman yangn penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Tak lupa
kami ucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman yang sudah mendukung dalam
pembuatan makalah ini.
Namun demikian, dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan serta
kelemahan dari segi manapun. Oleh karena itu kritik dan saran membangun sangat kami
harapkan.

Akhirul kalam, semoga maklah ini dapat diterima maklum adanya dan dapat menjadi
pembelajaran bagi kita semua, Amiin ya robbal ‘alamin.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Tangerang Selatan, 16 February 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR...............................................................................................................I

DAFTAR ISI............................................................................................................................ II

BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1

C. Tujuan Masalah .......................................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN……………………………………………………………………………..........................3

A. Pengertian Hakikat Guru.......................................................................................3-4

B. Pengertian kinerja Guru ........................................................................................... 4

C. Program penataran ................................................................................................... 6

D. Kondisi dan susana sekolah ..................................................................................... 7

E. Kondisi fisik dan mental Guru ................................................................................. 7

F. Sikap Guru…………………………………………………………………..…......7

G. Kemampuan manajerial kepala sekolah……………………………….……….….7

H. Tingkat Pendapatan Guru………………..…………………………….…..…….8-9

I. Peranan kepala madrasah terhadap kinerja guru…………………………….....9-10

J. Efektivitas kinerja guru…………………………………………………………..10

BAB III : PENUTUP ............................................................................................................. 11

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Seorang guru professional hendaknya miliki kualifikasi akademik dan latar
belakang pendidik sesuai dengan bidang tugas (maksudnya guru kelas di MI harus
lulusan PGMI).
Madrasah Ibtidaiyah dipahami sebagai lembaga pendidikan Islam tingkat dasar
seperti lembaga pendidikan tingkat dasar pada umumnya, tetapi memiliki berbagai
karakter dan keunikan. MI sebagai lembaga pendidikan di Indonesia sebagaimana
lembaga pendidikan lainnya harus mengikuti perundang-undangan yang berlaku,
seperti UU No 20/2003 tentang Sisdiknas, PP 19/2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, dan UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Apa hakikat MI? Madrasah
itu sebetulnya pondok pesantren plus dan sekolah plus. MI (unggul pada sistem
pendidikan modern terutama mata pelajaran umum) plus kepribadian Muslim,
Pendidikan Agama Islam, dan Bahasa Arab.
Program Studi PGMI merupakan program studi yang dirancang untuk
menghasilkan calon guru-guru MI yang berkualitas dan professional. Selama
menempuh studi di Prodi PGMI , mahasiswa akan meningkatkan kompetensi sebagai
guru MI melalui belajar mengajar di setiap bidang ilmu inti dalam perkuliahan. Selain
itu, mahasiswa akan mengasah kemampuan {educator, leader & manager, consultant,
maupun supervisor} dalam kegiatan KKN-PPL yang dilaksanakan di Madrasah
Ibtidaiyah/SekolahDasar.1
Menjadi guru adalah pekerjaan yang mulia karena hakikatnya adalah mengajar
dan mendidik siswa untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Setiap guru harus
menyadari dan menjalankan amanah tersebut dengan penuh tanggung jawab, sehngga
diharapkan setelah adanya sifat tanggung jawab tersebut, akan tumbuh rasa disiplin atas
haknya yaitu menjalankan tugasnya dengan baik.

1 https://almaata.ac.id/mengapa-pendidikan-guru-mi-penting/.

1
B. Rumusan Masalah
1) Apa Pengertian Hakikat Guru?
2) Apa Pengertian kinerja Guru?
3) Apa yang dimaksud Program penataran?
4) Apa itu Kondisi dan susana sekolah?
5) Apa pengertian Kondisi fisik dan mental Guru?
6) Apa Pengertian Sikap Guru?
7) Apa yang dimaksud Kemampuan manajerial kepala sekolah?
8) Apa pengertian Tingkat Pendapatan Guru?
9) Apa Peranan kepala madrasah terhadap kinerja guru?
10) Apa pengertian Efektivitas kinerja guru?

C. Tujuan Masalah
1) Agar mengetahui Pengertian Hakikat Guru
2) Agar mengetahui Pengertian kinerja Guru
3) Agar mengetahui Program penataran
4) Agar mengetahui Kondisi dan susana sekolah
5) Agar mengetahui Kondisi fisik dan mental Guru
6) Agar mengetahui Sikap Guru
7) Agar mengetahui Pengertian Kemampuan manajerial kepala sekolah
8) Agar mengetahui pengertian Tingkat Pendapatan Guru
9) Agar mengetahui pengertian kepala madrasah terhadap kinerja guru
10) Agar mengetahui pengertian Efektivitas kinerja guru

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hakikat Guru

Secara etimologis, istilah guru berasal dari bahasa India artinya orang yang
mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara. Rabinranath Tagore (1986-1941),
menggunakan istilah Shanti Niketan atau rumah damai untuk tempat para guru
mengamalkan tugas mulianya dalam membangun spiritualitas anak-anak India (spiritual
intelligence). Dalam bahasa Arab, guru dikenal dengan almua’allim atau al-ustadz yang
bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim (tempat memperoleh ilmu). Dengan
demikian, almua’allim atau al-ustadz, dalam hal ini juga mempunyai pengertian orang
yang mempuyai tugas untuk aspek membangun spiritualitas manusia.

Pengertian guru kemudian semakin luas, tidak hanya terbatas dalam konteks
keilmuan yang bersifat kecerdasan spiritual (spiritual intelligence) dan kecerdasan
intelektual (intelectual intelligence), tetapi juga menyangkut kecerdasan kinestetik
jasmaniyah (bodily kinesthetic), seperti guru tari, guru olahraga, dan guru musik.
Semua kecerdasan itu pada hakikatnya juga menjadi bagian dari kecerdasan ganda
(multipleintelligence ) sebagaimana dijelaskan oleh pakar psikologi terkenal Howard
Gardner . Dengan demikian, guru dapat diartikan sebagai orang yang bekerja terkait
dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual
dan emosional, intelektual, fisik, maupun aspek lainnya.

Dalam pengertian umum, orang tidak mengalami kesulitan dalam menjelaskan


siapa guru dan sosok guru. Dalam pengertian ini , makna guru selalu dikaitkan dengan
profesi yang terkait dengan pendidikan anak di sekolah , di lembaga pendidikan , dan
mereka yang harus memahami bahan ajar yang terdapat dalam kurikulum . Secara
umum, baik dalam pekerjaan ataupun sebagai profesi, guru selalu disebut sebagai salah
satu komponen utama pendidikan yang sangat penting. Guru , siswa , dan kurikulum
merupakan tiga komponen utama dalam sistem pendidikan nasional . Menurut
Suparlan (2002: 36) menjelaskan bahwa tiga komponen pendidikan tersebut merupakan
conditio sine quanon atau absolute absolute dalam proses pendidikan sekolah. Melalui
mediator yang disebut guru, siswa dapat memperoleh menu sajian bahan ajar yang
diolah dari kurikulum nasional dan kurikulum muatan lokal. Guru adalah seseorang

3
yang memiliki tugas sebagai fasilitator sehingga siswa dapat belajar dan
mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, baik yang dibangun
oleh pemerintah maupun oleh masyarakat atau swasta. Dengan demikian , guru tidak
hanya dikenal secara formal sebagai pendidik , pengajar , pelatih , pembimbing , tetapi
juga sebagai agen sosial yang disewa oleh masyarakat untuk membantu memfasilitasi
anggota masyarakat yang bersekolah di sekolah 12 , atau agen sosial yang diminta
masyarakat untuk memberikan bantuan kepada warga masyarakat yang akan dan
sedang berada di bangku sekolah.2

B. Pengertian kinerja guru

Kinerja guru merupakan hasil, kemajuan dan prestasi kerja guru dalam melaksanakan
pembelajaran, baik dalam merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran dan
mengevaluasi hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan latihan terhadap peserta didik,
serta komitmennya dalam melaksanakan tugas. Baik tidaknya kinerja guru dapat dilihat dari
pelaksanaan kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh guru disamping memiliki
kualifikasi akademik. Peningkatan kinerja guru terus dilakukan oleh pemerintah dengan
berbagai upaya, baik melalui program sertifikasi guru, melakukan pengembangan kurikulum
nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat
pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu
manajemen sekolah. Kinerja guru yang berkualitas akan berpengaruh pada mutu pembelajaran,
mutu lulusan, mutu pendidikan dan pencapaian tujuan pendidikan. 3

Kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan, menyelesaikan tugas
dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan. Dilihat dari
arti kata, kinerja berasal dari kata performance. Kata “performance” memberikan tiga arti,
yaitu:

1) “prestasi” seperti dalam konteks atau kalimat “high performance car” atau “mobil yang
sangat cepat”;

2) “pertunjukan” seperti dalam konteks atau kalimat “folk dace performance”, atau
“pertunjukan tari-tarian rakyat”;

2 Maesaroh,M.Pd., pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran,(Bandung:CV.Media sains


Indonesia,2022)hlm.17-18.
3 Alma, Buchari, (2009). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta.

4
3) “pelaksanaan tugas” seperti dalam konteks atau kalimat “in performing his/her duties”.

Dari pengertian di atas kinerja diartikan sebagai prestasi, menunjukkan suatu kegiatan atau
perbuatan dan melaksanakan tugas yang telah dibebankan.

Menurut Suprihanto kinerja adalah hasil kerja seseorang dalam periode tertentu
merupakan prestasi kerja, bila dibandingkan dengan target atau sasaran, standar, kriteria yang
telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama ataupun kemungkinan-
kemungkinan lain dalam suatu rencana tertentu.

Kinerja lebih sering disebut dengan prestasi yang merupakan „hasil‟ atau „apa yang keluar‟
dari sebuah pekerjaan dan kontribusi sumber daya manusia terhadap organisasi. Dalam sebuah
perusahaan, menurut Mutis maka persoalan kinerja yang dapat diidentifikasi dari beberapa
sudut diantaranya:

(1) perusahaan harus dapat menghasilkan barang atau jasa dengan kualitas yang semakin
meningkat;

(2) pelayanan kepada konsumen makin cepat makin efesien;

(3) penekanan biaya produksi sehingga harga pokok penjualan dapat stabil sehingga dapat
dirasakan oleh seluruh konsumen; dan,,

(4) peningkatan pengetahuan dan keterampilan para pekerja agar dapat berinovasi dalam
memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu berubah menyesuaikan dengan dinamika dan
tuntutan zaman.

Bila diaplikasikan dalam aktivitas pada lembaga pendidikan berdasarkan pendapat di atas,
maka pernyataan kinerja yang dimaksud adalah:

(1) prestasi kerjapada penyelenggara lembaga pendidikan dalam melaksanakan program


pendidikan mampu menghasilkan lulusan atau output yang semakin meningkat kualitasnya;

(2) mampu memperhatikan atau mempertunjukkan kepada masyarakat (dalam hal ini peserta
didik) berupa pelayanan yang baik;

(3) biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk “menitipkan” anaknya sebagai peserta
didik dalam memenuhi kebutuhan belajarnya tidak memberatkan dan terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat; dan

5
(4) dalam melaksanakan tugasnya para pengelola lembaga pendidikan seperti kepala madrasah,
guru dan tenaga kependidikannya semakin baik dan berkembang serta mampu mengikuti
4
dinamika kebutuhan masyarakat yang selalu berubah sesuai kemajuan dan tuntutan zaman.

Standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan
tugasnya seperti:

(1) bekerja dengan siswa secara individual,

(2) persiapan dan perencanaan pembelajaran,

(3) pendayagunaan media pembelajaran,

(4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan

(5) kepemimpinan yang aktif dari guru”.

membantu guru untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan keprofesionalannya


demi tercapainya kualitas pembelajaran. Agar pelaksanaan pembelajaran lancar, supervisi
pengajaran harus didesain dengan baik dan terarah. Tujuan adanya supervisi pengajaran, yaitu
agar guru dapat memfasilitasi belajar siswa-siswanya.

Kepala sekolah memiliki tugas untuk memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan


serta penelitian terhadap masalah yang terjadi dalam pengembangan pengajaran, seperti
perbaikan program KBM.

Supervisi pengajaran juga memengaruhi kinerja guru. Semakin bagus kegiatan supervisi
pengajaran, maka kemampuan dan kinerja guru semakin meningkat. Hasilnya, KBM berjalan
efektif dan dapat mencapai tujuan pendidikan dengan optimal.

C. Program Penataran

Program penataran adalah program training yang dipilih Guru untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran sesuai bidangnya. Program Penataran yang dipilih berpengaruh terhadap
kinerja guru. Melalui program tersebut, guru bisa mendapatkan tambahan pengetahuan
akademik serta meningkatkan keterampilannya.

Semakin bagus program penataran yang diikuti, semakin banyak keterampilan yang dimiliki
guru untuk menyampaikan materi dan mengelola interaksi belajar mengajar bersama para

4 https://123dok.com/article/hakikat-kinerja-guru-landasan-teori-kajian-teori.zxx50knz

6
siswanya. Oleh sebab itu, guru diharapkan mengikuti program penataran untuk meningkatkan
kinerja mengajarnya.

D. Kondisi atau Suasana Sekolah

Kondisi atau suasana lingkungan sekolah juga memengaruhi kinerja guru. Agar
kegiatan belajar berjalan efektif dan siswa menjadi semangat belajar, maka diperlukan
pengelolaan kelas yang baik, kondisi kelas yang bersih dan nyaman, ventilasi atau udara yang
cukup, penerangan yang baik, hingga fasilitas dan media pengajaran yang mumpuni.

Bukan hanya itu, suasana lingkungan sekolah juga harus terasa harmonis. Misalnya dengan
menjaga hubungan pribadi yang baik dengan kepala sekolah, siswa, teman-teman guru,
karyawan sekolah dan lainnya. Hubungan yang baik menciptakan suasana menyenangkan dan
memberikan semangat bagi guru untuk menjalankan tugasnya dengan optimal.

E. Kondisi Fisik dan Mental Guru

Kondisi fisik dan mental guru menjadi faktor internal yang memengaruhi kinerja
guru. Guru yang memiliki tubuh sehat dan bugar dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Begitu pula dengan kesehatan mental, jika memiliki mental yang baik, guru dapat menjalankan
aktivitas mengajarnya dengan enjoy dan optimal. Oleh sebab itu, sangat penting menjaga
kesehatan fisik dan mental untuk mempertahankan kinerja yang tinggi.

F. Sikap Guru

Kinerja para guru dalam mengajar juga dipengaruhi oleh sikap mereka. Guru yang
memiliki sikap terbuka, kreatif, dan mempunyai semangat kerja yang tinggi cenderung dapat
meningkatkan kinerjanya. Suasana ini juga dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan kepala
sekolah. Jika kepala sekolah mendukung, guru memiliki suasana mengajar yang positif dan
dapat meningkatkan kinerja mereka.

G. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memiliki pola kerja sama
antarmanusia yang melibatkan diri dalam unit kerja kelembagaan. Kepala sekolah menjadi
pemimpin lembaga sekolah untuk menciptakan kegiatan belajar yang efektif dan optimal.
Kepala sekolah harus memiliki kemampuan manajerial yang baik untuk meningkatkan kinerja
guru.

7
H. Tingkat Pendapatan Guru

Biasanya seseorang akan memberikan kinerjanya sesuai dengan tingkat pendapatan


yang mereka dapatkan. Agar guru dapat memberikan kinerjanya secara optimal dan konsentrasi
saat mengajar, lembaga pendidikan harus memperhatikan tingkat pendapatannya beserta
jaminan kesejahteraan lainnya, seperti peningkatan pangkat atau gaji secara berkala, asuransi
kesehatan, pemberian bonus intensif dan lain sebagainya. Hal inilah yang disebut timbal balik.
Apa yang guru berikan, itulah yang ia dapatkan.

Itulah beberapa hal mengenai kinerja guru beserta 8 faktor yang memengaruhi kinerja guru.
Kinerja guru berkaitan erat dengan tugas dan tanggung jawab mereka sebagai pengajar.
Kemampuan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran ini menjadi faktor utama untuk
mencapai tujuan pendidikan dengan baik.5

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan manajemen peningkatan
kinerja guru. Tujuan khusus penelitian ini menjelaskan :

1 ) perencanaan pengelolaan peningkatan kinerja guru ,

2 ) pelaksanaan pengelolaan peningkatan kinerja guru ,

3 ) pemantauan dan evaluasi pengelolaan peningkatan kinerja guru dan

4 ) permasalahan yang ditemukan dalam pengelolaan peningkatan kinerja guru .

Metode penelitian penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan datanya
adalah wawancara , observasi dan dokumentasi . Subyek penelitian adalah kepala sekolah dan
guru. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan dan pemantauan serta evaluasi
pengelolaan peningkatan kinerja guru berjalan efektif. Namun berdasarkan pelaksanaan
manajemen peningkatan kinerja guru ditemukan beberapa masalah yaitu masalah eksternal dan
internal.6

5 https://blog.kejarcita.id/8-faktor-yang-mempengaruhi-kinerja-guru/.
6 Arikunto,suharsimi, metodelogi penelitian,(jogjakarta:bina aksara,2006),hlm 18.

8
Dalam proses pembelajaran guru dipandang memiliki peran penting terutama dalam membantu
peserta didik untuk mengembangkan potensinya dalam kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor, guru juga berupaya untuk membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong
kemandirian dan ketepatan logika intelektual, serta menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses
dalam belajar. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria
kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Dapat ditampilkan melalui penguasaan
kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial.7
I. Peranan kepala madrasah terhadap kinerja guru
Kepala Madrasah adalah sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas
untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat
di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima
pelajaran”. Sebagai orang yang mendapat tugas tambahan berarti tugas pokok Kepala
Madrasah tersebut adalah guru yaitu sebagai tenaga pengajar dan pendidik,di sisni berarti
dalam suatu sekolah seorang Kepala Madrasah harus mempunyai tugas sebagai seorang guru
yang melaksanakan atau memberikan pelajaran atau mengajar bidang studi tertentu atau
memberikan bimbingan. Berarti Kepala Madrasah menduduki dua fungsi yaitu sebagai tenaga
kependidikan dan tenaga pendidik.
Peningkatan kinerja guru dapat dilakukan dengan pembinaan dan pengembangan
profesi guru yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan dilakukan secara terus menerus
sehingga mampu menciptakan kinerja sesuai dengan persyaratan yang diinginkan. Semakin
sering profesi guru dikembangkan melalui berbagai kegiatan maka semakin mendekatkan guru
pada pencapaian predikat guru yang profesional dalam menjalankan tugasnya sehingga
harapan kinerja guru yang lebih baik akan tercapai. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kepustakaan (library research) karena sumber datanya diperoleh dari
buku-buku dan dokumen-dokumen tertulis lainnya. Untuk keperluan tersebut, penulis
menggunakan beberapa sumber kepustakaan, dalam hal ini penulis berusaha mengumpulkan
data yang berkenaan dengan peranan kepala sekolah terhadap kinerja guru. Analisa data
dilakukan dengan menggunakan metode deskriptis analitis.
Dengan demikian tahapan yang dilakukan adalah dengan mendeskripsikan masalah-
masalah penting yang relevan dengan sebagaimana sebenarnya peranan kepala sekolah
terhadap kinerja guru. Hal penting dalam pembelajaran setelah guru menguasai bahan ajar
adalah peran guru dalam mengelola pembelajaran. Pengelolaan Pembelajaran menjadi hal

7 http://jurnal.untan.ac.id/index.php/.

9
penting karena berkaitan langsung dengan aktivitas belajar siswa. Upaya guru untuk menguasai
bahan ajar yang akan diajarkan, merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan optimal dapat terwujud apabila dalam diri guru tersebut ada dorongan dan tekad yang
kuat (komitmen) untuk menjalankan tugasnya dengan baik. Ukuran kinerja guru terlihat dari
rasa tanggung jawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa tanggung jawab
moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat pada rasa tanggung jawabnya mempersiapkan
segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, guru
juga sudah mempertimbangkan akan metodologi yang akan digunakan, termasuk alat media
pendidikan yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan
evaluasi. Dengan demikian siswa yang berkualitas pasti memerlukan kinerja guru yang
maksimal.8
J. Efektivitas kinerja guru
Efektivitas adalah sesuatu yang menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Kinerja
guru merupakan tindakan menampilkan atau melaksanakan suatu kegiatan dalam hal ini tugas
utama guru adalah mengajar. Guru yang efektif harus memiliki pengetahuan yang luas,
memiliki sikap yang mendukung proses belajar mengajar dan hubungan antar manusia yang
tidak direkayasa, menguasai pengetahuan dalam mata pelajaran yang akan diajarkan, memiliki
kemapuan keterampilan teknis tentang pembelajaran yang mempermudah siswa untuk belajar.
Serta harus menjadi pemimpin, inovator, motivator dan sebagainya. 9

8 https://doi.org/10.24042/alidarah.v6i1.795
9 https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/tjmpi/article/view/435.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Secara etimologis, istilah guru berasal dari bahasa India artinya orang yang
mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara. Rabinranath Tagore (1986-1941), menggunakan
istilah Shanti Niketan atau rumah damai untuk tempat para guru mengamalkan tugas mulianya
dalam membangun spiritualitas anak-anak India (spiritual intelligence). Dalam bahasa Arab,
guru dikenal dengan almua’allim atau al-ustadz yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis
taklim (tempat memperoleh ilmu). Dengan demikian, almua’allim atau al-ustadz, dalam hal ini
juga mempunyai pengertian orang yang mempuyai tugas untuk aspek membangun spiritualitas
manusia.

Kinerja guru merupakan hasil, kemajuan dan prestasi kerja guru dalam melaksanakan
pembelajaran, baik dalam merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran dan
mengevaluasi hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan latihan terhadap peserta didik,
serta komitmennya dalam melaksanakan tugas. Baik tidaknya kinerja guru dapat dilihat dari
pelaksanaan kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh guru disamping memiliki
kualifikasi akademik.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://almaata.ac.id/mengapa-pendidikan-guru-mi-penting/.

Maesaroh,M.Pd., pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran,(Bandung:CV.Media


sains Indonesia,2022)hlm.17-18.
Alma, Buchari, (2009). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar.
Bandung: Alfabeta.
https://123dok.com/article/hakikat-kinerja-guru-landasan-teori-kajian-teori.zxx50knz
https://blog.kejarcita.id/8-faktor-yang-mempengaruhi-kinerja-guru/.

Arikunto,suharsimi, metodelogi penelitian,(jogjakarta:bina aksara,2006),hlm 18.

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/.

https://doi.org/10.24042/alidarah.v6i1.795
https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/tjmpi/article/view/435.

12

Anda mungkin juga menyukai