Anda di halaman 1dari 16

Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang ada di dalam kurikulum pendidikan

Indonesia. Muatan kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan
baik dan benar baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia. Standar kompetensi pelajaran Bahasa Indonesia merupakan
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan,
keterampilan berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar
kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal,
regional, nasional dan global.
Kurikulum merupakan seperangkat perencanaan dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan
pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyediaan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang diberlakukan Departemen Pendidikan
Nasional melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), sesungguhnya dimaksudkan
untuk mempertegas pelaksanaan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
Kurikulum 2013 merupakan implementasi dari UU No. 32 Tahun 2013. Kurikulum 2013 ini
merupakan kelanjutan dan penyempurna dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan KTSP.
Akan tetapi lebih mengacu pada kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara
terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
terdapat pada pasal 35, dimana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik kurikulum 2013 yang diharapkan dapat
menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat secara positif.
Kurikulum prototipe dirancang untuk memberi ruang lebih banyak bagi pengembangan
karakter dan kompetensi siswa.hal ini berarti memberi kesempatan pada siswa untuk menekuni
minatnya secara lebih fleksibel.
"Misalnya, siswa yang ingin menjadi insinyur akan boleh mengambil Matematika lanjutan dan
Fisika lanjutan, tanpa mengambil Biologi. Ia boleh mengkombinasikan itu dengan mata pelajaran
IPS, Bahasa, dan kecakapan hidup yang sejalan dengan minat dan rencana kariernya
Gambaran kurikulum prototipe
- Muatan IPA/IPS terintegrasi. Misal, mapel Fisika, Kimia, dan Biologi dipadukan dalam satu
tema menjadi problem-based learning (pembelajaran berbasis masalah).
- Muatan IPA/IPS bergantian diajarkan di blok waktu terpisah. Jadi, Fisika, Kimia, dan Biologi
dipisah jam pelajarannya, diikuti unit pembelajaran inkuiri yang mengintegrasikan muatan
IPA/IPS tersebut.
Proporsi beban belajar terdiri dari pembelajaran intrakurikuler dan 25-33% proyek penguatan
profil pelajar Pancasila.
kurikulum prototipe tersebut sedang diterapkan secara terbatas di 2500-an sekolah di seluruh
Indonesia melalui Program Sekolah Penggerak.
Secara sederhana, numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengaplikasikan konsep
bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari. Literasi numerasi juga
mencakup kemampuan untuk menerjemahkan informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling
kita.
Literasi ialah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi
“membaca, berbicara, Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat
kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung.
AKM adalah Asesmen Kompetensi Minimum. Ujian tersebut merupakan bagian dari Asesmen
Nasional yang juga terdiri dari Survey Karakter, dan Survey Lingkungan Belajar.
ANBK merupakan singkatan dari Asesmen Nasional Berbasis Komputer. Asesmen Nasional ini
adalah sebuah program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan atau
Kebudayaan. Tujuannya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memotret input, proses
dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan.

Teori Behavioristik, dalam proses belajar mengajar yang terpenting adalah seseorang akan
dianggap telah belajar ketika sudah menunjukkan perubahan perilaku. Teori ini juga belajar
dapat diartikan sebagai stimulus dan respon.
 Lingkungan belajar harus diperhatikan
 Mengutamakan pembentukan tingkah ;aku dengan cara latihan pengulangan
 Proses belajar mengajar harus dengan stimulus dan respon.

Teori kognivistik, adalah bagaimana munculnya dan diperolehnya schemata ( skema atau
rencana manusia dalam mempersepsikan lingkungannya) dalam tahapan-tahapan perkembangan
manusia atau saat seseorang mendapatkan caru baru dalam memaknai informasi secara mental.
 Pembuatan materi pembelajaran harus disusun dengan pola atau logika sederhana dan
kompleks,
 Siswa bukanlah orang dewasa ynag sudah mengerti dan mudah dalam berfikir. Oleh
karena itu, guru harus memberikan pengarahan sesuai dengan usia murid atau peserta
didik.
 Proses belajar mengajar harus memiliki makna
Teori Kontruktivisme, pembentukan pengetahuan ynag terjadi pada manusia berasal dari
pengalaman-pengalaman yang telah dilewatinya. “belajar” adalah suatu proses yang dilakukan
oleh murid atau peserta didik dalam membangun pengetahun, kemandiiran perlu dikembangkan
pada teori ini.
 Saat mengajar seabiknya memberikan kesempatan kepada murid agar dapat
mengeluarkan pendapatnya dengan Bahasa sendiri
 Murid diberikan waktu atau kesempatan untuk menceritakan pengalamannya agar
menjadi murid yang lebih kreatif dan imajinatif
 Murid diberi kesempatan untuk membuat gagasan atau ide yang baru
Teori Humanistik, menekankan pada pembentukan kepribadian, perubahan sikap, fenomena
sosial, dan hati Nurani yang diterapkan melalui materi-materi pelajaran. Dalam teori ini guru
atau pendidik sangat berperan sebagai fasilitator, dalam hal ini sejalan dengan filosofi
memanusiakan manusia, memberi kesempatan untuk aktualisasi diri, memaksimalkan kebebasan
siswa untuk mengekspresikan diri.
Humanistik
 Mengidentifikasi topik-topik pelajaran yang memungkinkan akan melibatkan siswa untuk
dapat belajar secara aktif.
 Peserta diidk diberi kebebasan untuk bergerak di ruang kelas, bebas menyampaikan
pendapat mereka, tidak dilarang berbicara yang berkaitan dengan materi pembelajaran,
dan tidak ada pengelompokkan atas dasar tingkat kecerdasan.
 Guru menghargai kreativitas, mendorong prestatsi, dan memberikan kebebasan belajar
kepada peserta didik.
Konstruktivistik
 Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh
generalisasi)
 Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan
sebagainya untuk dipelajari siswa
 Murid diberikan waktu atau kesempatan untuk meneceritakan pengalamannya agar
menjadi murid yang lebih kreatif dan imajinatif.
Behavioristik
 Menjelaskan materi menjadi kategori dalam bentuk kecil seperti topik, poin bahasan dan
sub-poin.
 Melepaskan rangsangan (stimulus) ke siswa
Kognitivisme
 Penyajian materi pembelajaran disusun dengan pola atau logika sederhana dan kompleks
 Memberikan pembelajaran sesuai dengan perkembangan peserta didik
 Proses belajar mengajar harus kontekstual dan memiliki makna.

Penilaian Formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir KD, untuk melihat tingkat
keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri. Penilaian formatif berorientasi pada proses,
yang akan memberikan informasi kepada guru apakah program atau proses belajar mengajar
masih perlu diperbaiki. Disebut juga penilaian harian.
Penilaian Sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada khir unit program (akhir
tahun/semester) terdiri dari beberapa KD. Tujuan penilaian ini adalah untuk mengetahui hasil
yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh siswa telah mencapai kompetensi yang
ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian ini berorientasi pada produk/hasil Disebut penilaian
semester atau penilaian akhir tahun.
Penilaian Diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
siswa serta factor-faktor penyebabnya. Pelaksanaan penilaian semacam ini biasanya bertujuan
untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial, menemukan kasus-kasus dan lain-lain)
Penilaian: (sikap, keterampilan, dan kognitif)
Penilaian sikap:
- observasi (indra, mengamati)
- penilaian diri (siswa mengemukakan kekurangan dan kelebihan)
- penilaian antar peserta didik
- jurnal (catatan guru)
Penilaian Kognitif
- tes tertulis
- tes lisan
- penugasan
Penilaian Keterampilan
- kinerja/praktik (percobaan)
- Tes proyek (penugasan/laporan hasil)
- penilaian portofolio (kumpulan tugas)

SKL  (Standar Kompetensi Lulusan) didapatkan dari komponen KI, KD, dan IPK.
KI adalah Kompetensi yang mendasari, membekali peserta didik lulusan dengan karakter, budi
perkerti dan akhlakul karimah.  KI terdiri dari KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4. KI 1 dan KI dua inilah
yang membentuk karakterter anak. KI 3 dan KI 4 adalah frame kompetensi Inti untuk
pengetahuan dan keterampilan. Selanjutnya KD adalah kompetensi yang musti dimiliki siswa
setelah menyelesaikan suatu pembelajaran. KD ini mencakup 2 hal, yaitu Kompetensi Dasar
Pengetahuan (3) dan Kompetensi Dasar Keterampilan (4).

Manfaat SKL

Dijadikan pedoman batas kelulusan bagi peserta didik di setiap satuan pendidikan. Untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara mendasar dan menyeluruh di jenjang pendidikan dasar
dan menengah. Dijadikan rujukan dalam menyusun standar pendidikan lain, misalnya standar isi,
standar proses, dan lainnya
Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013 adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Kompetensi inti merupakan standar kompetensi lulusan dalam bentuk kualitas yang harus


dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu
yang menggambarkan kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap,
ketrampilan, pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik 

KD (Kompetensi Dasar) berupa pengetahuan (knowledge) bersifat teoritis, konsep, ilmu


pengetahuan yang harus dikuasai siswa. Hasil akhirnya adalah siswa dapat memahami,
mengingat dan menguasai suatu bidang ilmu, suatu konsep pelajaran yang diterima.
Selanjutnya Kompetensi Dasar di bidang keterampilan yaitu setelah siswa atau peserta didik
memahami konsep yang ada, maka selanjutnya siswa dituntut untuk menggunakan dan
mengaplikasikannya dengan percaya diri, siswa perlu memiliki sikap positif terhadap konsep
yang diterima, dan dia dapat menggunakan dan melakukan konsep atau teori dan ilmu yang
didapatkan dalam bentuk kecakapan berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Dua
kompetensi inilah yang harus dimiliki peserta didik.

IPK yaitu Indikator Pencapaian kompetensi, Yang dimaksud dengan indikator adalah suatu
penanda bahwa suatu kompetensi dapat dicapai, dapat diukur. Dengan indikator-indikator
tersebut peserta didik dapat diobservasi, diketahui mereka dapat mencapai kompetensi (KD).
IPK dalam KD 3(pengetahuan) biasanya menitikberatkan pada pemahaman konsep sehingga
dapat dirumuskan seperti: Siswa dapat mengidentifikasi ..., Siswa dapat memahami, dll. Siswa
mengetahui apa dan bagaimana serta karakteristiknya. Berikutnya adalah KD 4(Keterampilan),
KD ini menitikberatkan pada aspek sikap dan psikomotorik siswa. Setelah siswa mencapai KD 3,
maka KD 4 ini adalah follow up dari dari KD 3 tersebut. Siswa dapat mengaplikasikannya,
menggunakannya dengan percaya diri. Indikator KD 4 ini biasanya berbunyai, Siswa dapat
menyusun..., Siswa dapat melakukan.., dan sebagainya.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu
yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar.

Langkah-langkah Pengembangan Silabus


Sebelum melakukan pengembangan, maka guru perlu memahami langkah-langkah dalam
mengembangkan silabus pembelajaran.

Silabus dikembangkan melalui beberapa langkah berikut.


1. Mengkaji Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
2. Mengidentifikasi materi pokok pembelajaran
3. Mengembangkan kegiatan
4. Merumuskan indikator pencapaian Kompetensi Dasar
5. Menentukan jenis penilaian
6. Menentukan alokasi waktu
7. Menentukan sumber belajar
Silabus Tematik kelas 4 SD Kurikulum 2013 terbagi dalam 9 (sembilan) tema sebagai berikut:

1. Tema 1 Indahnya Kebersamaan


2. Tema 2 Berhemat Energi
3. Tema 3 Peduli Makhluk Hidup
4. Tema 4 Berbagai Pekerjaan
5. Tema 5 Pahlawanku
6. Tema 6 Cita-citaku
7. Tema 7 Indahnya Keberagaman di Negeriku
8. Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku
9. Tema 9 Kayanya Negeriku

Perbedaan Silabus dan RPP hanya terletak pada tujuan penyusunan. Silabus dipersiapkan untuk


keperluan selama satu semester, sedangkan RPP dipersiapkan untuk satu pertemuan atau per
Bab. RPP mencakup langkah-langkah pembelajaran sedangkan Silabus tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai